Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini subjek penelitian menggunakan daging kerang hijau

(Perna Viridis L.)yang di jual di sekitaran kota Cimahi, baik itu kerang hijau yang

dijual di pasar atau pun dijual oleh pedagang kaki lima. Penilitian ini dilakukan

untuk mengetahui kadar timbal (Pb) yang ada pada kerang hijau (Perna Viridis

L.). Sampel diambil dari pasar dan pedagang kaki lima secara random dengan

jumlah sampel sebanyak 15 sampel. Dan pengukuruan kadar timbal (Pb) di ukur

dengan menggunakan alat AAS (Automatic Absorption Spectrophotometry).

1. Pembuatan kurva standar

Dalam penetapan kadar timbal (Pb) dalam daging kerang hijau (Perna

Viridis L.) di kota Cimahi. Pertama-pertama dilakukan pengukuran standar timbal

larutan standar dengan konsentrasi tertentu diukur pada panjang gelombang

520nm seperti yang tercantum pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Pengukuran Larutan Standar

Standar Konsentrasi (PPM) Absorban

Standar 1 0 0.0015

Standar 2 10 0.0234

Standar 3 20 0.1245

Standar 4 30 0.2134

Standar 5 40 0.2643
kurva standar

0.3015

0.2515 f(x) = 0.007156 x − 0.0177


R² = 0.969979255672716
0.2015 kurva standar
Linear (kurva standar)
0.1515

0.1015

0.0515

0.0015
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Gambar 4.1 Kurva Linear Standar

Keterangan :

X = Konsentrasi (PPM)

Y = Absorbansi

Y = Persamaan Garis Linear

R2 = Regrensi Linear

Berdasarkan kurva lineritas pada gambar 4.1 maka diperoleh hubungan

yang linear antara konsentrasi dengan nilai kolerasi (R2) sebesar 0,97. Harga

koefesien (R2) yang mendekati 1 menunjukan adanya hubungan kelinearan yang

baik antara konsentrasi dengan absorbsi pada rentang tersebut.

2. Pengukuran Kadar Sampel

Pengukuran kadar timbal pada sampel dilakukan menggunakan alat AAS

(Automatic Absorption Spectrophotometry). Didapatkan hasil sebagai berikut

pada tabel 4.2


Tabel 4.2 Hasil Pembacaan Konsentrasi Timbal oleh alat AAS

No Kode sampel absorban Konsentrasi (PPM)

y=0,0072x-0,0177

1 KH001 0,0032 2,9

2 KH002 0,0023 2,7

3 KH003 0,0329 7,02

4 KH004 0,0079 3,5

5 KH005 0,0032 2,9

6 KH006 0,0323 6,9

7 KH007 0,0099 3,8

8 KH008 0,0052 3,1

9 KH009 0,0012 2,6

10 KH010 0,0111 4,0

11 KH011 0,0018 2,7

12 KH012 0,0021 2,7

13 KH013 0,0032 2,9

14 KH014 0,0032 2,9

15 KH015 0,0030 2,8

A. Pembahasan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel daging

kerang hijau yang diambil dari kawasan kota Cimahi baik itu yang dijual di

pasaran atau dijual oleh pedagang kaki lima, jumlah sampel diambil sebanyak 15

sampel dimana masing-masing sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

5gram kerang hijau dari satu sampel pedagang.


Pada penelitian kadar timbal pada kerang hijau untuk preparasi sampel

dimana sampel ditimbang sebanyak 5gram ke dalam gelas kimia kemudian

ditambahkan 20 ml HNO3 5 M lalu dipanaskan diatas hot plate hingga larut,

didinginkan dan disaring dengan kertas saring whatman no.42 kedalam labu ukur

250ml, ditambakan aquabidest hingga tanda batas dan homogen (Pratiwi &

Musa Ramang, 2009).

Kadar hasil timbal pada kerang hjau yang dijual pedagang di sekitar kota

Cimahi, dimana semua sampel menunjukan kadar timbal (Pb) di atas ambang

batas yang di perbolehkan oleh peraturan BPOM no 5 tahun 2018, dimana kadar

timbal yang diperbolehkan ada dalam makanan ikan dan produk perikanan

termasuk moluska, krustasea, dan enkinodermata serta amfibi dan reptil sebesar

0,20ppm.

Hasil kadar logam timbal (Pb) pada kerang hijau tertinggi pada sampel

dengan kode KH003 dimana konsentrasi logam timbal mencapai 7,02 setelah

dilakukan wawancara dengan pedagang yang menjual kerang hijau tersebut

sampel kerang berasal dari perairan losari dimana menurut penilitain Pratiwi dan

Musa Ramang (2009) kadar logam pada kerang hijau tersebut memiliki rata-rata

konsentrasi 22,81 ppm, tingginya kadar logam di perairan tersebut diakibatkan

karena aktivitas masyrakat daerah tersebut sangat tinggi karena perairan losari

ini menjadi tempat yang diminati oleh masyarakat dalam dan luar kota yang

mengakibatkan terjadinya peningkatan limbah akibat kurang sadarnya

masyarakat akan kebersihan lingkungan yang memungkikan terjadi pencemaran

pada air tersebut.


Tingginya kadar timbal yang dilakukan dalam peniitian ini menunjukan

bahwa kerang hijau yang dijual disekitaran kota Cimahi tidak layak dikonsumsi

manusia karena akan memberikan dampak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Anda mungkin juga menyukai