KEPENDIDIKAN
Disusun Oleh :
Muhammad Yasir Khahfi
210209502092
PTIK E
2021
A. LATAR BELAKANG
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dan
bila kita kembali kepada hakikat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan
untuk membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini
adalah proses pembebasan, yaitu pembebasan manusia dari belenggu stuktur sosial, hegemoni
kekuasaan, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya. Namun dalam kehidupannya
manusia membuat rule , aturan atau landasan hukum agar pendidikan itu berjalan sistematis dan
memenuhi harapan daripada tujuan pendidikan itu sendiri.
Dalam negara hukum seperti negara kita Indonesia ini, setiap tindakan pemerintahan
baik dalam pengaturan maupun dalam pelayanan harus berdasarkan atas hukum (peraturan
perundang-undangan), karena dalam negara – negara terdapat prinsip wetmatigheid van bestuur
atau asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa tanpa adanya dasar wewenang yang diberikan
oleh suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka segala macam aparat pemerintah
tidak memiliki wewenang yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum
warga masyarakatnya.
B. TUJUAN PENULISAN
C. SISTEMATIKA PENULISAN
COVER
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika
BAB II (PERMASALAHAN)
BAB III (PEMBAHASAN)
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB V (PENUTUPAN)
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PERMASALAHAN
Dari banyaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendidikan di negara
Indonesia, dapat kita temukan permasalahan yang perlu dikupas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa pentingnya sebuah landasan bagi negara kita ?
2. Apa pengertian landasan yuridis?
3. Bagaimana Konsep Penerapan Pendidikan ?
4. Bagaimana penerapan landasan yuridis dalam pendidikan pancasila di Indonesia?
5. Bagaimana peranan pancasila dalam kehidupan ?
6. Bagaimana dampak setelah kita menerapkan pendidikan pancasila?
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan atau penerapan dari peraturan perundangan mengenai pendidikan di
negara kita belum berjalan seturut dengan 5 sila dasar pancasila. Maksudnya adalah banyak
dari peraturan perundangan mengenai pendidikan yang masih belum 100% terpenuhi atau
terjalankan. Pendidikan di Indonesia masih terbilang minim. Banyak calon generasi penerus
bangsa yang bahkan sampai sekarang belum bisa merasakan bangku pendidikan. Peraturan
perundangan di Indonesia mengenai pendidikan juga masih belum berjalan lurus. Banyak
penyimpangan di dunia pendidikan akibat peraturan perundangan yang disalah-gunakan oleh
lembaga-lembaga tinggi di Indonesia. Akibatnya tentu berdampak pada calon generasi
penerus bangsa yang mengunyah bangku pendidikan di Indonesia.
B. SARAN
Supaya yuridis pendidikan di Indonesia seturut dengan 5 sila pancasila, maka harus
ada keseimbangan antara masyarakat dan pemerintah yang membuat peraturan perundangan
mengenai pendidikan. Dalam hal ini berarti masyarakat harus pandai menuntut haknya
secara benar di hadapan pemerintah tanpa harus melakukan orasi liar yang merugikan
banyak pihak. Begitu pula dengan pemerintah, pemerintah harus bisa meminimalisasi
konsekuen dari peraturan perundangan mengenai pendidikan yang telah dibuat. Bukan
hanya semata-mata karena kepentingan pribadi, namun peraturan perundangan yang dibuat
pemerintah tentu harus berdampak baik bagi masyarakat Indonesia. Supaya yuridis
pendidikan di Indonesia berjalan sesuai UUD 1945 dan Pancasila.
BAB V
PENUTUP
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses menemukan identitas seseorang. Proses
pendidikan adalah proses yang berjalan dalam suasana kedamaian dalam kehidupan manusia
tanpa kekerasan. seperti yang dimaksudkan oleh Paulo freire, proses pendidikan secara hirarki
diharapkan untuk mencapai koentisasi humanisasi, yakni pembebasan dalam memanusiakan
manusia, atau pendidikan seutuhnya.
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menurut pasal 4 menyatakan tentang tujuan Pendidikan Nasional, yaitu
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
bangsa”. Dalam rangka pelaksaan pembangunan nasional, sebagai pengalaman Pancasila di
bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan : pertama, pembentukkan manusia
Pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu bermandiri; kedua,
pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang teguh mengandung makna terwujudnya kemampuan
bangsa menangkal setiap ajaran, paham, dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Sebagaimana bisa kita pahami bahwa pendidikan di manapun dan kapanpun merupakan
upaya khas manusia, sehingga pendidikan itu pada prinsipnya dilaksanakan dari, oleh dan untuk
manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karenanya basis pendidikan seharusnya
diorientasikan kepada harkat dan martabat manusia yang bersifat komprehensif dan universal.
Kalau semua penyelenggara negara ( legislatif dan eksekutif ) memahami konsep ini secara lebih
mendalam maka produk – produk hukum yang berkaitan dengan pendidikan akan tercipta secara
baik dan sesuai dengan sasaran dan pengelola pendidikan. Di sisi lain pemerintah ( eksekutif )
sebagai pelaksana dan penegak hukum yang diciptakan oleh legislatif akan melaksanakan dan
menerapkannya secara konsekwen tanpa ada penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pendidikan Tinggi Depdiknas. 2008, Penataan Pendidikan Profesional Konselor
dan Layanan Bimbingan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Bandung : BK UPI.
Muhammad Ali. 2007, Guru Dalam Proses BelajarMengajar, Jakarta : Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.