Anda di halaman 1dari 17

SEGITIGA EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT HIPERTENSI

DISUSUN OLEH :
BESSE YUSMIRANTI
(190401003)
1.   Jenis Penyakit : Hipertensi
 
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam jangka waktu lama). Pada pemeriksaan tekanan darah
akan diperoleh dua angka.
Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Bila tekanan  darah
120/80 mmHg maka dikatakan  normal.
Sedangkan pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas.
Hipertensi dipengaruhi oleh adanya interaksi dua faktor
yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun awalnya
tergantung dari faktor keturunan. Dalam perjalanannya
menuju masa dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti makanan dan faktor stres. Pada stadium
dini hipertensi sering tidak memberikan gejala apapun,
sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah
menderita hipertensi.
Sedangkan pada golongan yang menyadari dapat
merasakan adanya gejala berupa sakit kepala, mimisan,
pusing, mudah marah, telinga berdenging, rasa berat di
tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang dan sukar
tidur sebagai gejala yang banyak dijumpai (Budiman,
H,1999).
Gejala umum yang mungkin terjadi pada orang dengan
tekanan darah
tinggi meliputi:
• Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang
setelah beberapa jam. 
• Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
• Mudah lelah, lesu, Impoten.
• Telinga berdenging.
• Detak jantung berdebar cepat.
• Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan
mudah menjadi marah.
Menurut WHO (1999) membagi Hipertensi menjadi
rendah, sedang, tinggi, dan tinggi sekali, klasifikasi ini
digunakan untuk pedoman pengobatan juga diklasifikasikan
berdasarkan penyebab, menurut tingkat klinik, luasnya
kerusakan organ tubuh, dan peningkatan tekanan sistolik dan
diastolik (Sadan K, 1994). Menurut Kaplan yang dikutip oleh
Sidabutar, RP dan Wiguna, P, 1990). Hipertensi dibedakan
berdasarkan umur dan jenis kelamin yaitu:
a.    Laki-Iaki umur < 45 tahun bila tekanan darah > 130/90
mmHg
b.    Laki-laki umur > 45 tahun bila tekanan darah >145/95
mmHg
c.    Perempuan bila tekanan darah > 160/95 mmHg
2.   Gambar Model Hubungan Penyebab dan Penyakit
Hipertensi (Segitiga Epidemiologi/Model Ekologi)
Gambar 1. Segitiga Epidemiologi dalam keadaan setimbang
(sehat)
 

 
 
Gambar 2.  Ketidakseimbangan Agen, Penjamu dan Lingkungan
 (Sakit Hipertensi)
 
3.   Analisa Hubungan Penyebab dan Penyakit Hipertensi
Berdasarkan gambar segitiga epidemiologi penyakit
hipertensi diatas, maka penyakit Hipertensi terjadi karena
interaksi antara agen penyakit, pejamu (manusia) dan
lingkungan. Yaitu,  Suatu keadaan saling mempengaruhi
antara agen penyakit, manusia dan lingkungan secara
bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama
lain sehingga memudahkan agen penyakit untuk
menyebabkan hipertensi. Penjelasan keterkaitan antara 3
faktor tersebut sebagai berikut:
 
A.   Host (Penjamu)
Host (Penjamu) yang dimaksud adalah penderita penyakit
hipertensi
 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada
penjamu :
a.    Daya Tahan Tubuh
Penyakit Hipertensi dipengaruhi oleh daya tahan tubuh manusia
itu sendiri. Daya tahan tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh
kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Kesibukan yang padat juga
membuat orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi
stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya
tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya
penyakit hipertensi.
b.    Genetik/keturunan
Pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita
penyakit ini.
d.    Jenis Kelamin
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan
dengan perempuan. Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun.
e.    Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan
bagi orang tersebut seperti:
·         Gaya hidup modern, kerja keras dalam situasi penuh tekanan, dan stres
terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat
orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan
merokok, minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam
daftar penyebab yang meningkatkan resiko hipertensi.
·         Terbiasa untuk memakan makanan yang asin, sehingga sulit untuk
dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit
dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah
(warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
        
·         Pola makan yang salah, dan salah dalam memilih makanan.
Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap
dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana
mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f.     Pekerjaan
Orang yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya
penyandang jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa
disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami
tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan
dengan rekan mereka yang pekerjaannya lebih ringan. Stres yang
terlalu besar dapat memicu terjadinya hipertensi, penyakit jantung,
dan stroke.
g.    Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di
Indonesia penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.
B.   Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen
adalah :
a.    Faktor Nutrisi
·         Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak
lebih dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam
kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak
masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam, serta
kebiasaan memakan makanan yang mengandung banyak garam sehingga
sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
·         Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan
intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi.
·          Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi
dan alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
·         Konsumsi Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab
Hipertensi, karena mengandung penyedap yang berlebihan.
b.    Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid,
Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam
jumlah sangat besar).
c.    Faktor Biologi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun
peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan
dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin
(hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin
merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas
yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah
(kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang
merupakan faktor pengatur tekanan darah.
Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan,
namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari
interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat
mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara
konsisten.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian
telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus
dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d.    Faktor Fisik
·  Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
·  Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
·  Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan
bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar
bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas
termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.
C.   Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya
hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres).
Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti
hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke
aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh
siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah
pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama
klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk
pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan
prevalensi yang cukup tinggi.
Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengamn daerah
4.   Pencegahan Hipertensi
Menurut Bustan MN (1995) dan Budistio, M. (2001), upaya
pencegahan dan penanggulangan hipertensi didasarkan pada perubahan
pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
meliputi.
· Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui
perubahan pola makan dan olah raga.
· Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang
mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.
·  Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi
lemak jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
· Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
(jeroan, kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat,
mentega, dan margarin)
· Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti
buah-buahan (jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong,
jeruk, pisang, nangka masak, markisa, dan lain-lain), sayuran
(daun bawang, kecipir muda, jamur segar, bawang putih, daun
dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan rumput
laut)
·  Menghentikan kebiasaan merokok
·  Olah raga teratur
·  Hindari ketegangan mental dan stres
 

Anda mungkin juga menyukai