Anda di halaman 1dari 11

Jurnal KESMAS, Vol. 7 No.

6, 2018

ANALISIS SUPLEMENTASI VITAMIN A PADA IBU NIFAS, KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR, DAN PHBS TERHADAP MORBIDITAS BAYI
Hadijah Bando*, Cicik Mujianti*

*Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
Kesehatan ibu dan anak telah menjadi fokus utama dalam pembangunan global. Kesehatan ibu
dan anak menjadi bagian dari tujuan MDG’s karena masih tingginya angka kematian dan
kesakitan ibu serta angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat. Prevalensi ISPA pada anak usia di bawah satu tahun yang
terdiagnosis sebesar 14,9% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 35,92%, prevalensi pneumonia
yang terdiagnosis sebesar 0,76% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,20%, prevalensi campak
yang terdiagnosis sebesar 1,81% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,44%. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis suplementasi vitamin A pada ibu nifas, kelengkapan
imunisasi dasar, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap morbiditas bayi. Penelitian
dilakukan di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 205 ibu dan bayi. Teknik pengambilan
sampel secara proportionate stratified random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah
statistik deskriptif dan statistik inferensia. Statistik inferensia menggunakan uji Chi-Square. Hasil
uji Chi-Square diperoleh bahwa suplementasi vitamin A pada ibu nifas dan imunisasi
berhubungan signifikan dengan morbiditas bayi (p=0,000; p=0,015), tetapi PHBS tidak
berhubungan signifikan dengan morbiditas bayi (p=0,762)

Kata kunci : ASI eksklusif, bayi, IMD, kolostrum, morbiditas

ABSTRACT
Children and mother’s health had been being main focus on global development and being one of
MDG’s purpose because mortality and morbidity rate of infant and mother still high. Mortality
and morbidity rate were indicator of public health and society well-being. Prevalence of children
under one years of age diagnosed with upper respiratory tract infection was 14.9% and not
diagnosed was 35.92%, prevalence of pneumonia diagnosed was 0.76% and not diagnosed was
2.20%, prevalence of measles diagnosed was 1.81% and not diagnosed was 2.44%. The purpose of
this study was to analyze vitamin A supplementation on postpartum women, completeness of
primary immunization, and Clean and Healthy Behaviors on Infant morbidity. This study held in
Palu City, Central Sulawesi Province. The design of this study was cross-sectional, with 205
postpartum women and infant as respondents. Sampling technique was proportional stratified
random sampling. Statistical test using were descriptive and inferensial test. Inferensial statistic
using in this study was chi-square test. Result showed that vitamin A supplementation on
postpartum women and immunization significantly related to infant morbidity (p= 0.000;
p=0.015), but Clean and Healthy Behaviors didnt significantly related (p = 0.762).

Keywords: antihyperglicemic, kelor leaves, Moringa oleifera, prediabetic, tea, adult women.

PENDAHULUAN masyarakat yang setinggi-tingginya


Pembangunan kesehatan merupakan (Depkes RI 2009a).
bagian integral pembangunan nasional, Kesehatan ibu dan anak telah
yang bertujuan untuk meningkatkan menjadi fokus utama dalam
kesadaran, kemauan, dan kemampuan pembangunan global. Hal ini ditunjukkan
hidup sehat bagi setiap orang agar melalui empat tujuan Millenium
terwujud peningkatan derajat kesehatan Development Goals (MDG’s), terutama

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

tujuan MDG’s keempat dan kelima, yaitu prevalensi pneumonia yang terdiagnosis
menurunkan angka kematian anak dan sebesar 0,76% dan yang tidak
meningkatkan kesehatan ibu. terdiagnosis sebesar 2,20%, prevalensi
Kesehatan ibu dan anak menjadi campak yang terdiagnosis sebesar 1,81%
bagian dari tujuan MDG’s karena masih dan yang tidak terdiagnosis sebesar
tingginya angka kematian dan kesakitan 2,44%. Prevalensi diare tertinggi juga
ibu serta angka kematian bayi yang terjadi pada balita meskipun tersebar
merupakan indikator kesehatan hampir merata pada semua usia.
umum dan kesejahteraan masyarakat Prevalensi diare anak usia di bawah satu
(Prasetyawati 2012). tahun yang tidak terdiagnosis sebesar
Proporsi kematian bayi neonatal 16,5% (Depkes RI 2008).
dan postneonatal di Indonesia sebesar Beberapa faktor risiko yang
9,0% dengan presentase pada daerah berpengaruh dengan kejadian penyakit
pedesaan lebih besar dari pada daerah infeksi pada bayi, yaitu berat lahir,
perkotaan. Kematian bayi neonatal usia kehamilan, status sosial ekonomi,
sebagian besar disebabkan oleh gangguan etnis, jumlah saudara, penitipan anak
pernapasan yang diikuti oleh prematuritas dan kebiasaan merokok orang tua (Duijts
dan sepsis, sedangkan kematian bayi et al. 2010). Infeksi saluran pernapasan
postneonatal dan balita disebabkan oleh akut (ISPA) pada bayi dan anak dapat
tingginya morbiditas penyakit infeksi disebabkan oleh beberapa faktor baik
terutama diare dan pneumonia. Diare langsung maupun tidak langsung. Faktor-
menyumbangkan 31,4% kematian pada faktor yang dapat menyebabkan ISPA
anak usia 29 hari sampai 11 bulan dan pada bayi diantaranya adalah status sosial
pneumonia sebesar 23,8% (Depkes RI ekonomi yang rendah, rendahnya status
2008). gizi, berat badan lahir rendah, inisiasi
Morbiditas penyakit infeksi pemberian ASI, pemberian makanan
terutama Infeksi Saluran Pernapasan Atas prelaktal, status imunisasi, polusi udara
(ISPA), pneumonia, dan campak tertinggi di dalam rumah, kebiasaan merokok pada
terjadi pada balita, dengan peresentase orang tua, jumlah keluarga yang terlalu
terbesar pada anak usia satu sampai besar dan tingkat buta huruf ibu
empat tahun dan diikuti anak usia di (Goel et al. 2012; Prajapati et al. 2012).
bawah satu tahun. Prevalensi ISPA pada Tujuan umum penelitian ini adalah
anak usia di bawah satu tahun yang menganalisis suplementasi vitamin A,
terdiagnosis sebesar 14,9% dan yang kelengkapan imunisasi, dan PHBS
tidak terdiagnosis sebesar 35,92%, terhadap morbiditas bayi.

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

METODE mengalami gangguan kejiwaan dan dapat


Desain yang digunakan dalam penelitian berkomunikasi dengan baik, 3) Bayi
ini adalah cross sectional. Penelitian tidak memiliki penyakit kongenital, 4)
dilakukan di Kota Palu, Provinsi Ibu bersedia menjadi responden yang
Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi ditegaskan melalui persetujuan informed
penelitian dilakukan dengan consent Pengumpulan data
pertimbangan bahwa Kota Palu variabel suplementasi vitamin A pada ibu
merupakan salah satu wilayah di nifas, perilaku hidup bersih dan sehat
Sulawesi Tengah dengan jumlah (PHBS), dan imunisasi dilakukan dengan
morbiditas bayi yang masih cukup tinggi. wawancara terstruktur menggunakan
Penelitian dilakukan dari bulan Maret kuesioner. Uji statistik yang
sampai Oktober 2018. digunakan adalah statistik deskriptif dan
Variabel dari penelitian ini statistik inferensia. Statistik inferensia
meliputi suplementasi vitamin A pada ibu menggunakan uji Chi-Square.
nifas, kelengkapan imunisasi dasar, dan
PHBS (variabel independen) dan HASIL
morbiditas bayi (variabel dependen). Suplementasi Vitamin A pada Ibu
Sampel penelitian ini sebanyak 205 ibu Nifas
dan bayi. Teknik pengambilan sampel Berdasarkan WNPG (2004) angka
secara proportionate stratified random kecukupan vitamin A ibu nifas mendapat
sampling. Puskesmas Pantoloan (4 tambahan sebesar 350 μg/hari pada 6
orang), Puskesmas Tawaeli (12 orang), bulan pertama masa menyusui maupun
Puskesmas Mamboro (5 orang), pada 6 bulan kedua untuk memenuhi
Puskesmas Talise (9 orang), Puskesmas kebutuhan masa menyusui. Sedangkan
Singgani (48 orang), Puskesmas Kamonji angka kecukupan vitamin A untuk bayi
(6 orang), Puskesmas Sangurara (18 0-6 bulan sebesar 375 μg/hari
orang), Puskesmas Tipo (14 orang),
Puskesmas Kawatuna (11 orang),
Puskesmas Birobuli (40 orang),
Puskesmas Mabelopura (14 orang),
Puskesmas Bulili (14 orang), dan
Puskesmas Nosarara (10 orang). Adapun
kriteria inklusi yang ditetapkan antara
lain, 1) ibu dan bayi usia 0-11 bulan yang
berdomisili di Kota Palu, 2) Ibu tidak

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

Tabel 1 Sebaran responden (ibu) Palu. Namun berdasarkan hasil penelitian


berdasarkan karakteristik hanya 51,2% ibu nifas yang mendapatkan
(umur, pendidikan, kapsul vitamin A. Jumlah kapsul vitamin
pekerjaan, paritas) A yang diberikan sebanyak 1 atau 2
Suplementasi Jumlah Persentase kapsul. Hanya separuh dari ibu nifas
Vitamin A (n) (%)
Pemberian vitamin (52,4%) yang diberikan sebanyak 2
A 105 51,2 kapsul vitamin A. Seluruh ibu
Diberikan 100 48,8
Tidak diberikan 205 100,0 mengonsumsi vitamin A yang diberikan.
Total
Jumlah vitamin A
Alasan ibu contoh mengonsumsi
yang diberikan vitamin A tersebut adalah karena disuruh
1 kapsul 50 47,6
2 kapsul 55 52,4 bidan atau kader (92,4%) dan hanya
Total 105 100,0
sebagian kecil (7,6%) yang mengetahui
Jumlah vitamin A
yang dikonsumsi manfaatnya. Pemberian suplemen
1 kapsul 52 49,5
2 kapsul 53 50,5 vitamin A dilakukan oleh Bidan Desa
Total 105 100,0 dan Kader Posyandu. Sebagian besar
Alasan
mengonsumsi pemberian suplemen vitamin A
vitamin A 97 92,4
Disuruh 8 7,6 dilakukan oleh bidan (94,3%), namun
bidan/kader 105 100,0 hanya 18,1% dari bidan atau kader yang
Mengetahui
manfaatnya menjelaskan manfaat atau waktu minum
Total
Sumber didapatkan suplemen vitamin A. Lebih dari separuh
vitamin A (77,1%) ibu mengaku merasakan manfaat
Bidan 99 94,3
Kader 6 5,7 dari konsumsi suplemen vitamin A
Total 105 100,0
tersebut.
Pesan yang
disampaikan 19 18,1
Dijelaskan waktu
minum atau 86 81,9 Kelengkapan Imunisasi Dasar
manfaatnya
Imunisasi merupakan salah satu cara
Tidak ada pesan
yang disampaikan untuk memberikan kekebalan bayi dan

Manfaat suplemen anak terhadap berbagai penyakit,


vitamin A sehingga dengan pemberian imunisasi
Merasakan 81 77,1
manfaatnya 24 22,9 diharapkan bayi dapat tumbuh dalam
Tidak merasakan
manfaatnya keadaan sehat (2008). Imunisasi dasar
Sumber: Data Primer 2018 yang wajib diberikan kepada bayi pada
saat usia 0-6 bulan adalah BCG, DPT,
Program suplementasi vitamin A Polio dan hepatitis B (Prasetyawati
bagi ibu nifas sudah dijalankan di Kota 2012).

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

Tabel 2 Sebaran berdasarkan perilaku


hidup bersih dan sehat
Gambar 1 Sebaran bayi berdasarkan (PHBS)
kelengkapan imunisasi dasar No Pertanyaan N %
1 Persalinan anak terakhir 201 98,0
ditolong oleh tenaga
kesehatan
2 Ibu memberikan ASI 122 59,5
eksklusif dari lahir sampai
sekarang (saat penelitian)
Gambar 1 menunjukkan bahwa
3 Ibu menimbang bayi setiap 194 94,6
sebanyak 13,17% bayi belum melengkapi bulan
4 Sumber air berasal dari air 189 92,2
imunisasi dasar yang telah diwajibkan kemasan, air ledeng, air
pemerintah dan 86,83% bayi sudah pompa, sumur terlindung,
mata air terlindung
memenuhi kelengkapan imunisasi dasar 5 Sumber air berjarak minimal 14 43,8
10 m dari sumber
yang dianjurkan. pencemaran seperti tempat
penampungan kotoran,
limbah, kandang ternak
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 6 Ibu selalu mencuci tangan 200 92,2
dengan air bersih dan sabun
(PHBS) sebelum dan sesudah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) memegang makanan
7 Ibu selalu mencuci tangan 204 94,0
adalah sekumpulan perilaku yang dengan air bersih dan sabun
sesudah BAB dan mencebok
dipratikkan atas dasar kesadaran sebagai
bayi
hasil pembelajaran, yang menjadikan 8 Ibu selalu mencuci tangan 193 88,9
dengan air bersih dan sabun
seseorang, keluarga, kelompok atau sebelum menyusui bayi
masyarakat mampu menolong dirinya 9 Keluarga memiliki jamban 201 98,0
pribadi di rumah
sendiri (mandiri) dibidang kesehatan dan 10 Keluarga memiliki kebiasaan 201 98,0
BAB di WC/jamban di rumah
berperan aktif dalam mewujudkan 11 Jamban dibersihkan secara 199 97,1
kesehatan masyarakat (Kemenkes RI teratur
12 Ibu menguras bak mandi 186 90,7
2011). Dalam penelitian ini terdapat 10 minimal sekali seminggu
indikator PHBS yang dikembangkan 13 Keluarga makan sayur setiap 144 70,2
hari
menjadi 16 pertanyaan. 14 Keluarga makan buah setiap 38 18,5
hari
15 Keluarga melakukan aktivitas 185 90,2
fisik minimal 30 menit setiap
hari, seperti menyapu,
mengepel, mencuci, berkebun
dan lainnya
16 Anggota keluarga tidak 99 48,3
merokok di dalam rumah
Sumber: Datar Primer 2018

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

Persentase ibu responden yang melakukan aktivitas fisik sekurangnya 30


ditolong oleh tenaga kesehatan pada menit setiap hari yaitu sebesar 90,2%.
persalinan bayi terakhir cukup tinggi Kurang dari separuh (48,3%) anggota
sebesar 98,0%, ibu yang memberikan keluarga responden tidak merokok di
ASI eksklusif hanya 59,5%, ibu yang dalam rumah.
menimbang bayinya setiap bulan sebesar
94,6%. Sebesar 92,2% keluarga Morbiditas Bayi
responden menggunakan air bersih yang Morbiditas atau yang biasa dikenal
berasal dari sumur terlindung dan sebesar dengan kesakitan merupakan derajat
43,8% keluarga responden memiliki sakit, cidera atau gangguan pada suatu
sumber air berjarak minimal 10 meter populasi. Terdapat tiga ukuran
dari sumber pencemaran seperti tempat morbiditas, yaitu jumlah orang yang
penampungan kotoran, limbah serta sakit, periode atau lama sakit yang
kandang ternak. dialami, dan yang ketiga adalah durasi
Ibu responden yang memilki penyakit (Timmreck 2002).
kebiasaan mencuci tangan dengan
menggunakan air bersih dan sabun
sebelum dan sesudah memegang
makanan sebesar 92,2%, sesudah BAB
dan mencebok bayi sebesar 94,0% serta
sebelum menyusui sebesar 88,9%.
Hampir keseluruhan (98,0%) keluarga
responden memilki jamban pribadi di Gambar 2 Sebaran berdasarkan
rumah dan memiliki kebiasaan buang air kejadian sakit pada bayi
besar (BAB) di jamban, serta sebesar Hasil penelitian menunjukkan
97,1% keluarga yang memiliki kebiasaan bahwa sebanyak 65,4% bayi pernah
membersihkan jamban secara teratur dan mengalami sakit selama satu bulan
keluarga yang menguras bak mandi terakhir dan 34,6% bati tidak mengalami
minimal seminggu sekali sebesar 90,7%. sakit (Gambar 2).
Lebih dari separuh (70,2%)
keluarga yang memilki kebiasaan
mengonsumsi sayur setiap hari, namun
kebiasaan mengonsumsi buah setiap hari
masih rendah yaitu hanya sebesar 18,5%.
Hampir seluruh keluarga responden

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

Tingkat morbiditas ditentukan


melalui skor morbiditas. Skor morbiditas
diperoleh dari hasil perkalian antara lama
dengan frekuensi sakit yang dialami oleh
bayi selama 1 bulan terakhir. Banyaknya
bayi yang mempunyai tingkat morbiditas
Gambar 3 Sebaran bayi yang rendah lebih besar (68,7%)
mengalami sakit dibandingakan bayi dengan tingkat
berdasarkan jenis penyakit morbiditas tinggi (31,3%). Rata-rata skor
morbiditas bayi adalah 10,6.
Jenis penyakit yang paling sering
diderita oleh bayi pada penelitian ini Suplementasi Vitamin A pada Ibu
yaitu demam, sakit lainnya (flu, batuk, Nifas terhadap Morbiditas Bayi
demam berdarah (DBD), penyakit kulit, Tabel 3 Suplementasi Vitamin A pada
dan sariawan), ISPA, dan diare. ibu nifas terhadap morbiditas
Persentase bayi yang menderita demam bayi
sebesar 39,6%. Persentase responden Morbiditas Bayi
Nilai
Pemberian Sakit Tidak
yang mengalami penyakit kulit, DBD, p
Suplementasi Sakit
dan sariawan pada penelitian ini sebesar Vitamin A n % n %
Diberikan 45 22,0 60 29,3 0,000
25,4%. Persentasi bayi yang pernah Tidak 89 43,4 11 5,4
diberikan
menderita ISPA sebesar 23,1%.
Sumber: Data Primer 2018
Persentase bayi yang pernah atau sedang
menderita diare sebesar 11,9%.
Tabel 3 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden yang diberikan
suplementasi Vitamin A tidak menderita
sakit sebulan terakhir dan sebagian besar
responden yang tidak diberikan
suplementasi Vitamin A menderita sakit
sebulan terakhir. Hasil uji Chi-Square
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pemberian
Gambar 4 Sebaran bayi berdasarkan
suplementasi vitamin A pada ibu nifas
tingkat morbiditas
dengan kejadian morbiditas bayi dengan
nilai p=0,000 (p<0,05).

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

Kelengkapan Imunisasi Dasar terdapat hubungan yang signifikan antara


terhadap Morbiditas Bayi PHBS dengan kejadian morbiditas bayi
Tabel 4 Kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p=0,762 (p>0,05).
terhadap morbiditas bayi
Morbiditas Bayi
Nilai
PEMBAHASAN
Sakit Tidak
Imunisasi p Suplementasi Vitamin A pada Ibu
Sakit
Dasar
n % n % Nifas terhadap Morbiditas Bayi
Tidak 23 11,2 3 1,5 0,015
lengkap Pemberian vitamin A dosis tinggi segera
Lengkap 111 54,1 68 33,2
setelah melahirkan juga dapat
Sumber: Data Primer 2018
meningkatkan konsentrasi vitamin A
dalam ASI. Banyak penelitian yang
Tabel 4 menunjukkan bahwa
berhubungan dengan suplementasi
sebagian besar responden yang tidak
vitamin A pada ibu nifas dan hasilnya
diberikan imunisasi dasar lengkap
terdapat beberapa penelitian yang
menderita sakit sebulan terakhir. Hasil uji
menunjukkan efek positif atau sebaliknya
Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat
dari suplementasi vitamin A tersebut.
hubungan yang signifikan antara
Hasil penelitian Stoltzfus et al.
pemberian kelengkapan imunisasi dasar
(1993) menujukkan bahwa suplementasi
dengan kejadian morbiditas bayi dengan
vitamin A dosis tinggi pada ibu menyusui
nilai p=0,015 (p<0,05).
merupakan cara yang efektif untuk
memperbaiki status vitamin A pada ibu
PHBS terhadap Morbiditas Bayi
dan bayi. Selain itu, hasil penelitian Basu
Tabel 5 PHBS terhadap morbiditas bayi
et al. (2003) menyatakan bahwa
Morbiditas Bayi
Nilai
Sakit Tidak
p
suplementasi vitamin A dosis tinggi pada
PHBS Sakit
n % N % ibu nifas di India dapat menurunkan
Kurang 13 6,3 5 2,4 0,762 morbiditas pada bayi. Penelitian Roy et
Sedang 51 24,9 26 12,7
Baik 70 34,1 40 19,5 al.(1997) menyatakan bahwa
Sumber: Data Primer 2018 suplementasi vitamin A pada ibu
malnutrisi dapat meningkatkan
Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi retinol ASI untuk bayi dan
sebagian besar responden yang memiliki menurunkan lamanya infeksi saluran
PHBS kurang menderita sakit sebulan pernapasan dan demam pada bayi yang
terakhir, begitupun untuk responden yang disusui.
memiliki PHBS sedang dan baik. Hasil Menurut Depkes RI (2009b),
uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak suplementasi vitamin A dosis tinggi

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

(warna merah) dengan dosis 200 000 IU Beisel 1996). Faktor utama penyebab
harus diberikan kepada ibu nifas karena anak mengalami defisiensi vitamin A
dapat mencegah infeksi pada ibu nifas, adalah ibu mengalami defisiensi vitamin
kesehatan ibu cepat pulih setelah A sehingga vitamin A yang terkandung
melahirkan, pemberian 1 kapsul vitamin dalam ASI juga rendah, bayi sering
A merah cukup untuk meningkatkan menderita sakit, ketidakmampuan
kandungan vitamin A dalam ASI selama mengabsorpsi, kehilangan nafsu makan
60 hari dan pemberian 2 kapsul vitamin serta peningkatan kebutuhan. Defisiensi
A merah diharapkan cukup menambah vitamin A pada ibu dikarenakan asupan
kandungan vitamin A dalam ASI sampai makanan yang rendah vitamin A dan
bayi berusia 6 bulan. Selain itu menurut tingginya angka kelahiran yang disertai
WHO/UNICEF/IVACG (1997), dengan lamanya menyusui bayi (Miller et
suplementasi vitamin A tersebut berguna al. 2002). Hal ini diduga bahwa
untuk mengatasi defisiensi vitamin A vitamin A mempunyai cadangan yang
serta menurunkan risiko terjadinya disimpan di dalam hati. Dalam keadaan
penyakit infeksi, morbiditas dan normal, cadangan vitamin A dalam hati
mortalitas pada bayi. Namun terdapat dapat bertahan hingga enam bulan. Asam
beberapa penelitian yang tidak retinoat akan diabsorpsi jika tubuh
menunjukkan efek positif dari mengalami kekurangan konsumsi vitamin
suplementasi vitamin A. A (Almatsier 2004). Kekurangan vitamin
Hasil penelitian Newton et al. A dapat menyebabkan bayi sering
(2005) menunjukkan bahwa tidak menderita sakit. Hasil yang sama juga
ditemukan pengaruh suplementasi ditunjukkan oleh penelitian Basu et al.
vitamin A pada ibu nifas dan bayi (2003); Safitri dan Briawan (2013).
terhadap respon imun tubuh untuk vaksin
tetanus dan polio. Selain itu, Malaba et Kelengkapan Imunisasi Dasar
al. (2005) menyatakan bahwa terhadap Morbiditas Bayi
suplementasi vitamin A pada ibu nifas Imunisasi merupakan usaha memberikan
atau bayi tidak dapat menurunkan kekebalan pada bayi agar tubuh membuat
mortalitas bayi pada wanita negatif HIV zat anti sebagai upaya pencegahan
dengan status vitamin A yang cukup. terhadap penyakit tertentu dengan cara
Peningkatan morbiditas dan memasukkan vaksin ke dalam tubuh.
mortilitas pada anak-anak di negara Melalui imunisasi diharapkan dapat
berkembang berhubungan dengan meningkatkan kekebalan tubuh anak
defisiensi vitamin A (Kjolhede dan terhadap penyakit sehingga dapat

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

menurunkan angka morbiditas, mortalitas Hasil uji Chi-Square menunjukkan


dan kecacatan akibat penyakit yang dapat bahwa tidak terdapat hubungan antara
dicegah dengan imunisasi (Hidayat PHBS dengan morbiditas bayi (p>0,05).
2008). Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil uji Chi-Square menunjukkan Jayanti et al. (2011) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pemberian bahwa PHBS berhubungan positif
imunisasi dasar dengan morbiditas bayi dengan status gizi, namun tidak
(p<0,05). Hasil penelitian ini sejalan berhubungan dengan kejadian sakit.
dengan penelitian Safitri dan Briawan Padahal PHBS merupakan modal utama
(2013); Medhyna (2017). Pemberian bagi pencegahan penyakit ISPA,
imunisasi dasar lengkap berguna untuk sebaliknya perilaku yang tidak
memberikan perlindungan menyeluruh mencerminkan hidup sehat akan
terhadap penyakit-penyakit berbahaya menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku
karena vaksin merangsang sistem imun ini dapat dilakukan melalui upaya
untuk memproduksi limfosit T dan memperhatikan rumah sehat, desa sehat
antibodi, lalu tubuh akan dipenuhi dan lingkungan sehat (Ellita 2013).
limfosit T memori dan limfosit B yang Faktor perilaku dalam pencegahan dan
akan mengingat cara untuk memerangi penanggulangan penyakit ISPA pada
penyakit di kemudian hari (Chen 2014). bayi dan balita dalam hal ini adalah
praktek penanganan ISPA dikeluarga
PHBS terhadap Morbiditas Bayi baik yang dilakukan oleh ibu ataupun
PHBS adalah upaya memberikan anggota keluarga lainnya (Muryani
pengalaman belajar bagi perorangan, 2010). Frekuensi penyakit menjadi
keluarga, kelompok, dan masyarakat semakin bertambah tinggi akibat sanitasi
dengan membuka jalur komunikasi, yang buruk, salah satunya karena air
memberikan informasi dan melakukan bersih yang kurang.
edukasi, guna meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui KESIMPULAN
pendekatan advokasi, bina suasana Adapun simpulan dari penelitian ini
(social support), dan gerakan masyarakat adalah sebagai berikut:
(empowerment) sehingga dapat 1. Pemberian suplemen vitamin A pada
menerapkan cara hidup sehat dalam ibu nifas berhubungan dengan
rangka menjaga, memelihara, dan morbiditas bayi
meningkatkan kesehatan masyarakat 2. Pemberian imunisasi dasar lengkap
(Notoatmodjo 2007). berhubungan dengan morbiditas

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi
Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 6, 2018

bayiatau minuman tambahan lain Panduan Manajemen


Suplementasi Vitamin A. Jakarta
selain ASI.
(ID): Depkes RI.
3. Perilaku hidup bersih dan sehata
[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan
(PHBS) tidak berhubungan dengan Republik Indonesia . 2011.
morbiditas bayi Buletin Diare. Jakarta:
Kemenkes RI
Medhyna V. 2017. Faktor yang
DAFTAR PUSTAKA mempengaruhi kejadian ISPA
Basu S, Sengupta B, Paladhi PKR. 2003. pada bayi usia 4 sampai 6 bulan.
Single megadose vitamin A Jurnal Human Care. 2(1): 1-6
supplementation of Indian Miller M, Humphrey J, Johnson E,
mothers and morbidity in Marinda E, Brookmeyer R, Katz
breastfed young infants. Posgrad J. 2002. Why do children become
med j. 79: 397-402. vitamin A deficient. J Nutr.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan 132:2867S-80S.
Republik Indonesia. 2009a. Safitri M, Briawan D. 2013. Hubungan
Sistem Kesehatan Nasional. suplementasi vitamin A pada ibu
Jakarta (ID): Depkes RI. nifas dan morbiditas bayi umur
Chen, Yinxi. 2014. Risk Factors for 0-6 bulan di Kecamatan
Acute Respiratory Infection in Ciampea, Kabupaten Bogor.
the Australian Community. Jurnal Gizi dan Pangan. 8 (2):
89-94.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2009b.

Analisis Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas, Kelengkapan


Imunisasi Dasar, dan PHBS Terhadap Morbiditas Bayi

Anda mungkin juga menyukai