Kebocoran Tabung Sinar-X

1. PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Radiasi bocor tidak dapat dihilangkan sehingga perlu dilakukan pengukuran untuk
mengetahui apakah masih dalam batas yang diperbolehkan.
b. Ruang lingkup
Pada praktikum ini akan dilakukan pengukuran radiasi bocor dari tabung pesawat
sinar-X
c. Tujuan instruksional
Diharapkan peserta memahami cara melakukan pengukuran radiasi bocor dari
tabung sinar-X

2. TEORI
Intensitas berkas radiasi secara teori hanya dapat dikurangi dan tidak dapat
dihentikan. Tabung sinar-X selalu dilengkapi oleh tabung penahan radiasi, karena radiasi tidak
dapat dihentikan diberlakukan ketetapan mengenai besar paparan radiasi yang boleh keluar dari
tabung penahan radiasi yaitu 1mGy/jam pada jarak 1 meter. Besar radiasi bocor ditentukan oleh
tegangan kerja maksimum tabung dan laju arus maksimum tabung, pada umumnya 3-5 mA pada
tegangan kerja maksimum 150kV. Pada pesawat sinar-X mobile, kebocoran tabung dilakukan
pada kondisi tegangan maksimum dengan kondisi total 50mAs, sedangkan untuk pesawat sinar-
X stationary atau fluoroskopi dilakukan pada kondisi total 100mAs. Besar radiasi bocor
ditentukan dengan persamaan 1.

(1)

X=paparan radiasi pada jarak 1 meter

mAs = 50 mAs untuk pesawat mobile dan 100mAs untuk pesawat stationary
X= paparan radiasi pada jarak 1 meter
t= total waktu eksposi
tmAs= total mAs eksposi
I= arus tabung kontinyu
3. PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
a. Survey meter modus integral tipe ionization chamber
b. Pesawat sinar-X
c. Meteran
4. LANGKAH KERJA
a. Persiapan
i. Pakai dosimeter perorangan ( catat dosis awal) dan jas lab
ii. Nyalakan pesawat sinar-X dan lakukan pemanasan alat sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
b. Pengambilan data pengukuran
i. Pindahkan filter tambahan bila ada. Jika tidak dapat dipindahkan, catat kondisi
ini sebagai kondisi awal.
ii. Tentukan faktor eksposi menggunakan tegangan tabung maksimum, dan
50 mAs untuk pesawat sinar-X diagnostik konvensional mobile
iii. Letakkan non-invasive beam analyzer di meja pasien
iv. Lakukan eksposi, catat lama waktu penyinaran dan tegangan kerja puncak.
v. Jangan mengubah faktor eksposi
vi. Pindahkan detector non invasive analyzer dari meja pasien.
vii. Tutup kolimator sampai tidak ada cahaya yang keluar dari kolimator, jika
kolimator tidak dapat ditutup rapat, gunakan lembaran Pb dengan
ketebalan 3 mm sebagai penutup kolimator.
viii. Atur jarak surveymeter pada jarak 1 meter dari tabung.
ix. Lakukan eksposi dengan kondisi faktor eksposi sama dengan langkah v
x. Ulangi ix sampai seluruh titik pengukuran diperoleh.
 LAPORAN PRAKTIKUM
Kebocoran tabung sinar-X

1. Peralatan dan bahan

a. Panel kontrol
i. Manufaktur :
ii. Model :
iii. Nomor Seri :
iv. Tipe generator : (1 phase, 3 phase, frekuensi menengah,
frekuensi tinggi)
v. Rentang kerja : (kV, mA, s / mAs)

b. Tabung sinar-X
i. Manufaktur :
ii. Model :
iii. Nomor Seri :
iv. Inherent filter :
v. Filter tambahan:

c. Alat ukur
i. Manufaktur :
ii. Model :
iii. Nomor Seri :
iv. Jenis detector :
v. Factor kalibrasi:
 2. Tabel pengukuran

Skema pengambilan data

Arus Tegangan Waktu Paparan

Lokasi tabung panel panel Surveymeter
(mA) (kV) (s) (nSv)
Atas

Kiri

Kanan

Depan

Belakang

3. Perhitungan

Keterangan:
X = total bacaan detektor
T =total waktu ekposi
mAstotal = total mAs penyinaran
mAsnoramalisasi = mAs normalisasi pesawat, mobile=50mAs, stationary=100mAs
I = arus kontinyu tabung
 Arus tabung kontinyu (I) = 3 mA,mAsnoramalisasi=50mAs
Arus Tegangan Waktu Total Total mAs total waktu Paparan
Lokasi tabung panel panel eksposi (4) x (2) x (5) eksposi Surveymeter
(mA) (kV) (s) (4) x (5) (mSv)
1 2 3 4 5 6 7 8
Atas

Kiri

Kanan

Depan

Belakang

Kebocoran tabung
Lokasi

1 (9)
Atas

Kiri

Kanan

Depan

Belakang

5. TUGAS
a. Tentukan besar arus bocor pada setiap titik pengukuran, dan apakah tabung
pesawat masih dalam kondisi baik atau tidak.
b. Apa yang harus dilakukan jika kebocoran melebihi batas yang ditentukan.
c. Tentukan bagian mana yang kebocorannya paling tinggi dan rendah, jelaskan.