Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatu!
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda
Rasulullah SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu bercahaya dalam sejarah
hingga saat ini. Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing kami. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. AmiinYaaRobbal „Aalamiin.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh!
i
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya
bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari
tututan-tututan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan
dengan mutlak.
Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Cirri-
cirinya : bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari
luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu
sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari consensus masyarakat tersebut;
nilai-nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak
langsung operasional
3
dan karenanya sebagi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam
masyarakat.
Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut dia memiliki
beberapa fungsi yang antara lain, sebagai:
4
1. Bidang politik ( termasuk bidang pertahanan dan keamanan)
2. Bidang sosial
3. Bidang kebudayaan
4. Bidang keagamaan.
Sedangkan pengertian ideologi dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita,
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan, untuk seluruh rakyat
dan bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian
yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
2. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia,
pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dan dilestarikan
kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
Peran dan posisi ideologi pada suatu negara sangat penting, karena dia
menggambarkan dasar negara, tujuan negara, sekaligus proses pencapaian tujuan
negara. Bagi negara Indonesia, tujuan negara secara material dirumuskan sebagai
“ ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tumpah darah Indonesia
… “, harus diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan, sesuai dengan semangat dan nilai-nilai
ideologi Pancasila.
5
Sedangkan penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraan disebut
“Politik”. Oleh sebab itulah sering terjadi bahwa ideologi dimanfaatkan untuk
tujuan tertentu, misalnya untuk merebut kekuasaan. Kemudian kita sudah
mengetahui, bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, dia
bukan hanya merupakan hasil pemikiran, atau perenungan oleh seseorang atau
oleh sekelompok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia ini, namun
Pancasila diangkat dari nilai-nilai yang terdapat dalam adat istiadat, dalam
kebudayaan, dalam nilai religius, yang ada sejak negara ini belum berdiri.
Pancasila juga pada hakikatnya adalah untuk seluruh lapisan serta unsur-
unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri-ciri khas dari pancasila itulah,
maka dia memiliki kesesuaian dengan semua bangsa Indonesia. Dan akhirnya
unsur-unsur pancasila
1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir,
sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai
dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi
realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealism : ideologi mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila bukan saja memenuhi dimemnsi idealisme ini tetapi juga berkaitan
dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas : ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis,
demokratis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara,
memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
6
2.3 Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila
1. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat kita
berkembang amat cepat, sehingga tidak semua persoalan kehidupan, dapat
ditemukan jawabannya secara ideologis dalam pemikiran ideologi-ideologi
sebelumnya.
2. Kenyataan saat ini bahwa saat ini ideologi tertutup seperti Marxisme,
Leninisme, dan Komunisme telah bangkrut. Dewasa ini ideologi Komunisme
dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadi suatu ideologi terbuka atau
tetap mempertahankan ideologi lainnya.
3. Pengalaman sejarah kita sendiri dengan pengaruh komunisme sangat penting.
Karena penaruh ideologi komunisme yang pada dasarnya bersifat tertutup,
Pncasila pernah merosot menjadi semacam dogma yang kaku. Pancasila tidak
lagi tampil sebagai acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untuk
menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saat itu menjadi
absolut. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara
lansung dicap sebagai anti Pancasila.
4. Tekad kita semua untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekalipun istilah
Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabut berdasarkan Ketatapan MPR
Tahun 1999, namun pencabutan ini dimaksudkan sebagai pengembalian fungsi
utama Pancasila sebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai “Dasar
Negara”, Pancasila harus dijadikan jiwa (Volkgeits) bangsa Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pengembangan Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Di samping itu ada faktor lain, yaitu adanya tekad
bangsa Indonesia, untuk menjadikan Pancasila sebagai alternatif ideologi
dunia.
7
3. Mencegah berkembangnya paham liberalisme
4. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan
bermasyarakat
5. Penciptaan norma-norma baru melalui consensus
8
4. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya, sebagai
keuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorng, untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
5. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami, menghayati,
serta memolakan tingkah lakunya, sesuai dengan orientasi dan norma-norma
yang terkandung di dalamnya.
Dari berbagai fungsi sebagai diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
Pancasila sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuan atau cita-cita bangsa
Indonesia, serta sebagai sarana pemersatu bangsa”. Sehingga Ideologi Pancasila
merupakan keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa
Indonesia, yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
9
Sedangkan menurut Darji Darmodiharjo; Pancasila sebagai Pandangan
hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan penjelmaan falsafah hidup bangsa,
yang dalam kehidupan sehari-hari tidak boleh bertentangan dengan norma-norma:
agama, norma-norma kesusilaan, norma-norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan normanorma hukum yang berlaku. Pandangan hidup bangsa
dapat juga disebut dengan ideologi bangsa atau nasional. Dan pandangan hidup
negara dapat disebut sebagai ideologi negara.
Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, adalah
karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila, dari waktu kewaktu
dan secara tetap telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
bangsa Indonesia. Oleh sebab itu konsekuensinya karena Pancasila sebagai
Pandangan hidup bangsa Indonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai
petunjuk hidup sehari-hari, dan digunakan sebagai penunjuk arah bagi semua
kegiatan, dan dalam semua bidang. Serta dalam pelaksanaannya tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma
kesusilaan,, norma sopan santun, maupun norma hukum yang berlaku.
Apabila dalam kenyataan sehari-hari terdapat tingkah laku seseorang yang
menyimpang dari pandangan hidup tersebut di atas, maka biasanya akan timbul
reaksi dalam masyarakat dengan mencela orang yang berbuat tersebut. Namun
apabila ditinjau dari sudut sanksinya, maka yang bersangkutan hanya dikenakan
sanksi moral saja.
Oleh sebab itu bagi suatu bangsa yang ingin kokoh, maka:
a. Pandangan hidup bangsa ini sangat diperlukan, guna mengetahui dengan jelas
kearah mana tujuan yang akan dicapai. Karena tanpa pandangan hidup, suatu
bangsa akan terus terombang ambing dalam menghadapi persoalan-persoalan
dimasyarakatnya. Apalagi dalam mrnghadapi persoalan-persoalan besar umat
manusia, dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
b. Dengan memiliki pandangan hidup yang jelas, maka suatu bangsa akan
memiliki pegangan, pedoman, dalam memecahkan maslahmasalah yang
berkenaan dengan :masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, yang timbul
dalam gerak kehidupan masyarakat yang semakin maju.
10
Dengan demikian maka pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia, dilihat dari kedudukannya, maka Pancasila mempunayi
kedudukan yang tinggi, yakni sebagai “Cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan
negara Republik Indonesia”.
b. Marxisme
11
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatu untuk
kehidupan yng produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama, kebutuhan dasar
untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh masyarakat.
Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan semua energi
produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi kreatif.
Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem yaitu setiap
orang akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini.
Marx meyakini bahwa organisasi produksa yang rasional dalam suatu
sistem komunis akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan
potensi sosial orang-orang. Namun, dalam pekembangannya ajaran Marx atau
Marxisme telah menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan Negara
ditangan penganut Partai Komunis.
c. Sosialisme
Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-
akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sebagai Sosialis Utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan
seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasip buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari
teori yang menyerukan pemilikan publik dan monopoli kekayaan alam tetu
sampai teori sepenuhnya Marxis.
Banyak jenis sosialisme yang mempunyai kesamaan dalam seruan mereka
akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling tidak terhadap beberapa alat
produksi tertentu. Orang-orang sosialis berpendapat bahwa keperluan bersama
akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja dan pembagian yang adil
dari hasil kerja tersebut.
Mereka menambahkan gagasan tentang pembagian ekonomis dalam
konsep politis yang sederajat. Mereka yang kecewa dengan kondisi sosial yang
12
diakibatkan oleh revolusi industri, seperti dapat ditemukan dalam beberapa tulisan
penulis Prancis dan Inggris abad ke-19 mulai yang mempertanyakan keadilan dan
validitas sistem kapitaliis.
d. Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan
ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-
19, yang mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan
buruh. Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya,
dengan prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang
membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Komunisme
merupakan perkembangan dari paham Marxisme.
13
Dalam pandangan Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari
Kapitalisme menuju Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi
supremasi politik oleh kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan
akhirnya masyarakat Komunis.
Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi atas perkembangan
masyarakat Kapitalis. Masyarakat Kapitalis merupakan hasil dari suatu ideologi-
ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal munculnya kapitalisme,
mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga komunisme muncul sebagai
reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang
didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat, kebebasan dan hak
individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada sebuah keyakinan
bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja. Manusia pada
hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan
bukan individualitas.
Dalam kaitannya dengan Negara, bahwa Negara dianggap sebagai
manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial. Mengubah masyarakat secara
revolusioner (perubahan secara cepat) harus berahir dengan kemenangan kaum
proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan Negara harus dipegang oleh
orang-orang yang meletakkan kepentingannya pada kelas proletar. Demikian juga
dengan hak asasi manusia dalam Negara hanya berpusat pada hak kolektif
sehingga hak individual pada hakikatnya tidak ada. Atas dasar pemahaman ini
sebenarnya komunisme adalah anti demokrasi dan hak asasi manusia.
Menurrut paham komunisme manusia pada hakikatnya adalah hanya
sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi,
sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualitas, hak milik
pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan kapitalisme. Dengan demikian
hak milik individu diganti dengan hak milik kolektif, individualism diganti dengn
sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya pada kepentingn demi keuntungan
kelas masyarakat secara keseluruhan dan Negara adalah manifestasi dari manusia
sebagai makhluk sosial, mengubah masyarakat secara revolusioner harus berakhir
dengan kemenengan proletar. Pemerintah Negara harus dipegang oleh orang-
14
orang yang meletakkan kepentingan pada kelas proletar. Selain itu Negara yang
menganut komunisme bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang
dan kehidupan agama.
Adapun cirri pokok ajaran komunis :
1. Ajaran komunisme adalah sifatnya yang atheis, tidak mengimani Allah. Orang
komunis menganggap tuhan tidak ada, kalau ia berfikir Tuhan tidak ada.
Akan tetapi, kalau ia berfikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka keberadaan
Tuhan terserah kepada manusia.
2. Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. Menurutnya
manusia itu seperti mesin, kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak
berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan manusia
menguasai alat-alat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea
Utara, Kuba dan Laos
15
Ideologi Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka, karena dia memiliki
beberapa ciri, yang antara lain sebagai berikut:
1. Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dari luar, tetapi
digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali ditemukan oleh masyarakat sendiri.
Oleh sebaba itu ia merupakan milik seluruh rakyat, dan masyarakat dalam
menemukan diri kepribadiannya adalah di dalam ideologi tersebut.
3. Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapi merupakan
hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itu sendiri.
4. Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.
5. Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkat konstitusi,
dan perundang-undangan lainnya. Oleh sebab itu ideologi terbuka, seperti yang
dikembangkan di Indonesia, senantiasa terbuka untuk peroses reformasi dalam
bidang kenegaraan, karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang
dinamis.
6. Pancasila sebagai ideologi terbuka, senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari masyarakat, dalam
mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa dan bernegara, dalam
mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.
Selanjutnya sebagai ideologi terbuka, Pancasila memberikan orientasi ke
depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadari situasi kehidupan, yang
sedang dan akan dihadapinya, terutama dalam menghadapi globalisasi dan era
keterbukaan dunia dalam segala bidang. Sehingga ideologi Pancasila
menghendaki agar bangsa Indonesia, selalu berada dalam ikatan negara kesatuan
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka, memberikan landasan yang kuat untuk
tumbuhnya pola sikap, pola pikir, dan pola tindak yang bersifat tradisional,
menuju berkembangnya cipta, rasa dan karsa, yang maju dan mandiri, untuk
menyongsong dinamika kehidupan sesuai dengan perubahan-perubahan yang
dinamis.
16
Keterbukaan ideologi bukan hanya merupakan suatu penegasan
kembali dari pola pikir yang dinamis dari para pendiri Negara kita dalam
tahun 1945, tetapi juga merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam
dunia modern yang berubah dengan cepat. Dengan menegaskan pancasila
sebagai ideologi yang terbuka, disatu pihak kita diharuskan mempertajam
kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi, dilain pihak
didorong untk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis untuk
menjawab kebutuhan zaman.
17
yang pasif, yang pasrah kepada nasibnya, tetapi bangsa yang aktif, yang
percaya kepada dirinya serta berbuat secara nyata untk mengubah
nasibnya.
d. Alenia keempat memeberi arahan mengenai tujuan Negara, susunan
Negara, sistem pemerintahan dan dasar Negara.
Tujuan Negara kita jelas, melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia; memjukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Sistem pemerintahan kita juga jelas, yaitu sistem pemerintahan
konstitusional yang secara padat di rumuskan sebagai : “disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia”. Kemerdekaan bukanlah sekedar suatu konsep
filosofis, tetapi juga suatu konsep yuridis dengan pengertian yang pasti
dan dirumuskadalam konstitusi. Semua kegiatan pemerintah harus
mempuanyai alasan pembenar dalam konstitusi sebagai hukum dasar
tertulis, yang dapat dikembangkan dalam hukum tidak tertulis yang
tumbuh praktek penyelenggaraan Negara.
2. Nilai Instrumental Yang Berkembang Dinamis
18
Nilai yang sudah memperoleh kesepakatan masyarakat, perlu kita
bakukan, untuk kita masyarakatkan dan kita budayakan selanjutnya.
Sedangkan nilai-nilai yang masih belum memperoleh kesepakatan
masyarakat, kita kaji kembali untuk kemudian kita ajukan kembali dalam
bentuknya yang sudah disempurnakan.
19
menekankan pada manusia sebagai individu dengan masalah hak-hak asasi,
kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting dalam kehidupan ini
adalah individu. Karena itu masyarakat dan negara harus mementingkan individu,
karena masyarakat teridiri dari individuindividu, dan keberadaan masyarakat
adalah sebagai akibat adanya individu.
Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh kaum bangsawan
dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena orang ingin melepaskan diri,
dari kekengan bangsawan dan agama dan mengumumkan kemerdekaan individu.
Dalam implementasinya liberalisme terbagi kepada 3 bidang, yaitu:
a. Liberalisme di bidang politik
b. Liberalisme di bidang ekonomi
c. Liberalisme di bidang agama.
2. Ideologi Sosialisme
20
Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusun secara
kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadi masyarakat yang
bahagia. Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat, bukan pada individu, sehingga
sosialisme adalah lawan dari liberalisme. Sosialisme ini timbul sebagai reaksi dari
paham liberalisme, pada abad ke XIX. Paham ini diciptakan oleh Karl Marx
dengan teori Historis Materialisme.
Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi 2 aliran
yaitu: Pertama, Sosialisme dan kedua, Komonisme. Yang masing-masing
mempunyai karakteritik sendiri-sendiri.
Sosialisme mempunyai karakterik sebagai berikut:
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi
b. Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting bagi masyarakat
yang harus dimiliki oleh negara.
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.
Sementara bagi Komonisme memiliki karakteristik, berupa :
a. Untuk mencapai masyarakat sosialis ditempuh dengan jalan revolusi
b. Milik individu dilarang
c. Distribusi dan konsumsi didasarkan pada kebutuhan.
21
Deregulasi dan debirokratisasi jelas bahwa bukanlah liberalisasi
yang mengandung konotasi dianutnya paham liberalism. deregulasi dan
debirokratisasi adalah penyesuai nilai instrumental Pancasila dalam bidang
ekonomi, sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasar yang bersifat
kekeluargaan. Sudah barang tentu aka nada kemiripan dalam beberapa
aspek tertentu, seperti juga aka nada perbedaan dalam hal-hal penting.
22
Pengembangan wawasan, doktrin, kebijakan dan strategi yaitu kegiatan
konseptual yang diperlukan agar “aturan-aturan pokok” yang tercantum dalam
UUD 1945 itu bisa dilaksanakan dalam praktek secara mantap.
Secara teiritikal, suatu “aturan pokok” yang sama bisa dijabarkan dalam
berbagai wawasan, doktrin, kebijaksanaan dan strategi, yang bisa saling
bertentangan dalam kenyataannya. Contohnya bahwa pemikiran filosofi historis
materialisme Karl Marx bisa dijabarkan baik dalam wawasan sosialis yang
moderat mauppun wawasan komunis yang ekstrim. Perbedaan antara kedua varian
marxisme ini adalah dalam nilai-nilai dasarnya, tetapi dalam wawasan lanjutan,
doktrin, kebijakan, dan strategi pelaksaannya. Karenanya, bagi kehidupan nyata,
jabaran lanjut ini tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan pemikiran-
pemikiran filsafati yang melatarbelakanginya.
Wawasan adalah cara pandang yang lahir dari keseluruhan kepribadian kita,
terhdap lingkungan sekitar kita. Sifatnya adalah subjektif, dan bisa kita pandang
sebagai suatu rangkuman dan penerapan praktis dari pemikiran filsafati yang
melatarbelakangi wawasan tersebut.
Doktrin adalah suatu pedoman bertindak secara baku yang dipandang
terbaik dalam menangi suatu bidang pada suatu saat, yang dirumuskan dengan
menerapkan suatu teori kepada kenyataan nyata. Jika teori dan atau kenyataan
berubah, maka doktrin harus diubah pula. Adanya doktrin memudahkan kita
memahami masalah-masalah yang sejenis, sehingga dengan demikian menghemat
pikiran, tenaga dan waktu.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai ideologi negara selain berfungsi sebagai cita-cita
normative penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga berfungsi
sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat mempersatukan berbagai
golongan masyarakat di Indonesia.
3.2 SARAN
24
Dengan disusunnya makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara ini, kami mengharapkan kita semua dapat
mmengetahui lebih jauh dan lebih lengkap tentang bagaiman dasar-dasar Negara
dijadikan sebagai ideologi Negara.
Disini kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah iini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah-makalah kami selanjutnya sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
2009-2014, P. M. (April 2016). MATERI SOSIALISASI EMPAT PILAR MPR RI. Jakarta:
Sekertariat Jenderal MPR RI.
25