Materi Prencanaan
Materi Prencanaan
- Skala umum : Ukuran sebuah bangunan secara relatif terhadap bentuk-bentuk lain di dalam kaitannya.
- Skala manusia : Ukuran sebuah unsur bangunan atau ruang secara relatif terhadap dimensi-dimensi dan proporsi-proporsi tubuh
manusia. Proporsi menurut Yoshinobu Ashihara adalah perbandingan tinggi bangunan dan jarak antar bangunan atau jarak bangunan
dari pengamat, menurutnya :
D = Jarak , H = Tinggi
H=D * D/H = 1 ; Ruang terasa seimbang dalam
D perbandingan jarak dan tinggi.
H<D * D/H < 1 ; Ruang terbentuk terlalu sempit,
D sehingga terasa tertekan.
H>D * D/H > 1 ; Ruang terasa besar.
D
H>D * D/H < 4 ; Pengaruh ruang sudah
D tidak terasa.
Gambar 2. Sistem Proporsi Yoshinobu Ashihara
Skala menurut Paul D Sprieregen : Jarak orang berdiri dengan bangunan.
- D/H = 1 ; Cenderung memperhatikan detail daripada keseluruhan bangunan.
- D/H = 2 ; Bangunan dilihat sebagai komponen keseluruhan dan detailnya.
- D/H = 3 ; Bangunan dilihat dalam hubungan dengan lingkungan.
- D/H = 4 ; Bangunan dilihat sebagai pembatas ke depannya saja.
Paul D Sprieregen juga mengklasifikasikan skala dalam kawasan , sebagai berikut :
1. Skala intim : Skala ruang yang kecil sehingga memberikan rasa aman di dalamnya.
Efek psikologis : terlindungi, nyaman, aman.
2. Skala perkotaan : Skala ruang yang dikaitkan dengan kota serta lingkungan manusia yang menghuni. Efek psikologis :
merasa betah.
3. Skala monumental : Skala ruang yang besar dengan suatu obyeknya yang mempunyai nilai tertentu sehinga manusia
merasakan keagungan dalam ruang. Efek psikologis : berwibawa, berwenang, berkuasa.
4. Skala menakutkan : Skala dengan perbandingan yang jauh sekali. Efek psikologis : ketakutan.
Teori Proporsi dan skala menurut Palladio:
Palladio menentukan ketinggian yang benar dari sebuah ruang sehingga ruang tersebut berada dalam proporsi lebar dan
tinggi ruang yang tepat, untuk ruang-ruang yang mempunyai langit-langit yang datar, tinggi ruang-ruang seharusnya 1/3
lebih besar daripada lebarnya.
Dari potongan bentuknya (mempunyai bentuk yang unik).
Bentuk-bentuk dan ruang-ruang dapat dibuat terlihat dominan dan menjadi penting dengan membedakan bentuknya secara
jelas dari unsur-unsur lain di dalam komposisinya. Kontras yang tampak pada bentuk adalah kritis, apakah pembedaannya
didasarkan pada perubahan geometri atau keteraturan. Sehingga secara hirarkis menjadi sesuai dengan fungsi dan
penggunaannya.
* KONSEP BISA DIARTIKAN JUGA SEBAGAI SUATU PEDOMAN DAN PENJELASAN ATAU
ALASAN TERWUJUDNYA SUATU DISAIN.
* PROSES ANALISA SETIAP PERENCANA / DISAINER BISA BERBEDA-BEDA, NAMUN SECARA UMUM
DAN DITINJAU DARI DISIPLIN ILMU ARSITEKTUR, PROSES TERSEBUT DIMULAI DARI
TRANSFORMASI DISAIN, YANG DI DALAMNYA TERDAPAT FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU
DIANALISA ANTARA LAIN :
1. PENGERTIAN
MELIPUTI DEFINISI DAN FUNGSI, DAN GAYA YANG AKAN DITERAPKAN PADA SUATU WUJUD
ARSITEKTUR YANG AKAN DIRENCANAKAN.
2. TUJUAN
MELIPUTI KEINGINAN-KEINGINAN AWAL DARI PERENCANA UNTUK MEWUJUDKAN DISAIN.
3. SASARAN
MELIPUTI HASIL OPTIMAL YANG DIHARAPKAN PERENCANA DARI WUJUD AKHIR SUATU DISAIN
5. ANALISA BANGUNAN
MELIPUTI ANALISA :
a) STRUKTUR DAN KONSTRUKSI YANG AKAN DITERAPKAN.
b) ZONNING (PENGELOMPOKAN RUANG) : PUBLIK, SEMI PUBLIK, PRIVAT, DAN SERVIS
c) BENTUK MASSA (BENTUK BANGUNAN SECARA GLOBAL)
d) GUBAHAN MASSA (SUSUNAN KOMPOSISI DARI BENTUK-BENTUK MASSA) PADA SUATU SITE
SECARA KESELURUHAN.
e) UTILITAS (PERLENGKAPAN BANGUNAN, MELIPUTI : SANITASI, LISTRIK, KEAMANAN BANGUNAN
DAN KOMUNIKASI)
f) PERSYARATAN RUANG, MELIPUTI : SISTIM PENCAHAYAAN, PENGHAWAAN, DAN AKUSTIK YANG
AKAN DITERAPKAN PADA RUANG-RUANGNYA.
g) PENAMPILAN BANGUNAN, MELIPUTI : GAYA/STYLE DAN RAGAM HIAS YANG AKAN DITERAPKAN
PADA BANGUNAN
6. DISAIN
MERUPAKAN HASIL DARI PROSES ANALISA DALAM WUJUD GAMBAR:
a) DENAH.
b) TAMPAK MUKA,SAMPING KIRI, SAMPING KANAN, DAN BELAKANG
c) POTONGAN MELINTANG DAN MEMBUJUR.
d) DETAIL YANG UNIK DAN SPESIFIK.
e) PERSPEKTIF INTERIOR.
f) PERSPEKTIF EXTERIOR