Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Sistem Belajar Homeschooling Sebagai Persiapan Anak Usia Sekolah Dasar


di Panti Asuhan Putra Harapan Asrori Memasuki Jenjang Pendidikan
Lanjutan

BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:
Wahyu Nidar Melasani 2001010002 2020

UNIVERSITAS WISNUWARDHANA
MALANG
2020
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Sistem Belajar Homeschooling Sebagai


Persiapan Anak Usia Sekolah Dasar di Panti
Asuhan Putra Harapan Asrori Memasuki
Jenjang Pendidikan Lanjutan
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Wahyu Nidar Melasani
b. NIM : 2001010002
c. Jurusan : Psikologi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Wisnuwardhana Malang
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jl Kiai Haji Malik Dalam Perum Buring
Indah Regency 1 jati B11(082119266199)
f. Email : wahyunidar@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dwi Astary Anggraheni, S.Psi.,M.Si.
b. NIDN :-
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Konto No.8, RT 02 RW03, KEL.
Bunulrejo, Kec. Blimbing, Kota Malang
(081-333-980-283)
6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 8.000.000
a. Kemenristekdikti : Rp. 6.000.000
b. Sumber Lain : Rp. 2.000.000
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Bulan

Malang, 27 November 2020


Menyetujui,
Dosen Pendamping Ketua Pelaksana

(Dwi Astary Anggraheni, S.Psi.,M.Si.) (Wahyu Nidar Melasani)


NIDN. - NIM. 2001010002

i
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN___________________________________ hal 1-3
2. GAGASAN ________________________________________ hal 4-6
3. KESIMPULAN _____________________________________ hal 7
4. DAFTAR PUSTAKA ________________________________ hal 8
5. LAMPIRAN _______________________________________ hal 9-12

PENDAHULUAN

ii
1. Latar belakang
Masa pandemi saat membawa pengaruh di semua bidah salah satunya di
bidang pendidikan yang menyebabkan perubahan sistem belajar mengajar.
Hampir seluruh sekolah salah satunya di wilayah Malang Raya meniadakan
kegiatan tatap muka di sekolah dikarenakan untuk menekan penyebaran Virus
Covid 19. Meski dirumahkan, pembelajaran harus tetap berjalan. Hal ini sesuai
pidato yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa
pembelajaran harus berubah dari tatap muka menjadi daring dengan metode
online menggunakan sarana HP android maupun komputer dengan kuota
internet yang memadai.
Pada awal pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini tidak hanya murid yang
merasa kesulitan, ternyata para guru pun mengalami kesulitan, diantaranya
masih ada orang tua yang belum memiliki HP, kuota internet yang terbatas,
sinyal yang kurang memadai dalam mengakses internet, HP yang dibuat
bergantian dengan anggota keluarga yang sedang PJJ juga, HP yang hanya satu
dan dipakai oleh orang tua untuk bekerja serta target guru dalam memenuhi
kurikulum sebagai syarat ketuntasan dalam pembelajaran. Hal ini
menyebabkan beban tugas yang diberikan kepada orang tua selaku pendamping
di rumah semakin besar. Kondisi orang tua terutama dalam hal ekonomi yang
beragam, tidak sedikit menjadi penyebab terhambatnya praktek PJJ ini.
Meskipun pemerintah telah memberikan sejumlah kebijakan mengenai PJJ,
salah satunya agar pihak sekolah menyesuaikan antara tugas dan kondisi di
lapangan, orang tua masih mengalami banyak kendala. Kendala yang dialami
orang tua diantaranya tidak bisa menemani anaknya belajar karena bekerja atau
terbatasnya pengetahuan dalam memberi informasi pada anaknya akhirnya
mengambil keputusan untuk meminta bantuan guru les privat untuk datang ke
rumah.
Panti asuhan saat ini menjadi salah satu wadah untuk membantu anak-
anak memperoleh pendidikan yang layak, jadi sebagian besar anak-anak ini
sebenarnya masih memiliki orang tua di rumah, sehingga pihak panti asuhan
yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam mengelola perilaku anak
yang berasal dari keluarga yang bemasalah, rentan dengan pembinaaan yang
kurang maksimal. Hal ini mengakibatkan anak-anak kurang bisa terkontrol
perilakunya, baik di dalam panti asuhan maupun di sekolah umum. Sistem
belajar PJJ ini sering kali menyebabkan anak-anak memiliki pola berfikir
bahwa tidak pergi sekolah maka artinya libur sehingga pembiasaan belajar
yang dilakukan di sekolah kurang bisa dilaksanakan dengan baik karena anak-
anak di panti asuhan hanya berfikir bermain. Situasi yang demikian semakin
membuat anak-anak kurang tertarik dalam belajar karena mereka cenderung
enggan mengikuti proses belajar melalui google classroom, google meet, video
ataupun whatsapp, sehingga kemampuan akademis mereka banyak mengalami
kemunduran.
Saat ini homeschooling sudah marak di Malang tidak hanya di kota besar
seperti Surabaya dan Jakarta. Pesertanya pun tidak hanya anak-anak yang
mengikuti kejar paket saja namun sudah beragam dari yang bermasalah dengan
sekolah sampai atlet yang berusaha menyeimbangkan antara kegiatan non
akademik dan akademiknya. Selain fleksibel secara waktu, Homeschooling
juga cenderung menggunakan kelas dengan kapasitas siswa sedikit dalam hal
ini rasio guru banding murid yaitu sekitar 1 banding 10 maksimal. Hal ini
menyebabkan para siswa mendapat perhatian yang cukup, sehingga bisa
memaksimalkan kemampuan dan memudahkan pengarahan perilaku yang
sesuai dengan norma yang berlaku namun kelemahannya anak-anak kurang
berinterkasi dengan teman sebaya yang berasal dari status sosial berbeda yang
dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup bermasyarakat.
Santrock (2002) mengatakan bahwa periode perkembangan masa kanak-
kanak pertengahan dan akhir bersamaan dengan masa sekolah dasar, dimana
anak-anak mempelajari keterampilan dasar seperti membaca, menulis dan
berhitung serta meningkatnya pengendalian diri. Hal ini sesuai dengan sistem
pendidikan dasar di Indonesia, namun dalam pelaksanaanya masih ada sekolah
yang hanya menekankan dalam pengembangan kemampuan membaca, menulis
dan berhitung serta cenderung mengabaikan pendidikan karakter dan potensi
diri. Hal ini dikarenakan pengetahuan orang tua bahwa anak dikatakan cerdas
jika bisa membaca, menulis dan berhitung dengan baik. Terdapat sejumlah
konsep tentang kecerdasan diantaranya oleh Baihaqi (2016) yang dinyatakan
bahwa seseorang bisa memiliki beberapa bahkan semua kecerdasan tersebut
dengan selalu mengasah dan melatih semua potensi yang ada pada dirinya.
Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa anak-anak panti asuhan pun
yang berasal dari keluarga berantakan pasti memiliki kecerdasan yang dapat
dimaksimalkan dengan stimulus yang tepat dan sesuai karakter mereka. Wade,
Tavris, & Garry (2014) mengatakan bahwa agar perilaku dapat diperkuat,
perilaku ini harus muncul terlebih dahulu. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa untuk mencetak budi pekerti anak-anak di panti asuhan maka diperlukan
stimulus yang stabil dan perhatian besar. Hal ini bisa dilakukan jika metode
Homeschooling diterapkan di panti asuhan, karena dengan jumlah siswa sedikit
maka perhatian menjadi lebih terfokus.
Berdasarkan paparan fenomena di atas, maka penulis memiliki asumsi
bahwa metode belajar Homeschooling menjadi salah satu metode yang dapat
diterapkan agar anak-anak memiliki karakter positif yang lebih kuat. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk melaksanakan sistem tersebut dalam
gagasannya yang berjudul “Sistem Belajar Homeschooling Sebagai
Persiapan Anak Usia Sekolah Dasar di Panti Asuhan Putra Harapan Asrori
Memasuki Jenjang Pendidikan Lanjutan”
3

2. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan tujuan
diadakannya homeschooling di panti asuhan Putra harapan Asrori:
2.1. Mengatasi trauma yang disebabkan oleh penelantaran dan
kekerasan fisik dari keluarga;
2.2. Mengontrol perilaku yang tidak baik dari anak-anak panti asuhan,
sebagai akibat dari adanya pengalaman buruk dalam keluarga;
2.3. Membantu adaptasi dengan lingkungan baru di panti sebagai
keluarga kedua;
2.4. Mengembangkan potensi yang dimilik anak;
2.5. Memberikan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung;
2.6. Meningkatkan motivasi belajar anak-anak panti asuhan.

3. Manfaat
Homeschooling ini diharapkan dapat bermanfaat untuk bekal mereka
dalam penguasaan akademik, non akademik dan karakter yang kuat dalam
melanjutkan pendidikan di tingkat lebih tinggi. Beberapa manfaat yang bisa
diambil dari Homeschooling ini diantaranya yaitu:
3.1 Trauma yang disebabkan oleh perlakuan tidak baik di keluarga bisa
berkurang atau bahkan menghilang;
3.2 Peilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku bisa segera teratasi
dengan baik;
3.3 Anak-anak yang datang ke panti di usia sekolah dasar memerlukan
pendampingan dan pengarahan agar segera bisa merasa nyaman tinggal di
keluarga kedua dalam hal ini panti asuhan;
3.4 Setiap anak pasti memiliki potensi yang unik yang perlu digali dan
dikembangkan untuk meningkatkan penilaian diri;
3.5 Keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung dikuatkan sebagai
pondasi dalam memahami pengetahuan;
3.6 Semangat belajar yang tinggi dikarenakan guru yang perhatian dan
suasana pembelajaran yang menyenangkan.
4

GAGASAN
Penulis telah melakukan pengamatan sekaligus wawancara pada ketua yayasan
di panti asuhan Putra Harapan Asrori, dan diperoleh informasi sebagai berikut:
1) Zaskia (TK), Dani (kelas 1), Dolpi (Kelas 2), Weppy (kelas 4) berasal dari
orang tua yang melakukan nikah siri dan terjadi kekerasan dalam rumah
tangga. Rupanya anak-anak mengalami keterlambatan masuk sekolah
dikarenakan faktor ekonomi. Dani dan Dolpi masih kesulitan dalam
membaca.
2) Mela (kelas 1), Shifa (klas 4) dan Velda(kelas 8 SMP) berasal dari keluarga
dengan persoalan ekonomi yaitu ayah tidak bekerja dan hidup di kos-kosan,
sebelumnya pernah tinggal di rumah nenek namun karena sudah dibeli oleh
pihak bibi maka keluarga tersebut harus pergi. Mela dan Shifa masih
kesulitan dalam membaca.
3) Bintang (kelas 4) memiliki latar belakang ibunya meninggal pada waktu dia
kelas 1 dan ayah yang keberadaaanya tidak diketahui lalu diasuh oleh tokoh
masyrakat (guru ngaji), selama tinggal dengan guru ngaji Bintang sering
bertengkar dengan cucu guru ngaji yang menyebabkan akhirnya Bintang
dibawa ke panti asuhan. Sebetulnya Bintang memiliki kakak laki-laki beda
ayah yang sudah menikah namun tidak mau direpoti dengan kehadiran
Bintang.
4) Abid (kelas 4) berasal dari keluarga berantakan, yang terdiri dari 3
bersaudara. Kakak ikut dengan nenek dan adiknya diberikan kepada orang
lain untuk diasuh. Abid mengalami KDRT juga, sebetulnya lebih dekat
dengan ayahnya namun beliau tidak mampu secara ekonomi untuk
membiayai dan lingkungan tempat tinggal tidak sesuai untuk
perkembangan Abid akhirnya diputuskan untuk dititipkan di panti asuhan.
5) Kiko dan Akasa (kelas 5), sang kakak pernah mengalami tinggal kelas dan
sang adik yang cerdas sehingga duduk di kelas yang sama, memiliki ibu
yang meninggalkan keduanya dengan nenek dan kakeknya, sedangkan
sebelum mereka ikut sudah ada dua anak yang dititipkan nenek dan
kakeknya sejak bayi. Hal ini menimbulkan pertengkaran antara dua anak
seblumnya dengan Kiko dan Akasa, sehingga sang nenek dan kakek
berinisiatif untuk menitipkan Kiko dan Akasa di panti asuhan dengan
harpan perilaku merkea bisa berubah disamping itu juga mereka mendapat
pendidikan yang layak karena nenek dan kakeknya juga terbatas secara
ekonomi.
6) Fatimah(kelas 4), berasal dari ayah keturunan Bangladesh dan ibu
Indonesia, yang menikah siri di Malaysia dan pernah tinggal di
penampungan selama setahun karena termasuk penduduk ilegal lalu
dipulangkan ke Indonesia sedangkan ayah ke Bangladesh, sang ibu
sekarang bekerja di Semarang dan di panti ini ada dua kakak lainnya yang
duduk di sekolah lanjutan.
5

Semua anak-anak tersebut mengenyam pendidikan di Sekolah dasar di dekat


panti asuhan, namun seperti informasi di atas masih ada yang hingga kelas 4
masih belum bisa membaca, menulis, berhitung dengan baik serta perilaku anak-
anak yang tidak bisa terkontrol meski sudah disekolahkan di sekolah umum. Hal
ini menjadi maklum karena rasio guru banding murid dim sekolah umum sekitar 1
banding 28 minimal bahkan jumlah siswa bisa lebih dari itu, sehingga perhatian
guru kepada murid menjadi kurang maksimal. Sedangkan dengan kondisi para
siswa berasal dari keluarga dengan latar belakang yang beragam pula para siswa
ini sebenarnya perlu perhatian lebih.
Pendampingan belajar beberapa waktu ini diharapkan dapat membantu anak-
anak dalam menyelesaikan tugas sekolah oleh kakak-kakak panti. Kakak-kakak
panti asuhan disini adalah anak-anak panti asuhan dan anak-anak pengurus
yayasan yang berusia lebih dewasa namun mereka belum mempunyai pengalaman
dalam mengajar secara khusus sehingga hasilnyapun kurang maksimal. Hal ini
menyebabkan ketua yayasan mencari bantuan pendamping dari pihak luar yang
berpengalaman dalam mendampingi belajar anak-anak SD. Melalui pengamatan
dan pendampingan selama beberapa hari terlihat anak-anak yang antusias belajar
dan melihat potensi diri yang kurang digali di sekolah. Melalui adanya
pendampingan terus-menerus, diharapkan anak-anak bisa berubah secara kontinyu
dan jika ada perkembangan yang signifikan kedepannya anak-anak ini tidak akan
melanjutkan sekolah umum namun homeschooling di panti asuhan, agar siap
secara psikis melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi di sekolah umum.
Penulis melihat dengan adanya pendampingan dari pihak luar yang
berpengalaman motivasi belajar anak-anak meningkat. Sebagai contoh, anak-anak
yang antusias ketika pendamping datang, kegiatan yang diberikan pendamping
sebagian besar diikuti oleh anak-anak, dan beberapa anak menunjukkan perasaan
tulus kepada pendamping dengan memberi hadiah dalam rangka “Hari Guru”.
Penulis merasa jika anak-anak ini mendapatkan pendekatan secara personal maka
akan muncul hubungan emosional yang diharapkan bisa meningkatkan perilaku
mereka ke arah yang lebih baik.
Penulis optimis dengan pengadaan Homeschooling di panti dapat
meningkatkan perkembangan kognitif dan psikis anak-anak menjadi lebih baik.
Kehadiran para guru yang ahli dibidang akademik dan non akademik diharapkan
dapat memperkenalkan anak-anak tentang berbagai macam karakter orang
dewasa, sehingga mereka lebih mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
macam karakter tersebut.
Adapun usaha yang sudah dilakukan yayasan dan pendamping belajar dari
pihak luar untuk mewujudkan homeschooling diantaranya:
1) Melakukan pendekatan secara personal oleh pendamping yang ahli di
bidang psikologi
2) Memberikan variasi pembelajaran agar anak-anak tidak bosan dan bisa
bertahan lama dalam mengikuti kegiatan yang diberikan pendamping yang
6

berpengalaman mengajar anak SD untuk menstimulus potensi yang


dimiliki.
3) Pendampingan intensif dari hari senin sampai jumat dalam rangka
pembiasaan belajar dan membantu anak-anak menyelesaikan tugas
sekolahnya.
4) Berkomunikasi dan berdiskusi dengan penghuni panti lainnya untuk
mewujudkan kerjasama yang dinamis.
5) Meluangkan waktu di hari Sabtu untuk meningkatkan kebersamaan
dengan anak-anak
6) Menciptakan kondisi aman dan nyaman dengan perhatian yang lebih besar
terhadap hal kecil namun bisa merangsang perkembangan psikis dan
kognitifnya.
7

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
perkembangan psikologis dan kognitif anak-anak panti lebih baik jika melakukan
pendekatan secara personal dalam lingkup pembelajaran dengan skala kecil.
Perhatian pendamping kepada anak-anak bisa maksimal, sehingga mereka merasa
diperhatikan dan dipahami. Hal ini menimbulkan kesan mendalam kepada anak-
anak sehingga mereka akan antusias untuk mengikuti kegiatan yang diberikan
oleh pendamping. Hal ini terlihat dari respon yang diberikan dari anak-anak dalam
beberapa hari pendampingan yang dilakukan oleh pihak luar yang berpengalaman
mengajar anak SD. Fenomena ini memberikan rasa optimis kepada penulis bahwa
jika anak-anak ini menjalani sistem belajar Homescooling di panti asuhan maka
akan merasa lebih nyaman dan lebih bisa terkondisikan secara psikis maupun
jasmani, sehingga kemampuan kognitif dan penguatan karakter bisa
dimaksimalkan dengan baik.
Pelaksanaan Homeschooling ini direncanakan dengan mendatangkan guru-
guru akademik dan non akadameik yang ahli dibidangnya dengan harapan anak-
anak bisa belajar secara maksimal. Selain itu juga akan didatangkan guru-guru
yang ahli di bidang psikologi dengan harapan bisa memberikan pengarahan yang
maksimal agar pembinaan anak-anak di panti asuhan bisa berjalan dengan baik
dan masalah yang diakibatkan pengalaman masa lalu mereka bisa teratasi segera.
Untuk itu diperlukan dana yang cukup besar sehingga harapan penulis pemerintah
bisa ikut andil dalam pengadaan bantuan.
Manfaat adanya homeschooling selain membantu pihak yayasan panti
asuhan dalam nmengatasi perilaku anak-anak yang tidak sesuai dengan norma
yang berlaku namun juga bisa membantu anak-anak menemukan potensi dalam
diri mereka yang akan berguna di kemudian hari tidak hanya pada dunia
pendidikan namun juga untuk bekal dalam hidup bermasyarakat nantinya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, M.I.F. (2016). Pengantar Psikologi Kognitif. Edisi 1, PT. Refika


Aditama. Bandung.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development Perkembangan Masa-Hidup Edisi


ketigabelas Jilid 1. Edisi 13, Erlangga. New York.

Wade, C., Tavris, C., Garry, M. (2014). Psikologi. Edisi 11. Jilid 1, Erlangga.
Jakarta.
9

Lampiran 1. Biodata Pengusul dan Dosen Pembimbing

1.1. Biodata Pengusul


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Wahyu Nidar Melasani
2 Jenis Kelamin (L/P) P
3 Program Studi Psikologi
4 NIM 2001010002
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 14 Juni 1982
6 Alamat Email wahyunidar@gmail.com
7 No. Telp. / HP 082119266199

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan PKM-Gagasan Tertulis.

Malang, 28 November 2020


Pengusul

Wahyu Nidar Melasani


10

1.2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dwi Astary Anggraheni, S.Psi.,M.Si.
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Psikologi
4 NIM/NIDN -
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 3 April 1983
6 Alamat Email Astarycullen03@gmail.com
7 No. Telp. / HP 081-333-980-283
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister
Nama Institusi Universitas Universitas Muhammadiyah
Wisnuwardhana Malang Malang
Jurusan/Prodi Ilmu Psikologi Psikologi Pendidikan &
Perkembangan
Tahun Masuk-Lulus 2001-2005 2014-2017
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Psi. Perkembangan I : Pranatl, Wajib 2
Anak dan Remaja
2. Psi. Perkembangan II: Dewasa & Wajib 2
Lansia
3. Psikodiagnostik 1 (observasi) Wajib 3
4. Psikodiagnostik 2 (wawancara) Wajib 3
5. Psikologi Kognitif Wajib 2
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitan Penyandang Tahun
Dana
1. Resiliensi sebagai mediator pada pengaruh Mandiri 2016
keberfungsian keluarga terhadap kompetensi sosial
remaja delinkuen di Balai Pemasyarakatan Kelas 1
Malang
2. Fenomena perceraian: makna kebahagiaan dalam Mandiri 2016
sudut pandang single mother.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan PKM-Gagasan Tertulis.

Malang, 28 November 2020


Dosen Pendamping

(Dwi Astary Anggraheni, S.Psi.,M.Si.)


SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Wahyu Nidar Melasani
NIM : 2001010002
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM – Gagasan Tertulis saya dengan judul
Sistem Belajar Homeschooling Untuk Anak Panti Asuhan Usia Sekolah Dasar di
PA PH Asrori yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah asli karya sendiri dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Malang, 28 November 2020

Yang menyatakan,

(Wahyu Nidar Melasani )


NIM. 2001010002
12

Lampiran 4. Formulir Penilaian Artikel


Judul kegiatan : Sistem Belajar Homeschooling Sebagai Persiapan Anak Usia
Sekolah Dasar di Panti Asuhan Putra Harapan Asrori Memasuki
Jenjang Pendidikan Lanjutan
Bidang kegiatan : PKM-GT
Bidang Ilmu : Psikologi
Penulis Utama : Wahyu Nidar Melasani
NIM : 2001010002
Jumlah Anggota : 1 orang
Dosen Pendamping : Dwi Astary Anggraheni, S.Psi.,M.Si.
Perguruan Tinggi : Universitas Wisnuwardhana Malang
Fakultas/Program Studi : Psikologi/ Psikologi
No. Kriteria Penilaian Bobot (%) Skor Nilai
(Bobot × skor)
1. Format makalah:
- Tata tulis: ukuran kertas,
tipografi, kerapihan ketik,
tata letak, jumlah
halaman.
- Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar
- Kesesuaian dengan
format penulisan yang
tercantum di pedoman.
2. Gagasan:
- Kreativitas gagasan
- Kelayakan implementasi
3. Sumber informasi:
- Kesesuaian sumber
informasi dengan
gagasan yang ditawarkan
- Akurasi dan aktualisasi
informasi
4. Kesimpulan;
- Prediksi hasil
implementasi gagasan
Tot
al
Keterangan:
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat Kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 = Baik; 7 =
Sangat Baik); Nilai = Bobot × Skor
Komentar penilai:
Malang, 28 November 2020
Penilai
(_________________)

Anda mungkin juga menyukai