Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu!

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu bercahaya dalam sejarah
hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing kami. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. AmiinYaaRobbal „Aalamiin.

Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh!

Pancor, 5 Oktober 2021

i
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

1.1 Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

1.2 Latar belakang


1.3 Rumusan Masalah

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi


2.2 Sifat ideologi
2.3 Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila
2.4 Makna pancasila sebagai ideologi bangsa
2.5 Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
2.6 Macam-Macam Ideologi
2.7 Pancasilas Sebagai Ideologi Terbuka
2.8 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar Lainnya
yang ada di Dunia
2.9 Implikasi Penerimaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ideologi adalah ilmu tentang pengertian dasar, idea tau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus
dapat di capai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar,
pandangan, paham. Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas,
dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas.

Keterbukaan ideologi bukan hanya merupakan suatu penegasan


kembali dari pola pikir yang dinamis dari para pendiri Negara kita dalam
tahun 1945, tetapi juga merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam
dunia modern yang berubah dengan cepat. Dengan menegaskan pancasila
sebagai ideologi yang terbuka, disatu pihak kita diharuskan mempertajam
kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi, dilain pihak
didorong untk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan zaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian ideologi
2. Sifat Ideologi
3. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila
4. Makna pancasila sebagai ideologi bangsa
5. Macam-Macam Ideologi
6. Pancasilas Sebagai Ideologi Terbuka
7. Implikasi Penerimaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi


Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita. Dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah
ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, idea tau cita-cita. Cita-cita yang
dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat di capai
sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang
menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh
seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu oegangan hidup.

Pengertian ideologi menurut beberapa ahli ;


a. A.S Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat gagasan
yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi
oleh seorang atau sekelompok orang.
b. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideology sebagai
kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan
agama.
c. Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide asasi
tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan cita-cita
hidup.
d. Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu system
pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi
terbuka.
 Ideologi tertutup, merupakan suatu sistempemikiran tertutup. Ciri-
cirinya : merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah
dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan

2
pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya
bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari
tututan-tututan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan
dengan mutlak.
 Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Cirri-
cirinya : bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu
sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari consensus masyarakat tersebut;
nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak
langsung operasional

Dari berbagai pengertian Ideologi seperti dikutip di atas, dapat


disimpulkan bahwa ideologi merupakan seperangkat ide dasar masyarakat,
bangsa, yang dijadikan pengangan, dalam meencapai tujuan atau cita-cita
bersama.

Istilah ideologi pertama kalinya dilontarkan oleh seorang filosuf


berkebangsan Perancis, yang bernama Antoine Destutt de Tracy pada tahun 1796,
sewaktu revolusi Perancis tengah menggelora. (Christenson, dkk, 1971: 3). Trary
menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula,
hakikat dan perkembangan ide-ide manusia atau yang biasa dikenal sebagai
“Scinece of idea”.

Di mana gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam


masyarakat Perancis. Namun Napoleon mencemoohnya sebagai khayalan, yang
tidak memiliki nilai praktis. Dan pemikiran De Tracy ini sebenarnya mirip dengan
impian Leibnitz yang disebut “one great system” (Pranarka, 1987).

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti


(1999) ada dua, yaitu sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai
secara bersama oleh suatu masyarakat, dan sebagai pemersatu masyarakat

3
dan karenanya sebagi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam
masyarakat.

Ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam Ideologi sebagai


pandangan masyarakat. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis


2. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam dan terprogram
3. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
4. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis
5. Ideologi cenderung eksklusif, absolut dan universal
6. Ideologi memiliki sifat empiris dan normative
7. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konseptualismenya
8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politk.

Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut dia memiliki
beberapa fungsi yang antara lain, sebagai:

1. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa


untuk melangkah dan bertindak
2. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat
dan bangsa, untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan
3. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan
dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan.

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, maka Pancasila


pada hakikatnya, adalah merupakan suatu hasil penuangan atau pemikiran
seseorang atau kelompok orang. Karena Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan, serta nilai religius, yang terdapat dalam pandangan hidup
masyaraakat Indonesia.

Selanjutnya pengertian ideologi sebagai kumpulan gagasan, ideide,


keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis, yang mengarahkan tingkah
laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan, seperti:

4
1. Bidang politik ( termasuk bidang pertahanan dan keamanan)
2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan.
Sedangkan pengertian ideologi dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita,
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan, untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian
yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,
pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dan dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.

Peran dan posisi ideologi pada suatu negara sangat penting, karena dia
menggambarkan dasar negara, tujuan negara, sekaligus proses pencapaian tujuan
negara. Bagi negara Indonesia, tujuan negara secara material dirumuskan sebagai
“ ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia
… “, harus diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan, sesuai dengan semangat dan nilai-nilai
ideologi Pancasila.

Sehingga proses pencapaian tujuan tersebut serta perwujudannya, dari


mulai perencanaan, pengembilan kebijakan, keputusan politik, tetap harus
memperhatikan dimensi-dimensi yang tercermin dalam watak dan wawasan
Pancasila.

Dengan demikian, makna ideologi Pancasila bagi negara jelas, yakni


sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilainilai bangsa
Indonesia, yang secara normatif perlu diimplementasikan dalam kehidupan nyata
dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5
Sedangkan penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut
“Politik”. Oleh sebab itulah sering terjadi bahwa ideologi dimanfaatkan untuk
tujuan tertentu, misalnya untuk merebut kekuasaan. Kemudian kita sudah
mengetahui, bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, dia
bukan hanya merupakan hasil pemikiran, atau perenungan oleh seseorang atau
oleh sekelompok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia ini, namun
Pancasila diangkat dari nilai-nilai yang terdapat dalam adat istiadat, dalam
kebudayaan, dalam nilai religius, yang ada sejak negara ini belum berdiri.
Pancasila juga pada hakikatnya adalah untuk seluruh lapisan serta unsur-
unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri-ciri khas dari pancasila itulah,
maka dia memiliki kesesuaian dengan semua bangsa Indonesia. Dan akhirnya
unsur-unsur pancasila

2.2 Sifat ideologi


Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi
idealisme, dan dimensi fleksibilitas.

1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir,
sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai
dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi
realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealism : ideologi mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan saja memenuhi dimemnsi idealisme ini tetapi juga berkaitan
dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas : ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis,
demokratis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,
memperkuat relevansinya dari masa ke masa.

6
2.3 Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila
1. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita
berkembang amat cepat, sehingga tidak semua persoalan kehidupan, dapat
ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi
sebelumnya.
2. Kenyataan saat ini bahwa saat ini ideologi tertutup seperti Marxisme,
Leninisme, dan Komunisme telah bangkrut. Dewasa ini ideologi Komunisme
dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau
tetap mempertahankan ideologi lainnya.
3. Pengalaman sejarah kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting.
Karena penaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup,
Pncasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak
lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk
menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi
absolut. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara
lansung dicap sebagai anti Pancasila.
4. Tekad kita semua untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekalipun istilah
Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabut berdasarkan Ketatapan MPR
Tahun 1999, namun pencabutan ini dimaksudkan sebagai pengembalian fungsi
utama Pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai “Dasar
Negara”, Pancasila harus dijadikan jiwa (Volkgeits) bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Di samping itu ada faktor lain, yaitu adanya tekad
bangsa Indonesia, untuk menjadikan Pancasila sebagai alternatif ideologi
dunia.

Sekalipun pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka, namun ada


batas-batas keterbukaan yang tidak boleh dilanggar, yaitu :

1. Stabilitas nasional yang dinamis


2. Larangan terhadap ideologi marxisme, lininnisme dan komunisme.

7
3. Mencegah berkembangnya paham liberalisme
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat
5. Penciptaan norma-norma baru melalui consensus

2.4 Makna pancasila sebagai ideologi bangsa

Makna pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-


nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila itu menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan
yang ber-ketuhanan, yang ber-kemanusiaan, yang ber-persatuan, yang
berkerakyatan, dan yang ber-keadilan.

Pancasila harus menjadi dasar, arah dan tujuan. Pancasila bersifat


hierarkhis piramidal. Di mana pondasinya, adalah sila pertama dan puncaknya
adalah sila ke lima. Sila pertama, sebagai dasar negara, sila kedua, sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila ketiga, sebagai tujuan hidup bangsa
Indonesia. Sila keempat, sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, dan sila
kelima, adalah hasil perjanjian luhur bangsa Indonesia.

Sementara fungsi Pancasila sebagai Ideologi dalam negara adalah sebagai


berikut:

1. Struktur kognitif,, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan


landasan, untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian
dialam sekitar.
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untuk melangkah atau
bertindak.

8
4. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya, sebagai
keuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorng, untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
5. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami, menghayati,
serta memolakan tingkah lakunya, sesuai dengan orientasi dan norma-norma
yang terkandung di dalamnya.
Dari berbagai fungsi sebagai diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pancasila sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuan atau cita-cita bangsa
Indonesia, serta sebagai sarana pemersatu bangsa”. Sehingga Ideologi Pancasila
merupakan keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa
Indonesia, yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.5 Kedudukan dan Fungsi Pancasila


1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup berkenaan dengan sikap manusia, dalam memandang dirinya
dan lingkungannya. Sikap manusia dibentuk oleh adanya kekuatan yang
bersemayam dalam diri manusia, yaitu : berupa iman, cipta, rasa dan karsa, yang
membentuk pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup seseorang yang
beradabtasi dengan pandangan hidup orang lainnya, membentuk pandangan hidup
kelompok. Kemudian pandangan hidup kelompok beradabtasi dengan kelompok
lainnya, menjadi pandangan didup masyarakat. Dan pandangan hidup masyarakat
beradaptasi dengan pandangan masyarakat lainnya, menjadi pandangan hidup
bangsa.
Padmo Wahjono, memberikan arti dari pandangan hidup ini dengan “
prinsip” atau asas, yang mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar;
yaitu untuk apa seseorang itu hidup. Sementara Subandi Al Marsudi mengatakan,
bahwa Pandangan hidup Bangsa, dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip
dasar yang dipegang teguh oleh suatu bangsa, guna memecahkan berbagai
persoalan kehidupan yang dihadapinya.

9
Sedangkan menurut Darji Darmodiharjo; Pancasila sebagai Pandangan
hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan penjelmaan falsafah hidup bangsa,
yang dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma:
agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan normanorma hukum yang berlaku. Pandangan hidup bangsa
dapat juga disebut dengan ideologi bangsa atau nasional. Dan pandangan hidup
negara dapat disebut sebagai ideologi negara.
Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, adalah
karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, dari waktu kewaktu
dan secara tetap telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh sebab itu konsekuensinya karena Pancasila sebagai
Pandangan hidup bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai
petunjuk hidup sehari-hari, dan digunakan sebagai penunjuk arah bagi semua
kegiatan, dan dalam semua bidang. Serta dalam pelaksanaannya tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma
kesusilaan,, norma sopan santun, maupun norma hukum yang berlaku.
Apabila dalam kenyataan sehari-hari terdapat tingkah laku seseorang yang
menyimpang dari pandangan hidup tersebut di atas, maka biasanya akan timbul
reaksi dalam masyarakat dengan mencela orang yang berbuat tersebut. Namun
apabila ditinjau dari sudut sanksinya, maka yang bersangkutan hanya dikenakan
sanksi moral saja.
Oleh sebab itu bagi suatu bangsa yang ingin kokoh, maka:
a. Pandangan hidup bangsa ini sangat diperlukan, guna mengetahui dengan jelas
kearah mana tujuan yang akan dicapai. Karena tanpa pandangan hidup, suatu
bangsa akan terus terombang ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan
dimasyarakatnya. Apalagi dalam mrnghadapi persoalan-persoalan besar umat
manusia, dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
b. Dengan memiliki pandangan hidup yang jelas, maka suatu bangsa akan
memiliki pegangan, pedoman, dalam memecahkan maslahmasalah yang
berkenaan dengan :masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, yang timbul
dalam gerak kehidupan masyarakat yang semakin maju.

10
Dengan demikian maka pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, dilihat dari kedudukannya, maka Pancasila mempunayi
kedudukan yang tinggi, yakni sebagai “Cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan
negara Republik Indonesia”.

2.6 Macam-Macam Ideologi


a. Kapitalisme

Kapitalisme merupakan sistem yang mulai terinstitusi di Eropa


sekitar abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan
perbankkan komersial Eropa. Menurut paham kapitalis, individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat
memiliki maupun melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama
barang modal seperti tanah dan tenaga manusia, pada sebuah pasar bebas
dimana harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demi
menghasilkan keuntungan dimana statusnya dilindungi oleh Negara
melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hokum Negara atau kepada
pihak yang sudah terkait kontrak yang telah disusun secara jelas
kewajibannya baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata
bergantung pada kewajiban dan perlindungan yang diberikan oleh
kepenguasaan foedal.

Dengan demikian kapitalisme sangat berkeyakinan meraih


keuntungan dengan kekuatan kepemilikan modalnya dan menghegemoni
para pekerja atau konsumen untuk selalu tunduk dan memberikan
keuntungan terhadap para kapitalis. Negara yang menganut paham
kapitalisme adalah Inggris, Belanda, Spanyol, Australia, Portugis, dan
Prancis.

b. Marxisme

11
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatu untuk
kehidupan yng produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan dasar
untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh masyarakat.
Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi
produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi kreatif.
Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem yaitu setiap
orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini.
Marx meyakini bahwa organisasi produksa yang rasional dalam suatu
sistem komunis akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan
potensi sosial orang-orang. Namun, dalam pekembangannya ajaran Marx atau
Marxisme telah menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan Negara
ditangan penganut Partai Komunis.

c. Sosialisme
Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-
akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sebagai Sosialis Utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasip buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari
teori yang menyerukan pemilikan publik dan monopoli kekayaan alam tetu
sampai teori sepenuhnya Marxis.
Banyak jenis sosialisme yang mempunyai kesamaan dalam seruan mereka
akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling tidak terhadap beberapa alat
produksi tertentu. Orang-orang sosialis berpendapat bahwa keperluan bersama
akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil
dari hasil kerja tersebut.
Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian ekonomis dalam
konsep politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan kondisi sosial yang

12
diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam beberapa tulisan
penulis Prancis dan Inggris abad ke-19 mulai yang mempertanyakan keadilan dan
validitas sistem kapitaliis.

Ajaran tentang ideologi sosialisme yaitu :

1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan


dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.

Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme diantaranya :

a. Francois-Noel Babeuf (1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis


aliran keras
b. Saint-Simon, Robert Owen (1771-1858), seorang sosialis yang paling
utopis dan seorang feminismeradikal
c. Etienne Cabet (1788-1856), seorang pengacara
d. Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang hendak
mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh.

Negara yang menganut ideologi sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat


seperti Kuba dan Venezuela.

d. Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-
19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan
buruh. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya,
dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Komunisme
merupakan perkembangan dari paham Marxisme.

13
Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari
Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi
supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan
akhirnya masyarakat Komunis.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan
masyarakat Kapitalis. Masyarakat Kapitalis merupakan hasil dari suatu ideologi-
ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme,
mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai
reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang
didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak
individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan
bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada
hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan
bukan individualitas.
Dalam kaitannya dengan Negara, bahwa Negara dianggap sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara
revolusioner (perubahan secara cepat) harus berahir dengan kemenangan kaum
proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan Negara harus dipegang oleh
orang-orang yang meletakkan kepentingannya pada kelas proletar. Demikian juga
dengan hak asasi manusia dalam Negara hanya berpusat pada hak kolektif
sehingga hak individual pada hakikatnya tidak ada. Atas dasar pemahaman ini
sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia.
Menurrut paham komunisme manusia pada hakikatnya adalah hanya
sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi,
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik
pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian
hak milik individu diganti dengan hak milik kolektif, individualism diganti dengn
sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya pada kepentingn demi keuntungan
kelas masyarakat secara keseluruhan dan Negara adalah manifestasi dari manusia
sebagai makhluk sosial, mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir
dengan kemenengan proletar. Pemerintah Negara harus dipegang oleh orang-

14
orang yang meletakkan kepentingan pada kelas proletar. Selain itu Negara yang
menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang
dan kehidupan agama.
Adapun cirri pokok ajaran komunis :
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang atheis, tidak mengimani Allah. Orang
komunis menganggap tuhan tidak ada, kalau ia berfikir Tuhan tidak ada.
Akan tetapi, kalau ia berfikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka keberadaan
Tuhan terserah kepada manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Menurutnya
manusia itu seperti mesin, kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak
berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan manusia
menguasai alat-alat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea
Utara, Kuba dan Laos

2.7 Pancasilas Sebagai Ideologi Terbuka


Pengertian ideologi terbuka adalah ideologi yang berisi orientasi yang
besar. Sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan norma-norma
sosial politik, selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip
moral yang berkembang di masyarakat.
Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nali-nilai yang bersifat
mendasar, dan tidak langsung bersifat operasional. Oleh karena itu, setiap kali
harus dieksplisitkan. Dan eksplitasi dilakukan dengan menghadapkannya pada
berbagai masalah, yang senantiasa silih berganti melalui refleksi yang rasional,
sehingga terungkap makna rasionalnya. Maka dengan demikian jelaslah bahwa
penjabaran ideologi, dilaksanakan melalui interpretasi dan reinterpretasi yang
kritis.
Gagasan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka, mulai berkembang
sejak tahun 1985. Tetapi semangatnya sudah tumbuh sejak Pancasila itu
ditetapkan sebagai dasar negara.

15
Ideologi Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka, karena dia memiliki
beberapa ciri, yang antara lain sebagai berikut:
1. Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dari luar, tetapi
digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali ditemukan oleh masyarakat sendiri.
Oleh sebaba itu ia merupakan milik seluruh rakyat, dan masyarakat dalam
menemukan diri kepribadiannya adalah di dalam ideologi tersebut.
3. Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapi merupakan
hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itu sendiri.
4. Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
5. Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat konstitusi,
dan perundang-undangan lainnya. Oleh sebab itu ideologi terbuka, seperti yang
dikembangkan di Indonesia, senantiasa terbuka untuk peroses reformasi dalam
bidang kenegaraan, karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang
dinamis.
6. Pancasila sebagai ideologi terbuka, senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari masyarakat, dalam
mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa dan bernegara, dalam
mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.
Selanjutnya sebagai ideologi terbuka, Pancasila memberikan orientasi ke
depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan, yang
sedang dan akan dihadapinya, terutama dalam menghadapi globalisasi dan era
keterbukaan dunia dalam segala bidang. Sehingga ideologi Pancasila
menghendaki agar bangsa Indonesia, selalu berada dalam ikatan negara kesatuan
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka, memberikan landasan yang kuat untuk
tumbuhnya pola sikap, pola pikir, dan pola tindak yang bersifat tradisional,
menuju berkembangnya cipta, rasa dan karsa, yang maju dan mandiri, untuk
menyongsong dinamika kehidupan sesuai dengan perubahan-perubahan yang
dinamis.

16
Keterbukaan ideologi bukan hanya merupakan suatu penegasan
kembali dari pola pikir yang dinamis dari para pendiri Negara kita dalam
tahun 1945, tetapi juga merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam
dunia modern yang berubah dengan cepat. Dengan menegaskan pancasila
sebagai ideologi yang terbuka, disatu pihak kita diharuskan mempertajam
kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi, dilain pihak
didorong untk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan zaman.

1. Nilai Pancasila Yang Abadi


Nilai dasar pancasila yang abdi itu kita temukan dalam empat alenia
pembukaan UUD 1945.
a. Alenia pertama memuat keyakinan kita kepada kemerdekaan sebagai hak
segala bangsa, kepada perikemanusiaan dan perikeadilan. Penghapusan
penjajah adalah merupakan suatu konsekuensi logis dari keyakinan kita
ini. Kemerdekaan, perikemanusiaan dan perikeadilan adalah rangkaian
aksioma tempat bertumpunya seluruh wawasan kenegaraan pada tatanan
formal, serta seluruh wawasan kita tentang kehidupan berbangsa secara
substantial.
b. Alenia kedua memuat cita-cita nasional sekaligus cita-cita kemerdekaan
kita, yaitu suatu Negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Pengertian-pengertian singkat yang terdapat daam alenia ini
harus diberi makna filsafati yang mendasar. Rakyat Indonesia dalam
Negara Indonesia yang kita bentuk itu ingin hidup dalam suasana yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Inilah nilai yang
merupakan tolok ukur terakhir apakah Negara yang kita bentuk itu sudah
sesuai dengan yang kita harapkan atau belum.
c. Alenia ketiga, memuat watak aktif dari rakyat Indonesia menyatakan
kemerdekaan, untuk mencapai kehidupan berbangsa yang bebas, bukan
dengan keangkuhan yang bersifat chauvinistis, tetapi dengan sikap
religius, dengan kesadara atas rahmat Allah SWT serta didorongkan oleh
keinginan yang luhur. Bangsa yang ingin kita bangun adalah bukan bangsa

17
yang pasif, yang pasrah kepada nasibnya, tetapi bangsa yang aktif, yang
percaya kepada dirinya serta berbuat secara nyata untk mengubah
nasibnya.
d. Alenia keempat memeberi arahan mengenai tujuan Negara, susunan
Negara, sistem pemerintahan dan dasar Negara.
Tujuan Negara kita jelas, melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia; memjukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sistem pemerintahan kita juga jelas, yaitu sistem pemerintahan
konstitusional yang secara padat di rumuskan sebagai : “disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia”. Kemerdekaan bukanlah sekedar suatu konsep
filosofis, tetapi juga suatu konsep yuridis dengan pengertian yang pasti
dan dirumuskadalam konstitusi. Semua kegiatan pemerintah harus
mempuanyai alasan pembenar dalam konstitusi sebagai hukum dasar
tertulis, yang dapat dikembangkan dalam hukum tidak tertulis yang
tumbuh praktek penyelenggaraan Negara.
2. Nilai Instrumental Yang Berkembang Dinamis

Nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar


yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan
dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang
sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai-nilai dasar itu.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang
dijabarkannya.

Kehidupan berpancasila itu memang merupakan kehidupan yang


penuh dengan dialog, dengan musyawarah, dengan mufakat. Diperlukan
kesabaran, keterbukaan, kearifan dan ketekunan, yang juga dituntut pada
setiap bentuk Negara yang hendak menegakkan demokrasi.

18
Nilai yang sudah memperoleh kesepakatan masyarakat, perlu kita
bakukan, untuk kita masyarakatkan dan kita budayakan selanjutnya.
Sedangkan nilai-nilai yang masih belum memperoleh kesepakatan
masyarakat, kita kaji kembali untuk kemudian kita ajukan kembali dalam
bentuknya yang sudah disempurnakan.

3. Penyelenggaraan Negara Sebagai Pengembangan Dari Nilai-Nilai

Baik nilai dasar maupun nilai instrumental berada dalam kawasan


yang bersifat abstrak. Nilai-nilai itu tidak dapat melaksanakan dirinya
sendiri, betapapun luhur dan agungnya. Diperlukan dukungan manusia
yang menganut nilai-nilai itu untuk mewujudkannya dalam kenyataan.
Para penyelenggara Negara, baik yang berada pada tataran suprastruktur
politik yang tersebut dalam UUD 1945, maupun yang beraada dalam
tataran infrastruktur politik yang berkembang dalam masyarakat,
memegang peranan sentral dalam terwujud atau tidaknya nilai-nilai
pancasila itu.

Dalam tahun-tahun mendatang, berdasar kehendak kita untuk


tumbuh dan berkembang berdasar kekuatan sendiri, kita memberikan
peluang dan dorongan lebih besar kepada kreativitas dan praktek
masyarakat. Hal itu juga berarti bahwa kreativitas dan prakarsa tidak
hanya berasal dari lembaga-lembaga yang berada ditingkat suprastruktur
politik, teapi telah didesentralisasikan secara meluas kepada masyarakat
sebagai infrastruktur politik. Dalam hubungan ini kita mulai menyadari
bahwa infrastruktur politik itu merupakan mitrakerja dan suprastruktur
politik.

2.8 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar Lainnya


yang ada di Dunia.
1. Ideologi Liberalisme
Ideologi Liberalisme yaitu faham yang megutamakan kemerdekaan
individu, sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Liberalisme lebih

19
menekankan pada manusia sebagai individu dengan masalah hak-hak asasi,
kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting dalam kehidupan ini
adalah individu. Karena itu masyarakat dan negara harus mementingkan individu,
karena masyarakat teridiri dari individuindividu, dan keberadaan masyarakat
adalah sebagai akibat adanya individu.
Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh kaum bangsawan
dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena orang ingin melepaskan diri,
dari kekengan bangsawan dan agama dan mengumumkan kemerdekaan individu.
Dalam implementasinya liberalisme terbagi kepada 3 bidang, yaitu:
a. Liberalisme di bidang politik
b. Liberalisme di bidang ekonomi
c. Liberalisme di bidang agama.

Liberalisme di bidang politik maksudnya karena negara terbentuk atas


individu, maka oleh karenanya individulah yang berhak menentukan segala-
segalanya bagi negara. Kekuasaan tertinggi, kedaulatan harus berada ditangan
individu, yang berarti berada di tangan rakyat. Karena negara terdiri dari individu,
maka kemerdekaan individu adalah yang utama, dan oleh karena itu tiap negara
harus merdeka, tidak boleh ada yang tertindas oleh negara lainnya, ataupun oleh
siapapun. Karena negara mempunyai hak dalam menentukan nasibnya sendiri.

Liberalisme di bidang ekonomi maksudnya bahwa individu mengetahui


segala kebutuhan hidupnya sendiri daripada orang lain maupun negara, dan
apabila tiap individu diberi kemerdekaan untuk mendapatkan kebutuhannya, pasti
kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Oleh sebab itu perlu diterapkan ekonomi
bebas, produksi bebas, perdagangan bebas.

liberalisme di bidang agama maksudnya individu harus merdeka untuk


memilih sendiri apa pun yang baik, yang buruk bagi dirinya, oleh sebab itu
mereka harus merdeka dalam beragama.

2. Ideologi Sosialisme

20
Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara
kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadi masyarakat yang
bahagia. Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat, bukan pada individu, sehingga
sosialisme adalah lawan dari liberalisme. Sosialisme ini timbul sebagai reaksi dari
paham liberalisme, pada abad ke XIX. Paham ini diciptakan oleh Karl Marx
dengan teori Historis Materialisme.
Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi 2 aliran
yaitu: Pertama, Sosialisme dan kedua, Komonisme. Yang masing-masing
mempunyai karakteritik sendiri-sendiri.
Sosialisme mempunyai karakterik sebagai berikut:
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi
b. Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting bagi masyarakat
yang harus dimiliki oleh negara.
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.
Sementara bagi Komonisme memiliki karakteristik, berupa :
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis ditempuh dengan jalan revolusi
b. Milik individu dilarang
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan pada kebutuhan.

2.9 Implikasi Penerimaan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Masyarakat kita dewasa ini telah menerima pandangan bahwa


pancasila merupakan ideologi terbuka. Proses penerimaan ini tidaklah
mudah. Seperti halnya juga dengan setiap gagasan baru, masyarakat kita
mula-mula menanggapinya dengan hati-hati. Ada kekhawatiran dalam
keterbukaan itu berarti diterimanya seluruh nilai apapun, termasuk yang
bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila itu.

Setelah ternyata bukanlah demikian halnya, maka secara de facto


kita mulai mempergunakan konsep pancasila ini sebagai acuan, antara lain
sebagai landasan konseptual untuk kebijaksanaan deregulasi dan
debirokratisasi.

21
Deregulasi dan debirokratisasi jelas bahwa bukanlah liberalisasi
yang mengandung konotasi dianutnya paham liberalism. deregulasi dan
debirokratisasi adalah penyesuai nilai instrumental Pancasila dalam bidang
ekonomi, sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasar yang bersifat
kekeluargaan. Sudah barang tentu aka nada kemiripan dalam beberapa
aspek tertentu, seperti juga aka nada perbedaan dalam hal-hal penting.

Ada bebrapa dampak pada nilai dasar, nilai instrumental maupun


praksis penyelenggaraan Negara, sebagai berikut :

a. Pendalaman Nilai-nilai Dasar Pancasila


Keharusan pertama adalah pendalaman terhadap nilai-nilai dasar Pancasila
itu sendiri. Sebagian dari nilai-nilai itu kita angkat dari khazanah kebudayaan
bangsa kita sendiri di daerah-daerah berdasarkan pasal 18 UUD 1945 dan
sebagian lagi berdasar peluang yang dimungkinkan oleh pasal 32 UUD 1945 kita
ambil alih dari khazanah kebuidayaan dunia.
Tampaknya tidak banyak diantara kita yang memahami makna kultural
sesungguhnya dari nilai-nilai itu. Sebagai seorang doktor hukum adat kita bisa
yakin bahwa Soepomo tahu persis pa yang dilakukannya sebelum menyusun UUD
1945. Seyogyanya kita memiliki kedalaman pengetahuan serta kearifan yang
dimiliki Soepomo untuk bisa benar-benar memahami yang beliau maksud.
b. Pengembangan Wawasan, doktrin, kebijakan trategi dan hokum nasional
Keharusan berikutnya setelah kita memperdalam dan menjernihkan
pemahaman kita mengenai nilai-nilai instrumentalnya, antara lain dalam bentuk
wawasan, doktrin, kebijakan strategi, dan hokum nasional. Sebabnya adalah
karena nilai-nilai dasar Pancasila itu secara sengaja dibatasi oleh para pendiri
Negara kita pada ”aturan-aturan pokok” belaka. Tanpa dijabarkan dalam
ketentuan-ketentuan pelaksanannya, maka aturan-aturan pokok itu akan tetap
terbatas pada aturan pokok belaka. Penjabaran ini menyangkut dua kegiatan
lanjutan.
1) Pengembangan wawasan, doktrin, kebijakan dan strategi

22
Pengembangan wawasan, doktrin, kebijakan dan strategi yaitu kegiatan
konseptual yang diperlukan agar “aturan-aturan pokok” yang tercantum dalam
UUD 1945 itu bisa dilaksanakan dalam praktek secara mantap.
Secara teiritikal, suatu “aturan pokok” yang sama bisa dijabarkan dalam
berbagai wawasan, doktrin, kebijaksanaan dan strategi, yang bisa saling
bertentangan dalam kenyataannya. Contohnya bahwa pemikiran filosofi historis
materialisme Karl Marx bisa dijabarkan baik dalam wawasan sosialis yang
moderat mauppun wawasan komunis yang ekstrim. Perbedaan antara kedua varian
marxisme ini adalah dalam nilai-nilai dasarnya, tetapi dalam wawasan lanjutan,
doktrin, kebijakan, dan strategi pelaksaannya. Karenanya, bagi kehidupan nyata,
jabaran lanjut ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan pemikiran-
pemikiran filsafati yang melatarbelakanginya.
Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita,
terhdap lingkungan sekitar kita. Sifatnya adalah subjektif, dan bisa kita pandang
sebagai suatu rangkuman dan penerapan praktis dari pemikiran filsafati yang
melatarbelakangi wawasan tersebut.
Doktrin adalah suatu pedoman bertindak secara baku yang dipandang
terbaik dalam menangi suatu bidang pada suatu saat, yang dirumuskan dengan
menerapkan suatu teori kepada kenyataan nyata. Jika teori dan atau kenyataan
berubah, maka doktrin harus diubah pula. Adanya doktrin memudahkan kita
memahami masalah-masalah yang sejenis, sehingga dengan demikian menghemat
pikiran, tenaga dan waktu.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai ideologi negara selain berfungsi sebagai cita-cita
normative penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai
golongan masyarakat di Indonesia.

3.2 SARAN

24
Dengan disusunnya makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara ini, kami mengharapkan kita semua dapat
mmengetahui lebih jauh dan lebih lengkap tentang bagaiman dasar-dasar Negara
dijadikan sebagai ideologi Negara.
Disini kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah iini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah-makalah kami selanjutnya sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

2009-2014, P. M. (April 2016). MATERI SOSIALISASI EMPAT PILAR MPR RI. Jakarta:
Sekertariat Jenderal MPR RI.

DRS. H.M. ALWI KADERI, M. (September 2015). PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK


PERGURUAN TINGGI. Banjarmasin: ANTASARI PRESS.

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. (April 2016).


Jl.Jend. Gatot Subroto No.6 Jakarta- 10270.

25

Anda mungkin juga menyukai