Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Manajemen Perkantoran Islam
Dosen : Rahmi Nurtsani, S.Sy., M.H.

Oleh:
Deni Sujani
(2002002025)

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYYAH


FAKULTAS SYARI'AH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM CIAMIS
JAWA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Administrasi Peradilan
Agama” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen


Perkantoran Islam. Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai “Administrasi Peradilan Agama”
khususnya bagi penulis umumnya untuk para pembaca.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Rahmi Nurtsani, S.Sy., M.H.


selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Perkantoran Islam. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
mengumpulkan literature untuk penulisan makalah ini,

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan demi memperbaiki makalah
ini.

Ciamis, 04 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administrasi Peradilan Agama ....................................... 3


2.2 Pengertian Kepaniteraan dan Kesekretariatan.................................. 4
2.3 Pengertian Kepaniteraan Peradilan (Tugas, Fungsi dan Susunan
Kepaniteraan)..................................................................................... 7
2.4 Bagan Struktur Pengadilan Agama............................................... 12
2.5 Bagan Perbedaan Panitera dan Sekretaris......................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13


3.2 Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
lingkungan peradilan yang berada dibawahnya dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi disebutkan dalam pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1 Pengadilan Agama merupakan
salah satu kekuasaan kehakiman yang bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara perdata tertentu bagi orang yang
beragama Islam sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 2 UU No. 7
tahun 1989 tentang Pengadilan Agama “Pengadilan Agama adalah salah
satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang
beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam
undang-undang ini”. Dengan demikian keberadaan Pengadilan Agama
dikhususkan kepada warga negara Indonesia yang beragama Islam.2
Di dalam ruang lingkup peradilan agama, tentunya tak lepas dari yang
namanya struktur kepengurusan peradilan agama itu sendiri seperti misalnya
ketua pengadilan agama, wakil ketua, hakim, jaksa, panitera dan lain
sebagainya. Semua mempunyai peran penting masing-masing dan satu sama
lain saling melengkapi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang muncul dalam makalah ini
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Administrasi Peradilan Agama?
2. Apa pengertian Kepaniteraan dan Kesekretariatan?
3. Apa pengertian Kepaniteraan Peradilan (Tugas, Fungsi dan Susunan
Kepaniteraan)?
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 24 ayat (1)
2
M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar Grafika,
2003), h. 147 – 149

1
4. Bagaimana bentuk Struktur Pengadilan Agama?
5. Apa perbedaan antara Panitera dan Sekretaris?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini ialah, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Administrasi Peradilan Agama
2. Untuk mengetahui pengertian Kepaniteraan dan Kesekretariatan
3. Untuk mengetahui Kepaniteraan Peradilan (Tugas, Fungsi dan
Susunan Kepaniteraan)
4. Untuk mengetahui Struktur Pengadilan Agama
5. Untuk mengetahui perbedaan antara Panitera dan Sekretaris.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administrasi Peradilan Agama


Administrasi adalah : “Suatu proses penyelenggaraan oleh seorang
administratur secara teratur dan diatur guna melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan pokok yang telah
ditetapkan semula.”
Peradilan Agama adalah : “Salah satu pelaku kekuasaan kehakiman
bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara
tertentu (Pasal 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006).”
Tugas pokoknya adalah : memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan
perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam
dibidang a. Perkawinan, b. Waris, c.Wasiat, d. Hibah, e. Zakat, f. Wakaf, g.
Infaq, h. Shadaqah da n i. Ekonomi Syari’ah”(Pasal 49 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2006).
Administrasi Peradilan Agama adalah “Suatu proses penyelenggaraan
oleh aparatur Pengadilan Agama secara teratur dan diatur guna melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan pokok
yang telah ditetapkan semula”.
Proses meliputi (6) enam hal : a. Menghimpun, b. Mencatat, c.
Mengolah, d. Menggandakan, e. Mengirim, dan f. Menyimpan
Diatur adalah : Seluruh kegiatan harus disusun dan disesuaikan satu
sama lainnya supaya terdapat keharmonisan dan kesinambungan tugas.
Teratur adalah : Kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
yang dilaksanakan secara terus menerus dan terarah sehingga tidak terjadi
tumpang tindih (overlap) dalam melaksanakan tugas, sehingga akan
mencapai penyelesaian tugas pokok secara maksimal.
Klasisfikasi Administrasi di Pengadilan Agama :

3
A. Administrasi Kepaniteraan, meliputi : Gugatan, Permohonan, dan
Hukum
B. Administrasi Kesekretariatan, meliputi : Umum, Kepegawaian, dan
Keuangan
Menurut arti yang lain disebutkan bahwasanya merupakan bagian dari
administrasi negara yang bertujuan mengupayakan tercapainya dalam
penegakan keadilan di bidang agama dan aspek kehidupan masyarakat
muslim Indonesia.
2.2. Pengertian Kepaniteraan dan Kesekretariatan
a. Kepaniteraan
Pasal-pasal dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 tentang
Peradilan Agama maupun Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang
kekuasaan kehakiman tidak ditemukan pengertian Panitera. Dalam
Penjelasan Umum angka 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 ditemukan
kalimat “Selaku Panitera, ia menangani administrasi perkara dan hal-hal
administrasi lain yang bersifat teknis peradilan (yustisial)”. Undang-Undang
tersebut tidak secara khusus memberikan pengertian Panitera, tetapi hanya
menjelaskan tentang tugas-tugas seorang Panitera. Sedangkan dalam Pasal
35 Undang- Undang No.4 Tahun 2004 disebutkan bahwa Panitera, Panitera
Pengganti dan Juru Sita adalah pejabat peradilan yang pengangkatan dan
pemberhentiannya serta tugas pokoknya diatur dalam Undang-Undang.
Rumusan pasal tersebut juga belun memberikan pengertian Panitera.
Menurut kamus hukum, Panitera atau griffier dalam bahasa Belanda
dan clerk of the court dalam bahasa Inggris diartikan pejabat-pejabat
pengadilan yang bertugas membantu Hakim untuk membuat berita acara
persidangan pada saat sidang pemeriksaan diadakan.
Pengertian panitera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah
pejabat kantor sekretariat pengadilan yang bertugas pada bagian
administrasi pengadilan, membuat berita acara persidangan, dan tindakan
administrasi lainnya. Sementara pengertian kepaniteraan adalah perihal
jabatan panitera atau kantor panitera.

4
Pengertian panitera yang diberikan oleh Kamus Hukum tersebut
terlalu sempit sehingga pengertian itu lebih tepat diberikan untuk
pengertian panitera pengganti. Sedangkan pengertian yang diberikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendekati pengertian panitera yang
sebenarnya. Berdasarkan uraian tersebut, pengertian Panitera adalah
seorang pejabat yang memimpin kepaniteraan pengadilan untuk
melaksanakan tugas pelayanan teknis administrasi perkara dan administrasi
peradilan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya
kepaniteraan itu ialah organisasi di pengadilan yang dipimpin oleh seorang
panitera. Seorang panitera pengadilan juga merangkap jabatan sebagai
sekretaris.
Kedudukan panitera pada sebuah Pengadilan Agama merupakan
unsur pembantu pimpinan. Hal ini membawa konsekwensi bahwa segala
tindakan atau aktivitas panitera harus dipertanggung jawabkan kepada ketua
Pengadilan.3 Kedudukan panitera yang juga merangkap sebagai sekretaris
sangat penting, karena memimpin organisasi Kepaniteraan dan Sekretariat,
sehingga panitera merupakan top leader dari semua pegawai selain hakim
yang ada dalam Pengadilan.
Kedudukan kepaniteraan sebagai unsur pembantu pimpinan berarti
segala tindakan atau aktivitas panitera sebagai pimpinan organisasi harus
dipertanggungjawabkan kepada Ketua Pengadilan. Sedangkan dalam
Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretarian Peradilan diatur pada Pasal 2
dan 3 yaitu sebagai berikut :
1. Pasal 2 :
Kepaniteraan Peradilan adalah aparatur tata usaha negara yang dalam
menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan tanggung
jawab Ketua Pengadilan.

3
Wildan Suyuti Mustofa, Panitera Pengadilan, Tugas, Fungsi dan Tanggung Jawab, (Jakarta :
Mahkamah Agung RI, 2004) hal. 17

5
2. Pasal 3 :
Kepaniteraan Peradilan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, terdiri
atas:
- Kepaniteraan Peradilan Umum;
- Kepaniteraan Peradilan Agama;
- Kepaniteraan Peradilan Militer; dan
- Kepaniteraan Peradilan Tata Usaha Negara.4
b. Kesekretariatan
Ada beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli:
- Menurut Wursanto (2006), kesekretariatan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh sekretaris, jadi kesekretariatan menunjukkan aktivitas
atau tata kerja.
- Menurut Saiman (2002), kesekretariatan adalah aktivitas yang
dilakukan pada sekretariat, yakni menunjukkan tata kerja atau proses
kerjanya sekretariat. Kesekretariatan bersifat aktif dan dinamis dalam
kegiatan jasa-jasa perkantoran, terutama yang sangat berkaitan dengan
administrasi.
- Menurut Sedarmayanti (1997), kesekretariatan adalah segala kegiatan
yang dilakukan oleh sekretariat. Jadi, kesekretariatan menunjukkan
proses kegiatan dan tata kerjanya.
Kemudian, definisi kesekretariatan secara umum yaitu aktivitas yang
dilakukan pada sekretariat yakni menunjukkan tata kerja atau proses
kerjanya sekretariat. Oleh karena itu, kesekretariatan bersifat aktif dan
dinamis dalam kegiatan jasa-jasa perkantoran, terutama yang sangat
berkaitan dengan proses administrasi.
Kesekretariatan juga mempunyai fungsi yang paling utama, yaitu
1. Mengatur dan memelihara segala dokumentasi yang mempunyai
kegunaan bagi struktural untuk memperlancar fungsi-fungsinya.

4
Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan
dan Kesekretariatan Peradilan, Pasal 2 dan 3

6
2. Memperlancar lalu lintas dan distribusi informasi ke segala pihak baik
secara internal maupun eksternal.
3. Mengamankan rahasia kantor atau perusahaan.
2.3. Kepaniteraan Peradilan
Kepaniteraan peradilan adalah unsur pembantu pimpinan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada ketua pengadilan.
1. Tugas Panitera
Dalam bertugas seorang panitera itu harus membantu pimpinan dalam
melaksanakan tugasnya, memimpin pelaksanaan tugas kepaniteraan, tugas-
tugas kejurusitaan lainnya dalam hal memberikan pelayanan teknis di
bidang administrasi perkara berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Adapun tugas-tugas panitera dapat kita rinci sebagai berikut:
a. Memimpin pelaksanaan tugas kepaniteraan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Menyusun program kerja tahunan bidang administrasi kepaniteraan
dan Pengadilan Agama.
c. Mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, mengawas
dan mengevaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan program kerja
yang telah ditentukan dengan program kerja yang telah di tentukan
dan kebijakan Pimpinan/Ketua Pengadilan Agama Tahunan.
d. Membimbing dan membina bawahan dalam rangka peningkatan
disiplin dan prestasi kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
e. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan,
dokumen, buku daftar/register, biaya perkara dan surat-surat lainnya
yang disimpan di kepaniteraan serta tanggung jawab atas pengelola
keuangan dengan berdasarkan DIPA.
f. Mempersiapkan dan mengelola bahan-bahan yang diperlukan dalam
rangka perumusan kebijaksanaan Pimpinan/Ketua Pengadilan
Agama.

7
g. Melaksanakan tugas selaku koordinator tindak lanjut hasil
pengawasan Pengadilan Agama Tahunan.
h. Mendampingi Majelis Hakim dalam persidangan perkara.
i. Melaksanakan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Agama
Tahunan.
j. Melaporkan kepada atasan tentang pelaksanaan tugas kepaniteraan
dan sebagai bahan evaluasi.
k. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Pimpinan/Ketua
Pengadilan Agama Tahunan.5
Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan pada
Pasal 95 menjelaskan bahwa:
Kepaniteraan Pengadilan Agama mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta
menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
2. Fungsi Panitera
Selain punya tugas diatas, panitera juga mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis;
b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara permohonan;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara gugatan;
d. Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data
perkara, dan transparansi perkara;
e. Pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi
kepaniteraan;
f. Pelaksanaan mediasi;
g. Pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan

5
Linda Firdawaty, Peradilan Agama Di Indonesia (Lampung: Fakultas Syariah, 2016) h.132-133

8
h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan
Agama.6
3. Susunan Kepaniteraan
Selanjutnya mengenai pembahasan Struktur Organisasi Kepaniteraan
Pengadilan Agama yang terdiri atas:
a. Subkepaniteraan permohonan;
b. Subkepaniteraan gugatan;
c. Subkepaniteraan hukum dan
d. Kelompok tenaga fungsional kepaniteraan.7
Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan pada
Pasal 97 disebutkan, Kepaniteraan Pengadilan Agama, terdiri atas:
a. Panitera Muda Permohonan
Panitera Muda Permohonan adalah melaksanakan administrasi perkara
di bidang permohonan, dan memiliki fungsi:
- pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara
permohonan;
- pelaksanaan registrasi perkara permohonan;
- pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama Kelas II;
- pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus
dan diminutasi;
- pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para
pihak yang tidak hadir;
- pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding,
kasasi dan peninjauan;
- pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan salinan putusan perkara
permohonan;
6
Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan
dan Kesekretariatan Peradilan, Pasal 95 dan 96
7
Ibid

9
- pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang
dimohonkan kasasi dan peninjauan kembali;
- pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya
hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi
putusan kepada Mahkamah Agung;
- pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
- pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan
hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum;
- pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;
- pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
b. Panitera Muda Gugatan
Panitera Muda Gugatan adalah melaksanakan tugas melaksanakan
administrasi perkara di bidang gugatan, dan memiliki fungsi:
- pelaksanaan pemeriksaan, penelaahan kelengkapan berkas perkara
gugatan;
- pelaksanaan registrasi perkara gugatan;
- pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Agama Kelas II melalui
Panitera;
- pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus
dan diminutasi;
- pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para
pihak yang tidak hadir;
- pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan salinan putusan perkara
gugatan;
- pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang
dimohonkan banding, kasasi dan peninjauan kembali;

10
- pelaksanaan pemberitahuan pernyataan banding, kasasi dan
peninjauan kembali kepada pihak termohon banding, termohon kasasi
dan termohon peninjauan kembali;
- pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya
hukum kepada para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi
putusan kepada Pengadilan Tinggi Agama dan Mahkamah Agung; -
pelaksanaan penerimaan konsinyasi;
- pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi;
- pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
- pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap kepada Panitera Muda Hukum;
- pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
- pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
c. Panitera Muda Hukum.8
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perkara serta pelaporan, dan memiliki
fungsi:
- pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
- pelaksanaan penyajian statistik perkara;
- pelaksanaan hisab rukyat yang dikoordinasikan dengan Kantor
Wilayah Kementerian Agama;
- pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
- pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
- pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas
perkara;
- pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang
berkaitan dengan transparansi perkara;
- pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat, dan;.
- pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera; (pasal 123)
8
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h.103

11
- selain itu melaksanakan tugas pengelolaan meja informasi dan
pengaduan.
2.4 Struktur Organisasi Pengadilan Agama

2.5 Perbedaan antara Panitera dan Sekretaris

PANITERA SEKRETARIS

1. Menyelenggarakan administrasi 1. Menyelenggarakan administrasi


perkara umum/kesekretariatan

2. Membantu Hakim dengan 2. Mengadakan rapat berkala


mengikuti dan mencatat jalannya dengan pejabat struktural/dengan
persidangan semua pegawai bawahannya

3. Bertanggung jawab atas berkas 3. Bertanggung jawab atas kegiatan


perkara ketatausahaan

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dengan merujuk pada
rumusan masalah, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
Administrasi Peradilan Agama adalah “Suatu proses penyelenggaraan
oleh aparatur Pengadilan Agama secara teratur dan diatur guna melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan Pengawasan untuk mencapai tujuan pokok
yang telah ditetapkan semula”.Berdirinya suatu Peradilan Agama yang baik
itu harus didukung pula oleh sumber daya manusia yang baik pula. Dalam
praktikum pengelolaannya maka harus dibuatkanlah suatu aturan mengenai
tata kelola ataupun administrasi Peradilan Agama.
Kepaniteraan itu ialah organisasi di pengadilan yang dipimpin oleh
seorang panitera. Sedangkan definisi kesekretariatan secara umum yaitu
aktivitas yang dilakukan pada sekretariat yakni menunjukkan tata kerja atau
proses kerjanya sekretariat. Oleh karena itu, kesekretariatan bersifat aktif
dan dinamis dalam kegiatan jasa-jasa perkantoran, terutama yang sangat
berkaitan dengan proses administrasi.
Sementara itu tugas, pokok, dan fungsi dari Kepaniteraan peradilan itu
adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada ketua pengadilan.
Adapun mengenai struktur dari Pengadilan Agama tersebut,
sebagaimana yang sudah tertera di atas.
Kemudian mengenai perbedaan antara Panitera dan Sekretaris itu
adalah kalau Panitera itu menyelenggarakan administrasi perkara, sementara
Sekretaris itu menyelenggarakan administrasi umum/kesekretariatan.
3.2 Saran
Berdasarkan penelitian tersebut, penulis menyarankan:

13
1. Bagi para pembaca untuk lebih dalam lagi menggali khazanah-
khazanah keilmuannya, dengan cara lebih banyak membaca yang
bersumber dari berbagai literasi yang telah banyak tersebar.
2. Harus lebih aktif dalam berkomunikasi dengan para aparatur
Pengadilan Agamanya, agar wawasannya terus berkembang.
3. Mengadakan seminar/webinar mengenai pembahasan lebih lanjut
tentang administrasi peradilan agama di Indonesia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia Edisi Revisi, Cetakan Keempat,
Rajawali Pers, Jakarta, 2003.
Linda Firdawaty, Peradilan Agama di Indonesia, Fakultas Syari’ah, Lampung,
2016
M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Sinar
Grafika, Jakarta, 2003.
Peraturan Mahkamah Agung No. 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Wildan Suyuti Mustofa, Panitera Pengadilan, Tugas, Fungsi, dan Tanggung


Jawab, Jakarta, Mahkamah Agung RI, 2004.

15

Anda mungkin juga menyukai