Peraturan Perusahaan - Roxy Grup
Peraturan Perusahaan - Roxy Grup
Pendahuluan
ISI BUKU
Kata Pengantar
1. Bab I Umum
5. Bab V Kesehatan
9. Bab IX Cuti
Otoritas : Halaman : 1
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ……………….. ….. 2006
Thomas H.Ciovanlee
President Director
Otoritas : Halaman : 2
Paraf : Efektif Tanggal :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB I
UMUM
Pasal 1
Ruang Lingkup
Pasal 2
Tanggung-jawab Perusahaan dan Karyawan
Karyawan mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan segala hal yang berhubungan
dengan Perusahaan, yakni hal-hal yang menyangkut proses antara lain :
a. Metode-metode, peralatan-peralatan dan iventaris kantor.
b. Sistem-sistem yang dipakai Perusahaan.
c. Keadaan keuangan.
d. Daftar langganan / daftar pemasok, agen, distributor, konsultan.
e. Jadwal perjalan Pimpinan Perusahaan.
f. Tingkat persediaan barang dan / atau segala dokumen tanpa persetujuan yang
dinyatakan secara tertulis oleh Perusahaan.
g. Rencana Strategis Bisnis Perusahaan.
Bila hal ini dilanggar Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Pada saat hubungan kerja terputus, semua surat-surat, company manual, catatan-catatan
dan sejenisnya harus dikembalikan oleh Karyawan yang bersangkutan langsung kepada
atasannya, diminta atau tidak diminta, dan dituangkan dalam berita acara.
Otoritas : Halaman : 4
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA
Pasal 4
Pengertian
Pasal 5
Penggolongan Pekerja
Pasal 6
Pengadaan Pekerja
Rencara jumlah Karyawan dari tiap-tiap Bagian, dan Cabang, yang diperlukan
dalam satu tahun diusulkan oleh Pejabat yang berkompeten, lewat Bagian
Pengembangan Sumber Daya Manusia kepada General Manager.
Otoritas : Halaman : 5
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA
Pasal 7
Penerimaan Pekerja
1. Calon Karyawan adalah seseorang yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi
karyawan perusahaan.
Pasal 8
Perjanjian Kerja Untuk Karyawan Tidak Tetap
3. PKUP berlaku setelah ditanda-tangani oleh Karyawan yang bersangkutan dan oleh
pejabat yang mempunyai kewenangan dibidang SDM.
Pasal 9
Persyaratan Kerja
Otoritas : Halaman : 6
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA
Pasal 10
Masa Percobaan
Pasal 11
Pengunduran Diri
1. Dalam hal Karyawan tetap karena sesuatu hal mengundurkan diri dari Perusahaan,
yang bersangkutan harus memberitahukan pengunduran dirinya secara tertulis 1
(satu) bulan sebelum tanggal pengunduran dirinya, agar Perusahaan dapat
mengatur pengalihan tugas dan tanggung jawab kepada Karyawan lainnya.
2. Setiap pengunduran diri harus dikeluarkan dalam surat keputusan.
3. Apabila dibutuhkan perusahaan akan mengeluarkan surat keterangan kerja.
Pasal 12
Praktek Kerja
1. Sebagai salah satu bentuk partisipasi untuk ikut memajukan dunia pendidikan,
Perusahaan juga akan menyediakan tempat untuk para mahasiswa yang akan
melakukan praktek kerja atau melakukan riset untuk penyusunan skripsi/tugas akhir.
2. Dalam rangka peran serta Perusahaan untuk membantu peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan tenaga kerja, Perusahaan memberikan pula kesempatan
magang untuk mereka yang membutuhkan peningkatan keahlian tertentu, selama
bidang yang diminati tersedia di dalam Perusahaan
3. Praktek kerja magang dibatasi selama 3 (tiga) bulan, dan Perusahaan tidak akan
memberikan uang makan dan transport untuk membantu yang bersangkutan,
kecuali hal tersebut ditentukan lain oleh pimpinan perusahaan.
Otoritas : Halaman : 7
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB III
STATUS KARYAWAN
DAN TANGGUNGAN KARYAWAN
Pasal 13
Pengertian
1. Perusahaan pada dasarnya hanya mengenal satu status karyawan, yakni Karyawan
tetap yang diangkat sesudah menjalani masa percobaan paling lama tiga bulan.
2. Bila dianggap perlu Perusahaan dapat memperkerjakan tenaga kerja dengan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.
3. Tanggungan Karyawan adalah para anggota keluarga Karyawan yang berhak atas
fasilitas dari Perusahaan
Pasal 14
Status Karyawan Wanita
Pasal 15
Tanggungan Karyawan
Otoritas : Halaman : 8
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN
Pasal 16
Gaji
1. a. Gaji ialah penghasilan kotor Karyawan sebelum dipotong pajak penghasilan
b. Gaji Karyawan tidak akan lebih rendah daripada Upah Minimum yang
ditetapkan pemerintah. Kenaikan gaji dilakukan secara periodic yang besarnya
sesuai dengan pola pengupahan.
c. Kenaikan gaji atas dasar prestasi kerja Karyawan dapat dilakukan dengan
keputusan Pimpinan Perusahaan
d. Perusahaan melaksanakan perhitungan, penyetoran dan melaporkan pajak
penghasilan seluruh Karyawan sebagaimana dimaksud oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Seorang Karyawan yang tidak dapat bekerja karena sedang dirawat di rumah sakit,
atau dalam perawatan dokter akan dapat cuti sakit dengan persetujuan dan / atau
dengan konsultasi dengan dokter yang ditunjuk Perusahaan atas dasar pernyataan
tertulis dari dokter tersebut, dan menerima gaji menurut pengaturan di bawah ini :
3. Apabila setelah lewat 12 (dua belas) bulan Karyawan tersebut masih belum dapat
bekerja berdasarkan surat keterangan yang berlaku dari dokter, kepada Karyawan
yang bersangkutan akan diberikan uang pesangon khusus dan hubungan kerjanya
diputuskan / diakhiri sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
yang berlaku.
Pasal 17
Tunjangan Kematian Kepada Keluarga Yang Ditinggalkan
Apabila seorang Karyawan meninggal dunia yang tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja,
seperti yang diatur oleh PP No.14 tahun 1993 jo. Undang-undang No.3 tahun 1992, atau
tidak dijamin oleh bentuk asuransi lain, anggota keluarga yang ditinggalkan akan menerima
tunjangan sebagai berikut ;
Otoritas : Halaman : 9
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN
Pasal 18
Tunjangan Kecelakaan Kerja
Pasal 19
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
2. Yang berhak mendapat jumlah penuh tunjangan itu adalah semua Karyawan
yang telah bekerja pada Perusahaan selama 12 (dua belas) bulan pada saat
Hari Raya tiba. Sedangkan Karyawan yang masa kerjanya kurang dari 1
tahun, terhitung mulai tanggal selesainya masa percoban, tunjangan
diperhitungkan 1/12 kali besarnya THR untuk setiap bulan masa kerja.
Pasal 20
Tunjangan Mutasi
Otoritas : Halaman : 10
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB V
KESEHATAN
Pasal 22
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Diterima Kerja
Pasal 23
Pemeriksaan Kesehatan Setelah Bekerja
Pasal 24
Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pasal 25
Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pasal 27
Biaya Bersalin
Otoritas : Halaman : 11
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB V
KESEHATAN
Pasal 28
Keluarga Berencana
Pasal 29
Ketergantungan pada Narkotika dan Obat terlarang
Otoritas : Halaman : 12
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VI
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
Pasal 30
Hari Kerja dan Waktu Kerja
Otoritas : Halaman : 13
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VII
KERJA LEMBUR
Pasal 31
Umum
1. Kerja lembur dengan upah adalah pekerjaan yang dilakukan melebihi 8 jam
kerja sehari dan 40 jam seminggu, atau pekerjaan pada hari-hari istirahat
mingguan yakni hari minggu dan hari-hari libur resmi.
2. Karyawan setuju untuk bekerja pada hari-hari libur resmi sebagaimana diatur
oleh Perusahaan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi rencana kerja Perusahaan
b. Pada waktu-waktu tertentu atau biasanya pada waktu mulai bekerja
kembali setelah cuti / libur, terdapat penumpukan pekerjaan yang harus
diselesaikan tanpa dapat ditunda-tunda lagi
c. Keadaan darurat seperti banjir, kebakaran, runtuhnya gedung dan
sebagainya atau dalam hal terdapat pekerjaan yang apabila tidak
dikerjakan segera dapat mendatangkan bahaya bagi kesehatan atau
keselamatan.
d. Dalam hal kerja shift, Karyawan itu harus meneruskan pekerjaannya,
karena penggantinya tidak / belum datang.
3. Dalam hal seorang karyawan karena suatu sebab yang wajar tidak dapat
bekerja lembur, ia harus memberitahukan kepada atasannya untuk
memperoleh izin untuk tidak hadir dalam kerja lembur yang ditugaskan
kepadanya.
4. Karyawan yang bekerja lembur melewati jam 19:00 pada hari kerja biasa,
atau setelah bekerja 4 jam terus menerus diberi istirahat 1 (satu) jam.
5. Karyawan dengan jabatan Manager ke atas tidak diberikan uang lembur,
meskipun ia melakukan kerja lembur, mengingat tanggung jawab atas
jabatannya. Kepada mereka diberikan berupa gaji dan fasilitas dimana unsur
upah lembur sudah termasuk di dalamnya
6. Kerja lembur untuk Karyawan staff hanya akan dibayar jika pekerjaan
lembur itu ditugaskan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku
oleh pejabat yang berwenang.
Pasal 32
Maksimum Kerja Lembur
Otoritas : Halaman : 14
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VII
KERJA LEMBUR
Pasal 33
Tarif Kerja Lembur
1. Pekerjaan lembur kurang dari 0,5 jam sehari tidak diperhitungkan untuk
memperoleh upah lembur.
2. Gaji perjam didasarkan atas rumus 1 / 173 X Gaji sebulan
Pasal 34
Uang Makan Waktu Kerja Lembur
1 Jika karyawan melakukan kerja lembur lebih dari 2 (dua) jam diberikan
uang makan lembur.
2 Karyawan yang pada hari raya / libur umum harus bekerja lembur
tidak berhak atas uang makan selama mereka bekerja kurang dari 2 jam
kerja
3 Karyawan regu bergilir yang karena giliran kerjanya jatuh pada hari
raya/libur umum dan karenanya dianggap “bekerja lembur”, akan tetapi tidak
berhak atas uang makan selama mereka bekerja di dalam batas waktu kerja
yang berlaku bagi mereka. Bila mereka bekerja lembur nyata artinya lebih
dari jam kerja regu bergilir yang berlaku bagi mereka, maka dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, kepada mereka
diberikan uang makan.
Otoritas : Halaman : 15
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VIII
PERLINDUNGAN KERJA
Pasal 35
Keselamatan Kerja
Pasal 36
Pakaian Kerja
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IX
CUTI
Pasal 37
Pengertian
Pasal 38
Jenis/kriteria Cuti
1 Cuti Tahunan : Karyawan berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas)
hari kerja sesudah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut
dan mendapat upah penuh.
2 Cuti Besar ; Pada setiap setelah lima tahun masa kerja, Karyawan berhak
atas cuti besar selama 24 hari kerja dan sudah termasuk cuti tahunan 12 hari
kerja.
3 Cuti Melahirkan : Cuti melahirkan diberikan kepada karyawati dengan
mendapatkan upah penuh selama satu setengah bulan sebelum ia menurut
perhitungan dokter yang merawatnya, akan melahirkan dan satu setengah
bulan setelah ia melahirkan atau gugur kandungannya. Cuti tidak dapat
dikumpulkan dan harus diambil dalam tahun yang bersangkutan.
4 Hak cuti tahunan menjadi kadaluwarsa apabila Karyawan tersebut dalam
waktu enam bulan setelah hak cuti tiba tidak menggunakan haknya. Kecuali
bila Perusahaan demi keperluan operasional menunda cuti tahunan tersebut.
Pasal 39
Hari Libur resmi
Hari libur resmi adalah hari-hari yang ditentukan oleh pemerintah. Hari libur resmi ini
dapat jatuh pada hari libur biasa atau pada hari kerja. Apabila jatuh pada hari libur
biasa, hari libur resmi tersebut tidak diganti dengan hari kerja lain.
Pasal 40
Permohonan Cuti
Permohonan cuti diajukan paling lambat 1 (satu) bulan menjelang hari pertama
cuti, dengan menggunakan form cuti yang telah ditetapkan.
Otoritas : Halaman : 17
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 41
Pengertian
Izin meninggalkan pekerjaan adalah waktu dimana Karyawan diperbolehkan tidak berada di
tempat pekerjaannya selama jam kerja biasa yang ditentukan dengan atau tanpa gaji, tanpa
mengganggu kepentingan operasi, kelancaran dan efisiensi pekerjaan.
Pasal 42
Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan Gaji
1. Karyawan diberikan Izin meninggalkan pekerjaan dengan gaji untuk sejumlah hari dan
dalam keadaan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
a. Perkawinan Karyawan sendiri …………………………………………. 3 hari
b. Perkawinan anak Karyawan yang sah……………….………………… 3 hari
c. Perkawianan adik/kakak kandung/ipar Pekerja…..…………………… 1 hari
d. Isteri Karyawanmelahirkan……………………………………………… 1 hari
e. Kematian isteri/suami, anak atau orang tua/mertua Pekerja...……… 3 hari
f. Kematian adik/kakak kandung/ipar Pekerja…………………………… 1 hari
g. Khitanan / pembaptisan anak Pekerja……………………..………….. 2 hari
h. Orang yang menjadi tanggungan dan tinggal di rumah Pekerja
Meninggaldunia ………………………………………………………… 2 hari
2. Karyawan yang absent karena menjalani wajib militer, kecuali bila peraturan perundang-
undangan menetapkan lain.
3. Karyawan yang absent karena menghadiri sidang-sidang atau melaksanakan kewajiban
yang bertalian dengan keanggotaannya pada badan-badan / lembaga-lembaga yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, kecuali bila peraturan perundang-
undangan menetapkan lain.
4. Karyawan yang absent karena harus memenuhi panggilan pihak yang berwajib.
Pasal 43
Istirahat Sakit
Karyawan yang tidak dapat bekerja karena alasan sakit, maka atas nasihat tertulis dari
dokter, ia dapat dibebaskan dari pekerjaan. Dengan dilengkapi Surat keterangan istirahat
dokter.
Pasal 44
Menunaikan Ibadah Haji
1. Untuk keprluan menunaikan ibadah haji, kepada Karyawan yang telah mempunyai
masa kerja terus-menerus selama paling sedikit tiga tahun pada Perusahaan dapat
diberikan dispensasi meninggalkan pekerjaan dengan gaji penuh selama waktu yang
diperlukan tetapi tidak melebihi dari 45 hari kalender.
2. Pengertian “selama waktu yang diperlukan” ialah suatu hari sebelum meninggalkan
rumah untuk perjalanan menunaikan ibadah haji sampai dengan satu hari setelah datang
di rumah dari perjalanan menunaikan ibadah haji, tetapi tidak melebihi dari 45 hari
kalender.
3. Perusahaan tidak membayar gaji untuk kelebihan hari menjalankan ibadah haji lebih
dari 45 hari kalender, atau menjalankan ibadah haji lebih dari 1 (satu) kali.
Otoritas : Halaman : 18
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 45
Haid
Izin meninggalkan pekerjaan karena haid hanya diberikan kepada Karyawan wanita
yang sedang haid dan perlu beristirahat karena sakit. Izin ini hanya diberikan bila
yang bersangkutan benar-benar tidak dapat bekerja pada waktu permulaan haid,
dan lamanya tidak lebih dari 2 (dua) hari, dan harus ada surat keterangan sakit dari
Dokter.
Pasal 46
Izin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Gaji
Otoritas : Halaman : 19
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XI
PERJALANAN DINAS
Pasal 47
Pengertian
Pasal 48
Persetujuan Perjalanan Dinas
Pasal 49
Biaya Perjalanan Dinas
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pasal 50
Pengertian
1. Pada dasarnya Perusahaan menunjang kemajuan karir dan perkembangan
menyeluruh seorang Karyawan. Untuk itu, Perusahaan bermaksud memberikan
pendidikan / Pelatihan (Diklat) serta kesempatan pengembangan dan memberi
peluang kepada setiap Karyawan untuk mencapai tingkat maksimal bagi potensi
karirnya.
2. Perusahaan akan menanggung semua biaya yang timbul karena tugas mengikuti
program terebut.
3. Karyawan yang atas inisiatifnya sendiri berminat untuk memanfaatkan Kebijakan
Perusahaan tentang diklat yang bermanfaat bagi dirinya dan Perusahaan, dapat
mengajukan permohonan tertulis melalui atasannya.
4. Karyawan dengan masa kerja lebih dari dua tahun dengan unjuk kerja yang baik,
dan atas kebutuhan Perusahaan dapat ditugaskan untuk mengikuti program diklat
jangka panjang, selama lebih dari satu tahun pada lembaga pendidikan tinggi yang
ditunjuk Perusahaan.
Pasal 51
Program Pendidikan dan Latihan
Perusahaan akan menggunakan bentuk program diklat berikut ini untuk mencapai sasaran
Perusahaan :
1. On – the – job – training
Adalah latihan yang dilakukan di tempat kerja. Karyawan akan diberikan setiap
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik
mengenai pekerjaan yang dilakukan selama masa kerjanya.
2. Off – the – job – training
Bila on-the-job training tidak memberikan kesempatan yang cukup untuk
mengembangkan kecakapan yang dibutuhkan, Perusahaan dapat mengatur suatu
latihan teknik atau pendidikan yang lebih tinggi yang akan dilakukan di luar
Perusahaan.
Pasal 52
Tugas Belajar Jangka Pendek, Menengah, Panjang.
1. Tugas Belajar Jangka Pendek ialah program diklat selama kurang dari 3 (tiga)
bulan.
2. Tugas Belajar Jangka Menengah ialah Karyawan yang ditugaskan oleh Perusahaan
untuk mengikuti program diklat lebih dari 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari satu tahun.
3. Tugas Belajar Jangka Panjang Ialah Karyawan yang ditugaskan oleh Perusahaan
untuk mengikuti program diklat selama minimal satu tahun pada suatu lembaga
pendidikan yang ditunjuk Perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri.
4. Biaya Tugas Belajar ditanggung oleh Perusahaan.
Otoritas : Halaman : 21
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pasal 53
Karyawan Sambil Belajar
Pasal 54
Sanksi
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIII
PENILAIAN PRESTASI KERJA
Pasal 55
Pengertian
1. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan oleh Perusahaan dan juga menjadi
sasaran Karyawan, perlu diberikan wadah komunikasi antara atasan dan
bawahan minimal satu tahun sekali berupa Penilaian Prestasi Kerja. Atasan
yang menilai wajib menciptakan iklim keterbukaan antara yang menilai dan
yang dinilai.
2. Dengan adanya system Penilaian Prestasi Kerja, Perusahaan dapat
mengantisipasi (pendeteksian secara dini) atas permasalahan dan proses
perbaikan yang tepat dan secara terus menerus, untuk melakukan tindakan
korektif bila sasaran tidak tercapai.
3. Penilaian Prestasi Kerja seorang Karyawan akan dilakukan paling sedikit
satu tahun sekali dengan menggunakan system Performance Contract yang
dibuat pada awal tahun (Januari) kemudian dilakukan review pada akhir
tahunnya (Desember)
Pasal 56
Hak dan Kewajiban
Pasal 57
Promosi, Mutasi dan Degradasi
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIV
KOPERASI KARYAWAN
Pasal 58
Koperasi
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 59
Umum
1. Perusahaan dan Karyawan wajib untuk mempertahankan disiplin yang baik dan
mengembangkan perasaan saling hormat menghormati serta penuh pengertian
terhadap hak-hak dan tanggung jawab antara Perusahaan dan Karyawan. Oleh
karenanya Perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi (melalui
atasannya masing-masing) sehingga pengambilan tindakan disiplin dapat dibatasi
seminimal mungkin.
Otoritas : Halaman : 25
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 60
Petunjuk Tindakan Disiplin
1. Tindakan disiplin atas pelanggaran-pelanggaran Peraturan Perusahaan dapat dianggap
kumulatif (berganda). Hal ini disebabkan bahwa seorang Karyawan yang melakukan
beberapa pelanggaran yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lain dapat dikenakan
tindakan disiplin berdasarkan akibat berganda dari berbagai pelanggaran.
2. Tindakan-tindakan disiplin tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Peringatan lisan
b. Peringatan tertulis
c. Pencabutan fasilitas
d. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk yang bersangkutan, apabila Perusahaan
memberikan kepada Karyawanlain pada tahun tersebut.
e. Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan
f. Penurunan kelas jabatan / golongan
g. Pemindahan
h. Pemutusan hubungan kerja
2.a. Peringatan Lisan
1. Apabila tidak menunjukkan hasil kerja sebagaimana yang harus dilaksanakan
2. Melanggar Peraturan Perusahaan yang bersifat ringan
3. Berbuat kesalahan dalam melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban
yang timbul dari hubungan dinas.
4. Dan lain-lain
2.b. Peringatan tertulis
Terhadap Karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin, pihak Perusahaan akan
memberikan peringatan sebagai berikut :
2.b.1. Dari segi sebabnya pada Perusahaan terdapat dua macam surat peringatan
yakni :
1. Surat Peringatan karena Penilaian Prestasi Kerja kurang memenuhi
syarat-syarat. Jika setelah diberikan surat pernyataan, ternyata unjuk kerja
yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan maka akan diusulkan
dengan surat peringatan terakhir, dan kemudian jika hasilnya masih tidak
memuaskan, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja karena tidak
memenuhi syarat yang diperlukan.
2. Surat Peringatan karena suatu kesalahan / pelanggaran / kekurangan,
dikeluarkan secara bertahap, yaitu :
Surat Peringatan Pertama
Surat Peringatan Kedua
Surat Peringatan Ketiga
2.b.2 Sifat Surat Peringatan
1. Agak berat (misalnya : dalam waktu singkat terlambat
beberapa kali masuk kerja) berturut-turut diberikan surat peringatan
“pertama”, “kedua”, “ketiga” dan “terakhir”. Apabila setelah diberikan surat
pernyataan terakhir tetap tidak ada perbaikan, maka Karyawan tersebut
dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja oleh Perusahaan.
2. Berat (misalnya : kesalahan yang tidak dapat dibenarkan)
i. Surat peringaan “pertama dan terakhir”, jika belum
pernah disampaikan suatu surat peringatan
ii. Surat peringatan “kedua dan terakhir”, jika surat
peringatan “pertama” telah diberikan.
iii. Surat peringatan “ketiga dan terakhir”, jika surat
peringatan “pertama dan kedua” telah diberikan.
Jika setelah dikeluarkan surat peringatan bersifat “terakhir” masih terulang
lagi hal yang tercela, Karyawan yang bersangkutan dapat diputuskan
hubungan kerja dengan alasan tidak memenuhi persyaratan jabatan
Otoritas : Halaman : 26
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Jika setelah dikeluarkan surat peringatan bersifat “terakhir” masih
terulang lagi hal yang tercela, Karyawan yang bersangkutan dapat
diputuskan hubungan kerja dengan alasan tidak memenuhi
persyaratan jabatan.
2.b.3 Cara menyampaikan Surat Peringatan
1. Penyampaian surat peringatan tertulis tersebut dilakukan sebagai
berikut :
Asli : diterimakan kepada Karyawan yang bersangkutan
Duplikat : untuk arsip Bagian PSDM
Tripikat : Untuk arsip bagian yang bersangkutan
Tembusan surat peringatan ini harus ditandatangani oleh Karyawan
yang bersangkutan sebagai tanda terima
2. Surat peringatan ini harus disampaikan secepat mungkin
3. Jika Karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani
duplikat (tembusan) surat peringatan sebagai tanda terima, maka
yang mengeluarkan surat peringatan itu, yakni atasan yang
bersangkutan minimal golongan Karyawan Tingkat Muda
membacakan di hadapan Karyawan tersebut isi surat peringatan itu,
dengan dihadiri oleh dua orang saksi. Kemudian atasan Karyawan
tersebut membuat catatan pada surat peringatan tersebut bahwa isi
surat peringatan termaksud sudah dibacakan tetapi ditolak oleh yang
bersangkutan. Dalam hal demikian, surat peringatan itu selain
ditandatangani oleh atasan yang bersangkutan juga ditandatangani
oleh kedua saksi yang hadir. Surat asli maupun duplikat dikirim
kepada Bagian PSDM.
2.c. Pencabutan Fasilitas
Pencabutan fasilitas dapat dilakukan apabila terjadi penurunan kelas jabatan /
golongan
2.d. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk yang berssangkutan apabila
Perusahaan memberikan kepada Karyawan lain pada tahun tersebut
Penundaan gaji berkala tersebut dapat diberlakukan kepada Karyawan antara
lain karena :
Unjuk kerja kurang memuaskan
Suatu ketentuan Pimpinan Perusahaan
Jangka waktu penundaan kenaikan gaji berkala pada umumnya dilaksanakan
untuk jangka waktu satu tahun, kecuali bila ditetapkan lain oleh Pemimpin
Perusahaan.
2.e. Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan
Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan diberlakukan antara lain karena
pelanggaran. Bila jangka waktu penundaan kenaikan gaji dan kelas jabatan /
golongan berakhir. Maka pelaksanaan kenaikan selanjutnya tidak berlaku surut.
Otoritas : Halaman : 27
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 61
Pemutusan Hubungan Kerja
Bagi mereka yang dikeluarkan PHK, akan diberikan uang pesangon dan jasa seperti
yang diatur dalam Peraturan Menteri tenaga Kerja
Upah yang digunakan untuk menghitung pesangon dan uang jasa dalam kaitannya
dengan peraturan mengenai pesangon, yaitu :
a. Upah pokok
b. Segala macam tunjangan yang diberikan kepada Karyawan tersebut secara
berkala dan teratur.
2. Yang dimaksud dengan ganti kerugian ialah :
a. Penggantian pengobatan dn perawatan yang diberikan secara cuma-
cuma, ditetapkan besarnya 5% dari gaji berupa uang.
b. Penggantian perumahan, bila diberikan secara cuma-cuma, besarnya
10% dari gaji berupa uang.
c. Penggantian hak cuti yang belum diambil.
3. Tetapi kepada Karyawan yang melakukan kesalahan besar seperti di bawah ini dapat
langsung dikenakan pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat dan tanpa
diberikan uang pesangon.
Kesalahan yang termasuk kesalahan besar yaitu :
a. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan pada saat perjanjian
kerja dibuat
b. Mabuk, madat, berjudi, pemakaian obat bius atau narkotika di tempat
kerja.
c. Melakukan perbuatan asusila di tempat kerja.
Otoritas : Halaman : 28
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
d. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan,
menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
Perusahaan maupun di luar lingkungan Perusahaan.
e. Penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancam pengusaha,
keluarga pengusaha atau teman sekerja.
f. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
g. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan
diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
h. Dengan sengaja atau kecerobohan merusak, merugikan atau
membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
i. Membongkar rahasia atau mencemarkan nama baik Pimpinan
Perusahaan dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk
kepentingan Negara.
Pemutusan Hubungan Kerja yang dimaksud di atas adalah tanpa pesangon
Juga dalam hal Karyawan tidak cakap dan / atau tidak memenuhi syarat jabatan dan
Perusahaan telah gagal untuk meningkatkan kecakapan atau dalam memindahkan
Karyawan yang bersangkutan yang dirasa cocok keadaannya.
Pasal 62
Tindakan-Tindakan Yang Saling Berhubungan
Otoritas : Halaman : 29
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 63
Pelaksanaan
Pasal 64
Penghapusan Catatan-Catatan Tindakan Disiplin
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA
Pasal 65
Umum
1. Karyawan dapat dibebaskan sementara dari tugas dikarenakan :
a. Berada dalam tahanan yang berwajib karena persoalan yang tidak
langsung berhubungan dengan Perusahaan.
b. Terdapat dugaan keras bahwa Karyawan yang bersangkutan
melakukan hal-hal yang merugikan Perusahaan.
2. Pembebasan dari tugas atau schorsing pada hakekatnya belumlah
merupakan sebuah hukuman, akan tetapi baru merupakan tindakan
pemberhentian sementara, sementara menunggu keputusan lebih lanjut,
disebabkan misalnya : masih diperlukannya tambahan bukti-bukti atau
kesaksian, penyelesaian masalah-masalah yang bersifat administratif,
kebulatan keputusan dari Pimpinan Perusahaan dan lain sebagainya.
Setelah hal itu semua selesai, baru menyusul keputusan yang sebenarnya
(final) yang dapat berupa rehabilitasi (karena yang bersangkutan tidak
terbukti kesalahannya) ataupun peringatan lisan / tertulis / pemutusan
hubungan kerja, tergantung kepada besar kecilnya kesalahan.
3. Pembebasan tugas sementara berlaku paling lama untuk 6 (enam) bulan
yang kemudian dapat disusul dengan penempatan kembali atau pemutusan
hubungan kerja.
Pasal 66
Pelanggaran di Luar Perusahaan
Ketentuan berikut ini berlaku dalam hal dimana Perusahaan tidak langsung
tersangkut.
1. Selama tahanan sementara sebelum diputuskan hakim
a. Sesuai dengan statusnya dalam keadaan pembebasan tugas sementara,
maka kepada Karyawan yang bersangkutan tidak diberikan gaji dan
tunjangan-tunjanganya.
b. Dalam hal demikian keluarga Karyawan(atau jika pegawai yang
bersangkutan berstatus lajang) akan menerima bantuan sebagai berikut :
0 s/d 3 bulan : 75% dari gaji berupa uang
4 s/d 6 bulan : 50% dari gaji berupa uang
Ditambah fasilitas penuh seperti biasa. Bila yang bersangkutan ditahan
lebih dari 6 (enam) bulan, maka bantuan-bantuan tersebut dihentikan
c. Jika Perusahaan berpendapat bahwa pemutusan hubungan kerja harus
dilakukan, maka Karyawan yang bersangkutan harus diberitahukan
secara tertulis 7 hari sebelumnya.
2. Sesudah putusan hakim atau pemeriksaan pendahuluan :
Seorang Karyawan tidak diputuskan hubungan kerja jika ia :
Dibebaskan
Dihukum dengan masa percobaan
Dikenakan denda ringan (istilah denda ringan ditentukan oleh hakim)
Otoritas : Halaman : 31
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA
Pasal 67
Pelanggaran di Dalam Perusahaan
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
Pasal 68
Umum
Pada setiap langkah dari tata cara keluhan, maka jangka waktu yang tersebut di
bawah ini pada saat mulai diterimanya keluhan adalah merupakan jangka waktu
yang dianggap layak dalam menyelesaikan keluhan. Apabila tiap-tiap waktu keluhan
tersebut tidak diteruskan ke langkah berikutnya dalam waktu yang ditetapkan, maka
keluhan tersebut dianggap sudah selesai.
Langkah Pertama
Sebelum mengemukakan keluhan dengan tertulis, pertama-tama
karyawan harus membicarakan dengan atasannya langsung. Pada
langkah pendahuluan ini diharapkan seluruh persoalan akan mendapat
pemecahan.
Otoritas : Halaman : 33
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
Langkah kedua
Apabila pada langkah pertama belum dicapai penyelesaian yang
memuaskan atau apabila persoalan itu harus diselesaikan oleh atasannya
langsung, maka Karyawan tersebut harus meneruskan persoalannya
secara tertulis kepada atasan yang bersangkutan dengan tembusan
Bagian PSDM
Langkah ketiga
Apabila langkah kedua di atas belum selesai dalam 6 hari kerja setelah
disampaikan kepada atasannya yang bersangkutan, maka Karyawan
yang bersangkutan di dalam waktu 6 hari kerja berikutnya segera
menyerahkan persoalan tersebut secara tertulis kepada atasannya itu
yang selanjutnya akan menyelesaikan persoalannya.
Langkah keempat
Apabila penyelesaian tidak juga tercapai pada langkah ketiga tersebut di
atas dalam jangka waktu 6 hari kerja, maka persoalan tersebut dapat
ditingkatkan sekali lagi secara tertulis kepada Pimpinan Perusahaan.
Otoritas : Halaman : 34
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVIII
ANGGARAN PENDAPATAN &
BELANJA
Pasal 70
Anggaran Pendapatan
Pasal 71
Anggaran Belanja
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIX
ASSET PERUSAHAAN
Pasal 72
Inventaris
1. Pejabat pada Unit Kerja terkait bertanggung jawab atas keamanan dan
kelengkapan inventaris perusahaan yang ada dilingkungan Unit kerjanya.
2. Melaporkan keberadaan barang Inventaris milik perusahaan dan wajib
dilaporkan secara periodik.
Pasal 73
Dokumen Berharga
1. Semua Dokumen berharga harus disimpan secara tertib dan aman serta
dipertanggungjawabkan.
2. Penggunaan Dokumen berharga sesuai dengan peruntukkannya dan wajib
dilaporkan.
Otoritas : Halaman : 36
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XX
PENGAWASAN
Pasal 74
Pengawasan Internal
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXI
SANKSI
Pasal 75
SANKSI
1. Setiap Perbuatan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan pasal-pasal yang
telah tercantum dalam peraturan perusahaan dapat dikenakan sanksi.
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 76
Peraturan Perubahan / Tambahan
1. Perusahaan mempunyai hak penuh untuk menambah dan / atau merubah baik
sebagian atau seluruh “Ketentuan-Ketentuan dan Syarat-Syarat Umum
Kepegawaian dan Tata Kerja” sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi
pada umumnya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku.
2. Hal yang belum tercakup dalam Peraturan ini akan diatur dalam peraturan
tersendiri dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Jika ada persyaratan kerja di dalam peraturan permohonan ini yang kurang dari
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maka persyaratan
kerja tersebut batal demi hukum, dan diberlakukan adalah yang diatur di dalam
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Otoritas : Halaman : 39
Paraf : Efektif :
BAB III
STATUS KARYAWAN
DAN
TANGGUNGAN KARYAWAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN
BAB V
KESEHATAN
BAB VI
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
BAB VII
KERJA LEMBUR
BAB VIII
PERLINDUNGAN KERJA
BAB IX
CUTI
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
BAB XI
PERJALANAN DINAS
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
BAB XIII
PENILAIAN PRESTASI KERJA
BAB XIV
KOPERASI
BAB XV
DISIPLIN KERJA
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
BAB XVIII
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA
BAB XIX
ASSET PERUSAHAAN
BAB XXII
ATURAN TAMBAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXI
SANKSI
BAB I
UMUM
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN
PRAKTEK KERJA
BAB XX
PENGAWASAN