Oleh:: Universitas Sumatera Utara
Oleh:: Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui
Pembimbing:
Dekan
i
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dipertahankan
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-
Marelan Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
skripsi ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
skripsi ini.
vi
Universitas Sumatera Utara
vii
4. Dr. Juanita, S.E., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
5. Umi Salmah, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah
Sumatera Utara.
8. Kedua orang tua penulis, Agustinus Nainggolan dan Rosida br. Siregar atas
segala kasih dan sayang yang telah penulis terima, dan kepada abang-abang
saya Ari dan Nelson, kepada kakak saya Tina, dan kepada adik-adik saya
Josua dan Vani, terima kasih atas semua doa dan dukungan yang penulis
9. Seluruh teman penulis, terima kasih atas doa, dukungan, motivasi serta
bantuan yang selalu mendorong penulis untuk selalu tekun dan semangat
10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini, yang tidak dapat
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pihak yang membacanya dan bagi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji Skripsi ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Program Keluarga Berencana 8
Definisi program keluarga berencana 8
Tujuan program keluarga berencana 8
Sasaran program keluarga berencana 9
Kontrasepsi 9
Pengertian kontrasepsi 9
Tujuan penggunaan alat kontrasepsi 10
Jenis-jenis kontrasepsi 10
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang 11
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 11
Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)/Implan 13
Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi 14
Metode Operasi Wanita (MOW)/Tubektomi 15
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggunaan MKJP 16
Umur 16
Status pekerjaan 16
Pendidikan 16
Jumlah anak 17
ix
Universitas Sumatera Utara
x
Pengetahuan 18
Sikap 18
Dukungan pasangan 18
Dukungan petugas kesehatan 18
Landasan Teori 19
Preferensi pemilihan alat kontrasepsi KB 19
Kerangka Konsep 20
Hipotesis Penelitian 20
Metode Penelitian 22
Jenis Penelitian 22
Lokasi dan Waktu Penelitian 22
Lokasi penelitian 22
Waktu penelitian 22
Populasi dan Sampel 22
Populasi 22
Sampel 22
Variabel dan Definisi Operasional 24
Metode Pengumpulan Data 25
Uji validitas 26
Reliabilitas 26
Metode Pengukuran 28
Umur 28
Status pekerjaan 29
Pendidikan 29
Jumlah anak 29
Pengetahuan 29
Sikap 30
Dukungan pasangan 30
Dukungan petugas kesehaan 31
Metode Analisis Data 31
Analisis univariat 31
Analisis bivariat 31
Analisis multivariat 32
Hasil Penelitian 33
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33
Analisis Univariat 33
Distribusi frekuensi karakteristik responden 33
Distribusi frekuensi pengetahuan 34
Distribusi frekuensi sikap 36
Distribusi frekuensi dukungan pasangan 39
Distribusi frekuensi dukungan petugas kesehatan 40
Distribusi frekuensi jenis kontrasepsi yang digunakan responden 41
Analisis Bivariat 42
Pembahasan 55
Variabel yang Memengaruhi Penggunaan MKJP 55
Variabel pendidikan 55
Variabel jumlah anak 57
Variabel dukungan petugas kesehatan 59
Variabel yang Tidak Memengaruhi Penggunaan MKJP 60
Variabel umur 60
Variabel status pekerjaan 61
Variabel pengetahuan 62
Variabel sikap 63
Variabel dukungan pasangan 64
Keterbatasan Penelitian 64
Daftar Pustaka 68
Lampiran
No Judul Halaman
xii
Universitas Sumatera Utara
xiii
No Judul Halaman
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Kuesioner 71
3 Master Data 76
6 Dokumentasi 97
xv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xvi
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
Desa Sei Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pada
tanggal 1 April 1996. Penulis beragama Katolik, anak keempat dari enam
bersaudara dari pasangan Bapak Agustinus Nainggolan dan Ibu Rosida br.
Siregar.
xvii
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
Berencana (KB) sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1953 yang saat itu masih
program nasional pada tahun 1970 dan dibentuklah suatu badan yakni BKKBN
teratasi secara maksimal sampai saat ini. Hal ini dilihat dari populasi penduduk
India, dan Amerika Serikat, yaitu sebanyak 257.912.349 jiwa atau sebesar 2,44%
belum mencapai target, yaitu sebesar 60,9% dari target yang ditetapkan 65,2%
(LAKIP BKKBN, 2016). Adapun faktor penghambat lain adalah turunnya angka
penggunaan MKJP dari data tahun 2007 ke tahun 2012, yakni dari 10,9% menjadi
1
Universitas Sumatera Utara
2
peningkatan dari 46,5 % pada tahun 2007 menjadi 47,3% pada tahun 2012 (SDKI
2007 dan 2012). Namun, hasil SDKI tahun 2017 memperlihatkan perubahan yang
menjadi 14% dan angka penggunan non MKJP mengalami penurunan menjadi
Tingginya angka putus pakai (drop out) pada metode kontrasepsi secara
langsung berpengaruh pada peningkatan angka kelahiran. Hal ini secara tidak
2010 sejumlah 237,64 juta jiwa dan pada tahun 2015 sejumlah 255,18 juta jiwa.
1,43% (BPS, 2015). Angka tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yakni
terbanyak di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jumlah
penduduk Sumatera Utara tahun 2014 sebesar 13.766.851 jiwa dan tingkat
RI, 2017).
Provinsi Sumatera Utara yakni sebesar 8.265,33 jiwa per (BPS, 2014).
74,57% (2015), sebesar 76,38% (2016), dan sebesar 76% (2017), dari jumlah PUS
rendah. Jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan tahun 2015 adalah 162.267
jiwa atau sebesar 7,34% dari seluruh penduduk di Kota Medan (BPS Kota Medan,
2015). Angka tersebut merupakan yang tertinggi di Kota Medan, sedangkan angka
pengguna MKJP tahun 2015 di Kecamatan Medan Marelan hanya sebesar 15,7%
dari total PUS yang diperkirakan akan mengikuti program KB atau disebut PUS
orang ibu di wilayah kerja Puskesmas Terjun pada Juli 2018, didapatkan tiga
orang ibu menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang MKJP dan belum
Seorang ibu menyatakan sudah operasi tutup setelah melahirkan anak keduanya
mengetahui bahwa operasi tutup yang dimaksud merupakan salah satu jenis
istri, jadi suami tidak perlu turut berperan. Hal ini diasumsikan menunjukkan
rendahnya peran dan dukungan suami terhadap pengaturan jumlah anak dalam
merupakan salah satu jenis MKJP, namun tidak mau menggunakannya karena
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
faktor apa saja yang memengaruhi PUS untuk menggunakan MKJP di wilayah
penggunaan MKJP.
penggunaan MKJP.
penggunaan MKJP.
penggunaan MKJP.
penggunaan MKJP.
Manfaat Penelitian
3. Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi masyarakat terkait faktor
merupakan proses untuk mengatur kehamilan agar dapat mencapai keluarga yang
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui
Development Goals (SDGs), yaitu untuk memastikan kehidupan yang sehat dan
perekonomian dunia.
8
Universitas Sumatera Utara
9
sasaran program keluarga berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran secara
pasangan usia subur (PUS), yakni untuk menurunkan angka kelahiran dengan
Kontrasepsi
Pengertian kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya berupa
pemberian obat atau pemasangan suatu alat yang dilakukan untuk menghambat sel
sperma bertermu dengan sel telur yang matang dengan tujuan agar tidak terjadi
2001):
tinggi artinya tingkat kegagalan pada alat ini kecil jika digunakan oleh akseptor.
mengakibatkan jarak kehamilan yang terlalu dekat dan berisiko untuk ibu.
disebabkan karena jika terjadi kegagalan kontrasepsi akan terjadi kehamilan risiko
tinggi pada ibu yang terlalu tua. Selain itu penggunaan alat kontrasepsi ini
biasanya digunakan untuk akseptor yang tidak ingin memiliki anak lagi.
hormon tubuh terdiri dari pil KB, suntik KB, susuk/implan, dan IUD-mirena
System).
susuk/implan.
Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), terdiri dari pil
KB, kondom, suntik KB, dan metode lain selain yang termasuk ke dalam jenis
MKJP.
jangka waktu yang relatif panjang (mencapai sepuluh tahun). Jenis kontrasepsi
Dalam Rahim) atau IUD (Intra Uterine Device) atau spiral, Tubektomi/Metode
kemampuan sel sperma agar tidak dapat mencapai tuba falopi, (2) Memengaruhi
fertilitas, (3) Fungsi utama AKDR yakni untuk menghambat sel sperma bertemu
yang tinggi (dari 1000 kehamilan, ada 6 kehamilan akibat kegagalan penggunaan
AKDR), (2) AKDR dapat bekerja langsung setelah dipasang, (3) Lama pemakaian
mencapai 10 tahun, (4) Tidak memerlukan kontrol bulanan, (5) Tidak menggangu
hubungan seksual dan pasangan merasa aman dari kemungkinan kehamilan yang
tidak direncanakan, (6) Tidak memengaruhi hormon dengan pemakaian salah satu
jenis AKDR (7) Tidak mengganggu produksi air susu ibu, (8) Reversibilitas
kesuburan setelah dilepas, (9) Pemakaian dapat diulang pasca melahirkan, (10)
Dapat dipakai hingga akseptor menopause (±1 tahun setelah haid terakhir), (11)
Tidak perlu mengonsumsi pil lain, (12) Dapat menghambat kehamilan ektopik.
(2) Penderita infeksi alat kelamin dan semacamnya, (3) Memiliki riwayat radang
pada bagian pinggul, (4) Pasien post partum hemoragi, (5) Riwayat kehamilan
yang terjadi di luar rahim, (5) Pasien tumor ganas pada alat kelamin.
kontrasepsi saat senggama, (2) Beberapa merasa risih dan diduga beresiko
endometritis, (3) Siklus menstruasi tidak teratur (pada 3 bulan pertama dan
setelahnya mulai normal), (4) Masa menstruasi menjadi lebih lama, ada yang
mengalami nyeri berlebihan dari biasanya, (5) Perdarahan diluar siklus haid.
alat kontrasepsi yang berbentuk tabung-tabung kecil yang dipasang di bawah kulit
pada lengan atas. Pemakaian susuk KB/implan ini dapat diganti setiap 5 tahun, 3
tahun dan ada yang setiap tahun, tergantung jenisnya. Memiliki tingkat keamanan
yang relatif besar, harus dibuka setelah habis batas waktu pemakaian (BKKBN,
2011).
volume atau kualitas ASI, (3) Tidak memengaruhi blood pressure, (4) Tidak
yang tidak ingin menghentikan kesuburan untuk sementara waktu, (6) Cocok bagi
pasangan yang menyukai metode yang simpel, (7) Banyak digunakan oleh PUS di
melitus.
Timbul rasa nyeri saat pemasangan, (2) Siklus menstruasi tidak teratur, pusing,
sperma/vas differens pria melalui operasi kecil. Relatif aman dan tidak
juga disambung kembali dengan teknologi kedokteran, dan tidak disarankan bagi
PUS yang baru menikah dan masih ingin punya anak lagi (BKKBN, 2011).
hormon, (2) Efektivitas dalam mencegah kehamilan tinggi, bersifat permanen, (3)
jadi lebih aman, (5) Praktis, hanya sekali tindakan operasi, (6) Efektif karena
MOP/Vasektomi adalah: (1) Harus melalui proses operasi, (2) Memiliki resiko
pendarahan dan infeksi, (3) Tidak dapat mencegah penyakit menular seksual
menggunakan kondom, (5) Alat kontrasepsi yang digunakan istri harus tetap
disarankan bagi PUS yang masih ingin punya anak, (2) Tidak disarankan bagi
penderita pembekuan darah(3) Tidak disarankan bagi PUS yang dalam kondisi
tidak stabil, (4) Tidak disarankan bagi pederita radang/infeksi jamur pada
skrotum, adanya hernia, gangguan yang disebabkan oleh parasit yang menyerang
fallopi) melalui operasi kecil. Tidak memengaruhi siklus haid, aman digunakan
untuk periode waktu yang lama. Bersifat permanen, jadi tidak disarankan bagi
PUS yang baru menikah dan masih ingin punya anak lagi (BKKBN, 2011).
Tidak memiliki efek samping jangka panjang, (7) Mengurangi risiko kanker
ovarium, (8) Tidak ada kegagalan dari pihak pasien (patient’s failure).
(1) Hamil/diduga hamil, (2) Penyakit jantung, paru, dan infeksi akut, (3)
menjalani proses pembedahan, (5) Masih menginginkan anak lagi, (6) Belum
Umur. Umur adalah satu dari beberapa faktor yang memengaruhi perilaku
2010).
antara variabel umur ibu dengan penggunaan MKJP. Responden dengan usia ≥ 30
tahun mempunyai peluang sebesar 2,5 kali lebih banyak daripada responden
dengan usia kurang dari 30 tahun (< 30 tahun) untuk menggunakan metode
memiliki pekerjaan, mempunyai peluang 4,7 kali lebih besar untuk menggunakan
kepada orang lain dengan tujuan untuk mengubah pola pikir dan mencapai
bertindak dan mencari penyebab serta solusi dari apa yang terjadi dalam
orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima informasi atau hal-
hal baru.
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), dengan nilai Exp B=2.434 maknanya adalah
peserta KB yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 2 kali lebih besar akan
Jumlah anak. Jumlah anak yang dimiliki merupakan salah satu faktor
Dimana diharapkan pasangan dengan anak yang jumlahnya lebih banyak, agar
dengan anak yang jumlahnya lebih sedikit. BKKBN (2012) menerangkan bahwa
yang dimaksud dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya
paling banyak 2 (dua) orang, sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga
sejalan dengan penelitian Sari (2016) yang menyatakan ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemilihan jenis alat kontrasepsi dan hasil uji statistik regresi
objek, orang ataupun peristiwa. Respon tertutup yang dimaksud adalah respon
yang masih bersifat pasif atau masih dalam pandangan seseorang, belum
dilaksanakan.
menunjukkan perasaan setuju atau tidak setuju nya seseorang terhadap sesuatu,
dapat ditimbulkan dari kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap baik oleh
responden.
dialami orang lain. Dalam pemilihan jenis kontrasepsi diperlukan dukungan dari
pasangan, keputusan terkait segala hal tentang anak merupakan hal yang perlu
Jadi tidak jarang pasien atau keluarga pasien meminta saran dan dukungan
tertentu dari petugas kesehatan untuk mengambil keputusan. Dalam hal pemilihan
Landasan Teori
yang dapat dilakukan dengan mudah, karena sebelum menggunakan suatu alat
kontrasepsi kita tidak akan mengetahui efek yang akan ditimbulkannya terhadap
tubuh kita. Disisi lain, setiap individu memiliki respon yang berbeda terhadap
suatu alat kontrasepsi sehingga tidak ada alat kontrasepsi yang cocok untuk semua
orang. Jadi, keputusan untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi jenis tertentu
dari alat kontrasepsi tersebut. Dibalik itu semua, keputusan tersebut merupakan
hak seseorang untuk memilih apa yang dianggap baik bagi dirinya atau
pasangannya.
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Karakteristik responden
Umur Variabel Dependen
Status pekerjaan
Pendidikan
Jumlah anak Jenis Kontrasepsi yang
digunakan akseptor KB aktif:
Dukungan petugas
kesehatan
Hipotesis Penelitian
panjang.
jangka panjang.
panjang.
panjang.
panjang.
panjang.
jangka panjang.
Jenis Penelitian
cross sectional. Oleh karena itu, variabel dependen (penggunaan MKJP) dan
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS)
Kecamatan Medan Marelan yaitu sebanyak 19.670 orang terdiri dari 3.631 orang
22
Universitas Sumatera Utara
23
Marelan pada tahun 2017. Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti
n
Z (1 / 2 ) Po (1 Po ) Z (1 ) ) Pa (1 Pa ) 2
Po Pa 2
Dimana :
Z (1 / 2) = Deviat baku alpha. Untuk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96.
Z (1 ) = Deviat baku betha. Untuk β= 0,10 maka nilai baku normalnya 1,282.
Maka :
n
Z (1 / 2 ) Po (1 Po ) Z (1 ) Pa (1 Pa )
2
Po Pa 2
n
1,96 0,1846 (10,1846) 1,282 0,3346( 1 0,3346)
2
0,3346 0,1846 2
n ≥ 83
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas maka diketahui
jumlah sampel dari populasi 19.670 PUS akseptor KB aktif diperoleh sampel
logistik yang mengharuskan sampel dengan jumlah relatif besar maka peneliti
yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling, yaitu teknik
diambil adalah PUS akseptor KB aktif(MKJP dan non MKJP) yang beradadi
sebagai berikut:
1. Umur adalah lamanya responden hidup sejak dilahirkan sampai pada saat
maupun di luar rumah yang mendapat imbalan sesuai dengan hasil kerjanya.
responden.
4. Jumlah anak adalah banyaknya anak yang pernah dilahirkan oleh responden
MKJP.
digunakan.
satu jenis metode kontrasepsi jangka panjang (IUD, implant, MOW atau
MOP).
salah satu jenis non metode kontrasepsi jangka panjang (pil, suntik, atau
kondom).
Uji validitas bertujuan mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
correlation corrected item, dengan ketentuan juka r hitung > r tabel, maka
terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar dan
sesuai dengan kenyataan, maka beberapa kali diambil tetap akan sama
(Riwidikdo, 2009).
Medan Baru relatif sama. Hasil uji validitas dan reliabilitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 1
sudah valid dan nilai Alpha = 0,592, artinya sudah reliabel karena nilai alpha lebih
Tabel 2
Dari tabel di atas diketahui bahwa semua item pertanyaan sikap sudah
valid dan nilai Alpha = 0,537, artinya sudah reliabel karena nilai alpha lebih besar
Tabel 3
pasangan sudah valid dan nilai Alpha = 0,516, artinya sudah reliabel karena nilai
Tabel 4
petugas kesehatan sudah valid dan nilai Alpha = 0,692, artinya sudah reliabel
Metode Pengukuran
berikut:
0 = <30 tahun
1 = ≥30 tahun.
0 = tidak bekerja.
1 = bekerja.
sebagai berikut:
Diploma/S1/S2/S3/Spesialis.
Jumlah anak. Jumlah anak dilihat melalui jawaban kuesioner pada bagian
0 = >2 orang.
1 = ≤ 2 orang.
memberi skor pada 10 jawaban yang dipilih. Jika jawaban benar diberi skor 1 dan
Sikap. Sikap diukur melalui jawaban kuesioner dengan cara memberi skor
pada 8 jawaban yang dipilih. Pertanyaan dibuat menjadi dua kategori, yaitu 4
Tabel 5
sebagai berikut:
kuesioner dengan cara memberi skor pada setiap jawaban yang dipilih. Jika
pasangan responden menyetujui dan turut serta dalam pemilihan kontrasepsi maka
akan diberi skor 1, jika tidak maka akan diberi skor 0 kemudian dijumlahkan.
melalui jawaban kuesioner dengan cara memberi skor pada setiap jawaban yang
dipilih. Jika petugaas kesehatan menyetujui dan memberikan dorongan maka akan
diberi skor 1, jika tidak maka akan diberi skor 0 kemudian dijumlahkan. Variabel
frekuensi.
Model uji yang digunakan adalah uji regresi logistik ganda, karena jenis data
variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini merupakan data
Keterangan:
Y : variabel dependen
X : variabel independen
a : konstanta
b : koefisien regresi
e : komponen kesalahan
Medan Helvetia di selatan, dan Medan Belawan di utara. Pada tahun 2015, jumlah
wilayahnya adalah 44,47 km2, yang terdiri dari 5 desa/kelurahan yaitu Labuhan
Deli, Paya Pasir, Rengas Pulau, Tanah Enam Ratus, dan Terjun. Puskesmas
Analisis Univariat
variabel dependen dan variabel independen, dalam penelitian ini meliputi: umur,
penelitian ini adalah PUS Akseptor KB aktif yang berumur antara 15-49 tahun
pekerjaan, pendidikan, dan jumlah anak. Hasil penelitian menunjukkan dari 100
33
Universitas Sumatera Utara
34
kelompok umur < 30 tahun dan 84 responden (84%) berada dalam kelompok
memiliki anak > 2 orang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Karakteristik Individu n %
Umur
<30 tahun 16 16
≥30 tahun 84 84
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 54 54
Bekerja 46 46
Pendidikan
Pendidikan dasar 37 37
Pendidikan menengah 41 41
Pendidikan tinggi 22 22
Jumlah Anak
> 2 orang 74 74
≤ 2 orang 26 26
Jumlah 100 100
Tabel 7
Jawaban
Total
Pertanyaan Benar Salah
n % n % n %
Menurut ibu apa yang dimaksud dengan alat 92 92 8 8 100 100
kontrasepsi?
Manakah yang termasuk metode kontrasepsi 67 67 33 33 100 100
jangka panjang (MKJP)?
Dimanakah lokasi pesangan IUD/spiral pada 73 73 27 27 100 100
tubuh yang ibu ketahui?
Menurut ibu apakah keuntungan menggunakan 44 44 56 56 100 100
alat kontrasepsi IUD/spiral?
Dimanakah lokasi pemasangan alat kontrasepsi 76 76 24 24 100 100
implan pada tubuh?
Menurut ibu, apakah keuntungan menggunakan 79 79 21 21 100 100
alat kontrasepsi implan?
Menurut ibu, apa yang dimaksud dengan 67 67 33 33 100 100
metode operasi pria (MOP)/vasektomi?
Menurut ibu, apa kekurangan dari metode 49 49 51 51 100 100
kontrasepsi vasektomi/metode operasi pria
(MOP)?
Berapa lamakah masa pemasangan sebuah 85 85 15 15 100 100
implan yang ibu ketahui?
Apakah kekurangan metode kontrasepsi 69 69 31 31 100 100
tubektomi/metode operasi wanita (MOW)
yang ibu ketahui?
(40%) berada pada kategori pengetahuan baik, sebanyak 45 responden (45%), dan
15 responden (15%) berada pada kategori pengetahuan kurang baik. Secara rinci
Tabel 8
Jumlah
Pengetahuan
n %
Baik 40 40
Cukup 45 45
Kurang 15 15
Jumlah 100 100
(17%) sangat tidak setuju dengan pepatah yang mengatakan banyak anak, banyak
rejeki. Sebanyak 3 responden (3%) sangat tidak setuju, 20 responden (20%) tidak
setuju, 61 responden (61%) setuju, dan 16 responden (16%) sangat setuju dengan
pendapat bahwa memiliki dua orang anak sudah cukup, baik laki-laki maupun
tidak setuju, 57 responden (57%) setuju, dan 17 responden sangat setuju bahhwa
metode operasi pria (MOP)/vasektomi sangat diperlukan agar suami menjadi ikut
sangat tidak setuju, 21 responden (21%) tidak setuju, 61 responden (61%) setuju,
Sebanyak 1 responden (1%) sangat tidak setuju, 6 responden (6%) tidak setuju, 65
responden (65%) setuju, dan 28 responden (28%) sangat setuju dengan pernyataan
responden (18%) sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa jarak usia antar
anak pertama dan anak seterusnya sebaiknya kurang dari dua tahun. Sebanyak 3
tidak setuju, dan 14 responden (14%) sangat tidak setuju bahwa pemasangan IUD
tidak setuju, dan 20 responden (20%) sangat tidak setuju dengan pernyataan
Tabel 9
Jawaban
Sangat
Sangat Tidak Total
Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n % n %
Bagaimana pendapat ibu terhadap
pepatah yang mengatakan 9 9 28 28 46 46 17 17 100 100
“banyak anak banyak rejeki”?
Memiliki 2 orang anak sudah
cukup, baik laki-laki maupun 3 3 20 20 61 61 16 16 100 100
perempuan.
Metode Operasi Pria
(MOP)/Vasektomi sangat
diperlukan agar suami menjadi 4 4 22 22 57 57 17 17 100 100
ikut berperan dalam upaya
perencanaan jumlah anak.
Pemakaian Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP)
4 4 21 21 61 61 14 14 100 100
sangat diperlukan dalam
pembatasan jumlah anak.
Ibu perlu berkonsultasi kepada
petugas kesehatan mengenai
1 1 6 6 65 65 28 28 100 100
jenis alat kontrasepsi yang
tepat untuk digunakan.
Jarak usia antara anak pertama
dan anak seterusnya sebaiknya 4 4 34 34 44 44 18 18 100 100
kurang dari dua tahun.
Pemasangan IUD dianggap tabu
karena langsung dipasang di 3 3 37 37 46 46 14 14 100 100
leher rahim.
Program KB sebaiknya
dihapuskan karena
9 9 32 32 39 39 20 20 100 100
bertentangan dengan nilai
agama.
berada pada kategori sikap positif dan 1 responden (1%) berada pada kategori
Tabel 10
Jumlah
Sikap
n %
Positif 99 99
Negatif 1 1
Jumlah 100 100
Tabel 11
Jawaban
Total
Pertanyaan Ya Tidak
n % n % n %
Apakah ibu/bapak ber KB atas
77 77 23 23 100 100
persetujuan/pilihan pasangan (suami/istri)?
Apakah suami/istri turut dalam pemilihan jenis
79 79 21 21 100 100
alat kontrasepsi?
Apakah suami/istri menyarankan untuk
memeriksakan alat kontrasepsi yang
49 49 51 51 100 100
ibu/bapak gunakan jika mengalami
keluhan?
Apakah suami/istri ikut menemani ke fasilitas
kesehatan saat ingin mendapat pelayanan 46 46 54 54 100 100
kontrasepsi?
berada pada kategori pasangan mendukung dan 42 responden (42%) berada pada
kategori pasangan kurang mendukung. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12
Jumlah
Dukungan Pasangan
n %
Mendukung 58 58
Kurang Mendukung 42 42
Jumlah 100 100
Tabel 13
Jawaban
Total
Pertanyaan Ya Tidak
n % n % n %
Apakah petugas kesehatan menyarankan
bapak/ibu untuk menggunakan alat 60 60 40 40 100 100
kontrasepsi?
Apakah petugas kesehatan memberikan
kesempatan/kebebasan kepada ibu/bapak
57 57 43 43 100 100
untuk memilih jenis alat kontrasepsi sesuai
kebutuhan?
Apakah petugas kesehatan ramah/sabar saat
ibu/bapak mengalami keluhan dengan alat 58 58 42 42 100 100
kontrasepsi yang digunakan?
Apakah petugas kesehatan pernah memberikan
informasi mengenai kelebihan/kekurangan
59 59 41 41 100 100
dari masing-masing jenis kontrasepsi kepada
ibu/bapak?
berada pada kategori mendukung dan 50 responden (50%) berada pada kategori
Tabel 14
Jumlah
Dukungan Petugas Kesehatan
n %
Mendukung 50 50
Kurang Mendukung 50 50
Jumlah 100 100
Tabel 15
Jumlah
Jenis Kontrasepsi
n %
MKJP 24 24
Non-MKJP 76 76
Jumlah 100 100
Analisis Bivariat
kemaknaannya dilakukan analisis bivariat dengan uji chi square. Dikatakan ada
hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p<0,05. Hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen dengan hasil sebagai berikut:
panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 16 responden
18 (21,4%) yang menggunakan alat kontrasepsi jenis MKJP. Hasil uji statistik chi
panjang (MKJP) menunjukkan nilai p = 0,204, yang α = 0,05 maka tidak ada
Tabel 16
Jenis Kontrasepsi
Umur MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
< 30 tahun 6 37,5 10 62,5 16 100
0,204
≥ 30 tahun 18 21,4 66 78,6 84 100
jangka panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 54
(34,8%) responden menggunakan alat kontrasepsi jenis MKJP. Hasil uji statistik
Kecamatan Medan Marelan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 17.
Tabel 17
Jenis Kontrasepsi
Status Pekerjaan MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
Tidak bekerja 8 14,8 46 85,2 54 100
0,036
Bekerja 16 34,8 30 56,2 46 100
jangka panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 37
uji statistik chi square antara variabel pendidikan dengan penggunaan metode
Tabel 18
Jenis Kontrasepsi
Pendidikan MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
Rendah 5 13,5 32 84,5 37 100
Menengah 4 9,8 37 90,2 41 100 0,0001
Tinggi 15 68,2 7 31,8 22 100
jangka panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 26
responden yang memiliki jumlah anak > 2 orang terdapat 6 (8%) responden
menggunakan alat kontrasepsi jenis MKJP. Hasil uji statistik chi square antara
(MKJP) menunjukkan nilai p = 0,0001, yang α = 0,05 maka ada hubungan antara
Tabel 19
Jenis Kontrasepsi
Jumlah Anak MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
> 2 orang 6 8 68 92 74 100
0,0001
≤ 2 orang 18 69,2 8 30,8 26 100
jangka panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 15
uji statistik chi square antara variabel pengetahuan dengan penggunaan metode
Kecamatan Medan Marelan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20
Jenis Kontrasepsi
Pengetahuan MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
Kurang 3 20 12 80 15 100
Cukup 10 22,2 35 77,8 45 100 0,787
Baik 11 27,5 29 72,5 40 100
panjang (MKJP). Hasil tabulasi silang dapat diketahui bahwa dari 1 responden
dengan sikap negatif tidak ada (0%) responden yang menggunakan alat
Hasil uji statistik chi square antara variabel sikap dengan penggunaan metode
maka tidak ada hubungan antara sikap dengan penggunaan Metode Kontrasepsi
Tabel 21
Jenis Kontrasepsi
Sikap MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
Negatif 0 0 1 100 1 100
1,000
Positif 24 24,2 75 75,8 99 100
kontrasepsi jenis MKJP. Hasil uji statistik chi square antara variabel dukungan
menunjukkan nilai p = 0,842, yang α = 0,05 maka tidak ada hubungan antara
Tabel 22
Jenis Kontrasepsi
Dukungan Pasangan MKJP Non-MKJP Total Signifikan
n % n % n %
Kurang Mendukung 11 26,2 31 73,8 42 100
0,842
Mendukung 13 22,4 45 77,6 58 100
bahwa dari 50 responden yang berada pada kategori petugas kesehatan kurang
uji statistik chi square antara variabel dukungan petugas kesehatan dengan
0,035, yang α = 0,05 maka ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan
Tabel 23
Jenis Kontrasepsi
Dukungan Petugas
MKJP Non-MKJP Total Signifikan
Kesehatan
n % n % n %
Kurang Mendukung 7 14 43 86 50 100
0,035
Mendukung 17 34 33 66 50 100
Analisis Multivariat
dependen diperoleh variabel umur, status pekerjaan, pendidikan, jumlah anak, dan
pengetahuan, sikap, dan dukungan pasangan p valuenya > 0,25. Hasil seleksi
Tabel 24
Variabel P value
Umur 0,185
Status pekerjaan 0,019
Pendidikan 0,0001
Jumlah anak 0,0001
Pengetahuan 0,788
Sikap 0,457
Dukungan pasangan 0,663
Dukungan petugas kesehatan 0,018
nilai p value < 0,25, maka variabel tersebut dapat dilanjutkan ke analisis
MKJP. Hasil pengujian multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda dapat
Tabel 25
Pada hasil analisis model I, diketahui nilai p value dari variabel umur,
pekerjaan, pendidikan (1) adalah > 0,05 dan nila p value yang terbesar adalah
variabel umur yaitu 0,574 sehingga dikeluarkan dari model. Hasil pengujian
multivariat dengan mengeluarkan variabel umur dapat dilihat pada tabel 26.
Tabel 26
variabel umur sepeti tampak pada model II, selanjutnya dilakukan perbandingan
perubahan nilai OR antara model I dan model II, yang dapat dilihat pada tabel 27.
Tabel 27
saat variabel umur dikeluarkan dari model, nilai perubahan OR dari variabel
sebagai berikut:
Tabel 28
perbandingan perubahan nilai OR antara model I dan model III, yang dapat dilihat
Tabel 29
Tabel 30
perubahan nilai OR antara model I dan model IV, yang dapat dilihat pada tabel 31
Tabel 31
model, nilai perubahan OR pada semua variabel yang berada dalam model >10%
maka model yang digunakan sebagai model terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 32
Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa ada tiga variabel bebas
(2) (ρ=0,022), jumlah anak (ρ= 0,003), dan dukungan petugas kesehatan (ρ=
0,030) karena nilai ρ<0,05, sedangkan variabel umur (ρ= 0,537), status pekerjaan
(ρ= 0,112), dan pendidikan (1) (ρ= 0,463) tidak memiliki pengaruh yang
karena nilai ρ>0,05. Pendidikan (2) adalah variabel yang paling berpengaruh
terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) karena Exp (B)
pendidikan (2) merupakan yang paling besar dari pada Exp (B) jumlah anak dan
(2) adalah 7,301 artinya responden yang berada pada kategori pendidikan dasar
kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berada pada kategori
pendidikan tinggi setelah dikontrol variabel umur, status pekerjaan, jumlah anak,
0,105 artinya responden yang memiliki jumlah anak > 2 orang mempunyai
peluang untuk menggunakan alat kontrasepsi non-MKJP sebesar 0,1 kali lebih
responden yang berada pada kategori kurang mendukung mempunyai peluang 5,1
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ganda
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan, jumlah anak dan
Marelan.
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang
penelitian ini sejalan dengan penelitian Gaol (2017) yang menunjukkan bahwa
55
Universitas Sumatera Utara
56
lebih luas sehingga memudahkan responden dalam menerima gagasan baru dan
langsung dapat memengaruhi dalam memilih metode atau alat kontrasepsi yang
akan digunakan. Pendapat ini juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pandiangan (2018) yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
tinggi cenderung memiliki pola pikir bahwa semakin banyak jumlah anak maka
anak bukan hanya terbatas pada kebutuhan sandang dan pangan saja tetapi juga
pendidikan yang lebih tinggi tentu diperlukan dana yang lebih banyak pula. Hal
yakni tidak memerlukan kontrol bulanan sehingga tidak perlu mengeluarkan dana
yang lebih besar untuk biaya kontrol. Sebagian responden merasa takut untuk
operatif (seperti metode operasi wanita dan operasi pria). Beberapa responden
merasa khawatir terhadap efek samping yang timbul setelah menggunakan metode
Pada penelitian ini variabel pendidikan (2) memiliki angka Exp (B)
jangka panjang (MKJP) dikarenakan angka Exp (B) pendidikan (2) merupakan
yang paling besar daripada angka Exp (B) jumlah anak dan dukungan petugas
kesehatan.
yang signifikan antara jumlah anak hidup dengan penggunaan metode kontrasepsi
jangka panjang.
jenis alat kontrasepsi tertentu. Hal ini dikarenakan semakin besar jumlah anak
pula. Jika responden merupakan keluarga yang kurang mapan secara ekonomi, hal
ini tentu dapat menjadi masalah apabila jumlah anak tidak dikendalikan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016), bahwa
MKJP. Hal ini berarti, jumlah anak yang sedikit merupakan hasil dari penggunaan
kontrasepsi jenis MKJP tersebut. Namun, dalam penelitian ini masih banyak
ditemukan PUS yang memiliki jumlah anak > 2 orang malah memilih
responden merasa khawatir dengan efek samping dari alat kontrasepsi jenis
MKJP, seperti berpindahnya posisi kontrasepsi implan dan spiral ke jantung dan
alat kontrasepsi jenis non MKJP. Namun didapatkan beberapa responden yang
Adanya faktor budaya yang masih dianut oleh beberapa responden seperti
untuk menjaga jarak usia kelahiran antar anak, bukan untuk membatasi jumlah
anak. Beberapa responden juga menyatakan, tidak membatasi jumlah anak karena
menunggu memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu yang belum mereka
dapatkan.
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan MKJP. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian Setiasih, dkk (2013) yang menyatakan ada hubungan dukungan
untuk menggunakan alat kontrasepsi jenis MKJP. Hal ini dilihat dari beberapa
responden yang perlu diberi penjelasan oleh petugas kesehatan tentang kelebihan
alat kontrasepsi terlebih dahulu, lalu kemudian memutuskan untuk memilih jenis
akseptor KB.
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang
(MKJP). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Fienalia (2012) yang
menyatakan ada hubungan secara signifikan antara umur ibu dengan penggunaan
kontrasepsi jenis MKJP di umur yang masih muda karena sudah memiliki anak >
2 orang. Terdapat juga beberapa responden yang menikah di usia lebih dari 30
tahun sehingga harus menggunakan alat kontrasepsi jenis non MKJP karena masih
memiliki jumlah anak < 2 orang atau bahkan belum mempunyai anak.
menggunakan alat kontrasepsi jenis MKJP tergantung pada jumlah anak yang
dimiliki pasangan usia subur (PUS), walaupun usia responden masih < 30 tahun.
Jumlah anak yang masih satu orang (masih ingin menambah jumlah anak) pada
usia yang sudah lebih dari 30 tahun tentu tidak memungkinkan PUS memutuskan
Variabel status pekerjaan. Hasil uji statistik chi square antara variabel
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
bekerja, akan tetapi hasil uji statistik regresi logistik ganda menunjukkan bahwa
berkelanjutan.
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian
Dari hasil wawancara, didapat responden yang tidak ingin punya anak lagi
dan mengetahui bahwa penggunaan jenis alat kontrasepsi MKJP lebih efektif
digunakan untuk mencegah kehamilan, tetapi sebagian responden tetap tidak mau
menggunakannya. Hal ini karena responden memilih jenis alat kontrasepsi yang
digunakan berdasarkan rasa cocok nya terhadap alat kontrasepsi tersebut, bukan
pernah ia dengar dari pengalaman teman atau keluarganya, misalnya keluhan yang
manfaat dari alat kontrasepsi jenis MKJP tidak membuat responden memilih
Variabel sikap. Hasil uji statistik chi square antara variabel sikap dengan
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Preputri, dkk (2013) yang menunjukkan ada
Kecamatan Bantaeng.
suka atau tidak suka terhadap sesuatu. Sikap positif dapat disebabkan oleh
memiliki sikap yang positif terhadap alat kontrasepsi jenis MKJP, hal itu tidak
karena sikap hanyalah berupa respon pasif, yang belum tentu direalisasikan sesuai
yang positif terhadap alat kontrasepsi, namun hanya beberapa responden yang
diperlukan dalam pembatasan jumlah anak, akan tetapi beberapa responden tetap
pria (MOP)/vasektomi sangat diperlukan agar suami menjadi ikut berperan dalam
upaya perencanaan jumlah anak, namun beberapa tetap tidak setuju jika suami
responden tidak setuju dengan pendapat bahwa pemasangan IUD adalah tabu,
dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Hal ini sesuai
dengan penelitian Setiasih, dkk (2013) yang menyatakan tidak ada hubungan
Kendal.
pertimbangan yang kuat bagi responden dalam memutuskan dalam memilih jenis
Keterbatasan Penelitian
Panjang dalam penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel, yaitu Pendidikan,
Panjang.
sesungguhnya.
Kesimpulan
panjang.
panjang.
12. Ada pengaruh jumlah anak terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang.
jangka panjang.
14. Tidak ada pengaruh sikap terhadap penggunaan metode kontrasepsi jangka
panjang.
66
Universitas Sumatera Utara
67
Saran
Hal ini agar masyarakat lebih memahami keefektifan dari metode kontrasepsi
gratis kepada pasangan usia subur (PUS) yang telah memiliki 2 orang anak,
MKJP gratis di Kota Medan bagi PUS yang sudah memiliki 2 orang anak
Medan Marelan dengan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2010). Hasil Sensus Penduduk 2010: Data Agregat
per Provinsi. Diakses dari https://sp2010.bps.go.id
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014). Jumlah Penduduk di Sumatera Utara Tahun
2014. Diakses dari https://sumut.bps.go.id/statictable/2015/11/18/375/luas
-wilayah-jumlah-penduduk-dan-kepadatan-penduduk-menurut-kabupaten-
kota-2014.html
Badan Pusat Statistik (BPS). (2015). Jumlah Penduduk di Kota Medan. Diakses
dari https://medankota.bps.go.id
68
Universitas Sumatera Utara
69
Dinas Kesehatan Kota Medan. (2016). Profil Kesehatan Kota Medan 2015.
Diakses dari https://www.depkes.go.id/resources/dowload/profil/PROF
IL_KAB_KOTA_2016/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENGGUNAAN METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN
TAHUN 2018
Nomor Responden
I. Identitas Responden
Nama
Umur
Status Pekerjaan
Pendidikan
Jumlah anak
II. Pengetahuan
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda centang (√).
1. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi?
a. Suatu alat, obat dan cara yang digunakan untuk dapat mencegah
kehamilan.
a. Di dalam rahim
b. Di bawah kulit
71
Universitas Sumatera Utara
72
a. Di dalam rahim
b. Di bawah kulit
a. 3-5 tahun
b. Seumur hidup
III. Sikap
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda centang (√) pada salah satu yang anda yakinin di bawah ini!
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Tidak Setuju
TS : Sangat Tidak Setuju
No Uraian Pertanyaan SS S TS STS
11 Bagaimana pendapat ibu terhadap pepatah
yang mengatakan “banyak anak banyak
rejeki”?
12 Memiliki 2 orang anak sudah cukup, baik
laki-laki maupun perempuan.
13 Metode Operasi Pria (MOP)/Vasektomi
sangat diperlukan agar suami menjadi ikut
berperan dalam upaya perencanaan jumlah
anak.
14 Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) sangat diperlukan dalam
pembatasan jumlah anak.
15 Ibu perlu berkonsultasi kepada petugas
kesehatan mengenai jenis alat kontrasepsi
yang tepat untuk digunakan.
16 Jarak usia antara anak pertama dan anak
seterusnya sebaiknya kurang dari dua tahun.
17 Pemasangan IUD dianggap tabu karena
langsung dipasang di leher rahim.
18 Program KB sebaiknya dihapuskan karena
bertentangan dengan nilai agama.
M. Maimun 6.450 5.000 77,52 539 391 113 910 409 1.493 1.145
M. Polonia 8.409 6.628 78,82 583 413 66 1.158 204 2.165 2.048
M. Baru 6.632 4.750 71,62 1.073 405 31 759 257 1.318 907
M. Perjuangan 15.227 12.781 83,94 1.457 473 112 1.239 1.310 4.624 3.548
M. Petisah 10.472 7.177 68,54 1.032 762 87 561 214 2.826 1.695
M. Timur 16.613 12.779 76,92 1.575 816 191 1.508 1.497 3.536 3.656
M. Selayang 19.721 14.596 74,01 1.672 1.107 136 1.488 1.722 4.601 3.870
Kota Medan 359.929 273.571 76 32.367 14.447 2.992 29.095 19.225 93.548 81.897
2017
2016 358.449 273.788 76,38 32.217 14.550 3.022 27.243 21.517 92.820 82.419
2015 348.691 260.369 74,67 31.271 14.388 2.492 23.380 19.659 90.015 79.164
Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Medan
75
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Master Data
76
Universitas Sumatera Utara
77
Pengetahuan
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
,592 10
Item-Total Statistics
Sikap
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
80
Universitas Sumatera Utara
81
Reliability Statistics
,537 8
Item-Total Statistics
Dukungan Pasangan
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
,516 4
Item-Total Statistics
N %
Valid 30 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
,692 4
Item-Total Statistics
ANALISIS UNIVARIAT
kelompok umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
<30 tahun 16 16,0 16,0 16,0
Valid >=30 tahun 84 84,0 84,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
tidak bekerja 54 54,0 54,0 54,0
Valid bekerja 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pendidikan rendah 37 37,0 37,0 37,0
pendidikan menengah 41 41,0 41,0 78,0
pendidikan tinggi 22 22,0 22,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 8 8,0 8,0 8,0
Valid benar 92 92,0 92,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 33 33,0 33,0 33,0
Valid benar 67 67,0 67,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 27 27,0 27,0 27,0
Valid benar 73 73,0 73,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
83
Universitas Sumatera Utara
84
pengetahuan4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 56 56,0 56,0 56,0
Valid benar 44 44,0 44,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 24 24,0 24,0 24,0
Valid benar 76 76,0 76,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 21 21,0 21,0 21,0
Valid benar 79 79,0 79,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 33 33,0 33,0 33,0
Valid benar 67 67,0 67,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 51 51,0 51,0 51,0
Valid benar 49 49,0 49,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 15 15,0 15,0 15,0
Valid benar 85 85,0 85,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
pengetahuan10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
salah 31 31,0 31,0 31,0
Valid benar 69 69,0 69,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
kelompok pengetahuan
sikap1-
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat setuju 9 9,0 9,0 9,0
Setuju 28 28,0 28,0 37,0
tidak setuju 46 46,0 46,0 83,0
Valid
sangat tidak 17 17,0 17,0 100,0
setuju
Total 100 100,0 100,0
sikap2+
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat tidak 3 3,0 3,0 3,0
setuju
tidak setuju 20 20,0 20,0 23,0
Valid Setuju 61 61,0 61,0 84,0
sangat setuju 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
sikap3+
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat tidak 4 4,0 4,0 4,0
setuju
tidak setuju 22 22,0 22,0 26,0
Valid Setuju 57 57,0 57,0 83,0
sangat setuju 17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
sikap4+
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat tidak 4 4,0 4,0 4,0
setuju
tidak setuju 21 21,0 21,0 25,0
Valid Setuju 61 61,0 61,0 86,0
sangat setuju 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
sikap5+
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat tidak 1 1,0 1,0 1,0
setuju
tidak setuju 6 6,0 6,0 7,0
Valid Setuju 65 65,0 65,0 72,0
sangat setuju 28 28,0 28,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
sikap6-
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat setuju 4 4,0 4,0 4,0
Setuju 34 34,0 34,0 38,0
tidak setuju 44 44,0 44,0 82,0
Valid
sangat tidak 18 18,0 18,0 100,0
setuju
Total 100 100,0 100,0
sikap7-
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat setuju 3 3,0 3,0 3,0
Setuju 37 37,0 37,0 40,0
tidak setuju 46 46,0 46,0 86,0
Valid
sangat tidak 14 14,0 14,0 100,0
setuju
Total 100 100,0 100,0
sikap8-
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
sangat setuju 9 9,0 9,0 9,0
Setuju 32 32,0 32,0 41,0
tidak setuju 39 39,0 39,0 80,0
Valid
sangat tidak 20 20,0 20,0 100,0
setuju
Total 100 100,0 100,0
kelompok sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Negatif 1 1,0 1,0 1,0
Valid Positif 99 99,0 99,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
dukungan pasangan1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
0 23 23,0 23,0 23,0
Valid 1 77 77,0 77,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
dukungan pasangan 2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
0 21 21,0 21,0 21,0
Valid 1 79 79,0 79,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
dukungan pasangan3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
0 51 51,0 51,0 51,0
Valid 1 49 49,0 49,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
dukungan pasangan4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
0 54 54,0 54,0 54,0
Valid 1 46 46,0 46,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
penggunaan MKJP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
non MKJP 76 76,0 76,0 76,0
Valid MKJP 24 24,0 24,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
ANALISIS BIVARIAT
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,903 1 ,168
b
Continuity Correction 1,124 1 ,289
Likelihood Ratio 1,757 1 ,185
Fisher's Exact Test ,204 ,145
Linear-by-Linear Association 1,884 1 ,170
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,84.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,430 1 ,020
b 4,390 1 ,036
Continuity Correction
Likelihood Ratio 5,471 1 ,019
Fisher's Exact Test ,033 ,018
Linear-by-Linear Association 5,376 1 ,020
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,04.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,28.
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 39,408 1 ,000
b
Continuity Correction 36,128 1 ,000
Likelihood Ratio 36,472 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 39,014 1 ,000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,24.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square ,478 2 ,787
Likelihood Ratio ,477 2 ,788
Linear-by-Linear Association ,445 1 ,505
N of Valid Cases 100
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,60.
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,319 1 ,572
b ,000 1 1,000
Continuity Correction
Likelihood Ratio ,552 1 ,457
Fisher's Exact Test 1,000 ,760
Linear-by-Linear Association ,316 1 ,574
N of Valid Cases 100
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,190 1 ,663
b ,040 1 ,842
Continuity Correction
Likelihood Ratio ,190 1 ,663
Fisher's Exact Test ,813 ,419
Linear-by-Linear Association ,189 1 ,664
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,08.
b. Computed only for a 2x2 table
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,482 1 ,019
b 4,441 1 ,035
Continuity Correction
Likelihood Ratio 5,616 1 ,018
Fisher's Exact Test ,034 ,017
Linear-by-Linear Association 5,428 1 ,020
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,00.
b. Computed only for a 2x2 table
ANALISIS MULTIVARIAT
A. Seleksi Bivariat
1. Umur
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1,757 1 ,185
Step 1 Block 1,757 1 ,185
Model 1,757 1 ,185
2. Status Pekerjaan
3. Pendidikan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 27,173 2 ,000
Step 1 Block 27,173 2 ,000
Model 27,173 2 ,000
4. Jumlah Anak
5. Pengetahuan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step ,477 2 ,788
Step 1 Block ,477 2 ,788
Model ,477 2 ,788
6. Sikap
7. Dukungan Pasangan
Chi-square df Sig.
Lower Upper
a
kel_dpk 1,152 ,505 5,199 1 ,023 3,165 1,176 8,518
Step 1
Constant -1,815 ,408 19,838 1 ,000 ,163
a. Variable(s) entered on step 1: kel_dpk.
B. Pemodelan Multivariat
Step 1
a pendidikan(1) -,656 ,893 ,539 1 ,463 ,519
pendidikan(2) 1,988 ,870 5,217 1 ,022 7,301
kel_jlh_anak -2,250 ,746 9,087 1 ,003 ,105
kel_dpk 1,645 ,758 4,711 1 ,030 5,179
Constant -1,462 1,228 1,417 1 ,234 ,232
a. Variable(s) entered on step 1: kel_umur, pekerjaan, pendidikan, kel_jlh_anak, kel_dpk.
5. Model Akhir
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
kel_umur -,555 ,899 ,381 1 ,537 ,574
Pekerjaan 1,406 ,884 2,532 1 ,112 4,081
Pendidikan 8,373 2 ,015
Step 1
a pendidikan(1) -,656 ,893 ,539 1 ,463 ,519
pendidikan(2) 1,988 ,870 5,217 1 ,022 7,301
kel_jlh_anak -2,250 ,746 9,087 1 ,003 ,105
kel_dpk 1,645 ,758 4,711 1 ,030 5,179
Constant -1,462 1,228 1,417 1 ,234 ,232
a. Variable(s) entered on step 1: kel_umur, pekerjaan, pendidikan, kel_jlh_anak, kel_dpk.
97
Universitas Sumatera Utara
98
99
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan
100
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dari Puskesmas Terjun
101
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
102
Universitas Sumatera Utara