Anda di halaman 1dari 4

Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi

2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi


Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka akan terjadi
perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat akan bertambah atau
berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat. Dalam
hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga dan berusaha
mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh
menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik)
dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para
peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan meningkat dengan
bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian
tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-
60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami menapouse ) berpeluang lebih
besar. Para pakar menduga perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di
kalangan wanita usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan
umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota
rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang tersebut
seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh tekanan,
dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta membuat orang
kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau
kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko
hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar
rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah
tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam jumlah yang
berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang
mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut tanggung
jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah
yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan
nya lebih longgar tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya
berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit
jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia penyakit hipertensi terjadi
secara bervariasi.

2. Agent (Penyebab Penyakit)


Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat
menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit
hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap
timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di
dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke
luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak
kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per
hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya
masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa
kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap
rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat
meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang
kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat badan
berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin,
Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah membuktikan
bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan
kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi insulin
merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok abnormalitas yang terdiri dari
obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya
keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak
sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga tidak ada
tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara
konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan
bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi
hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan
berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan
resiko hipertensi.

3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh
luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti
gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu
terjadinya berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol
dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap
beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam
makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya
penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak
terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada
penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup
tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya
penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL Blum
yaitu :
Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap tekanan
darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun
hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam,
sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi
hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi Jika ada anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun belum adanya tes genetik secara
konsisten terhadap penyakit hipertensi tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga
pasti punya struktur genetik yang sama.
Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian makanan
cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol darah yang
tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup
stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres
telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam makanan;
bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan
berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang
sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa
asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini
sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung,
restoran, hotel, dan lain-lain).
Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur, kurangnya
perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider (pelayanan
kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola
makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan berbagai
sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta kurangnya penilaian,
pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan penyakit hipertensi di
Puskesmas.

Pencegahan Primer :
Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi
berat badan.
Kurangi konsumsi alkohol.
Konsumsi minyak ikan.
Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
Pola makanam yamg sehat.
Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
Fisik aktif.
Mengurangi Akohol intake.
Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
Pengontrolan darah secara rutin.
Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai