6, 2018
ABSTRAK
Kesehatan ibu dan anak telah menjadi fokus utama dalam pembangunan global. Kesehatan ibu
dan anak menjadi bagian dari tujuan MDG’s karena masih tingginya angka kematian dan
kesakitan ibu serta angka kematian bayi yang merupakan indikator kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat. Prevalensi ISPA pada anak usia di bawah satu tahun yang
terdiagnosis sebesar 14,9% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 35,92%, prevalensi pneumonia
yang terdiagnosis sebesar 0,76% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,20%, prevalensi campak
yang terdiagnosis sebesar 1,81% dan yang tidak terdiagnosis sebesar 2,44%. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis suplementasi vitamin A pada ibu nifas, kelengkapan
imunisasi dasar, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terhadap morbiditas bayi. Penelitian
dilakukan di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 205 ibu dan bayi. Teknik pengambilan
sampel secara proportionate stratified random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah
statistik deskriptif dan statistik inferensia. Statistik inferensia menggunakan uji Chi-Square. Hasil
uji Chi-Square diperoleh bahwa suplementasi vitamin A pada ibu nifas dan imunisasi
berhubungan signifikan dengan morbiditas bayi (p=0,000; p=0,015), tetapi PHBS tidak
berhubungan signifikan dengan morbiditas bayi (p=0,762)
ABSTRACT
Children and mother’s health had been being main focus on global development and being one of
MDG’s purpose because mortality and morbidity rate of infant and mother still high. Mortality
and morbidity rate were indicator of public health and society well-being. Prevalence of children
under one years of age diagnosed with upper respiratory tract infection was 14.9% and not
diagnosed was 35.92%, prevalence of pneumonia diagnosed was 0.76% and not diagnosed was
2.20%, prevalence of measles diagnosed was 1.81% and not diagnosed was 2.44%. The purpose of
this study was to analyze vitamin A supplementation on postpartum women, completeness of
primary immunization, and Clean and Healthy Behaviors on Infant morbidity. This study held in
Palu City, Central Sulawesi Province. The design of this study was cross-sectional, with 205
postpartum women and infant as respondents. Sampling technique was proportional stratified
random sampling. Statistical test using were descriptive and inferensial test. Inferensial statistic
using in this study was chi-square test. Result showed that vitamin A supplementation on
postpartum women and immunization significantly related to infant morbidity (p= 0.000;
p=0.015), but Clean and Healthy Behaviors didnt significantly related (p = 0.762).
Keywords: antihyperglicemic, kelor leaves, Moringa oleifera, prediabetic, tea, adult women.
tujuan MDG’s keempat dan kelima, yaitu prevalensi pneumonia yang terdiagnosis
menurunkan angka kematian anak dan sebesar 0,76% dan yang tidak
meningkatkan kesehatan ibu. terdiagnosis sebesar 2,20%, prevalensi
Kesehatan ibu dan anak menjadi campak yang terdiagnosis sebesar 1,81%
bagian dari tujuan MDG’s karena masih dan yang tidak terdiagnosis sebesar
tingginya angka kematian dan kesakitan 2,44%. Prevalensi diare tertinggi juga
ibu serta angka kematian bayi yang terjadi pada balita meskipun tersebar
merupakan indikator kesehatan hampir merata pada semua usia.
umum dan kesejahteraan masyarakat Prevalensi diare anak usia di bawah satu
(Prasetyawati 2012). tahun yang tidak terdiagnosis sebesar
Proporsi kematian bayi neonatal 16,5% (Depkes RI 2008).
dan postneonatal di Indonesia sebesar Beberapa faktor risiko yang
9,0% dengan presentase pada daerah berpengaruh dengan kejadian penyakit
pedesaan lebih besar dari pada daerah infeksi pada bayi, yaitu berat lahir,
perkotaan. Kematian bayi neonatal usia kehamilan, status sosial ekonomi,
sebagian besar disebabkan oleh gangguan etnis, jumlah saudara, penitipan anak
pernapasan yang diikuti oleh prematuritas dan kebiasaan merokok orang tua (Duijts
dan sepsis, sedangkan kematian bayi et al. 2010). Infeksi saluran pernapasan
postneonatal dan balita disebabkan oleh akut (ISPA) pada bayi dan anak dapat
tingginya morbiditas penyakit infeksi disebabkan oleh beberapa faktor baik
terutama diare dan pneumonia. Diare langsung maupun tidak langsung. Faktor-
menyumbangkan 31,4% kematian pada faktor yang dapat menyebabkan ISPA
anak usia 29 hari sampai 11 bulan dan pada bayi diantaranya adalah status sosial
pneumonia sebesar 23,8% (Depkes RI ekonomi yang rendah, rendahnya status
2008). gizi, berat badan lahir rendah, inisiasi
Morbiditas penyakit infeksi pemberian ASI, pemberian makanan
terutama Infeksi Saluran Pernapasan Atas prelaktal, status imunisasi, polusi udara
(ISPA), pneumonia, dan campak tertinggi di dalam rumah, kebiasaan merokok pada
terjadi pada balita, dengan peresentase orang tua, jumlah keluarga yang terlalu
terbesar pada anak usia satu sampai besar dan tingkat buta huruf ibu
empat tahun dan diikuti anak usia di (Goel et al. 2012; Prajapati et al. 2012).
bawah satu tahun. Prevalensi ISPA pada Tujuan umum penelitian ini adalah
anak usia di bawah satu tahun yang menganalisis suplementasi vitamin A,
terdiagnosis sebesar 14,9% dan yang kelengkapan imunisasi, dan PHBS
tidak terdiagnosis sebesar 35,92%, terhadap morbiditas bayi.
(warna merah) dengan dosis 200 000 IU Beisel 1996). Faktor utama penyebab
harus diberikan kepada ibu nifas karena anak mengalami defisiensi vitamin A
dapat mencegah infeksi pada ibu nifas, adalah ibu mengalami defisiensi vitamin
kesehatan ibu cepat pulih setelah A sehingga vitamin A yang terkandung
melahirkan, pemberian 1 kapsul vitamin dalam ASI juga rendah, bayi sering
A merah cukup untuk meningkatkan menderita sakit, ketidakmampuan
kandungan vitamin A dalam ASI selama mengabsorpsi, kehilangan nafsu makan
60 hari dan pemberian 2 kapsul vitamin serta peningkatan kebutuhan. Defisiensi
A merah diharapkan cukup menambah vitamin A pada ibu dikarenakan asupan
kandungan vitamin A dalam ASI sampai makanan yang rendah vitamin A dan
bayi berusia 6 bulan. Selain itu menurut tingginya angka kelahiran yang disertai
WHO/UNICEF/IVACG (1997), dengan lamanya menyusui bayi (Miller et
suplementasi vitamin A tersebut berguna al. 2002). Hal ini diduga bahwa
untuk mengatasi defisiensi vitamin A vitamin A mempunyai cadangan yang
serta menurunkan risiko terjadinya disimpan di dalam hati. Dalam keadaan
penyakit infeksi, morbiditas dan normal, cadangan vitamin A dalam hati
mortalitas pada bayi. Namun terdapat dapat bertahan hingga enam bulan. Asam
beberapa penelitian yang tidak retinoat akan diabsorpsi jika tubuh
menunjukkan efek positif dari mengalami kekurangan konsumsi vitamin
suplementasi vitamin A. A (Almatsier 2004). Kekurangan vitamin
Hasil penelitian Newton et al. A dapat menyebabkan bayi sering
(2005) menunjukkan bahwa tidak menderita sakit. Hasil yang sama juga
ditemukan pengaruh suplementasi ditunjukkan oleh penelitian Basu et al.
vitamin A pada ibu nifas dan bayi (2003); Safitri dan Briawan (2013).
terhadap respon imun tubuh untuk vaksin
tetanus dan polio. Selain itu, Malaba et Kelengkapan Imunisasi Dasar
al. (2005) menyatakan bahwa terhadap Morbiditas Bayi
suplementasi vitamin A pada ibu nifas Imunisasi merupakan usaha memberikan
atau bayi tidak dapat menurunkan kekebalan pada bayi agar tubuh membuat
mortalitas bayi pada wanita negatif HIV zat anti sebagai upaya pencegahan
dengan status vitamin A yang cukup. terhadap penyakit tertentu dengan cara
Peningkatan morbiditas dan memasukkan vaksin ke dalam tubuh.
mortilitas pada anak-anak di negara Melalui imunisasi diharapkan dapat
berkembang berhubungan dengan meningkatkan kekebalan tubuh anak
defisiensi vitamin A (Kjolhede dan terhadap penyakit sehingga dapat