Anda di halaman 1dari 62

PERATURAN PERUSAHAAN

Pendahuluan

ISI BUKU
Kata Pengantar
1. Bab I Umum

2. Bab II Pengadaan Karyawan dan Praktek Kerja

3. Bab III Status Karyawan dan Tanggungan Karyawan

4. Bab IV Gaji dan Tunjangan

5. Bab V Kesehatan

6. Bab VI Hari Kerja & Waktu Kerja

7. Bab VII Kerja Lembur

8. Bab VIII Perlindungan Kerja

9. Bab IX Cuti

10. Bab X Izin Meninggalkan Pekerjaan

11. Bab XI Perjalanan Dinas

12. Bab XII Pendidikan dan Latihan

13. Bab XIII Penilaian Prestasi Kerja

14. Bab XIV Koperasi

15. Bab XV Disiplin Kerja

16. Bab XVI Pembebasan Tugas Sementara

17. Bab XVII Penyelesaian Keluhan

18. Bab XVIII Anggaran Pendapatan dan Belanja

19. Bab XIX Asset Perusahaan

20. Bab XX Pengawasan

21. Bab XXI Sanksi

22. Bab XXII Aturan Tambahan

Otoritas : Halaman : 1

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Menyadari perlunya hubungan yang harmonis atas dasar saling menghormati,


saling mempercayai dan saling mengerti antara Perusahaan dan Karyawan, sesuai
dengan prinsip-prinsip Hubungan Ketenagakerjaan Pancasila berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945, Undang-Undang dan Peraturan Negara Republik Indonesia
yang sedang berlaku, maka disusunlah Peraturan Perusahaan tentang Syarat-
syarat kerja kepegawaian ini, yang pada hakekatnya bertujuan antara lain sebagai
berikut :
1. Memperjelas hak-hak serta kewajiban-kewajiban kedua belah pihak, yaitu
antara pihak Perusahaan dan Pihak Karyawan, sehingga masing-masing pihak
dapat mematuhi keseluruhan isi dan makna Peraturan Perusahaan tersebut.
2. Menetapkan syarat-syarat kerja bagi Karyawan.
3. Memperteguh hubungan kerja didalam Perusahaan, serta meningkatkan
hubungan dan kerjasama yang baik antara Perusahaan dan Karyawan.
4. Menciptakan tingkat produktivitas dan efesiensi kerja yang tinggi, sehingga
kelangsungan hidup dan keuntungan Perusahaan dapat ditingkatkan dari waktu
ke waktu, dan pendapatan Karyawanyang layak dapat terus dipertahankan dan
dikembangkan sebaik mungkin.
5. Mengatur prosedur resmi untuk mengatasi keresahan yang mungkin
terjadi,serta mencari penyelesaian dengan cara tertib dan tepat pada waktunya.
Diharapkan para Karyawan yang bertugas pada lini fungsional Perusahaan
menyadari, bahwa tugas dan tanggung jawab mereka tidak hanya terbatas pada
kemampuan teknis mereka, tetapi juga mencangkup tanggung jawab untuk
menjaga agar Peraturan Perusahaan ini betul-betul ditaati dengan baik oleh semua
pihak.
Selanjutnya dalam rangka keseragaman pelaksanaan, yang berwenang
memberikan penafsiran Peraturan Perusahaan tentang syarat-syarat kerja
kepegawaian ini adalah Direktur yang membawahi personalia .
Perubahan materi Peraturan akan disesuaikan sebagaimana mestinya apabila
terjadi perubahan-perubahan yang disebabkan oleh perkembangan atau
kebijaksanaan Pemerintah, setelah mendapat persetujuan Departemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ……………….. ….. 2006

Thomas H.Ciovanlee
President Director

Otoritas : Halaman : 2
Paraf : Efektif Tanggal :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB I
UMUM
Pasal 1
Ruang Lingkup

1. Peraturan Perusahaan ini, memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat kerja yang


memberikan kepastian bagi Karyawan Perusahaan atas hak dan kewajibannya, dan
memuat tata tertib Perusahaan.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku khusus untuk Karyawan . Istilah Karyawan dalam
Peraturan Perusahaan ini adalah KaryawanTetap dan KaryawanTidak Tetap.
3. Direksi Cq.Direktur Utama bisa merubah dan atau mencabut beberapa atau seluruh
bab dalam Peraturan Perusahaan ini karena perkembangan Perusahaan atau
kebijaksanaan Pemerintah dengan surat keputusan Direksi.

Pasal 2
Tanggung-jawab Perusahaan dan Karyawan

1. Perusahaan dan Karyawan wajib berusaha meningkatkan


produkifitas/hasil/pertumbuhan Perusahaan guna ikut menunjang pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan rakyat pada umumnya, sesuai dengan rencana pembangunan
pemerintah.
2. Karyawan perlu mendapat kedamaian dan jaminan dalam kerjanya, tanpa
merasa takut akan perlakuan tidak adil dari Perusahaan.
3. Karyawan diberikan kesempatan yang sama oleh Perusahaan untuk maju demi
meningkatkan mutu dan produktivitas Perusahaan sesuai dengan program pemerintah
oleh karena itu Karyawan harus siap memikul tanggung jawab dan kewajiban mereka,
dalam memberikan pengabdian secara fisik, mental dan moril demi tercapainya tujuan-
tujuan Perusahaan.
4. Pengaduan dan keluhan-keluhan Karyawan harus mendapat perhatian segera,
sewajarnya dan memuaskan dan dilakukan menurut jalur atau prosedur yang berlaku.
5. Karyawan wajib melaksanakan pekerjaan dengan kapasitasnya yang maximal
dan wajib memelihara alat-alat kerja yang menjadi tanggung jawab misalnya mesin-
mesin, kendaraan, alat-alat tulis dan sebagainya.
6. Perusahaan mempunyai hak :
a. Menilai kemampuan, kesanggupan hasil dan cara kerja Karyawan pada jabatan
yang diduduki.
b. Menentukan Jadual Jam Kerja, Shift/aplusan dan penjadualan pekerjaan dalam
batas-batas yang dijamin oleh undang-undang.
c. Menggunakan metoda-metoda, peralatan atau fasilitas baru / yang lebih modern
d. Mengatur dan menugaskan Karyawan melakukan pekerjaannya.
e. Memilih dan mengangkat Karyawan.
f. Memberikan latihan dan fasilitas pendidikan kepada Karyawan, baik di Indonesia
dan / di luar negeri
g. Menjalankan aturan-aturan disiplin terhadap Karyawan.
h. Memindahkan Karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, atau dari satu
jabatan ke jabatan lain, atau dari satu tempat ke tempat yang lain, atau kalau ada
shift dari satu shift ke shift lain, demi kepentingan Perusahaan
i. Mengurangi jumlah Karyawan dengan memperhatikan Undang-undang yang
berlaku.
j. Mengadakan perubahan-perubahan dalam kewajiban-kewajiban para Karyawan,
sebagaimana dianggap perlu dan pantas oleh Perusahaan dan lebih selaras bagi
pelaksanaan kerja dalam rangka usaha.
Otoritas : Halaman : 3
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB I
UMUM
Pasal 3
Kerahasiaan Perusahaan

Karyawan mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan segala hal yang berhubungan
dengan Perusahaan, yakni hal-hal yang menyangkut proses antara lain :
a. Metode-metode, peralatan-peralatan dan iventaris kantor.
b. Sistem-sistem yang dipakai Perusahaan.
c. Keadaan keuangan.
d. Daftar langganan / daftar pemasok, agen, distributor, konsultan.
e. Jadwal perjalan Pimpinan Perusahaan.
f. Tingkat persediaan barang dan / atau segala dokumen tanpa persetujuan yang
dinyatakan secara tertulis oleh Perusahaan.
g. Rencana Strategis Bisnis Perusahaan.

Bila hal ini dilanggar Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.

Pada saat hubungan kerja terputus, semua surat-surat, company manual, catatan-catatan
dan sejenisnya harus dikembalikan oleh Karyawan yang bersangkutan langsung kepada
atasannya, diminta atau tidak diminta, dan dituangkan dalam berita acara.

Otoritas : Halaman : 4
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA

Pasal 4
Pengertian

1. Perusahaan harus berusaha agar mempunyai sumber daya manusia baik


dalam kualitatif maupun kuantitatif pada tingkat yang efektif dan efisien.
2. Rekrutmen merupakan pilihan yang terakhir dan hanya akan dilakukan
apabila setelah dilakukan penelitian yang seksama dan analisa akan kebutuhan
Karyawan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

Pasal 5
Penggolongan Pekerja

1. Karyawan Roxy Group dibagi dalam beberapa tingkat jabatan diantaranya :


 Non Staff
 Staff
 Koordinator/Supervisor
 Manager/ Ast.Manager
 General Manager/Deputy General Manager
 President Direktur

2. Sebutan-sebutan jabatan, syarat-syarat yang diperlukan untuk setiap tingkat


jabatan dan penilaian akan kemampuan para pemegang jabatan ditentukan
oleh dan atas dasar kebutuhan Perusahaan.

3. Setiap Karyawan mempunyai sebuah nama jabatan menurut kedudukan serta


tanggung jawabnya dalam Perusahaan. Dan kepada setiap Karyawan akan
diberikan uraian tugas dan tanggung-jawabnya.

Pasal 6
Pengadaan Pekerja

Rencara jumlah Karyawan dari tiap-tiap Bagian, dan Cabang, yang diperlukan
dalam satu tahun diusulkan oleh Pejabat yang berkompeten, lewat Bagian
Pengembangan Sumber Daya Manusia kepada General Manager.

Otoritas : Halaman : 5
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA
Pasal 7
Penerimaan Pekerja

1. Calon Karyawan adalah seseorang yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi
karyawan perusahaan.

2. Proses pengangkatan calon karyawan melalui tahapan seleksi.

Pasal 8
Perjanjian Kerja Untuk Karyawan Tidak Tetap

1. Hubungan kerja antara Perusahaan dan Karyawan dituangkan pada Perjanjian


Kerja Untuk Perseorangan (PKUP).

2. PKUP menyatakan persetujuan Karyawan atas hak dan kewajiban kepada


Perusahaan, serta hak dan kewajiban Perusahaan kepada karyawan.

3. PKUP berlaku setelah ditanda-tangani oleh Karyawan yang bersangkutan dan oleh
pejabat yang mempunyai kewenangan dibidang SDM.

Pasal 9
Persyaratan Kerja

Melengkapi dokumen-dokumen tersebut di bawah ini :

a. Surat-surat yang menerangkan pendidikan, pengalaman, keterampilan,


diperlihatkan aslinya kepada Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan
kemudian memberikan copy-nya.
b. Surat-surat referensi, termasuk Perusahaan terakhir diperlihatkan aslinya
kepada Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan kemudian memberikan
copy-nya.
c. Akte kelahiran atau keterangan / bukti tentang umur.
d. Surat keterangan dari pemerintah dan Badan Keamanan yang pada waktu
berjalan diharuskan oleh pemerintah untuk dipunyai.
e. Pembuktian Kewarganegaraan bila dianggap perlu oleh Perusahaan.
f. Keterangan / bukti tentang anggota keluarga yang menjadi tanggungan :
 Surat Nikah
 Akte Kelahiran atau keterangan / bukti tentang umur
 Kartu keluarga
 Surat keterangan yang syah menurut hukum untuk anak tiri, anak angkat /
adopsi
 Lulus tes kesehatan yang dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh
Perusahaan dan tes lain yang dibutuhkan (Psikologis, Teknis, manajerial)

Otoritas : Halaman : 6
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN PRAKTEK KERJA
Pasal 10
Masa Percobaan

1. Sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia, masa percobaan


berlangsuhg paling lama 3 (tiga) bulan sejak dimulainya hubungan kerja, Selama
Masa Percobaan tersebut Perusahaan atau Karyawan yang bersangkutan dapat
memutuskan hubungan kerja tanpa alasan.
2. Untuk memastikan bahwa calon karyawan dalam masa percobaan mengetahui hak
dan kewajibannya, setiap calon Karyawan tersebut diberikan orientasi yang terdiri
dari 2 (dua) tahap, yaitu ;
 Tahap Pertama oleh Bagian Pengembagan Sumber Daya Manusia.
Orientasi bersifat umum dan pada dasarnya meliputi ; pengetahuan tentang
Perusahaan, antara lain organisasi, bidang usaha, nama dan jabatan Pimpinan,
jabatan Karyawan serta bagian kerjanya, tempat kerjanya, kebijakan dan
peraturan Perusahaan tentang syarat-syarat kerja kepegawaian.
 Tahap Kedua oleh Calon Atasan Langsung
3. Orientasi menyangkut hal-hal spesifik yang berkaitan denga jabatan yang akan
diduduki oleh Karyawan percobaan, tugas dan tanggung jawab dari jabatan
tersebut, hubungan kerja dengan jabatan lain dan memperkenalkan kepada rekan-
rekan sekerja.
4. Yang bertanggung-jawab untuk menentukan apakah Karyawan tersebut memenuhi
syarat untuk dilanjutkan masa kerjanya adalah atasan yang bersangkutan dengan
persetujuan.
5. Dua minggu sebelum masa percobaan berakhir, bagian personalia akan
menanyakan kemungkinan dilanjutkan atau tidaknya masa kerja Karyawan tersebut.

Pasal 11
Pengunduran Diri

1. Dalam hal Karyawan tetap karena sesuatu hal mengundurkan diri dari Perusahaan,
yang bersangkutan harus memberitahukan pengunduran dirinya secara tertulis 1
(satu) bulan sebelum tanggal pengunduran dirinya, agar Perusahaan dapat
mengatur pengalihan tugas dan tanggung jawab kepada Karyawan lainnya.
2. Setiap pengunduran diri harus dikeluarkan dalam surat keputusan.
3. Apabila dibutuhkan perusahaan akan mengeluarkan surat keterangan kerja.

Pasal 12
Praktek Kerja

1. Sebagai salah satu bentuk partisipasi untuk ikut memajukan dunia pendidikan,
Perusahaan juga akan menyediakan tempat untuk para mahasiswa yang akan
melakukan praktek kerja atau melakukan riset untuk penyusunan skripsi/tugas akhir.
2. Dalam rangka peran serta Perusahaan untuk membantu peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan tenaga kerja, Perusahaan memberikan pula kesempatan
magang untuk mereka yang membutuhkan peningkatan keahlian tertentu, selama
bidang yang diminati tersedia di dalam Perusahaan
3. Praktek kerja magang dibatasi selama 3 (tiga) bulan, dan Perusahaan tidak akan
memberikan uang makan dan transport untuk membantu yang bersangkutan,
kecuali hal tersebut ditentukan lain oleh pimpinan perusahaan.

Otoritas : Halaman : 7
Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB III
STATUS KARYAWAN
DAN TANGGUNGAN KARYAWAN

Pasal 13
Pengertian

1. Perusahaan pada dasarnya hanya mengenal satu status karyawan, yakni Karyawan
tetap yang diangkat sesudah menjalani masa percobaan paling lama tiga bulan.
2. Bila dianggap perlu Perusahaan dapat memperkerjakan tenaga kerja dengan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.
3. Tanggungan Karyawan adalah para anggota keluarga Karyawan yang berhak atas
fasilitas dari Perusahaan
Pasal 14
Status Karyawan Wanita

1. Karyawan wanita dianggap sebagai pencari nafkah utama apabila ;


 Suaminya cacat dan tidak mampu bekerja yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter dan disahkan oleh dokter yang ditunjuk Perusahaan, atau
 Ia seorang janda, dengan ketentuan Karyawan wanita yang bersangkutan dapat
membuktikan bahwa anak-anaknya menjadi tanggungannya menurut hukum.
2. Bila Karyawan wanita bersuami normal dan suaminya itu juga bekerja, maka fasilitas
tunjangan kesehatan bagi anak-anaknya adalah mengikuti fasilitas yang lebih tinggi
dari salah satu pihak.
3. Ketentuan ayat 2 diatas berlaku bagi karyawan suami/istri sebagai karyawan pada
perusahaan yang sama.

Pasal 15
Tanggungan Karyawan

1. Tanggungan Karyawan terdiri dari :


 Isteri sah menurut hukum dan tercatat pada Bagian PSDM. Fasilitas
diberikan hanya kepada satu isteri yang terdaftar. Perubahan atas nama isteri
yang terdaftar hanya dimungkinkan dalam hal terjadinya putus perkawinan,
sesuai dengan bukti yang sah menurut hukum.
 Anak kandung / tiri / angkat yang sah dari Pekerja, yang belum beruia 25
(dua puluh lima) tahun dan belum pernah menikah tetapi masih bersekolah /
kuliah, yang namanya oleh Karyawan didaftarkan pada Perusahaan disertai
penyerahan bukti-bukti yang sah menurut hukum.
2. Jumlah anak yang menjadi tanggungan Perusahaan dibatasi maksimum sampai 2
(dua) anak saja.

Otoritas : Halaman : 8
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN

Pasal 16
Gaji
1. a. Gaji ialah penghasilan kotor Karyawan sebelum dipotong pajak penghasilan
b. Gaji Karyawan tidak akan lebih rendah daripada Upah Minimum yang
ditetapkan pemerintah. Kenaikan gaji dilakukan secara periodic yang besarnya
sesuai dengan pola pengupahan.
c. Kenaikan gaji atas dasar prestasi kerja Karyawan dapat dilakukan dengan
keputusan Pimpinan Perusahaan
d. Perusahaan melaksanakan perhitungan, penyetoran dan melaporkan pajak
penghasilan seluruh Karyawan sebagaimana dimaksud oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2. Seorang Karyawan yang tidak dapat bekerja karena sedang dirawat di rumah sakit,
atau dalam perawatan dokter akan dapat cuti sakit dengan persetujuan dan / atau
dengan konsultasi dengan dokter yang ditunjuk Perusahaan atas dasar pernyataan
tertulis dari dokter tersebut, dan menerima gaji menurut pengaturan di bawah ini :

Masa Kerja Periode Pembayaran


3 bulan pertama 100% dari gaji sebulannya
3 bulan kedua 75% dari gaji sebulannya
1 s/d 3 Tahun
3 bulan ketiga 50% dari gaji sebulannya
3 bulan keempat 25% dari gaji sebulannya
6 bulan pertama 100% dari gaji sebulannya
Lebih dari 3 Tahun
6 bulan kedua 75% dari gaji sebulannya

3. Apabila setelah lewat 12 (dua belas) bulan Karyawan tersebut masih belum dapat
bekerja berdasarkan surat keterangan yang berlaku dari dokter, kepada Karyawan
yang bersangkutan akan diberikan uang pesangon khusus dan hubungan kerjanya
diputuskan / diakhiri sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
yang berlaku.

Pasal 17
Tunjangan Kematian Kepada Keluarga Yang Ditinggalkan

Apabila seorang Karyawan meninggal dunia yang tidak disebabkan oleh kecelakaan kerja,
seperti yang diatur oleh PP No.14 tahun 1993 jo. Undang-undang No.3 tahun 1992, atau
tidak dijamin oleh bentuk asuransi lain, anggota keluarga yang ditinggalkan akan menerima
tunjangan sebagai berikut ;

a. Gaji Karyawan itu untuk 3 (tiga) bulan pada saat ia meninggal,Perlu


dipertimbangkan pemberian upah take home pay dari bulan berjalan.

b. Tunjangan bagi yang ditinggalkan yang besarnya berpedoman pada Peraturan


Menteri Tenaga Kerja tentang Pesangon (Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No.150/2000).

c. Perusahaan akan memberikan bantuan biaya pemakaman yang besarnya akan


diatur dalam peraturan tersendiri.

Otoritas : Halaman : 9

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN

Pasal 18
Tunjangan Kecelakaan Kerja

1. Setiap Karyawan mendapat Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)


yang preminya dibayar oleh Perusahaan, terhadap kecelakaan-kecelakaan
yang mungkin terjadi selama ia menjalankan tugas dan kewajibannya,
sebagaimana yang telah ditentukan Undang-undang.
2. Kewajiban Perusahaan menjamin hal terebut adalah selama hubungan kerja
antara Perusahaan dengan Karyawan yang bersangkutan masih
berlangsung.

Pasal 19
Tunjangan Hari Raya Keagamaan

1. Tunjangan Hari Raya (THR), merupakan pendapatan Karyawan yang


diberikan oleh Perusahaan bagi Pekerjanya, menjelang Hari Raya
Keagamaan setiap tahun.

2. Yang berhak mendapat jumlah penuh tunjangan itu adalah semua Karyawan
yang telah bekerja pada Perusahaan selama 12 (dua belas) bulan pada saat
Hari Raya tiba. Sedangkan Karyawan yang masa kerjanya kurang dari 1
tahun, terhitung mulai tanggal selesainya masa percoban, tunjangan
diperhitungkan 1/12 kali besarnya THR untuk setiap bulan masa kerja.

3. Tunjangan itu akan dibayarkan selambat-lambatnya empat belas hari


sebelum Hari Raya. Perusahaan akan memberi keputusan secara tertulis
tentang tunjangan ini setiap tahunnya termasuk dengan besarannya.

Pasal 20
Tunjangan Mutasi

1. Pejabat/staff yang dikenakan mutasi atas kebijakan perusahaan dapat


diberikan tunjangan sewa rumah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Tunjangan sewa rumah tidak berlaku apabila mutasi berdasarkan diluar


kebijakan perusahaan.
Pasal 21
Besarnya Tunjangan

Besarnya Tunjangan sebagaimana dimaksud pada pasal 17, 18, 19 dan 20


ditetapkan dalam surat keputusan Direksi.

Otoritas : Halaman : 10

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB V
KESEHATAN

Pasal 22
Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Diterima Kerja

Merupakan prasyarat bagi diterimanya bekerja, bahwa semua pelamar menjalani


pemeriksaan medis dari Rumah Sakit dan mendapatkan Surat Keterangan Sehat
dari dokter tersebut.

Pasal 23
Pemeriksaan Kesehatan Setelah Bekerja

Apabila Perusahaan menganggap, bahwa seorang Karyawan perlu menjalani


pemeriksaan kesehatan secara medis, untuk meyakinkan bahwa kesehatannya
memenuhi standar yang dibutuhkan, atau apabila sifat pekerjaannnya
mengharuskan tingkat kesehatan tertentu, atau apabila dokter yang ditunjuk
Perusahaan menganjurkan, maka Karyawan tersebut wajib menjalani pemeriksaan
kesehatan tersebut. Penolakan terhadap pemeriksaan kesehatan tersebut dapat
mengakibatkan pemutusan hubungan kerja antara Karyawan dan Perusahaan.

Pasal 24
Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Perusahaan memfasilitasi untuk melakukan pemeriksaan berkala (GCU), setahun


sekali, bagi karyawan yang memiliki jabatan structural berdasarkan kebijaksanaan
DIRUT.

Pasal 25
Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Kepada Karyawan yang akan dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan atau


pelatihan tertentu dapat diadakan suatu pemeriksaan khusus.
Pasal 26
Biaya - Biaya

Semua biaya pemeriksaan badan sepenuhnya menjadi tanggung-jawab


Perusahaan, apabila pemeriksaan tersebut adalah atas permintaan Perusahaan,
dan di tempat / Rumah sakit yang ditunjuk oleh Perusahaan.

Pasal 27
Biaya Bersalin

1. Biaya bersalin Karyawati dan isteri Karyawan dibantu Perusahaan.


2. Besaran Biaya Bersalin dimaksud sebesar 1 (satu) bulan upah pokok.

Otoritas : Halaman : 11

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB V
KESEHATAN
Pasal 28
Keluarga Berencana

Sesuai anjuran pemerintah agar seluruh Karyawan di lingkungan PT.Adhimas Karya


mengikuti program Keluarga Berencana untuk tercapainya keluarga bahagia dan
sejahtera.

Pasal 29
Ketergantungan pada Narkotika dan Obat terlarang

Jika seorang Karyawan kedapatan dan terbukti telah menyalahgunakan atau


mempergunakan narkotika dan atau obat terlarang, maka kepadanya akan diambil
tindakan disipliner yang keras berupa pemutusan hubungan kerja tanpa uang
pesangon. Biaya-biaya perawatan sebagai akibat penggunaan narkotika oleh
Karyawan ataupun oleh tanggungan Karyawan tidak menjadi tanggungan
perusahaan.

Otoritas : Halaman : 12

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VI
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA

Pasal 30
Hari Kerja dan Waktu Kerja

1. Sesuai dengan kepentingan operasional, hari kerja adalah 6 (enam) hari


seminggu dengan jumlah jam kerja 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, diluar
jam istirahat.
2. Waktu Istirahat paling sedikit setengah jam dan paling lama 1 (satu) jam sehari.
3. Kerja Regu Shift ; karena sifat dari pekerjaannya, hari dan waktu kerja akan
disesuaikan dengan kegiatan masing-masing regu kerja yang diperlukan, setiap
karyawan wajib bekerja menurut regu kerja yang telah ditentukan.
4. Pengaturan waktu masuk dan pulang kerja diatur tersendiri.

Otoritas : Halaman : 13

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VII
KERJA LEMBUR

Pasal 31
Umum

1. Kerja lembur dengan upah adalah pekerjaan yang dilakukan melebihi 8 jam
kerja sehari dan 40 jam seminggu, atau pekerjaan pada hari-hari istirahat
mingguan yakni hari minggu dan hari-hari libur resmi.
2. Karyawan setuju untuk bekerja pada hari-hari libur resmi sebagaimana diatur
oleh Perusahaan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi rencana kerja Perusahaan
b. Pada waktu-waktu tertentu atau biasanya pada waktu mulai bekerja
kembali setelah cuti / libur, terdapat penumpukan pekerjaan yang harus
diselesaikan tanpa dapat ditunda-tunda lagi
c. Keadaan darurat seperti banjir, kebakaran, runtuhnya gedung dan
sebagainya atau dalam hal terdapat pekerjaan yang apabila tidak
dikerjakan segera dapat mendatangkan bahaya bagi kesehatan atau
keselamatan.
d. Dalam hal kerja shift, Karyawan itu harus meneruskan pekerjaannya,
karena penggantinya tidak / belum datang.
3. Dalam hal seorang karyawan karena suatu sebab yang wajar tidak dapat
bekerja lembur, ia harus memberitahukan kepada atasannya untuk
memperoleh izin untuk tidak hadir dalam kerja lembur yang ditugaskan
kepadanya.
4. Karyawan yang bekerja lembur melewati jam 19:00 pada hari kerja biasa,
atau setelah bekerja 4 jam terus menerus diberi istirahat 1 (satu) jam.
5. Karyawan dengan jabatan Manager ke atas tidak diberikan uang lembur,
meskipun ia melakukan kerja lembur, mengingat tanggung jawab atas
jabatannya. Kepada mereka diberikan berupa gaji dan fasilitas dimana unsur
upah lembur sudah termasuk di dalamnya
6. Kerja lembur untuk Karyawan staff hanya akan dibayar jika pekerjaan
lembur itu ditugaskan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku
oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 32
Maksimum Kerja Lembur

Undang-undang Kerja memperbolehkan seorang Karyawan bekerja menyimpang


dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu, akan tetapi waktu kerja lembur tersebut
maksimal 4 jam dalam 1 (satu) hari.

Otoritas : Halaman : 14

Paraf : Efektif :
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VII
KERJA LEMBUR
Pasal 33
Tarif Kerja Lembur

1. Pekerjaan lembur kurang dari 0,5 jam sehari tidak diperhitungkan untuk
memperoleh upah lembur.
2. Gaji perjam didasarkan atas rumus 1 / 173 X Gaji sebulan

Pasal 34
Uang Makan Waktu Kerja Lembur

1 Jika karyawan melakukan kerja lembur lebih dari 2 (dua) jam diberikan
uang makan lembur.
2 Karyawan yang pada hari raya / libur umum harus bekerja lembur
tidak berhak atas uang makan selama mereka bekerja kurang dari 2 jam
kerja
3 Karyawan regu bergilir yang karena giliran kerjanya jatuh pada hari
raya/libur umum dan karenanya dianggap “bekerja lembur”, akan tetapi tidak
berhak atas uang makan selama mereka bekerja di dalam batas waktu kerja
yang berlaku bagi mereka. Bila mereka bekerja lembur nyata artinya lebih
dari jam kerja regu bergilir yang berlaku bagi mereka, maka dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, kepada mereka
diberikan uang makan.
Otoritas : Halaman : 15

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB VIII
PERLINDUNGAN KERJA

Pasal 35
Keselamatan Kerja

1 Dalam hal menjamin keselamatan kerja Karyawan, Perusahaan senantiasa


akan menyediakan alat-alat keselamatan kerja sesuai dengan ketentuan
Undang-undang, tentang keselamatan kerja dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
2 Karyawan diwajibkan ikut aktif mengambil bagian dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan kecelakaan / kebakaran di lingkungan
masing-masing.
3 Karyawan wajib melaporkan setiap kejadian kecelakaan / kebakaran di
lingkungan Perusahaan serta wajib memberikan keterangan yang benar
kepada petugas yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk menyelidiki peristiwa
tersebut.

Pasal 36
Pakaian Kerja

1 Kepada Karyawan yang sifat pekerjaannya menurut pertimbangan


Perusahaan perlu diberikan pakaian kerja, Perusahaan akan memberikan
pakaian kerja yang harus selalu dipakai selama jam kerja.
2 Karyawan yang disebut dalam Pasal 1 tersebut di atas ini berhak
mendapat pakaian kerja sebagaimana ditentukan di atas, setelah
menjalankan masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan bulan. Pakaian kerja
tersebut tetap milik Perusahaan dan hanya digunakan sewaktu dinas kerja.
3 Semua Karyawan wajib berpakaian sopan, rapih dan tidak diperkenankan
memakai pakaian seperti jeans, kaos oblong dan pakaian semacamnya.
Otoritas : Halaman : 16

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB IX
CUTI
Pasal 37
Pengertian

1 Pada dasarnya Karyawan mempunyai kemampuan waktu yang terbatas


untuk bekerja secara efektif dan efisien, dan memerlukan waktu untuk
melepaskan diri dari pekerjaan, dan menikmati suasana lain untuk sementara
sebelum kembali melaksanakan tugasnya.
2 Cuti merupakan kenikmatan yang tidak diperjual-belikan.

Pasal 38
Jenis/kriteria Cuti

1 Cuti Tahunan : Karyawan berhak atas cuti tahunan selama 12 (dua belas)
hari kerja sesudah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut
dan mendapat upah penuh.
2 Cuti Besar ; Pada setiap setelah lima tahun masa kerja, Karyawan berhak
atas cuti besar selama 24 hari kerja dan sudah termasuk cuti tahunan 12 hari
kerja.
3 Cuti Melahirkan : Cuti melahirkan diberikan kepada karyawati dengan
mendapatkan upah penuh selama satu setengah bulan sebelum ia menurut
perhitungan dokter yang merawatnya, akan melahirkan dan satu setengah
bulan setelah ia melahirkan atau gugur kandungannya. Cuti tidak dapat
dikumpulkan dan harus diambil dalam tahun yang bersangkutan.
4 Hak cuti tahunan menjadi kadaluwarsa apabila Karyawan tersebut dalam
waktu enam bulan setelah hak cuti tiba tidak menggunakan haknya. Kecuali
bila Perusahaan demi keperluan operasional menunda cuti tahunan tersebut.

Pasal 39
Hari Libur resmi

Hari libur resmi adalah hari-hari yang ditentukan oleh pemerintah. Hari libur resmi ini
dapat jatuh pada hari libur biasa atau pada hari kerja. Apabila jatuh pada hari libur
biasa, hari libur resmi tersebut tidak diganti dengan hari kerja lain.

Pasal 40
Permohonan Cuti

Permohonan cuti diajukan paling lambat 1 (satu) bulan menjelang hari pertama
cuti, dengan menggunakan form cuti yang telah ditetapkan.
Otoritas : Halaman : 17

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 41
Pengertian
Izin meninggalkan pekerjaan adalah waktu dimana Karyawan diperbolehkan tidak berada di
tempat pekerjaannya selama jam kerja biasa yang ditentukan dengan atau tanpa gaji, tanpa
mengganggu kepentingan operasi, kelancaran dan efisiensi pekerjaan.

Pasal 42
Izin Meninggalkan Pekerjaan dengan Gaji
1. Karyawan diberikan Izin meninggalkan pekerjaan dengan gaji untuk sejumlah hari dan
dalam keadaan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
a. Perkawinan Karyawan sendiri …………………………………………. 3 hari
b. Perkawinan anak Karyawan yang sah……………….………………… 3 hari
c. Perkawianan adik/kakak kandung/ipar Pekerja…..…………………… 1 hari
d. Isteri Karyawanmelahirkan……………………………………………… 1 hari
e. Kematian isteri/suami, anak atau orang tua/mertua Pekerja...……… 3 hari
f. Kematian adik/kakak kandung/ipar Pekerja…………………………… 1 hari
g. Khitanan / pembaptisan anak Pekerja……………………..………….. 2 hari
h. Orang yang menjadi tanggungan dan tinggal di rumah Pekerja
Meninggaldunia ………………………………………………………… 2 hari
2. Karyawan yang absent karena menjalani wajib militer, kecuali bila peraturan perundang-
undangan menetapkan lain.
3. Karyawan yang absent karena menghadiri sidang-sidang atau melaksanakan kewajiban
yang bertalian dengan keanggotaannya pada badan-badan / lembaga-lembaga yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, kecuali bila peraturan perundang-
undangan menetapkan lain.
4. Karyawan yang absent karena harus memenuhi panggilan pihak yang berwajib.

Pasal 43
Istirahat Sakit

Karyawan yang tidak dapat bekerja karena alasan sakit, maka atas nasihat tertulis dari
dokter, ia dapat dibebaskan dari pekerjaan. Dengan dilengkapi Surat keterangan istirahat
dokter.

Pasal 44
Menunaikan Ibadah Haji

1. Untuk keprluan menunaikan ibadah haji, kepada Karyawan yang telah mempunyai
masa kerja terus-menerus selama paling sedikit tiga tahun pada Perusahaan dapat
diberikan dispensasi meninggalkan pekerjaan dengan gaji penuh selama waktu yang
diperlukan tetapi tidak melebihi dari 45 hari kalender.
2. Pengertian “selama waktu yang diperlukan” ialah suatu hari sebelum meninggalkan
rumah untuk perjalanan menunaikan ibadah haji sampai dengan satu hari setelah datang
di rumah dari perjalanan menunaikan ibadah haji, tetapi tidak melebihi dari 45 hari
kalender.
3. Perusahaan tidak membayar gaji untuk kelebihan hari menjalankan ibadah haji lebih
dari 45 hari kalender, atau menjalankan ibadah haji lebih dari 1 (satu) kali.

Otoritas : Halaman : 18

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Pasal 45
Haid

Izin meninggalkan pekerjaan karena haid hanya diberikan kepada Karyawan wanita
yang sedang haid dan perlu beristirahat karena sakit. Izin ini hanya diberikan bila
yang bersangkutan benar-benar tidak dapat bekerja pada waktu permulaan haid,
dan lamanya tidak lebih dari 2 (dua) hari, dan harus ada surat keterangan sakit dari
Dokter.

Pasal 46
Izin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Gaji

Izin meninggalkan pekerjaan tanpa gaji dapat diberikan Perusahaan, dengan


pertimbangan secara kasus demi kasus, dengan syarat tidak mengganggu
kelancaran operasi untuk alasan-alasan tersebut di bawah ini.
1. Untuk kepentingan keluarga, paling lama 15 (lima belas) hari sebulan.
2. Menyelesaikan sengketa / masalah perdata baik di luar maupun di dalam
pengadilan, paling lama 5 (lima) hari sebulan.
3. Maksimum satu bulan untuk keperluan pendidikan.
4. Maksimum 1 (satu) tahun dalam tiap 5 (lima) tahun bekerja, untuk keperluan
belajar dan mencapai gelar tertentu yang ada kaitannya dengan
pengembangan karir yang bersangkutan di Perusahaan.

Otoritas : Halaman : 19
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XI
PERJALANAN DINAS
Pasal 47
Pengertian

1. Seorang karyawan yang berpergian ke suatu tempat di luar wilayah / kota


tempat kedudukan Perusahaan atau di dalam kota tetapi diharuskan
menginap, dimana dia bekerja untuk keperluan tugas Perusahaan, disebut
melakukan perjalanan dinas. Untuk kepentingan kelancaran pelaksanaan
tugas Perusahaan, maka Perusahaan sewaktu-waktu dapat menugaskan
Karyawan yang tenaganya diperlukan untuk melakukan perjalanan dinas
atas tanggungan Perusahaan.
2. Perjalanan dinas adalah perjalanan dinas singkat untuk paling lama 2 (dua)
minggu untuk keperluan :
a. Peninjauan / pemantauan
b. Pembicaraan / pengetahuan
c. Pemeriksaan
d. Tugas Khusus dari Dirut.

Pasal 48
Persetujuan Perjalanan Dinas

Persetujuan perjalanan Dinas sesuai dengan Surat Keputusan Direksi yang


diajukan oleh atasan langsung dengan diketahui oleh GM/DGM/Koor, dengan
verifikasi dari pihak HRD.

Pasal 49
Biaya Perjalanan Dinas

a. Perusahaan akan menanggung biaya perjalanan dinas yang dilakukan oleh


Pekerja, yang sedang melakukkan tugas-tugas yang diberikan oleh
Perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sesuai dengan
ketentuan Biaya perjalanan Dinas
b. Biaya-biaya yang telah dikeluarkan Perusahaan harus dapat dipertanggung-
jawabkan.
c. Besarnya biaya perjalanan dinas diatur tersendiri dengan surat keputusan
Direksi
Otoritas : Halaman : 20

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pasal 50
Pengertian
1. Pada dasarnya Perusahaan menunjang kemajuan karir dan perkembangan
menyeluruh seorang Karyawan. Untuk itu, Perusahaan bermaksud memberikan
pendidikan / Pelatihan (Diklat) serta kesempatan pengembangan dan memberi
peluang kepada setiap Karyawan untuk mencapai tingkat maksimal bagi potensi
karirnya.
2. Perusahaan akan menanggung semua biaya yang timbul karena tugas mengikuti
program terebut.
3. Karyawan yang atas inisiatifnya sendiri berminat untuk memanfaatkan Kebijakan
Perusahaan tentang diklat yang bermanfaat bagi dirinya dan Perusahaan, dapat
mengajukan permohonan tertulis melalui atasannya.
4. Karyawan dengan masa kerja lebih dari dua tahun dengan unjuk kerja yang baik,
dan atas kebutuhan Perusahaan dapat ditugaskan untuk mengikuti program diklat
jangka panjang, selama lebih dari satu tahun pada lembaga pendidikan tinggi yang
ditunjuk Perusahaan.

Pasal 51
Program Pendidikan dan Latihan

Perusahaan akan menggunakan bentuk program diklat berikut ini untuk mencapai sasaran
Perusahaan :
1. On – the – job – training
Adalah latihan yang dilakukan di tempat kerja. Karyawan akan diberikan setiap
kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik
mengenai pekerjaan yang dilakukan selama masa kerjanya.
2. Off – the – job – training
Bila on-the-job training tidak memberikan kesempatan yang cukup untuk
mengembangkan kecakapan yang dibutuhkan, Perusahaan dapat mengatur suatu
latihan teknik atau pendidikan yang lebih tinggi yang akan dilakukan di luar
Perusahaan.
Pasal 52
Tugas Belajar Jangka Pendek, Menengah, Panjang.

1. Tugas Belajar Jangka Pendek ialah program diklat selama kurang dari 3 (tiga)
bulan.
2. Tugas Belajar Jangka Menengah ialah Karyawan yang ditugaskan oleh Perusahaan
untuk mengikuti program diklat lebih dari 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari satu tahun.
3. Tugas Belajar Jangka Panjang Ialah Karyawan yang ditugaskan oleh Perusahaan
untuk mengikuti program diklat selama minimal satu tahun pada suatu lembaga
pendidikan yang ditunjuk Perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri.
4. Biaya Tugas Belajar ditanggung oleh Perusahaan.
Otoritas : Halaman : 21

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Pasal 53
Karyawan Sambil Belajar

Setiap karyawan yang melaksanakan pendidikan atas biaya sendiri harus


mendapat ijin dari perusahaan.

Pasal 54
Sanksi

1. Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku dikenakan sanksi :


diharuskan membayar kembali segala biaya yang telah dikeluarkan
Perusahaan, dengan cara pemotongan gaji yang bersangkutan.
2. Penolakan atas tugas belajar yang diberikan dikenakan sanksi : tidak akan
diberikan pada kesempatan lain, sehingga akan mempengaruhi jenjang
karier yang bersangkutan.
Otoritas : Halaman : 22

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIII
PENILAIAN PRESTASI KERJA

Pasal 55
Pengertian

1. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan oleh Perusahaan dan juga menjadi
sasaran Karyawan, perlu diberikan wadah komunikasi antara atasan dan
bawahan minimal satu tahun sekali berupa Penilaian Prestasi Kerja. Atasan
yang menilai wajib menciptakan iklim keterbukaan antara yang menilai dan
yang dinilai.
2. Dengan adanya system Penilaian Prestasi Kerja, Perusahaan dapat
mengantisipasi (pendeteksian secara dini) atas permasalahan dan proses
perbaikan yang tepat dan secara terus menerus, untuk melakukan tindakan
korektif bila sasaran tidak tercapai.
3. Penilaian Prestasi Kerja seorang Karyawan akan dilakukan paling sedikit
satu tahun sekali dengan menggunakan system Performance Contract yang
dibuat pada awal tahun (Januari) kemudian dilakukan review pada akhir
tahunnya (Desember)

Pasal 56
Hak dan Kewajiban

1. Penilaian Prestasi Kerja seorang Karyawan merupakan hak bagi Karyawan


tersebut dan merupakan kewajiban bagi atasan.
2. Kenaikan gaji atas dasar prestasi kerja diberikan kepada yang berhak
menurut pertimbangan Perusahaan atas dasar Penilaian Prestasi Kerja yang
memuaskan dan juga atas kemampuan Perusahaan.
3. Apabila ada lowongan jabatan yang lebih tinggi yang kosong, dan dapat diisi
oleh seorang Karyawan yang Penilaian Prestasi Kerjanya luar biasa,
kenaikan pangkat dapat diberikan kepadanya walaupun yang bersangkutan
baru saja beberapa bulan lalu menerima kenaikan gaji.

Pasal 57
Promosi, Mutasi dan Degradasi

Setiap Karyawan yang dinilai prestasi kerjannya dapat diajukan :


1. Promosi : Penempatan karyawan untuk menduduki jabatan/posisi yang
lebih tinggi.
2. Mutasi : Pemindahan lokasi kerja dilingkungan perusahaan.
3. Degradasi : Penurunan Jabatan/posisi menjadi lebih rendah dari
jabatan/posisi sebelumnya.
Otoritas : Halaman : 23

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIV
KOPERASI KARYAWAN
Pasal 58
Koperasi

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan Karyawan perlu ditunjang dengan


adanya Koperasi Karyawan.
2. Sebagai salah satu penunjang Koperasi Karyawan tersebut, Karyawan
menyimpan sebagian gajinya secara suka rela.
3. Perusahaan sesuai dengan kemampuannya akan ikut membantu dan
mendorong ke arah berkembangnya Koperasi Karyawan di Perusahaan.
4. Dalam pelaksanaannya Koperasi dilaksanakan berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan melalui Rapat Anggota.
Otoritas : Halaman : 24

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 59
Umum

1. Perusahaan dan Karyawan wajib untuk mempertahankan disiplin yang baik dan
mengembangkan perasaan saling hormat menghormati serta penuh pengertian
terhadap hak-hak dan tanggung jawab antara Perusahaan dan Karyawan. Oleh
karenanya Perusahaan perlu memberikan petunjuk, bimbingan dan instruksi (melalui
atasannya masing-masing) sehingga pengambilan tindakan disiplin dapat dibatasi
seminimal mungkin.

2. Karyawan harus mematuhi aturan-aturan dan perintah-perintah Perusahaan, yang


diterangkan kepadanya, seperti :
a. Tertib dalam cara berpakaian, bersikap dan bertingkah laku.
b. Tertib pemakaian ruang kerja Perusahaan.
c. Tertib hadir kerja (absensi) atau keluar / masuk wilayah kerja.
d. Tertib pemakaian kartu tanda pengenal yang berfungsi juga sebagai
kartu keluar masuk kantor dan absensi.
e. Tertib pemakaian pesawat telepon.
f. Tertib cara pemakaian alat-alat kerja milik Perusahaan, sehingga
terhindar kerusakan / bahaya yang dapt mengganggu kelancaran pekerjaan.
g. Tertib untuk melaporkan perubahan serta status diri dan susunan
keluarga serta alamat kepada Perusahaan. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan
Perusahaan.
h. Tata tertib dan kewajiban-kewajiban lain yang ditentukan oleh
Perusahaan.
i. Kewajiban untuk melindungi, menjaga serta memelihara kepentingan,
nama baik, harta dan asset Perusahaan yang berbentuk konkrit, maupun abstrak.

Serta menghindari larangan-larangan yang ditentukan oleh Perusahaan,


seperti :

j. Datang terlambat kerja tanpa pemberitahuan atau dengan alasan yang


tidak dapat diterima.
k. Menggunakan peralatan kantor bukan untuk semestinya
l. Membawa / menggunakan barang-barang atau harta milik Perusahaan di
luar lingkungan Perusahaan tanpa izin dari Pimpinan Perusahaan yang berwenang.
m. Minum-minuman keras, mabuk di tempat kerja, membawa, menyimpan
dan menyalah gunakan bahan narkotika, melakukan segala bentuk perjudian,
berkelahi dengan sesama Karyawan/ Pimpinan Perusahaan di dalam lingkungan
pekerjaan / Perusahaan.
n. Membawa senjata api / tajam ke dalam lingkungan pekerjaan /
Perusahaan.
o. Melakukan tindakan asusila di dalam lingkungan pekerjaan /
Perusahaan.
p. Bekerja di tempat lain di luar lingkungan pekerjaan / Perusahaan.
q. Dan larangan-larangan lainnya yang ditentukan oleh Perusahaan.
3. Apabila Karyawan tetap melakukan hal-hal yang menyalahi peraturan tersebut,
meskipun sudah diberi peringatan, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerja yang akan dilakukan menurut prosedur yang ditentukan oleh Undang-undang.

Otoritas : Halaman : 25

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 60
Petunjuk Tindakan Disiplin
1. Tindakan disiplin atas pelanggaran-pelanggaran Peraturan Perusahaan dapat dianggap
kumulatif (berganda). Hal ini disebabkan bahwa seorang Karyawan yang melakukan
beberapa pelanggaran yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lain dapat dikenakan
tindakan disiplin berdasarkan akibat berganda dari berbagai pelanggaran.
2. Tindakan-tindakan disiplin tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Peringatan lisan
b. Peringatan tertulis
c. Pencabutan fasilitas
d. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk yang bersangkutan, apabila Perusahaan
memberikan kepada Karyawanlain pada tahun tersebut.
e. Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan
f. Penurunan kelas jabatan / golongan
g. Pemindahan
h. Pemutusan hubungan kerja
2.a. Peringatan Lisan
1. Apabila tidak menunjukkan hasil kerja sebagaimana yang harus dilaksanakan
2. Melanggar Peraturan Perusahaan yang bersifat ringan
3. Berbuat kesalahan dalam melaksanakan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban
yang timbul dari hubungan dinas.
4. Dan lain-lain
2.b. Peringatan tertulis
Terhadap Karyawan yang melakukan pelanggaran disiplin, pihak Perusahaan akan
memberikan peringatan sebagai berikut :
2.b.1. Dari segi sebabnya pada Perusahaan terdapat dua macam surat peringatan
yakni :
1. Surat Peringatan karena Penilaian Prestasi Kerja kurang memenuhi
syarat-syarat. Jika setelah diberikan surat pernyataan, ternyata unjuk kerja
yang bersangkutan tidak menunjukkan perbaikan maka akan diusulkan
dengan surat peringatan terakhir, dan kemudian jika hasilnya masih tidak
memuaskan, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja karena tidak
memenuhi syarat yang diperlukan.
2. Surat Peringatan karena suatu kesalahan / pelanggaran / kekurangan,
dikeluarkan secara bertahap, yaitu :
 Surat Peringatan Pertama
 Surat Peringatan Kedua
 Surat Peringatan Ketiga
2.b.2 Sifat Surat Peringatan
1. Agak berat (misalnya : dalam waktu singkat terlambat
beberapa kali masuk kerja) berturut-turut diberikan surat peringatan
“pertama”, “kedua”, “ketiga” dan “terakhir”. Apabila setelah diberikan surat
pernyataan terakhir tetap tidak ada perbaikan, maka Karyawan tersebut
dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja oleh Perusahaan.
2. Berat (misalnya : kesalahan yang tidak dapat dibenarkan)
i. Surat peringaan “pertama dan terakhir”, jika belum
pernah disampaikan suatu surat peringatan
ii. Surat peringatan “kedua dan terakhir”, jika surat
peringatan “pertama” telah diberikan.
iii. Surat peringatan “ketiga dan terakhir”, jika surat
peringatan “pertama dan kedua” telah diberikan.
Jika setelah dikeluarkan surat peringatan bersifat “terakhir” masih terulang
lagi hal yang tercela, Karyawan yang bersangkutan dapat diputuskan
hubungan kerja dengan alasan tidak memenuhi persyaratan jabatan
Otoritas : Halaman : 26
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Jika setelah dikeluarkan surat peringatan bersifat “terakhir” masih
terulang lagi hal yang tercela, Karyawan yang bersangkutan dapat
diputuskan hubungan kerja dengan alasan tidak memenuhi
persyaratan jabatan.
2.b.3 Cara menyampaikan Surat Peringatan
1. Penyampaian surat peringatan tertulis tersebut dilakukan sebagai
berikut :
Asli : diterimakan kepada Karyawan yang bersangkutan
Duplikat : untuk arsip Bagian PSDM
Tripikat : Untuk arsip bagian yang bersangkutan
Tembusan surat peringatan ini harus ditandatangani oleh Karyawan
yang bersangkutan sebagai tanda terima
2. Surat peringatan ini harus disampaikan secepat mungkin
3. Jika Karyawan yang bersangkutan menolak menandatangani
duplikat (tembusan) surat peringatan sebagai tanda terima, maka
yang mengeluarkan surat peringatan itu, yakni atasan yang
bersangkutan minimal golongan Karyawan Tingkat Muda
membacakan di hadapan Karyawan tersebut isi surat peringatan itu,
dengan dihadiri oleh dua orang saksi. Kemudian atasan Karyawan
tersebut membuat catatan pada surat peringatan tersebut bahwa isi
surat peringatan termaksud sudah dibacakan tetapi ditolak oleh yang
bersangkutan. Dalam hal demikian, surat peringatan itu selain
ditandatangani oleh atasan yang bersangkutan juga ditandatangani
oleh kedua saksi yang hadir. Surat asli maupun duplikat dikirim
kepada Bagian PSDM.
2.c. Pencabutan Fasilitas
Pencabutan fasilitas dapat dilakukan apabila terjadi penurunan kelas jabatan /
golongan
2.d. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk yang berssangkutan apabila
Perusahaan memberikan kepada Karyawan lain pada tahun tersebut
Penundaan gaji berkala tersebut dapat diberlakukan kepada Karyawan antara
lain karena :
 Unjuk kerja kurang memuaskan
 Suatu ketentuan Pimpinan Perusahaan
Jangka waktu penundaan kenaikan gaji berkala pada umumnya dilaksanakan
untuk jangka waktu satu tahun, kecuali bila ditetapkan lain oleh Pemimpin
Perusahaan.
2.e. Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan
Penundaan kenaikan kelas jabatan / golongan diberlakukan antara lain karena
pelanggaran. Bila jangka waktu penundaan kenaikan gaji dan kelas jabatan /
golongan berakhir. Maka pelaksanaan kenaikan selanjutnya tidak berlaku surut.

Otoritas : Halaman : 27
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA

2.f.. Penurunan kelas jabatan / golongan


Keputusan tentang penurunan kelas jabatan / golongan dilakukan dengan
persetujuan Direksi
2.g. Pemindahan
Keputusan tentang pemindahan dilakukan dengan persetujuan dewan direksi
2.h. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan dengan surat keputusan Direktur Utama
Jangka waktu berlakunya surat-surat peringatan adalah sebagai berikut :
 Surat Peringatan Pertama : 6 (enam) bulan
 Surat Peringatan Kedua : 6 (enam) bulan
 Surat Peringatan Ketiga : 6 (enam) bulan
Dalam hal pemberian surat peringatan tersebut di atas, surat peringatan akan gugur
setelah masa yang ditentukan di atas, jika selama masa tersebut Karyawan yang
bersangkutan tidak melakukan pelanggaran yang lain.

Pasal 61
Pemutusan Hubungan Kerja

1. Perusahaan dan Karyawan harus berusaha menyelesaikan setiap perselisihan


Ketenagakerjaan secara intern atas dasar kepentingan bersama dan mengingat
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila tidak dapat dicapai
kesepakatan maka akan diselesaikan berdasarkan Undang-undang dan peraturan
pelaksana lainnya.

Bagi mereka yang dikeluarkan PHK, akan diberikan uang pesangon dan jasa seperti
yang diatur dalam Peraturan Menteri tenaga Kerja
Upah yang digunakan untuk menghitung pesangon dan uang jasa dalam kaitannya
dengan peraturan mengenai pesangon, yaitu :
a. Upah pokok
b. Segala macam tunjangan yang diberikan kepada Karyawan tersebut secara
berkala dan teratur.
2. Yang dimaksud dengan ganti kerugian ialah :
a. Penggantian pengobatan dn perawatan yang diberikan secara cuma-
cuma, ditetapkan besarnya 5% dari gaji berupa uang.
b. Penggantian perumahan, bila diberikan secara cuma-cuma, besarnya
10% dari gaji berupa uang.
c. Penggantian hak cuti yang belum diambil.
3. Tetapi kepada Karyawan yang melakukan kesalahan besar seperti di bawah ini dapat
langsung dikenakan pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat dan tanpa
diberikan uang pesangon.
Kesalahan yang termasuk kesalahan besar yaitu :
a. Memberikan keterangan palsu atau dipalsukan pada saat perjanjian
kerja dibuat
b. Mabuk, madat, berjudi, pemakaian obat bius atau narkotika di tempat
kerja.
c. Melakukan perbuatan asusila di tempat kerja.
Otoritas : Halaman : 28
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
d. Melakukan tindakan kejahatan misalnya : mencuri, menggelapkan,
menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
Perusahaan maupun di luar lingkungan Perusahaan.
e. Penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancam pengusaha,
keluarga pengusaha atau teman sekerja.
f. Membujuk pengusaha atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu
yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
g. Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkan
diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
h. Dengan sengaja atau kecerobohan merusak, merugikan atau
membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya.
i. Membongkar rahasia atau mencemarkan nama baik Pimpinan
Perusahaan dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk
kepentingan Negara.
Pemutusan Hubungan Kerja yang dimaksud di atas adalah tanpa pesangon

4. Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan karena Perusahaan terpaksa harus


melakukan pengurangan , penutupan salah satu jenis usaha, setelah Perusahaan
gagal memanfaatkan tenaga Karyawan yang bersangkutan ketempat / jenis usaha
yang lain akan dilakukan menurut prosedur yang sah menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Juga dalam hal Karyawan tidak cakap dan / atau tidak memenuhi syarat jabatan dan
Perusahaan telah gagal untuk meningkatkan kecakapan atau dalam memindahkan
Karyawan yang bersangkutan yang dirasa cocok keadaannya.

Pasal 62
Tindakan-Tindakan Yang Saling Berhubungan

1. Kenaikan gaji berkala / kelas jabatan


Meskipun kemungkinan tidak diberikannya kenaikan gaji bukan merupakan tindakan
disiplin yang memuaskan, Karyawanyang bersangkutan harus disadarkan bahwa
sikap dan tingkah lakunya adalah bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
pertimbangan-pertimbangan menyeluruh untuk mendapat atau tidak mendapat gaji
berkala atau kenaikan kelas jabatan.
2. Pemberhentian Sementara
a. Dimana suatu pemutusan hubungan kerja akan merupakan kemungkinan
sebagai akibat suatu pelanggaran dan diperlukan waktu layak untuk
dipertimbangkan, maka Karyawan yang bersangkutan perlu segera
dibebastugaskan (lihat pembebasan tugas sementara)
b. Selama pemberhentian sementara Karyawan yang bersangkutan akan
menerima gaji sesuai ketentuan Perusahaan.
3. Pemutusan hubungan kerja karena tidak disiplin
a. Ini merupakan tindakan yang paling berat diantara tindakan disiplin
yang ada. Penggunaannya dilakukan secara hati-hati, disesuaikan dengan
peraturan Perusahaan dan peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan
serta harus terlebih dahulu dievaluasi oleh Bagian PSDM dan persetujuan
Direktur Utama.
b. Pemutusan hubungan kerja karena tidak disiplin hendaknya sejauh
mungkin dihindarkan dengan jalan pembinaan disiplin yang terus-menerus

Otoritas : Halaman : 29
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XV
DISIPLIN KERJA
Pasal 63
Pelaksanaan

1. Tindakan terhadap pelanggaran disiplin hanya dapat diambil setelah suatu


penyelidikan yang mendalam memberikan petunjuk-petunjuk bahwa seorang
Karyawan secara nyata melakukan pelanggaran.
2. Tindakan terhadap pelanggaran disiplin hanya dapat diambil setelah ada
laporan pelanggaran.
3. Tindakan terhadap pelanggaran disiplin hanya dapat dilakukan oleh atasan
langsung dari Karyawan yang bersangkutan atau pengawas yang
berwenang.
4. Atasan yang bersangkutan akan membicarakan dengan Karyawan tersebut
tindakan disiplin yang akan diambil dengan dihadiri oleh saksi.
5. Setelah pembicaraan termaksud, Karyawanyang bersangkutan akan
diberikan formulir yang telah dilengkapi dan diminta membubuhi tanda
tangannya sebagai tanda terima. Dalam hal Karyawan tersebut menolak
untuk menerima peringatan tertulis, Karyawan termaksud harus
diperingatkan akan akibat penolakan menandatangani formulir tersebut. Jika
Karyawan yang bersangkutan tetap menolak setelah diperingatkan, hal ini
akan dianggap sebagai penolakan yang bersifat keras kepala untuk mentaati
Peraturan Perusahaan.

Pasal 64
Penghapusan Catatan-Catatan Tindakan Disiplin

1. Catatan-catatan tindakan disiplin dapat dianggap sebagai berlaku tidak


terputus-putus untuk jangka waktu selama-lamanya satu tahun
2. Namun jika Karyawanyang bersangkutan dapat menunjukkan perbaikan
yang nyata serta kemauan baik dan hal ini ditegaskan oleh atasan yang
bersangkutan, catatan-catatan tindakan disiplin atas Karyawan termaksud
dijernihkan.
3. Penghapusan catatan-catatan tindakan disiplin seperti termaksud dapat
dilaksanakan dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Bagian PSDM.
Otoritas : Halaman : 30

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA
Pasal 65
Umum
1. Karyawan dapat dibebaskan sementara dari tugas dikarenakan :
a. Berada dalam tahanan yang berwajib karena persoalan yang tidak
langsung berhubungan dengan Perusahaan.
b. Terdapat dugaan keras bahwa Karyawan yang bersangkutan
melakukan hal-hal yang merugikan Perusahaan.
2. Pembebasan dari tugas atau schorsing pada hakekatnya belumlah
merupakan sebuah hukuman, akan tetapi baru merupakan tindakan
pemberhentian sementara, sementara menunggu keputusan lebih lanjut,
disebabkan misalnya : masih diperlukannya tambahan bukti-bukti atau
kesaksian, penyelesaian masalah-masalah yang bersifat administratif,
kebulatan keputusan dari Pimpinan Perusahaan dan lain sebagainya.
Setelah hal itu semua selesai, baru menyusul keputusan yang sebenarnya
(final) yang dapat berupa rehabilitasi (karena yang bersangkutan tidak
terbukti kesalahannya) ataupun peringatan lisan / tertulis / pemutusan
hubungan kerja, tergantung kepada besar kecilnya kesalahan.
3. Pembebasan tugas sementara berlaku paling lama untuk 6 (enam) bulan
yang kemudian dapat disusul dengan penempatan kembali atau pemutusan
hubungan kerja.

Pasal 66
Pelanggaran di Luar Perusahaan

Ketentuan berikut ini berlaku dalam hal dimana Perusahaan tidak langsung
tersangkut.
1. Selama tahanan sementara sebelum diputuskan hakim
a. Sesuai dengan statusnya dalam keadaan pembebasan tugas sementara,
maka kepada Karyawan yang bersangkutan tidak diberikan gaji dan
tunjangan-tunjanganya.
b. Dalam hal demikian keluarga Karyawan(atau jika pegawai yang
bersangkutan berstatus lajang) akan menerima bantuan sebagai berikut :
 0 s/d 3 bulan : 75% dari gaji berupa uang
 4 s/d 6 bulan : 50% dari gaji berupa uang
Ditambah fasilitas penuh seperti biasa. Bila yang bersangkutan ditahan
lebih dari 6 (enam) bulan, maka bantuan-bantuan tersebut dihentikan
c. Jika Perusahaan berpendapat bahwa pemutusan hubungan kerja harus
dilakukan, maka Karyawan yang bersangkutan harus diberitahukan
secara tertulis 7 hari sebelumnya.
2. Sesudah putusan hakim atau pemeriksaan pendahuluan :
Seorang Karyawan tidak diputuskan hubungan kerja jika ia :
 Dibebaskan
 Dihukum dengan masa percobaan
 Dikenakan denda ringan (istilah denda ringan ditentukan oleh hakim)

Otoritas : Halaman : 31
Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA

Pasal 67
Pelanggaran di Dalam Perusahaan

1. Walaupun pembebasan tugas sementara berlaku paling lama 6 (enam)


bulan, namun apabila pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan
Karyawanmenyangkut langsung kepentingan Perusahaan, maka jangka
waktu pembebasan tugas sementara tersebut pada dasarnya tidak akan
melebihi 6 (enam) bulan.
2. Pada akhir jangka waktu pembebasan tugas sementara tersebut akan
ditetapkan apakah hubungan kerjanya diputuskan atau dilanjutkan.
3. Jika Perusahaan berpendapat bahwa pemutusan hubungan kerja harus
dilakukan, maka pemutusan hubungan kerja harus diberitahukan selambat
lambatnya 7 hari sebelumnya.
Otoritas : Halaman : 32

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
Pasal 68
Umum

1. Keluhan adalah sumber keresahan yang apabila tidak diperhatikan dapat


menimbulkan rasa tidak puas, frustasi dan akhirnya perselisihan perburuhan.
2. Untuk mengurangi timbulnya perselisihan perburuhan, Pimpinan Perusahaan
harus berusaha agar keluhan-keluhan dari Karyawan, jika ada, diselesaikan
sebaik mungkin. Pada dasarnya diakui bahwa setiap keluhan (grievance) dari
setiap Karyawan diselesaikan secara adil dan secepat mungkin.
3. Pengertian keluhan ialah suatu perbedaan faham atau salah pengertian
mengenai peraturan kerja dan syarat-syarat kerja yang berlaku di Perusahaan
antara Karyawan dengan Pimpinan Perusahaan.Dengan tata cara yang baik
diharapkan keluhan-keluhan yang timbul karena pelaksanaan yang salah dari
sesuatu peraturan dapat diselesaikan sendiri oleh pihak Perusahaan. Dengan
demikian hanya perbedaan pendapat yang prinsipil saja yang akan menjadi
perselisihan perburuhan.Titik berat penyelesaian keluhan merupakan tanggung
jawab dari atasan yang bersangkutan.
Motivasi yang diharapkan ialah :
a. Terpeliharanya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan.
b. Menghindarkan adanya rasa “sakit hati” yang mungkin timbul.
c. Memberikan saluran secara langsung antara bawahan dan atasan, dalam
menyelesaikan masalah-masalah kepegawaian. Oleh karena itu, apabila
Karyawan merasa ada suatu persoalan yang layak dikemukakan, akan
dilaksanakan sesuai dengan tata cara sebagai berikut : Bahwa setiap waktu
seseorang Karyawan membicarakan dengan atasannya mengenai
permintaan atau keluhannya. Dengan cara ini mungkin dapat dijawab secara
tidak resmi dangan penerangan yang jelas atau dengan penjelasan dari
Wakil Perusahaan yang berwenang. Penyelesaian keluhan antara Karyawan
dengan Pimpinan Perusahaan pada taraf pertama diselesaikan atas dasar
musyawarah dengan memakai dasar pertimbangan peraturan-peraturan
yang berlaku di Perusahaan.
Pasal 69
Tata Cara Penyelesaian Keluhan

Pada setiap langkah dari tata cara keluhan, maka jangka waktu yang tersebut di
bawah ini pada saat mulai diterimanya keluhan adalah merupakan jangka waktu
yang dianggap layak dalam menyelesaikan keluhan. Apabila tiap-tiap waktu keluhan
tersebut tidak diteruskan ke langkah berikutnya dalam waktu yang ditetapkan, maka
keluhan tersebut dianggap sudah selesai.
 Langkah Pertama
Sebelum mengemukakan keluhan dengan tertulis, pertama-tama
karyawan harus membicarakan dengan atasannya langsung. Pada
langkah pendahuluan ini diharapkan seluruh persoalan akan mendapat
pemecahan.
Otoritas : Halaman : 33

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
 Langkah kedua
Apabila pada langkah pertama belum dicapai penyelesaian yang
memuaskan atau apabila persoalan itu harus diselesaikan oleh atasannya
langsung, maka Karyawan tersebut harus meneruskan persoalannya
secara tertulis kepada atasan yang bersangkutan dengan tembusan
Bagian PSDM
 Langkah ketiga
Apabila langkah kedua di atas belum selesai dalam 6 hari kerja setelah
disampaikan kepada atasannya yang bersangkutan, maka Karyawan
yang bersangkutan di dalam waktu 6 hari kerja berikutnya segera
menyerahkan persoalan tersebut secara tertulis kepada atasannya itu
yang selanjutnya akan menyelesaikan persoalannya.
 Langkah keempat
Apabila penyelesaian tidak juga tercapai pada langkah ketiga tersebut di
atas dalam jangka waktu 6 hari kerja, maka persoalan tersebut dapat
ditingkatkan sekali lagi secara tertulis kepada Pimpinan Perusahaan.
Otoritas : Halaman : 34

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XVIII
ANGGARAN PENDAPATAN &
BELANJA

Pasal 70
Anggaran Pendapatan

1. Semua pendapatan/Penjualan perusahaan wajib disetorkan ke Rekening Kantor


Pusat.
2. Pendapatan/penjualan sebagaimana ayat 1 diatas harus dapat
dipertanggungjawabkan secara akuntabilitas.
3. Data hasil Penjualan harus dilaporkan melalui system akuntansi dan
menyampaikan bukti/dokumen pendukung ke kantor Pusat.

Pasal 71
Anggaran Belanja

1. Pelaksanaan anggaran harus efisien dan efektif.


2. Pembiayan Kegiatan berdasarkan program kerja dan anggaran.
3. program kerja dan anggaran yang diajukan oleh setiap unit kerja dan disetujui
oleh DIRUT.
4. Pembiayaan kegiatan diluar anggaran harus diajukan tersendiri (anggaran
khusus).
5. Pelaksanaan kegiatan diluar butir 3 dan 4 diatas tidak diperbolehkan.
6. Semua Penggunaan Anggaran wajib dipertanggungjawabkan sesuai aturan
yang berlaku.
7. Penggunaan Anggaran wajib membuat laporan penggunaannya dan Laporan
disampaikan secara berkala.
Otoritas : Halaman : 35

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XIX
ASSET PERUSAHAAN

Pasal 72
Inventaris

1. Pejabat pada Unit Kerja terkait bertanggung jawab atas keamanan dan
kelengkapan inventaris perusahaan yang ada dilingkungan Unit kerjanya.
2. Melaporkan keberadaan barang Inventaris milik perusahaan dan wajib
dilaporkan secara periodik.

Pasal 73
Dokumen Berharga

1. Semua Dokumen berharga harus disimpan secara tertib dan aman serta
dipertanggungjawabkan.
2. Penggunaan Dokumen berharga sesuai dengan peruntukkannya dan wajib
dilaporkan.
Otoritas : Halaman : 36

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XX
PENGAWASAN

Pasal 74
Pengawasan Internal

1. Setiap pejabat dan karyawan wajib melakukan pengawasan melekat


dilingkungan kerjanya.

2. Pengawasan sebagaimana dimaksud meliputi :


a. Disiplin Kerja.
b. Pelaksanaan Anggaran (penggunaan dan pelaporan)
c. Pengamanan seluruh asset perusahaan.
d. Pengamanan Dokument berharga dan Document Rahasia.
e. Pengawasan terhadap Sales dan Revenue.

3. Mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan yang dapat mengakibatkan


terjadinya kerugian perusahaan baik bersifat materiil maupun nama baik
perusahaan.

4. Melaporkan dan menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi sesuai dengan


ketentuan yang berlaku.
Otoritas : Halaman : 37

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXI
SANKSI

Pasal 75
SANKSI

1. Setiap Perbuatan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan pasal-pasal yang
telah tercantum dalam peraturan perusahaan dapat dikenakan sanksi.

2. Sanksi sebagaimana ayat 1 diatas berupa sanksi administrative dan sanksi


materiil.

3. Proses pengenaan sanksi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


Otoritas : Halaman : 38

Paraf : Efektif :

PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 76
Peraturan Perubahan / Tambahan

1. Perusahaan mempunyai hak penuh untuk menambah dan / atau merubah baik
sebagian atau seluruh “Ketentuan-Ketentuan dan Syarat-Syarat Umum
Kepegawaian dan Tata Kerja” sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi
pada umumnya dengan mengacu pada peraturan yang berlaku.

2. Hal yang belum tercakup dalam Peraturan ini akan diatur dalam peraturan
tersendiri dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3. Jika ada persyaratan kerja di dalam peraturan permohonan ini yang kurang dari
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, maka persyaratan
kerja tersebut batal demi hukum, dan diberlakukan adalah yang diatur di dalam
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Otoritas : Halaman : 39

Paraf : Efektif :

BAB III
STATUS KARYAWAN
DAN
TANGGUNGAN KARYAWAN
BAB IV
GAJI DAN TUNJANGAN
BAB V
KESEHATAN
BAB VI
HARI KERJA DAN WAKTU KERJA
BAB VII
KERJA LEMBUR
BAB VIII
PERLINDUNGAN KERJA
BAB IX
CUTI
BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
BAB XI
PERJALANAN DINAS
BAB XII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
BAB XIII
PENILAIAN PRESTASI KERJA
BAB XIV
KOPERASI
BAB XV
DISIPLIN KERJA
BAB XVI
PEMBEBASAN TUGAS SEMENTARA
BAB XVII
PENYELESAIAN KELUHAN
BAB XVIII
ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA
BAB XIX
ASSET PERUSAHAAN
BAB XXII
ATURAN TAMBAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
BAB XXI
SANKSI
BAB I
UMUM
BAB II
PENGADAAN KARYAWAN
DAN
PRAKTEK KERJA

BAB XX
PENGAWASAN

Anda mungkin juga menyukai