Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ASPEK ASPEK PERILAKU DI DALAM ORGANISASI”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

 DILAR GIANI KARABUA (AK-5) C30118294

 HANDY UPPA (AK-5) C30118457

 IREN CITRA DEWI (AK-4) C30119155

 NURUL AULIYA FARADITHA (AK-4) C30119193

 OKTAFIANUS OLJEN (AK-5) C30119199

 OTNIEL REINHART . L (AK-5) C30119197

 PASCAL JEVELSON (AK-5) C30119222

 FADLI PILOHIMA (AK-5) C30119236

PROGRAM SUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS UNIVERSITAS TADULAKO

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Aspek-Aspek

Perilaku Didalam Organisasi.” yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Siatem

Pengendalian Manajemen. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami dan

memperluas ilmu tentang bagaimana aspek aspek yang ad dalam suatu organisasi. Kami

menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kritik dan saran dari semua pihak

kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta

dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi usaha kita.

Palu, 14 February 2022

KELOMPOK 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

(Rahma, n.d.) Pada awalnya, organisasi merupakan suatu jembatan dalam


membentuk suatu komponen yang dapat dijadikan anggota untuk memecahkan suatu
masalah. Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan
kapasitas mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan itu.

Organisasi dimana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan kapasitasnya


guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir
baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana
orang-orang secara terus-menerus belajar mempelajari (learning to learn) sesuatu secara
bersama, Akan tetapi secara umum organisasi sempat menjadi wacana dalam aktifitas yang
dapat dijadikan sebagai bagian dari kelompok. pada dasarnya adalah karena manusia
adalah makhluk sosial yang dalam konteks ini adalah homo socius . Fakta tersebut adalah
sebuah sifat kodrat.

Manusia tidak mungkin dapat hidup seorang diri, lepas dari masyarakat, kelompok
maupun kehidupan bersama komunitasnya. Manusia adalah makhluk yang berfikir dan
dapat berkembang. Setiap manusia memiliki naluri untuk hidup bermasyarakat. Untuk
mmemenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut maka manusia harus melakukan
kerjasama karena dia tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Di situlah
tingkat keterbatasan manusia yang merupakan cerminan bahwa manusia memerlukan
kerjasama dan wadah itu terdapat dalam organisasi.

(Budiman al fath, 2014) Proses pengendalian manajamen berperan pada suatu orgnisasi.
Namun dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik
organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku
anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan,dan fungsi sistem
pengendalian maajemen yitu mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan
tersebut.

Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan organisasi baik yang berorientasi laba maupun
nirlaba juga menerangkan masalah keselarasan tujuan masing-masing anggotta organisasi
terhadap tujuan perusahaan secara keseluruhan. Keselarasan tujuan dalam hal ini
dipengaruhi oleh siistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal adalah
dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktor internal termasuk didalamnya membahas
tentang teori motivasi kerja. Pegendalian dicapai oleh bentuk formal. Bentuk pertama
adalah peraturan (rules) dan bentuk yang kedua adalah cara sitematis perencanaan dan
pengawasan. Lalu akan diuraikan berbagai bentuk struktur organisasi karena akan
berpengaruh pada pengendallian manajemen yangg digunakan. Pada bagian terakhir akan
diuraikan fungsi controller dalam proses pengendalian manajemen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku dalam organisasi?
2. Apa saja Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan dalam
perilaku organisasi?
3. Apa dan bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal ?
5. Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi lini ?

C. Tujuan penulisan makalah


1. Untuk mengetahui apa itu perilaku dalam organisasi
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan
Tujuan dalam perilaku organisasi
3. Untuk mengetahui bagaimana teori motivasi kerja dalam perilaku organisasi
4. Untuk mengethui jenis jenis organisasi
5. Untuk mengetahui Bagaimana peraturan (rules) dalam sistem pengendalian formal
6. Untuk mengetahui Apa itu controller dan bagaimana hubungannya dengan oganisasi
lini

D. Manfaat penulisan makalah


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Materi Sistem
pengendalian Manajemen terutama pembahasan mengenai perilaku dalam
organisasi
2. Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi yang sama
selanjutnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku dalam organisasi

(Audria, n.d.) Perilaku organisasi membahas seluruh kegiatan organisasi yang di


dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya
organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.
Perilaku organisasi adalah bidang studi yang mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas suatu organisasi Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi
perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku
sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan
individu yang dilakukan untuk meraih tujuan-tujuan pribadi juga akan membantu untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berbagai struktur yang berbeda kita gunakan untuk
menjalankan seluruh strategi dalam berbagai tipe organisasi;sebuah sistem pengendalian
manajemen yang efektif harus dirancang agar bisa sesuai dengan struktur tertentu.

(Irnawati, n.d.) Ada beberapa Pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli,
diantaranya yaitu sebagai berikut :

1) Joe Kelly, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-sifat
organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
2) Adam Indrawijaya, perilaku organisasiadalah suatu bidang studi yang mempelajari
semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh
anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
3) Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota
dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan.
4) Stephen P. Robbins, perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki
keefektifan organisasi.

(Rahma, n.d.) Mempelajari perilaku organisasi sifatnya agak abstrak. Mempelajari


prilaku organisasi sering kali menghasilkan atau menemui prinsip- prinsip yang kompleks
dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Pengertian prilakun organisasi
untuk multi disiplin dapat digambarkan dengan beberapa hal, yaitu:
1) Perilaku organisasi adalah cara berfikir, prilaku adalah aktifitas yang ada pada diri
individu, kelompok, dan tingkat organisasi.
2) Perilaku organisasi adalah multi disiplin yang mencakup teori, metode dan prinsip-
prinsip dari berbagai disiplin ilmu.
3) Dalam perilaku organisasi terdapat suatu orientasi kemanusiaan, dimana terdapat
perilaku, persepsi, perasaan, dan kapasitas pembelajar.
4) Perilaku organisasi berorientasi pada kinerja, tujuan organisasi adalah
meningkatkan produktifitas bagaimana perilaku organisasi ini dapat mencapai
tujuan tersebut.
5) Lingkungan eksternal sangat memberikan pengaruh terhadap perilaku organisasi.
6) Untuk mempelajari perilaku organisasi ini perlu menggunakan metode ilmiah,
karena dalam bidang organisasi ini sangat tergantung dari disiplin ilmu yang
meliputinya.

 Keselarasan Tujuan

Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi mencapai


tujuan organisasi sangat baik. Masalahnya adalah anggota organisasi perusahaan tersebut
mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang kadang-kadang cenderung tidak sama
dengan kepentingan perusahaan.

Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin adanya
keselarasan tujuan dari masing-masing anggota kearah tercapainya tujuan perusahaan.
Keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan-tindakan yang mengarahkan
setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing-masing sesuai dengan
kepentingan perusahaan.

Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu
tidak pernah ada. Satu alasan penting setiap orang ekerja biasanya menginginkan
kompetensi (alam pentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang
perusahaan, ada batas tertentu kompetensi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem
pengendalian bertindak tidak sesuai dengan kepentingan perusahaan. Pertanyaan penting
dari hal ini adalah, tindakan apa yang bisa diambil untuk memotivasi orang lain? Apakah
tindakan tersebut sesuai dengan kepentingan perusahaan?

B. Faktor-Faktor Informal Yang Mempengaruhi Keselarasan Tujuan

(Isna Dayuwati, 2015) Faktor-faktor informal yang mempengaruhi keselarasan


tujuan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal.
a. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dalam hal ini adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di
dalam masyarakat, dimana organisasi merupakan bagian dari masyarakat. Norma tersebut
mencakup etos kerja (sikap anggota organisasi) yang diwujudkan melalui loyalitas
pegawai, keuletan, semangat, dan kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan
tugas. Norma dalam suatu organisasi juga dipengaruhi secara spesifik oleh jenis industri
yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

b. Faktor Internal

1. Budaya

Budaya meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma perilaku
serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan di
seluruh jajaran organisasi. Budaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh kualitas
personalitas dan kebijakan CEO serta personalitas dan kebijakan para manajer. Budaya
sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun.

2. Gaya Manajemen

Gaya manajemen merupakan faktor internal yang memiliki dampak paling kuat
terhadap pengendalian manajemen. Sebuah institusi dapat dikatakan sebagai
perpanjangan bayangan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari sikap- sikap bawahan yang
mungkin mencerminkan sikap atasan mereka, dan sikap para atasan tersebut juga
mencerminkan sikap CEO.

Menurut Maciariello ada 3 jenis gaya yaitu :

a. Internal control style : masing-masing individu mempunyai


gaya kepemimpinana yang berbeda, dan partisipatif.

b. Eksternal control style : tindakan ditentukan oleh pihak lain atau pemimpin dan
otoriter.

c. Mix control style : partisipatif dan terarah.

3. Organisasi Informal

Garis-garis dalam bagan organisasi menunjukkan hubungan formal, yaitu pemegang


otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Pada kenyataannya, proses
pengendalian manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, apabila anggota organisasi
atau perusahaan tidak paham dan mengenali arti penting dari hubungan-hubungan dalam
organisasi yang bersifat informal.

4. Persepsi dan Komunikasi

Para manajer harus mengetahui tujuan dan tindakan yang harus diambil untuk mencapai
tujuan tersebut. Mereka menyerap informasi dari berbagai jalur baik formal (melalui
anggaran dan dokumen resmi lainnya) maupun jalur informal (melalui percakapan dan
obrolan yang tidak resmi). Namun informasi yang didapat tersebut bisa jadi bertentangan
satu sama lain dan memiliki interpretasi yang sangat beragam.

 Teori Motivasi Kerja

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi
yang ada pada seseorangg padda gilirannya akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Beberapa teori motivasi yang dikenal
dapat diterapkan dalam organsisasi. Beberapa teori yang dikenal adalah sebagai berikut:

 Teori Hierarki kebutuhan Maslow

Teori ini dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu hierarki
kebutuhan yang menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia,
yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh


manusia, seperti: rasa lapar, haus, tidur, dan sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan. Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan


dari bahaya, ancaman, dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan.

3. Kebutuhan Sosial. Merupakan kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam
menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima
dalam satu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

4. Kebutuhan Penghargaan. Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan,


kehormatan diri, reputasi dan prestasi.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Merupakan kebutuhan pemenuhan diri, untuk
memperguanakan potensi diri, aktivitas diri, pengembangan diri semaksimal mungkin,
kreativitas, ekspresi diri dan melakukan apa yang cocok, serta menyelesaikan
pekerjaannya sendiri.

Dari sudut pandang motivasi, teori ini mengatakan meskipun tidak pernah ada kebutuhan
yang pernah dipenuhi secara lengkap, suatu kebutuhan yang pernah terpenuhi secara
substansial tidak lagi menjadi motivasi. Jadi jika ingin memotivasi seseorang, menurut
Maslow, perusahaan perlu mengetahui anak tangga yang mana seseorang itu berada,
sehingga dapat ditetukan jenis kebutuhan yang harus diberikan.

 Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor yang mempengaruhi
perilaku adalah:

1. Hygiene factor. Faktor ini berkaoitan dengan konteks kerja dan arti lingkunagn
kerja bagi individu. Faktor-faktor higienis yang dimaksud adalah kondisi kerja, dasar
pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan antar personel, dan kualitas
pengawasan.

2. Satisfier factor. Faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi kerja dan
definisi bagaimana seseorang menikamati atau merasakn pekerjaannya. Faktor yang
dimaksud adalah prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kesempatan untuk
berkembang.

 Teori Pengharapan Vroom

(Isna Dayuwati, 2015) Teori ini terdiri dari unsur-unsur Expectency, Instrumentality, dan
Valence. Expectency adalah hubungan dimana seseorang mempercayai antar usaha dan
kemampuan dengan hasilnya diukur dalam sistem pengukuran prestasi organisasi
(Hubungan upaya-Kinerja). Instrumentality adalah hubungan antara kinerja yang diukur
dengan hasil yang diharapkan untuk individu (Hubungan Kinerja-Ganjaran). Sedangkan
Valence adalah nilai dimana seseorang menugaskan pada hasil yang disediakan untuk
individu dari organsisasi sebagai hasil pengukuran prestasi normal (Hubungan Ganjaran-
Tujuan).
C. Sistem Pengendalian Formal

(Irnawati, n.d.) Sistem tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sistem
pegendalian manajamen dan peraturan (rules).

1. Peraturan (Rules)

A. Aturan-aturan

Aturan dapat diartikan sebagai seprangkat tulisan yang memuat jenis instruksi dan
pengendalian. Contohnya instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Hampir semua aturan bersifat jangka
panjang dan akan selalu ada sampai aturan-aturan tersebut dimodifikasi, namun hal itu
sangat jarang terjadi. Contoh lain dari aturan ialah larangan terhadap tindakan yang tidak
etis, ilegal atau tindakan lain yang tidak diinginkan. Beberapa jenis aturan dapat dilihat di
bawah ini :

1. Pengendalian Fisik

Pengendalian fisik merupakan ketentuan agar fisik organisasi terjaga dan dapat dilakukan
dengan adanya penjaga keamanan, gudang yang terkunci, ruangan besim password
komputer, cctv, dan lain-lain.

2. Manual

Manual merupakan aturan yang jauh lebih rinci dan biasanya merupakan petunjuk untuk
melaksanakan sesuatu, contohnya ialah panduan menjalankan mesin, panduan untuk
meminta fasilitas bagi organisasi, dan lain-lain.

3. Pengamanan Sistem

Berbagai bentuk pengamanan secara sistematis dirancang untuk menjamin arus informasi
yang mengalir melalui sistem bersifat akurat dan untuk mencegah (meminimalkan)
kesalahan atau kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang secara terinci, menghitung
uang dan aktiva sesering mungkin, serta dengan melakukan pengecekan sistem oleh
auditor internal dan eksternal.

4. Sistem Pengendalian Tugas


Sistem pengendalian tugas merupakan proses untuk menjamin bahwa tugas- tugas
tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas biasanya
dikendalikan melalui peraturan-peraturan.

B. Proses Pengendalian Formal

(Audria, n.d.) Proses pengendalian formal meliputi tahap-tahap tertentu yang secara
terus menerus bekerja dari tahun ke tahun. Tahap ini dimulai dengan penentuan tujuan
perusahaan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Rencana strategik (strategic
plan) disiapkan untuk mengimplementasikan strategi tersebut dan semua informasi yang
tersedia digunakan untuk membuat renccaa ini. Strategic plan kemudian diubah menjadi
anggaran tahunan yang difokuskan pada perencanaan pendapatan dan biaya untuk pusat-
pusat pertanggungjawaban secara individual. Pusat-pusat pertanggungjawaban juga diatur
dengan sejumlah perturan dan informasi lainnya. Pusat-pusat pertanggungjawaban ini
kemudian beroperasi melakukan kegiatan, dan hasil kegiatan tersebut diukur dan
dilaporkan. Hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan rencana untuk
menentukan keberhasilan pusat pertanggungjawaban ini dalam melakukan tugasnya.jika
pusat pertanggungajawaban tersebut berhasil, maka umpan balik berupa hadiah atau
penghargaan akan diberikan kepada pusta pertanggungjawaban teteapi jika tidak berhasil
maka umpan balik digunakan untuk mrlakukan perbaikan pada pusat pertanggungjawaban
tersebut, dan peraikan yang memunginkan terhadap rencana.

C. Tipe-tipe Organisasi

(Budiman al fath, 2014) Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap
strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem
pengendalian manajemen organisasi. Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat
beragam, setidaknya organisasi bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori umum :

1) Stuktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas fungi-


fungsi yang terspesialisasi seperti produksi atau pemasaran.
2) Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manager bertanggung jawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai bagian
independen dari perusahaan.
3) Struktur matriks, di dalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab ganda.

 Organisasi Fungsional
Bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seorang manajer yang
membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi
spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum yang kurang memilki pengetahuan
khusus. Seorang manajer pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil
kemungkinan besar akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bandingkan
dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas kedua bidang itu sekaligus. Lebih
lanjut lagi, seorang spesialis yang terampil harus mampu melakukan supervisi atas para
buruh yang bekerja dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan dengan
seorang manajer generalis. Oleh karena itu, kelebihan dari struktur organisasi fungsional
adalah memiliki potensi untuk bekerja secara efisien.selain itu, kegiatan yang sama dalam
organisasi fungsional lebih efektif. Ada sejumlah kelemahan pada struktur organisasi
fungsional, diantaranya :

1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer fungsional secara


terpisah (seperti manajer produksi dan manajer pemasaran) karena tiap fungsi tersebut
sama-sama memberikan kontribusi pada hasil akhir. Dengan demikian perusahaan akan
sulit untuk menentukan tanggung jawab terhadap laba kepada manajer setiap individual.

2. Jika organisasi, terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang
melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tersebut, maka
perselisihan antar para manajer dari fungsi-fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di
tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.

3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan


dengan produk dan pasar yang beragam.

 Organisasi Unit Usaha (Divisional)

(Rahma, n.d.) Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga
disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan
pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah.

Kelemahan dari struktur organisasi unit usaha adalah sebagai berikut :

1. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap
unit bisnis.

2. Konflik antar bisnis


3. Kurangnya kerjasama

4. Keuntungan dari struktur organisasi unit usaha adalah

5. Tempat yang cocok untuk latihan manajemen

Divisi lebih memahami pasar dari pada kantor pusat dan bisa bereaksi lebih cepat apabila
ada ancaman ataupun kesempatan. Sehingga tanggung jawab untuk menghasilkan laba
yang diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi tanggung jawab.

1. Organisasi Matrik

Merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit bisnis. Setipa unit
bisnis mempertanggung jawabkan kegiatannya, dan kegiatan setiap unit bisnis dibantu
oleh beberapa fungsional. Sedangkan setiap fungsi mempertanggung jawabkan kegiatan
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh beberapa unit bisnis yang dibantu.

Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab terhadap
keberhasilan proyeknya, juga bertanggung jawab terhadap unit-unit fungsional. Masalah
pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan
bentuk organsasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan proyek dan
disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia pada unit-unit fungsional. Koordinasi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit sehingga
proyek-proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak bekerja.
Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek merupakan tanggung
jawab dari beberapa manajer.

2. Implikasi atas Desain Sistem

Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal
kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu-satunya pertimbangan maka bentuk divisi
atau unit usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak
tergantung pada satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat
memberikan manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis bisaanya sulit mencari
seorang yang tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan
sistem yang bagus tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan
didiskusikan terlebih dahulu dengan pimpinan puncak.

Jika kemudahan dalam pengendalian merupakan satu-satunya kriteria, maka semua


perusahaan akan diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis. Hal ini disebabkan karena
dalam organisasi unit bisnis, setiap manajer unit harus bertanggung jawab untuk
meningkatkan kemampuan setiap produk yang dihasilkan oleh unitnya guna menghasilkan
laba, melakukan perencanaan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan elemen-elemen
yang berpengaruh pada kemampuan.

2.6 Fungsi Controller

(Isna Dayuwati, 2015) Kontroler merupakan orang yang bertanggung jawab dalam
merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen. Fungsi dan peran
kontroler meliputi:

1) Merangcang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian


2) Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan pada pemegang saham
dan pihak eksternal
3) Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasian laporan tersebut
untuk para manajer, menganalisis program dan proposal anggaran dari berbagai
segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan
secara keseluruhan.
4) Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian
untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai
terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5) Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam
pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian.

 Hubungan dengan Organisasi Lini

(Isna Dayuwati, 2015) Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler
bisaanya bertanggung jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang
mengumpulkan dan melaporkan informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung
jawab jajaran manajemen.

Controller tidak membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil


keputusan. Tanggung jawab untuk menjalankan pengawasan sesungguhnya berasal dari
CEO lalu turun ke bawah melalui jalur organisasi lini, yang menggunakan informasi yang
disediakan oleh controller sehingga controller merupakan staf CEO.

Seorang controller membuat beberapa keputusan. Pada umumnya, ada beberapa kebijakan
yang diputuskan oleh manajemen lini. Misalnya, seorang aanggota bagian controller
memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas; seorang manajer lini lebih suka
tidak melibatkan pembicaraan soal biaya yang dihabiskan untuk biaya perjalanan dinas.

Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategi dan
anggaran. Juga bagian controller pada dasarnya bertugas menganalisis laporan kinerja,
menjamin laporan tersebut akurat, dan meminta perhatian manajer lini atas beberapa
tindakan yang memerlukan perhatian. Untuk kegiatan seperti ini controller bertindak
hampir seperti manajer lini.

 Controller Unit Usaha

Para controller unit bisnis mau tidak mau telah membagi loyalitas mereka. Pada satu sisi,
mereka berutang kesetiaan paa controller, corporate, yang memegang tanggung jawab
operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Disisi lain, mereka juga berutang kesetian
pada para manajer di unit mereka, yaitu pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

D. Kasus Southwest Airlines Corporation

Pada Januari 2005, hasil akhir tahun Southwest Airlines Corporation (Southwest) menandai
keuntungan selama 32 tahun berturut-turut, sebuah rekor yang tak tertandingi dalam industri
penerbangan. Southwest, yang didirikan di Texas, memulai layanan pelanggan pada 18 Juni 1971,
dengan tiga pesawat Boeing 737 melayani tiga kota Texas: Dallas, Houston, dan San Antonio. Pada
tahun 2004, pesawat ini memiliki 417 jet Boeing 737 dan menyediakan layanan ke 60 bandara di
31 negara bagian di seluruh Amerika Serikat. Southwest mengakar kuat sebagai maskapai
penerbangan kepuasan pelanggan bertarif rendah yang murah. (Lihat Bagan 1 untuk sorotan
keuangan lima tahun.)

Southwest memiliki struktur biaya operasi terendah di industri penerbangan domestik dan
secara konsisten menawarkan tarif terendah dan paling sederhana. Pada tahun 2004, maskapai
ini memiliki 31.000 karyawan dan menghasilkan total pendapatan operasional sebesar $ 6,5 miliar
dari faktor muatan penumpang sebesar 69,5 persen. Simbol pertukaran sahamnya adalah LUV,
yang mewakili rumah Southwest di Dallas Love Field, serta tema hubungan karyawan dan
pelanggannya. Pada tahun 2005, untuk tahun kesembilan berturut- turut, majalah Fortune
mengakui Southwest Airlines sebagai maskapai paling dikagumi di dunia dan di antara semua
industri terdaftar Southwest Airlines sebagai nomor lima di antara Sepuluh Besar perusahaan
paling dikagumi di Amerika. Sejak 2002, majalah Business Ethics mencantumkan Southwest
Airlines dalam "100 Best Corporate Citizens" -nya, daftar yang memeringkat perusahaan publik
berdasarkan layanan perusahaan mereka kepada berbagai kelompok pemangku kepentingan.

Pada tahun 2005, American Customer Satisfaction Index (ACSI) mengakui Southwest Airlines
sebagai yang terdepan dalam industri dalam hal kepuasan pelanggan dan majalah InsideFlyer
memberikan penghargaan kepada maskapai Southwest untuk Layanan Pelanggan terbaik,
promosi bonus terbaik, dan penukaran hadiah terbaik pada tahun 2004.

The Southwest Difference


Southwest melakukan tidak menggunakan pendekatan "hub-and-spolke" yang digunakan
oleh maskapai besar lainnya, seperti United, American, dan Delta. Sebaliknya, pendekatannya
adalah jarak pendek dan menengah dan titik-ke-titik (misalnya, Dallas ke Houston, Los Angeles ke
Phoenix), Akibatnya sekitar 80% penumpangnya terbang tanpa henti dan rata-rata panjang ujung
penumpang keseluruhan adalah 758 mil dan rata-rata $ 91,15. Southwest tidak memiliki kursi
yang ditugaskan, membayar awaknya dengan perjalanan, dan menggunakan bandara yang macet
(mis., Baltimore, bukan Dulles atau Reagan Washington; Manchester, N.H., alih-alih dari Boston,
Mass.). Sekitar 60% persen dari pendapatan penumpang Southwest dihasilkan oleh PhoCusWright
melaporkan bahwa southwest.com adalah situs web maskapai penerbangan nomor satu menurut
pendapatan dan Nielsen / Net Rating mengidentifikasinya sebagai situs maskapai terbesar dalam
hal pengunjung unik. Pada 2005, Southwest terus mendorong kehadiran online-nya dan
meluncurkan beberapa layanan otomasi, termasuk Ding !, sebuah aplikasi desktop yang
memberikan penawaran eksklusif. Southwest secara konsisten mencari cara untuk meningkatkan
efisiensinya dan meneruskan biaya penerbangan untuk pemesanan online melalui
southwest.com. penghematan headco untuk penumpangnya. Pada tahun 2004, Southwest
mengurangi 74 pesawat per pesawat dari 85 di tahun 2003. Southwest melakukan lindung nilai
sekitar 85% dari kebutuhan bahan bakar dan minyaknya dan sebagai hasilnya menghemat sekitar
$ 455 juta. Ini memasuki bandara baru setelah proses ketekunan dan dengan rasa komitmen
kepada orang-orang yang dilayaninya (Dalam seluruh sejarahnya, Southwest hanya menarik diri
dari lima bandara). Pilot barat daya termasuk di antara yang bukan milik serikat nasional.
Peraturan serikat pekerja nasional dapat membatasi waktu bagi para pilot untuk terbang, tetapi
para pilot Southwest melakukan penyatuan yang memungkinkan mereka untuk terbang jauh lebih
banyak daripada para pilot di pekerja lain. Hanya pada pilot dari maskapai penerbangan utama
A.S. yang melakukan sejumlah maskapai independen. thwest disatukan secara nasional (total
serikat pekerja mencapai 81% pada tahun 2005), tetapi kontrak mereka cukup fleksibel untuk
memungkinkan mereka melompat masuk dan membantu, terlepas dari tugas yang dihadapi. Dari
saat sebuah pesawat mendarat hingga siap untuk lepas landas, butuh waktu sekitar 20-25 menit
di Southwest, dan diperlukan awak darat yang terdiri atas empat ditambah dua orang di pintu
gerbang. Sebagai perbandingan, waktu penyelesaian di United Airlines lebih dekat dengan 35
menit dan diperlukan awak darat dari 12 ditambah tiga agen gerbang.

CEO Herb Kelleher, yang mendirikan Southwest, adalah orang yang sangat salah dalam
memprioritaskan karyawan. "Jika mereka bahagia, puas, berdedikasi, dan energik, mereka akan
senang, mereka kembali. Dan itu membuat para pemegang saham senang." 1 Dinding barat daya
dipenuhi dengan pasangan (2.000 karyawan) yang bekerja untuk maskapai. Karyawan barat daya
termasuk di antara bayaran tertinggi di industri dan perusahaan menikmati pergantian karyawan
yang rendah dibandingkan dengan industri penerbangan yang berkomitmen pada perawatan
pelanggan yang sangat baik. Ketika pelanggan adalah foto-foto karyawannya. Lebih dari 1.000
marrie 1oan Magretta, Whot Management Is: Bagaimana Cara Kerjanya dan Mengapa Ini Bisnis
Semua Orang (The Free Press, 2002), 199.

Budaya kerja keras, energi tinggi, kesenangan, otonomi lokal, dan kreativitas dari Southwest
diperkuat melalui pelatihan di Uneversity-of-People-nya, mendorong peningkatan dan pengakuan
atas inisiatif pribadi.

Berada dalam bisnis orang berarti pendekatan yang ketat untuk merekrut karyawan baru.
Pada tahun 2004, Southwest meninjau 225.895 resume dan mempekerjakan 1.706 karyawan
baru. Proses perekrutan perusahaan agak unik: Peer memeriksa calon dan melakukan
wawancara; pilot menyewa pilot; dan agen gerbang menyewa agen gerbang. Untuk lebih
memahami apa yang dicari perusahaan dalam kandidat Southwest yang mewawancarai karyawan
puncaknya di setiap fungsi pekerjaan (mis. Pilot, agen gerbang, pengurus bagasi, awak darat) dan
mengidentifikasi kekuatan bersama mereka, kemudian menggunakan profil ini untuk
mengidentifikasi kandidat top selama proses wawancara. Southwest disewa untuk sikap sebanyak
bakat. CEO Kelleher berpesan, “Kami ingin orang yang melakukan hal-hal dengan baik, dengan
tawa dan rahmat.”

Southwest memprakarsai rencana pembagian keuntungan pertama di industri penerbangan


Amerika Serikat pada tahun 1974 dan menawarkan Bagi hasil kepada karyawannya setiap tahun
sejak itu. Melalui rencana ini, karyawan memiliki sekitar 10 persen saham perusahaan. Untuk
tahun fiska 2003, Southwest menawarkan kepada karyawannya $126 juta dalam bagi hasil.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada awal berdirinya suatu organisasi memiliki berbagai macam tujuan. Tujuan
paling penting pada perusahaan yag berorientasi laba adalah tingkat keuntungan. Namun
demikian laba bukan merupakan tujuaan satu-satunya, karena ada tujun lain yaitu
produktifitas, posisi pasar sikap karyawan, dan lain-lain. Sedangkan pada organisasi
nirlaba, bertujuan menyediakan jasa.

Tujuan-tujuan inilah yang akan dicapai perusahaan. Namun dalam pencapaiannya,


kepentingan masing-masing anggota tetap perlu diperhatikan sehingga akan tercapai
keselarasan tujuan. dengan demikian dalam sistem pengendalian manajemen harus
mengupayakan keselarasan tujuan anggota organisasi dan tujuan oraganisasi itu sendiri.
Sebagai tambahan sistem pengendalian manajeme, ada aturan, pedoman dan prosedur
yang membantu dalam proses pengendalian.

Perusahaan juga bisa memilih beberapa bentuk struktur organisasi berdasarkan


fungsi, unit usaha, atau matrix. Pilihan yang tepat akan mempengaruhi desain sistem
pengendalian manajamenorganisasi bersangkutan. Controller bertanggung jawab atas
desain dan operasi sistem pengendalian, tetapi sebagai staf CO, ia tidak mempunyai
keputusan manajamen. Pelaporan tanggung jawab controller tergantung pada organisasi
apakah langsung bertaggung jawab pada controller kator pusat atau (jika ia mengawasi
sesuatu unit usaha) bertanggung jawab kepada manajer unit usaha.

B. SARAN

Diperlukan adanya penjelasan dan pembahasan lebih lanjut dalam pembelajaran


materi sistem pengendalian manajemen terutama mengenai perilaku dalam organisasi
yang dibahas dalam bab ini.
DAFTAR PUSTAKA

Audria. (n.d.). Perilaku dalam organisasi. Retrieved January 15, 2018, from
https://www.slideshare.net/audriadn/bab-3-perilaku-dalam-organisasi-
sistem-pengendalian-manajemen
Budiman al fath. (2014). Perilaku dalam Organisasi. Retrieved January 15, 2018,
from http://worldonstory.blogspot.co.id/2014/05/makalah-perilaku-dalam-
organisasi.html
Irnawati, A. (n.d.). PERILAKU DALAM ORGANISASI. Retrieved January 15,2015,
from https://anggih91.wordpress.com/2015/03/08/perilaku-dalam-
organisasi/
Isna Dayuwati. (2015). sistem pengendalian manajemen. Retrieved January 15,
2018, from
https://www.academia.edu/17850829/sistem_pengendalian_manajemen
Rahma, F. (n.d.). Makalah Perilaku Dalam Organisasi. Retrieved January 15,
2018, from http://bownerniaga.blogspot.co.id/2017/03/perilaku-dalam-
organisasi.html

Anda mungkin juga menyukai