Anda di halaman 1dari 5

MATERI KULIAH (4)

TEORI+PRAKTIK
AKUNTANSI BIAYA SATU
(II) PRAKTIK PADA KULIAH (4)
Topik Dua
Cost Consept and Cost Classification
(Type of Cost)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPS Bagian Kedua)
Diskripsi Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
Singkat tentang segala hal yang berhubungan dengan akuntansi biaya, melakukan
MK perhitungan sehubungan dengan biaya overhead pabrik, bagaimana melakukan
penentuan tarip biaya overhead pabrik, melakukan analisa dan perlakuan selisih
biaya overhead pabrik serta melakukan analisa yang mendalam khususnya
untuk laporan keuangan perusahaan manufaktur. Selain itu, akuntansi biaya
juga sangat membantu dalam hal menentukan perencanaan pembiayaan lainnya
yang sangat di butuhkan di dalam sebuah perusahaan.
CPMK Mahasiswa mampu memahami sehubungan dengan :
TOPIK II 1. Klasifikasi biaya
2. Biaya dalam hubungannya dengan produk
3. Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi
4. Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain
5. Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi
6. Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan atau
evaluasi

Jawab Pertanyaan-Pertanyaan Yang Disediakan Pada Laman-Laman


Berikut Ini, dan Perhatikan Serta Amati Dengan Jelimat Contoh-Contoh
Perhitungan Yang Ada.
1. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Bahan Baku Langsung (BBBL) / Direct Material
Cost? Berikan Contoh!
2. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL) / Direct Labour
Cost? Berikan Contoh!
3. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Pabrikasi Tidak Langsung (BPTL) / Factory
Overhead Cost? Berikan Contoh!
4. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Pabrikasi (Manufacturing Cost) atau Biaya
Produksi (Production Cost). Berikan Contoh!
5. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Beban Komersial (Commercial Expenses) atau Beban
Operasional (Operating Expenses). Berikan Contoh!
6. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Prime Cost. Berikan Contoh!
7. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Conversion Cost. Berikan Contoh!
8. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Pemasaran (Marketing Exspense / Selling
Expense). Berikan Contoh!
9. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Umum dan Administrasi (General and
Administration Expenses). Berikan Contoh!
10. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Lain-Lain (Other Expenses). Berikan Contoh!
11. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Capital Exependiture (Biaya Yang Dikapitalisasi).
Berikan Contoh!
12. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Revenue Exependiture. Berikan Contoh!
13. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Standar (Standard Cost / Pre-Determined
Cost/ Estimated Cost). Berikan Contoh!
14. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Biaya Historis (Historical Cost / Actual Cost).
Berikan Contoh!
15. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Marginal Cost (Deferential Cost). Berikan Contoh!
16. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Oportunity Cost (Biaya Peluang). Berikan Contoh!
17. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan Relevant Cost (Biaya Relevan). Berikan Contoh!
18. Perhatikan contoh perhitungan di bawah ini :

Contoh Kasus: Harga Pokok Produksi Per Unit dari pembuatan 1 unit TV. adalah Rp
750.000,- Biasanya produksi per hari adalah 1 unit. Tetapi pada suatu hari ada pesanan TV
sebanyak 15 Unit, dan harus diserahkan pada hari ke 10, sejak tanggal pemesanan. Untuk
memenuhi pesanan itu, para karyawan harus bekerja lembur sehingga upah kerja naik.Setelah
dilakukan penghitugan, untuk membuat 15 u TV tersebut, harus dikeluarkan biaya sebesar Rp
11.625.000,- atau Rp 775.000/u (15 u x Rp 775.000).

Pertanyaan:

1. Hitung Berapa Besarnya Marginal Cost atau Deferential Cost!


2. Apakah pesanan tersebut DITERIMA atau DITOLAK, jika harga jual per unit-nya Rp
780.000,-

Jawaban:

1. Besarnya Marginal Cost atau Deferential Cost


Cost Per Unit dalam Operasional Normal (1 unit per hari) Rp 750.000,-
Cost Per Unit dlm Kondisi Luar Biasa:(Rp11.625.000:15u) Rp 775.000,-
Marginal Cost atau Deferential Cost Rp 25.000,-
2. Pesanan tersebut DITERIMA atau DITOLAK?
Perhitungan Analisis:

Profit jika dalam kondisi Normal 10 hari kerja sbb:


Harga Pokok Produksi = 10u x Rp 750.000,- = Rp 7.500.000,-
Harga Jual = 10u x Rp 780.000,- = Rp 7.800.000,-
Laba = Rp 300.000,-

Profit jika dalam kondisi Luar Biasa 10 hari kerja sbb:


Harga Pokok Produksi = 15u x Rp 775.000,- = Rp 11.625.000,-
Harga Jual = 15u x Rp 780.000,- = Rp 11.700.000,-
Laba = Rp 75.000,-

KEPUTUSAN:

1. Pesanan DITOLAK, jika berorientasi Profit.


2. Pesanan DITERIMA, jika berorientasi Pengenalan Produk

19. Perhatikan contoh perhitungan di bawah ini :

Contoh: Kalau yang diproduksi adalah produk ‘A’ maka keuntungan/laba yang akan
diperoleh adalah sebesar Rp 1.000.000,- Tetapi kalau yang diproduksi adalah produk ‘B’
maka keuntungan/laba yang akan diperoleh adalah sebesar Rp 1.500.000,- Tetapi karena
perusahaan tidak memungkinkan untuk memproduksi kedua-duanya, maka perusahaan
harus memutuskan untuk memilih satu di antara dua tersebut.

Pertanyaan:

1. Produk mana yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan, produk ‘A’ atau
‘B’?
2. Berapa besar Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke produk ‘A’?
3. Berapa besar Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke produk ‘B’?

Jawaban:

1. Produk yang sebaiknya diproduksi oleh perusahaan, bergantung pada Judgement dan
Motif Perusahaan. Jika perusahaan dominan bermotif Profit Entreprises, maka
sebaiknya perusahaan memilih untuk meproduksi produk yang cenderung memberikan
keuntungan/laba yang lebih besar. Berarti dalam kasus ini, sebaiknya diproduksi
produk ‘B’. Tetapi jika Orientasi perusahaan bukan pada Profit Entreprises Motif,
tetapi yang lainnya (mungkin Quality, Pangsa Pasar, dll), maka sebaik-nya
perusahaan memilih untuk meproduksi produk ‘A’.
2. Besaran Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke produk ‘A’ adalah sebesar keuntungan
dari produk ‘B’ yang diabaikan, yaitu: Rp 1.500.000,-

3. Besaran Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke produk ‘B’ adalah sebesar keuntungan
dari produk ‘A’ yang diabaikan, yaitu: Rp 1.000.000,-

20. Perhatikan contoh perhitungan di bawah ini :

Perusahaan dihadapkan untuk memutuskan memilih penggunaan Jasa Transportasi


untuk mengangkut bahan baku. Jika menggunakan Truk, Ongkos Angkutnya Rp 900.000,-
Tetapi jika menggunakan Kereta Api Ongkos Angkutnya Rp 700.000,-

Pertanyaan:

1. Perusahaan sebaiknya memutuskan untuk memilih Jasa Transportasi yang mana, By


Truck or By Train?
2. Berapa besar Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke Truck & Berapa True Cost-Nya?
3. Berapa besar Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke Train?

Jawaban:

1. Keputusan perusahaan bergantung pada Judgement dan Motif Perusahaan. Jika


motifnya berorientasi pada keamanan maka sebaiknya memilih untuk menggunakan
Kereta Api. Jika memilih untuk lebih cepat sampai di Gudang maka sebaiknya memilih
untuk menggunakan Truck. Jika motifnya berorientasi pada efisiensi maka sebaiknya
memilih untuk menggunakan Kereta Api, karena ongkosnya lebih murah ketimbang
menggunakan Truck.

2A. Besaran Oportunity Cost, jika pilihan jatuh degan menggunakan Truck,
adalah sebesar penghematan biaya yang hilang karena menolak biaya yang lebih
rendah, yaitu: Rp 200.000,- (Rp 900.000 – Rp 700.000).

Opportunity Cost harus diperhitungkan sebagai biaya, pada alternatif yang dipilih.
Tujuan perhitungan ini adalah untuk menentukan TRUE COST pada alternatif yang
dipilih. TRUE COST adalah jumlah biaya yang benar-benar dikeluarkan ditambah
dengan penghematan biaya yang hilang karena menolak biaya yang lebih rendah
atau Pemborosan (TRUE COST = Actual Cost + Inefisiensi)

2B. Besaran TRUE COST, jika pilihan jatuh degan menggunakan Truck, adalah
sebesar = Rp 900.000 + Rp 200.000 = Rp 1.100.000,- (Opportunity Cost tidak dicatat
dalam Buku Besar).
21. Perhatikan kasus di bawah ini :
Untuk memproduksi Produk Tertentu perusahaan dihadapkan pada pemakaian Mesin X
atau Mesin Y. Jika Mesin X yang dipakai, BTK per jam Rp. 1000,- Tetapi jika Mesin Y,
BTK per jam Rp. 800,- Manager memutuskan menggunakan msein X.

Pertanyaan:

1. Berapakah Opportunity Cost-nya?


2. Berapakah True Cost-nya?

Jawaban:

1. Opportunity Cost-Nya adalah Rp.200,- (yaitu:1000-800), yaitu: sebesar


Penghematan Biaya yang Hilang karena menolak biaya yang lebih rendah.
2. TRUE COST-nya untuk pemakaian Mesin X adalah sebesar Rp. 1.200,- yaitu;
Rp.1000,- Gaji dan Upah yang akan dikeluarkan ditambah dengan Pemborosan
Rp.200,- karena menolak biaya yang lebih kecil.
3. Besar-Nya Oportunity Cost jika pilihan jatuh ke Train, yaitu: Tidak ada
Oportunity Cost, karena telah memilih biaya yang lebih kecil. Demikian juga dengan
True Cost-Nya.

Anda mungkin juga menyukai