Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ETIKA PROFESI

Kewajiban Diri Sendiri dan Klien

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Sela Kartika Permata Sari (P05130219071)


2. Sinthya Melinda putri (P05130219033)
3. Yolanda Patrichia (P05130219080)
4. Zahra Astiwi (P0530219081)

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Etika
Profesi. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai satu acuan, dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saya harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, Maret 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II ISI ...................................................................................................................................

A. Kewajiban Ahli Gizi.........................................................................................................


B. Kewajiban Umum Ahli Gizi.............................................................................................
C. Kewajiban Terhadap Klien Seorang Ahli Gizi.................................................................
D. Kewajiban Terhadap Masyarakat Seorang Ahli Gizi........................................................
E. Kewajiban Teman Seprofesi Dan Mitra Kerja Seorang Ahli Gizi....................................
F. Kewajiban Terhadap Profesi Dan Diri Sendiri Seorang Ahli Gizi ..................................

BAB III Penutup.........................................................................................................................

Kesimpulan ..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

G.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
llmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari
hubunganantara makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya
sertafaktor-faktor yang mempengaruhinya. Dampak globalisasi menuntut tenaga giziyang
handal dan profesional serta tanggap dalam mengantisipasi perkembanganmasalah gizi
baik nasional maupun internasional. Oleh karena itu diperlukanpengembangan
sumberdaya manusia sebagai ahli gizi professional di Indonesia yang berkesinambungan
dan mempunyai daya saing internasional.
Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya
memelihara dan memperbaikikeadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikangizi, pengembangan ilmu dan teknologi
gizi, serta ilmu-ilmu terkait. Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya harus senantiasa
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap dan perbuatanterpuji yang
dilandasi oleh falsafah dan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta
AnggaranDasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesia serta etik
profesinya.
Sebagai suatu profesi, ahli gizi selayaknya mempunyai etika, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Seorangahli gizi diharapkan senantiasa bersikap santun, berbudi luhur,
berkata halus, dan senantiasa lebihmendahulukan kepentingan orang banyak dalam
melaksanakan kegiatan profesi dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Seorang ahli
gizi professional harus mengerti benar akan pengertian “customerservice”. Berkaitan
dengan ahli gizi seharusnya memahami benar akan pemikiran yang bersifat
etis.Pemikiran etis sebenarnya harus menjadi sesuatu yang melekat (“built in”) pada diri
professional.Misalnya perilaku mempermalukan pasien dimuka orang adalah tidak etis,
dan ini secara otomatissejiwa dengan perasaan atau etika kita sebagai ahli professional.
 Ahli Gizi yang melaksanakan profesi gizi mengabdikan diri dalam upaya
memelihara dan memperbaikikeadaan gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan
rakyat melalui upaya perbaikan gizi, pendidikangizi, pengembangan ilmu dan teknologi
gizi, serta ilmu-ilmu terkait.
Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa,menunjukkan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah
dan nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Ahli Gizi Indonesiaserta etik profesinya.
Dalam menerapkan kode etik, ahli gizi wajib melakukannya sesuai kewajiaban
Yang Meliputi Kewajiban Umum ,Kewajiban Terhadap Klien ,Kewajiban Terhadap
Masyarakat ,Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja ,Kewajiban
Terhadap Profesi dan diri Sendiri. Kode etik Ahli Gizi ini dibuat atasprinsip bahwa
organisasi profesi bertanggung jawab terhadap kiprah anggotanya dalam
menjalankanpraktek profesinya. Kode etik ini berlaku setelah hari dari disahkannya kode
etik ini oleh sidang tertinggiprofesi sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga profesi gizi

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kewajiban Ahli Gizi?
2. Apa saja kewajiban umum Ahli Gizi?
3. Apa saja kewajiban terhadap klien seorang Ahli Gizi?
4. Apa saja kewajiban terhadap masyarakat seorang Ahli Gizi?
5. Apa saja kewajiban teman seprofesi dan mitra kerja seorang Ahli Gizi?
6. Apa saja kewajiban terhadap profesi dan diri sendiri seorang Ahli Gizi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kewajiban Ahli Gizi
2. Untuk mengetahui kewajiban umum Ahli Gizi
3. Untuk mengetahui kewajiban terhadap klien seorang Ahli Gizi
4. Untuk mengetahui kewajiban terhadap masyarakat seorang Ahli Gizi
5. Untuk mengetahui kewajiban teman seprofesi dan mitra kerja seorang Ahli Gizi
6. Untuk mengetahui terhadap profesi dan diri sendiri seorang Ahli Gizi
BAB II
ISI
A. Kewajiban Umum
Sebagai seorang profesional dan sesuai dengan amanah undang-undang dasar
1945, bahwa seorang ahli gizi mempunyai kewajiban berperan aktif dalam meningkatkan
kesejahteraan, kecerdasan masyarakat melalui peningkatan keadaan gizi masyarakat. Ahli
gizi diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
terus menerus untuk dapat menyumbangkan keahliannya bagi masyarakat. Sebagai
contoh yang kongkrit adalah untuk menanggulangi masalah gondok endemic, para ahli
gizi mengupayakan kepada pemerintah untuk pelaksanaan fortifikasi garam beriodium,
agar masalah gondok dii Indonesia teratasi.
Tentunya selain ilmu pengetahuan yang harus ditingkatkan juga perilaku yang
baik, jujur, tulus dan adil sesuai etika dan standar profesi yang telah ditetapkan. Selain itu
juga harus menjunjung tinggi nama baik profesi. Bahwa seorang profesional, bila
melakukan suatu kesalahan maka akan memberikan dampak yang kurang baik bagi korps
atau perkumpulan profesinya. Namun sebaliknya bila seorang ahli gizi dapat
melaksanakan kewajiban dengan baik, jujur, adil nama perkumpulan profesinya akan ikut
mendapatkan dampak positif. Seorang profesional akan menjunjung tinggi dan
mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadinya. Adapun jabaran
kewajiban yang termasuk kewajiban kepada umum sebagai berikut:
1. Ahli gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dalam
meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
2. Ahli gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi dengan menunjukkan
sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri.
3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi
yang telah ditetapkan.
4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan
adil.
5. Ahli gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan,
informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan informasi hendaknya obyektif tanpa
membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar.
6. Ahli gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya
sehingga dapat bekerja sama dengan pihak lain atau membuat rujukan bila
diperlukan.
7. Ahli gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
8. Ahli gizi dalam bekerja sama dengan para profesional lain di bidang kesehatan
maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-
baiknya.
B. Kewajiban Terhadap Klien
Saat itu masyarakat menuntut pelayanan yang terbaik kepada seluruh tenaga
kesehatan, termasuk kepada ahli gizi. Kualitas pelayanan kesehatan saat ini difokuskan
kepada klien (client centre care), jadi kepentingan dan kepuasan klien yang utama.
Seorang ahli gizi berkewajiban untuk menilai, memperbaiki, meningkatkan
keadaan gizi klien melalui suatu proses asesmen, diagnosis, intervensi serta monitoring
evaluasi menggunakan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Hal penting yang harus
dijaga dengan teguh adalah kerahasiaan klien, memberi pelayanan prima, menghormati
dan menghargai kebutuhan klien, memberi informasi secara baik dan benar, memberikan
pelayanan dengan adil tidak memberdakan status social klien.
Butir kewajiban yang tergolong dalam kewajiban kepada klien adalah sebagai
berikut:
1. Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara dan
meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di
masyarakat umum.
2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
dilayani baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya, bahkan
juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan kesaksia
hokum.
3. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantisa menghormati dan menghargai
kebutuhan untuk setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya, dan
tidak melakukan diskriminalisasi dalam hal suku, agama, ras, status social, jenis
kelamin, usia dan tidak menunjukan pelecehan social.
4. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan prima, cepat, dan akurat.
5. Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut.
6. Ahli gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dalam
memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada
ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.
C. Kewajiban Terhadap Masyarakat
Beberapa penelitian terkini mengatakan bahwa konsumsi sayur dan buah
masyarakat sangat rendah, maka ahli gizi harus melakukan promosi untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat pentingnya konsumsi sayur dan buah. Slogan kementerian
kesehatan saat ini adalah Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) dimana salah satu
poin di dalamnya adalah konsumsi sayur dan buah setiap hari.
Dalam melaksanakan kewajiban kepada masyarakat tentunya ahli gizi harus
bekerja sama dengan profesi lain. Karena masalah gizi tidak dapat ditanggulangi oleh ahli
gizi saja tetapi multidisiplin.
Di bawah ini adalah butir kewajiban yang tergolong dalam kewajiban ahli gizi
kepada masyarakat:
1. Ahli gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya tentang
penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktik yang tidak etis berkaitan
dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/ diet. Ahli gizi hendaknya
senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Ahli gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat
mencegah masalah gizi di masyarakat.
3. Ahli gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat untuk
mencegah terjadinya masala gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat.
4. Ahli gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola makan dan aktivitas
yang seimbang sesuai dengan nilai praktik gizi individu yang baik.
5. Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli gizi berkewajiban
hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan, inisiatif, dan
bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan
optimal di masyarakat.
6. Ahli gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu
berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang sallah atau, menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat.
D. Kewajiban Terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja
Kekuatan profesi juga terletak pada kesatuan anggota profesinya, oleh karena itu
sesama ahli gizi harus saling bekerja sama dalam melakukan tugas pengabdian kepada
klien ataupun kepada masyarakat agar terwujud status gizi yang baik. Bekerja bersama,
saling mendukung, saling berbagi ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang baru kepada
teman yang lain akan berdampak sangat besar kepada kemajuan profesi dan pada
akhirnya kepada keadaan gizi masyarakat. Kewajiban yang terkait dengan teman
seprofesi dan mitra kerja adalah sebagai berikut:
1. Ahli gizi bekerja melakukan promosi gizi, memelihara dan meningkatkan status gizi
masyarakat secara optimal, berkewajiban senantiasa bekerja sama dan menghargai
berbagai disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.
2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan persahabatan yang harmonis
dengan semua organisasi atau disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya
meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.
3. Ahli gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
terbaru kepada sesama profesi dan mitra kerja

E. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri


Taat kepada kode etik, standar profesi, melakukan pelayanan sesuai dengan
prosedur dan ketentuan yang ada, jujur, mempunyai rasa percaya diri, selalu berusaha
meningkatkan kapasitas diri melalui belajar seumur hidup. Seorang ahli gizi profesional
tidak mengutamakan kepentingan pribadi, misalnya dengan menerima imbalan yang tidak
sesuai dengan haknya, atau bekerja sama dengan orang lain menyalah gunakan
kewenangannya untuk kepentingan pribadi. Selain itu hal yang cukup penting adalah ahli
gizi hendaknya menjaga kesehatan dan status gizinya. Menjaga nama baik profesi dengan
tidak tercela atau melanggar hukum. Poin untuk kewajiban terhadap diri sendiri seperti di
bawah ini:
1. Ahli gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang
dicanangkan oleh profesi.
2. Ahli gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan
keahlian yang diperlukan dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan ilmu
dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan.
3. Ahli gizi harus menunjukkan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukkan kerendahan hari dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar.
4. Ahli gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan yang layak sesuai
jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi
diperkerjakan).
5. Ahli gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum, dan
memaksa orang lain untuk melawan hukum.
6. Ahli gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat bekerja
dengan baik.
7. Ahli gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan
perorangan atau kebesaran seseorang.
8. Ahli gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan
organisasi profesi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Kode Etik ahli gizi merupakan tuntunan perilaku profesional seorang tenaga gizi
dalam melakukan pelayanan gizi sesuai dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
yang telah diperoleh dari pendidikan formal dan non formal.
2. Semua ahli gizi dalam menjalankan pekerjaannya harus mengikuti kode etik gizi.
3. Kode etik meliputi kewajiban yang harus ditaati oleh setiap ahli gizi yaitu kewajiban
umum, kewajiban klien, kewajiban masyarakat, kewajiban teman seprofesi dan mitra
kerja dan kewajiban kepada profesi dan diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Etika-Profesi_SC.pdf
https://www.academia.edu/20206397/Kode_Etik_Ahli_Gizi
https://id.scribd.com/doc/148066651/KODE-ETIK-PROVESI-GIZI-docx

Anda mungkin juga menyukai