2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Aspek-Aspek
Perilaku Didalam Organisasi.” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Siatem
Pengendalian Manajemen. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami dan
memperluas ilmu tentang bagaimana aspek aspek yang ad dalam suatu organisasi. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran dari semua pihak
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
KELOMPOK 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat, kelompok
maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang berfikir dan
dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup bermasyarakat. Untuk
mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia harus melakukan
kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah
tingkat keterbatasan manusia yang merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan
kerjasama dan wadah itu terdapat dalam organisasi.
(Budiman al fath, 2014) Proses pengendalian manajamen berperan pada suatu orgnisasi.
Namun dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku
anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan,dan fungsi sistem
pengendalian maajemen yitu mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut.
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi laba maupun
nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-masing anggotta organisasi
terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan. Keselarasan tujuan dalam hal ini
dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal adalah
dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya membahas
tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk pertama
adalah peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis perencanaan dan
pengawasan. Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi karena akan
berpengaruh pada pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian terakhir akan
diuraikan fungsi controller dalam proses pengendalian manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku dalam organisasi?
2. Apa saja Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan dalam
perilaku organisasi?
3. Apa dan bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal ?
5. Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi lini ?
PEMBAHASAN
(Irnawati, n.d.) Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli,
diantaranya yaitu sebagai berikut :
1) Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-sifat
organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
2) Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang mempelajari
semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh
anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
3) Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota
dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan.
4) Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.
Keselarasan Tujuan
Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya
keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah tercapainya tujuan perusahaan.
Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang mengarahkan
setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing sesuai dengan
kepentingan perusahaan.
Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu
tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang ekerja biasanya menginginkan
kompetensi (alam pentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang
perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem
pengendalian bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting
dari hal ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakah
tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?
Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di
dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat. Norma tersebut
mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas
pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan
tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri
yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
b. Faktor Internal
1. Budaya
Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma perilaku
serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di
seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas
personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya
sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.
2. Gaya Manajemen
Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat
terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai
perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap- sikap bawahan yang
mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga
mencerminkan sikap CEO.
b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan
otoriter.
3. Organisasi Informal
Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk mencapai
tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik formal (melalui
anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal (melalui percakapan dan
obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan
satu sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat beragam.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi
yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal
dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:
Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu hierarki
kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia,
yaitu:
3. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam
menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima
dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.
Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada kebutuhan
yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah terpenuhi secara
substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut
Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak tangga yang mana seseorang itu berada,
sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan yang harus diberikan.
Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah:
1. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti lingkunagn
kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar
pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personel, dan kualitas
pengawasan.
2. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan
definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya. Faktor yang
dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kesempatan untuk
berkembang.
(Isna Dayuwati, 2015) Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan
Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan
kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi
(Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur
dengan hasil yang diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan
Valence adalah nilai dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk
individu dari organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-
Tujuan).
C. Sistem Pengendalian Formal
(Irnawati, n.d.) Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem
pegendalian manajamen dan peraturan (rules).
1. Peraturan (Rules)
A. Aturan-aturan
Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan
pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua aturan bersifat jangka
panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu
sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak
etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di
bawah ini :
1. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan dapat dilakukan
dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci, ruangan besim password
komputer, cctv, dan lain-lain.
2. Manual
Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan petunjuk untuk
melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan menjalankan mesin, panduan untuk
meminta fasilitas bagi organisasi, dan lain-lain.
3. Pengamanan Sistem
Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin arus informasi
yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk mencegah (meminimalkan)
kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang secara terinci, menghitung
uang dan aktiva sesering mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh
auditor internal dan eksternal.
(Audria, n.d.) Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara
terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan
perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic
plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang
tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi
anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-
pusat pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur
dengan sejumlah perturan dan informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini
kemudian beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan
dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan rencana untuk
menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini dalam melakukan tugasnya.jika
pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau
penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika tidak berhasil
maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat pertanggungjawaban
tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.
C. Tipe-tipe Organisasi
(Budiman al fath, 2014) Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem
pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat
beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :
Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang
membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi
spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan
khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil
kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan
dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih
lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para
buruh yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan
seorang manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional
adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam
organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi
fungsional, diantaranya :
2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka
perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di
tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.
(Rahma, n.d.) Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga
disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan
pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.
1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap
unit bisnis.
Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat apabila
ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk menghasilkan laba
yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab.
1. Organisasi Matrik
Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit
bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu
oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah
pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan
bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan
disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga
proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja.
Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung
jawab dari beberapa manajer.
Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal
kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk divisi
atau unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak
tergantung pada satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat
memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari
seorang yang tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan
sistem yang bagus tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan
didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan puncak.
(Isna Dayuwati, 2015) Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam
merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi dan peran
kontroler meliputi:
(Isna Dayuwati, 2015) Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler
bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang
mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung
jawab jajaran manajemen.
Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada beberapa kebijakan
yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang aanggota bagian controller
memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas; seorang manajer lini lebih suka
tidak melibatkan pembicaraan soal biaya yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.
Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan
anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan kinerja,
menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas beberapa
tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller bertindak
hampir seperti manajer lini.
Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi,
mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang tanggung jawab
operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian
pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.
Pada Januari 2005, hasil akhir tahun Southwest Airlines Corporation (Southwest) menandai
keuntungan selama 32 tahun berturut-turut, sebuah rekor yang tak tertandingi dalam industri
penerbangan. Southwest, yang didirikan di Texas, memulai layanan pelanggan pada 18 Juni 1971,
dengan tiga pesawat Boeing 737 melayani tiga kota Texas: Dallas, Houston, dan San Antonio. Pada
tahun 2004, pesawat ini memiliki 417 jet Boeing 737 dan menyediakan layanan ke 60 bandara di
31 negara bagian di seluruh Amerika Serikat. Southwest mengakar kuat sebagai maskapai
penerbangan kepuasan pelanggan bertarif rendah yang murah. (Lihat Bagan 1 untuk sorotan
keuangan lima tahun.)
Southwest memiliki struktur biaya operasi terendah di industri penerbangan domestik dan
secara konsisten menawarkan tarif terendah dan paling sederhana. Pada tahun 2004, maskapai
ini memiliki 31.000 karyawan dan menghasilkan total pendapatan operasional sebesar $ 6,5 miliar
dari faktor muatan penumpang sebesar 69,5 persen. Simbol pertukaran sahamnya adalah LUV,
yang mewakili rumah Southwest di Dallas Love Field, serta tema hubungan karyawan dan
pelanggannya. Pada tahun 2005, untuk tahun kesembilan berturut- turut, majalah Fortune
mengakui Southwest Airlines sebagai maskapai paling dikagumi di dunia dan di antara semua
industri terdaftar Southwest Airlines sebagai nomor lima di antara Sepuluh Besar perusahaan
paling dikagumi di Amerika. Sejak 2002, majalah Business Ethics mencantumkan Southwest
Airlines dalam "100 Best Corporate Citizens" -nya, daftar yang memeringkat perusahaan publik
berdasarkan layanan perusahaan mereka kepada berbagai kelompok pemangku kepentingan.
Pada tahun 2005, American Customer Satisfaction Index (ACSI) mengakui Southwest Airlines
sebagai yang terdepan dalam industri dalam hal kepuasan pelanggan dan majalah InsideFlyer
memberikan penghargaan kepada maskapai Southwest untuk Layanan Pelanggan terbaik,
promosi bonus terbaik, dan penukaran hadiah terbaik pada tahun 2004.
CEO Herb Kelleher, yang mendirikan Southwest, adalah orang yang sangat salah dalam
memprioritaskan karyawan. "Jika mereka bahagia, puas, berdedikasi, dan energik, mereka akan
senang, mereka kembali. Dan itu membuat para pemegang saham senang." 1 Dinding barat daya
dipenuhi dengan pasangan (2.000 karyawan) yang bekerja untuk maskapai. Karyawan barat daya
termasuk di antara bayaran tertinggi di industri dan perusahaan menikmati pergantian karyawan
yang rendah dibandingkan dengan industri penerbangan yang berkomitmen pada perawatan
pelanggan yang sangat baik. Ketika pelanggan adalah foto-foto karyawannya. Lebih dari 1.000
marrie 1oan Magretta, Whot Management Is: Bagaimana Cara Kerjanya dan Mengapa Ini Bisnis
Semua Orang (The Free Press, 2002), 199.
Budaya kerja keras, energi tinggi, kesenangan, otonomi lokal, dan kreativitas dari Southwest
diperkuat melalui pelatihan di Uneversity-of-People-nya, mendorong peningkatan dan pengakuan
atas inisiatif pribadi.
Berada dalam bisnis orang berarti pendekatan yang ketat untuk merekrut karyawan baru.
Pada tahun 2004, Southwest meninjau 225.895 resume dan mempekerjakan 1.706 karyawan
baru. Proses perekrutan perusahaan agak unik: Peer memeriksa calon dan melakukan
wawancara; pilot menyewa pilot; dan agen gerbang menyewa agen gerbang. Untuk lebih
memahami apa yang dicari perusahaan dalam kandidat Southwest yang mewawancarai karyawan
puncaknya di setiap fungsi pekerjaan (mis. Pilot, agen gerbang, pengurus bagasi, awak darat) dan
mengidentifikasi kekuatan bersama mereka, kemudian menggunakan profil ini untuk
mengidentifikasi kandidat top selama proses wawancara. Southwest disewa untuk sikap sebanyak
bakat. CEO Kelleher berpesan, “Kami ingin orang yang melakukan hal-hal dengan baik, dengan
tawa dan rahmat.”
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan
paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat keuntungan. Namun
demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena ada tujun lain yaitu
produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi
nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.
B. SARAN
Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-
sistem-pengendalian-manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018,
from http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-dalam-
organisasi.html
Irnawati, A. (n.d.). PERILAKU DALAM ORGANISASI. Retrieved January 15,2015,
from https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku-dalam-
organisasi/
Isna Dayuwati. (2015). sistem pengendalian manajemen. Retrieved January 15,
2018, from
https://www.academia.edu/17850829/sistem_pengendalian_manajemen
Rahma, F. (n.d.). Makalah Perilaku Dalam Organisasi. Retrieved January 15,
2018, from http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku-dalam-
organisasi.html