Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP

KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV


DI SD MUHAMMADIYAH PENDOWOHARJO

ARTIKEL JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Oleh
Asih Wulandari
NIM 11108241047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2015
PERSETUJUAN

Artikel jurnal yang berjudul "PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK


TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM KELAS rv SD MUHAMMADIYAH
PENDOWOHARJO, BANTUL, YOGYAKARTA' yang disusun oleh Asih
Wulandari, NIM 1110824rc47 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
dipublikasikan.

Yogyakarta, l0 Juni 2015


Pembim Pembimbing II

&
Drs. Purwono PA, M.Pd. Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd.
NIP 19551014 198210 1 001 NIP 19824623 200604 l 001

?rnu,n* no Pnoci i

&-"g.
\e rco,^
Pengaruh Pendekatan Saintifik .... (Asih Wulandari) 1

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEAKTIFAN SISWA


DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV DI SD MUHAMMADIYAH
PENDOWOHARJO

THE EFFECT OF SCIENTIFIC APPROACH TOWARD INVOLVEMENT OF STUDENTS IN


SCIENCE LEARNING ON FOURTH GRADE OF SD MUHAMMADIYAH PENDOWOHARJO

Oleh: Asih Wulandari, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Prasekolah dan
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, asih.wulandari58@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik terhadap keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA kelas IV. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD Muhammadiyah Pendowoharjo. Kelas IV B sebagai kelas eksperimen diberi penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Kelas IVA sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran ekspositori.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata dari hasil observasi keaktifan siswa akhir
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil observasi akhir
keaktifan siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yaitu 73,77>42,62 . Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA mempunyai pengaruh positif
terhadap keaktifan siswa kelas IV SD Muhammadiyah Pendowoharjo.

Kata kunci : pendekatan saintifik, keaktifan siswa, kelas IV SD

Abstract

This research aims to know the influence of scientific approach toward involvement of students in science
learning 4th grade. The research is quasi experimental research. The subject of this research is 4th grade students
of SD Muhammadiyah Pendowoharjo. 4th grade B as experiment class was given treatment implementation of
scientific approach in science learning. 4th grade A as control class was given expository learning . Data collection
techniques used observation. The instrument in this research used observation sheets. The testing of hypotheses
done by comparing the average from last observation score of involvement students between experiment class and
control class. The results of research showed that average value of the last observation involvement students in the
experiment class is better than control class, that is 73,77>42,62. Based on it can be concluded that the
implementation of scientific approach in science learning have positive effect toward involvement fourth grade
students of SD Muhammadiyah Pendowoharjo.
Keyword: Scientific Approach, Involvement Of Students, Fourth Grade Of SD

PENDAHULUAN Suyono dan Hariyanto (2011: 2)


Saat ini, pembelajaran dalam pendidikan mengatakan bahwa konsep belajar dan
di Indonesia masih banyak berpusat pada guru pembelajaran lebih dahulu ditekankan kepada
(teacher center). Pada sistem pembelajaran model istilah mengajar atau pengajaran, selalu berubah
Teacher Centered Learning, guru lebih banyak dan berkembang perubahan paradigma
melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan pengajaran (teaching), atau instruksi yang
bentuk ceramah (lecturing). Pada saat mengikuti berfokus kepada aktivitas guru (teacher-centered)
pembelajaran atau mendengarkan ceramah, siswa menuju pembelajaran, yang berfokus kepada
sebatas memahami sambil membuat catatan, bagi aktivitas siswa (student-centered) diawali dengan
yang merasa memerlukannya (Sudjana, 2005: perkembangan konsep psikologi dan filsafat
39). pendidikan yang sedang berkembang.
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke IV Agustus 2015

Guru harus mampu memberikan prinsip saja tetapi juga suatu proses penemuan.
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Sudah jelas bahwa pembelajaran IPA sebaiknya
Agar dapat memberi pengalaman belajar yang dilakukan dengan mengajak siswa aktif.
mendalam bagi siswa, guru harus mampu Pada kenyataannya, masih banyak
memilih pendekatan pembelajaran yang dapat pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang belum
merangsang dan menimbulkan aktifitas siswa melibatkan siswa. Guru masih dominan
selama proses pembelajaran berlangsung. Dilihat menyampaikan materi dengan metode ceramah.
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua Adapun keterlibatan siswa hanya terbatas pada
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan mengerjakan soal-soal dalam buku. Tidak adanya
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat media yang mendukung pembelajaran juga
pada siswa (student centered approach) dan (2) menghambat ketertarikan siswa untuk mengikuti
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau pembelajaran.
berpusat pada guru (teacher centered approach). Suriasumantri (dalam Patta Bundu, 2006:
Salah satu pendekatan yang selama ini 3) mengemukakan bahwa pembelajaran Sains
dianggap berpusat pada siswa adalah pendekatan berkewajiban untuk membiasakan anak didik
saintifik (scientific approach). Pendekatan menggunakan metode ilmiah atau keterampilan
saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, proses dalam mempelajari Sains. Metode ilmiah
menginspirasi, menguatkan, dan melatari merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
pemikiran tentang bagaimana metode atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh
pembelajaran diterapkan berdasarkan teori pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
tertentu (Kemendikbud, 2013). Kemendikbud memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk
(2013) juga memberikan konsepsi tersendiri dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method
bahwa pendekatan ilmiah (scientific approach) of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari
dalam pembelajaran didalamnya mencakup objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
komponen: mengamati, menanya, menalar, terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
mencoba/mencipta, spesifik.
menyajikan/mengkomunikasikan. Melalui metode ilmiah ini, siswa harus
Salah satu mata pelajaran di SD adalah dibawa untuk mendapatkan “sendiri” hasil dan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berdasarkan makna tentang pembelajaran itu. Tentunya hal ini
lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 membuat pembelajaran berpusat pada siswa.
tentang Standar Isi untuk SD/MI dijelaskan Kasinya Harto (2012: 75) menjelaskan bahwa
bahwa IPA adalah mata pelajaran yang student centered learning (SCL) adalah proses
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan centered) diharapkan dapat mendorong siswa
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang untuk terlibat secara aktif dalam membangun
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip- pengetahuan, sikap dan perilaku. Melalui proses
Pengaruh Pendekatan Saintifik .... (Asih Wulandari) 3

pembelajaran yang keterlibatan siswa secara Target/Subjek Penelitian


aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak Dalam penelitian ini tidak menggunakan
seorang peserta didik untuk belajar. Aktifitas sampel, karena penelitian mengambil seluruh
siswa menjadi penting ditekankan karena belajar populasi yaitu seluruh siswa kelas IV SD
itu pada hakikatnya adalah proses yang aktif Muhammadiyah Pendowoharjo sebagai subjek
dimana siswa menggunakan pikirannya untuk penelitian.
membangun pemahaman (constructivism
Prosedur Penelitian
approach).
Penelitian ini merupakan penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat
eksperimen dengan pola Non Equivalent Control
dikatakan bahwa pendekatan saintifik diharapkan
Group Design. Kelas IV B sebagai kelas
dapat membuat siswa lebih aktif. Namun, karena
eksperimen diberi perlakuan penerapan
tergolong pendekatan baru di Indonesia, belum
pendekatan saintifik dan kelas IV A sebagai kelas
ada penelitian yang mengungkap secara empirik
kontrol diberi penerapan pembelajaran
bahwa pendekatan saintifik dapat mempengaruhi
ekspositori. Pemilihan kelas kontrol dan
keaktifan siswa. Hal inilah yang menjadi dasar
eksperimen dilakukan dengan undian dimana
peneliti untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
kelas yang namanya keluar pertama dijadikan
seberapa besar pengaruh pendekatan saintifik
kelas eksperimen. Hal ini dilakukan karena kedua
terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
kelas mempunyai kemampuan yang setara.
kelas IV di SD Muhammadiyah Pendowoharjo,
Teknik Pengumpulan Data
Bantul, Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini digunakan adalah observasi.
METODE PENELITIAN
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
Penelitian ini menggunakan pendekatan
mengetahui pengaruh pendekatan saintifik dalam
kuantitatif untuk menghilangkan subjektifitas
pembelajaran IPA dan juga untuk mengukur
dalam penelitian.
keaktifan siswa.
Jenis Penelitian
Instrumen Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Instrumen yang akan digunakan dalam
eksperimen semu karena subjek tidak
penelitian ini adalah pedoman observasi. Jumlah
memungkinkan diambil sampel.
lembar observasi yang digunakan sebanyak tiga
Waktu dan Tempat Penelitian
buah. Lembar observasi pertama digunakan untuk
Penelitian ini dilakukan di SD
memperoleh data-data pada aktivitas guru
Muhammadiyah Pendowoharjo, Sewon, Bantul
maupun siswa di kelas eksperimen. Lembar
sejak tanggal 20 April 2015 sampai tanggal 2 Mei
observasi kedua digunakan untuk memperoleh
2015.
data-data aktivitas guru dan siswa pada kelas
kontrol. Sedangkan lembar observasi ketiga
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke IV Agustus 2015

digunakan untuk memperoleh data-data tentang Kelas IV B sebagai kelas eksperimen diberi
keaktifan siswa pada kelas eksperimen maupun perlakuan dengan menerapkan pendekatan
pada kelas kontrol. saintifik sedangkan kelas kontrol dengan
Validitas Instrumen ekspositori. Sebelum diberi perlakuan, peneliti
Pada uji validitas instrumen dalam melakukan observasi awal untuk mengukur
penelitian ini menggunakan validitas konstrak keaktifan awal siswa (pre test). Hasil pre test
(construct validity) sebagai pengukur tingkat pada kelas eksperimen menunjukkan rata-rata
validitasnya. Untuk menguji validitas konstrak, skor hasil observasi sebesar 39,54 dan rata-rata
dapat menggunakan pendapat dari ahli (judgment skor hasil observasi awal kelas kontrol sebesar
experts). Instrumen dalam penelitian ini 39,08. Selisih rata-rata skor observasi awal antara
dikatakan valid jika disetujui dan disahkan oleh kelas eksperimen dengan kelas kontrol yaitu 0,46.
ahli yang terkait dalam penelitian ini. Nilai selisih yang sangat tipis tersebut
Teknik Analisis Data menunjukkan bahwa kelas eksperimen dengan
Penelitian ini menggunakan teknik kelas ontrol memiliki tingkat keaktifan yang
analisis data statistik deskriptif karena penelitian setara.
dilakukan pada populasi tanpa diambil
sampelnya. Rumus statistik yang digunakan
untuk menganalisis data tersebut adalah
mean/rata-rata.

Keterangan:
Mean = rata-rata Gambar 1. Diagram Batang Hasil Observasi
Keaktifan Siswa Awal
= jumlah data
N = jumlah individu Hasil observasi keaktifan siswa selama
empat kali pertemuan menunjukkan rata-rata hasil
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN observasi pada kelas eksperimen lebih besar
Penelitian dilakukan di SD daripada kelas kontrol baik pada pertemuan
Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul, pertama, kedua, dan ketiga. Pada pertemuan
Yogyakarta dengan subyek penelitian kelas IV A pertama di kelas eksperimen rata-ratanya 64,77
dan IV B dan jumlah siswa masing-masing 13 sedangkan di kelas kontrol rata-ratanya 45,15.
siswa. Materi pembelajaran juga sama, yaitu Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen rata-
mengenai perubahan lingkungan fisik yang ratanya 77,63 sedangkan di kelas kontrol rata-
dilakukan selama 4 kali pertemuan setiap ratanya 38,69. Pada pertemuan ketiga skor rata-
kelasnya. Perbedaannya terletak pada perlakuan rata kelompok eksperimen 69,08, sedangkan di
yang dilakukan pada kelas IV A dengan IV B. kelas kontrol skor rata-ratanya 45,08.
Pengaruh Pendekatan Saintifik .... (Asih Wulandari) 5

Tabel 1. Perbandingan keaktifan siswa Tabel 3. Pengkategorian Hasil Observasi


pertemuan pertama sampai pertemuan Keaktifan Siswa Awal dan Akhir
ketiga
Kategori Rentang Skor
Pertemuan Pertemuan Pertemuan
(A) Sangat Aktif 63-93
Deskripsi 1 2 3
(B) Cukup Aktif 32-62
KE KK KE KK KE KK (C) Kurang Aktif 1-31
Rata-Rata
Skor
Observasi 64,77 49,15 77,62 38,69 69,08 45,08 Hasil observasi kegiatan siswa dalam
Keaktifan
Siswa pembelajaran IPA dengan penerapan pendekatan
saintifik pada kelas eksperimen seluruhnya
Keterangan:
KE : Kelas Eksperimen memperoleh kategori sangat baik. Pada
KK : Kelas Kontrol pertemuan pertama rata-rata skornya 19,23,
Sementara itu, pada pertemuan terakhir pertemuan kedua rata-rata skornya 22,77,
(post test) skor rata-rata kelas eksperimen adalah pertemuan ketiga rata-rata skornya 21,58, dan
73,77 dan di kelas kontrol rata-rata skornya rata-rata skor pertemuan keempat adalah 21,69.
42,62. Selain itu, skor rata-rata setiap pertemuan Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
di kelas eksperimen selalu lebih baik daripada dengan penerapan pendekatan saintifik berjalan
kelas kontrol. Pada kelas eksperimen rata-rata sesuai dengan rencana. Siswa sebagian besar
skor selalu memperoleh kategori sangat aktif bersedia mengikuti kegiatan pembelajaran IPA
sedangkan rata-rata skor kelas kontrol selalu yang meliputi mengamati, menanya,
memperoleh kategori cukup aktif. mengumpulkan informasi/ eksperimen,
Tabel 2. Perbandingan Rata-Rata Skor Hasil menganalisis/ menyimpulkan, dan
Observasi Keaktifan Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol mengkomunikasikan. Sedangkan untuk guru,
Hasil Observasi observer menilai bahwa guru sudah menerapkan
Deskripsi Awal Akhir seluruh tahap pendekatan saintifik
KE KK KE KK
Hasil observasi kegiatan siswa dalam
Rata-Rata
Skor kelas kontrol seluruhnya memperoleh kategori
Hasil baik. Pada pertemuan pertama, rata-rata skor
39,54 39,08 73,77 42,62
Observasi
Awal dan yang diperoleh adalah 9,62, pertemuan kedua
Akhir rata-rata skornya 7,08, pertemuan ketiga
Cukup Cukup Sangat Cukup
Kategori memperoleh rata-rata skor 6,77, dan pertemuan
aktif aktif Aktif Aktif
terakhir memperoleh rata-rata skor 7,23.
Walaupun seluruh pertemuan memperoleh
kategori baik, namun masih banyak siswa yang
memperoleh skor 1. Hal tersebut memperlihatkan
bahwa pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
guru yang didominasi dengan kegiatan ceramah,
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke IV Agustus 2015

diskusi maupun mengerjakan soal-soal pada buku dibandingkan kelas kontrol. Dengan demikian,
tugas membatasi siswa untuk bisa aktif dalam hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima
proses pembelajaran. Untuk kegiatan guru, bahwa pendekatan saintifik berpengaruh terhadap
observer juga menilai bahwa guru sudah keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV
melakukan seluruh kegiatan sesuai rencana SD Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul,
pe,belajaran. Hanya saja kurang bisa memancing Yogyakarta. Dengan penerapan pendekatan
siswa untuk lebih aktif dalam proses saintifik siswa menjadi lebih aktif.
pembelajaran. Sehingga siswa kurang Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa
memperhatikan penjelasan maupun perintah guru. pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Setelah pemberian perlakuan dengan saintifik adalah pembelajaran yang menekankan
menerapkan pendekatan saintifik di kelas pada pemberian pengalaman secara langsung baik
eksperimen, dan melakukan pembelajaran menggunakan observasi, eksperimen, maupun
ekspositori (ceramah, diskusi, tanya jawab, cara lainnya sehingga realitas yang akan
mengerjakan soal) pada kelas kontrol, sebanyak berbicara sebagai informasi atau data yang
masing-masing kelas 4 kali pertemuan. diperoleh selain valid juga dapat
Berdasarkan data dari hasil observasi akhir dipertanggungjawabkan (Agus Sujarwanta,
mengenai keaktifan siswa diperoleh data rata-rata 2012:75). Berdasarkan teori diatas, dapat
skor di kelas eksperimen 73,77 dan di kelas diartikan juga bahwa dengan pemberian
kontrol rata-rata skornya 42,62. Kategori kelas pengalaman langsung saat pembelajaran
eksperimen adalah sangat aktif dan kategori kelas menggunakan pendekatan saintifik maka guru
kontrol adalah cukup aktif. telah memberikan kesempatan kepada siswa
Untuk membuktikan hipotesis dapat untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Semua
diterima atau tidak, maka dilakukan uji hipotesis kegiatan dalam pendekatan saintifik merangsang
dengan membandingkan nilai rata-rata yang siswa untuk aktif baik secara fisik maupun
diperoleh dari hasil post test maupun hasil mental.
observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung baik di kelas eksperimen maupun di SIMPULAN DAN SARAN
kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan Simpulan
bahwa hasil post test atau hasil observasi terakhir Berdasarkan hasil penelitian dan
di kelas eksperimen memperoleh rata-rata skor pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian
lebih tinggi daripada kelas kontrol yaitu ini adalah bahwa pendekatan saintifik
73,77>42,62. Begitu juga hasil observasi berpengaruh terhadap keaktifan siswa kelas IV
keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung SD Muhammadiyah Pendowoharjo, Bantul,
serta hasil observasi kegiatan siswa dengan Yogyakarta. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
penerapan pendekatan saintifik yang juga hasil observasi keaktifan siswa akhir kelas
menunjukkan hasil yang selalu lebih baik eksperimen yang lebih besar dari kelas kontrol
Pengaruh Pendekatan Saintifik .... (Asih Wulandari) 7

yaitu 73,77>42,62. Selain itu dapat dilihat pula Peneliti perlu melakukan penelitian
dari nilai rata-rata hasil observasi keaktifan siswa lanjutan terkait pendekatan saintifik kaitannya
selama pembelajaran dan kegiatan siswa di kelas dengan variabel lain seperti misalnya minat,
eksperimen yang juga lebih besar daripada nilai motivasi belajara, hasil belajar, dan lain-lain agar
rata-rata kelompok kontrol, baik pada pertemuan dapat dimanfaatkan oleh setidaknya diri sendiri
pertama sampai pertemuan terakhir. ketika sudah mengajar.
Penerapan pendekatan saintifik
berpengaruh terhadap keaktifan siswa DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan pembelajaran dengan metode Agus Sujarwanta. (2012). “Mengkondisikan
Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
ceramah, diskusi, dan mengerjakan soal seperti
Saintifik”. Jurnal Nuansa Kependidikan
yang biasa dilakukan oleh guru karena kegiatan- Vol 16 Nomor.1, November 2012.
kegiatan pembelajaran dalam penerapan
Kasinyo Harto. (2012). Active Learning dalam
pendekatan saintifik melibatkan siswa secara Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta:
Pustaka Felicha.
langsung dalam setiap kegiatan. Kegiatan
mengamati, menanya, eksperimen, Kemendikbud. (2013). Draft Kurikulum 2013.
Jakarta: Kemendikbud.
mengumpulkan informasi, menganalisis,
menyimpulkan, dan mengkomunikasikan Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan
Proses dan Sikap Ilmiah dalam
semuanya memberi kesempatan siswa untuk
Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Dirjen
belajar menemukan sendiri pengetahuan baru. Dikti.
Dengan hal ini jelas dapat memicu keaktifan
Sudjana, D. (2005). Metoda dan Teknik
siswa untuk belajar. Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production.
Saran
Berdasarkan simpulan diatas maka guru Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan
pembelajaran. Bandung: PT Remaja
sebaiknya dalam menerapkan pendekatan
Rosda Karya Offset.
saintifik mempersiapkan segala materi, alat, dan
bahan dengan matang supaya penggunaan waktu
pelajaran efektif. Peran kepala sekolah juga
diperlukan misalnya dengan mengadakan
observasi kelas berkala untuk dapat memberi
masukan kepada guru tentang proses
pembelajaran yang sekiranya perlu ditingkatkan.
Selain itu, sebaiknya kepala sekolah
mengusahakan pengadaan media pembelaran
khususnya media pembelajaran IPA agar siswa
lebih semangat belajar.

Anda mungkin juga menyukai