Bab Iii
Bab Iii
A. Sejarah Perusahaan
PT. Polyplex Films Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha industri damar buatan (resin sintetis) dan bahan baku plastik serta
barang plastik lembaran. Hal ini berdasarkan Nomor Induk Berusaha (NIB)
8120116062566 Tanggal 26 Oktober 2018 dari dari Pemerintah Republik
Indonesia c.q. Lembaga Pengelola dan Pelayanan OSS. Beralamat di jalan modern
industri XVIII Blok AN Nomor 07 Kawasan industri Modern Desa Nambo Udik
Kecamatan Cikande Kabupaten Serang. PT. Polyplex Films Indonesia yang telah
memiliki dokumen lingkungan berupa Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan Rinci (RKL&RPL Rinci) dengan Nomer:
02/NAIE-KEPDIR/RKL-RPL/V/21 dari PT. The New Asia Industrial Estate,
selaku pengelola Kawasan industry modern cikande Tanggal 03 Mei 2021.
Berdasarkan persetujuan RKL-RPL Rinci, menerangkan bahwa lingkup kegiatan
PT. Polyplex Films Indonesia antara lain jenis produksi PET Resin kapasitas
87.500 MT/tahun, Metalized PET Films kapasitas 7.500 ton/tahun dan Plain PET
Films kapasitas 48.000 ton/tahun. Berada dilahan seluas 54.400 m².
PT. Polyplex Films Indonesia berada di dalam pengelolaan PT. The New
Asia Industrial Estate sebagai pengelola kawasan industri yang telah memiliki
AMDAL Kawasan Industri dengan persetujuan Nomor 666/98/Penceg./BLH/2013
Tanggal 24 Desember 2013 dengan luasan lahan kawasan industri seluas 1.000 ha
meliputi Wilayah Desa Nambo Udik Kecamatan Cikande dan Desa Babakan,
Mender, Bandung, Pengawinan dan Desa Blokang Kecamatan Bandung
Kabupaten Serang
1. Visi
Continuously grow and create value in all businesses and establish global
leadership in the plastic film business
Terus bertumbuh dan menciptakan nilai di semua bisnis dan membangun
kepemimpinan global dalam bisnis film plastik.
2. Misi
Universitas Faletehan
Menciptakan nilai bagi pemangku kepentingan (investors, pelanggan,
karyawan, masyarakat) dengan memberikan nilai yang menguntungkan
kepada pelanggan dan memaksimalkan kepuasan mereka
C. Data Geografi
E. Ketenagakerjaan
PT. Polyplex Films Indonesia memiliki karyawan 525 orang. Waktu kerja
dalam seminggu adalah 6 (enam) hari karyawan produksi dan 5 (lima) hari kerja
Universitas Faletehan
untuk karyawan kantor dengan jumlah jam kerja dalam seminggu adalah 40
(empat puluh) jam. Adapun rincian jam kerja adalah sebagai berikut:
Universitas Faletehan
F. Gambaran Program
Profil Perusahaan
1. Nama perusahaan : PT. Polyplex Films Indonesia
2. Alamat Lokasi Kegiatan : Jalan modern industry XVII Nomor
Serang
Universitas Faletehan
2. Lokasi Usaha/Kegiatan:
G. Struktur Organisasi
Universitas Faletehan
H. Jenis Produk Yang Dihasilkan
No Uraian Kapasitas
1. PET Resin 87.500 MT
2. Metalized PET Film 7.500 ton
3. Plain PET Film 48.000 ton
4. BOPP Film 70.000 ton
1. PET Resin
Polyethylene Terephthalate atau disingkat PET merupakan bahan kemasan
pangan yang memiliki kekuatan tarik (tensile strength) yang tinggi sehingga
memiliki stabilitas bentuk cukup baik dan cocok untuk kemasan bentuk botol
dan gelas, stabil terhadap benturan, dan ketahanan kimia yang sangat baik
terhadap air, alkohol dan pelarut. Plastik PET juga memiliki permeabilitas gas
oksigen yang paling rendah sehingga dapat memberikan perlindungan yang
baik terhadap produk pangan dari kerusakan oksidatif. Kemasan plastik PET
banyak digunakan untuk botol minuman, botol minyak goreng, botol kecap,
botol saus sambal, dan gelas plastik. (Indriani et al., 2019)
Universitas Faletehan
2. Metalized PET Film
Metalized PET Film adalah film polimer yang dilapisi dengan lapisan tipis
logam, biasanya aluminium. Metalized PET Film berbentuk tampilan logam
mengkilap dari aluminium foil. Metalized PET Film sendiri banyak
digunakan untuk tujuan dekoratif dan kemasan makanan. (Metallised Film -
Wikipedia, n.d.)
Universitas Faletehan
4. BOPP Film
BOPP Film merupakan film dengan sifat mekanik dan fisik yang baik. BOPP
merupakan bahan yang bening, fleksibel, transparan atau tembus cahaya yang
dihasilkan dari polimer polipropilen, resin polipropilen dan termoplastik
linier. BOPP Film tersedia secara komersial dalam berbagai lebar, ketebalan
dan sifat tergantung pada kegunaan yang akan dipilih konsumen. (Bopp Film
Manufacturers, n.d.)
Gambar 3.4 BOPP Film
Adapun untuk mencapai target Zero Accident, Zero Occupational illness, and
Zero Environment Impact, PT. Polyplex Film Indonesia membuat beberapa
program-program K3L diantaranya:
Universitas Faletehan
Pelatihan EHS untuk karyawan baru dan tamu yang akan melakukan
aktivitas di area produksi yang bertujuan untuk pengenalan dan
meminimalisir kecelakaan kerja
Melakukan tinjauan berkala terkait risk assessment dari tiap departemen.
Melakukan pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) berkala untuk
karyawan dengan periode 1 tahun sekali, untuk mencegah Penyakit
Akibat Kerja (PAK) dengan bekerja sama dengan RS Biomed Lab untuk
melakukan pemeriksaan berkala dan mengambil tindakan jika terjadi
keadaan darurat. Upaya ini untuk melindungi kesehatan karyawan di PT.
Polyplex Films Indonesia.
Universitas Faletehan
Tambahan selama masa pandemi:
1. PT. Polyplex Films Indonesia juga memberikan vitamin, madu dan masker
sebulan sekali untuk menjaga kesehatan karyawan
2. Di masa pandemi corona ini, manajemen PT. Polyplex Films Indonesia
melakukan pengecekan suhu seluruh karyawan sebelum memasuki lokasi
pabrik. Dan Ketika terjadi gejala, maka perusahaan mewajibkan pekerjanya
untuk swab mandiri dengan sistem reimburse
3. Pembatasan kunjungan tamu ke area perusahaan, dan jika keperluannya
mendesak dapat melakukan dengan melakukan konfirmasi 2 hari
sebelumnya dan miwajibkan melakukan test antigen sebelum melakukan
kunjungan.
4. Membuat standar menjaga jarak di beberapa tempat yang berpotensi
menyebabkan kerumunan, diantaranya di ruang meeting, kantin, area
merokok
Universitas Faletehan
BAB IV
Universitas Faletehan
10 Feb 2022 Presentasi Tugas Terkait Reksa
Uji, Alat produksi dan Alat
Angkut
Jum’at Presentasi Tugas Terkait FR,
11 Feb 2022 SR, CSMS, Aturan Mengenai
Ketinggian dan Standar O2
Safety Induction
Senin Melanjutkan Laporan Magang
14 Feb 2022 Bimbingan dengan
Pembimbing Lahan
Selasa Pengecekan Limbah B3 dan
15 Feb 2022 TPS B3
Universitas Faletehan
25 Feb 2022 pembuatan Safety sign
Perpisahan
Universitas Faletehan
pekerja. Yang melaksanakan program safety inspection di PT. Polyplex Films
Indonesia adalah petugas EHS.
1. Tahap Persiapan
a. Pembuatan jadwal kunjungan inspeksi
b. Pendataan laporan inspeksi sebelumnya
c. Menyiapkan daftar atau hal-hal yang akan di inspeksi
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengamatan rangkaian proses kerja untuk memastikan ada atau tidaknya
pelanggaran terhadap peraturan atau prosedur K3
b. Mengamati tindakan perorangan atau perilaku pekerja apakah sudah
memenuhi persyaratan k3
c. Mengumpulkan data atau memeriksa kembali data sesuai daftar inspeksi
yang telah dibuat
d. Melakukan perbaikan sementara dengan segera apabila saat pelaksanaan
inspeksi ditemukan tindakan atau kondisi berbahaya jika ada hal yang
tidak bisa dilakukan tindakan langsung maka langsung menghubungi
penanggung jawab tiap departemen.
Universitas Faletehan
3. Tahap Pelaporan
a. Laporan keadaan darurat: Mencakup kategori bahaya katastropik atau
kritis, laporan harus segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau
sesaat setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
b. Laporan berkala: Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori
darurat. Laporan bisa dibuat dalam 24 jam setelah inspeksi.
c. Laporan ringkas: Mencakup kesimpulan dari semua item laporan
terdahulu.
Berdasarkan Gambar 4.1 Tabel Kecelakaan di PT. Polyplex Films Indonesia tahun
2020-2021 (dalam rentang waktu April-Maret) terjadi 5 kasus kecelakaan.
Kasus kecelakaan terjadi pada bulan mei sebanyak 1 kasus, bulan juli sebanyak 1
kasus, bulan september 1 kasus, bulan oktober 1 kasus, dan bulan desember 1
kasus. Sedangkan pada tahun 2021-2022 (dalam rentang waktu April-Maret)
terjadi 4 kasus kecelakaan. Kasus kecelakaan terjadi pada bulan april sebanyak 1
kasus, bulan juni sebanyak 1 kasus, bulan oktober 1 kasus, dan bulan januari 1
kasus.
Universitas Faletehan
Gambar 4.2 Analisis Kecelakaan Tahun 2021-2022
Universitas Faletehan
0% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja di shift B, dan 40% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja di shift C.
Sedangkan Analisis Kecelakaan Tahun 2021-2022 menurut kepemilikannya kasus
kecelakaan terjadi 67% bagian dari pekerja PT. Polyplex Films Indonesia dan
33% bagian dari kontraktor. Menurut akar masalahnya kasus kecelakaan terjadi
33% karena Unsafe Behaviour, 0% kasus kecelakaan terjadi karena Unsafe
Condition dan 67% kasus kecelakaan terjadi karena keduanya (Unsafe Behaviour
dan Unsafe Condition). Menurut pengalaman bekerjanya 33% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu <6 bulan, 0% kasus
kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu 6-12 bulan,
0% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama kurun waktu 13-
24 bulan, dan 67% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja berpengalaman selama
kurun waktu >24 bulan. Menurut tingkat pendidikannya 100% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berpendidikan SMA, dan 0% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja berpendidikan universitas. Menurut tingkat usianya 67% kasus kecelakaan
terjadi pada pekerja berusia <30 tahun dan 33% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja berusia >30 tahun. Dan menurut pembagian waktu kerjanya 33% kasus
kecelakaan terjadi pada pekerja di shift A, 33% kasus kecelakaan terjadi pada
pekerja di shift B, dan 34% kasus kecelakaan terjadi pada pekerja di shift C.
Gambar 4. 3 Bagian Tubuh Yang Terkena Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Gambar 4.3 Bagian Tubuh Yang Terkena Kecelakaan Kerja Tahun
2020-2021 di PT. Polyplex Films Indonesia terjadi 5 kasus yaitu cidera di tangan
Universitas Faletehan
kanan 1 kasus (20%), cidera di jari kiri 2 kasus (40%), cidera di kaki kanan 1
kasus (20%), dan cidera di kaki kiri 1 kasus (20%). Sedangkan pada tahun 2021-
2022 terjadi 4 kasus yaitu cidera di kaki kanan 2 kasus (50%) dan cidera di jari
kanan 2 kasus (50%).
Tabung APAR diatas dapat dilihat bahwa pressure gauge kearah kiri yang berarti
APAR dalam kondisi kosong.
Pekerja diatas menunjukan unsafe action dapat dilihat bahwa pekerja tersebut
tidak memakai hairnet, tidak memakai sarung tangan pada saat pekerjaan
menggunakan cutter, dan memakai jam tangan di lingkungan kerja.
Universitas Faletehan
Gambar 4.6 Unsafe Action
Tindakan safety inspection merupakan tindak lanjut dari hasil lembar safety
inspection dibuat oleh departemen EHS yang akan diserahkan kepada Manager.
Tindakan tersebut membantu penanggung jawab untuk mengambil keputusan
yang lebih baik tentang hal-hal yang berkaitan dengan inspeksi. Disamping itu,
dibuatnya laporan juga memberikan manfaat bagi pengembangan-pengembangan
program seperti untuk kontrol pembelian material, pengembangan pelatihan,
penyediaan APD dan desain tempat kerja. Dokumentasi laporan akan
memudahkan kegiatan safety inspection terutama sebagai sumber informasi
penting untuk identifikasi masalah-masalah serupa dan memudahkan kegiatan
safety inspection berikutnya.
1. Pada Gambar 4.4 Inspeksi APAR, terjadi masalah tabung APAR dimana
Pressure Gauge menunjukan panah kearah kiri yang berarti tabung dalam
kondisi kosong. Petugas EHS melakukan pencatatan untuk APAR yang
Universitas Faletehan
dalam kondisi tidak layak pakai lalu mengajukan laporan permintaan
penggantian tabung APAR dari PT. Polyplex Films Indonesia kepada vendor
untuk melakukan penggantian tabung APAR yang kosong.
2. Pada Gambar 4.5 Unsafe Action, terdapat pekerja yang tidak menggunakan
APD lengkap yaitu hairnet dimana jika ada rambut pekerja yang rontok atau
jatuh ke barang produksi akan menghilangkan nilai higienis pada barang
produksi, tidak memakai sarung tangan level 3 (anti cutter) dan berpotensi
terluka pada saat bekerja, dan memakai jam tangan di lingkungan kerja
dimana itu bisa mencelakai pekerja karena berpotensi tersangkut dan melukai
pergelangan tangan pekerja. Maka petugas EHS langsung mengambil
tindakan untuk menegur secara langsung dan meminta pekerja untuk berhenti
bekerja sejenak dan diminta untuk menggunakan APD secara lengkap dan
melepas aksesoris yang tidak diperbolehkan. Setelah itu maka pekerja bisa
kembali bekerja.
3. Pada Gambar 4.6 Unsafe Action, terdapat dua orang pekerja yang bekerja
pada ketinggian dan tidak menggunakan APD untuk bekerja pada ketinggian
yaitu body harness. Maka petugas EHS langsung menindak lanjuti dengan
meminta kedua pekerja tersebut untuk menghentikan pekerjaannya dan turun
untuk memakai body harness, setelah itu maka kedua pekerja tersebut
diperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaannya.
Universitas Faletehan