Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI

Pengertian:
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kerusakan berbagai organ secara langsung dan
tidak langsung, dimana penyakit ini adalah penyakit yang sering dijumpai pada masyarakat.
Menurut JNC VII, hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan (≥)
140/90 mmHg. Untuk tekanan darah normal berada di 120/80 mmHg.

Faktor Resiko Hipertensi:


- Usia
kejadian paling tinggi terjadi pada usia 30 – 40 th
- Jenis Kelamin
Komplikasi hipertensi meningkat pada seseorang dengan jenis kelamin laki-laki.
- Riwayat keluarga
Riwayat keluarga dengan hipertensi memberikan resiko terkena hipertensi sebanyak
75%
- Obesitas
Meningkatnya berat badan pada masa anak-anak atau usia pertengahan resiko
hipertensi meningkat
- Merokok
Resiko terkena hipertensi dihubungkan dengan jumlah rokok dan lamanya merokok.
- Stress
Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam waktu yang pendek, tetapi
kemungkinan bukan penyebab meningkatnya tekanan darah dalam waktu yang
panjang
- Aktivitas fisik
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena
olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah.
- Asupan garam
Konsumsi garam memiliki efek langsung terhadap tekanan darah. Terdapat bukti
bahwa mereka yang memiliki kecenderungan menderita hipertensi secara keturunan
memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mengeluarkan garam dari tubuhnya
(https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
3f252a705ddbef7abf69a6a9ec69b2fd.pdf)

Gejala:
 Saki kepala
 Lemas
 Masalah penglihatan
 Nyeri dada
 Sesak nafas
 Aritmia
 Adanya darah dalam urine
(https://www.halodoc.com/kesehatan/hipertensi)

Penyebab:
1. Faktor genetik atau keturunan
Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Itu
artinya, ada mutasi gen atau kelainan genetik yang diwarisi orangtua sehingga
membuat Anda, secara genetik, mengalami hipertensi.
2. Perubahan fisik
Perubahan fisik yang semakin menua juga bisa menjadi penyebab hipertensi. Jika
Anda mengalami perubahan fungsi ginjal karena penuaan, maka keseimbangan garam
dan cairan alami tubuh akan terganggu. Alhasil, tekanan darah tubuh ikut meningkat.
3. Pola hidup tidak sehat
Pilihan pola hidup yang dijalani merupakan penyebab hipertensi yang paling sering
terjadi. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin,
terlalu banyak konsumsi makanan manis, serta kurangnya aktivitas fisik. Hal-hal
tersebut yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas) sehingga bisa
meningkatkan faktor risiko hipertensi.
4. Adanya kondisi medis tertentu
Beberapa kondisi medis tertentu bisa menjadi penyebab hipertensi muncul, yakni:
- Penyakit ginjal
- Obstructive sleep apnea
- Cacat jantung bawaan
- Masalah tiroid
(https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/penyebab-
hipertensi#:~:text=Pilihan%20pola%20hidup%20yang%20dijalani,manis%2C%20serta
%20kurangnya%20aktivitas%20fisik)

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan pendukung yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan diagnosis
adalah sebagai berikut:

 Pemeriksaan darah. Untuk memeriksa kadar kalium, glukosa, kreatinin, sodium,


kolestrol, trigliserida, dan nitrogen urea (BUN) dalam darah.
 Pemeriksaan urine. Untuk memeriksa adanya kondisi kesehatan lain yang memicu
naiknya tekanan darah.
 Ultrasonografi. Untuk mendapatkan gambaran ginjal dan arterinya menggunakan
gelombang suara.
 Elektrokardiogram. Untuk memeriksa fungsi jantung, apabila ada kecurigaan bahwa
gangguan jantung merupakan penyebab hipertensi.
(https://www.halodoc.com/artikel/4-pemeriksaan-medis-untuk-diagnosis-hipertensi-
sekunder)

Edukasi:
Rekomendasi pengendalian gaya hidup yang disarankan oleh The Seventh Report of the Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure (JNC 7) di antaranya:
1. Penurunan berat badan (rentang penurunan tekanan darah sistolik sekitar 5-20 mmHg
per 10 kg)
2. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 30 mL pada pria dan 15 mL pada wanita
setiap harinya (rentang penurunan tekanan darah sistolik sekitar 2-4 mm Hg)
3. Kurangi konsumsi natrium tidak lebih dari 100 mmol/hari atau 6 gram NaCl/hari
(rentang penurunan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg)
4. Berhenti merokok dan kurangi makanan yang berlemak serta tinggi kolesterol untuk
kesehatan jantung
5. Lakukan olahraga atau latihan aerobik 30-60 menit 3x seminggu secara rutin
(menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mm Hg)
6. Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
7. Kontrol tekanan darah secara teratur dan mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai
dengan anjuran dokter
(https://www.alomedika.com/penyakit/anestesiologi/hipertensi-perioperatif/edukasi-dan-
promosi-kesehatan#:~:text=Berhenti%20merokok%20dan%20kurangi
%20makanan,Meningkatkan%20konsumsi%20sayur%20dan%20buah)

Anda mungkin juga menyukai