Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Pengertian
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002)
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi
pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-
ketegangan otot (McCaffery, 1998)
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri. (Ns.Eni Kusyati,S,Kep,Dkk hal
198, 2006)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.

B. Jenis-jenis nafas dalam


Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas terdiri atas :
a. Pernafasan Diafragma
 Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.
 Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau ke kanan,
mendatar atau setengah duduk.
 Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di atas
dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka.
Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan
(ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas relaksasi.
 Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut (pursed
lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi
(pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk
memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah.
 Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan
diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat diletakkan di atas dinding perut untuk
membantu aktivitas ini.
b. Pursed lips breathing
 Menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas
dalam) dengan mulut tertutup
 Kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi seperti
bersiul
 PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi
 Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung
 Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada rongga mulut,
kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat mencegah
air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspiras
C. Tujuan nafas dalam pada pasien gangguan jiwa
1. Mengurangi stress
2. Menurunkan rasa nyeri
3. Menurunkan kecemasan
D. Manfaat teknik relaksasi nafas dalam
a. Ketentraman hati
b. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
c. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
d. Detak jantung lebih rendah
e. Mengurangi tekanan darah
f. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
g. Tidur lelap
h. Kesehatan mental menjadi lebih baik
i. Daya ingat lebih baik
j. Meningkatkan daya berpikir logis
k. Meningkatkan kreativitas
l. Meningkatkan keyakinan
m. Meningkatkan daya kemauan
n. Intuisi
o. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain

E. Persiapan melakukan relaksasi nafas dalam


1. Pastikan anda dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
2. Pilih waktu dan tempat yang sesuai. (duduk di kursi jika anda di kerjaan atau di rumah).
3. Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir atau sholawat.

F. Teknik nafas dalam


a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien.
c. Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk ditempat tidur atau
telentang.
d. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.
e. Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga.
f. Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung
dengan bibir tertutup.
g. Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup ( purse lips
breathing).
h. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.
i. Catat respon yang terjadi setiap kali melakukan latihan nafas dalam.
j. Cuci tangan.

Sabtu, 07 Mei 2016


Terapi Relaksasi Otot Progresif

A. Terapi relaksasi otot progresif


Menurut Herodes (2010), teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam
yang tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti. Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh
manusia berespons pada kecemasan dan kejadian yang merangsang pikiran dengan ketegangan
otot (Davis, 1995). Teknik relaksasi otot progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas
otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan teknik relaksasi untuk mendapatkan perasaan relaks (Herodes, 2010). Teknik
relaksasi otot progresif merupakan suatu terapi relaksasi yang diberikan kepada klien dengan
menegangkan otot-oto tertentu dan kemudian relaksasi. Relaksasi progresif adalah salah satu
cara dari teknik relaksasi mengombinasikan latihan napas dalam dan serangkaian seri kontraksi
dan relaksasi otot tertentu. (Kustanti dan Widodo, 2008).
Menurut Stuart & Laraia (2005) Gangguan fisik dapat mengancam integritas
diri seseorang, ancaman tersebut berupa ancaman eksternal dan internal.
Sedangkan Taylor (2007) mengatakan bahwa ancaman gangguan fisik yang terjadi
dalam kehidupan individu dapat menjadi stressor yang bisa menyebabkan terjadinya
stress dan kecemasan. Stres dan kecemasan serinhkali terjadi pada kehidupan
seseorang dan disebabkan oleh semua peristiwa yang dialami sehari-hari.
Menurut Stuart dan Laraia (2005) ansietas adalah kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik, dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan secara interpersonal. Respon individu bersifat unik dan
membutuhkan pendekatan yang unik pula. Salah satu terapi spesialis keperawatan
jiwa sebagai manajemen ansietas adalah dengan progressive muscle relaxation
yang merupakan bagian dari terapi relaksasi.
Penggunaan relaksasi dalam bidang klinis telah dimulai semenjak awal abad
20 ketika Edmund Jacobson melakukan penelitian dan dilaporkan dalam sebuah
bukuProgressive Relaxation yang diterbitkan oleh Chicago University Press pada
tahun 1938. Jacobson menjelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan seseorang
pada saat tegang dan rileks. Pada saat tubuh dan pikiran rileks, secara otomatis
ketegangan yang seringkali membuat otot-otot mengencang akan diabaikan
(Zalaquet & mcCraw, 2000 dalam ramdhani & Putra, 2009).
Progressive muscle relaxation adalah terapi relaksasi dengan gerakan
mengencangkan dan melemaskan otot–otot pada satu bagian tubuh pada satu
waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan
dan melemaskan secara progresif kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut
(Synder & Lindquist, 2002). Pada latihan relaksasi ini perhatian individu diarahkan
untuk membedakan perasaan yang dialami saat kelompok otot dilemaskan dan
dibandingkan ketika otot-otot dalam kondisi tegang. Dengan mengetahui lokasi dan
merasakan otot yang tegang, maka kita dapat merasakan hilangnya ketegangan
sebagai salah satu respon kecemasan dengan lebih jelas (Chalesworth & Nathan,
1996).
Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa tubuh berespon pada kecemasan
yang merangsang pikiran dan kejadian dengan ketegangan otot, oleh karena itu
dengan adanya relaksasi otot progresif yang bekerja melawan ketegangan fisiologis
yang terjadi sehingga kecemasan bisa teratasi ( Davis dkk, 1995). Terapi relaksasi
merupakan sarana psikoterapi efektif sejenis terapi perilaku yang dikembangkan
oleh Jacobson dan Wolpe untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan otot-otot,
syaraf yang bersumber pada objek-objek tertentu (Goldfried dan Davidson, 1976
dalam Subandi, 2002).

B. Teori Terapi Relaksasi Otot Progresif


Salah satu kebutuhan dasar klien adalah kebutuhan tidur dan istirahat. Sekitar 60% klien
mengalami insomnia atau sulit tidur. Stress terhadap tugas maupun permasalahan lainnya yang
tidak segera diatasi dapat menimbulkan kecemasan dalam diri seseorang. Kecemasan dapat
berakibat pada munculnya emosi negative, baik terhadap permasalahan tertentu maupun kegiatan
sehari-hari seseorang bila tidak diatasi. Semua ini dapat menyebabkan gangguan tidur atau
insomnia. Insomnia pada klien dapat diatasi dengan cara nonmedikasi yaitu dengan terapi
relaksasi sehingga seseorang kembali pada saraf normal (Alim, 2009). Salah satu terapi relaksasi
adalah dengan terapi relaksasi otot progresif yang dapat membuat tubuh dan pikiran terasa
tenang,relaks, dan memudahkan untuk tidur (Susanti, 2009).

C. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif


Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan potter (2005), tujuan dari teknik ini adalah
untuk:
1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah tinggi,
frekuensi jantung, laju metabolic.
2) Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak memfokuskan
perhatian serta relaks;
4) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia ringan, gagap ringan, dan
7) Membangun emosi positif dari emosi negative.

D. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif


1. Klien lansia yang mengalami gangguan tidur (insomnia).
2. Klien lansia yang sering mengalami stress.
3. Klien lansia yang mengalami kecemasan.
4. Klien lansia yang mengalami depresi.

E. Kontraindikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif


1. Klien lansia yang mengalami keterbatasan gerak, misalnya tidak bisa menggerakkan badannya.
2. Klien lansia yang menjalani perawatan tirah baring (bed rest).

F. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan


Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan terapi relaksasi
otot
progresif.
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
2. Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot-otot relaks.
3. Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan mata tertutup. Hindari dengan posisi berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua kali.
6. Memeriksa apakah klien benar-benar relaks.
7. Terus-menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

G. Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif

Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.
Persiapan klien:
1. Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar persetujuan terapi pada klien;
2. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal
dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri;
3. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya mengikat ketat.
Prosedur
Gerakan 1: ditujukan untuk melatih otot tangan.
1. Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
2. Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi.
3. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan relaks selama 10 detik.
4. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan
antara ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
5. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
Gerakan 2: ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan
bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-
langit. Gerakan melatih otot tangan bagian depan dan belakang ditunjukkan pada
gambar.
Gambar:

Gerakan 3: ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas pangkal lengan).
1. Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
2. Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan menjadi tegang.
Gambar:

Gerakan 4: ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.


1. Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyantuh kedua telinga.
2. Fokuskan atas, dan leher.

Gambar:
Gerakan 5 dan 6: ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang,
dan mulut).
1. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya
keriput.
2. Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
Gerakan 7: ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang. Katupkan
rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang.
Gerakan 8: ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.

Gambar :

Gerakan 9: ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun belakang.
1. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot leher bagian depan.
2. Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
3. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan
ketegangan dibagian belakang leher dan punggung atas.
Gerakan 10: ditujukan untuk melatih otot leher begian depan.
1. Gerakan membawa kepala ke muka.
2. Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.
Gerakan 11: ditujukan untuk melatih otot punggung
1. Angkat tubuh dari sandaran kursi.
2. Punggung dilengkungkan.
3. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
4. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi lemas.
Gerakan 12: ditujukan untuk melemaskan otot dada.
1. Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya.
2. Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai turun ke
perut, kemudian dilepas.
3. Saat ketegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
4. Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi tegang dan relaks.
Gambar:

Gambar:
Gerakan 13: ditujukan untuk melatih otot perut.
1. Tarik dengan kuat perut kedalam.
2. Tahan sampai menjadi kencang dank eras selama 10 detik, lalu dilepaskan bebas.
3. Ulangi kembali seperti gerakan awal perut ini.
Gerakan 14-15: ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis).
1. Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
2. Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis.
3. Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
4. Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

H. Kriteria Evaluasi
1. Klien tidak mengalami gangguan tidur (insomnia) dan tidak stress.
2. Kebutuhan dsasar klien terpenuhi.
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TEKNIK VISUALISASI KREATIF

Pikirkan tentang hal-hal yang kita inginkan dalam hidup ini: Pekerjaan baru, bisnis baru,
relasi yang indah, perasaan yang damai dan tenang., keterampilan mental yang semakin
baik, atau kemahiran olahraga.

Dengan visualisasi kreatif, kita bisa mencapai sukses dengan cara menenangkan pikiran
sehingga gelombang pikiran kita berada pada tingkat “alfa”. Kondisi ini biasa kita alami
tepat sebelum kita tertidur atau begitu bangun pagi, saat bermeditasi, atau mungkin saat
duduk di tepi sungai atau di dalam hutan. Awalnya mungkin kita hanya ingin
membayangkan “hal-hal” menyenangkan yang kita inginkan. Tetapi tujuan yang
sebenarnya adalah menghilangkan lapisan diri reaktif kita dan membiarkan pikiran mengalir
dan mengeluarkan diri kita yang lebih tinggi. Pada keadaan ini, kita hanya memikirkan hal-
hal yang terbaik bagi kita dan hal-hal yang membuat kita benar-benar merasa bahagia.

Bila, misalnya, kita sedang mengalami perselisihan dengan rekan kerja, singkirkan perasaan
marah dan tidak suka kita. Bayangkan diri kita berkomunikasi dengan orang itu dalam gaya
yang santai dan terbuka. Lupakan apapun yang pernah diucapkan di antara kita berdua,
dan berkati orang itu dalam hati. Bila kemudian kita bertemu lagi dengannya, penghalang
itu seolah lenyap dan kita akan heran melihat bagaimana cepatnya keadaan berubah
menjadi lebih baik.

Gawain menekankan bahwa visualisasi kreatif tidak bertujuan “mengendalikan” orang lain
dengan pikiran kita, cara ini tidak manjur bila digunakan untuk hal-hal yang negatif dan
manipulatif, tetapi untuk melenyapkan penghalang internal kita dengan keharmonian alam.

Ilmu visualisasi kreatif

Bagaimana cara kerja visualisasi kreatif

 Alam semesta terdiri dari energi. Segala benda, bila dibelah sampai sekecil-kecilnya,
terdiri dari partikel-partikel energi. Bila partikel-partikel ini disatukan secara spesifik
akan menghasilkan ilusi “kepadatan”.
 Jenis benda yang berbeda memiliki tingkat vibrasi partikel yang berbeda pula. Batu
karang, bunga, atau manusia memiliki energi dengan vibrasi yang berbeda. Energi
dengan kualitas atau vibrasi tertentu cenderung menarik vibrasi lain yang serupa.
Pikiran merupakan sebentuk cahaya, energi bergerak yang berekspresi dalam bentuk
fisik.
 Ketika kita secara kreatif memvisualisasi atau menegaskan hasil dan keadaan yang
positif, kita memancarkan energi pikiran ke alam semesta. Alam akan menanggapi
dalam bentuk benda atau peristiwa. Visualisasi kreatif adalah “menabur benih”
kehidupan yang kita inginkan.

RELAKSASI BENSON
 Langkah – Langkah Relaksasi Benson,menurut Purwanto (2006) adalah:
 a. Membentuk suasana sekitar tenang, menghindarkan dari kebisingan
 b. Menarik nafas dalam melalui hidung, dan jaga mulut tetap tertutup,
hitungan sampai 3 tahan selama inspirasi
 c. Kemudian hembuskan lewat bibir seperti meniup dan ekspirasi secara
perlahan dan lewat sehingga terbentuk suara hembusan tanpa mengembungkan
dari pipi
 d. Membaca kalimat – kalimat sesuai keyakinan, misalnya jika beragama Islam
membaca istighfar
 e. Lakukan sebanyak 5 – 7 kali

 Keuntungan Relaksasi Benson:
 Menurut Kusnandar (2009), manfaat relaksasi benson adalah sebagai berikut:
 a. Ketentraman hati, Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
 b. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
 c. Detak jantung lebih rendah, Mengurangi tekanan darah
 d. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
 e. Tidur lelap
 f. Kesehatan mental menjadi lebih baik
 g. Daya ingat lebih baik
 h. Meningkatkan daya berpikir logis
 i. Meningkatkan kreativitas
 j. Meningkatkan keyakinan
 k. Meningkatkan daya kemauan
 l. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
 Prosedur Relaksasi Benson :
 Langkah-langkah respons relaksasi ini dapat dilakukan sebagai berikut :
 1. Pilihlah kalimat spiritual yang akan digunakan.
 2. Duduklah dengan santai.
 3. Tutup mata.
 4. Kendurkan otot-otot.
 5. Bernapaslah secara alamiah. Mulai mengucapkan kalimat spiritual yang dibaca secara
berulang-ulang dan khidmat.
 6. Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah fokuskan pikiran.
 7. Lakukan 10 sampai 20 menit.
TEKNIK EFT

LANGKAH-LANGKAH

1. TUTUP MATA
2. MENANYAKAN SEBERAPA LEVEL MASALAH YANG DIALAMI 1-10
3. MENEKAN TITIK YANG SAKIT DIBAGIAN BAWAH LEHER 3KALI
4. MENEKAN TITIK PADA BAGIAN ALIS BAGIAN DALAM KANAN
5. MENEKAN TITIK PADA BAGIAN LUAR ALIR KANAN
6. MENEKAN TITIK PADA BAGIAN BAWAH MATA
7. MENEKAN TITIK PADA ATAS BIBIR
8. MENEKAN TITIK PADA BAGIAN BAWAH BIBIR ATAU DAGU
9. MENEKAN TITIK PADA SKAPULA
10. MENEKAN TITIK PADA MIDKLAFIKULA
11. MENEKAN TITIK PADA BAGIAN LUAR IBU JARI, TELUNJUK,TENGAH,KELINGKING BAGIAN LUAR
TANGAN DAN TENGAH2 PUNGGUNG TANGAN ANTARA JARI MANIS DAN KELINGKING.
12. NINE GAMUT…
A. TUTUP MATA KUAT-KUAT
B. BUKA MATA SELEBAR-LEBARNYA
C. LIRIK KANAN BAWAH
D. LIRIK KIRI BAWAH
E. PUTAR BOLA MATA SEARAH JARUM JAM
F. PUTAR BOLA MATA BERLAWANAN ARAH JARUM JAM
G. BERGUMAM KURANG LEBIH 3 DETIK
H. MENGHITUNG 1-5 SECARA CEPAT
I. BERGUMAM LAGI KURANG LEBIH 3 DETIK

TANYAKAN PERUBAHAN DARI MASALAH YANG DIALAMI….

Anda mungkin juga menyukai