Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


Bab 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Tujuan Khusus Penelitian.............................................................................2
1.3. Manfaat Penelitian........................................................................................2
1.4. Keutamaan Penelitian ...................................................................................2
1.5. Temuan Yang Ditargetkan ...........................................................................3
1.6. Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan ......................................3
1.7. Luaran Penelitian..........................................................................................3
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................4
Bab 3 METODE PENELITIAN .............................................................................5
3.1. Pendekatan Penelitian ..................................................................................5
3.2. Tahapan dan Prosedur Penelitian .................................................................5
3.3. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................7
3.4. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................7
3.5. Teknik Analisis Data ....................................................................................7
Bab 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................8
4.1. Anggaran Biaya ...........................................................................................8
4.2. Jadwal Kegiatan ...........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................9
LAMPIRAN:
Lampiran 1 : Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping
Lampiran 2 : Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3 : Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
Lampiran 5 : Kuesioner riset

i
1

BAB 1 - PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-undang Dasar 1945 pada dasarnya mengandung 3 (tiga) pokok
materi muatan, yang salah satunya adalah jaminan terhadap hak asasi manusia dan
warga negara. Jaminan terhadap hak asasi manusia ini mempertegas peran negara
Indonesia untuk menegakkan supremasi hukum (El-Muhtaj, 2015). Penegasan
Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum berarti
menegaskan peran negara untuk menjamin warganya terhindar dari berbagai
tindak kekerasan termasuk pula melakukan penindakan hukum jika warganya
melakukan pelanggaran hukum (Nasution, 2014).
Telah diuraikan dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)
dan telah diratifikasi oleh Indonesia (ditandai dengan diterbitkannya UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM) bahwa setiap insan harus terhindar dari tindak
kekerasan. Namun hingga saat ini Indonesia masih memiliki banyak permasalahan
terkait hak asasi manusia. Salah satu permasalahan tentang hak asasi manusia
tersebut adalah peningkatan kekerasan pada perempuan.
Dalam Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2020,
kekerasan pada Perempuan di ranah privat sebanyak 75% sedangkan pada ranah
publik sebanyak 25% (Komnas Perempuan, 2020). CATAHU Komnas
Perempuan melaporkan bahwa di ranah privat terjadi peningkatan dalam 5 tahun
terakhir dan di antaranya berupa kekerasan seksual. Kekerasan seksual di ranah
privat terjadi sebanyak 25 % dari 11.105 kasus. Peningkatan kekerasan pada
perempuan menandakan bahwa kehidupan perempuan belum aman dari tindak
kekerasan. Salah satu kekerasan seksual yang terjadi di ranah privat yaitu
pemerkosaan dalam perkawinan (marital rape). Pemerkosaan dalam perkawinan
merupakan perbuatan pemaksaan hubungan seksual dari suami terhadap istri yang
dengan adanya unsur pemaksaan, ancaman, kekerasan yang sangat berdampak
buruk terhadap istri dari segi fisik maupun psikis (Samsudin, 2010). CATAHU
Komnas Perempuan tahun 2020 mencatat kasus marital rape pada tahun 2019
mencapai 100 kasus (Komnas Perempuan, 2020).
Pemerkosaan dalam perkawinan ini belum terjangkau dalam sistem hukum
di Indonesia. Pasal 285 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) mengatur
perihal pemerkosaan sebagai berikut: “Barangsiapa dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar
perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun”. Pasal 285 KUH Pidana tersebut hanya mengatur
pemerkosaan yang terjadi di luar perkawinan dan tidak mengatur tentang
pemerkosaan dalam perkawinan, khususnya yang dilakukan oleh suami kepada
isterinya.
Kekerasan seksual dalam ranah privat memang telah diatur dalam UU No.
23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
Pengertian kekerasan seksual dalam ranah privat ini dijelaskan dalam Pasal 8
2

yang berbunyi “Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c


meliputi: a. pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut; b. pemaksaan hubungan seksual
terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk
tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu”. Penjelasan Pasal 8 UU PKDRT
menunjukkan lingkup dan korbannya adalah dalam ranah privat/keluarga (paman
kepada ponakan, ayah kepada anak/anak tirinya, dll), tetapi belum mengatur
pelaku dan korban yang memiliki hubungan perkawinan yaitu suami terhadap
isterinya kendati pemerkosaan dalam perkawinan itu dapat dikategorikan sebagai
tindakan kekerasan seksual (Sari dan Sularto, 2019; Raka dan Resen, 2020).
Tren kasus kekerasan seksual dalam perkawinan serta terjadinya
kekosongan hukum atas marital rape menjadi latar belakang dari penelitian ini.
Penelitian ini ingin menganalisis perlunya pemidanaan pemerkosaan dalam
perkawinan ditinjau dari perspektif feminisme hukum. Beberapa rumusan masalah
yang perlu dijawab dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana pengaturan hukum
di Indonesia terkait dengan terjadinya kekerasan seksual di ranah perkawinan? (2)
Apa faktor penyebab terjadinya pemerkosaan dalam perkawinan?; (3) Bagaimana
dampak terjadinya pemerkosaan dalam perkawinan terhadap korban; (4)
Bagaimana sebaiknya pengaturan hukum untuk mencegah dan menindak
terjadinya pemerkosaan dalam perkawinan?

1.2. Tujuan Khusus Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: (1) mengetahui pengaturan
hukum di indonesia terkait dengan terjadinya kekerasan seksual di ranah
perkawinan; (2) mengetahui faktor penyebab terjadinya pemerkosaan dalam
perkawinan; (3) mengetahui dampak terjadinya pemerkosaan dalam perkawinan
terhdap korban dan; (4) merekomendasikan pengaturan hukum untuk mencegah
dan menindak terjadinya pemerkosaan dalam perkawinan.

1.3. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah agar pemerintah dan masyarakat
mengetahui dampak yang dialami korban pemerkosaan dalam perkawinan dan
terjadinya kekosongan hukum yang mengatur marital rape. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat tidak saja informasi perlunya instrumen
hukum untuk pencegahan dan penindakan Pemerkosaan dalam perkawinan,
namun sekaligus memberikan kontribusi rekomendasi pengaturan hukum dengan
perspektif feminism sekaligus program-program yang perlu dikembangkan
pemerintah untuk mereduksi terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan.

1.4. Keutamaan Penelitian


Kitab Undang-undang Hukum Pidana atau yang lebih dikenal dengan KUH
Pidana merupakasan salah satu landasan hukum di Indonesia yang dipergunakan
3

untuk mengatur hukum pidana materiil. Terkait delik pidana pemerkosaan, dalam
KUH Pidana hanya mengenal terjadinya pemerkosaan di ranah publik. Sedangkan
pada ranah privat, pemberian sanksi terhadap delik pidana pemerkosaan di atur
dalam UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (PKDRT). Namun bila ditilik lebih dalam, pada kedua perundang-
undangan ini belum mampu sama sekali menjangkau kekerasan seksual berupa
pemerkosaan dalam perkawinan. Pemerkosaan dalam perkawinan sendiri adalah
pemaksaan aktivitas seksual dari suami kepada isterinya tanpa memperhatikaan
kondisi isteri (Sari dan Sularto, 2019). Perbuatan pemerkosaan dapat
dikategorikan sebagai delik pidana, namun karena perbuatan tersebut belum diatur
dalam peraturan perundang-undangan manapun dan hukum pidana mengenal
adanya asas legalitas menyebabkan perbuatan pemerkosaan dalam perkwinan
tidak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Tidak dimasukkannya
pengaturan pemerkosaan dalam perkawinan dalam pengaturan hukum
menunjukkan masih terjadinya bias hukum dalam system hukum di Indonesia,
khususnya dalam bidang hukum pidana. Terjadinya pemerkosaan dalam
perkawinan sebenarnya karena relasi kuasa yang timpang antara suami dan isteri.
Isteri tidak memiliki hak untuk menolak hasrat seksual suami. Dengan penelitian
ini, diharapkan mampu menunjukkan pentingnya pengaturan hukum terkait
pemerkosaan dalam perkawinan. Pada akhirnya diharapkan hasil penelitian ini
mampu mewujudkan sistem hukum di Indonesia yang berkeadilan dan tidak bias
gender.

1.5. Temuan yang ditargetkan


Adapun tujuan dibuatnya karya tulis ilmiah ini adalah supaya penelitian ini
dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga hukum untuk mengesahkan karena
mengingat adanya kekosongan hukum terkait Marital Rape, menunjukkan kepada
pembaca mengenai perlunya pencegahan dan aturan hukum Indonesia yang
mengatur tentang Marital Rape, memberikan pemahaman mengenai pengertian
Marital Rape, faktor terjadinya Marital Rape dan dampak yang ditimbulkan
Marital Rape serta memberikan informasi signifikansi RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual dalam menangani Tindak Pidana Marital Rape.
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu
perundang-undangan dan hukum pidana yang mampu mewujudkan system hukum
yang berkeadilan dan tidak bias gender.
1.7. Luaran Penelitian
Luaran dari penelitian ini adalah terpublikasinya hasil penelitian berbentuk:
Laporan Kemajuan, Laporan Akhir dan artikel ilmiah pada jurnal ilmiah
terakreditasi nasional (SINTA).
4

BAB 2 - TINJAUAN PUSTAKA


Untuk melakukan penelitian tentang “Urgensi Pemidanaan Pemerkosaan
Dalam Perkawinan (Marital Rape) di Indonesia dari Perspektif Feminisme
Hukum” ini peneliti terinspirasi dari beberapa penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan. Penelitian sebelumnya oleh Siburian (2020) menganalisis dasar teoritis
perkembangan unsur kriminalisasi dalam tindak pidana pemerkosaan dalam
perkawinan atau marital rape yang lebih merugikan kaum wanita atau istri
berdasarkan hukum pidana di Indonesia dan RUU PKS. Setiyawan dan Mahmud
(2018) telah menggagas restorative justice dalam menghadapi kasus marital rape
karena penyelesaian yang diberikan penegak hukum atau pengadilan hanya
berupa perceraian dan tidak memberikan solusi yang tepat sehingga perlunya
penerapan hukum untuk penyelesaian kasus marital rape. Sari dan Sularto (2019)
sebelumnya juga telah meneliti Pasal 285-287 KUHP, Pasal 8 dan Pasal 46 UU
No. 23 Tahun 2004 tentang PKDRT. Ketiga penelitian tersebut menunjukkan
bahwa kebijakan yang ada masih belum mengindikasikan keadilan gender dalam
tindak pidana marital rape dan perlunya menggunakan pengaturan di negara lain
yang sudah mengatur tentang marital rape sebagai pembanding dan acuan dalam
pembaharuan pidana terhadap marital rape.
Sebelum membahas tentang teori yang akan digunakan dalam menganalisis
data penelitian, terlebih dahulu perlu memahami tentang pengertian pemerkosaan
dalam perkawinan. Banyak definisi yang menjelaskan pengertian pemerkosaan
dalam perkawinan. Pada beberapa tahun terakhir ini, pemerkosaan dalam
perkawinan digantikan dengan istilah kekerasan seksual terhadap pasangan intin
(Intimate Partner Sexual Violence/IPSV). Penggantian istilah ini untuk
mengakomodasikan inklusivitas pengertian perkawinan yang tidak saja dianggap
sebatas melibatkan pasangan yang sudah menikah, namun juga pasangan yang
belum menikah (Huff dan Rappleyea, 2020). Dengan mengakomodasikan
pemahaman tentang IPSV tersebut, peneliti mempergunakan definisi pemerkosaan
dalam perkawinan yang dikembangkan oleh Bergen yaitu hubungan seksual atau
penetrasi yang tidak diinginkan oleh pasangan dan diperoleh melalui paksaan,
ancaman kekuatan atau ketika pasangan tidak menyetujuinya (Bergen, 2006; Huff
dan Rappleyea, 2020).
Dalam melakukan analisis, peneliti akan mempergunakan teori terkait relasi
perempuan dan laki-laki yang dikembangkan oleh Simone de Beavoir yang
menyatakan bahwa sejak awal perempuan menjadi tidak memiliki
otonomi/kekuasaan atas tubuhnya sendiri seperti yang sudah diajarkan kepadanya
sejak awal yang mengharuskan perempuan selalu merasa senang atau harus
menyenangkan orang lain dan membiarkan tubuhnya sebagai objek saja (De
Beauvoir, 2019). Perempuan dianggap dan diperlakukan seperti boneka hidup
yang tidak memiliki kebebasan untuk memilih, melakukan sesuatu dan berpikir
dengan bebas akibat didikan/ajaran yang diberikan kepadanya semenjak masa
5

kecilnya dan dari sistem patriarki yang masih sangat kental. Hal tersebut terbawa
sampai dia menikah, seperti contoh ketika sang suami menginginkan melakukan
hubungan seksual dan sang istri menolak karena beberapa alasan seperti sedang
tidak dalam mood, lelah, atau sakit. Suami yang beranggapan menguasai istrinya
sepenuhnya dan suami dapat melakukan apapun hal yang di inginkannya sehingga
istri tidak mempunyai hak untuk menolak karena suami merasa sudah
menikahinya dan sudah membelinya dengan mahar pernikahan. Dengan kondisi
tersebut, tubuh perempuan diperlakukan seperti boneka hidup yang tidak memiliki
otoritas atas tubuhnya sendiri bahkan dalam urusan seksual yang memperlukan
sebuah consent dan persetujuan dari kedua belah pihak (De Beauvoir, 2019).

BAB 3 - METODE PENELITIAN


3.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan di kota Surabaya, dimana
penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian hukum dengan menggunakan
pendekatan ilmu sosial atau yang dikenal dengan Yuridis Empiris. Dengan
menggabungkan kedua disiplin tersebut maka secara konseptual penelitian ini
juga disebut sebagai penelitian Sosio Legal. Menurut Wignjosoebroto, penelitian
sosio legal merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan interdisipliner.
Dalam mengkaji sebuah fenomena dalam hukum, pendekatan interdisipliner ini
akan menggunakan konsep dan teori dari berbagai ilmu yang akan
dikombinasikan dan digabungkan (Krisnanto dan Syaputri, 2020).

3.2. Tahapan Penelitian dan Prosedurnya


Tahapan penelitian ini adalah:
Indikator
Tahapan Prosedur Output
Capaian
Tahap Persiapan
Pengurusan 1. Mengajukan 1. Surat pengantar Terbitnya surat
perizinan surat pengantar izin penelitian. izin penelitian
dari Fakultas. 2. Surat izin dari instansi yang
2. Mengajukan penelitian dari berwenang.
permohonan izin instansi terkait.
penelitian.
Pembuatan 1. Mengidentifikasi 1. Daftar data 1. Tersusunnya
instrument data sekunder sekunder. daftar data
penelitian 2. Menyiapkan 2. Pedoman sekunder.
variable wawancara. 2. Tersusunnya
penelitian yang pedoman
perlu diteliti. wawancara.
3. Membuat
6

Indikator
Tahapan Prosedur Output
Capaian
pedoman
wawancara.
Tahap Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan 1. Mengumpulkan 1. Semua data Semua data
data seluruh data sekunder penelitian telah
sekunder yang terkait terkumpul.
dibutuhkan terkumpul.
2. Melakukan 2. Data dari
wawancara semua key
semua key informant
informan. terkumpul.
Pengolahan Data 1. Melakukan Data telah Semua data
Primer pemilahan data. terpilahkan sesuai primer telah
2. Melakukan dengan kategori terolah
pemilahan
kategori data.
3. Melakukan
pemilahan secara
taksonomi
Analisis data 1. Melakukan Narasi data Semua data telah
penafsiran data. dinarasikan
2. Menarasikan
semua data.
Tahap Penulisan Laporan Penelitian dan Artikel Ilmiah
Penulisan 1. Menyusun 1. Laporan Laporan kemajuan
Laporan laporan Logbook. dan laporan akhir
Penelitian kemajuan 2. Laporan Akhir. penelitian
penelitian. terunggah dalam
2. Menyusun Simbelmawa.
laporan.
Penulisan Artikel 1. Menyusun Artikel ilmiah Artikel ilmiah
Ilmiah artikel ilmiah dipublikasikan
dari hasil dalam jurnal
penelitian. ilmiah
2. Mengunggah terakreditasi
artikel ilmiah nasional (SINTA).
dalam jurnal
ilmiah
terakreditasi
SINTA.
7

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Terdapat 2 (dua) jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung oleh peneliti
dengan melakukan wawancara kepada key informant dan observasi. Data
sekunder yang dikumpulkan berupa bahan hukum primer (KUH Pidana, UU
PKDRT), bahan hukum sekunder (peraturan pelaksana undang-undang) dan
bahan hukum tersier (artikel jurnal dan laporan penelitian yang terkait). Data
primer dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam (indepth interview)
dengan pedoman wawancara. Terkait pandemi Covid 19, maka wawancara
dengan key informant melalui platform virtual meeting. Sedangkan data sekunder
dikumpulkan dengan mempergunakan teknik studi pustaka.

3.4. Teknik Pengambilan Sampel


Data primer diperoleh dari wawancara terhadap key informant yang dipilih
dan ditentukan secara purposive sampling. Peneliti telah menetapkan terlebih
kriteria dari key informant yang akan diwawancarai. Adapun key informant yang
akan diwawancara dikelompokkan menjadi: (1) Kelompok responden laki-laki
dan perempuan yang sudah menikah (berjumlah 6 orag key informant). Kepada
kelompok key informant ini akan ditanyakan persepsi mereka terkait dengan relasi
laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga; (2) Kelompok responden dari tokoh
agama (berjumlah 2 orang key informant) akan ditanyakan persepsi terkait dengan
relasi kuasa laki-laki dan perempuan dalam berumah tangga; (3) Kelompok
penegak hukum baik polisi dan jaksa (berjumlah 2 orang), akan ditanyakan opini
hukum mereka terkait dengan pemerkosaan dalam perkawinan. Seluruh key
informant terpilih berdomisili di kota Surabaya.

3.5. Teknik Analisis Data


Seluruh data hasil wawancara ini selanjutnya akan dianalisa dengan
menggunakan teknik etnografi kualitatif dengan model analisis James Spradley.
Model analisis etnografi James Spradley ini secara umum dibagi menjadi 4
langkah, yaitu: analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen dan
analisis tema. Dalam analisis domain ini peneliti akan menanyakan persepsi-
persepsi key informant tentang relasi kuasa laki-laki dan perempuan maupun
penafsiran hukum tentang pemerkosaan dalam perkawinan. Informasi-informasi
tentang persepsi dan penafsiran key informant tersebut dilanjutkan dengan analisis
taksonomi untuk memperdalam informasi-informasi tersebut. Melalui analisis
komponensial, peneliti mengidentifikasi informasi-informasi yang secara spesifik
menjelaskan tentang persepsi dan penafsiran tentang pemerkosaan dalam
perkawinan. Analisis selanjutnya diakhiri dengan melakukan analisis tema, yaitu
merangkai informasi-informasi dalam sebuah rasionalitas berpikir dan keterkaitan
antar informasi yang diperoleh dari key informant (Garido, 2017).
8

BAB 4 - BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1. Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Kebutuhan Kegiatan Virtual Rp. 1.400.000
2 Bahan habis pakai Rp. 3.550.000
3 Perjalanan Rp. 250.000
4 Lain-lain Rp. 600.000
TOTAL Rp. 5.800.000

4.2. Jadwal Kegiatan


Bulan
No. Kegiatan PIC
1 2 3 4
A. Tahap Persiapan
1. Pengurusan Perizinan Bernadeth
Gisela Lema
Udjan
2. Pembuatan instrumen penelitian Marchello Ivan
Darmawan
B. Tahap Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengumpulan Data Bernadeth
Gisela Lema
Udjan
2. Pengolahan Data Chris Ayu Berta
Uli Sagala
3. Analisis Data Marchello Ivan
Darmawan
C. Tahap Penyusunan Laporan Akhir dan Artikel Ilmiah
1. Penulisan Laporan Penelitian Bernadeth
(Laporan Kemajuan dan Gisela Lema
Laporan Akhir) Udjan
2. Penyusunan Artikel Ilmiah Marchello Ivan
Darmawan dan
Chris Ayu Berta
Uli Sagala
9

DAFTAR PUSTAKA
De Beauvoir, S. (2019) The Second Sex. Jilid 2. Yogyakarta: Narasi, Pustaka
Promethea.

Bergen, R. (2006) “Marital rape; New Research and Directions,” Applied


Research Forum, (February). Tersedia pada:
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/summary?doi=10.1.1.216.3998.

El-Muhtaj, M. (2015) Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia dari UUD
1945 sampai dengan Perubahan UUD 1945 Tahun 2002. 5 ed. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Garido, N. (2017) “The Method of James Spradley in Qualitative Research,”


Enfermería : Cuidados Humanizados, 6, hal. 43–48.

Huff, S. dan Rappleyea, D. L. (2020) “Understanding and Responding to Victims


of Interpersonal Sexual Violence and Sexual Assault within Committed
Relationships,” American Journal of Family Therapy, 48(1), hal. 107–125. doi:
10.1080/01926187.2019.1684217.

Komnas Perempuan (2020) Kekerasan Meningkat: Kebijakan Penghapusan


Kekerasan Seksual untuk Membangun Ruang Aman Bagi Perempuan dan Anak
Perempuan, Catatan tahunan tentang kekerasan terhadap perempuan. Tersedia
pada: https://www.komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2020/Catatan Tahunan
Kekerasan Terhadap Perempuan 2020.pdf.

Krisnanto, W. dan Syaputri, M. D. (2020) “Kelemahan Perlindungan Hukum


terhadap Perempuan Dari Kekerasan Seksual di Ruang Publik,” Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), hal. 519–528. doi:
10.33087/jiubj.v20i2.924.

Nasution, B. J. (2014) Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia. Bandung: CV.
Mandar Maju.

Raka, I. G. A. I. dan Resen, M. G. S. K. (2020) “Urgensi Pengaturan


Kriminalisasi Marital Rape Dalam RUU KUHP Indonesia,” Jurnal Kertha
Wicara, 9(4), hal. 1–12.

Samsudin, T. (2010) “Marital Rape Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia,” Al-
Ulum, 10(2), hal. 339–354. Tersedia pada:
http://jurnal.iaingorontalo.ac.id/index.php/au/article/view/57/37.

Sari, A. A. dan Sularto, R. B. (2019) “Kebijakan Formulasi Kekerasan Seksual


10

Terhadap Istri (Marital Rape) Berbasis Keadilan Gender Di Indonesia,” Jurnal


Pembangunan Hukum Indonesia, 1(1), hal. 117. doi: 10.14710/jphi.v1i1.117-127.

Setiyawan, W. B. M. dan Mahmud, H. (2018) “Menggagas Model Restorative


Justice Terhadap Tindak Pidana Marital Rape Dalam Membentuk Perlindungan
Terhadap Perempuan Yang Sesuai Dengan Norma Hukum di Indonesia,” Jurnal
Ius Constituendum, 3(April), hal. 68–82.

Siburian, R. J. (2020) “Menggeser Paradigma Kontra terhadap Kriminalisasi


Pemerkosaan dalam Rumah Tangga,” Lambung Mangkurat Law Journal, 5(1),
hal. 58. doi: 10.32801/lamlaj.v5i1.118.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Marchelo Ivan Darmawan
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202000008
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 18 Desember 2000
6 Alamat e-mail marchelo.darmawan@student.ukdc.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085733301234

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Kompetisi Esai Online Peserta 15-16 November
Mahasiswa tingkat 2020
Nasional Formasi Law
Fair 2020
2 Legal Analysis Student Anggota 2020/2021
Association

C. Penghargaan yang pernah diterima


No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Surabaya, 15 Maret 2021
Ketua

Marchelo Ivan Darmawan


12

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Bernadeth Gisela Lema Udjan
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 202000020
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 07 Mei 2002
6 Alamat e-mail bernadeth.udjan@student.ukdc.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 082143473953

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Kompetisi Esai O nline Peserta 15-16 November
Mahasiswa tingkat 2020
Nasional Formasi Law
Fair 2020
2 Legal Analysis Student Anggota 2020/2021
Association
3 Darma Cendika Law Panitia 2020
Competition

C. Penghargaan yang pernah diterima


No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Surabaya, 15 Maret 2021


Anggota

Bernadeth Gisela Lema Udjan


13

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Chris Ayu Berta Uli Sagala
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIM 19200029
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pematangsiantar, 07 Februari 2000
6 Alamat e-mail chris.sagala@student.ukdc.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081231824072

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 Piala KONI 2019 Cabang Peserta 15-17 November
Olahraga Tae Kwon Do 2019
2 Ubaya Law Fair 2019 Peserta 22-24 November
2019
3 Kuliah Tamu Covid-19 Panitia 02 Juni 2020
dan Asimilasi Narapidana
4 Webinar Nasional UKDC Panitia 22 Agustus 2020
5 2nd International Co-Author/Presenter 3-4 November
Conference on Law, 2020
Governance and Social
Justice
6 Webinar Penelitian Sosio Panitia 7 November 2020
Legal dengan Pendekatan
Etnografi
7 Kompetisi Esai Online Peserta 15-16 November
Mahasiswa tingkat 2020
Nasional Formasi Law
Fair 2020
8 Legal Analysis Student Koordinator LKTI 2020/2021
Association dan Essay

C. Penghargaan yang pernah diterima


No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara I Piala KONI 2019 Cabang 2019
Olahraga Tae Kwon Do
14

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Dem ikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Surabaya, 15 Maret 2021


Anggota

Chris Ayu Berta Uli Sagala


15

Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Drs. Wahyu Krisnanto, M.A.
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Hukum
4 NIP/NIDN 0724126704
5 Tempat dan Tanggal Lahir Surabaya, 24 Desember 1967
6 Alamat e-mail wahyu.krisnanto@ukdc.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081 554 123603

B. Riwayat Pendidikan
S1 – Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik - Universitas Airlangga, 1992
S2 – Magister Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik – Universitas 17
Agustus 1945

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Aspek Empiris Bidang Hukum Wajib 4
2. Pluralisme Hukum Wajib 4
3. Metode Penelitian Hukum Wajib 4
4. Hukum Perencanaan Wilayah Pilihan 2

Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Perlindungan Perempuan Korban Dikti 2016
Perdagangan Orang: Studi Sosio Legal
Kasus Perdagangan Orang di Kab.
Malang
2. Kelemahan Perlindungan Hukum Dikti 2018
Terhadap Perempuan Korban
Kekerasan Seksual di Ruang Publik
3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Hibah Internal 2019
Pemerintah Daerah dalam Perencanaan UKDC
Pembangunan (Studi Kasus di
lingkungan Pemerintah Kota
Probolinggo)
4. Perlindungan Hak Masyraakat Adat Hibah Internal 2020
Tengger Mendapatkan Bagi Hasil UKDC
16

No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun


Pendapatan Wisata Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru

Pengabdian kepada masyarakat


Judul Pengabdian kepada
No. Penyandang Dana Tahun
masyarakat
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Surabaya, 15 Maret 2021


Dosen Pendamping

(Drs. Wahyu Krisnanto, M.A.)


17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan Nilai
Jenis Pengeluaran Vol
(Rp) (Rp)
1. Kebutuhan Kegiatan Virtual
1.1. Sewa Kuota Internet (selama 4 4 100.000 400.000
bulan)
1.2. Sewa Aplikasi Video 10 100.000 1.000.000
Conference (utk 10 org resp)
Sub Total 1 1.400.000
2. Bahan Habis Pakai
2.1. Pembelian kertas A4 (2 rim) 2 100.000 200.000
2.2. Akses Jurnal (10 jurnal) 10 300.000 3.000.000
2.3. Bahan Kebutuhan Prokes
Pembelian Masker (1 box) 1 200.000 200.000
Pembelian Hand Sanitizer 3 50.000 150.000
Sub Total 2 3.550.000
3. Perjalanan
3.1. Transportasi local (5 trip) 5 50.000 250.000
Sub Total 3 250.000
4. Lain-lain
4.1. Penggandaan Laporan Akhir 3 200.000 600.000
Sub Total 4 600.000
Total Keseluruhan 5.800.000
Terbilang: Lima Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah
18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas


Bidang Alokasi
No Nama/NIM Prodi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
1 Marchelo Ivan Ilmu Ilmu 4 jam/ 1. Koordinasi
Darmawan / Hukum Hukum minggu kegiatan
202000008 2. Studi literatur
3. Analisis Data
4. Penyusunan
laporan
2 Bernadeth Gisela Ilmu Ilmu 4 jam/ 1. Studi literatur
Lema Udjan / Hukum Hukum minggu 2. Survei
202000020 3. Analisis Data
4. Penyusunan
laporan.
3 Chris Ayu Berta Uli Ilmu Ilmu 4 jam/ 1. Studi
Sagala / 19200029 Hukum Hukum minggu literatur
2. Survei
3. Analisis Data
4. Penyusunan
laporan.
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Marchelo Ivan Darmawan
NIM : 202000008
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RE / PKM-RSH saya dengan judul
“Urgensi Pemidanaan Pemerkosaan Dalam Perkawinan (Marital Rape) Di
Indonesia Dari Perspektif Feminisme Hukum” yang diusulkan untuk Tahun
Anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga
atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Surabaya, 15 Maret 2021


Yang Menyatakan,

Marchelo Ivan Darmawan


NIM 19200029
20

Lampiran 5. Kuesioner Riset

FORM KUISIONER/PEDOMAN WAWANCARA MARITAL


RAPE

1. Untuk Suami.

• Berapa usia Anda


• Apa sebelumnya sudah/pernah menikah?
• Berapa usia pernikahan Anda?
• Apakah Anda mengetahui tentang pemerkosaan dalam perkawinan atau
biasa disebut dengan marital rape?
• Jika Iya, maka bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
• Jika tidak, maka kita akan menjelaskan secara singkat lalu bertanya
bagaimana pendapat narasumber/responden mengenai marital rape.
• Apakah marital rape itu suatu hal yang salah?
• Menurut Anda apakah sebagai suami seluruh perintah Anda harus di
kabulkan oleh istri?
• Berikan alasan Anda, mengapa keinginan suami harus disetujui oleh istri?

2. Untuk Istri.

• Berapa usia Anda


• Apa sebelumnya sudah/pernah menikah?
• Berapa usia pernikahan Anda?
• Apakah Anda mengetahui tentang pemerkosaan dalam perkawinan atau
biasa disebut dengan marital rape?
• Jika Iya, maka bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
• Jika tidak, maka kita akan menjelaskan secara singkat lalu bertanya
bagaimana pendapat narasumber/responden mengenai marital rape.
• Apakah Anda pernah mengalami hal tsb?
21

• Jika pernah maka dampaknya seperti bagaimana?


• Menurut Anda apakah semua perintah dan keinginan dari suami itu mutlak
dan tidak bisa dibantah?
• Berikan alasan Anda, mengapa keinginan suami harus disetujui oleh istri?

3. Untuk Aparat/Jaksa.

• Berapa usia Anda?


• Apakah Anda mengetahui tentang pemerkosaan dalam perkawinan atau
biasa disebut dengan marital rape?
• Jika Iya, maka bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
• Apakah bapak/ibu pernah menangani kasus marital rape sebelumnya?
• Jika pernah menangani kasus tsb, bagaimana putusan/tanggapan bapak/ibu
dan peran yang bapak/ibu lakukan? Lalu bagaimana penyelesaiannya dan
akan diselesaikan menggunakan pengaturan hukum apa?
• Melihat dari sudut KUHP atau UU KDRT menurut Anda, kesulitan
apakah saat menangani kasus kekerasan seksual dalam perkawinan?
• Apakah ada peluang perlindungan hukum terhadap korban kekerasan
seksual dalam perkawinan saat ini?
• Bagaimana saran Anda untuk melakukan proses hukum terhadap kasus
kekerasan seksual dalam perkawinan?
• Berikan pendapat/saran Anda, apa hukuman yang tepat bagi pelaku
kekerasan seksual dalam perkawinan jika RUU PKS disahkan?
• Terkait paradigma pelaku kekerasan seksual dalam perkawinan yang
dipengaruhi oleh konstruksi sosial dan agama, maka sebaiknya apa yang
harus dilakukan oleh Negara dalam menangani kasus tersebut baik
terhadap pelaku maupun korban?

4. Pemuka Agama (Islam/Katolik/Kristen).

Islam :
• Berapa usia Anda?
22

• Apakah Anda mengetahui tentang pemerkosaan dalam perkawinan atau


biasa disebut dengan marital rape?
• Jika Iya, maka bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
• Jika tidak, maka kita akan menjelaskan secara singkat lalu bertanya
bagaimana pendapat narasumber/responden mengenai marital rape.
• Bagaimana perspektif hukum/aturan islam terhadap kedudukan dan posisi
suami dan istri dalam pernikahan
• Bagaimana perspektif hukum/aturan islam terkait marital rape?
• Jika pernah mendapat/menangani kasus marital rape, bagaimana solusi
yang bapak/ibu tawarkan yang sesuai dengan perspektif/hukum/aturan
agama Islam dan bagaimana solusi dari bapak/ibu sendiri (sebelum masuk
ke pengadilan)?
• Bagaimana syariat dan hadist dalam Al – Quran terkait dengan tugas dan
kewajiban suami istri?
• Bagaimana hak dan kewajiban suami istri selama melakukan hubungan
seks berdasar syari’at dan hadist dalam Al – Quran?
• Berikan pendapat Anda, terkait dengan syariat dan hadist tersebut jika ada
istri yang menolak ajakan suaminya untuk berhubungan seks.
• Bagaimana pendapat Anda jika kekerasan seksual dalam perkawinan
diatur dalam UU PKS? Apakah Anda setuju atau tidak? Jika tidak, berikan
alasan Anda?

Katolik/Kristen :
• Berapa usia Anda?
• Apakah Anda mengetahui tentang pemerkosaan dalam perkawinan atau
biasa disebut dengan marital rape?
• Jika Iya, maka bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut?
• Jika tidak, maka kita akan menjelaskan secara singkat lalu bertanya
bagaimana pendapat narasumber/responden mengenai marital rape.
• Bagaimana perspektif hukum/aturan katolik/kristen terhadap kedudukan
dan posisi suami dan istri dalam pernikahan
23

• Jika pernah mendapat/menangani kasus marital rape, bagaimana solusi


yang bapak/ibu tawarkan yang sesuai dengan perspektif/hukum/aturan
agama Katolik/Kristen dan bagaimana solusi dari bapak/ibu sendiri
(sebelum masuk ke pengadilan)
• Bagaimana perspektif hukum/aturan katolik/kristen terkait marital rape?
• Bagaimana pendapat Anda jika kekerasan seksual dalam perkawinan
diatur dalam UU PKS? Apakah Anda setuju atau tidak? Jika tidak, berikan
alasan Anda?

Anda mungkin juga menyukai