Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK II

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HIPERTYROID

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh Kelompok II
1. Davit Alamsyah (KHGC21134
2. Fuadah Febryany (KHGC 21135)
3. Irpan Maulana (KHGC 21137)
4. Rendi Gumilar (KHGC 21129)
5. Mochamad Ricky Rifa’at (KHGC 21141)
6. Rini Rianti (KHGC21130)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


S1.KEPERAWATAN TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan

Rahmat dan hidayahnya kepada kita semua,dan tak lupa Sholawat serta salam kita

curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW,sehingga kita dapat menyelesaikan

tugas makalah pada mata kuliah keperawatan Medikal Bedah ini dapat tepat waktu.

Makalah dengan berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

HYPERTYROID”Ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

“Keperawatan Medical Bedah” kami mengucapkan terima kasih kepada anggota

kelompok dua serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

Dengan kerendahan hati kami memohon maaf, semoga makalah ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama penulis.

Garut , Maret 2022

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hipertiroid adalah Suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormone


tiroid secara berlebihan.Biasanya karena kelenjar terlalu aktif .Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik seseorang,yang
disebut dengan thyrotoxicosis (Bararah 2009).Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi
ketika kelenjar tiroid memproduksi hormone tiroid lebih dari yang di butuhkan tubuh.
Hal ini kadang di sebut thyrotoksikosis istilah untuk hormone tiroid yang terlalau
banyak dalam darah.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam membahas stress dan adaptasi dalam makalah ini, maka hal-hal yang perlu
dikaji diantaranya:

1. Pengertian umum tentang hipertiroid


2. Anatomi fisiologi
3. Apa penyebab hipertiroid
4. Patofisiologi dari hipertiroid
5. Tanda gejala hipertiroid
6. Pemeriksaan Penunjang dari hipertiroid
7. Komplikasi dari hipertiroid
8. Asuhan keperawatan pada klien hipertiroid
1.3 Tujuan

1. Tujuan umum
Adalah untuk mengetahui penyakit hipertiroid dan asuhan keperawatan
pada klien dengan hipertiroid
2. Tujuan Khusus
a. Pengertian umum tentang hipertiroid
b. Anatomi dan fisiologis
c. Apa penyebab hipertiroid
d. Patofisiologi dari hipertiroid
e. Tanda gejala hipertiroid
f. Pemeriksaan Penunjang dari hipertiroid
g. Penatalaksanaan pada hipertiroid
h. Komplikasi dari hipertiroid
i. Asuhan keperawatan pada klien hipertiroid

1.4 Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan Hipertiroid
2. Manfaat Peraktis
Perawat dapat menentukan diagnose dan intervensi keperawatan yang
tepat pada pasien hipertiroid,dapat dijadikan sebagai acuan untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan bagi pasien khususnya pada pasien
hipertiroid.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Hipertiroidisme (hiper sekresi hormone tiroid) adalah peningkatan produksi dan

sekresi hormone tiroid oleh kelenjar tiroid.(marry 2009) Hipertiroidisme adalah

keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan

tubuh.Tirotosikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang

terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone

tiroid(Tarwoto,Dkk 2012) Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita

4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black 2009).Hipertiroid adalah suatu sindrom

yang disebabkan oleh peninggian produksi hormone tiroid yang disebabkan antara lain

karena autoimun pada penyakit graves,hyperplasia,genetic,neoplastic atau karena

penyakit sistemik akut.Paktor pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti

operasi,infeksi,trauma,penyakit akut kardiovaskuler.(p.k Sint Carolus 1995)


2.2 Anatomi Dan Fisiologi

1. Anatomi

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher bagian depan

tepatnya berada di bawah kartilago krikoid, antara fasia koli media dan fasia

prevertebralis. Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira mencapai 18 gram. Satu

kelenjar tiroid yang terdapat pada manusia selalu memiliki dua lobus kanan dan kiri

,Selain memiliki lobus, kelenjar tiroid juga mempunyai folikel dan para folikuler.

Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.

Kelenjar ini dapat ditemui di bagian depan leher, sedikit di bawah laring. Di ruang yang

sama dengan tiroid juga terletak trakea, esophagus, pembuluh darah besar dan syaraf.

Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga sampai

tiga perempat lingkaran. Ke empat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada

permukaan belakang kelenjar tiroid didapatkan dari arteri tiroidea superior dan inferior,

serta disarafi oleh saraf adrenergic dan kolinergik. Pembuluh darah besar yang dekat

kelenjar tiroid adalah arteri karotis komunis dan arteri jugularis interna. Sementara itu,

saraf yang ada adalah nervus vagus, terletak bersama di dalam sarung tertutup yang
dikenal dengan laterodorsal tiroid. Untuk nervus rekurensnya sendiri mempunyai letak

di dorsal tiroid sebelum masuk laring.

2. Fisiologi

Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksi (T4) atau Tetra

Iodotironin. Bentuk aktif dari hormon tiroksikn adalah triyodotironin (T3) yang

sebagian besar berasal dari konversi hormone T4 diperifer dan sebagian kecil

langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Dalam kinerjanya menghasilkan hormon,

kelenjar tiroid memiliki bahan baku yaitu yolida inorganik. Bahan baku tersebut

didapatkannya dengan melakukan penyerapan dari saluran cerna. Yodida inorganik

yang diserapkan oleh kelenjar tiroid nantinya akan mengalami oksidasi lalu menjadi

bentuk organik, dan selanjutnya akan menjadi sebagian dari tirosin yang terdapat

dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT). Sekretaris hormon tiroid di

kendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaituThyroid Stimulating Hormon

(TSH) yang di hasilkan oleh lobus anterior pada kelenjar hiposis. Kelenjar TSH secara

langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi

yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan

terhadap sekresi hormone pelepasan tirotropin Thytotropine Releasing Hormon

(TRH) yang berasal dari hipothalamus. Selain menghasilkan hormon-hormon yang

telah disebutkan di atas, kelenjar tiroid jugamengeluarkan kalsitonin dari sel

parafolikuler. Kalsitonin merupakan polipeptida yang berguna untuk menurunkan

kadar kalsium serum, kinerjanya sendiri dengan melakukan penghambatan reabsorbsi


kalsium dan tulang. Fungsi dari hormon-hormon kelenjar tiroid di bagi menjadi dua

bagian, yaitu:

a. Fungsi hormon tiroksik dan tridoktironin :

1) Mengatur laju atau kecepatan metabolisme pada tubuh

2) Merangsang peetumbuhan testis, saraf, dan tulang

3) Mempertahankan sekresi GH (gord hormon) dan gonodotropin

4) Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung

5) Merangsang pembentukan sel darah merah

6) Memengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan, sebagai kompensasi

tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism

7) Mengatur katabolisme lemak, protein, dan karbohidrat pada tiap sel

di dalam tubuh.

8) Mempertahankan aktivasi kalsium

9) Antagonis insulin

b. Fungsi hormone kalsitonin :

1) Mengurangi kalsium kalsitonin

2) Mengurangi absorbs kalsium dan fosfor oleh GI

(Baradero dkk,2009)

2.3 Etiologi

Manurut Tarwoto,dkk (2012) Anatomi Dan Fisiologi. Anatom penyebab hipertiroid

diantaranya adenomahipofisis ,penyakit graves,modul tiroid,tiroiditis,konsumsi

banyak yodium dan pengobatan hipertiroid.


1. Adenoma hipofisis

Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.

2. Penyakit graves

Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan

karena autoimun yaitu dengan terbentukmya antibody yang disebut thyroid

stimulatin immunoglobulin(TSI) yang melekati sel-sel tiroid.TSI meniru

tindakan TSH dan merangsang tiroid untuk mrmbuat hormone tiroid terlalu

banyak.Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme,pembesaran kelenjar

tiroid ( goiter ) dan eksotalmus (mata yang melotot).

3. Tiroiditis

Tiroiditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh

bakteri seperi streptococcus pyogenesis,staphylococcus areus dan pnemococus

pneumonia.Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar

tiroid,kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormone tiroid.

Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut ,tiroiditis postpartum,dan

tiroiditis tersembunyi.Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid

dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan.Tiroiditis

postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan

melahirkan.penyebab diyakini karena autoimun.Tiroiditis tersembunyi juga

disebabkan karena autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri,tetapi mungkin

juga terjadi pembesaran kelenjar.tiroiditis tersembunyi juga dapat

menyebabkan tiroiditis permanen.


4. Konsumsi yodium yang berlebihan yang mengakibatkan peningkatan sistesis

hormone tiroid.

5. Terapi hipertiroid, pemberian obat-obatan hipertiroid untuk menstimulasi

hormone tiroid.Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah

produksi hormone tiroid.

2.4 Patofisiologi

Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormone tiroid yang

lebih banyak. Pernah berbagai factor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui

mekanisme normal.peningkatan hormone tiroid menyebabkan peningkatan

metabolisme rate.meningkatnya saraf simpatis.Peningkatan metabolisme rate

menyebabkan peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan

banyak keringaat dan penurunan toleransi terhadap panas.Laju metabolisme yang

meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolic ,sehingga berat badan

berkurang karena membakar cadangan energy yang tersedia,keadaan ini merupakan

degenerasi simpanan karbohidrat,lemak ,dan protein sehingga cadangan protein otot

juga berkurang.Peningkatan saraf simpatis dapat terjadi pada system kardiovaskuler

yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik,sehongga denyut nadi

lebih cepat,peningkatan cardiac output,stroke volume,aliran darah perifer serta respon

adrenergik lainya. Peningkatan hormone tiroid juga berpengaruh terhadap sekresi dan

metabolism hipotalamus,hipopisis dalam mensekresi hormone gonad.Sehingga pada

individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam fungsi


seksual.Sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido,infertile dan

menstruasi tidak teratur.

2.5 Gejala Klinis

Menurut Tarwoto dkk (2012) gejala klinis hipertiroid berikut ini ;

1. Sistemkardiovaskuler

Meningkatkan heart rate,stroke volume,cardiac output,peningkatan kebutuhan

oksigenotot jantung,peningkatan vaskuler perifer resisten,tekanan darah sistol

dan diastole meningkat 10-15mmhg,palpitasi,disritmia,kemungkinan gagal

jantung ,edema.

2. Sistem Pernafasan

Pernafasan cepat, bernafas pendek,penurunan kapasitas paru.

3. Sistem perkemihan

Retensi cairan,menurunnya otot urine.

4. Sistem gastrointestinal

Meningkatnya peristaltic usus,peningkatan napsu makan,penurunan berat

badan,diare,peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein,penurunan

serum lipid,peningkatan sekresi gastrointestinal,muntah dank ram abdomen.

5. Sistem musculoskeletal

Keseimbangan protein negatife,kelemahan otot,kelelahan

6. Sistem integument

Berkeringat yang berlebihan,kulit lembab,merah,hangat,keadaan rambut lurus

lembut,halus dan kemungkinan terjadi kerontokan rambut.


7. Sistem endokrin

Biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid

8. Sistem Saraf

Gugup,gelisah,emosi tidak stabil seperti : cemas,curiga,tegang dan emosional.

9. Sistem reproduksi

Amenorahea,anovulasi,mens tidak teratur,menurunnya libido,impoten.

10. Eksoftalmus

Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bola mata menonjol kedepan seperti mau

keluar.Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks

yang menahan air di belakang bola mata,retensi cairan ini mendorong bola mata

kedepan sehingga bola mata Nampak menonjol keluar ronggaorbita.Pada

keadaan ini menimbulkan sulit menutup mata sehingga bola mata menjadi

kering,iritasi,atau kelainan kornea.

2.6 Pemeriksaan penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Serum T3 terjadi peningkatan (N:70-250ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4 Terjadi peningkatan (N:4-12 mgc/dlatau 51-154 SI unit)
c) Indeks T4 bebas,meningkat(N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit )
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibody antiglobulin antibody(TSH-Rab) terjadi peningkatan
pada penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
a) CT scant tiroid dapat mengetahui ukuran,posisi dan fungsi kelenjar
tiroid.Iodin radioaktif (RAI)diberikan secara oral kemudian diukur
pengambilan iodin oleh kelenjar tiroid.Normalnya tiroid akan engambil
iodin 5-35% dari dosis yang diberikan setelah 24 jam.pada pasien
hipertiroid akan meningkat.
b) USG untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid
apakah massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahuiadanya thakikardia,atrial
fibrilasidan perubahan gelombang P dan T( Tarwoto dkk,2012)
2.6 Penatalaksanaan

Penatalasanaan medis terhadap pasien hipertiroid tidak jauh beda dengan pasien
penderita hipotiroid. Mengklasifikasikan penatalaksanaan medis hipertiroidisme ke
dalam tiga hal yakni :

1. Yodium Radioaktif
Tindakan yodium radioaktif dilakukan pada pasien terkena kankertiroid
terjadikarena adanya pertumbuhan sel abnormal yang terjadi didalam kelenjar
tiroid dengan jenis Hipertiroid dan kanker karsinoma.
2. Tirostatika
Kelompok derivate tioimidazol (CBZ,karbimazol5 mg,MTZ,metimazol atau
tiamazol 5,10,30mg) dan derivate triourasil(PTU propiltiourasil 50,100mg)
3. Tiroidektomi
Tindakan pembedahan di kerjakkan kalua keadaan pasien eutiroid,klinis
maupunbiokimiawi (Djokomoeljanto 2009)
2.7 Komplikasi

Komlikasi pada Hipertiroid sangat beragam ,mulai dari yang sederhana hingga
yang sangat menghawatirkan atau mengancam nyawa pasien.Komplikasi yang
membuat nyawa pasien terancam adalah terjadinya krisis tirotoksikatau tiroid
strom,oftalmopati graves, infeksi,dermopati graves,dan kematian akibat penyakit
jantung. Komplikasi lain yang terjadi dan dalam tahap waspada adalah
tremor.agitasi,hipertermia, dan takikardia. Hal yang dapat menyebabkan komplikasi
waspadaadalah efek dari pelepasan TH kedalam jumlah yang sangat banyak,dan
biasanya disaat pasien menjalani therapy,pasien yang sedang menjalani masa
pembedahan.Atau mungkin di karenakan hipertiroid tidak terdiagnosa sedini mungkin
bila tidak diobati akan menyebabkan kematian. (aini dan ledy 2016)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPERTIROID

A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide,
lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi
dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
• Penurunan berat badan
• Peningkatan suhu tubuh
• Kelelahan
• Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
• Cepat Lelah
• Intoleransi aktivitas
• Tremor
• Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
• Iritabilitas
• Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
• Gangguan tajam penglihatan
• Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
• Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
• Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
• Menurunnya libido
• Menurunnya perkembangan fungsi seksual
• Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
• Eksoftalmus
• Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang tidak
stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering
juga didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan metabolic
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolism
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolism
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolic
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas
meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan
fungsi tubuh
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme
C. Intervensi dan Rasional
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan metabolism
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
keseimbangan nutrisi kembali normal.
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolisme
terpenuhi.
Intervensi Rasional
Mandiri :
• Hindari makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus.

Kolaborasi :

• Konsultasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet kalori tinggi.

Observasi :

• Auskultasi bising usus


• Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan tiap
hari.

Edukasi :

• Dorong klien makan dan meningkatkan jumlah makan.

Mandiri : Peningkatan multilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan


ganguan absorpsi nutris yang diperlukan.

Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan


yang adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang paling sesuai.

Observasi :

• Bising usu hiperaktif mencerminkan peningkatkan motilitas lambung


yang menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.
• Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori
yang cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiriod.

Edukasi :

• Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambah


kalori tetap tinggi.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24 jam pola nafas efektif

Kriteria hasil :

• nafas 16-20x/menit
• bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

Intervensi Rasional

Mandiri :

• Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas adventisius, seperti
krekels, mengi, gesekan pleural.
• Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bangunkan klien turun
tempat tidur dan ambulasi sesegera mungkin.
• Dorong / bantu klien dalam nafas dalam dan latihan batuk. Penghisapan
per oral atau nasotrakeal bila diindikasikan.

Kolaborasi :

• Berikan oksigen tambahan.

Observasi :

• Observasi frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat


upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu / pelebaran nasal.
• Observsi pola batuk dan karakter sekret.
o Bunyi nafas menurun / tak ada bila jalan nafas obstruksi
sekunder terhadap perdarahan, bekuan atau kolaps jalan nafas
kecil ( atelektasis ). Ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan
nafas / kegagalan pernafasan.
o Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan
pernafasan.
o Dapat meningkatkan / banyaknya sputum dimana gangguan
ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan upaya bernafas.
o Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas.
o Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi peningkatan
kerja nafas.
o Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering / iritasi.
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24 jam curah jantung
menjadi adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler
< 3 detik, tidak ada distritnea.
Intervensi Rasional
Mandiri :
• Catat atau perhatikan kecepatan irama jantung dan adanya distrirnea.
• Auskultasi suara jantung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan,
adanya orama gallop dan mumur sistolik.

Kolaborasi :

• Berikan cairan IV sesuai indikasi.


• Berikan sesuai indikasi.

Observasi :
• Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering
yang lemah.
• Observasi nadi atau denyut jantung pada pada pasien saat tidur.

Mandiri :

• Takirkardi mungkin merupakan cerminan langsung stimulasi otot


jantung oleh hormone tiroid distritnea sering kali terjadi dan dapat
membahnyakan fungsi jantung atau curah jantug.
• S1 dan mumur yang menonjol yang berhubungan dengan curah jantung
meningakat pada keadaan metabolic. Adanya S3 sebagai tanda
kemungkinan gagal jantung

Kolaborasi :

• pemberian cauiran melalui IV dengan cepat untuk memperbaiki volum


sirkulasi
• Mempertahankan curah jantung yang adekuat.

Observasi :

• Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volum sirkulasi
dan menurunkan curah jantung.
• Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat untuk menentukan
takikardi.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam citra tubuh klien
tidak terganggu
Kriteria Hasil :
• Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.
• Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi Rasional

Mandiri :

• Terima persepsi diri klien dan berikan jaminan bahwa klien dapat
mengatasi krisis ini.

Observasi :

• Kaji kesiapan klien kemudian libatkan klien dalam mengambil


keputusan tentang keperawatan, bila memungkinkan.

Edukasi :

• Dorong klien melakukan perawatan diri.


• Dorong klien untuk mengungkapkan kedukaan tentang kehilangan.
• Dorong klien untuk tetap menuliskan perasaan, tujuan, keluhan, dan
kemajuan yang terjadi pada dirinya.
• Diskusikan kemajuan klien dan tunjukan bagaimana kondisinya telah
meningkat.
• Dorong klien untuk berpartisipasi dalam kelompok pendukung, bila
perlu, membuat suatu perjanjian dengan profesi kesehatan mental.
• Dorong klien untuk menggambarkan perkembangan klien melalu
hospitalisasi.
• Ajarkan dan dorong strategi koping yang sehat.
Mandiri : untuk memvalidasi perasaannya.

Observasi :

• keterlibatan dapat memberikan rasa kontrol dan meningkatkan harga


diri.

Edukasi :

• untuk meningkatkan rasa kemandirian dan kontrol.


• Kedukaan harus mendahului penerimaan.
• Catatan tertulis dapat membantu menunjukkan kemajuan klien.
• Untuk meningkatkan sikap positif.
• Untuk membantu mendapatkan dukungan dan pemahaman atau
konseling tambahan.
• Untuk meningkatkan harga diri dan untuk mendemontrasikan
bagaimana klien telah beradaptasi terhadap perubahan citra tubuh.
• Untuk membantu klien mengatasi perilaku yang tidak produktif.

5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan


metabolism
Tujuan : Setelah diberi tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam risiko
ketidakseimbangan volume cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil :

• Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat sesuai usia dan
kondisi fisik.
• Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
• Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi Rasional

Mandiri :
• Timbang berat badan klien setiap hari sebelum sarapan.
• Tentukan cairan apa yang disukai klien dan simpan cairan tersebut
disamping tempat tidur klien.

Kolaborasi :

• Berikan cairan parenteral sesuai intruksi.

Observasi :

• Periksa membran mukosa mulut setiap hari.


• Pantau kadar elektrolit serum.
• Ukur asupan cairan dan haluaran urine untuk mendapatkan status
cairan.

Edukasi :

• Dorong klien untuk mematuhi diet yang diinstrusikan.


• Ajarkan klien dan anggota keluarga cara mempertahankan asupan
cairan yang tepat, termasuk mencatat berat badan setiap hari, mengukur
asupan dan haluaran, dan mengenal tanda-tanda ketidakseimbangan
cairan.

Mandiri :

• Untuk membantu mendeteksi perubahan keseimbangan cairan.


• Untuk meningkatkan asupan.

Kolaborasi :

• Untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan.

Observasi :

• Membran mukosa kering merupakan suatu indikasi dehidrasi.


• Perubahan niali elektrolit dapat menandakan ketidakseimbangan cairan.
• Penurunan asupan atau peningkatan haluaran mengakibatkan defisit
cairan dan mengakibatkan kelebihan cairan.

Edukasi :

• Untuk membantu mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit.


• Tindakan ini mendorong klien dan pemberian asuhan untuk
berpartisipasi dalam perawatan, sehingga meningkatkan kontrol.

6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam suhu tubuh


klien kembali normal

Kriteria hasil :

• suhu tetap normal 36,50C-370C


• Keseimbangan cairan tetap stabil

Intervensi Rasional

Mandiri :

• Monitor suhu tubuh setiap 4 jam

Kolaborasi:

• Berikan antipiretik sesuai indikasi

Observasi:

• Pantau dan catat denyut dan irama nadi, tekanan vena sentral, tekanan
darah, frekuensi nafas, tingkat responsivitas, dan suhu kulit setiap 4 jam.
• Observasi adanya konfusi disorientasi

Edukasi:
• Anjurkan klien untuk minum sebayak mungkin air jika tidak
dikontraindikasikan

Mandiri:

• Meyakinkan perbandingan data yang akurat

Kolaborasi:

• Dapat menurunkan demam

Observasi :

• Peningkatan deyut nadi, penurun tekanan vena sentral dan penurunan


tekanan darah dapat mengindikasikan hipovollemia yang mengarah
penurunan perfusi jaringan.
• Perubahan tingkat kesadaran dapat merupakan akibat dari hipoksia
jaringan

Edukasi:

• Asupan cairan berlebih dapat mengakibatkan kelebihan cairan atau


dekompensasi jantung yang dapat memperburuk kondisi pasien

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energi dengan


kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien dapat
beraktivitas

Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan utnuk berpartipasi dalam


melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional

Mandiri :
• Pantau tanda vital dan catat nadi baik pada istirahat dan melakukan
aktivitas.
• Berikan sentuhan atau message, bedak yang sejuk.

Kolaborasi :

• Berikan obat sesuai indikasi.

Observasi :

• Catat perkembangan takipneu, dispneu, pucat dan sianosis.

Edukasi :

• Sarankan klien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istirahat


Mandiri :
• Nadi meningkat dan bahkan pada istirahat ( Takikardi ).
• Dapat menurunkan energy dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan
relaksasi.

Kolaborasi :

• Untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan energi.

Observasi :

• Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan


hipemetabolik.

Edukasi :

• Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme.


8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas
meningkat
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam tidak ada
resiko kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil : Mampu mengidentifikasi tindakan untuk membrikan


perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.

Intervensi Rasional

Mandiri :

• Bagian kepala tempat tidur ditinggikan dan batasi pemasukan garam


jika ada indikasi.

Kolaborasi :

• Berikan obat sesuai indikasi

Observasi :

• Evaluasi ketajaman mata.


• Observasi edema periobital,gangguan Penutupan kelopak mata.

Edukasi :

• Anjurkan klien menggunakan kacamata gelap ketika terbangun dan


tutup dengan penutup mata selama tidur sesuai dengan kebutuhan.

Mandiri :

• Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi seperti GJK yang


mana dapat memperberat esoftalmus.

Kolaborasi :

• Untuk tindakan pengobatan medis.

Observasi :
• Oftalmolpati infiltraftif akibat dari peningkatan jaringan retroorbits
yang menciptakan eksoftalmus.
• Manifestasi umum dari stimulasi aderenergik yang berlebihan dengan
berhubungan dengan tirotoksikosis yang memerlukan intervensi
pendukung sampai resolusi krisis dapat menghilangkan simtomatologis.

Edukasi :

• melindungi kerusakan kornea jika pasien tidak dapat menutup mata


dengan sempurna karena edema atau fibrosis bantalan lemak.

9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan


fungsi tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam fungsi seksual
kembali normal

Kriteria hasil :

• Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah dalam


fungsi seksual.
• Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab disfungsi
seksual
• Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan konseling.
• Klien menghidupkan kembali aktivitas seksual seperti sebelum sakit.

Intervensi Rasional

Mandiri:

• Sediakan lingkungan yang tidak mengancam, dan dorong klien untuk


bertanya tentang seksualitas pribadi.
• Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan secara
terbuka dalam lingkungan yang tidak mengancam.
Edukasi :

• Anjurkan klien untuk mendiskusikan keluhannya dengan suami atau


istri atau pasangan.
• Sarankan rujukan ke konselor seksual atau profesi terkait lainnya dalam
mendapatkan panduan selanjutnya .

Mandiri :

• Tindakan ini mendorong klien untuk bertanya tentang hal khusus yang
berkaitan dengan keadaan saat ini.
• Tindakan ini meningkatkan komunikasi dan pemahaman diantara klien
dan beri asuhan.

Edukasi :

• Sediakan waktu dan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi antara


klien dan suami atau istri atau pasangan untuk berbagi keluhan dan
memperkuat hubungan
• Untuk memberikan sumber-sumber penunjang lanjutan terapi bagi
klien.

10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolism
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam gangguan
pola tidur dapat di atasi

Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghalangi


atau mengganggu tidur.klien tidur 5-6 jam dimalam hari

Intervensi Rasional

Mandiri :
• Berikan bantuan tidur kepada klien, seperti bantal, mandi sebelum tidur,
makanan atau minuman dan bahan bacaan.
• Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk tidur contohnya, tutup
gorden, sesuaikan pencahayaan atau tutup pintu.

Kolaborasi :

• Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur


normal klien. Pantau dan catat reaksi yang tidak diharapkan.

Observasi :

• Catat lamanya tidur klien

Edukasi :

• Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang teknik relaksasi


seperti imajinasi terbimbing, relaksasi oto progresif, dan meditasi.

Mandiri :

• Susu dan beberapa kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang,
mengandung L-trytophan, yang dapat mempermudah tidur. Higiene
pribadi secara rutin dapat mempermudah tidur bagi sejumlah klien.
• Tindakan ini dapat mendorong istirahat dan tidur klien.

Kolaborasi :

• Agenhipnotik memicu tidur: obat penenang menurunkan ansietas

Observasi :

• Mengetahui perubahan prosentase pola tidur

Edukasi :

• Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu


meningkatkan tidur
Discharge planning :

• Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000
kalori
• Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
• Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid,
contohnya: mengkonsumsi makanan tinggi iodium
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan sekresi


hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009). Hipertiroidisme adalah keadaan
dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012). Angka kejadian pada hipertiroid lebih banyak pada wanita
dengan perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).

Menurut Tarwoto,dkk.2012 penyebab hipertiroid diantaranya adenoma hipofisis,


penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan pengobatan
hipotiroid. Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang
lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Komplikasi Hipertiroid
adalah Eksoftalmus, Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary,dkk.2009.Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuahan Keperawatan.


Jakarta:EGC.

Carolus, P.K.Sint.1995.Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Panitia


S.A.K Komisi Keperawatan.

Cynthia,M. Taylor.2010.Diagnosa keperawatan : Dengan rencana


penulisan.Jakarta:EGC

Rumorbo, Hotman.2012.Asuahan Keperawatan dengan Gangguan Sistem


Endokrin.Jakarta:EGC.

Heater,Herdman,T.2012.Diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014


Jakarta: EGC

Marilym,E.Doengoes.1999.Rencana asuhan keperawatan.edisi 3 Jakarta:EGC

Tarwoto,dkk.2012.Keperawatan Medikal Bedah gangguan system endokrin.Jakarta:


CV Trans Info Media.

Wartunah,Tarwoto.2006.kebutuhan dasar manusia proses


keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

Wilkson,Judith,W,dkk.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC

http://id.images.search.yahoo.com/search/images?p=hipertiroid&fr=chr-
greentree_gc&fr2=piv-web&ri=4&tab=organic&ri=4 di akses tanggal 26 maret 2014

Bararah, V.F., 2009. Waspadai Gejala Hipertiroid Pada Wanita. www.healthdetik.com


(Diakses tanggal 26 Maret 2014)

Lee, S.L., Ananthankrisnan, S., Ziel, S.H., Talavera, S., Griffing, G.T., 2011.
Hyperthyroidism. http://emedicine.medscape.com (Diakses tanggal 26 maret 2014)

Guyton, 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi revisi. Department
of Physiologi and Biophysics. Mississippi

Anda mungkin juga menyukai