Anda di halaman 1dari 73

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUTY OF CARE PADA “Ny. ”

DI PUSKESMAS ……… KAB.WAJO

TANGGAL…S/D…2022

Disusun dan Diajukan Oleh:

NAMA: DWI ALDIRA WALAR

NIM: 190401022

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG

TAHUN 2022
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUTY OF CARE PADA “Ny.X”

DIPUSKESMAS X KAB.WAJO

TANGGAL …S/D…2022

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

Prodi DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

NAMA: DWI ALDIRA WALAR

NIM: 190401022

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG

TAHUN 2022

ii
PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang……….2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Lisna, S.ST., M.Keb) (Eka Wulansari, SKM., M.Kes)

NIDN. 0920088803 NIDN.

iii
PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA “Ny.X”

DI PUSKESMAS X KAB.WAJO

TANGGAL …S/D…2022

OLEH

NAMA: DWI ALDIRA WALAR

NIM: 190401022

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir

Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

Universitas Puangrimaggalatung, pada:

Hari/Tanggal :

Waktu :

Tempat :

Mengesahkan

Tim Penguji: Tanda Tangan:

1. Ketua
2. Anggota
3. anggota
Mengetahui
KETUA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
(…………………………………)

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dwi Aldira Walar

Nim : 190401022

Program Studi : D-III Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir saya yang berjudul : “ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE

PADA NY. S DI PUSKESMAS X KAB. WAJO TANGGAL ”. Apabila suatu saat

nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi

yang telah ditetapkan.

Sengkang, ……………2022

Yang menyatakan

Dwi Aldira Walar


190401022

v
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Proposal ini, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk mengikuti ujian sidang pada Program Studi Ilmu Kebidanan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang. Selama proses pembuatan proposal ini masih banyak

kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan

serta kerjasama dari pihak yang terlibat didalamnya sehingga hambatan dan kesulitan

itu dapat teratasi dengan baik.

Ucapan terima kasih bagi penulis adalah ungkapan yang tiada batas. Hanya

kata dan hanya berbentuk kalimat, namun sebagai seorang makhluk tak luput dari

khilaf maka layak jika penulis mengucapkan pada mereka yang telah menciptakan

semacam imajinasi dan spirit juga semangat ketika penulis mulai merangkai kata

menuai bahasa. Bagaimanapun langkahku yang ada sekarang ini tak akan pernah ada

tanpa kehadiran mereka. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala hormat dan

penuh kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak dr. H. Abdul Aziz, M., M. Kes. selaku Ketua Umum Yayasan Universitas

Puangrimagalatung Sengkang

2. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S Rektor Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang.

vi
3. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG., MARS selaku dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang atas

segala pelayanan yang diberikan kepada penulis dan ditampilkan sebagaimana

adanya.

4. Bapak Barangkau S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku wakil dekan Fakultas Keperawatan

dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberi

bimbingan dan dorongan serta pengalaman.

5. Ibu Lisna, S.ST., M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

Sekaligus pembimbing 1 yang telah banyak meluangkan waktunya untuk

memberikan yang tidak terhingga nilainya.

6. Ibu Eka Wulansari,SKM.,M.Kes selaku pembimbing 2 yang dengan penuh

kesabaran dan ketulusan telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

yang tidak terhingga nilainya.

7. Ibu Marhumi, S.ST., M.Kes selaku Penguji 3.

8. Kepada bapak ibu dosen yang telah bersusah payah mendidik kami selama proses

perkuliahan dengan sepenuh hati.

9. Ibu dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

10. Staf Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang yang memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani

pendidikan.

vii
11. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda bapak Muhammad Yunus dan ibu Herlinda,

Saudara Tercinta Dibyo Hartantyo Walar, dan keluarga besar lainnya yang selalu

memberikan dorongan dan bimbingan/bantuan baik moril ataupun materil serta

doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

12. Seluruh rekan mahasiswa, kerabat dan sahabat serta pihak lainnya yang tidak

sempat disebutkan satu persatu atas partisipasi dan bantuannya yang sangat

membantu dalam proses penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

13. Segala bantuan dari semua pihak, penulis menyerahkan kepada Allah SWT untuk

memberikan pahala yang berlipat ganda.Akhirnya mudah-mudahan Proposal

Laporan Tugas Akhir ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi

kita sekalian, Aamiin.

Sengkang, Januari 2022


Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL....................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH............................xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................3

C. Tujuan Penelitian...................................................................................4

D. Manfaat Penelitian.................................................................................5

E. Keaslian Laporan Kasus.........................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8

A. Konsep Dasar Kasus..............................................................................8

B. Standar Asuhan Kebidanan..................................................................43

C. Kewenangan Bidan..............................................................................47

ix
BAB III METODE LAPORAN KASUS...............................................................56

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC...........................................56

B. Pendekatan/Desain Penelitian(Case Study).........................................57

C. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................60

D. Obyek Penelitian..................................................................................61

E. Metode Pengumpulan Data..................................................................61

F. Etika Penelitian....................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan Continuity of care (COC) merupakan asuhan

kebidanan berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi yang dimulai

pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB (Irawati, 2012).

Asuhan antenatal care merupakan asuhan pada ibu hamil yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan mental serta mendapatkan informasi

tertulis tentang perawatan kehamilan dapat dicatat pada buku Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) yang penggunaannya telah dilaksanakan. Selain itu, asuhan

persalinan normal bertujuan untk memberikan asuhan yang memadai selama

persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman

dengan memperhatikan aspek saying ibu dan bayi (Damayanti,dkk,2014).

Model asuhan kebidanan komprehensif bertujuan untuk meningkatkan

asuhan yang berkesinambungan selama periode tertentu. Asuhan kebidanan

komprehensif dimana bidan sebagai tenaga professional, memimpin dalam

perencanaan, organisasi dan pemberian asuhan selama kehamilan, kelahran,

periode postpartum, termasuk bayi dan program keluarga berencana, mampu

memberikan kontribusi untuk kualitas asuhan yang lebih baik.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang

digunakan untuk mengukur status kesehatan suatu negara. AKI adalah jumlah

kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
2

kehamilan, persalinan dan nifas di setiap 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan

AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran

hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup, Peringatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, AKI kembali menunjukkan penurunan

menjadi 305 kematian ibu per 100.00 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).

Tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs (Sustainable Development

Goals) 2015-2030, diharapkan 2030 dapat mengurangi resiko AKI hingga kurang

dari 70 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2030 mengakhiri kematian bayi

dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan

angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 100.000 kelahiran hidup dang

angka kematian balita 25 per kelahiran hidup (panduan SDGs,2016).

Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi ditiap trimester,

yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali

pada trimester ketiga. Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu

hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Di Indonesia cakupan

K1 (95,75 %) dan K4 ( 87,48 %). Cakupan Persalinan di fasilitas kesehatan

adalah 79,72%, dan penolong persalinan berdasarkan tenaga kesehatan yang

kompeten mencapai 88,55%. Cakupan kunjungan Nifas Pertama (KF1) sekitar

81,9% , KF2 sekitar 51,8% dan (KF3) pada tahun 2015 sekitar 87,06%, Cakupan
3

kunjungan Neonatal (KN) lengkap sekitar 77,31%, Cakupan peserta KB sebesar

74,80% (Kemenkes, 2016)

Berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia dalam menurunkan AKI

dan AKB yaitu adanya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K), program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)

sebesar 25%, serta meningkatkan kualitas pelayanan kegawatdaruratan

obstetridan bayi baru lahir minimal di 150 rumah sakit (Pelayanan Obstetri dan

Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dan 300 puskesmas/balkesmas

(Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED), dan memperkuat

sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit

(Kemenkes, 2014).

B. Rumusan Masalah

Pengantar (Kehamilan, Persalinan Dan BBL, Nifas, Neonatus dan KB)

dengan suatu kondisi yang normal namun memerlukan pengawasan,Supaya tidak

menjadi patologi, kematian ibu dan anak, Bisa di sebabkan keterlambatan dalam

memberikan asuhan, Upaya untuk mencegah/upaya menurunkan AKI/AKB.

Maka di perlukan asuhan kebidanan yang Komprehensif. Dengan demikian

rumusan masalahnya adalah Bagaimana Asuhan Kebidanan Continuity Of Care

pada Ny.
4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin dan BBL, nifas, neonatus,

serta KB

b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin dan BBL, nifas, neonatus, serta KB

c. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil, bersalin

dan BBL, nifas, neonatus, serta KB

d. Melaksanakan asuhan kebidanana secara kontinyu pada ibu hamil sampai

bersalin pada ibu hamil, bersalin dan BBL nifas, neonatus, serta KB

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin dan BBL, nifas, neonatus,

serta KB

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin dan BBL, nifas, neonatus serta KB dengan SOAP.


5

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis, antara lain:

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk

menambah wawasan tentang kasus yang diambil.

2. Aplikatif, antara lain

a. Profesi: Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan sebagai profesi bidan

dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada

masyarakat dan tentunya dapat memberikan tambahan khasanah ilmu

pengetahuan bagi dunia kebidanan.

b. Institusi pendidikan sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif dalam

asuhan kebidanan komprehensif.

c. Klien dan masyarakat: Agar masyarakat mendapatkan pelayanan

kesehatan terutama asuhan kebidanan yang komprehensif.

E. Keaslian Laporan Kasus

Beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini dapat di lihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1.1 Penelitian yang serupa

No Penelitian/Tahun Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian


1. Dewi (2021) Asuhan Kebidanan Studi Asuhan Setelah
Continuity Of Care Komprehensif melakukan asuhan
Pada Ny”S” Masa komprehensif
Hamil Sampai pada Ny.S penulis
Dengan Keluarga dapat mengetahui
6

No Penelitian/Tahun Judul Penelitian Desain Hasil Penelitian


Berencana Di Pustu pelaksanaan
Pajalesang Kota asuhan kebidanan
Palopo Tahun 2021 komprehensif
dengan
pendokumentasian
secara SOAP.
2. Annisa Nurul Asuhan Kebidanan Studi Asuhan Setelah
Amaliah Continuity Of Care Kebidanan melakukan asuhan
(2021) Pada “Ny.A” komprehensif
Di Uptd Puskesmas pada Ny.A penulis
Pitumpanua dapat mengetahui
Kab.Wajo Tanggal pelaksanaan
09 S/D 17 April asuhan kebidanan
2021 komprehensif
dengan
pendokumentasian
secara SOAP.
Dari tabel 1. Di atas di ketahui bahwa ada perbedan studi kasus ini dengan studi kasus

sebelumnya .Perbedaan dengan studi kasus yang di lakukan oleh penulis adalah pada:

1. Tempat ,waktu,objek penelitian,pada studi kasus ini penulis menggunakan

puskesmas Tanasitolo tahun 2022 pada Ny.

2. Metode atau desain penelitian pada studi kasus ini penulisan menggunakan

desain penelitian studi kasus komprehensif, di puskesmas Tanasitolo tahun 2022

pada Ny.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Asuhan Kehamilan

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai

kelahiran yang dimana hasil pertemuan sperma dan sel telur prosesnya

sangat penuh perjuangan, karna sekitar 20-40 juta sperma yang keluar

cuma 1 sperma saja yang berhasil membuahi sel telur (Walyani, 2015).

b. Perubahan fisiologis dan psikologi pada ibu hamil

1) Perubahan fisiologis

a) Uterus

Pada usia kehamilan 12 Minggu uterus akan mengalami

perubahan dimana uterus akan naik keluar dan masuk ke dalam

rongga abdomen. Pada usia kehamilan 24 Minggu, uterus

mencapai umbilikus dan mencapai processus xiphoideus pada usia

kehamilan 36 Minggu dan setelah usia kehamilan 36 Minggu

uterus mulai turun ke dalam panggul (Astuti,dkk,2017)

b) Serviks uteri

Setelah tidak terjadi menstruasi, Serviks menjadi lebih

lunak akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell's) kanalis

servikalis dipenuhi mukus yang kental disebut operkulum, dimana

7
8

operkulum ini menghambat masuknya bakteri ke uterus yang

berarti kanalis terbuka untuk lewatnya bayi. (Deswani,dkk,2018)

c) Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti dimana indung telur

yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan

fungsinya hingga terbentuk plasenta pada umur 16 minggu yang

mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron

(Mochtar,2012)

d) Vagina dan vulva

Pada masa kehamilan hormon estrogen mempunyai fungsi

untuk mempersiapkan vagina supaya elastis selama persalinan

melalui mempertebal mukosa vagina yang tebal. Pada masa

kehamilan wanita lebih rentan terhadap infeksi vagina khususnya

infeksi jamur akibat dari peningkatan pH sekresi vagina dari 3,5

menjadi 6,5 sehingga suasana vagina lebih basa

(Deswani,dkk,2018)

e) Payudara

Pada proses kehamilan dimulai pastinya mengalami

perubahan di area payudara yang dimana adanya rasa penuh pada

payudara, peningkatan senstivitas, rasa geli dan rasa berat di

payudara yang dimana merupakan tanda kemungkinan kehamilan.

Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae


9

membuat Ukuran payudara meningkatkan secara progesif.

(Dewani,dkk,2018)

f) Dinding abdomen

Pada kehamilan pembesaran rahim menyebabkan

peregangan dan robekknya selaput elastis dibawaah kulit sehingga

muncul striae gravidarum, yang dimana striae gravidarum ini

meliputi striae lividae (garis yang berwarna biru), striae

albicans(warna putih). (Mochtar 2012)

g) Kulit

Pada kehamilan perubahan yang biasa timbul yaitu

peningkatan ketebalan kulit dan lemak, striae gravidarum biasa

terlihat pada abdomen dan bokong dan menghilang setelah

melahirkan, plasma gravidarum didaerah wajah dan linea

gravidarum dibagian perut (Dewani, dkk, 2018)

2) Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil

Trimester III (Periode menunggu dan waspada)

Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan

lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan

kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya

persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu ibu merasa

dirinya aneh dan jelek. Pada trimester inilah ibu memerlukan


10

ketenangan dan dukungan yang lebih dari suami, keluarga dan bidan.

Trimester ini adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan

menjadi orang tua (Widatiningsih & Dewi, 2017).

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

1) Nutrisi

Pada kehamilan trimester ke III, ibu hamil membutuhkan

energi yang memadai untuk mengatasi beban yang kian berat dan

untuk persalinannya nanti, karena itulah pemenuhan gizi tidak boleh

dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas.

(Walyani,2015)

2) Oksigen

Pada saat kehamilan gangguan pernafasan bisa terjadi sehingga

mengganggu pemenuhan kebutuhan oksige pada ibu yang bisa

berpengaruh pada bayi di dalam kandungannya. Adapun cara untuk

memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu perlu latihan nafas selama

hamil, menggunakan bantal yang lebih tinggi saat tidur, tidak makan

terlalu banyak, serta Konsul ke dokter bila ada gangguan.

(Walyani,2015)

3) Pakaian

Meskipun pakaian bukan hal yang berakibat langsung terhadap

kesejahteraan ibu dan janin, Pemakaian pakaian dan kelengkapannya


11

yang kurang tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan

yang mengganggu fisik dan psikologis ibu (Walyani, 2015).

4) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah sering buang air kecil dan konstipasi. Pada kehamilan

Sering buang air kecil merupakan keluhan utama yang dirasakan

terutama pada trimester 1 dan 3 karena pembesaran uterus yang

mendesak kandung kemih. Tetapi tidak dianjurkan untuk mengurangi

asupan cairan karena akan menyebabkan dehidrasi (Walyani, 2015).

5) Mobilisasi

Pada kehamilan Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dianjurkan untuk

melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan

menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan

tubuh dan kelelahan (Walyani, 2015).

6) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin.

Jenis imunisasi yang diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang

dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus

terlebih dahulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya.

(Walyani,2015)
12

7) Vitamin (B1, B2, dan B3)

Vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur

metabolisme sistem pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk

mengkonsumsi vitamin B1 sekitar 1,2 mg per hari, vitamin B2 1,2 mg

per hari dan vitamin B3 11 mg per hari. Sumber vitamin tersebut

yaitu: keju, susu, kacang – kacangan, hati, dan telur (Nugroho,dkk,

2014).

8) Personal hygiene

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh

setiap ibu hamil. Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada

kesehatan ibu dan janin. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan

ganti pakaian dua kali sehari (Nugroho,dkk, 2014).

9) Seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan

suaminya sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan.

Pilihlah posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita

hamil dan usahakan gunakan kondom karena prostaglandin yang

terdapat pada semen dapat menyebabkan kontraksi (Nugroho,dkk,

2014).
13

10) Senam hamil

Suatu program latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu

untuk mempersiapkan persalinan baik secara fisik atau mental

(Nugroho,dkk, 2014).

11) Istirahat atau tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang

cukup. Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil

terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang

lebih 8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam (Nugroho,dkk, 2014).

2. Persalinan

a. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang dimana serviks

akan membuka dan menipis kemudian janin akan turun kedalam jalan

lahir ketika kehamilan sudah cukup bulan (37-42 Minggu) lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala tanpa adanya komplikasi baik ibu

maupun janin. (Saifuddin,2013).

b. Tanda-Tanda Dimulainya Persalinan

Tanda dan gejala persalinan dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Tanda-tanda palsu

a) His dengan interval tidak teratur

b) Frekuensi semakin lama tidak mengalami peningkatan

c) Rasa nyeri saat kontraksi hanya pada bagian depan


14

d) Jika dibawa jalan-jalan, frekuensi dan intensitas his tidak

mengalami peningkatan

e) Tidak ada hubungan antara derajat pengerasan uterus saat his

dengan intensitas rasa nyeri

f) Tidak keluar lendir dan darah

g) Tidak ada perubahan servik uteri

h) Bagian presentasi janin tidak mengalami penurunan

i) Bila diberi obat sedative, his menghilang

2) Tanda-tanda Pasti

a) His dengan interval teratur

b) Frekuensi semakin lama semakin meningkat, baik durasi maupun

intensitasnya

c) Rasanya nyeri menjalar mulai dari belakang kebagian depan

c. Tahapan persalinan

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol)

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase,

yaitu :

a) Fase laten: berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3

cm.
15

b) Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 jam

sampai 10cm, berkontaksi lebih kuat dan sering, dibagi dalam 3

fase :

(1) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4

cm.

(2) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsungsangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

(3) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam

waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Proses diatas terjadi pada primigravida ataupun multi gravida,

tetapi pada multigravida memiliki jangka waktu yang lebih pendek.

Pada primigravida, kala I berlangsung ±12 jam, sedangkan pada

multigravida ±8 jam.

2) Kala II ( Pengeluaran Janin)

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi

50 sampai 100 detik.

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan akibat tertekannya pleksus frankenhauser.

d) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi:
16

(1) Kepala membuka pintu

(2) Sub occiput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara

berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka,

serta kepala seluruhnya.

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaiankepala pada punggung.

f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi

ditolong dengan cara: Kepala dipegang pada os occiput dan

dibawah dagu, kemudian ditarik dengan menggunakan cunam

kebawah untuk melahirkan bayi depan dan keatas untuk

melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir diikuti oleh

sisa air ketuban.

g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5 -2 jam dan multigravida

1,5-1 jam.

3) Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya

plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda

dibawah ini:

a) Uterus menjadi bundar.

b) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.
17

c) Tali pusat bertambah panjang.

d) Terjadi semburan darah tiba-tiba.

e) Pengeluaran Selaput Ketuban

Selaput janin biasanya lahir biasanya lahir dengan mudah,

namun kadang-kadang masih ada bagian plasenta yang tertinggal.

Bagian tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara.:

a) Menarik pelan-pelan

b) Memutar atau memilinnya seperti tali

c) Memutar pada klem

d) Manual atau digital

Plasenta dan selaput ketuban harus diperiksa secara teliti

setelah dilahirkan. Apakah setiap bagian plasenta lengkap atau tidak

lengkap. Bagian plasenta yangdiperiksa yaitu permukaan maternal

yang pada normalnya memiliki 6-20 kotiledon, permukaan fetal, dan

apakah terdapat tanda-tanda plasenta suksenturia. Jika plasenta tidak

lengkap, maka disebut ada sisa plasenta. Keadaan ini dapat

menyebabkan perdarahan yang banyak pada infeksi.

4) Kala IV (Kala Pengawasan/Observasi/Pemulihan)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

postpartum. Kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi

karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar sebaik-


18

baiknya. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah

250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka

sudah dianggapl abnormal, dengan demikian harus dicari sebabnya.

Jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan plasenta

lahir. Sebelum pergi meninggalkan ibuyang baru melahirkan, periksa

ulang terlebih dulu dan perhatikan 7 pokok penting berikut ini:

a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi. Jika perlu dilakukan masase dan berikan uterotanika,

seperti methergin, atauermetrin dan oksitosin.

b) Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa.

c) Kandung kemih: harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan

berkemih ataukalau tidak bisa, lakukan kateter.

d) Luka-luka, jagutannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.

e) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap.

f) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah

lain.

g) Bayi dalam keadaan baik.


19

d. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Menurut Sondakh, (2013) ada beberapa faktor-faktor yang

berperan dalampersalinan, yaitu:

1) Penumpang (Passanger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal-

hal yang perludiperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap,dan posisi janin sedangkan yang perlu

diperhatikan pada plasenta adalah letak.

2) Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir terbagiatas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan

lahir lunak. Hal itu yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras

adalah ukuran dan bentuk tulangpanggul sedangkan yang perlu

diperhatikan pada jalan lahir lunak adalah segmenbawah uterus yang

dapat meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, introitus vagina.

3) Kekuatan (Power)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu :

a) Kekuatan Primer (Kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal

dan dihantarkan keuterus bawah dalam bentuk gelombang. Istilah

yang digunakan untukmenggambarkan kontraksi involunter ini

antara lain frekuensi, durasi, danintensitas kontraksi. Kekuatan


20

primer ini mengakibatkan serviks menipis (effacement) dan

berdilatasi sehingga janin turun.

b) Kekuatan Sekunder (Kontraksi Volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu

berkontraksi dan mendorong keluar isi kejalan lahir sehingga

menimbulkan tekanan intra abdomen. Tekanan ini menekan uterus

pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar.

Kekuatan sekunder ini tidak mempengaruhi dilatasi serviks,tetapi

setelah dilatasi serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting dalam

usahauntuk mendorong keluar dari uterus dan vagina.

4) Posisi Ibu (Positioning)

Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk

menghilangkan rasaletih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki

sirkulasi. Posisi tegak (contoh:posisi berdiri, berjalan, duduk, dan

jongkok) member sejumlah keuntungan, salah satunya adalah

memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin. Selain itu,

posisi ini dianggap dapat mengrangi kejadian penekanan tali pusat.


21

e. Sebab-sebab mulainya persalinan

Menurut Sondakh sebab mulainya persalinan adalah sebagai

berikut :

1) Penurunan kadar progesterone

Progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Selama

kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan

estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar

progesterone menurun sehingga timbul his.

2) Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocine bertambah, oleh karena

itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

3) Keregangan Otot –otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila

dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul

kontraksi untuk mengeluarka isinya.Demikian pula dengan rahim,

maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim

makin rentan.

4) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupanya juga

memegang peranan oleh karena itu pada anencepalus kehamilan sering

lebih lama dari biasanya.


22

5) Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas, disangka menjadi

salahsatu sebab permulaan persalinan.Hasil dari percobaan

menunjukan bahwa prostaglandin F2 yang diberikan secara intravena,

intra dan extraaminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap

umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar

prostaglandin yang tinggi baik dala air ketuban maupun darah perifer

paa ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

f. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan, baik fisik maupun psikologi

Menurut JNPK-KR (2017) kebutuhan dasar ibu bersalin yaitu:

1) Dukungan emosional, dukungan dari suami, orang tua dan kerabat

yang disukai ibu sangat diperlukan dalam mengurangi rasa tegang dan

membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Penolong

persalinan juga dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu

dan anggota keluarga dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan

proses persalinan dan kelahiran bayinya.

2) Kebutuhan makanan dan cairan, selama persalinan anjurkan ibu

sesering mungkin minum dan makanan ringan.

3) Kebutuhan eliminasi, kandung kencing harus dikosongkan setiap dua

jam atau lebih sering jika kandung kemih ibu terasa penuh selama

proses persalinan. Kandung kemih yang penuh akan menghambat

penurunan bagian terbawah janin.


23

4) Mengatur posisi, peranan bidan adalah mendukung ibu dalam

pemilihan posisi apapun, menyarankan alternatif hanya apabila

tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi diri sendiri

maupun bagi bayinya.

5) Peran pendamping, kehadiran suami atau orang terdekat ibu untuk

memberikan dukungan pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang dan

proses persalinannya dapat berjalan dengan lancar.

6) Pengurangan rasa nyeri, mengurangi rasa nyeri bisa dilakukan dengan

pijatan. Pijatan dapat dilakukan pada lumbosakralis dengan arahan

melingkar

3. Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa setelah persalinan dimulai setelah plasenta

lahir sampai 6 Minggu, kemudian secara perlahan organ reproduksi akan

kembali seperti semula sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini

disebut involus (Maritalia, 2012).

b. Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

1) Fisiologi Nifas

Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu

mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan

psikologisnya.
24

a) Involusi Uterus

Perubahan alat-alat genetalia baik internal maupun

eksternal kembali seperti semula sebelum hamil disebut involusi.

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60

gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat

kontraksi otot-otot polos uterus.

Tabel 2.1

Perubahan normal pada uterus selama masa nifas

Tinggi Fundus Berat Diameter


Involusi Uteri
Uteri uterus uterus
Plasenta Lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat 500 gram 7,5
dan simpisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

b) Lochea

Lochea adalah istilah untuk secret dari uterus yang keluar

dari vagina selama masa nifas. Lokia mempunyai bau yang amis

meskipun tidak menyengat dan volumenya berbeda-beda pada

setiap waktu.
25

Tabel 2.2

Macam-Macam Lochea

Lochea Waktu Warna Cirri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari darah
Kehitaman segar, rambut
lanogo,sisa
mekonium
Sanguilenta 3-7 hari Putih Sisa darah
Bercampur merah bercampur lender
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit darah
kecoklatan dan lebih banyak
serum, juga terdiri
dari leukosit dan
robekan laserasi
plasenta
Alba >14 hari putih Mengandung
leukosit, selaput
lender serviks dan
serabut jaringan
yang mati.

c) Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks

agak mengangaseperti corong, setelah bayi lahir. Serviks berwarna

merah kehitam-hitamankarena penuh dengan pembuluh darah.

Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau

permukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama

berdilatasi maka serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan

seperti sebelum hamil.


26

d) Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan ,serta pergangan

yang sangat besarbselama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa

hari hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap

dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina

kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina

secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia

menjadi lebih menonjol. Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-

luka jalan lahir. Luka pada vagina umumnya tidak seberapa luas

dan akan sembuh dengan sendirinya.

e) Perineum

Setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena

sebelumnya terenggang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.

Pada postnatal hari ke-5 perineum sudah mendapatkan kembali

sebagian tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan

sebelum hamil.

f) Sistem Pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan.

Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh.


27

Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet

tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal (Ari

Sulistyawati, 2012).

g) Sistem Perkemihan

Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air

kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan

saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses

melahirkan. Kandung kemih dalam masa nifas menjadi kurang

sensitif dan kapasitas bertambah sehingga setiap buang air kecil

masih tertinggal urine residual (Yetti Anggraini, 2010).

h) Sistem Muskoloskeletal

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir,

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang

pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh

karena ligament, fasia, dan jaringan penunjang alat genetalia

menjadi agak kendor.

i) Perubahan Endokrin

Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada

kondisi seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun

segera setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron

menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu.


28

Perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan

melibatkan perubahan yang progesif atau pembentukan

jaringanjaringan baru

j) Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi: Penurunan kadar

progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon prolaktin

setelah persalinan Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi

ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan

payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses

laktasi.

2) Perubahan psikologi masa nifas

Perubahan psikologis Ibu mengalami perubahan besar pada

fisik dan fisiologis ia membuat penyesuaian yang sangat besar baik

tubuh dan psikisnya, mengalami stimulasi dan kegembiraan luar biasa,

menjalani proses pencarian dan usaha untuk bayinya, berada di bawah

tekanan untuk menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa

yang telah diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa

tanggung jawab luar biasa yang dipikulnya sekarang menjadi nyata

dan tuntutan ditempatkan pada dirinya. Tidak mengherankan apabila

ibu mengalami sedikit perubahan perilaku dan sesekali merasa

kerepotan. Masa ini adalah rentan dan terbuka untuk bimbingan dan

pembelajaran pada saat yang sama, ibu baru frustasi karena merasa
29

tidak mampu dan tidak bias mengontrol informasi (Varney, 2013; h.

964).

c. Kebutuhan dasar pada ibu nifas

1) Kebutuhan nutrisi dan cairan

Nutrisi sangat penting dikonsumsi oleh ibu nifas untuk

melakukan aktivitas, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI

untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada 6 bulan pertama

peningkatan kebutuhan kalori ibu 700 kalori, dan menurun pada 6

bulan kedua postpartum yaitu menjadi 500 kalori. (Harini et al.,2017)

Makanan yang dikonsumsi ibu nifas harus mengandung

a) Sumber tenaga (energy) yang terdiri dari karbohidrat dan lemak.

Zat gizi sebagai sumber dari karbohidrat terdiri dari beras, sagu,

jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan yang termasuk zat gizi

sumber lemak yaitu mentega, keju, lemak (hewani) kelapa sawit,

minyak sayur, minyak kelapa, danmargarin (nabati). (Amalia,

2020).

b) Sumber pembangun (protein) protein diperlukan untuk

pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sumber

zat gizi protein adalah ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam,

hati, telur, susu, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,

kedelai, tahu, tempe. Tetapi Sumber protein terlengkap terdapat


30

dalam susu,telur dan keju yang juga mengandung zat kapur,zat

besi, dan vitamin B. (Winatasari dan Mufidaturrosida,2020)

c) Sumber pengatur dan pelindung (air, mineral dan dan vitamin) zat

pengatur dan pelindung untuk melindungi tubuh dari serangan

penyakit dan pengatur kelancaran metabolism dalam tubuh. Ibu

menyusui dianjurkan minum air sedikitnya 3-4 liter setiap hari

(anjurkan ibu minum setiap kali selesai menyusui).

2) Kebutuhan Suplementasi dan Obat

Menurut (Maryani, 2019) Suplmentasi yang dubutuhkan ibu

nifas adalah

a) Zat besi, tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui

karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel. Sumber

zat besi adalah kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang-

kacangan dan sayuran hijau.

b) Vitamin A, digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan gigi, dan

tulang, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber

vitamin A adalah kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna

hijau dan kuning.

c) Vitamin B1, dibutuhkan untuk kerja syaraf dan jantung, nafsu

makan yang baik, membantu proses pencernaan makanan,

meningkatkan pertahanan tubuhterhadap infeksi dan mengurangi


31

kelelahan. Sumber vitamin B1 adalah hati, kuning telur, susu,

kacang-kacangan, tomat, jeruk, nanas, dan kentang bakar.

d) Vitamin B2 dibutuhkan untu pertumbuhan, nafsu makan,

pencernaan, jarungan kulit dan mata. Sumber vitamin B2 adalah

hati, kuning telur, susu, keju, kacang-kacangan dan sayuran yang

berwarna hijau.

3) Kebutuhan Eliminasi

a) BAK

Pada masa nifas eliminasi harus dilakukan secara teratur.

Jika BAK tidak teratur atau ditahan dapat terjadi distensi kandung

kemih sehingga menyebabkan gangguan kontraksi rahim dan

pengeluaran lochea tidak lancer/perdarahan. Pada postpartum,

BAK harus terjadi dalam 6-8 jam post partum, minimal 150-200cc

tiap kali berkemih. Bila ibu masih tidak bisa BAK sendiri maka

pasang kateter sewaktu. Bila perlu dapat dipasang dauer

catheter/indwelling catheter untuk mengistirahatkan otot-otot

kandung kemih, jika ada kerusakan dapat cepat pulih (Simarmata

et al.,2020)

b) BAB

Pada masa nifas, BAB harus dalam 3-4 hari postpartum.

Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan


32

cukup minum, tidak menahan BAB. Jika hari ke3 belum BAB bisa

diberikan pencahar suppositisia (Lestari,2020).

4) Kebutuhan Istirahat

Pada ibu nifas istirahat dan tidur yang cukup sangat penting

untuk ibu menyusui. Selama Sembilan bulan ibu mengalami

kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan

lainnya serta proses persalinan yang melelahkan ibu, maka ibu

membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaannya

baik itu tidur siang maupun malam. Jikan ibu kurang istirahat akan

mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, dan ketidakmampuan

untuk merawat bayi dan dirinya sendiri (Wulandari, 2020)

5) Kebutuhan Senam nifas

Senam nifas penting untuk ibu nifas agar mengencangkan otot-

otot, terutama otot-otot prut yang telah terjadi longgar setelah

kehamilan, mengurangi rasa sakit pada otot-otot, memperbaiki

peredaran darah, melancarkan pengeluaran lochea, mempercepat

penyembuhan, mencegah komplikasi dan meningkatkan otot-otot

punggung, pelvis dan abdomen, memperbaiki respons seksual.


33

4. Neonatus

a. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,

berusia 0-28 hari. Neonatus memerlukan penyesuaian fisiologis berupa

maturasi yaitu pematangan pada setiap organ agar neonatus dapat

menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin

(Marmi, 2015).

b. Adaptasi Neonatus

Adaptasi Pada BBL dari Intrauterin ke Ekstrauterin

1) Perubahan Pada Sistem Pernafasan

Perkembangan sistem pulmonar pada bayi yaitu pada umur 24

hari bakal paru-paru sudah terbentuk, 26 sampai 28 hari bakal bronchi

membesar, 6 minggu dibentuk segmen bronchus, 12 minggu

diferensiasi lobus, 24 minggu dibentuk alveolus, 28 minggu dibentuk

surfaktan, 34 sapai 36 minggu surfaktan matang. Struktur matang

ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama

dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui

plasenta. Setelah lahir pertukaran gas melalui paru–paru bayi (Armini,

Sriasih, Marhaeni, 2017).

2) Upaya Pernafasan Bayi Pertama

Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk megeluarkan cairan

dalam paru dan mengembangkan jaringan alveoli paru untuk pertama


34

kali. Untuk mendapatkan fungsi alveol harus terdapat surfaktan yang

cukup dan aliran darah melalui paru. Surfaktan megurangi tekanan

permukaan dan membantu menstabilkan dinding alveoli pada akhir

persalinan sehingga tidak kolaps (Noordiati, 2018).

3) Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler

Setelah bayi lahir paru akan berkembang menyebabkan

tekanan arteriol dalam paru berkurang. Tekanan dalam jantung kanan

turun sehingga tekanan jantung kiri lebih besar yang mengakibatkan

menutupnya foramen ovale secara fungsional. Oleh karena itu tekanan

dala paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik dan karena

rangsangan biokimia duktus arterious berobliterasi ini terjadi pada hari

pertama (Armini, Sriasih, Marhaeni, 2017).

4) Perubahan Pada Sistem Termoregulasi

Noordiati (2018) menjelaskan ketika bayi baru lahir, bayi

berasa pada suhu lingkungan yang rendah dari suhu di dalam rahim.

Menurut Noordiati (2018) menjelaskan empat kemungkinan

mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas

tubuhnya.

a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi. Contohnya menimbang bayi

tanpa alas timbanga, tangan penolong yang dingin langsung


35

memegang BBL, meggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan

BBL.

b) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung

pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan

cara mengubah cairan menjadi uap). Contohnya tidak segera

mengeringkan bayi setelah lahir, tidak mengeringkan bayi setelah

mandi.

c) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang

sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada

kecepatan dan suhu udara). Contohnya membiarkan bayi dekat

jendela, membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin.

d) Radiasi

Panas dipncarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan

yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang

mempunyai suhu berbeda). Contohnya membiarkan bayi di

ruangan yang memiliki AC.

5) Perubahan Pada Sistem Renal

Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasya kecil

hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna kekuning-kuningan

dan tidak berbau. Warna cokelat disebabkan oleh lendir bekas


36

membrane mukusa dan udara asam akan hilang setelah bayi banyak

minum. Urine pertama kali di buang saat lahir dan dalam 24 jam dan

akan semakin sering dengan banyak cairan (Noordiati, 2018).

6) Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal

Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan

makanan terbatas, hubungan esofagus bawah dan lambung belum

sempurna, sehingga mudah gumoh tertama bayi baru lahir dan bayi

muda. Kapasitas lambung terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi cukup

bulan. Usus masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi

diri dari zat berbahaya, kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam

mempertahankan air sehingga bahaya diare menjadi serius pada bayi

baru lahir (Noordiati, 2018).

7) Perubahan Pada Sistem Hepar

Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar lemak

serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun

memakan waktu agak lama (Armini, Sriasih, Marhaeni, 2017).

8) Perubahan Pada Sistem Imunitas

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang sehingga

rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas matang

meyebabkan kekebalan alami dan buatan. Kekebalan alami terdiri dari

struktur tubuh yang mencegah dan meminimalkan infeksi misalnya


37

perlindungan oleh kulit membran mukosa, fungsi saringan saluran gas,

pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus dan perlindungan

kimia oleh asam lambung (Noordiati, 2018)

9) Perubahan Pada Sistem Reproduksi

Perubahan sistem reproduksi pada bayi laki-laki akan terlihat

rugae (garis-garis lipatan yang meonjol) pada skrotum, kedua belah

testis sudah mengalami desensus ke dalam skrotum, meatus uretra

pada ujung penis normal, preputium melekat pada glanspenis, panjang

penis sekitar 2cm, refleks kremaster di temukan (MSN & Saputra,

2014).

10) Perubahan Pada Sistem Neuromuskuler

Menurut MSN dan Saputra (2014), ada beberapa refleks pada

bayi baru lahir yaitu :

a) Reflek menghisap (sucking reflex)

Gerakan meghisap dimulai ketika putting susu ibu di tempatkan di

dalam mulut neonatus.

b) Reflek menelan (Swallowing Reflex)

Neonatus akan melakukan gerakan menelan ketika pada bagian

posterior lidahnya di teteskan cairan, gerakan ini harus

terkoordinasi dengan gerakan pada reflek menghisap.


38

c) Reflek morrow

Ketika neonatus diangkat dari boks bayi dan secara tiba-tiba

diturunkan tungkainya akan memperlihatkan gerakan ekstensi

yang simetris dan diikuti oleh gerakan abduksi.

d) Reflek mencari (rooting reflex)

Reflek mencari sumber rangsangan, gerakan neonatusmenoleh ke

arah sentuhan yang dilakukan pada pipinya.

e) Refleks leher yang tonic (tonic neck reflex)

Sementara neonatus dibaringkan dalam posisi telentang dan

kepalanya ditolehkan ke salah satu sisi, maka ekstremitas pada sisi

homolateral akan melakukan gerakan ekstensi sementara

ekstremmitas pada sisi kontralateral melakukan gerakan fleksi.

f) Refleks babinski

Goresan pada bagian lateral telapak kaki di sisi jari kelingking ke

arah dan menyilang bagian tumit telapak kaki dan akan membuat

jari-jari kaki bergerak mengembang ke arah atas.

g) Palmar graps

Penempatan jari tangan kita pada telapak tangan neonatus akan

membuatnya menggenggam jari tangan tersebut dengan cukup

kuat sehingga dapat menarik neonatus ke dalam posisi duduk.


39

h) Stepping Refleks

Tindakan mengangkat neonatus dalam posisi tubuh yang tegak

dengan kedua kaki menyentuh permukaan yang rataakan memicu

gerakan seperti menari.

i) Reflek terkejut

Bunyi yang keras seperti bunyi tepukan tangan akan menimbulkan

gerakan abduksi lengan dan fleksi siku.

j) Tubuh melengkung (trunk incurvature)

Ketika sebuah jari tangan pemeriksa menelusuri bagian punggung

neonatus di sebelah lateral tulang belakang

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian keluarga berencana

Keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur jumlah kelahiran dalam

keluarga dan masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan kerugian

akibat kelahiran tersebut. ( Prijatni dan Rahayu,2016)

b. Tujuan dari Keluarga Berencana

1) Mencegah kehamilan dan persalinan yang tidak diinginkan.

2) Mengusahakan kelahiran yang diinginkan, yang tidak akan terjadi

tanpa campur tangan ilmu kedokteran.

3) Pembatasan jumlah anak dalam keluarga.

4) Mengusahakan jarak yang baik antara kelahiran.


40

5) Memberi penerapan pada masyarakat mengenai umur yang terbaik

untuk kehamilan yang pertama dan kehamilan yang terakhir 20 tahun

dan 35 tahun (Prijatni & Rahayu, 2016).

c. Manfaat KB

1) Untuk Ibu

a) Perbaikan kesehatan, mencegah terjadinya kurang darah.

b) Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak

untuk istirahat (Prijatni & Rahayu, 2016).

2) Untuk Ayah

a) Memperbaiki kesehatan fisik karena tuntutan kebutuhan lebih

sedikit

b) Peningkatan kesehatan mental karena mempunyai waktu banyak

untuk istirahat (Prijatni & Rahayu, 2016).

3) Untuk anak

a) Perkembangan fisik menjadi lebih baik.

b) Perkembangan mental dan emosi lebih baik karena perawatan

cukup dan lebih dekat dengan ibu.

c) Pemberian kesempatan pendidikan lebih baik (Prijatni & Rahayu,

2016).
41

d. Sasaran program KB

1) Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia

antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang

aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat

mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi

peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung

penurunan fertilisasi.

2) Sasaran Tidak Langsung

Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan

merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung

tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan

seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga

program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk

mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian

aborsi

B. Standar Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh

bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan, khususnya

dalam KIA atau KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan

tanggungjawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan,


42

persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi

perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (Asrinah, dkk, 2017). A.

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pendokumentasian adalah suatu

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam

pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen

kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S

adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analis/assessment dan P

adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan

singkat.

Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan

dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan diagnosa dan

atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan

asuhan kebidanan.

a. Standar I : Pengkajian Pernyataan standar:

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan, dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Kriteria pengkajian:

a. Data tepat, akurat, dan lengkap terdiri dari data subjektif (hasil anamnese;

biodata, keluhan utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan dan latar

belakang sosial budaya).

b. Data objektif (hasil pemeriksaan fisik, psikologi, dan pemeriksaan

penunjang).
43

b. Standar II : Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan Pernyataan

standar:

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterprestasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnose dan

masalah kebidanan yang tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah

kebidanan:

a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi

dan rujukan.

c. Standar III : Perencanaan Pernyataan standar:

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan masalah

yang ditegakkan. Kriteria perencanaan

a. Rencana tindakandisusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,

tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensif.

b. Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

c. Mempertimbangkan kondisi psikologis sosial budaya klien/ keluarga

d. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien


44

e. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya

serta fasilitas yang ada.

d. Standar IV : Implementasi Pernyataan standar:

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien,

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Kriteria evaluasi:

a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual

kultural

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien atau

keluarganya (informed consent)

c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

d. Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan

e. Menjaga privasi klien/pasien

f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

g. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

h. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan sesuai

i. Melakukan tindakan sesuai standar

j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V : Evaluasi Pernyataan Standar:

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk

melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan Kriteria


45

Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/ pasien

f. Standar VI : Pencatatan Asuhan Kebidanan Pernyataan standar:

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan jelas

mengenai keadaan/ kejadian yang ditemukan Kriteria pencatatan asuhan

kebidanan:

a. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir

yang tersedia rekam medis/ KMS (Kartu Menuju Sehat/ KIA (Kesehatan

Ibu dan Anak)/status pasien)

b. Ditulis dalam bentuk catatan pengembangan SOAP

c. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d. O adalah data objektif, mancatat hasil pemeriksaan

e. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

f. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanan

yang sudah dilakukan

C. Kewenangan Bidan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor

1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1. Kewenangan normal:

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana


46

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki

dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.

Kewenangan ini meliputi:

a. Pelayanan kesehatan ibu

1) Ruang lingkup:

a) Pelayanan konseling pada masa pra hamil

b) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c) Pelayanan persalinan normal

d) Pelayanan ibu nifas normal

e) Pelayanan ibu menyusui

f) Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

2) Kewenangan:

a) Episiotomi

b) Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

c) Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d) Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e) Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

f) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air

susu ibu (ASI) eksklusif


47

g) Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan

postpartum

h) Penyuluhan dan konseling

i) Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j) Pemberian surat keterangan kematian

k) Pemberian surat keterangan cuti bersalin

b. Pelayanan kesehatan anak

1) Ruang lingkup:

a) Pelayanan bayi baru lahir

b) Pelayanan bayi

c) Pelayanan anak balita

d) Pelayanan anak pra sekolah

2) Kewenangan:

a) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,

pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi

vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28

hari), dan perawatan tali pusat

b) Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

c) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d) Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah


48

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra

sekolah

f) Pemberian konseling dan penyuluhan

g) Pemberian surat keterangan kelahiran

h) Pemberian surat keterangan kematian

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana,

dengan kewenangan:

a) Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana

b) Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi

bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan

untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan

memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis

tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan

anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak

sekolah
49

6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap

Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit

lainnya

8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya

(NAPZA) melalui informasi dan edukasi

9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal

terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,

merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS)

dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah

mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum

ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan

pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk

memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir

dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter
50

PENYELENGGARAAN PRAKTIK

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi:

a. Pelayanan Kesehatan Ibu;

b. Pelayanan Kesehatan Anak; Dan

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 10

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a

diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa

menyusui dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

(a) pelayanan konseling pada masa pra hamil;

(b) pelayanan antenatal pada kehamilan normal;

(c) pelayanan persalinan normal;

(d) pelayanan ibu nifas normal;

(e) pelayanan ibu menyusui; dan

(f) pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

berwenang untuk:

(a) episiotomi;

(b) penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;


51

(c) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

(d) pemberian tablet Fe pada ibu hamil;

(e) pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;

(f) fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eksklusif;

(g) pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;

(h) penyuluhan dan konseling;

(i) bimbingan pada kelompok ibu hamil;

(j) pemberian surat keterangan kematian; dan

(k) pemberian surat keterangan cuti bersalin.

Pasal 11

(1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.

(2) Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) berwenang untuk:

(a) melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan

hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi Vitamin K 1, perawatan bayi baru

lahir pada masa neonatal (0 – 28 hari), dan perawatan tali pusat;

(b) penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;

(c) penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;

(d) pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;

(e) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
52

(f) pemberian konseling dan penyuluhan;

(g) pemberian surat keterangan kelahiran; dan

(h) pemberian surat keterangan kematian.

Pasal 12

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, berwenang

untuk:

a. memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan

keluarga berencana; dan

b. memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.

Pasal 13

(1) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan

Pasal 12, Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang

melakukan pelayanan kesehatan meliputi:

(a) pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan

memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;

(b) asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis

tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter;

(c) penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan;

(d) melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan

anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;


53

(e) pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak

sekolah;

(f) melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;

(g) melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap

Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan

penyakit lainnya;

(h) pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif

lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan

(i) pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.

(2) Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi,

penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk,

dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan

penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika

dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang

dilatih untuk itu.

Pasal 14

(1) Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter,

dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9.

(2) Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala dinas

kesehatan kabupaten/kota.
54

(3) Dalam hal daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah terdapat dokter,

kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku.


55

BAB III

METODE LAPORAN KASUS

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC

Studi Pendahuluan

Subjek Penelitian

Studi Kasus Asuhan Kebidanan


Komprehensif

Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan Asuhan


Kehamilan Persalinan Bayi Baru Nifas Neonatus Kontrasepsi
(ANC) (INC) Lahir (PNC) (KB)
(BBL)

KI, KII, KALA I – 2 JAM KFI, KFII, KNI, KNII, Kunjungan


KIII IV KFII KNIII Pemilihan
Alat
Kontrasepsi

Asuhan :
1. 7 Langkah Varney
2. SOAP

Dokumentasi
56

B. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode penelitian deskriptif dan jenis

penelitian deskriptif yang digunakan adalah study penelaahan kasus (Case Study),

yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus

itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang

muncul sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap

suatu perlakuan.

Studi kasus yang digunakan penulis dalam pembuatan ini dengan

menggunakan asuhan kebidanan komprehensif menurut SOAP. SOAP adalah

sarana yang digunakan oleh para tenaga medis untuk merekam informasi

mengenai pasien. SOAP merupakan singkatan dari Subjective (Subjektif),

Objective (Objektif), Assesment (Penilaian), dan Plan (Perencanaan). Dengan

mengikuti format SOAP, Anda akan terbantu untuk mengumpulkan dan

mendokumentasikan data serta informasi pasien dengan lebih terorganisir. Selain

itu, SOAP juga membantu tenaga medis profesional untuk mengumpulkan

informasi pasien dan mencatat diagnosisnya.

Dalam metode penulisan rekam medis SOAP, terdapat tiga poin utama

penjelasan sebagai berikut:

1. Apa yang terjadi dengan pasien

2. Apa yang direncanakan untuk pasien

3. Bagaimana pasien bereaksi terhadap terapi yang ditempuh


57

4. Melansir laman wikihowcom, berikut adalah langkah pencatatan SOAP yang

benar.

1. Tulis bagian subjektif (S)

Pada bagian ini, tuliskan riwayat medis pasien dan hasil temuan

subjektif Anda berdasarkan laporan medis pasien tersebut. Riwayat pasien

yang dicantumkan pada bagian “Subjektif” umumnya meliputi etiologi

(penyebab utama penyakit) atau MOI (Mechanism of Injury) alias mekanisme

cedera, C.C. (Chief Complaint) atau keluhan utama, gejala penyakit, deskripsi

keluhan, dan riwayat pasien.

a. Riwayat pasien memiliki porsi paling besar dalam catatan SOAP, terutama

karena memahami riwayat pasien sangat diperlukan untuk menentukan

dan mempersempit perkiraan/potensi cedera pasien.

b. Saat mengajukan pertanyaan, hindari pertanyaan tertutup yang hanya bisa

dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Misalnya, jangan bertanya, “Di bagian

itu sakit, ya?”

2. Tulis bagian objektif (O)

Bagian O dari catatan SOAP berisi hasil observasi kuantitatif Anda

sebagai tenaga medis, seperti jarak pandang, palpasi jaringan lunak dan keras,

lingkar pinggang, ROM (Range of Motion) atau rentang gerak - AROM,

PROM dan RROM alias Active, Passive, dan Resistive Range of Motion

(Rentang Gerak Aktif, Pasif, dan Resistif), hasil tes otot manual, penilaian

neurologis, sirkulasi darah, dan hasil pemeriksaan khusus pasien lain.


58

a. Jika dilakukan pemeriksaan khusus lain (termasuk pemeriksaan jaringan

lunak dan keras, pemeriksaan neurologis, dsb.), masukkan pula hasilnya

ke dalam catatan Anda.

b. Pada bagian ini, pastikan Anda mempersempit potensi cedera dan

menentukan diagnosis pasien. Misalnya, pada tahap ini Anda akan

menemukan apakah masalah utama pasien terjadi di daerah otot atau

justru di ligamennya.

3. Tulis bagian penilaian (A)

Cantumkan diagnosis yang paling memungkinkan pada bagian ini.

Jika diagnosis akhir belum berhasil didapatkan, Anda bisa mencantumkan

beberapa kemungkinan diagnosis terlebih dahulu. Jika ada, cantumkan pula

beberapa diagnosis tambahan yang perlu diperhatikan.

a. Pada bagian “Penilaian”, Anda juga boleh mencantumkan berbagai tes

medis yang dilakukan pasien seperti x-ray, tes darah, dan rekomendasi

untuk berobat di dokter spesialis lain.

b. Pastikan Anda juga mencantumkan tipe cedera pasien, apakah itu kronis,

akut, atau memiliki potensi berulang.

4. Tulis bagian perencanaan (P)

Pada bagian ini, catat langkah pengobatan yang akan ditempuh pasien.

Cantumkan pula perawatan yang akan diberikan kepada pasien seperti proses

terapi, jenis obat, dan/atau metode operasi (jika harus dilakukan). Anda juga

bisa menuliskan rencana pengobatan jangka panjang dan rekomendasi gaya


59

hidup untuk pasien, serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang pasien

(seperti melakukan latihan untuk memperkuat otot, rentang gerak, dan

mengurangi rasa sakitnya).

a. Perencanaan ini harus ditulis secara mendetail (berisi rencana harian untuk

pasien) hingga penyakit pasien sembuh.

Trustmedis sebagai Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

memiliki modul untuk pencatatan SOAP yang lebih efektif. Trustmedis

memiliki SOAP template, sehingga Anda tidak perlu menuliskan berkali-

kali SOAP yang sama jika menemukan pasien yang mengalami keluhan

yang sama. Dengan begitu akan mempercepat waktu pelayanan dan data

rekam tetap terdokumentasi dengan detail.

Pada pencatatan SOAP dengan aplikasi Trustmedis terdapat langkah

mudah sebagai berikut:

a. Pengisian dengan menggunakan textbox dimana anda bisa

menggunakannya dengan klik fitur Add,

b. Setelah itu anda masukkan Tanggal, Subject (Keluhan), Object

Pemeriksaan, Assessment (Kesimpulan) dan Plan (Rencana).

c. Case Studi dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan pada Ny.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat studi kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di.


60

2. Waktu

Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal

D. Obyek Penelitian/Partisipan

Objek penelitian/Partisipan dalam studi kasus ini yaitu Ny. dengan asuhan

kebidanan Continuity Off care.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan dilakukan yaitu pengumpulan data

klien, wawancara mendalam, serta pemberihan asuhan kepada klien.

F. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2014), etika penelitian diperlukan untuk menghindari

terjadinya tindakan yang tidak etis dalam melakukan penelitian, maka

dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut (Hidayat, 2014) :

1. Etika Penelitian

a) Persetujuan (Informed consent)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permphonan peneliti terhadap Ny. A selaku orang yang akan menjadi

partisipan. Peneliti menjelaskan tujuan dari pengambilan data

terhadap studi kasus ini. Tujuan inform consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan peneliti serta mengetahui dampaknya.

Beberapa informasi yang harus ada dalam inform consent tersebut

antara lain: partisipan klien, tujuan dilakukan tindakan, jenis data

yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi masalah


61

yang akan terjadi ,manfaat kerahasiaan, informasi yang mudah

dihubungi dan lain lainnya. Memberikan lembar persetujuan untuk

menjadi responden.

Jika subjek bersedia maka harus menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden. Dalam penelitian ini peneliti

menjelaskan mengenai maksud dan tujuan penelitian serta dampak

yang diteliti.

b) Tanpa nama (Anonimity)

Anonimity adalah konsep penting yang berhubungan dengan

perlindungan peserta dalam riset. Masalah etika kebidanan

merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur, lembar pengumpulan data

dan hasil penelitian yang akan disajikan. Dalam penelitian ini

penulisan nama pasien ditulis menggunakan Anonimity atau inisial.

c) Kerahasiaan (Confidential)

Kerahasiaan adalah memperhatikan bahwa peneliti akan menjaga

semua catatan secara tertutup dan hanya orang-orang yang terlihat

dalam penelitian yang dapat menggunakannya, yang merupakan etika

dalam memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah lainnya. Seperti penjelasaan data maka


62

peneliti dapat menyimpulkan Etika Peneliti sangat diperlukan dalam

penyusunan studi kasus, contohnya seperti terkait dengan budaya

setempat, bisa saja jika melakukan wawancara atau melibatkan

seseorang sebagai subjek penelitian, kita memerlukan persetujuan

keluarga dan suku setempat. Itulah perlunya kita sebagai tenaga

medis bersikap etis, tidak kemanfaatan dari sisi kita, tetapi manfaat

responden juga menjadi tujuan utama. Jadi Etika Peneliti adalah

bentuk tanggung jawab moral peneliti.

2. Prosedur Penelitian

a) Melakukan pemilihan subjek penelitian yaitu ibu hamil trimester

III

b) Melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.

c) Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari studi kasus pada ibu

hamil trimester III

d) Menanyakan kesediaan ibu hamil Trimester III untuk menjadi

subjek dalam penelitian.

e) Ibu hamil trimester III mengisi surat persetujuan untuk menjadi

subjek penelitian (inform consent)

f) Melakukan Asuhan kebidanan kehamilan trimester III dengan

menggunakan 7 langkah varney dan SOAP.

g) Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu hamil

trimester III Secara Komprehensif


63

DAFTAR PUSTAKA

Nurliana Mansyur.2024. buku Asuhan Kebidanan masa nifas. Selaksa Media,2014


https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=perubahan+fisiologi+dan+psikologi+Masa+nifas
&oq=#d=gs_qabs&u=%23p%3DnaynhPM7uKEJ

http://repository.ump.ac.id/1537/3/Hellin%20Restuwati%20BAB%20ll.pdf

http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/
123456789/460/1/1526614307072_LTA%20CHRISTINA.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1715/19/BAB%20ll.pdf

Anda mungkin juga menyukai