Anda di halaman 1dari 29

45

Minggu ke : 1 dan 2

Unit Kompetensi : Penggunaan tanda baca

Waktu : 2 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang penggunaan tanda baca.

2. Indikator Kinerja: Menempatkan tanda baca secara tepat dalam suatu kalimat
dan atau suatu paragraf.
3. Teori
Bahasa tulisan, baik tulisan ilmiah maupun non ilmiah sangat berbeda
dengan bahasa lisan. Perbedaan yang utama adalah dalam bahasa lisan kita
mengenal intonasi, bahasa tubuh, isyarat, dan raut muka/mimik si penutur,
sedangkan dalam bahasa tulisan hal seperti itu tidak ditemukan. Oleh karena itu,
penggunaan tanda baca sangat mutlak diperlukan dalam suatu tulisan baik ilmiah
maupun bukan. Penggunaan tanda baca yang tepat akan sangat membantu si
pembaca dalam memahami isi tulisan. Penggunaan tanda baca yang berbeda
akan mempengaruhi makna dari suatu tulisan.
Banyak tanda baca yang dikenal dalam Bahasa Indonesia, tetapi tidak
semua tanda baca sering digunakan, khususnya dalam tulisan ilmiah. Tanda
baca yang relatif sering digunakan dalam tulisanilmiah antara lain: tanda titik,
koma, titik dua, tanda kurung, garis miring, dan tanda petik. Penggunaan dan
fungsi tanda tanda baca menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
(1999) antara lain sebagai berikut:

Tanda titik (.) dipakai pada:


a. akhir kalimat yang bukan kalimat tanya dan kalimat seru
b. akhir singkatan nama orang
c. akhir singkatan gelar, jabatan, sapaan
d. penulisan waktu sebagai pemisah antara jam, menit dan detik.

Tanda koma (,) dipakai:


a. di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
b. untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.
c. untuk memisahkan anak kalimat apabila mendahului induk kalimatnya
d. di belakang kata penghubung yang terdapat pada awal kalimat
e. di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
f. pada angka pecahan
g. pada penulisan DAFTAR PUSTAKA (akan dibahas dalam praktikum yang akan
datang)

Tanda titik dua (:) dipakai:


a. pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


46
b. sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.

Tanda kurung ( ) digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau


penjelasan.
Garis miring (/) dipakai sebagai pengganti kata “dan”, “atau”, “per”.
Tanda petik (“) dipakai untuk menandakan petikan langsung yang berasal
dari bahan/tulisan lain, untuk mengapit judul karangan apabila dipakai dalam
kalimat, dan mengapit istilah yang kurang dikenal.

4. Alat dan bahan


- alat tulis
- bahan latihan (“hand out”)
5. Prosedur Kerja
a. Setiap mahasiswa bekerja secara perorangan
b. Baca baik-baik bahan latihan berikut ini
c. Gunakan/bubuhkan tanda baca yang sesuai untuk kata, kalimat, bagian
kalimat, dan paragraf yang tersedia
d. Diskusikan hasil kerja saudara dengan teman dan konsultasikan kepada dosen
pembimbing
e. Pada akhir kegiatan, secara acak akan ditunjuk beberapa mahasiswa untuk
menampilkan hasil kerjanya di depan kelas
f. Minggu depan setiap mahasiswa mengerjakan tugas untuk 120 menit kedua
(Tugas B).

6. Tugas dan Pertanyaan:


A. Dalam kalimat
1) Polisi menembak perampok mati
2) Tetangga saya bapak ir suparit SE seorang nakoda kapal pesiar
3) Perampok di rumah sdr Mutiara ditembak oleh kol Jagoan pada pk 230
dinihari
4) Ibu membeli wortel kubis pisang kentang cabai dan daging sapi di Pasar
Koga
5) George Walker Bush bukan presiden Indonesia melainkan presiden amerika
6) Saya ingin membeli mobil mewah tetapi uangnya tidak cukup
7) Oleh karena itu kita perlu minta pendapat Bpk Bandrek SH sebagai ahli
hukum
8) Masyarakat suku terasing yang dilanda bencana alam memerlukan barang-
barang berikut makanan pakaian air bersih obat-obatan dan sarana
penampungan
9) Brosur ini harap dikirim kepada Kep Perpustakaan Politeknik Negeri
Lampung Jl Soekarno Hatta Bandar Lampung
10) Sdr Abdullah SE sedang membaca Pengantar Ekonomi Mikro dalam rangka
mempelajari corporate account
B. Dalam paragraf
Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman penghasil kebutuhan

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


47
pokok manusia yang memiliki peranan penting baik dalam mendorong
pertumbuhan perekonomian penambahan dan atau penghematan devisa maupun
penyediaan lapangan kerja batang tebu merupakan bahan baku utama industri gula
sementara bagian lain dan limbah tanaman tebu bisa digunakan sebagai bahan baku
kertas particle board hijauan makanan ternak dan untuk industri jamur tujuh puluh
persen produksi gula dunia berasal dari tanaman tebu yang dihasilkan oleh 60
negara
Produktivitas tanaman tebu di Indonesia pada tahun 2003 masih sangat
rendah yaitu ± 67 ton/ha dibandingkan dengan Papua New Guinea yang mencapai
74 ton/ha dan Afrika Selatan yang mencapai 116 ton/ha pada tahun 2004 2005 dan
2006 produksi tebu Indonesia masih pada posisi terendah dibandingkan dengan 10
negara produsen gula utama dunia rendahnya produksi tebu antara lain disebabkan
oleh rendahnya populasi batang per hektar sebagai akibat sulitnya melakukan
penyulaman tanaman yang mati dengan adanya bibit tebu hasil kultur jaringan
maka masalah tersebut diharapkan segera dapat diatasi dengan bibit polibeg yang
berasal dari kultur in vitro
Proporsi biaya bibit dalam struktur biaya usahatani tebu mencapai 16%
sehingga penggunaan bibit dengan teknologi yang efisien merupakan hal yang
sangat penting produksi bibit yang efisien tepat waktu tidak tergantung musim
hemat tenaga kerja dan seragam sudah sangat diperlukan dengan segera produksi
bibit konvensional yang selama ini dilakukan melalui kebun bibit dengan
menggunakan setek batang memerlukan areal sekitar 0,11 ha untuk setiap hektar
pertanaman mengingat derajat kompetisi penggunaan lahan sudah semakin ketat
maka areal untuk pembibitan menjadi semakin terbatas.
Untuk menyediakan bibit tebu yang sehat cepat seragam jumlah banyak dan
hemat tempat dapat dilakukan dengan teknik kultur in vitro pada beberapa pabrik
gula di pulau jawa penyediaan bibit tebu sudah mulai dilakukan dengan metode
kultur in vitro mengkulturkan eksplan untuk ditumbuhkan menjadi kalus lalu
menjadi tunas adventif melalui kultur jaringan merupakan salah satu pola
regenerasi yang digunakan untuk memperbanyak tanaman tebu in vitro

7. Pustaka:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Supriyatdi, D. 2009. Respons Eksplan Tebu (Saccharum officinarum L.) terhadap
2,4-D dan Kasein Hidrolisat dalam Proses Induksi Kalus, Induksi Tunas dan
Pengakaran in vitro. Tesis Pascasarjana. Program Magister
Agro-ekoteknologi. Univeritas Lampung. Bandar Lampung.
Yuwono, G.B. dan T. Iryanto. 1988. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. PT.
Indah. Surabaya.

8. Hasil Praktikum:
Hasil pekerjaan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan praktikum dalam
bentuk ketikan manual (bukan tulisan tangan atau print out komputer).

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


48
Minggu ke :3

Unit Kompetensi : Penyusunan kalimat efektif

Waktu : 1 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas


1. Elemen Kompetensi: Menguasai kalimat efektif

2. Indikator Kinerja:
1) Menyusun minimal empat macam kalimat efektif
2) Mengoreksi kalimat menjadi efektif

3. Teori
Suatu karya tulis ilmiah, atau tulisan ilmiah dibangun atas berbagai unsur
yang meliputi beberapa bab, setiap bab terdiri atas beberapa alinea, dan setiap
alinea/paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Dengan kata lain, kalimat
merupakan komponen utama dalam suatu tulisan ilmiah serta merupakan
cerminan jalan pemikiran penulisnya. Oleh karena itu, kalimat yang digunakan
dalam tulisan ilmiah harus baik dan benar, dalam arti harus sesuai dengan
keperluan dan aturan atau kaidah yang telah ditetapkan. Kalimat-kalimat seperti itu
disebut juga kalimat efektif.
Menurut Yuwono dan Iryanto (1988) suatu kalimat dikatakan efektif bila
dapat menyampaikan pesan yang dikandungnya kepada pembaca dengan mudah dan
sesuai dengan yang dimaksud si penulisnya. Tipe-tipe kalimat efektif harus
mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan. Menurut Pusat Pembinaan dan
pengembangan Bahasa (1999), secara tata bahasa (gramatikal) kalimat efektif
antara lain mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. penggunaan pola kalimat yang tepat
b. penggunaan imbuhan secara taat asas (dimana seharusnya ada)
c. penggunaan fungsi gramatikal dengan tepat
d. penggunaan konjungsi (kata hubung) secara taat asas
e. penggunaan partikel secara taat asas
f. memiliki kesejajaran (kesamaan bentuk kata), kehematan, kecermatan dalam
memilih kata.
4. Alat dan bahan
- alat tulis
- bahan latihan (“hand out”)
5. Prosedur Kerja
a. Setiap mahasiswa bekerja secara perorangan
b. Baca baik-baik bahan latihan berikut ini
c. Semua kalimat dibuat menjadi kalimat efektif dengan cara menambah,
mengganti, mengurangi, dan memilih kata serta mengubah susunan
kalimatnya.
d. Diskusikan hasil kerja saudara dengan teman dan konsultasikan kepada dosen
pembimbing

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


49
e. Pada akhir kegiatan, secara acak akan ditunjuk beberapa mahasiswa untuk
menampilkan hasil kerjanya di depan kelas dan dibahas bersama-sama.
6. Tugas dan Pertanyaan:
1. Charles (terima, menerima) SMS setiap jam.
2. Mayoritas mahasiswa Polinela jalan ruang kuliah ke kebun praktek.
3. Orang Jepang memakan sakimi sambil meminum sake di sore hari.
4. Perpanjangan STNK mobil di Lampung tidak makan waktu lama.
5. Kekasihnya Pamela Anderson tertabrak motornya wakil presidennya Prancis.
6. Meskipun dosen teknik penulisan ganteng, tetapi mereka tidak sombong.
7. Siapa yang bikin kotor mushola ini?
8. DPRRI sedang membahas mengenai tentang persoalan ekonomi bangsa.
9. Meningkatnya sewa kamar, meningkatnya harga “catering:” , peningkatan
biaya transportasi, peningkatan SPP, akan mempengaruhi ketentraman
mahasiswa.
10. Kedisiplinan, tekun, pandai, dan ketabahan merupakan faktor penentu
keberhasilan mahasiswa Poltek.
11. Pa Dedi lebih pandai dari siswa SLB.
12. Bukan hanya dosen, tetapi mahasiswa juga bertanggung jawab atas
keberhasilan proses pembelajaran.
13. Agar supaya tidak terjadi kesimpangsiuran, bagaimanapun juga Ketua Kelas
harus memberikan penjelasan kepada anggotanya.
14. Antara proses reformasi pendidikan tinggi dengan kenaikan gaji dosen tidak
ada kaitan langsung.
15. Sekelompok mahasiswa yang memprotes keberadaan pabrik karet.
16. Penertiban pedagang kaki lima di kota Cantik, Walikotanya didukung para
ulama.
17. Penugasan Dosen Pembimbing KBM, kegiatan KBM menjadi lebih
terarah.
18. Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal17 bulan Agustus
tahun 1945.
19. Perhatian Pemerintah Pusat harus terfokus pada masyarakat yang terisolir.
20. Praktek lapang dilaksanakan setiap hari pada jam 7.00 selama dua jam.

7. Pustaka:
Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Sudjana, N. 1995. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru Algesindo.
Bandung.
Yuwono, G.B. dan T. Iryanto. 1988. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. PT.
Indah. Surabaya.
8. Hasil Praktikum:
Hasil pekerjaan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan praktikum dalam
bentuk ketikan manual (bukan tulisan tangan atau print out komputer).

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


50
Minggu ke :4

Unit Kompetensi : Pembuatan paragraf efektif

Waktu : 1 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang teknik pembuatan paragraf


2. Indikator Kinerja:
1) Menyusun minimal lima paragraf efektif
2) Mengoreksi paragraf menjadi efektif
3. Teori
Suatu karya tulis ilmiah, atau tulisan ilmiah dibangun oleh berbagai unsur
yang meliputi beberapa bab, setiap bab terdiri atas beberapa alinea. Dengan kata
lain, paragraf merupakan komponen utama dalam suatu tulisan ilmiah serta
merupakan cerminan jalan pemikiran penulisnya. Oleh karena itu, paragraf
yang digunakan dalam tulisan ilmiah harus baik dan benar, dalam arti harus
sesuai dengan keperluan dan aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.
Paragraf-paragraf seperti itu disebut juga paragraf efektif.
Menurut Yuwono dan Iryanto (1988) suatu paragraf dikatakan efektif bila
dapat menyampaikan pesan yang dikandungnya kepada pembaca dengan mudah dan
sesuai dengan yang dimaksud si penulisnya. Paragraf efektif harus mengikuti
rambu-rambu yang telah ditetapkan. Menurut Pranowo dkk.(1996), bahasa yang
digunakan dalam tulisan ilmiah harus ragam bahasa baku yang menuntut
hadirnya kalimat baku dan efektif serta organisasi ide yang runut dan logis.
Dengan demikian dari kalimat-kalimat tersebut akan tersusun paragraf yang efektif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun karangan ilmiah adalah:
1. Hindari pernyataan yang bersifat absolut. Contoh: Model ini merupakan
satu-satunya cara yang efektif untuk mengatasi masalah kemiskinan.
2. Hindari pernyataan yang bersifat ragu-ragu. Contoh: Kecilnya minat baca
nampaknya ditentukan oleh kebiasaan dalam keluarga.
3. Hindari penggunaan istilah asing yang telah ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, tetapi jangan ragu-ragu menggunakan istilah asing yang
telah diserap dalam bahasa Indonesia, begitu juga istilah khusus dalam disiplin
ilmu tertentu.
4. Gunakan kalimat-kalimat efektif agar mudah dipahami.

4. Alat dan bahan

- alat tulis
- bahan latihan (“hand out”)
5. Prosedur Kerja
a. Setiap mahasiswa bekerja secara perorangan
b. Baca baik-baik paragraf-paragraf berikut ini sebagai bahan latihan
c. Semua paragraf dibuat menjadi paragraf efektif dengan cara menambah,

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


51
mengganti, mengurangi, dan memilih serta mengubah susunan
kalimatnya.
d. Diskusikan hasil kerja saudara dengan teman dan konsultasikan kepada dosen
pembimbing.
e. Pada akhir kegiatan, secara acak akan ditunjuk beberapa mahasiswa untuk
menampilkan hasil kerjanya di depan kelas dan dibahas bersama-sama.
f. Satu minggu berikutnya lagi, hasil pekerjaan perorangan dikumpulkan dalam
bentuk ketikan manual (bukan print out komputer atau tulisan tangan).

6. Tugas dan Pertanyaan:


1). Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapang ini. Praktek Kerja Lapang yang berjudul Pengolahan Kopra di PTPN
XXX (Persero) Unit Usaha Warung Garing, Desa Banjir Terus, Kabupaten Musi
Banyumanis, Provinsi Sumatra Tenggara. Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Februari.
2). Tanaman karet merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaatnya
bagi kehidupan manusia. Tanaman ini dikembangkan menjadi tanaman
perkebunan yang tersebar di beberapa daerah termasuk Provinsi Jawa Utara.
Tanaman ini mulai dikenal di Indonesia pada jaman penjajahan Belanda.
Awalnya ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai tanaman koleksi baru. Tanaman
ini ditemukan pertama kali di pegunungan sepanjang aliran sungai Amazon.
3). Salah satu upaya pengolahan lateks segar adalah rubber smoked sheet yang
mengubah lateks segar menjadi lembaran-lembaran sheet yang melalui proses
penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan dan pengasapan. Hasil
produksi tanaman karet yang berupa lateks ini harus diolah dengan sebaik
mungkin supaya nilai ekonomisnya tinggi. Hasl pengolahan karet smoked sheet
merupakan sumber penghasil devisa negara yang berarti meningkatkan
penghasilan negara, juga memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak.
4). Dengan demikian mengadakan suatu mata kuliah PKL yang dilaksanakan di
perusahaan atau instansi yang bergerak di bidang perkebunan. Polinela jurusan
Perkebunan yang bergerak dibidang pertanian secara profesional
menyelenggarakan pendidikan yang diarahkan pada aspek keterampilan. Mata
kuliah PKL ini mahasiswa diharapkan mampu memperoleh pengalaman kerja
dan keterampilan yang sesuai dengan bidang kajiannya serta berdisiplin tinggi
dan berperilaku baik.
5). Setelah pemerintah dapat mengusir Belanda dari Irian Barat dengan
didasarkan pada Undang-undang No. 86 Tahun 1958 semua perusahaan milik
belanda tersebut dinasionalisasikan di bawah naungan badan pimpinan
umum perusahaan perkebunan negara yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah No . 19 tahun 1959. PTPN XXX (Persero) Unit Usaha Warung
Garing ini semula adalah milik orang belanda yang bernama Jurig Van Liwa
didirikan tahun 1955.
6). Perkebunaan Unit Usaha Warung Garing juga memenuhi fungsi sosial berupa
penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Selain fungsi
ekonomi/bisnis yaitu mampu menghasilkan devisa negara dan fungsi teknis yaitu

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


52
pemeliharaan lingkungan dan ekosistem.
7). Setelah lateks membeku atau menggumpal digiling dengan menggunakan
gilingan elektronik sebanyak 12 kali, kemudian lateks hasil gilingan dikeringkan
lalu ditimbang dengan timbangan analitik untuk mengetahui berat awalnya. Cara
menentukan KKK adalah dengan mengambil contoh atau sampel sebanyak 100
ml dari tangki untuk mewakili semua lateks dalam tangki dengan menggunakan
mangkuk bertangkai, kemudian dituangkan ke dalam mangkuk dan ditambahkan
asam formiat sebanyak 3 tetes, kemudiaan lateks diaduk sampai homogen atau
membeku.
8). Kegiatan selanjutnya adalah lateks kebun yang datang kepabrik dan terdapat
dalam tangki penerimaan sebelumnya diencerkan terlebih dahulu di dalam
bulking tank dan dilakukan pengadukan sebanyak 16 kali, ini bertujuan agar
lateks yang dituangkan dapat tercampur merata dengan air. Kegiatan diawali
dengan membersihkan bak, saluran-saluran, dari sisa bekuan karet yang
menempel, kemudian menentukan volume air yang dibutuhkan untuk
pengenceran.

7. Pustaka:

Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.


Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka. Jakarta.
Yuwono, G.B. dan T. Iryanto. 1988. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. PT.
Indah. Surabaya.

8. Hasil Praktikum:

Hasil pekerjaan dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan praktikum dalam


bentuk ketikan manual (bukan tulisan tangan atau print out komputer).

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


53

Minggu ke : 5 dan 6

Unit Kompetensi : Pembuatan parafrase

Waktu : 2 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang teknik pembuatan parafrase


2. Indikator Kinerja:
1) Menyusun kalimat sendiri setelah membaca beberapa alinea
2) Membuat parafrase minimal dari dua paragraf

3. Teori
Karya Tulis Ilmiah atau Tulisan Ilmiah tidak semata-mata merupakan
hasil olah pikir penulis sendiri yang berdasarkan penalaran ilmiah, tetapi juga
berdasarkan hasil olah pikir orang lain. Bila pernyataan-pernyataan dalam suatu
tulisan ilmiah berasal dari penulis sendiri, harus dilakukan dengan cara
memberikan argumentasi rasional dengan menggunakan fakta, data, atau
pengalaman yang dapat dibuktikan oleh orang lain.
Bila pernyataan-pernyataan itu ditulis berdasarkan hasil olah pikir orang lain,
si penulis wajib menyebutkan sumber pernyataan tersebut. Berikut ini adalah
cara-cara menulis pernyataan orang lain yang lebih dikenal dengan istilah
quatation/citation (teknik pengutipan) . Menurut Wiradi (1996) ada tiga hal yang
harus diperhatikan dalam proses pengutipan, yakni:

1. Apa yang dikutip? 2. Mengapa dikutip? 3. Tata cara mengutip yang benar.

Pada umumnya apa yang kita kutip adalah suatu argumen yang sifatnya
“khas” dari suatu sumber pustaka. Sesuatu yang sifatnya “umum” (tidak khas)
tidak perlu dikutip. Artinya, bila kita mengutip dari suatu sumber pustaka tetapi
isinya sudah menjadi pengetahuan umum, kita tidak perlu membuat rujukan.
Contoh: “Semua manusia pasti mati”. “Air selalu mengalir ke tempat yang
lebih rendah”.
Masalah pengutipan adalah bagaimana kita menuangkan gagasan orang lain
dalam bentuk kalimat ke dalam karya tulis kita. Menurut Pranowo, dkk (1996)
kutipan dibedakan menjadi dua, Kutipan Langsung (KL), dan Kutipan Tidak
Langsung (KTL). KL adalah kutipan pendapat orang lain secara tepat sama
seperti yang tertulis dalam teks aslinya ke dalam karya tulis kita. KL biasanya
digunakan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru agar tidak
disalahtafsirkan. Atau bila si penulis merasa sangat memerlukan keaslian bentuk
atau bunyi/redaksi dari informasi yang dikutip. KL dalam tulisan ilmiah sedapat
mungkin dihindari kecuali sangat diperlukan.
Kutipan tidak langsung (KTL) biasanya menyajikan gagasan orang lain
dengan cara menyatakan kembali gagasan-gagasan tersebut dalam kalimat-

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


54
kalimat yang dirumuskan sendiri. KTL sering disebut proses parafrase. Wiradi
menegaskan bahwa pada hakikatnya seorang penulis harus mampu menyatakan
(merumuskan kembali) pendapat orang lain dalam bahasa sendiri agar
mencerminkan tingkat kepribadiannya. Dalam proses parafrase, penulis harus
mengikuti alur pikiran penulis asli dari sumber yang kita baca, tetapi dengan
kata-kata dan kalimat kita sendiri. Ide sekecil apapun dari tulisan asli harus
tercermin, tetapi sebaliknya bahwa kita tidak boleh memasukkan sekecil apapun
ide/pendapat pribadi. KTL ditulis tanpa tanda kutip dan menjadi satu kesatuan
dalam alinea tulisan kita. Nama pengarang dan tahun sumber kutipan harus
disebutkan.
Contoh:
Ibrahim (2000) tidak menduga bahwa mahasiswa Politeknik Negeri Lampung
lebih baik daripada mahasiswa Fakultas Pertanian dalam hal menulis karya ilmiah.

ATAU

Mahasiswa Politeknik Negeri Lampung lebih baik daripada mahasiswa Fakultas


Pertanian dalam hal kemampuan menulis karya ilmiah (Ibrahim, 2000).

4. Alat dan bahan


- alat tulis - bahan latihan (“hand out”)
5. Prosedur Kerja

a. Baca dan simak secara seksama paragraf berikut.


b. Cari/identifikasi ide pokok (“main idea”) dari setiap paragraf.
c. Dari ide pokok yang terkandung dalam setiap paragraf, coba tentukan judul
yang paling pas untuk tulisan/paragraf tersebut.
d. Tuliskan kembali ide pokok tersebut dalam (b), dengan menggunakan bahasa
sendiri tanpa mengubah makna aslinya.
e. Hasil kerja perorangan tersebut, secara acak akan diminta untuk ditampilkan di
depan kelas sebagai bahan diskusi.
f. Selama praktikum berlangsung, sangat dianjurkan untuk secara aktif berdiskusi
dengan teman dan atau bertanya kepada dosen pembimbing.
g. Pekerjaan yang belum selesai dilanjutkan minggu berikutnya.
h. Satu minggu berikutnya lagi, hasil pekerjaan perorangan dikumpulkan dalam
bentuk ketikan manual (bukan print out komputer atau tulisan tangan).

6. Tugas/Pertanyaan:
1) Perusahaan yang memerlukan tenaga kerja tinggal membuat iklan melalui
internet yang menawarkan lowongan kerja bagi orang yang dapat memenuhi
persyaratan pengetahuan dan kompetensi tertentu. Pelamar yang berminat
dipersilakan mengisi borang-borang yang sudah tersedia di “home-page”
perusahaan itu yang juga dianggap sebagai praseleksi. Dari borangborang yang
telah diisi ini, perusahaan akan memanggil mereka yang memenuhi syarat untuk
diseleksi. Seleksi akan berupa ujian lisan, tertulis, dan praktek yang langsung

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


55
dilakukan oleh Divisi Sumber Daya Manusia, tanpa menanyakan ijazah atau
salinan tarnskrip. Dengan cara ini, perusahaan akan medapatkan gambaran yang
bersifat “What You See Is What You Get” dari para pelamar pekerjaan tersebut.
Jadi tidak perlu lagi ada kantor urusan tenaga kerja. Yang perlu diadakan
hanyalah Sekolah Dasar, Sekolah Persiapan ke Perguruan Tinggi, dan Perguruan
Tinggi (Susanto, 1999).
2) Berbagai program dan upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan produksi tanaman tebu yang pada akhirnya akan meningkatkan
produksi gula. Di pihak lain selalu muncul faktor penghambat antara lain
adanya serangan hama dan penyakit tanaman tebu. Secara ekonomis, kehadiran
hama dan penyakit tanaman tebu cukup merugikan karena dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas batang tanaman tebu, sehingga rendemen gula yang
dihasilkan menjadi rendah. Mengingat kerugian yang ditimbulkan oleh hama
dan penyakit tersebut cukup besar, maka usaha pengendaliannya perlu mendapat
perhatian yang serius (Supriyatdi, dkk. 2001).
3) Salah satu faktor penyebab meningkatnya masalah hama antara lain adanya
penggunaan pupuk nitrogen yang makin meningkat sehingga
menyebabkan tanaman makin rentan terhadap serangan berbagai hama.
Pemberian nitrogen yang berlebihan juga seringkali menyebabkan
kerentanan tanaman terhsadap penyakit tertentu. Sebaliknya, pemberian
kalsium dapat membuat tanaman lebih tahan terhadap penyakit layu dan
penyakit busuk batang (Supriyatdi, dkk. 2001).
4) Banyak orang, khususnya para pakar lingkungan hidup, berpendapat bahwa
insektisida jangan digunakan sama sekali. Di pihak lain, insektisida
merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan areal pertanaman dari
serangan serangga hama secara cepat. Penggunaan insektisida ternyata masih
diperlukan dalam sistem pengendalian hama, sedangkan efek negatifnya seperti
resistensi, resurgensi, dan ledakan hama sekunder dapat ditanggulangi dengan
cara memanipulasi dinamika populasi serangga, “density dependent factors”, dan
predasi serangga (Dent, 1993) .
5) Sifat alelopati dari suatu tanaman mampu menghambat pertumbuhan gulma.
Dengan demikian, penggunaan tanaman penutup tanah yang mempunyai sifat
alelopati disertai dengan perlakuan dari residunya dapat digunakan untuk
menekan pertumbuhan gulma. Residu/seresah dari tanaman penutup tanah juga
dapat menekan munculnya gulma pada suatu areal yang belum ditanami. Dengan
kata lain, memelihara tanaman penutup tanah memiliki suatu
kelebihan/keuntungan dalam sistem pengendalian gulma dengan mengurangi
penggunaan herbisida (Supriyatdi, 1997).
6) Banyak metode telah dikembangkan untuk memperkirakan besarnya
evaporasi, terutama evaporasi di permukaan air bebas. Beberapa metode empiris
di antaranya adalah metode aerodinamis, neraca air, neraca energi, dan metode
kombinasi antara neraca energi dengan perpindahan massa yang biasa disebut
metode Penman. Banyak pakar mengatakan bahwa metode Penmanmemberikan
hasil yang baik, karena dalam proses perhitungannya memasukkan paling
banyak unsur-unsur iklim dibandingkan metode empiris lainnya
(Suprapto,1998).
7) Dalam penyulingan minyak nilam, untuk memperoleh rendemen dan

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


56
mutu yang baik, ada dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu cara
penanganan pasca panen dan pengelolaan daun nilam. Daun nilam segar yang
langsung disuling akan menghasilkan rendemen minyak yang rendah, sedangkan
daun nilam kering menyebabkan dinding selnya pecah yang memudahkan
penetrasi uap panas ke dalam sel-sel daun sehingga rendemen minyak meningkat
(Farida, 1986).
8) Salah satu tindakan pengolahan tanah yang cenderung menurunkan
produktivitas lahan kering adalah pengolahan tanah yang dilakukan secara
intensif dan terus menerus sepanjang tahun. Tidak bisa disangkal bahwa olah
tanah intensif dapat menggemburkan tanah, menekan pertumbuhan gulma
sehingga ketersediaan unsur hara meningkat, dan tanaman akan tumbuh lebih
baik. Akan tetapi, dampak positif tersebut hanya berlangsung sementara, karena
dalam waktu yang relatif lama olah tanah intensif dapat memacu erosi sehingga
terjadi degradasi lahan, penurunan kandungan bahan organik tanah, dan
peningkatan polusi air (Idrus, 1998).
9) Untuk mengendalikan suatu hama dengan baik kita perlu mengenal dulu hama
yang ada, gejala serangan yang ditimbulkannya, dan saat terjadinya
serangan dari hama tersebut. Dengan demikian akan dapat ditentukan metode
yang tepat untuk digunakan. Selanjutnya diperlukan pengamatan yang rutin
pada tanaman yang terserang hama, karena dengan melaksanakan hal tersebut
kita akan mengetahui secara pasti populasi dan intensitas serangannya (Huffaker,
1990).
10)Dengan munculnya spesies baru sebagai hama dalam suatu
agro-ekosistem khususnya dalam tanaman tahunan, perlu dirumuskan
langkah-langkah dan perencanaan dalam menentukan strategi
pengendaliannya. Landasan yang kokoh dalam strategi pengendalian hama
baru meliputi informasi mendasar tentang biologi hama, interaksi hama
dengan tanaman, dinamika populasi dari hama bersangkutan, dan penentuan
nilai ambang ekonomi secara akurat (Dent, 1993).
11)Banyak orang sepakat bahwa Perguruan Tinggi mempunyai peranan besar
dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai
kapabilitas tinggi. Untuk mencapai itu semua perlu adanya proses pembelajaran
yang berkualitas yang ditopang oleh berbagai faktor. Namun demikian,
peningkatan kapasitas daya serap Perguruan Tinggi karena adanya tekanan kuat
masyarakat untuk belajar di Perguruan Tinggi menyebabkan pendidikan
cenderung dilakukan dalam bentuk massal. Hal ini secara signifikan
memberikan kontribusi dalam penurunan kualitas pendidikan. Kecenderungan
ini terjadi di kebanyakan negara berkembang (Susanto, 1999).
12)Seperti diketahui bersama bahwa pada abad ke-21 terdapat perubahan
faktor eksternal yang mengarah pada kompetisi ekonomi secara global yang
mempunyai implikasi sangat luas, termasuk Perguruan Tinggi. Konsekuensi
negatif dari kompetisi ekonomi tersebut adalah terusiknya tradisi budaya
akademik, orientasi Perguruan Tinggi yang cenderung menekankan pada aspek
ekonomi, kompetisi yang tidak sehat, dan perubahan gaya manajemen (Susanto,
1999).
13)Suatu kecenderungan empiris telah membuktikan bahwa kebanyakan
lulusan atau alumni dari Politeknik Negeri Lampung mengalami kesulitan dalam

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


57
mencari pekerjaan, sehingga ada kesan yang kuat bahwa lulusan Politeknik
Negeri Lampung cenderung menjadi “job seekers” dibanding sebagai “job
creaters”. Walaupun diakui bahwa kecenderungan tersebut bukan sesuatu yang
berdiri sendiri, namun pihak penyelenggara perlu memikirkan jalan keluarnya.
Salah satu cara pendekatannya adalah pengembangan budaya jiwa
“enterpreneurship” di Perguruan Tinggi, sehingga jiwa tersebut menjadi budaya
dalam proses pendidikan di Politeknik Negeri Lampung.
14)Kemampuan seseorang untuk berfikir dan mengambvil keputusan secara
cepat dan tepat berbeda untuk setiap orang. Seseorang yang dapat mengambil
keputusan dengan cepat dan tepat sering disebut sebagai orang yang memiliki
kemampuan berpikir yang kuat. Di balik kemampuan berpikir kuat tersebut
sebenarnya bersembunyi kemampuan kreativitas. Kemampuan kreativitas inilah
yang menggerakkan seseorang untuk berpikir dan mengambil keputusan
yang cepat (Clark and Calvin, 1981).
15)Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada akhir abad ke-21 telah
melahirkan fenomena globalisasi yang mengintegrasikan berbagai bangsa
menjadi suatu masyarakat global dan menyebabkan berkembangnya
perdagangan yang semakin terbuka. Globalisasi selain mengubah pola
hubungan ekonomi, keuangan dan teknologi, juga memberikan tantangan bagi
perguruan tinggi untuk mengembangkan diri secara mandiri, cepat dan benar.
Perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas atau unggul sesuai dengan kebutuhan masyarakat, di lain pihak harus
ampu pula berperan dalam upaya penguasaan, pemanfaatan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang keberhasilan proses
pembangunan pada waktu sekarang dan di masa mendatang. Dengan kata lain,
perguruan tinggi di satu sisi merupakan wahana globalisasi pengetahuan dan di
sisi lain merupakan hasil budaya setempat dengan tanggungjawab terhadap
kemajuan budaya, intelektual, tradisi ilmiah dan pembangunan nasional. Oleh
karena itu sangat tepat bila dikatakan bahwa perguruan tinggi harus dapat
menjaga keseimbangan antara kedua fungsi tersebut (Susanto, 1999).

7. Pustaka:

Clark, R. and B. Calvin. 1981. Cognitive Prescriptive Theory and Psychoeducational


Design. University of Southern California. California.

Dent, D. 1993. Insect Pest Management. CAB International. Wallingford,


United Kingdom.

Farida, 1986. Cara Penyulingan Minyak Nilam. Majalah Trubus No 199: 38-41.

Huffaker, C.B. 1990. New Technology of Pest Control. John Wiley & Sons. New
York. Toronto.

Idrus, M. 1998. Kajian Penerapan Irigasi Terkendali pada Budidaya Padi


Sawah Dengan Berbagai Sistem Olah Tanah. Jurnal Penelitian

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


58
Pertanian Terapan No.3 BPPM Politeknik Pertanian Universitas
Lampung. Hal 77-84.

Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.


Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Suprapto, 1998. Kontrol Kualitas Data Evaporasi. Jurnal Penelitian Pertanian


Terapan No.2 BPPM Politeknik PertanianUniversitas Lampung. Hal 60-67.

Supriyatdi, D. 1997. Pengendalian Gulma Dengan Menggunakan Mulsa Hidup


(Cover crop) dan Sistem Olah Tanah Pada Tumpangsari Jagung dan Kapas.
Prosiding Seminar Nasional PERAGI.

Supriyatdi, D., Syamsuri dan A. Azis. 2001. Pengaruh Dosis Nitrogen Dengan Zeolit
Terhadap Tingkat Serangan Beberapa Serangga Hama dan Penyakit Tanaman
Tebu (Saccharum officinarum l.) Pada Lahan Tegalan. Laporan Penelitian.
Tidak dipublikasikan. Politeknik Pertanian Negeri Bandar Lampung.

Susanto, S. 1999. Manajemen Pendidikan Tinggi Berwawasan Enterpreneur.


Kerjasama Universitas Gadjah Mada dengan Ditjen Dikti Depdiknas. LP3
UGM. Yogyakarta.

Wiradi, G. 1996. Etika Penulisan Karya Ilmiah. Akatiga. Bandung

8. Hasil Praktikum:
Hasil pekerjaan dikumpulkan dua minggu setelah pelaksanaan praktikum hari ini
dalam bentuk ketikan manual (bukan tulisan tangan atau print out komputer).

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


59
Minggu ke :7

Unit Kompetensi :: Penentuan/pemilihan topik

Waktu : 1 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang sumber penentuan topic dan syarat


topik yang baik.
2. Indikator Kinerja: Mampu menentukan/memilih topik/masalah yang “up to
date” dan menarik untuk suatu karya ilmiah.

3. Teori
Menurut Good and Scates (1991) menulis suatu karya ilmiah harus
dimulai dengan menentukan suatu ide yang akan dijadikan topik kajian, yang
pada gilirannya akan dikembangkan menjadi suatu tulisan lengkap. Gay (1991)
menyatakan bahwa suatu ide atau topik bisa diperoleh dengan berbagai cara
antara lain dengan membaca tulisan orang lain, berdiskusi, melihat kenyataan di
sekeliling kita, serta menyaksikan fenomena alam.
Suatu topik/masalah semestinya harus menarik baik bagi penulis maupun
bagi calon pembacanya. Untuk bisa menarik, topik/masalah tersebut harus
berwawasan kekinian, (up to date), tidak terlalu umum, tidak terlalu sempit,
sumber pustaka tersedia secara cukup, dan harus berada dalam ruang lingkup
kemampuan penulis (Ekosusilo dan Triyanto, 1995).
Menurut Sudjana, (1995) topik/masalah dan judul saling berkaitan satu
sama lain. Topik/masalah harus dapat memberikan kesan terhadap judul,
demikian pula sebaliknya judul harus mencerminkan masalah/topik. Judul suatu
karya ilmiah hanya bisa ditentukan/ditetapkan setelah masalah/topiknya
dirumuskan dengan jelas, dan bukan sebaliknya.
Pranowo, Sunarti, dan Siti Rochmiati (1996) berpendapat bahwa
penentuan topik/masalah dalam menulis karya ilmiah merupakan langkah awal
yang harus ditempuh. Selanjutnya dikatakan bahwa topik yang dapat diangkat ke
dalam suatu karya ilmiah cukup tersedia di sekitar profesi masing-masing, tetapi
tidak semua topik yang tersedia layak untuk dibahas di dalam suatu karya ilmiah.
Pendapat-pendapat di atas sejalan dengan pendapatnya Ary and Jacobs
(1995) dan Winkler (1994) yang menyatakan bahwa dalam menulis suatu karya
ilmiah harus tetap berpijak pada topik/masalah yang dipilih. Masalah/topik
suatu karya ilmiah harus bisa menjawab pertanyaan berikut: 1). Apakah topik
tersebut berguna untuk dibahas? 2). Apakah penulis mempunyai kemampuan untuk
membahas tropik tersebut? 3). Apakah topik atau permasalahan tersebut menarik
untuk dibahas? 4). Apakah topik/masalah tersebut memberikan kontribusi
yang baru apabila dibahas/dipecahkan? 5). Untuk membahas topik tersebut apakah
cukup tersedia data pendukung dan sumber pustakanya?

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


60
4. Alat dan bahan
- alat tulis
- sumber pustaka

5. Prosedur Kerja
a. Setiap mahasiswa berkumpul menurut kelompok yang sudah ditentukan
(terdiri dari 5-6 orang), lalu berdiskusi tentang topik yang akan diangkat
menjadi suatu tulisan.
b. Setiap kelompok mempresentasikan (menjelaskan) topiknya di depan kelas
untuk mendapat tanggapan dari kelompok lainnya.
c. Setelah didiskusikan, suatu topik bisa diteruskan menjadi suatu tulisan utuh,
atau mungkin juga diganti dengan topik lain kalau dianggap tidak memenuhi
kriteria suatu topik yang baik.
d. Selama praktikum berlangsung, sangat dianjurkan untuk secara aktif
berdiskusi dengan teman dan atau bertanya kepada dosen pembimbing.

6. Tugas dan Pertanyaan:


1. Apa saja syarat suatu topik yang baik?
2. Apakah topik kelompok sdr telah memenuhi semua kriteria/syarat suatu topik yang
baik?
7. Pustaka:

Ary, D. and L.C. Jacobs. 1995. Guidelines for Writing Research Proposal. CBS
College. New York.
Ekosusilo, M. dan B. Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah.Dahara Prize. Semarang.
Gay, L.R. 1991. Review of Related Literature. Bell & Howell Co. London.
Good, C.V. and D.E. Scates. 1991. Selection and Definition of a Problem. Academic
Press. New York.
Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sudjana, N. 1995. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru Algensindo.
Bandung.
Winkler, A.C. 1994. Writing The Research Paper. Harconat Brace.

8. Hasil Praktikum:

Tuliskan topik yang disepakati kelompok sdr, dan kumpulkan kepada dosen
pembimbing beserta jawaban pertanyaan.

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


61
Minggu ke :8

Unit Kompetensi : Penyusunan Daftar Pustaka

Waktu : 1 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang penyusunan beberapa sumber pustaka ke


dalam suatu daftar pustaka.
2. Indikator Kinerja: Mampu menyusun secara lengkap dan benar suatu daftar
pustaka yang terdiri dari berbagai jenis sumber pustaka.

3. Teori
Pada prinsipnya setiap pengutipan tulisan orang lain (baik langsung
maupun tidak) merupakan proses peminjaman hak milik orang lain. Untuk itu,
setiap kita meminjam hak milik orang lain, semestinya ada tata cara dan tanda
bukti peminjamannya. Dalam hal ini, penulisan daftar pustaka pada suatu karya
ilmiah, selain sebagai tanda bukti peminjaman milik orang lain, kita juga
memberikan penghormatan (apresiasi) pada orang yang tulisannya telah kita
kutip. Daftar pustaka pun sangat berguna bagi pembaca yang ingin menelusuri isi
suatu tulisan langsung dari saumber pertamanya.
Terdapat beberapa versi tentang penyajian Daftar Pustaka dalam suatu
tulisan ilmiah. Meskipun demikian, semua versi mempunyai fungsi esensial
yang sama seperti tersebut di atas. Semua bahan yang dikutip baik langsung
maupun tidak langsung harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Menurut
Pranowo,dkk (1996) secara umum unsur-unsur yang harus ditulis dalam suatu
daftar pustaka adalah: nama pengarang, tahun terbit , judul tulisan, nama penerbit
dan tempat penerbitan.
Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi bergantung jenis sumber
pustakanya. Misalnya untuk sumber pustaka yang berbentuk buku, bisa ditulis
terbitan (edisi ke berapa). Untuk sumber pustaka berbentuk tulisan dalam
majalah, majalah ilmiah atau surat kabar harus dicantumkan nomornya,
volumenya serta pada halaman berapa. Pada akhirnya untuk teknik penyusunan
daftar pustaka adalah soal kesepakatan lingkungan disiplin ilmu atau lingkungan
kerja yang bersangkutan (lembaga penelitian, perguruan tinggi, majalah ilmiah).
Untuk setiap penulisan karya ilmiah di lingkungan Politeknik Negeri
Lampung harus mengacu pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Politeknik
Negeri Lampung”.

4. Alat dan bahan


- alat tulis
- sumber pustaka

5. Prosedur Kerja
a. Kegiatan ini merupakan kegiatan perorangan (bukan kerja kelompok)

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


62
b. Selama kegiatan praktikum akan dilakukan diskusi yang dipandu oleh dosen
pembimbing.
c. Beberapa mahasiswa secara acak akan diminta ke depan kelas oleh
pembimbing untuk menyajikan hasil kerjanya dan dimintakan tanggapan dari
mahasiswa lainnya.
d. Setelah satu minggu (minggu berikutnya) setiap mahasiswa mengumpulkan
hasil kerjanya kepada dosen pembimbing masing-masing grup dalam bentuk
hasil ketikan (print out komputer).
6. Tugas/Pertanyaan:

Buatlah suatu “Daftar Pustaka” dari berbagai jenis sumber pustaka berikut
ini, sesuai dengan pedoman yang berlaku di Politeklnik Negeri Lampung.
1) Buku berjudul “Hama Tanaman Kapas di Indonesia”. Ditulis oleh A.A.
Gothama dan Soebardjo, diterbitkan oleh Balittas Malang tahun 1990.
2) Pada tahun 1989, A. Youdewei dan M.W. Service menulis buku berjudul
“Pest and Vector Management in the Tropics” yang diterbitkan di London dan
New York oleh penerbit Longman.
3) Tulisan yang berjudul “Ledakan hama belalang” ditulis oleh Bima S.
Antakusumah berada pada halaman 32 - 39 dalam Jurnal (Majalah ilmiah)
“Lampung Pest Management” volume III No 28 th 1999.
4) Dalam majalah “Gertak Sambal” no 342 Mei 1876 halaman 6 Prof. DR. Ir.
Kabayan, SH, SE, MSc. Menulis suatu artikel berjudul “Cara mudah terbang ke
langit”.
5) Hubungan antara pemeliharaan ikan Louhan dengan keberuntungan
pemeliharanya. Tulisan tersebut ditulis oleh Kiyai Haji Raden Petruk Mc-
Roberts yang merupakan bagian dari suatu buku berjudul “Louhan ikan yang
misterius” yang diedit oleh Bill Sheppard Jr.
6) “Pengaruh makan kulit jengkol dalam proses pencernaan” merupakan
laporan hasil penelitian Dr. Ir. Mahkota Dewa, MSc. ditulis tahun 2004.
7) Buku berjudul “Perang tanding orang sinting” ditulis oleh Nakula-Sadewa Jr,
Bimo Werkudoro J.S.T , Yudistira R.B. , dan Arjuna Wiwaha diterbitkan di
Kota Antah Berantah pada tahun 1234 oleh penerbit PT. Miskin Sengsara.
8) PT. Keren Beken di kota Baghdad menerbitkan buku berjudul “Pintar dan
cerdas dalam memilih pemimpin rakus” pada tahun 2003.
9) Makalah dalam sutu seminar internesional berjudul “Dampak naiknya sewa
asrama terhadap tingkat hunian oleh mahasiswa” ditulis oleh Drs. Donald
Bebek. Seminar tersebut dilaksanakan di New York tanggal 17 Agustus
1959.
10) Annual report no 15 halaman 317 s.d. halaman 326
berjudul ”Penyebarluasan kesenian jaran kepang kepada angkatan laut
Amerika” diterbitkan oleh FAO (Food and Agriculture Organization) di
Tanggamus tahun 2004.
11) Buku berjudul Biologi pertanian diterbitkan oleh Rajawali Press Jakarta
tahun pada tahun 1987.
12) Pada tanggal 24 November tahun 1872 john murray di london telah

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


63
menerbitkan buku THE ORIGIN OF SPECIES : by means of natural
selection. Buku tersebut ditulis oleh Charles Darwin.
13) Teach Yourself Word Perfect 6.1 for Windows adalah sebuah buku yang
diterbitkan oleh MIS Press di New York pada tahun 1995. Penulis buku
tersebut adalah Jan Weingarten.
14) Thomas Nelson and Sons Ltd. Pada tahun 1990 menerbitkan buku edisi
ke-2 (second edition) di Edinburgh dan di Hongkong. Buku yang ditulis oleh
Carol King and Nancy Stanley itu berjudul Building Skill For The TOEFL.
15) Training package resources for VET in Schools: A best practice manual
for agriculture. Ditulis oleh Jane Angus and Writers Reign pada tahun 2000 di
Melbourne Australia dan diterbitkan oleh Curriculum Corporation, Australian
National Training Authority.
16) Dr. Raden Haji Kurang Asem menulis sebuah artikel dalam majalah
Crimes volume #3 no 5 tahun 2004. Judul Artikel tersebut The development
of the directly presidential election in Indonesia.
17) Buku berjudul Pemeliharaan walet di atas kandang gajah diterbit kan oleh
PT. Bunga Bangkai pada tahun 2004 sebagai edisi ke-9.
18) CV. Wajar Saja kota Baldatun Toyibah menerbitkan tulisan K.H. Waras
yang berjudul Kumpulan doa dan wirid untuk memenangkan pemilu.
19) Dzikir, shalat and yoga: A Phylosophical review. Adalah sebuah buku
yang ditulis oleh Zuhri van-Allen dan Dedi Supriyatdi diterbitkan di
Amsterdam oleh Marhammah Press.
20) Prof. Dr. Hi. Rd. Keterlaluan, SH, SE, MSc. melakukan penelitian dan
hasilnya ditulis pada tahun 2004 yang diberi judul Hubungan antara warna
lambang partai dengan keberuntungan pengurusnya.

7. Pustaka:

Ekosusilo, M. dan B. Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Dahara Prize.
Semarang.
Gay, L.R. 1991. Review of Related Literature. Bell & Howell Co. London.
Good, C.V. and D.E. Scates. 1991. Selection and Definition of a Problem. Academic
Press. New York.
Politeknik Negeri Lampung. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Politeknik
Lampung. Bandar Lampung.
Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sudjana, N. 1995. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Sinar Baru Algensindo.
Bandung.

8. Hasil Praktikum: Daftar Pustaka yang lengkap dan benar sesuai dengan pedoman.

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


64
Minggu ke : 9 s.d. 12

Unit Kompetensi : Pembuatan draft/konsep makalah ilmiah

Waktu : 4 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang sistematika dan tata tulis karya ilmiah

2. Indikator Kinerja: Mampu mengembangkan topik yang sudah terpilih menjadi


suatu konsep makalah dengan sistematika yang benar.

3. Teori
Stanley, et al. (1995) berpendapat bahwa suatu kerangka adalah langkah
awal dalam memulai pembuatan suatu tulisan ilmiah. Setelah ditentukan
topik/masalah yang akan dibahas dalam suatu tulisan, maka topik tersebut
dijadikan suatu tuulisan utuh melalui pengembangan kerangka tulisan. Untuk
melakukan pendalaman topik yang terpilih, menurut Good and Scates (1991)
perlu dilakukan penelusuran berbagai sumber pustaka yang berkaitan.
Menurut Ekosusilo dan Triyanto (1995) untuk membuat suatu makalah
(salah satu bentuk tulisan ilmiah) tidak persis sama dengan membuat tulisan
ilmiah lainnya. Hal ini dikarenakan makalah hanya merupakan prasaran yang
akan ditampilkan dalam suatu forum pertemuan ilmiah yang dibatasi berbagai hal.
Untuk dapat menyusun makalah yang baik ada beberapa hal yang harus
diperhatikan penulis, yakni a). memahami topik/masalah dengan baik,
b).menentukan tujuan dan membatasi ruang lingkup, c). kepada siapa dan dalam
forum apa makalah akan disajikan.
Pranowo dkk. (1996) menyatakan bahwa dalam menulis naskah karya
ilmiah, termasuk penulisan makalah, perlu memperhatikan hal-hal berikut: a).
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, b). penggunaan kalimat
efektif, c). prinsip koherensi (antara satu materi dengan yang lain, dari awqal
sampai akhir tulisan harus berkaitan dan saling berhubungan, d). pembahasan
singkat jelas dan tegas.
Bentuk makalah sangat bervariasi dari satu lembaga dengan lembaga lain,
tetapi secara umum diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup. Di
Politeknik Negeri Lampung (lihat Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Politeknik Negeri Lampung) telah ditentukan bahwa tata urut (sistematika)
penulisan makalah adalah sebagai berikut: JUDUL, ABSTRAK,
PENDAHULUAN (Latar Belakang dan Masalah, Tujuan), ISI/BODY
TULISAN, PENUTUP (yang merupakan inti permasalahan atau kesimpulan dari
topik/masalah yang telah dibahas dalam isi tulisan), DAFTAR PUSTAKA
(berisi daftar semua sumber pustaka yang dirujuk).
4. Alat dan bahan
- alat tulis
- hand out

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


65
5. Prosedur Kerja
a. Setiap mahasiswa berkumpul menurut kelompok yang sudah ditentukan, lalu
berdiskusi tentang kerangka yang akan dijadikan suatu tulisan/makalah
lengkap.
b. Setiap kelompok mempresentasikan (menjelaskan) konsepnya di depan kelas
untuk didiskusikan dengan kelompok lain.
c. Setiap draft dimungkinkan langsung disetujui untuk diteruskan menjadi
tulisan utuh, diteruskan dengan beberapa perbaikan, atau bahkan diubah total
setelah didiskusikan dalam kelompok besar dan dipandu dosen pembimbing.
d. Penulisan naskah makalah dilakukan di luar jam praktikum secara
berkelompok dengan tetap di bawah bimbingan dan diskusi dengan dosen
pembimbing.
6. Tugas dan Pertanyaan:

Buatlah naskah makalah lengkap secara kelompok yang dikerjakan di luar jam
praktikum dengan tetap konsultasi dengan dosen pembimbing.

7. Pustaka:

Ekosusilo, M. dan B. Triyanto. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Dahara


Prize. Semarang.
Good, C.V. and D.E. Scates. 1991. Selection and Definition of a Problem. Academic
Press. New York.
Gunawan, A.W., S.S. Achmadi, dan L. Arianti. 2004. Pedoman Penyajian Karya
Ilmiah. IPB Press. Bogor.
Politeknik Negeri Lampung. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Politeknik
Lampung. Bandar Lampung.
Pranowo, Sunarti, dan S. Rochmiati. 1996. Teknik Menulis Makalah Seminar.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Stanley, L.C., A.H. Lanner, and O. Shimkin. 1995. Ways To Writing. Mc.Millan
Publishing Co. New York.

8. Hasil Praktikum:

Semua makalah harus sudah dikumpulkan satu minggu setelah praktikum ini.

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


66
Minggu ke : 13 s.d. 17

Unit Kompetensi : Presentasi makalah ilmiah

Waktu : 5 X 120 menit

Tempat : Ruang kelas

1. Elemen Kompetensi: Menguasai tentang teknik presentasi suatu karya ilmiah


(seminar) dengan menggunakan visual aid.

2. Indikator Kinerja: Mampu berbicara di depan publik dalam suatu forum ilmiah
(seminar) baik sebagai pemakalah maupun sebagai pemandu
acara (moderator) dengan menggunakan minimal satu visual
aid.

3. Teori
Menyampaikan tulisan ilmiah (khususnya makalah), dalam suatu
forum/pertemuan ilmiah seperti seminar, dikenal dengan istilah presentasi.
Tidak semua orang mampu dan sanggup berbicara di depan orang banyak
khususnya dalam pertemuan ilmiah. Seseorang yang mempunyai kemampuan
menulis karya ilmiah dengan baik, tidak serta merta mampu
mempresentasikannya atau tidak otomatis akan jadi pembicara yang handal.
Menurut Menasche (1994), Comfort & Utkey (1996), dan Niemantsverdriet
(2005) untuk bisa mempresentasikan makalah dengan baik hal-hal berikut ini perlu
diperhatikan sebelum melakukan presentasi: Tuliskan intisari dari makalah
lengkap anda yang memuat sekitar 30-40% dari makalah lengkap. Hal ini akan
membantu anda bila dalam presentasi ada yang terlupa. Ingat, anda melakukan
presentasi (bicara) bukan membaca. Oleh karenanya jangan terus menerus melihat
catatan. Siapkan suatu pembukaan/penghantaran yang baik, karena pada saat itu lah
yang menentukan tertarik tidaknya audiens pada makalah anda.
Tentukan media/alat bantu apa yang akan digunakan, lalu siapkan segala
sesuatunya. Tuliskan kesimpulan dari makalah anda. Kalau anda pembicara pemula,
berlatihlah sebelum tampil pada seminar sesungguhnya. Selanjutnya Hendricks
(1996) dan Storz (2002) memberikan kiat untuk menjadi pembicara yang sukses
dalam suatu seminar sebagai berikut:
Perhatikan waktu yang tersedia.
Fokuskan perhatian anda hanya pada poin-poin pokok saja.
Usahakan presentasi anda jadi presentasi yang hidup dan menarik, kalau perlu
sampaikan beberapa jokes atau anekdot.
Pada saat bicara harus selalu menghadap ke audiens. Jangan berbicara saat anda
membaca, baik membaca catatan maupun membaca dalam tampilan media/alat
bantu. Anda tidak akan pernah mendapatkan perhatian, komunikasi, kontak
dengan audiens secara baik bila mata anda hanya tertuju pada yang anda baca.
Buatlah strong ending (pengakhiran yang kuat). Salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan mengulang (reinforce) masalah/topik utama secara
ringkas meminta hadirin untuk menyampaikan tanggapan, komentar, dan

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


67
pertanyaannya.
Henninger & Reel (2001) memberikan formula 4S untuk meningkatkan
kualitas presentasi sebagai berikut:
a) Shortness - Ringkas. Ringkas bukan berarti sangat singkat dalam hal waktu
sehingga menghilangkan makna, tetapi ringkas dalam penggunaan kalimat dan
mempersempit fokus pembicaraan tidak melebar kemana-mana. Dengan demikian
audiens akan mendapatkan sesuatu yang menarik dan berguna tanpa harus
merasa tidak nyaman atau bosan.
b) Simplicity - Simpel/sederhana. Hindari penggunaan kalimat yang bertele-
tele dan bersayap. Gunakan hanya kalimat yang anda butuhkan, jangan
sekali-kali menggunakan kata-kata melebihi dari apa yang anda butuhkan
untuk menyampaikan informasi yang akan anda sampaikan.
c) Strenghth - Kekuatan/ketegasan. Pada saat kita bicara/presentasi, tentunya
berharap mendapat sambutan yang positif dari audiens, dengan kata lain kita
sangat mengharapkan peran serta/partisipasi aktif dari audiens. Untuk
memancing partisipasi audiens, seorang pembicara harus tegas, berwibawa
dan gunakan kalimat-kalimat yang mengundang perhatian audiens.
Sebaiknya gunakan kalimat aktif daripada kalimat pasif. Contoh: 1). Telah
ditemukan teori baru bahwa…….. 2). Telah dilaporkan bahwa ada 56000
petani mengalami……. Kalimat-kalimat tersebut tidak menunjukkan
subjeknya (siapa yang melakukannya). Oleh karena itu sebaiknya dijadikan
kalimat aktif sebagai berikut: 1). Si Fulan telah menemukan teori baru
bahwa………….. 2). Departemen Pertanian melaporkan bahwa ada 56000 petani
mengalami…..
d) Sincerity - Kesungguhan/ketulusan. Tunjukkan dan yakinkan kepada
audiens bahwa melakukan hal tersebut (presentasi/seminar) dengan sungguh-
sungguh dan tidak main-main. Anda harus yakin bahwa masalah/topik yang
akan anda sampaikan menarik dan berguna bagi audiens dan anda
menguasainya. Meskipun demikian, hindari kata-kata “Saya tahu persis…..”
“Saya sangat peduli/perhatian…….” Sebaiknya gunakan kata-kata “Para ahli
mempercayai bahwa….” Atau “Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya
teori…..” Kadang-kadang dalam beberapa hal kita perlu juga berkata: “Saya sangat
yakin bahwa…..”
Beberapa ungkapan yang sering digunakan selama jadi pembicara:
Untuk pembukaan/pengantaran:

1). Salam keagamaan


2). Selamat pagi/siang/sore/malam

Untuk pengenalan topik:


1). Makalah saya yang berjudul…….. akan membahas tentang ……..
2). Topik makalah ini …….
3). Dalam seminar ini saya akan menyampaikan…..

Selama diskusi/tanya jawab:


1). Pertanyaan anda sangat menarik, akan saya coba jawab sesuai dengan
kemampuan saya.

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


68
2). Maaf, bisakah anda mengulang pertanyannya secara lebih spesifik ?
3). Secara umum saya setuju, tetapi………….
4). Sebatas hal tersebut saya setuju dengan anda, tetapi…………
5). Saya sangat setuju dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr/Anda.
6). Mohon maaf, mungkin di antara kita ada salah pengertian.
7). Saya mohon dengan hormat Bapak/Ibu Anu untuk bisa membantu menjelaskan.

Untuk masuk ke dalam kesimpulan:


1). Sebagai kesimpulan dari makalah ini,……………
2). Pada akhirnya kita sampai pada kesimpulan sebagai berikut……….

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat jadi pembicara di depan audiens,
menurut Mc-Evedy and M. Jordan (1996) adalah sebagai berikut:

1). Suara
Suara adalah alat yang sangat vital bagi seorang pembicara apa pun,
dimana pun dan kapan pun. Seseorang yang tidak punya suara akan sangat sulit
bahkan nyaris tidak mungkin untuk bisa jadi pembicara. Dengan suara kita bisa
mengendalikan audiens. Sebagai contoh, eengan mempercepat atau
meninggikan intonasi suara kita, akan menciptakan reaksi audiens. Dengan
suara yang volumenya pelan, akan membuat audiens mendengarkan secara teliti
(sungguh-sungguh) atau bahkan protes. Dengan gaya bicara yang penuh
antusias juga akan membawa pengaruh yang berbeda dibandingkan dengan
bicara tanpa semangat.
Oleh karena itu jangan bicara terlalu keras ataupun terlalu pelan, juga
jangan bicara terlalu cepat atau terlalu lambat. Gunakan volume dan ritme suara
yang memadai dan bisa terdengar secara wajar oleh seluruh audiens. Yang perlu
diingat adalah suara kita harus tetap dijaga agar tidak monoton, baik ritmenya,
volumenya, maupun intonasinya, sesuaikan dengan tingkat kepentingan dan
suasana saat itu. Kendalikan emosi dan pikiran sehingga tidak keluar kata-kata yang
tidak dikehendaki seperti kata “ee…e”, “mmmhh….”, “toh?” , “apa sih?” atau “iya
kan?”.

2). Gerakan dan bahasa tubuh


Sebagai ilustrasi bisa dicontohkan seseorang yang mempunyai tubuh
pendek (di bawah rata-rata) hendaknya tidak berdiri di belakang podium, apalagi
ukuran podiumnya setinggi pembicara. Hal ini akan berpengaruh jelek
(melemahkan) presentasi kita. Orang seperti itu sebaiknya berdiri di samping
podium, sehingga diharapkan akan membuat si pembicara lebih bebas
mengekspresikan pembicaraannya dengan menggunakan bahasa tubuhnya.
Gerakan tubuh bisa menjadi sangat penting bagi seorang pembicara.
Jangan melakukan gerakan tubuh yang tidak perlu karena hanya akan membuat
suasana seminar kurang nyaman. Gerakan tubuh yang sering dilakukan padahal
tidak perlu dan harus dihindari antara lain: selalu merapikan rambut, memegang-
megang hidung atau telinga, menggaruk kepala meski tidak gatal, dan lain-lain.
Bahasa tubuh juga sangat penting bagi seorang pembicara termasuk
ekspresi wajah, gerakan mata, bibir, kepala dan anggota badan lainnya. Setiap

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


69
bahasa tubuh mempunyai arti yang berbeda, sebagai contoh menggerakkan
kepala ke samping kiri dan kanan berarti tidak (“NO”) sedangkan
menganggukkannya berarti iya (“YES”). Gunakan “eye contact” (tatapan)
secara merata ke seluruh audiens (dari satu orang ke yang lainnya) agar audiens
merasa diperhatikan dan terlibat dalam presentasi yang sedang berlangsung.
Jangan sekali-kali menatap ke atas saat anda bicara. Hal itu hanya akan
menimbuklkan kesan seolah-olah anda tidak mau bicara dengan audiens.
Bila anda berbicara bukan sebagai pemakalah, misalnya kapasitas anda
sebagai moderator, pada prinsipnya sama dengan pemakalah seperti yang telah
diuraikan di atas. Perbedaan prinsip adalah tugas yang dipikulnya. Seorang
moderator bertugas memimpin dan mengarahkan jalannya seminar. Untuk itu lah
seorang moderator harus mengerti betul materi yang dibahas, harus bisa
menguasai keadaan agar tetap hidup, meluruskan pertanyaan dan atau jawaban
yang menyimpang dari konteks yang dibahas. Peran moderator terutama akan
sangat terasa pada saat diskusi. Pada intinya seorang moderator adalah penguasa
tunggal pada kegiatan seminar yang sedang berlangsung.
Memilih dan menggunakan alat bantu visual (visual aids)
Perlu diketahui bahwa sukses tidaknya suatu presentasi sangat
dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat nonverbal. Pengaruh nonverbal dalam
presentasi mencapai 60 - 80 %.
Yang termasuk nonverbal adalah:
-gesture dan bahasa tubuh
-ekspresi wajah
-penampilan diri/kepercayaan diri
-gerakan-gerakan tubuh
-pakaian
-eye contact (kontak mata).
Oleh karena itu penggunaan alat bantu visual (visual aids) merupakan
bumbu dalam suatu presentasi. Presentasi tanpa visual aids, laksana masakan
tanpa bumbu. Visual aidsa dapat menambah menarik suatu presentasi. Jenis-jenis
visual aids yang umum digunakan adalah:

1). Slides
Cukup baik untuk digunakan terutama untuk menampilkan gambar.
Bagus tidaknya suatu slides tergantung pada proses pengambilan gambar
(pemotretan) dan pencucian filmnya. Pemotretan slides sama dengan pemotretan
biasa tetapi menggunakan film positif, sedangkan penggunaannya memakai alat
penampung slides yang namanya “carousel” yang selanjutnya “carousel”
tersebut dimasukkan ke dalam slides projector. Akhir-akhir ini slides jarang
digunakan orang karena pembuatan dan penggunaannya cukup rumit. Orang lebih
senang menggunakan kamera digital yang bisa langsung ditampilkan di
komputer.

2). Foto
Foto kurang disukai karena harus dicetak dalam ukuran sangat besar
untuk bisa dilihat semua audiens dari jarak yang cukup jauh. Hal tersebut
membutuhkan biaya cukup mahal padahal foto itu relatif tidak tahan lama bila

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


70
ingin digunakan kembali pada waktu yang akan datang.
3). Peta singkap (“Flip chart”) dan Poster
Pastikan bahwa baik flip chart maupun poster dibuat cukup besar
sehingga mudah dibaca/dilihat dengan jelas oleh seluruh aaudiens dari berbagai
arah. Batasi setiap satu flip chart atau poster haanya memuat maksimal 2 ide
pokok saja. Gunakan warna-warna terang, tetapi sebaiknya jangan lebih dari 3
warna setiap flip chart atupun poster.

4). Transparansi (plastik bening)


Pada prinsipnya sama dengan flip chart dan poster, tetapi dibuat di atas
plastik transparan. Proses pembuatannya bisa dilakukan secara manual
(ditulis/digambar dengan tangan) atau dibuat dengan menggunakan komputer.
Transparan yang dibuat dengan komputer bisa dengan dua cara yakni dicetak di atas
kertas biasa terlebih dulu lalu difotokopi di atas plastik transparan (cara ini hanya
bisa warna hitam saja). Untuk printer tertentu ada yang bisa langsung dicetak di
atas plastik transparan yang khusus untuk itu.
Cara pembuatan dengan komputer ini selain bisa digunakan untuk
pembuatan transparansi yang akan digunakan dengan Over Head Projector
(OHP), juga file yang ada dalam komputer (dalam bentuk power point) bisa
digunakan langsung dengan cara menghubungkan komputer tersebut dengan
LCD projector. Cara yang terakhir ini sampai saat sekarang dianggap cara
penggunaan visual aids yang cukup canggih dan paling sering digunakan dalam
seminar.

Beberapa petunjuk saat menggunakan visual aids


1). Jangan ada yang melintas di depan visual aids yang digunakan.
2). Letakkan secara benar sehingga mudah dilihat oleh semua audiens.
3). Cek/coba semua alat yang akan digunakan sebelum mulai.
4). Jangan membaca dari visual aids apalagi sambil membelakangi audiens.
5). Jangan dinyalakan sebelum dibutuhkan.
6). Berdirilah di samping OHP atau alat lain yang digunakan.
7). Matikan powernya bila sedang tidak digunakan, khususnya bila menggunakan
OHP dan slide projector. Sedangkan bila menggunakan LCD projector,
biasanya alat ini sudah dilengkapi perangkat otomatis untuk mematikannya.

4. Alat dan bahan


- alat tulis ; hand out/makalah; alat bantu audio visual

5. Prosedur Kerja
1) Setiap kelompok harus selalu siap tampil dengan makalah lengkapnya yang
sudah dibuat sejak praktikum terdahulu.
2) Dilakukan pengundian untuk menentukan kelompok yang akan tampil sebagai
pembicara pada praktikum kali ini.
3) Setiap kelompok mempresentasikan makalahnya di depan kelas.
4) Setiap minggu ditampilkan 2 makalah (2 kelompok) secara bergantian dengan
waktu masing-masing 50 menit. Lima belas menit digunakan untuk presentasi

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


71
dan 35 menit untuk diskusi. Sisa waktu yang ada digunakan oleh dosen
pembimbing untuk memberikan komentar dan ulasan.
5) Moderator akan ditunjuk oleh dosen pembimbing praktikum dan diambil dari
kelompok lain yang akan tampil hari itu secara bergantian.
6) Setiap kelompok minimal mendapatkan satu makalah lengkap yang dibagikan
sesaat sebelum seminar dimulai.
7) Kegiatan seminar ini akan dinilai, baik yang bertindak sebagai
pembicara/pemakalah, moderator maupun audiens.
8) Nilai yang didapat akan diberlakukan sebagai nilai ujian akhir praktikum
(tidak ada ujian praktikum).
9) Format penilaian disajikan pada halaman berikut.

6. Tugas dan Pertanyaan:


1. Setiap anggota kelompok yang tampil sebagai pemakalah, diwajibkan
berperan aktif dalam menjawab pertanyaan audiens.
2. Setiap pertanyaan dan jawaban/pembahasan harus dicatat oleh kelompok
yang jadi pemakalah.

7. Pustaka:

Comfort, J. and D. Utkey. 1996. Effective Presentations. OxfordUniversity Press.


Oxford.
Hendricks, W. 1996. Secrets of Power Presentations. Career Press. Franklin Lakes.
New Jersey.
Henninger, P. & J. Reel, 2001. Professional Presentations. The University of
Michigan Press. Michigan.
McEvedy, H.C. and M. Jordan. 1996. Seminar Presentation Skills. Mc-Millan
Publishing Co. New York.
Menasche, L. 1994. Oral Presentation. University of Pittsburgh Press. Pittsburgh.
Niemantsverdriet, J.W. 2005. How to Give Successful Oral and Poster
Presentations. Eindhoven University of Technology. Eindhoven, The
Netherlands.
Storz, C. 2002. A Practical Guide of Oral Presentation Skills. Institut National de
Télécommunications. Evry. France.

8. Hasil Praktikum:

Makalah lengkap yang sudah diperbaiki sesuai dengan hasil pembahasan selama
seminar, dikumpulkan satu minggu setelah seminar.

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


72
Form A.
LEMBAR PENILAIAN SEMINAR UNTUK PEMAKALAH/PEMBICARA
I. Nilai partisipasi anggota pemakalah

NO NAMA MAHASISWA NPM NILAI


1
2
3
4

II. Nilai pelaksanaan seminar

N0 UNSUR PENILAIAN % NILAI % x NILAI

1 Sistematika penyampaian 15
2 Penguasaan materi 30
Penggunaan bhs lisan, gesture dan bhs
3 10
tubuh
Cara menyimak dan menjawab
4 20
pertanyaan
5 Pengendalian diri dan kestabilan emosi 10
Penggunaan alat bantu visual (visual
6 5
aids)
7 Penampilan fisik/kerapihan/kepatutan 5
8 Pemanfaatan waktu 5
TOTAL 100

III. Nilai makalah lengkap: .....................________

Bandar Lampung,

Dosen penilai,

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah


73
Form B.

LEMBAR PENILAIAN SEMINAR UNTUK PESERTA/AUDIENS

NO NAMA MAHASISWA UNSUR PENILAIAN NILAI

Cara bertanya
Materi pertanyaan
1 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
23 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
4 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
5 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
6 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
7 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA
Cara bertanya
Materi pertanyaan
8 Gaya bahasa
Teknik argumentasi
RATA-RATA

Bandar Lampung,

Dosen penilai,

Dedi Supriyatdi dkk. - BPP Teknik Penulisan Karya Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai