Anda di halaman 1dari 21

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. POLYPLEX FILMS INDONESIA

A. Sejarah Perusahaan
PT. Polyplex Films Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha industri damar buatan (resin sintetis) dan bahan baku plastik serta
barang plastik lembaran. Hal ini berdasarkan Nomor Induk Berusaha (NIB)
8120116062566 Tanggal 26 Oktober 2018 dari dari Pemerintah Republik
Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Pelayanan OSS. Beralamat di jalan modern
industri XVIII Blok AN Nomor 07 Kawasan industri Modern Desa Nambo Udik
Kecamatan Cikande Kabupaten Serang. PT. Polyplex Films Indonesia yang telah
memiliki dokumen lingkungan berupa Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Rinci (RKL&RPL Rinci) dengan Nomer:
02/NAIE-KEPDIR/RKL-RPL/V/21 dari PT. The New Asia Industrial Estate,
selaku pengelola Kawasan industry modern cikande Tanggal 03 Mei 2021.
Berdasarkan persetujuan RKL-RPL Rinci, menerangkan bahwa lingkup kegiatan
PT. Polyplex Films Indonesia antara lain jenis produksi PET Resin kapasitas
87.500 MT/tahun, Metalized PET Films kapasitas 7.500 ton/tahun dan Plain PET
Films kapasitas 48.000 ton/tahun. Berada dilahan seluas 54.400 m².

Seiring perjalan usaha P.T Polyplex Films Indonesia merencanakan


penambahan luasan lahan dari 54.400 m² penambahan 17.200 m² menjadi 71.600
m². Penambahan luasan lahan berdampingan atau menyatu satu hamparan dengan
lahan lama. Lahan baru digunakan untuk mendukung penambahan satu jenis
produksi yaitu BOPP Film kapasitas 70.000 ton/tahun, sehingga ada 4 jenis
produksi di PT. Polyplex Films Indonesia.

PT. Polyplex Films Indonesia sudah melakukan pengelolaan dan


pemantauan lingkungan antara lain penghijauan dan perkerasan jalan didalam area
perusahaan, menyediakan dan memisahkan area parkir kendaraan didalam area
perusahaan, sudah memiliki ijin dan bangunan TPS LB3, penggunaan WWTP
untuk limbah cair industri dan domestik, penggunaan blower, exhaust dan dust
collector didalam area produksi, penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai
resiko dan bahaya kerja, penggunaan pemadan api ringan (APAR) dan hydrant.

PT. Polyplex Films Indonesia sudah melakukan kegiatan tahap konstruksi


di lahan baru seluas 17.200 m², penambahan bangunan digunakan untuk jenis
produksi baru yaitu BOPP Film kapasitas 70.000 ton/tahun. Hal ini dikarenakan
PT. Polyplex Films Indonesia berada didalam Kawasan Industri Modern Cikande.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Surat Keputusan Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Penetapan
Kawasan Industri Tertentu Untuk Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi.
Kawasan Industri Modern Cikande masuk dalam peraturan tersebut.

PT. Polyplex Films Indonesia berada di dalam pengelolaan PT. The New
Asia Industrial Estate sebagai pengelola kawasan industri yang telah memiliki
AMDAL Kawasan Industri dengan persetujuan Nomor 666/98/Penceg./BLH/2013
Tanggal 24 Desember 2013 dengan luasan lahan kawasan industri seluas 1.000 ha
meliputi Wilayah Desa Nambo Udik Kecamatan Cikande dan Desa Babakan,
Mender, Bandung, Pengawinan dan Desa Blokang Kecamatan Bandung
Kabupaten Serang

B. Visi dan Misi PT. Polyplex Films Indonesia

1. Visi

Continuously grow and create value in all businesses and establish global
leadership in the plastic film business
Terus bertumbuh dan menciptakan nilai di semua bisnis dan membangun
kepemimpinan global dalam bisnis film plastik.

2. Misi

Creating Value for stakeholders (Investors, Customers, Employees,


Community) by delivering profitable value to customers and maximizing their
satisfaction

Universitas Faletehan
Menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan (investors, pelanggan,
karyawan, masyarakat) dengan memberikan nilai yang menguntungkan
kepada pelanggan dan memaksimalkan kepuasan mereka

C. Data Geografi

PT. Polyplex Films Indonesia beralamat di Kawasan Industri Modern Cikande,


Jl. Raya Jkt No.KM 68, Nambo Udik, Kec. Cikande, Kabupaten Serang,
Banten 42186

D. Keadaan Sosial Masyarakat

Lokasi kegiatan PT. Polyplex Films Indonesia telah sesuai dengan


peruntukannya. PT. Polyplex Films Indonesia berada didalam Kawasan Industri
Modern Cikande pengembang PT. The New Asia Industrial Estate. Beralamat
dijalan modern industri XVII Blok AN Nomor 07 Desa Nambo Udik Kecamatan
Cikande Kabupaten Serang.

PT. Polyplex Films Indonesia sudah melakukan pembebasan lahan seluas


17.200 m² untuk penambahan bangunan baru yang digunakan untuk menunjang
penambahan jenis produksi dan kegiatan lainnya. Penambahan luasan lahan baru
berdampingan atau menyatu/satu hamparan dengan lahan lama seluas 54.400 m².
PT. Polyplex Films Indonesia dengan ada penambahan luasan lahan baru, maka
luas lahan bertamabah menjadi 71.600 m² dengan status lahan adalah hak guna
bangunan (HGB). Lahan yang digunakan oleh PT. Polyplex Films Indonesia
berada didalam kawasan industri modern Cikande.

E. Ketenagakerjaan

PT. Polyplex Films Indonesia memiliki karyawan 525 orang. Waktu kerja
dalam seminggu adalah 6 (enam) hari karyawan produksi dan 5 (lima) hari kerja

Universitas Faletehan
untuk karyawan kantor dengan jumlah jam kerja dalam seminggu adalah 40
(empat puluh) jam. Adapun rincian jam kerja adalah sebagai berikut:

1. Produksi 6 (enam) hari kerja


 Hari Kerja: Senin - Sabtu
 Jam Kerja
Shift 1 : 07.00 WIB – 15.00 WIB
Shift 2 : 15.00 WIB – 23.00 WIB
Shift 3 : 23.00 WIB – 07.00 WIB
 Jam istirahat setiap shift akan diatur oleh department masing-masing.

2. Kantor 5 (lima) hari kerja :


 Hari Kerja: Senin - Kamis
 Jam Kerja: 08.00 WIB – 17.00 WIB
 Jam Istirahat: 12.00 WIB – 13.00 WIB

Tabel 3.1 Rencana Penggunaan Tenaga Kerja

Klasifikasi Jenis Kelamin Asal Tenaga Kerja Pendidikan


Pekerjaan Pria Wanita WNI WNA SMP SMA PT
Manager 11 - 2 9 - - 11
Staff 58 11 69 - - - 69
Operator 371 45 416 - - 401 15
Security 12 - 12 - - 12 -
Cleaning
15 2 17 - - 17 -
Service
Jumlah 467 58 516 9 - 430 95

Universitas Faletehan
F. Gambaran Program
Profil Perusahaan
1. Nama perusahaan : PT. Polyplex Films Indonesia
2. Alamat Lokasi Kegiatan : Jalan modern industry XVII Nomor

07 Kawasan Industri Modern

Cikande Desa Nambo Udik

Kecamatan Cikande Kabupaten

Serang

3. Penanggung Jawab Perusahaan


a. Nama : Sanjay Kumar Jha
b. Jabatan : Direktur Operasional
4. Penanggung Jawab UKL – UPL
a. Departemen : EHS/ K3L
b. No Tlp / Fax : 0254 8408562
5. Jenis Usaha / Kegiatan : Industri buatan (resin sintetis) dan
Barang Plastik Lembaran
6. Status Lahan Usaha : Hak Guna Bangunan (HGB)
7. Status Permodalan : Penanaman Modal Asing

1. Batas – batas lahan


A. Batas – batas lahan:
1) Utara : Jalan kawasan, tanah kosong dan
pemukiman berjarak ± 200 meter dari
pagar pabrik
2) Selatan : Lahan kosong kawasan dan PT. Yin
Hwa Indonesia (industri aksesoris sepatu)
3) Timur : Lahan kosong kawasan industri dan
pemukiman berjarak ± 250 meter dari
pagar pabrik
4) Barat : Lahan kosong kawasan industri

Universitas Faletehan
2. Lokasi Usaha/Kegiatan:

a. Desa Cikande : Nambo Udik


b. Kecamatan : Cikande
c. Kabupaten : Serang

G. Struktur Organisasi

Universitas Faletehan
H. Jenis Produk Yang Dihasilkan

Tabel 3.2 Jenis Usaha

No Uraian Kapasitas
1. PET Resin 87.500 MT
2. Metalized PET Film 7.500 ton
3. Plain PET Film 48.000 ton
4. BOPP Film 70.000 ton

1. PET Resin
Polyethylene Terephthalate atau disingkat PET merupakan bahan kemasan
pangan yang memiliki kekuatan tarik (tensile strength) yang tinggi sehingga
memiliki stabilitas bentuk cukup baik dan cocok untuk kemasan bentuk botol
dan gelas, stabil terhadap benturan, dan ketahanan kimia yang sangat baik
terhadap air, alkohol dan pelarut. Plastik PET juga memiliki permeabilitas gas
oksigen yang paling rendah sehingga dapat memberikan perlindungan yang
baik terhadap produk pangan dari kerusakan oksidatif. Kemasan plastik PET
banyak digunakan untuk botol minuman, botol minyak goreng, botol kecap,
botol saus sambal, dan gelas plastik. (Indriani et al., 2019)

Gambar 3.1 PET Resin

Sumber: Produk PT. Polyplex Films Indonesia

Universitas Faletehan
2. Metalized PET Film
Metalized PET Film adalah film polimer yang dilapisi dengan lapisan tipis
logam, biasanya aluminium. Metalized PET Film berbentuk tampilan logam
mengkilap dari aluminium foil. Metalized PET Film sendiri banyak
digunakan untuk tujuan dekoratif dan kemasan makanan. (Metallised Film -
Wikipedia, n.d.)

Gambar 3.2 Metallized Film

Sumber: Produk PT. Polyplex Films Indonesia

3. Plain PET Film


Plain PET Film memiliki karakteristik produk yang baik dengan didukung
fitur dan properti dengan dimensi yang stabil dan dapat ditarik/lentur. (Plain
Film | Polyplex, n.d.)

Gambar 3.3 Plain PET Film

Sumber: Produk PT. Polyplex Films Indonesia

Universitas Faletehan
4. BOPP Film
BOPP Film merupakan film dengan sifat mekanik dan fisik yang baik. BOPP
merupakan bahan yang bening, fleksibel, transparan atau tembus cahaya yang
dihasilkan dari polimer polipropilen, resin polipropilen dan termoplastik
linier. BOPP Film tersedia secara komersial dalam berbagai lebar, ketebalan
dan sifat tergantung pada kegunaan yang akan dipilih konsumen. (Bopp Film
Manufacturers, n.d.)
Gambar 3.4 BOPP Film

Sumber: Produk PT. Polyplex Films Indonesia

I. Gambaran Program K3 di PT. Polyplex Films Indonesia

Program Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) di PT. Polyplex


Films Indonesia adalah “Zero Accident, Zero Occupational illness, and Zero
Environment Impact”.

Adapun untuk mencapai target Zero Accident, Zero Occupational illness, and
Zero Environment Impact, PT. Polyplex Film Indonesia membuat beberapa
program-program K3L diantaranya:

1. Zero Accident and occupational illness, meliputi:


 Pelatihan-pelatihan EHS (Environment Health and Safety) yang
diberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan jadwal

Universitas Faletehan
 Pelatihan EHS untuk karyawan baru dan tamu yang akan melakukan
aktivitas di area produksi yang bertujuan untuk pengenalan dan
meminimalisir kecelakaan kerja
 Melakukan tinjauan berkala terkait risk assessment dari tiap departemen.
 Melakukan pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) berkala untuk
karyawan dengan periode 1 tahun sekali, untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dengan bekerja sama dengan RS Biomed Lab untuk
melakukan pemeriksaan berkala dan mengambil tindakan jika terjadi
keadaan darurat. Upaya ini untuk melindungi kesehatan karyawan di PT.
Polyplex Films Indonesia.

2. Environment complaint from external meliputi:


 Pengecekan limbah air domestik dan air limbah industry, yang dilakukan
oleh laboratorium internal dan external setiap bulannya
 Pengecekan lingkungan kerja (udara, emisi, ergonomic, psikologi) yang
bekerjasama dengan laboratorium external setiap 6 (enam) bulan,
 Melaporkan segala aktifitas dan monitoring lingkungan di area
perusahaan dalam bentuk RKL-RPL Rinci ke pengurus Kawasan
industry modern cikande dan dinas terkait.

3. Achievement of legal compliances for health safety and environmental


meliputi:
Melakukan update & review setiap peraturan pemerintah yang berkaitan
dengan keselamatan, kesehatan kerja & lingkungan (K3L) setiap bulannya.

4. To find unsafe actions or conditions meliputi safety inspection setiap


harinya dan ditinjau ulang pada saat safety meeting

5. Emergency drill meliputi meninjau emergency response team, menyediakan


tindakan pertama dari first aid team, Membuat sistem tanggap darurat

Universitas Faletehan
Tambahan selama masa pandemi:

1. PT. Polyplex Films Indonesia juga memberikan vitamin, madu dan masker
sebulan sekali untuk menjaga kesehatan karyawan
2. Di masa pandemi corona ini, manajemen PT. Polyplex Films Indonesia
melakukan pengecekan suhu seluruh karyawan sebelum memasuki lokasi
pabrik. Dan Ketika terjadi gejala, maka perusahaan mewajibkan pekerjanya
untuk swab mandiri dengan sistem reimburse
3. Pembatasan kunjungan tamu ke area perusahaan, dan jika keperluannya
mendesak dapat melakukan dengan melakukan konfirmasi 2 hari
sebelumnya dan miwajibkan melakukan test antigen sebelum melakukan
kunjungan.
4. Membuat standar menjaga jarak di beberapa tempat yang berpotensi
menyebabkan kerumunan, diantaranya di ruang meeting, kantin, area
merokok

Universitas Faletehan
BAB IV

HASIL KEGIATAN HARIAN PRAKTIKUM KESEHATAN


MASYARAKAT

A. Hasil Kegiatan Harian Praktikum Kesehatan Masyarakat

Tabel 4.1 Hasil Kegiatan Harian


Hari/Tanggal Kegiatan

Rabu  Perkenalan perusahaan


2 Feb 2022 (Sejarah, Hasil Produksi,
Kegiatan Safety dll)
 Safety Induction
Kamis  Pengecekan APAR
3 Feb 2022  Pengecekan Hydrant Box

Jum’at  Pengecekan Kebisingan dan


4 Feb 2022 Pencahayaan
 Presentasi
Senin  Rekapitulasi Data Alat dan
7 Feb 2022 Mesin
 Pembuatan Laporan Magang
Selasa  Rekapitulasi Data Alat dan
8 Feb 2022 Mesin
 Presentasi Tugas Terkait Teori
Segitiga Api serta Kebisingan
dan Pencahayaan
Rabu  Cek Lokasi Erema dan
9 Feb 2022 Metalize untuk laporan
magang

Kamis  Melanjutkan Laporan Magang

Universitas Faletehan
10 Feb 2022  Presentasi Tugas Terkait Reksa
Uji, Alat produksi dan Alat
Angkut
Jum’at  Presentasi Tugas Terkait FR,
11 Feb 2022 SR, CSMS, Aturan Mengenai
Ketinggian dan Standar O2
 Safety Induction
Senin  Melanjutkan Laporan Magang
14 Feb 2022  Bimbingan dengan
Pembimbing Lahan
Selasa  Pengecekan Limbah B3 dan
15 Feb 2022 TPS B3

Rabu  Pengecekan Udara Ambien


16 Feb 2022
Kamis  Pengecekan Air Limbah
17 Feb 2022 Domestik, Air Limbah
Industri, dan Air bersih
Jum’at  Pengecekan Udara Emisi
18 Feb 2022  Safety Induction ke chemical
Storage
Senin  Pengecekan radioaktif
21 Feb 2022  Pengecekan proses limbah di
ETP
Selasa  Safety Inspection
22 Feb 2022  Melanjutkan laporan magang
Rabu  Safety Inspection
23 Feb 2022  Melanjutkan laporan magang
Kamis  Safety Inspection
24 Feb 2022  Melanjutkan laporan magang
Jum’at  Mendata dokumen, APD, dan

Universitas Faletehan
25 Feb 2022 pembuatan Safety sign
 Perpisahan

B. Kebijakan Safety Inspection Pada Karyawan di PT. Polyplex Films Indonesia

Kebijakan safety inspection pada karyawan di PT. Polyplex Films Indonesia


meliputi:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.


2. Kebijakan untuk datang tepat waktu
3. Kebijakan memakai baju seragam
4. Kebijakan memakai masker medis di lingkungan kerja
5. Kebijakan menggunakan APD
6. Kebijakan larangan menggunakan aksesoris ketika berada di area kerja
7. Kebijakan larangan makan dan minum di area kerja
8. Kebijakan larangan merokok pada saat jam kerja

C. Sumber Daya Manusia K3 di PT. Polyplex Films Indonesia

Sumber daya manusia merupakan tenaga kerja yang melaksanakan


program K3 di PT Polyplex Films Indonesia. Berdasarkan Struktur K3 memiliki
Management Committee EHS (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang terdiri dari 1 ketua, 1 wakil ketua, 1 sekretaris dan 18 anggota
(Human Resource, Film Plant, Metalizer, Slitter, Chips Plant, PPC, Product
analyze, Technical Service, Engineering, Utility, P&D, Store, and CET) yang
bertugas memantau dan memberi penjelasan perihal prosedur K3 yang harus
dipatuhi dalam bekerja, sebagai pengatur aktif, dan memantau kesesuaian dengan
hukum. Memiliki EHS – K3L terdiri dari 2 pekerja yang bertugas mengumpulkan
informasi dan menjalankan program K3, melakukan P3K, memantau ketersediaan
alat bantu P3K, memeriksa APAR bulanan, memastikan kondisi APAR layak
pakai dan sebagai perujuk ke petugas medis. Total keseluruhan petugas safety
yang bertanggung jawab didalam PT. Polyplex Films Indonesia sebanyak 20

Universitas Faletehan
pekerja. Yang melaksanakan program safety inspection di PT. Polyplex Films
Indonesia adalah petugas EHS.

D. Pelaksanaan Safety Inspection di PT. Polyplex Films Indonesia


Pelaksanaan Safety Inspection di PT. Polyplex Films Indonesia di lakukan
oleh petugas EHS seperti halnya petugas mengidentifikasi kondisi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup yang dalam potensi bahaya atau
berpotensi darurat. Safety Inspection di lakukan dengan rutin setiap hari pada
pukul 08.00-11.30 WIB, 13.30- 15.00 WIB, dan 15.30-17.00 WIB. Serta ketika
ada keadaan dan kondisi darurat yang membutuhkan safety inspection pada saat
itu juga. Langkah-langkah pelaksanaan safety inspection adalah:

1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan jadwal kunjungan inspeksi
b. Pendataan laporan inspeksi sebelumnya
c. Menyiapkan daftar atau hal-hal yang akan di inspeksi

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengamatan rangkaian proses kerja untuk memastikan ada atau tidaknya
pelanggaran terhadap peraturan atau prosedur K3
b. Mengamati tindakan perorangan atau perilaku pekerja apakah sudah
memenuhi persyaratan k3
c. Mengumpulkan data atau memeriksa kembali data sesuai daftar inspeksi
yang telah dibuat
d. Melakukan perbaikan sementara dengan segera apabila saat pelaksanaan
inspeksi ditemukan tindakan atau kondisi berbahaya jika ada hal yang
tidak bisa dilakukan tindakan langsung maka langsung menghubungi
penanggung jawab tiap departemen.

Universitas Faletehan
3. Tahap Pelaporan
a. Laporan keadaan darurat: Mencakup kategori bahaya katastropik atau
kritis, laporan harus segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau
sesaat setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
b. Laporan berkala: Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori
darurat. Laporan bisa dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi.
c. Laporan ringkas: Mencakup kesimpulan dari semua item laporan
terdahulu.

Gambar 4.1 Tabel Kecelakaan Tahun 2020-2021

Berdasarkan Gambar 4.1 Tabel Kecelakaan di PT. Polyplex Films Indonesia tahun
2020-2021 (dalam rentang waktu April-Maret) terjadi 5 kasus kecelakaan.
Kasus kecelakaan terjadi pada bulan mei sebanyak 1 kasus, bulan juli sebanyak 1
kasus, bulan september 1 kasus, bulan oktober 1 kasus, dan bulan desember 1
kasus. Sedangkan pada tahun 2021-2022 (dalam rentang waktu April-Maret)
terjadi 4 kasus kecelakaan. Kasus kecelakaan terjadi pada bulan april sebanyak 1
kasus, bulan juni sebanyak 1 kasus, bulan oktober 1 kasus, dan bulan januari 1
kasus.

Universitas Faletehan
Gambar 4.2 Analisis Kecelakaan Tahun 2021-2022

Berdasarkan Gambar 4.2 Analisis Kecelakaan Tahun 2020-2021 di PT. Polyplex


Films Indonesia, kasus kecelakaan didata berdasarkan 6 bagian. Pada tahun 2020-
2021 menurut kepemilikannya kasus kecelakaan terjadi 100% bagian dari pekerja
PT. Polyplex Films Indonesia dan 0% bagian dari kontraktor. Menurut akar
masalahnya kasus kecelakaan terjadi 40% karena Unsafe Behaviour, 20% kasus
kecelakaan terjadi karena Unsafe Condition dan 40% kasus kecelakaan terjadi
karena keduanya (Unsafe Behaviour dan Unsafe Condition). Menurut pengalaman
bekerjanya 20% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama
kurun waktu <6 bulan, 20% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman
selama kurun waktu 6-12 bulan, 60% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja
berpengalaman selama kurun waktu 13-24 bulan, dan 0% kasus kecelakaan terjadi
pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu >24 bulan. Menurut tingkat
pendidikannya 100% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpendidikan SMA,
dan 0% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpendidikan universitas. Menurut
tingkat usianya 60% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berusia <30 tahun dan
40% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berusia >30 tahun. Dan menurut
pembagian waktu kerjanya 60% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja di shift A,

Universitas Faletehan
0% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja di shift B, dan 40% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja di shift C.
Sedangkan Analisis Kecelakaan Tahun 2021-2022 menurut kepemilikannya kasus
kecelakaan terjadi 67% bagian dari pekerja PT. Polyplex Films Indonesia dan
33% bagian dari kontraktor. Menurut akar masalahnya kasus kecelakaan terjadi
33% karena Unsafe Behaviour, 0% kasus kecelakaan terjadi karena Unsafe
Condition dan 67% kasus kecelakaan terjadi karena keduanya (Unsafe Behaviour
dan Unsafe Condition). Menurut pengalaman bekerjanya 33% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu <6 bulan, 0% kasus
kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu 6-12 bulan,
0% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu 13-
24 bulan, dan 67% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama
kurun waktu >24 bulan. Menurut tingkat pendidikannya 100% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berpendidikan SMA, dan 0% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja berpendidikan universitas. Menurut tingkat usianya 67% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berusia <30 tahun dan 33% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja berusia >30 tahun. Dan menurut pembagian waktu kerjanya 33% kasus
kecelakaan terjadi pada pekerja di shift A, 33% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja di shift B, dan 34% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja di shift C.
Gambar 4. 3 Bagian Tubuh Yang Terkena Kecelakaan Kerja

Berdasarkan Gambar 4.3 Bagian Tubuh Yang Terkena Kecelakaan Kerja Tahun
2020-2021 di PT. Polyplex Films Indonesia terjadi 5 kasus yaitu cidera di tangan

Universitas Faletehan
kanan 1 kasus (20%), cidera di jari kiri 2 kasus (40%), cidera di kaki kanan 1
kasus (20%), dan cidera di kaki kiri 1 kasus (20%). Sedangkan pada tahun 2021-
2022 terjadi 4 kasus yaitu cidera di kaki kanan 2 kasus (50%) dan cidera di jari
kanan 2 kasus (50%).

Gambar 4.4 Inspeksi APAR

Tabung APAR diatas dapat dilihat bahwa pressure gauge kearah kiri yang berarti
APAR dalam kondisi kosong.

Gambar 4.5 Unsafe Action

Pekerja diatas menunjukan unsafe action dapat dilihat bahwa pekerja tersebut
tidak memakai hairnet, tidak memakai sarung tangan pada saat pekerjaan
menggunakan cutter, dan memakai jam tangan di lingkungan kerja.

Universitas Faletehan
Gambar 4.6 Unsafe Action

Pekerja diatas menunjukan unsafe action dimana keduanya bekerja pada


ketinggian dan tidak memakai APD lengkap yaitu body harness. Jika terjadi
kecelakaan kerja, maka kedua pekerja tersebut rentang jatuh dan menimbulkan
patah tulang, tulang bergeser dari tempatnya, bahkan kematian.

E. Hasil Pelaksanaan Safety Inspection di PT. Polyplex Films Indonesia

Tindakan safety inspection merupakan tindak lanjut dari hasil lembar safety
inspection dibuat oleh departemen EHS yang akan diserahkan kepada Manager.
Tindakan tersebut membantu penanggung jawab untuk mengambil keputusan
yang lebih baik tentang hal-hal yang berkaitan dengan inspeksi. Disamping itu,
dibuatnya laporan juga memberikan manfaat bagi pengembangan-pengembangan
program seperti untuk kontrol pembelian material, pengembangan pelatihan,
penyediaan APD dan desain tempat kerja. Dokumentasi laporan akan
memudahkan kegiatan safety inspection terutama sebagai sumber informasi
penting untuk identifikasi masalah-masalah serupa dan memudahkan kegiatan
safety inspection berikutnya.

1. Pada Gambar 4.4 Inspeksi APAR, terjadi masalah tabung APAR dimana
Pressure Gauge menunjukan panah kearah kiri yang berarti tabung dalam
kondisi kosong. Petugas EHS melakukan pencatatan untuk APAR yang

Universitas Faletehan
dalam kondisi tidak layak pakai lalu mengajukan laporan permintaan
penggantian tabung APAR dari PT. Polyplex Films Indonesia kepada vendor
untuk melakukan penggantian tabung APAR yang kosong.
2. Pada Gambar 4.5 Unsafe Action, terdapat pekerja yang tidak menggunakan
APD lengkap yaitu hairnet dimana jika ada rambut pekerja yang rontok atau
jatuh ke barang produksi akan menghilangkan nilai higienis pada barang
produksi, tidak memakai sarung tangan level 3 (anti cutter) dan berpotensi
terluka pada saat bekerja, dan memakai jam tangan di lingkungan kerja
dimana itu bisa mencelakai pekerja karena berpotensi tersangkut dan melukai
pergelangan tangan pekerja. Maka petugas EHS langsung mengambil
tindakan untuk menegur secara langsung dan meminta pekerja untuk berhenti
bekerja sejenak dan diminta untuk menggunakan APD secara lengkap dan
melepas aksesoris yang tidak diperbolehkan. Setelah itu maka pekerja bisa
kembali bekerja.
3. Pada Gambar 4.6 Unsafe Action, terdapat dua orang pekerja yang bekerja
pada ketinggian dan tidak menggunakan APD untuk bekerja pada ketinggian
yaitu body harness. Maka petugas EHS langsung menindak lanjuti dengan
meminta kedua pekerja tersebut untuk menghentikan pekerjaannya dan turun
untuk memakai body harness, setelah itu maka kedua pekerja tersebut
diperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaannya.

Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai