Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KOROSI

Nama : Tri Ulandari

Stambuk : A 251 17 034

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULKAO

2020
Satuan pendidikan : SMA NEGERI 5 PALU Mata pelajaran : Kimia
Alokasi waktu : 2 X 45 Menit (Pertemuan Kelas/semester : XII/1
Pertama)
Materi pokok : Korosi

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5 Menganalisis faktor-faktor 3.5.1 Memahami pengertian korosi.
yang mempengaruhi terjadinya 3.5.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
korosi dan cara mengatasinya. terjadinya korosi.
3.5.3 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mengatasi terjadinya korosi

B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pemutaran video, siswa dapat memahami pengertian korosi.
2. Melalui pemberian masalah dan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korosi.
3. Melalui pemberian masalah dan diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mengatasi terjadinya korosi.

C. Materi
a) Pengertian korosi
b) Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi
c) Faktor-faktor yang dapat mengatasi terjadinya korosi

D. Model/Metode/Pendekatan
a) Model : Discovery learning
b) Metode : Pemecahan masalah, diskusi kelompok,
c) Pendekatan : Saintifik

E. Media/ alat/bahan
a) Media : Power point dan video (http://goo.gl/EQxnzM).
b) Alat : Infocus, leptop dan papan tulis.
c) Bahan : LKPD dan Handout
F. Sumber Belajar
a) Buku :
1. Michael Purba. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

2. Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.

b) Internet

G. Langka-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Wkt

1. Pendahuluan: 10
 Memberikan salam dan mencermati kehadiran dan kesehatan peserta didik; menit
 Membangun apersepsi dengan menanyakan materi sebelumnya yang berkaitan
dengan menanyakan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas sekarang, seperti : deret volta, potensial sel, reaksi oksidasi dan
reduksi.
 Memberi motivasi peserta didik dengan memperlihatkan beberapa buah paku
yang bersih dan berkarat dan meminta respon peserta didik bagaimana itu bisa
terjadi dan faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
 Menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran: Korosi

2. Kegiatan Inti: 65
a) Stimulation (Stimulus): Membagikan media pembelajaran tentang contoh- menit
contoh korosi dalam kehidupan sehari-hari (video) dan dilengkapi dengan
Handout (catatan guru) yang didistribusikan masing-masing peserta didik;
b) Problem Statement (Identifikasi Masalah): Berdasarkan video dan Handout
tersebut, peserta didik merumuskan dan menuliskan permasalahan;
c) Data Collecting (Mengumpulkan data): Peserta didik mencari informasi dan
mengumpulkan informasi mengenai pengertian korosi, factor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korosi dan faktor-faktor yang dapat mengatasi
terjadinya korosi (melalui eksplorasi di internet dan/atau pengamatan langsung)
yang bersifat kontekstual;
d) Data Processing (Mengolah data): Rumusan masalah dan hasil penelusuran
informasi dianalisis dan didokumentasikan menjadi laporan penugasan pada
materi kororsi dan dikumpulkan kepada guru;
e) Verification (Memverivikasi): Hasil laporan kemudian didiskusikan bersama;
f) Generalization (Menyimpulkan): Peserta didik menuliskan kesimpulan materi
pembelajaran dan mengumpulkannya pada guru mata pelajaran.

3. Penutup: 15
 Melakukan evaluasi melalui tanya jawab tentang pengertian korosi, factor-faktor menit
yang mempengaruhi terjadinya korosi dan faktor-faktor yang dapat mengatasi
terjadinya korosi secara lisan dan LKPD;
 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan;
 Merangkum dan menyimpulkan kembali materi pelajaran tentang tentang
pengertian korosi, factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan
faktor-faktor yang dapat mengatasi terjadinya korosi;
 Menyampaikan materi berikutnya.

H. Penilaian

a. Penilaian kognitif : Tes tertulis

b. Penilaian afektif : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung


HANDOUT
KELAS : XII
SEMESTER : GANJIL (1)

KOROSI
SMA NEGERI 5 PALU

TRI ULANDARI

A25117034

PEND. KIMIA
1. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5 Menganalisis faktor-faktor 3.5.1 Memahami pengertian korosi.
yang mempengaruhi terjadinya 3.5.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
korosi dan cara mengatasinya. terjadinya korosi.
3.5.3 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
mengatasi terjadinya korosi
2. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui pemutaran video, siswa dapat memahami pengertian korosi.
2) Melalui pemberian masalah dan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korosi.
3) Melalui pemberian masalah dan diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mengatasi terjadinya korosi.
3. Materi

JENIS – JENIS KOROSI

Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan mutu logam akibat reaksi
elektro kimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia
pada bahan – bahan logam yang pada dasarnyamerupakan reaksi logam menjadi ion pada
permukaan logam yang kontaklangsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang
paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan
demikian ada dua macam yang perlu diperhatikan, pada korosi ini, yaitu:
a. Metalurgi, adalah bahan logam yang bersangkutan.
b. Lingkungan, yang dapat berupa padat, cair dan gas.

1. Faktor Metalurgi
Faktor metalurgi adalah pada material itu sendiri. Apakah suatu logam dapat tahan terhadap
korosi, berapa kecepatan korosi yang dapat terjadi pada suatu kondisi, jenis korosi apa yang
paling mudah terjadi, dan lingkungan apa yang dapat menyebabkan terkorosi, ditentukan dari
faktor metalurgi tersebut.
Yang termasuk dalam faktor metalurgi antara lain :
a. Jenis logam dan paduannya
Pada lingkungan tertentu, suatu logam dapat tahan tehadap korosi. Sebagai contoh,
aluminium dapat membentuk lapisan pasif pada lingkungan tanah dan air biasa,
sedangkan Fe, Zn, dan beberapa logam lainnya dapat dengan mudah terkorosi.
b. Morfologi dan homogenita
Bila suatu paduan memiliki elemen paduan yang tidak homogen, maka paduan
tersebut akan memiliki karakteristik ketahanan korosi yagn berbeda-beda pada tiap
daerahnya.
c. Perlakuan panas
Logam yang di-heat treatment akan mengalami perubahan struktur kristal atau
perubahan fasa. Sebagai contoh perlakuan panas pada temperatur 500-800 0C
terhadap baja tahan karat akan menyebabkan terbentuknya endapan krom karbida
pada batas butir. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya korosi intergranular pada baja
tersebut. Selain itu, beberapa proses heat treatment menghasilkan tegangan sisa. Bila
tegangan sisa tesebut tidak dihilangkan, maka dapat memicu tejadinya korosi retak
tegang.
d. Sifat mampu fabrikasi dan pemesinan
Merupakan suatu kemampuan material untuk menghasilkan sifat yang baik setelah
proses fabrikasi dan pemesinan. Bila suatu logam setelah fabrikasi memiliki tegangan
sisa atau endapan inklusi maka memudahkan terjadinya retak.

2. Faktor Lingkungan
Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi korosi antara lain:
a. Komposisi kimia
Ion-ion tertentu yang terlarut di dalam lingkungan dapat mengakibakan jenis korosi
yang berbeda-beda. Misalkan antara air laut dan air tanah memiliki sifat korosif yang
berbeda dimana air laut mengandung ion klor yang sangat reaktif mengakibatkan
korosi. Gambar berikut menunjukkan pengaruh komposisi elemen paduan terhadap
ketahan korosi terhadap paduan tembaga.
Gambar 1. pengaruh komposisi elemen paduan terhadap ketahan korosi terhadap
paduan tembaga.

b. Konsentrasi
Konsentrasi dari elektrolit atau kandungan oksigen akan mempengaruhi kecepatan
korosi yang terjadi. Pengaruh konsentrasi elektrolit terlihat pada laju korosi yang
berbeda dari besi yang tercelup dalam H2SO4 encer atau pekat, dimana pada larutan
encer, Fe akan mudah larut dibandingkan dalam H2SO4 pekat. Pengaruh konsentrasi
terhadap laju korosi dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi terhadap laju korosi


Suatu logam yang berada pada lingkungan dengan kandungan O2 yang berbeda akan
terbagi menjadi dua bagian yaitu katodik dan anodik. Daerah anodik terbentuk pada
media dengan konsentrasi O2 yang rendah dan katodik terbentuk pada media dengan
konsentrasi O2 yang tinggi.

c. Temperatur
Pada lingkungan temperatur tinggi, laju korosi yang terjadi lebih tinggi dibandingkan
dengan temperatur rendah, karena pada temperatur tinggi kinetika reaksi kimia akan
meningkat. Semakin tinggi temperatur, maka laju korosi akan semakin meningkat,
namun menurunkan kelarutan oksigen. Sehingga pada suatu sistem terbuka, diatas
suhu 800C, laju korosi akan mengalami penurunan karena oksigen akan keluar
sedangkan pada suatu sistem tertutup, laju korosi akan terus menigkat karena adanya
oksigen yang terlarut.
Gambar 3. Laju korosi
d. Gas, cair atau padat
Kandungan kimia di medium cair, gas atau padat berbeda-beda. Misalkan pada gas,
bila lingkungan mengandung gas asam, maka korosi akan mudah terjadi (contohnya
pada pabrik pupuk). Kecepatan dan penanganan korosi ketiga medium tersebut juga
dapat berbeda-beda. Untuk korosi di udara, proteksi katodik tidak dapat dilakukan,
sedangkan pada medium cair dan padat memungkinkan untuk dilakukan proteksi
katodik.
e. Kondisi biologis
Mikroorganisme sepert bakteri dan jamur dapat menyebabkan terjadinya korosi
mikrobial terutama sekali pada material yang terletak di tanah. Keberadaan
mikroorganisme sangat mempengaruhi konsentrasi oksigen yang mempengaruhi
kecepatan korosi pada suatu material.

Adapun syarat-syarat dimana suatu proses korosi terdapat:


a. Anoda, tempat terjadinya reaksi oksidasi dimana ion negatif berkumpul. Anoda
biasanya terkorosi dengan melepas elektron-elektron dari atom-atom logam netral
untuk membentuk ion-ion yang bersangkutan. Ion-ion ini dapat tetap tinggal dalam
larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang tidak larut. Reaksi ini bisa
menghalangi pelarutan logam lebih lanjut yang disebut pemasifan dimana reaksi
korosi berhenti. Reaksi korosi logam M biasanya dinyatakan dalam persamaan:
M → Mz+ + ze-
Dengan banyak elektron yang diambil dari masing-masing atom yang ditentukan oleh
valensi logam yang bersangkutan. Umumnya z= 1, 2, atau 3.
b. Katoda, tempat terjadinya reaksi reduksi dimana ion positif berkumpul. Pada katoda
biasanya tidak mengalami korosi, walaupun demikian akan mengalami kerusakan
dalam kondisi tertentu. Dua reaksi penting yang umum terjadi pada katoda, tergantung
pH larutan yangbersangkutan, adalah:
pH < 7 : H+ + e- → H (atom)
2H → H2
pH ≥ 7 : 2H2O + O2 + 4e- → 4OH-
c. Media elektrolit, sebagai penghantar elektron antara katoda dan anoda. Bersifat
menghantarkan listrik
d. Adanya arus listrik akibat pergerakan elektron.

Gambar 4. Proses terjadinya pengkorosian logam

Mekanisme korosi tidak terlepas dari reaksi elektro kimia. Reaksi elektrokimia melibatkan
perpindahan elektron-elektron. Perpindahan elektron merupakan hasil reaksi redoks (reduksi-
oksidasi). Mekanisme korosi melalui reaksi elektrokimia melibatkan reaksi anodik di daerah
anodik. Reaksi anodik (oksidasi) diindikasikan melalui peningkatan valensi atau produk
elektron-elektron. Reaksi anodik yang terjadi pada proses korosi logan yaitu:
M → Mn+ + ne-
Proses korosi dari logam M adalah proses oksidasi logam menjadi satu ion (n+) dalam
pelepasan elektron n elektron. Harga dari n bergantung dari sifat logam sebagai contoh besi:
Fe → Fe2+ + 2e
Reaksi katodik juga berlangsung di proses korosi. Reaksi katodik diindikasikan
melalui penurunan nilai valensi atau konsumsi elektron-elektron yang dihasilkan dari reaksi
anodik. Reaksi katodik terletak di daerah katoda. Beberapa jenis reaksi katodik yang terjadi
selama proses korosi logam yaitu:
Pelepasan gas hidrogen : 2H- + 2e → H2
Reduksi oksigen : O2 + 4H- + 4e → 2H2O
Reduksi ion logam : Fe3+ + e → Fe2+
Pengendapan logam : 3Na+ + 3e → 3Na
Reduksi ion hidrogen : O2 + 4H+ + 4e → 2H2O
O2 + 2H2O + 4e → 4OH-
Reaksi katodik dimana oksigen dari udara akan larut dalam larutan terbuka (NaCl.H2O).
Reaksi korosi tersebut sebagai berikut:
Fe3+ + O2- → Fe2O3
Peristiwa korosi pada struktur pipa, baik yang terjadi dilingkungan tanah dan air harus
melibatkan syarat-syarat diatas. Peristiwa korosi pada struktur pipa memiliki reaksi anoda
dan katoda:
Reaksi anodik : Fe → Fe2+ + 2e-
Reaksi katodik : O2 + 2H2O + 4e- → 4OH-
Reaksi keseluruhan : 2Fe + O2 + 2H2O → 2Fe2+ + 4OH- = 2Fe(OH)2
Pada reaksi anodik dan katodik melibatkan elektron. Reaksi anodik adalah reaksi
perubahan logam baja menjadi ion Fe2+ dengan melepas 2 elektron dimana terjadi
penambahan bilangan oksidasi dari 0 menjadi 2, sedangkan reaksi katodik reaksi pelarutan O2
didalam air menjadi ion OH dengan membutuhkan 4 elektron dimana terjadi pengurangan
bilangan oksidasi 0 menjadi -4. Elektron ini akan mengalir dari reaksi anodik meniju reaksi
katodik untuk mencapai kesetimbangan yang dinamis. Pergerakan elektron ini mengakibatjan
terjadinya arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arah aliran elekron. Arah aliran
elektron berasal dari anoda menuju katoda sehingga arah aliran arus listrik berasal dari katoda
menuju anoda.

USAHA DAN CARA PENCEGAHAN KOROSI.


Korosi merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dihilangkan. Usaha yang dapat dilakukan
yaitu menanggulangi agar kerusakan dan kerugian yang ditimbulkannya dapat dikurangi.
Beberapa macam cara menanggulangi korosi, yaitu:
a. Melindungi Permukaan.
Untuk melindungi permukaan logam dari serangan korosi, ada beberapa macam yaitu :
1) Lapisan konversi.
Lapisan konversi artinya memberikan suatu lapisan zat kimia yang dapat bereaksi
dengan permukaan logam yang dilindungi. Sifat ini kurang tahan, jadi hanya untuk
beberapa hari saja. Contoh misalnya asam fosfat yang ditambah seng atau mangan.
2) Lapisan organik.
Jenis lapisan ini bermacam-macam antara lain cat, resin, plastik dan karet. Dalam
mengecat harus dipertahankan proses persiapan awal. Karena persiapan bahan yang
kurang sempurna menyebabkan bahan yang telah dilindungi tidak dapat bertahan
terhadap serangan korosi
3) Lapisan logam.
Cara yang digunakan ada beberapa macam, yaitu :
 Semprotan.
 Pencelupan panas.
 Sementasi (secara difusi).
 Elektroplating dan lain-lain.
b. Perlindungan Katodik.
Ada dua macam perlindungan terhadap korosi pada perlindungan katodik, yaitu:
1) Arus tanding.
Tujuannya melawan arus yang ditimbulkan oleh korosi. Caranya dengan jalan
memasang baterry. Agar korosi dapat dicegah, arus yang ditimbulkan oleh battery
harus sama dengan arus yang ditambahkan oleh korosi. Jadi berapa besar arus yang
ditimbulkan oleh korosi harus dihitung terlebih dahulu

Gambar 8. Arus tanding


2) Anoda korban.
Prinsipnya sama dengan arus tanding. Perbedaannya, cara ini tidak menggunakan arus
listrik battery, tetapi menggunakan logam lain sebagai anoda yang dikarbonkan
karena memang sifatnya yang sangat mudah terkorosi. Dari deret volta dapat dilihat
bahwa logam yang lebih negataif berarti lebih mudah terkorosi.

Gambar 9. Anoda karbon


Jawablah soal berikut dengan tepat dan jelas!

1. Apa yang dimaksud dengan korosi/pengkaratan? Tuliskan reaksinya!

2. Mengapa Besi dapat berkarat hanya dengan dibiarkan diudara terbuka?

3. Sebutkan 3 contoh pencampuran logam (alloy) untuk menghambat pengkaratan!


LAMPIRAN 1

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

1. Dibawah ini, manakah pernyataan yang salah mengenai korosi :


a. Korosi adalah proses teroksidasinya suatu logam oleh berbagai zat menjadi senyawa
b. Korosi adalah proses terreduksinya suatu logam oleh berbagai zat menjadi senyawa
c. Korosi merupakan reaksi elektrokimia
d. Besi mengalami reaksi oksidasi
e. Besi akan menjadi Fe2+ yang berikatan dengan oksigen

2. (1) Hujan asam


(2) Oksigen
(3) Air gula
(4) Minyak sayur
(5) Cat
Dari 5 poin diatas, manakah yang sangat mempengaruhi terjadinya korosi?
a. Saja
b. (1) dan (2)
c. (1), (2) dan (3)
d. (1), (2), (3) dan (4)
e. (1), (2), (3), (4) dan (5)

3. Pada suatu percobaan korosi sebuah paku disimpan dalam tabung reaksi dengan berbagai kondisi:

Tabung manakah yang paling tahan mengalami korosi?


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
4. (1) Seng (Eo = -0,76 volt)
(2)Timbal (Eo = -0,13 volt)
(3) Krom (Eo = -0,71 volt)
(4)Tembaga (Eo = +0,34 volt)
Dilihat dari harga Potensial Reduksi standar, logam manakah yang dapat melindungi besi dari korosi?
(Eo Fe = -0,44 volt)
a. (1), (2) dan (3)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (4)
e. Semua benar
LAMPIRAN 2

INSTRUMEN PENILAIAN
 Penilaian Kognitif
Pilihan ganda
Jenjang
Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif
3.4.1 Memahami Dibawah ini, manakah pernyataan yang salah
pengertian korosi mengenai korosi :
A. Korosi adalah proses teroksidasinya suatu logam
oleh berbagai zat menjadi senyawa
B. Korosi adalah proses terreduksinya suatu logam
B 0-1 C1
oleh berbagai zat menjadi senyawa
C. Korosi merupakan reaksi elektrokimia
D. Besi mengalami reaksi oksidasi
E. Besi akan menjadi Fe2+ yang berikatan dengan
oksigen
3.4.2 Mengidentifikasi (1) Hujan asam
(2) Oksigen
faktor-faktor yang
(3) Air gula
mempengaruhi (4) Minyak sayur
terjadinya korosi. (5) Cat
Dari 5 poin diatas, manakah yang sangat
B 0-1 C3
mempengaruhi terjadinya korosi?
A. (1) saja
B. (1) dan (2)
C. (1), (2) dan (3)
D. (1), (2), (3) dan (4)
E. (1), (2), (3), (4) dan (5)
3.4.3 Mengidentifikasi Pada suatu percobaan korosi sebuah paku disimpan dalam
faktor-faktor yang tabung reaksi dengan berbagai kondisi:
dapat mengatasi
terjadinya korosi
E 0-1 C3

Tabung manakah yang paling tahan mengalami korosi?


A. 1 C. 3 E. 5
B. 2 D. 4
(1) Seng (Eo = -0,76 volt)
(2) Timbal (Eo = -0,13 volt)
(3) Krom (Eo = -0,71 volt)
B 0-1 C3
(4) Tembaga (Eo = +0,34 volt)
Dilihat dari harga Potensial Reduksi standar, logam
manakah yang dapat melindungi besi dari korosi? (Eo Fe = -
0,44 volt)
A. (1), (2) dan (3)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (4)
E. Semua benar

Uraian
Jenjang
Indikator Soal Jawaban Skor
Kognitif
3.4.1 Memahami Apa yang dimaksud 0-3
Korosi adalah proses teroksidasinya
pengertian korosi dengan suatu logam oleh berbagai zat menjadi
korosi/pengkaratan? senyawa. C1
Tuliskan reaksinya! 0-5
2Fe (s) + O2 (g) + xH2O → Fe2O3.xH2O
0-8
3.4.2 Mengidentifikasi Mengapa Besi dapat Karena gas karbon dioksida di udara akan
faktor-faktor berkarat hanya dengan bereaksi dengan uap air menghasilkan asam
yang dibiarkan diudara karbonat (H2CO3) yang akan mengkatalis 0-10 C5
mempengaruhi terbuka? reaksi oksidasi besi oleh oksigen
terjadinya korosi
3.4.3 Mengidentifikasi Sebutkan 3 contoh
faktor-faktor pencampuran logam a. Stainless steel
yang dapat (alloy) untuk b. Baja 0-3 C1
mengatasi menghambat c. Kuningan
terjadinya korosi pengkaratan!

Tabel penilaian hasil tes


Nomor soal
No. Nama siswa Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
2.
3.
4.
5.
...

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai = ×100
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟

 Penilaian Afektif
Kisi-Kisi Penilaian Afektif
Karakter Indikator
Rasa Ingin Tahu Memperhatikan penjelasan guru
Mengumpulkan sumber informasi lain dari buku
ajar lain dan penjelasan guru
Tertarik mempelajari kimia
Mengajukan pertanyaan kepada teman atau guru
Siap menerima kritik/ saran dari teman sekelas
Terbuka
Mengerjakan tugas individu dengan baik
Tanggung Jawab Mengerjakan tugas kelompok dengan sungguh-
sungguh
Menerima kritik dan saran dari teman maupun guru
Komunikatif Tidak memotong pembicaraan teman maupun guru
Menyampaikan pendapat dengan jelas
Mengemukakan pendapat berdasarkan literatur
Kritis yang dibaca

Aspek yang Dinilai

Menghargai
No Nama Bertanya Berpendapat pendapat orang
lain

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Dst

Pedoman Penilaian

No Aspek yang dinilai Skor Penjabaran


3 Jika siswa bertanya dengan jelas
2 Jika siswa bertanya dengan cukup jelas
1 Bertanya
Jika siswa bertanya dengan kurang
1
jelas
Jika siswa dapat mengemukakan
3
pendapat dengan jelas.
Jika siswa dapat mengemukakan
2 Berpendapat 2
pendapat dengan cukup jelas.
Jika siswa dapat mengemukakan
1
pendapat dengan kurang jelas.
Menghargai Jika siswa menghargai pendapat
3 3
pendapat orang lain orang lain.
No Aspek yang dinilai Skor Penjabaran
Jika siswa cukup menghargai
2
pendapat orang lain.
Jika siswa kurang menghargai
1
pendapat orang lain.

Anda mungkin juga menyukai