Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN VOKASIONAL

DALAM PERSPEKTIF SEJARAH SOSIAL PENDIDIKAN DI DUNIA


ISLAM

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Sosial Pendidikan Di Dunia Islam

Oleh :
Dika Novri Yuana
NIM. 2111540016

Dosen Pengampu:
Dr. H. Hery Hoer Aly,MA/Dr. Al Fauzan Amin, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan
karunia, dan hidayah nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang penulis
buat ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Sejarah Sosial Pendidikan
Di Dunia Islam. Penulis berusaha menyusun makalah ini dengan kemampuan
yang semaksimal mungkin. Namun sebelumnya penulis menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan, saran dan kritik yang membangun kami terima dengan senang hati.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi, wawasan, dan


pengetahuan mengenai materi konsep kepercayaan masyarakat. Dan tentunya
semoga bermanfaat bagi pembaca, sekian dan terima kasih.

Bengkulu, Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang....................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Vokasional.....................................................3
B. Pendidikan Vokasional Dalam Persfektif Sejarah Sosial
Pendidikan di Dunia Islam..................................................................5
C. Prinsip Pendidikan Vokasional...........................................................7
D. Tujuan Pendidikan Vokasional...........................................................9
E. Kurikulum dan Bidang-Bidang Pendidikan Vokasional...................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran ................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Vokasional jika dilihat dalam persfektif sejarah peradaban
Islam, maka pendidikan vokasional ini adalah pendidikan yang telah ada lebih
dahulu sebelum adanya pendidikan formal yang kita ketahui saat ini dengan
berbagai tingkatan dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, Hal yang
membuktikan bahwa pendidikan vokasional telah ada sejak zaman
Rasulullah.SAW adalah adanya ajaran Rasulullah SAW dalam
mengembangkan kecakapan hidup para sahabatnya, Rasulullah pada saat itu
mengarahkan para sahabatnya untuk beretos kerja yang tinggi dan mengarah
kepada profesionalisme, Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh
Aisyah.r.a, bahwa Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Allah.Swt, mencintai
seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia menyempurnakan pekerjaannya”
(HR. Thabrani).
Jadi pada zaman Rasulullah aspek profesionalisme ini amat penting
bagi seseorang tidak cukup hanya dengan memegang teguh sifat-sifat amanah,
kuat, berakhlak, dan bertaqwa, namun harus mengerti dan menguasai dengan
skill yang benar dalam pekerjaannya. Rasulullah mengingatkan : Bahwa jika
suatu pekerjaan tidak diserahkan kepada ahlinya, maka tunggulah
kehancurannya). Jadi tanpa adanya profesionalisme atau keahlian suatu usaha
akan mengalami kerusakan dan kebangkrutan. Sehingga jika berkaca pada
zaman Rasulullah pendidikan vokasional tersebut telah diajarkan kepada para
sahabat nya, contoh pendidikan vokasional atau life skill pada masa peradaban
tersebut adalah belajar menulis, memanah, berenang, berdagang, mengembala
dan lain sebagainya.

1
2

A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pendidikan Vokasional ?
2. Bagaimana Pendidikan Vokasional Dalam Persfektif Sejarah Sosial
Pendidikan di Dunia Islam ?
3. Apa Prinsip Pendidikan Vokasional ?
4. Apa Tujuan Pendidikan Vokasional ?
5. Bagaimana Kurikulum dan Bidang-Bidang Pendidikan Vokasional ?
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan Pengertian Pendidikan Vokasional.
2. Menjelaskan Pendidikan Vokasional Dalam Persfektif Sejarah Sosial
Pendidikan di Dunia Islam
3. Menjelaskan Prinsip Pendidikan Vokasional.
4. Menjelaskan Tujuan Pendidikan Vokasional.
5. Menjelaskan Kurikulum dan Bidang-Bidang Pendidikan Vokasional.
D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Praktis
a) Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi gambaran tentang
pendidikan vokasional..
b) Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana
informasi secara aktual bagi berbagai pihak yang mempunyai perhatian
terhadap pendidikan sehingga menjadi acuan dalam pembuatan
kebijakan ke depan.
b. Manfaat Teoritis
a) Untuk memperkaya khazanah dan memberikan masukan yang
bermanfaat untuk pengembangan teori-teori serta konsep dalam kajian
pendidikan.
b) Memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan serta sebagai
sumbangan literatur untuk mata kuliah Sejarah Sosial Pendidikan di
Dunia Islam sehingga membantu bagi penelitian/ penulis selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Vokasional
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.
Pendidikan adalah proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan,
ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari
buruknya hati, akhlak dan keimanan.1 Lebih detailnya disebutkan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2
Selain itu, pendidikan juga diartikan sebagai usaha yang dilakukan
dengan sengaja, sistematis, dan berkesinambungan untuk memotivasi,
membina, membantu, serta membimbing peserta didik untuk
mengembangkan segala potensinya secara optimal baik aspek kognitif, aspek
afektif maupun aspek psikomotorik sehingga ia mencapai kualitas diri yang
lebih baik.3
Lebih jauh jika mengacu kepada penjelasan UU RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional, pasal 15 menyatakan: jenis
pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan umum dan pendidikan kejuruan
termasuk dalam Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sedangkan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi termasuk dalam
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam penjelasannya dinyatakan
sebagai berikut:

1
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), Hal.2
2
Syaiful Sagala, Etika Dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan (Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2003), Hal.39.
3
Tatang S, Ilmu Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2012), Hal.14.

3
4

a. Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang


mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.
b. Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program
sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
dengan persyaratan keahlian khusus.
c. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan
tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
Dari penjelasan diatas dapat di pahami bahwa Pendidikan kejuruan
mencakup institusi SMK dan MA Kejuruan, serta ada juga SMK Plus (+),
sedangkan pendidikan vokasi dijalankan oleh perguruan tinggi, seperti
politeknik atau sejenis yang memberikan pendidikan melalui jenjang D1, D2,
D3 dan D4, hingga SP1 dan SP2 (spesialis yang setara S2 dan S3 atau dengan
sebutan magister dan doktor terapan).4
Sementara itu menurut Bennet yang dikutip oleh Ivan Hanafi dalam
bukunya Pendidikan Teknik dan Vokasional menyatakan bahwa Pendidikan
vokasi termasuk semua bentuk pendidikan yang bersifat keteknikan dan
vokasional dan diselenggarakan oleh berbagai bentuk institusi pendidikan,
baik pemerintah atau masyarakat, berbentuk formal atau nonformal, dengan
tujuan untuk membantu masyarakat memperoleh pendidikan dan pelatihan
berdasarkan prinsip pembelajaran sepanjang hayat.5 Selain itu Walter juga
mendefinisikan pendidikan kejuruan (vokasional) merupakan “program
pendidikan yang mempersiapkan orang-orang untuk memasuki dunia kerja,
baik yang bersifat formal maupun non formal”.6
Michigon Store Departmen of Public instruction dalam Samuel M.
Burt mendefinisikan pendidikan vokasi sebagai berikut:
“vocational education is education designed to develop skill, ability,
understandings, attitudes, work habits and apreciations, encompassing
4
Ibid, Basuki Wibawa, Hal 3.
5
Ivan Hanafi, Pendidikan Teknik dan Vokasional (Yogyakarta: Deepublish, 2014), Hal. 4
6
Wowo Sunaryo Kuswana, Filsafat Pendidikan Teknologi Vokasi Dan Kejuruan
(Bandung: Alfabeta, 2013), Hal 157
5

knowledge and information needed by workes to enter and make progress in


employment on a useful and produvtive basis”.7

Maksud dari pengertian di atas adalah pendidikan vokasional adalah


pendidikan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan,
kemampuan, pemahaman, sikap, kebiasaan-kebiasaan kerja, dan apresiasi
yang diperlukan oleh pekerja dalam memasuki pekerjaan dan membuat
kemajuan-kemajuan dalam pekerjaan penuh makna dan produktif.
Selanjutnya Putu Sudira juga menambahkan bahwa pendidikan vokasi
merupakan pendidikan yang menyiapkan terbentuknya keterampilan,
kecakapan, pengertian, perilaku, sikap, kebiasaan kerja, dan apresiasi
terhadap pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia
usaha/industri, diawasi oleh masyarakat dunia usaha dan industri dalam
kontrak dengan lembaga-lembaga asosiasi profesi serta berbasis produktif.8
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pendidikan kejuruan (vokasional) mempunyai orientasi pendidikan
dan pelatihan yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan
sikap individu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, termasuk membentuk
sikap positif terhadap pekerjaan untuk meningkatkan karir ditempat kerja.
B. Pendidikan Vokasional Dalam Perspektif Sejarah Peradaban Islam
Pendidikan Vokasional jika dilihat dalam persfektif sejarah sosial
pendidikan di dunia Islam sudah ada sejak zaman Rasulullah, Rasulullah
memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan vokasional
sebagaimana diriwayatkan oleh Abi Rafi’, “Dari Abi Rafi’ dia berkata: aku
berkata: wahai Rasul Allah apakah ada kewajiban kita terhadap anak,
sepertikewajiban mereka terhadap kita ?, beliau menjawab: ya, kewajiban
orang tua terhadap anak yaitu mengajarkan menulis, berenang, memanah,
mewariskan dan tidak memberikan rizki kecuali yang baik”.

7
Samuel M. Burt, Industry And Vocational Technical Education (Washingtone D.C: MC
GrawHill, 1976), Hal.324.
8
Putu Sudira, Filosofi dan teori pendidikan vokasi dan kejuruan (Yogyakarta: UNY Pers,
2012), Hal.6.
6

Oleh karena itu, melalui cara-caranya mempersiapkan Kecakapan


hidup anak yang menjadikan mereka dikemudian hari sebagai sosok-sosok
pribadi yang memiliki kecakapan hidup adalah letak pentingnya mengkaji dan
melihat Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh dan pemimpin besar.
Selanjutnya pada zaman kekuasaan VOC tahun 1737 didirikanlah sekolah
vokasi pertama kali, yaitu akademi pelayaran. Kemudian pada tahun 1979
didirikan secara resmi pendidikan tinggi vokasi (PTV) di Indonesia.
Berikut ini beberapa pendidikan vokasional dalam bidang profesi
tertentu yang terdapat pada zaman Rasulullah SAW :
a. Pendidikan (Kecakapan Mengembala)

Pekerjaan pengembala ini pada awalnya bukanlah menjadi


tugas para pemuda dan orang-orang merdeka, kecuali mereka yang
miskin. Profesi ini khusus dilakukan oleh anak-anak dari kalangan
hamba sahaya atau budak. Namun hal tersebut berubah setelah Islam
datang, pandangan terhadap profesi pengembala berubah dari profesi
rendah menjadi profesi yang mulia karena Nabi Muhammad SAW
pernah melakukan pekerjaan ini dan begitupun para Nabi sebelum
Rasulullah SAW. Profesinya sebagai pengembala sudah dilakukan
sejak usia dini, begitupun Nabi-nabi sebelumnya.

b. Pendidikan (Kecakapan Berdagang)


Skill atau kecakapan dalam hal perniagaan atau perdagangan
telah dilakukan oleh para Nabi sebelumnya. Sebagaimana Allah.Swt
berfirman dalam surah Al-Furqon ayat 20 berikut ini yang artinya “
Dan kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar”. Skill berdagang ini
diajarkan oleh para Nabi kepada para sahabat serta masyarakat Islam
pada masa tersebut, bagaimana teknik-teknik menari pembeli dan lain
sebagainya, sehingga dalam penjadi pedagang yang baik, jujur dan di
senangin oleh para pembeli.
7

c. Pendidikan (Kecakapan Mendidik)


Nabi Muhammad.SAW merupakan sosok pendidik yang agung bagi
umat manusia, Dalam hal mendidik Rasulullah merepresentasikan dan
mengekspresikan apa yang ingin dia ajarkan melalui tindakannya dan kemudia
menerjemahkan dan mengartikannya dalam kata-kata. Hasilnya yatu apapun
yang dia ajarkan diterima dengan baik dalam keluarganya dan para sahabat
serta umat Islam , karena ucapannya dan cara mendidiknya dilakukan dari
hati. Mendidik dalam hal ini sangat lah beraga diantaranya nabi mengajarkan
menulis, memanah, berenang, menerjemahkan dan lain sebagainya.
C. Prinsip Pendidikan Vokasional
Pendidikan kejuruan (vokasional), memiliki nilai dasar yang khas yakni
adanya hubungan antara perolehan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dengan nilai kekaryaan (jabatan) khususnya terkait dengan keahlian yang
dibutuhkan oleh dunia kerja.9 Miller, M. D. Yang dikutip oleh Wowo Sunaryo
Kuswana dalam bukunya Filsafat Pendidikan Tekonologi, Vokasi dan
Kejuruan mengungkapkan bahwa prinsip pendidikan kejuruan, bertolak dari
beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
1. Prinsip pelayanan berorientasi pada peserta didik, yang terdiri atas :
a. Bimbingan merupakan komponen penting dari pendidikan
kejuruan.
b. Belajar seumur hidup dipromosikan melalui pendidikan kejuruan.
c. Kebutuhan masyarakat tercermin oleh program pendidikan
kejuruan.
d. Pendidikan kejuruan terbuka untuk semua
e. Individu dengan kebutuhan khusus dilayani melalui pendidikan
kejuruan.
f. Guru pendidikan kejuruan secara profesional dan teknis yang
kompeten.
g. Promosi etos kerja yang positif melalui pendidikan kejuruan.
2. Prinsip berorientasi program, yang kemudian terdiri atas :

9
Ibid,Wowo Sunaryo Kuswana, Hal. 157.
8

a. Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan publik


yang komprehensif.
b. Pengembangan kurikulum untuk pendidikan kejuruan berasal dari
persyaratan dalam dunia kerja.
c. Keluarga dari dunia pekerjaan adalah dasar untuk mengembangkan
kurikulum untuk pendidikan kejuruan pada tingkat menengah.
d. Inovasi ditekankan sebagai bagian dari pendidikan kejuruan
e. Persiapan sumber daya manusia untuk memasuki dunia kerja
melalui pendidikan kejuruan.
f. Keselamatan adalah yang terpenting dalam pendidikan kejuruan
g. Pengalaman kerja dibimbing dan disediakan melalui pendidikan
kejuruan.
3. Prinsip berorientasi proses, yang terdiri atas :
a. Memperhatikan berbagai rekomendasi dari masyarakat dan dunia
industri untuk dijadikan pola program pendidikan kejuruan.
b. Artikulasi dan koordinasi dengan masyarakat industri sangat
penting bagi tujuan pendidikan kejuruan.
c. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan pada pendidikan
kejuruan.
d. Tindak lanjut adalah ekstensi penting dari pendidikan kejuruan
e. Perencanaan yang komprehensif sangat penting dalam pendidikan
kejuruan.
f. Penelitian secara konsisten merupakan dasar pengembangan
dinamika pendidikan kejuruan.10
Dari pernyataan di atas dalam penulis analisis bahwa prinsip
pendidikan vokasional dalam perspektif sejarah sosial pendidikan di dunia
Islam dengan masa sekarang yaitu :
1. Pada masa Rasulullah dan para sahabat prinsip pelayanan berorientasi
pada peserta didik yang kala itu adalah para sahabat dan orang-orang
yang hidup di sekeliling Rasulullah, Pada masa sekarang prinsip

10
Ibid, Wowo Sunaryo, Hal .173-174.
9

pelayanan berorientasi pada bimbingan terhadap peserta didik yaitu


siswa/i, mahasiswa/i yang bersekolah dan mengikuti kursus tertentu
2. Pada masa Rasulullah dan para sahabat prinsip berorientasi pada
bagaimana kecapakan itu dapat memajukan pengetahuan para sahabat
dan orang-orang yang hidup di sekeliling Rasulullah. Pada masa
sekarang program berorientasi pada inovasi pengetahuan dan skill
profesional peserta didik.
3. Pada masa Rasulullah dan para sahabat prinsip berorientasi
disesuaikan dengan proses kehidupan orang-orang pada masa itu.
Pada masa sekarang proses berorientasi dalam hal koordinasi dan
menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
D. Tujuan Pendidikan Vokasional
Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II pasal 3 yang
menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan manjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.11 Secara terperinci, tujuan pendidikan nasional dapat
dikembangkan sebagai berikut:
Pertama, berkembangnya potensi keimanan dan ketakwaan, kedua,
terbentuknya akhlak mulia di kalangan para peserta didik. Ketiga, membentuk
peserta didik yang sehat (jasmani dan rohani), keempat, mencetak peserta
didik yang berilmu, kelima, mencetak peserta didik yang cakap. Keenam,
pembentukan jiwa mandiri di kalangan para peserta didik.12
Dalam konteks ini, maka tujuan pendidikan adalah sebagai penuntun,
pembimbing, dan petunjuk arah bagi para peserta didik agar mereka dapat
11
Undang-undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Bandung:
Citra Umbara, 2003), Hal.7.
12
Ibid, Undang-undang Republik Indonesia. No. 20 Tahun 2003, Hal. 7-9
10

tumbuh dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri yang sebenarnya,
sehingga mereka dapat tumbuh, bersaing, dan mempertahankan kehidupannya
di masa depan yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Sedangkan
tujuan pendidikan vokasional adalah untuk menyiapkan seseorang menjadi
pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan.13 Ivan Hanafi dalam bukunya
menjelaskan bahwa pendidikan vokasional mempunyai dua misi yaitu:
pertama mendorong peserta didik lebih berdaya saing dalam bidang
pekerjaan, sehingga seseorang dapat mencapai tujuan karir untuk kelayakan
hidup,dan kedua adalah menjadikan pertumbuhan ekonomi negara lebih kuat
dalam persaingan internasional melalui peningkatan keterampilan pekerja dan
produktivitasnya, maka dengan demikian, pendidikan tenaga kerja bertujuan
menghasilkan pekerja terampil untuk jenjang pasca pendidikan sekolah
menengah dan sebagai wahana mengembangkan sumber daya manusia untuk
menjadi seorang yang profesional.14
Hal ini senada dengan apa yang ditekankan oleh Unesco dan ILO
bahwa tujuan pendidikan vokasional pada keharmonisan kepribadian
seseorang, meningkatkan nilai-nilai moral dan berfikiran kritis, dan tidak
sekedar memberi bekal pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pekerjaan tertentu. Selain itu, pendidikan vokasi juga membekalkan peserta
didik dengan kemampuan belajar sepanjang hayat, mengembangkan
kemampuan membuat keputusan, peran serta aktif dalam masyarakat, dan
memiliki kemampuan untuk mempelajari teknologi.
Pendidikan vokasi juga termasuk membekalkan kehidupan kepada
peserta didik melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan harapan
dunia kerja.15 Selanjutnya hal senada juga diungkapkan oleh Evans yang
dikutip oleh Basuki Wibawa dalam bukunya manajemen pendidikan
teknologi kejuruan dan vokasi merumuskan tiga tujuan pendidikan teknologi
dan kejuruan, yaitu:
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja.
13
Ivan Hanafi, Pendidikan Teknik dan Vokasional, Hal.3
14
Ibid, Ivan Hanafi, Hal. 3
15
Ibid, Ivan Hanafi, Hal. 4
11

b. Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu.


c. Menumbuhkan motivasi untuk belajar sepanjang hayat.
E. Kurikulum dan Bidang-bidang Pendidikan vokasional
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pasal 1, butir 19, kurikulum
didefinisikan sebagai: “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu”.16 Sementara itu menurut Saylor dan Alexander yang dikutip oleh
Muhaimin dalam bukunya Pengembangan Kurikulum PAI Di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi menyatakan bahwa kurikulum adalah
“segala usaha sekolah atau perguruan tinggi yang bisa menghasilkan atau
menimbulkan hasil-hasil belajar yang dikehendaki, apakah di dalam situasi-
situasi sekolah ataupun di luar sekolah atau perguruan tinggi”. Demikian pula
Olivia, yang mendefinisikan “kurikulum sebagai rencana atau program yang
menyangkut semua pengalaman yang dihayati peserta didik di bawah
pengarahan sekolah atau perguruan tinggi”.17
Kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan sebagaimana yang
diungkapkan oleh Tedjo Narsoyo Reksoatmojo dalam bukunya
pengembangan kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan bahwa:
Pengembangan kurikulum pendidikan menengah teknologi dan kejuruan tidak
semata-mata dibatasi oleh setting sekolah maupun perguruan tinggi, tetapi
terentang sampai pada kondisi masyarakat dan daerah di mana sekolah atau
perguruan tinggi itu berada serta peluang mendapatkan pekerjaan.
Fokus kurikulum pendidikan vokasi tidak terbatas pada
pengembangan pengetahuan dalam bidang tertentu saja namun lebih jauh
kurikulum bagi pendidikan vokasi juga harus pula memiliki potensi
membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan dalam cakupan yang

16
Deddy Muchtadi, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill Education) (Bandung:
Alfabeta, 2012), Hal. 4.
17
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Hal.3.
12

luas, keterampilan, sikap dan tata nilai yang memudahkan memperoleh


pekerjaan.18
Dalam hubungan ini Finch dan Crunkilton yang dikutip oleh Tedjo
Narsoyo Reksoatmojo mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan vokasi
sejauh munkin bisa menyimulasikan disiplin dan kondisi seperti yang lazim
berlaku di tempat kerja (dunia industri dan dunia usaha). Agar para peserta
didik disiapkan selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Fokus kurikulum harus
pada aspek kesesuaian, isi kurikulum tidak sekadar diarahkan pada apa yang
harus dikuasai, tetapi harus pula mencakup apa yang harus dilakukan, yakni
melakukan latihan-latihan untuk meningkatkan penguasaan.19
Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum vokasi bukan semata-mata
dirancang untuk masa yang sedang berjalan, tetapi harus pula berorientasi ke
masa depan, proses pembelajaran tidak semata-mata diarahkan pada
penguasaan keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik dan
keterampilan sosial (afektif) saja, tetapi harus pula memiliki kemampuan
beradaptasi pada perubahan-perubahan ditempat kerja melalui proses transfer
pengetahuan dan keterampilan.

18
Tedjo Narsoyo Reksoatmojo, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Hal.130-131.
19
Ibid, Tedjo Narsoyo Reksoatmojo, Hal.135-137.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makallah di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pendidikan vokasional jika dilihat dalam persfektif sejarah peradaban Islam,
maka pendidikan vokasional ini adalah pendidikan yang telah ada lebih
dahulu sebelum adanya pendidikan formal yang kita ketahui saat ini dengan
berbagai tingkatan dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, Hal yang
membuktikan bahwa pendidikan vokasional telah ada sejak zaman Rasulullah.
SAW adalah adanya ajaran Rasulullah SAW dalam mengembangkan
kecakapan hidup para sahabatnya, jika berkaca pada zaman Rasulullah
pendidikan vokasional tersebut telah diajarkan kepada para sahabat nya,
contoh pendidikan vokasional atau life skill pada masa peradaban tersebut
adalah belajar menulis, memanah, berenang, berdagang, mengembala dan lain
sebagainya.
B. Saran
Setelah penulis menganalisis dan menulis makalah tentang Pendidikan
Vokasional maka penulis ingin menyampaikan saran-saran perbaikan dan
kemajuan:
c) Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi gambaran atau
pandangan terhadap pendidikan vokasional. Serta dapat digunakan
sebagai sarana informasi secara aktual bagi berbagai pihak yang
mempunyai perhatian terhadap pendidikan.
d) Dalam pembuatan makalah ini diperlukan literatur yang mumpuni agar
hasil nya dapat memperkaya khazanah dan memberikan masukan yang
bermanfaat untuk pengembangan teori-teori serta konsep dalam kajian
pendidikan.
e) Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
pendidikan. Serta sebagai sumbangan literatur untuk mata Sejarah
Sosial Pendidikan di Dunia Islam sehingga membantu bagi penelitian/
penulis selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, I. (2014). Pendidikan Teknik dan Vokasional, Yogyakarta: Deepublish.


Muhammad, B,.S,. (1976). Industry And Vocational Technical Education
Washingtone D.C: MC GrawHill.Yogyakarta: UNY.
Muchtadi, D. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life skill Education),
Bandung: Alfabeta.
Mulyasana, D. (2021). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Muhaimin, (2010). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di
Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta: Rajawali.
Narsoyo,.Tedjo.R. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan.
Sagala,S. (2003). Etika Dan Moralitas Pendidikan Peluang dan Tantangan ,
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Sudira, Putu. (2016). Filosofi dan teori pendidikan vokasi dan kejuruan
Tatang S, (2012). Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Wowo,S,. K,. (2013) . Filsafat Pendidikan Teknologi Vokasi Dan Kejuruan
Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai