Anda di halaman 1dari 2

LI.

6 Mampu Memahami peranan Anti histamin dan kortikosteroid

6.1 Memahami peranan Antihistamin

6.1.1 Antagonis Reseptor H1 (AH1)

INDIKASI

AH1 berguna untuk pengobatan simtomatik berbagai penyakit alergi dan mencegah atau
mengobati mabuk perjalanan

Penyakit alergi. AH1 berguna untuk mengobati alergi tipe eksudatif akut misalnya pada polinosis
dan urtikaria. Efeknya bersifat paliatif , membatasi dan menghambat efek histamin yang dilepaskan
sewaktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH 1 tidak berpengaruh terhadap intensitas reaksi antigen-
antibodi yang merupakan penyebab berbagai gangguan alergik. Keadaan ini dapat diatasi hanya
dengan menghindari alergen, desensitisasi atau menekan reaksi tersebut dengan kortikosteroid. AH 1
tidak dapat melawan reaksi alergi akibat peranan autakoid lain. Asma bronkial terutama disebabkan
oleh SRS-A atau leukotrien, sehingga AH1 saja tidak efektif. AH1 dapat mengatasi asma bronkial
ringan bila diberikan sebagai profilaksis. Untuk asma bronkial berat, aminofilinm epinefrin dan
isoproterenol merupakan utama, Pada reaksi anafilatik, AH 1 hanya merupakan tambahan dari
epinefrin yang merupakan obat terpilih.

Epinefrin merupakan obat terpilih untuk mengatasi krisis alergi, karena epinefrin : (1) lebih efektif
daripada AH1 ; (2) efeknya lebih cepat; (3) merupakan antagonis fisiologik dari histamin dan autakoid
lainnya. AH1 dapat melawan efek bronkokonstriksic

AH1 efektif terhadap alergi yang disebabkan debu, tapi kurang efektif bila jumlah debu banyak dan
kontaknya lama. Kongesti hidung kronik lebih refrakter terhadap AH 1. AH1 tidak efektif pada rinitis
vasomotor. Manfaat AH1 untuk mengobati batuk pada anak dengan asma diragukan, karena AH 1
mengentalkan sekresi bronkus sehinggadapat menyulitkan untuk ekspektorasi.

6.1.2 Antagonis Reseptor H2(AH2)

SIMETIDIN DAN RANITIDIN

INDIKASI

Simetidin, ranitidin, dan antagonis reseptor H 2 lainnya efektif untuk mengatasi gejala akut tukak
duodenum dan mempercepat penyembuhannya. Dengan dosis lebih kecil umumnya dapat
membantu mencegah kambuhnya tukak duodenum.Selain untuk tukak duodenum, dengan dosis
yang sama, simetidin, ranitidin dan antagonis reseptor H 2 lainnya juga efektif untuk mengatasi gejala
dan mempercepat penyembuhan tukak lambung.

Antagonis reseptor H2 juga diindikasikan untuk gangguan refluks lambung-esofagus (Gastro-


esophageal Reflux Disorder=GERD), meskipun lebih sulit diatasi, memerlukan frekuensi pemberian
yang lebih sering, dan dosis per hari yang lebih besar.
FOMATIDIN

INDIKASI

Efektivitas obat ini untuk tukak duodenum dan tukak lambung setelah 8 minggu pengobatan
sebanding dengan ranitidin dan simetidin. Famotidin kira-kira sama efektif dengan H 2 lainnya pada
pasien sindrom Zollinger-Ellison, meskipun untuk keadaan ini omeprazol merupakan obat terpilih.

NIZATIDIN

INDIKASI

Efektivitas untuk pengobatan gangguan asam lambung sebanding dengan ranitidin dan simetidin.
Dengan pemberian satu atau dua kali sehari biasanya dapat menyembuhkan tukak duodenum dalam
8 minggu dan degan cepat

Anda mungkin juga menyukai