Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT HIV/AIDS

Atik Aryani1*, Widiyono1, Ari Anitasari1


1
Program Studi Keperawatan, Universitas Sahid Surakarta
Korespondensi penulis : aryani.atik13@gmail.com

ABSTRAK
HIV/AIDS merupakan penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah kesehatan global baik di
negara maju maupun negara berkembang. Jumlah kasus HIV/AIDS pada remaja mengalami
peningkatan, dimana remaja merupakan kelompok beresiko untuk penularan HIV/AIDS. Mobilitas
sosial remaja yang tinggi menyebabkan perubahan sosial, kultural, budaya, serta fisik maupun
psikologis. Akibatnya remaja mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap penularan berbagai jenis
penyakit khususnya HIV/AIDS. Pengetahuan yang baik tentang penyakit akan membantu remaja untuk
melakukan upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran
pengetahuan remaja tentang penyakit HIV/AIDS ddi SMP Muhammadiyah 2 Karanganyar. Metode
penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif dan desain
cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Karanganyar, sebanyak 65
responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji univariate yang menghasilkan distriusi frekuensi
variabel. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner pengetahuan. Hasil penelitian
menunjukkan dari 65 responden sebanyak 34 responden (52,3%) memiliki pengetahuan kurang tentang
penyakit HIV/AIDS, sebanyak 12 responden (18,5%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 19
responden (29,2%) memiliki pengetahuan cukup. Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan yang
kurang tentang HIV/ AIDS sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan melalui pemberian edukasi
kesehatan berkaitan dengan penyakit HIV/AIDS dan pencegahannya.

Kata kunci : HIV/AIDS, Pengetahuan, Remaja

ABSTRACT
HIV/AIDS is a disease that continues to grow and becomes a global health problem in both developed
and developing countries. The number of cases of HIV/AIDS in adolescents has increased, where
adolescents are a group at risk for HIV/AIDS transmission. High social mobility of adolescents causes
social, cultural, cultural, and physical and psychological changes. As a result, adolescents have a high
vulnerability to transmission of various types of diseases, especially HIV/AIDS. Good knowledge about
the disease will help adolescents to make efforts to prevent HIV/AIDS. The purpose of this study was to
describe the knowledge of adolescents about HIV/AIDS in SMP Muhammadiyah 2 Karanganyar. This
research method is a research with quantitative approach with descriptive type and cross sectional
design. The sampling technique used was purposive sampling. The sample in this study were students
of class VIII SMP Muhammadiyah 2 Karanganyar, as many as 65 respondents. The statistical test used
is a univariate test which produces a variable frequency distribution. Data collection by using a
knowledge questionnaire. The results showed that from 65 respondents, 34 respondents (52.3%) had
less knowledge about HIV/AIDS, 12 respondents (18.5%) had good knowledge and 19 respondents
(29.2%) had sufficient knowledge. Most teenagers have less knowledge about HIV/AIDS, so it is
necessary to increase knowledge through the provision of health education related to HIV/AIDS and its
prevention.

Keywords: HIV/AIDS, Knowledge, Adolescent

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 44


PENDAHULUAN Beberapa perilaku berpacaran remaja yang
HIV (Human Immunodeficiency Virus) belum menikah sangat mengkhawatirkan.
adalah virus yang melemahkan sistem Sebanyak 34,7% remaja putri dan 30,9%
kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired remaja putra usia 14-19 tahun pernah
Immuno Deficiency Syndroms) merupakan melakukan hubungan seks pranikah
sekumpulan gejala yang timbul akibat sistem (Kemenkes, 2014).
kekebalan tubuh melemah disebabkan oleh Berdasarkan kelompok umur, kejadian HIV
infeksi HIV (Kementerian Kesehatan RI, paling banyak pada umur 20-49 tahun (sebesar
2017). AIDS merupakan penyebab infeksi 87%). Sedangkan, AIDS paling banyak pada
utama kematian orang dewasa di dunia. umur 20-49 tahun (sebesar 81%) (Komisi
Penyakit yang disebabkan oleh HIV memiliki Penanggulangan AIDS, 2016). Jika dilihat dari
tingkat fatalitas kasus yang mendekati 100%. masa inkubasinya yang memakan waktu sekitar
AIDS telah menghancurkan keluarga dan 5-10 tahun, maka diperkirakan kontak pertama
menyebabkan penderitaan yang tak terhitung di dengan HIV telah terjadi pada usia remaja,
daerah-daerah yang paling parah, termasuk sehingga usia remaja bisa dikatakan usia yang
beberapa bagian termiskin di dunia, HIV telah rawan terkena HIV (Husaini et al, 2017).
membalikkan peningkatan dalam harapan Remaja merupakan masa peralihan dari
hidup yang terdaftar dalam tiga dekade terakhir masa anak ke masa dewasa yang ditandai oleh
abad ke-20. HIV/ AIDS adalah darurat adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa
kesehatan global utama. remaja berlangsung antara usia 10-19 tahun,
HIV/AIDS merupakan penyakit yang terus terjadi pematangan organ reproduksi yang
berkembang dan menjadi masalah kesehatan sering disebut masa pubertas (Baderiah, 2019).
global baik di negara maju maupun negara Masa remaja merupakan masa yang penting
berkembang. Di dunia pada tahun 2013 ada 35 dalam kehidupan seseorang dan masa peralihan
juta orang yang hidup dengan HIVyang dari anak menjadi dewasa. Pada masa remaja
meliputi 16 juta wanita dan 3,2 juta anak usia sering kali muncul dorongan untuk mengetahui
<15 tahun. Jumlah infeksi HIV baru pada tahun dan mencoba hal-hal baru dalam usahanya
2013 adalah 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta untuk mencari jati diri dan mencapai
orang dewasa dan 240.000 anak berusia <15 kematangan pribadi sesuai tugas
tahun. Kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta perkembangannya (Hidayah et al, 2018).
yang terdiri dari 1,3 juta orang dewasa dan Remaja merupakan kelompok beresiko
190.000 berusia <15 tahun (Kemenkes RI, untuk penularan HIV/AIDS. Pengetahuan yang
2014). baik tentang penyakit akan membantu remaja
UNAIDS (Joint United Nation Programe untuk melakukan upaya pencegahan (Yani et
On HIV and AIDS) menyatakan bahwa di dunia al, 2017). Masa remaja adalah masa dimana
pada akhir 2017 terdapat lebih dari 36,9 juta individu berada pada mobilitas sosial yang
orang hidup dengan HIV (35,1 juta dewasa dan paling tinggi. Mobilitas sosial yang tinggi ini
1,8 juta anak-anak), 1,8 juta kasus baru HIV akan membuka peluang baginya untuk terpapar
dan 940.000 orang di dunia meninggal karena terhadap berbagai perubahan sosial, kultural,
AIDS (UNAIDS, 2018). Data Kementrian budaya, serta fisik maupun psikologis.
Kesehatan RI menunjukkan adanya Akibatnya remaja tersebut mempunyai
kecenderungan peningkatan jumlah penderita kerentanan yang tinggi terhadap penularan
HIV/AIDS pada kelompok usia remaja, dari berbagai jenis penyakit khususnya HIV/AIDS.
827 orang pada tahun 2010 menjadi 1.058 Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan
orang pada tahun 2013 (Kementrian Kesehatan peningkatan kasus HIV/AIDS khususnya pada
RI, 2013). Sedangkan angka kejadian pada kelompok remaja yang merupakan usia yang
anak sekolah atau mahasiswa sebanyak 1.086 masih sangat produktif. (Berek et al, 2019).
orang dan HIV/AIDS terjadi pada remaja usia Infeksi virus HIV semakin meningkat
15-29 tahun (Kemenkes, 2015). bahkan penderita masih dalam usia remaja (<
Meningkatnya jumlah kasus HIV/AIDS 15 tahun). Salah satu factor penyebab adalah
pada remaja salah satunya karena perilaku kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS
remaja yang mengindikasi kearah perilaku (Ariyanti, 2020). Pengetahuan tentang
berisiko. Hal tersebut terlihat berdasarkan HIV/AIDS sangat penting diberikan pada
Survei Kesehatan Reproduksi remaja (SKRR) remaja karena remaja memiliki rasa
tahun 2012 yang dilakukan oleh BKKBN. keingintahuan yang tinggi yang mengakibatkan

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 45


mereka mudah terjerumus jika menerima bertujuan untuk menggambarkan atau
informasi yang salah (Kementrian Kesehatan mendeskripsikan fenomena yang terjadi
RI, 2015). mengenai gambaran pengetahuan remaja
Cara pencegahan virus HIV adalah dengan tentang HIV/AIDS. Teknik pengambilan
memutuskan rantai penularan. Dimana sampel menggunakan purposive sampling.
pencegahan virus HIV dapat dikaitkan dengan Sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi
cara-cara penularan HIV. Infeksi HIV/AIDS kelas VIII SMP Muhammadiyah 2
merupakan suatu penyakit dengan perjalanan Karanganyar, sebanyak 65 responden.
yang panjang dan hingga saat ini belum Pengumpulan data menggunakan kuesioner
ditemukan obat efektif maka pencegahan dan pengetahuan sebanyak 27 pertanyaan yang
penularan menjadi sangat penting melalui meliputi pengertian, penyebab, gejala,
pendidikan kesehatan dan peningkatan penularan, pencegahan, fase perkembangan,
pengetahuan mengenai patofisiologi HIV dan pemeriksaan, terapi dan mitos HIV/AIDS. . Uji
cara penularannya (Noviana, (2013) cit statistik yang digunakan adalah uji univariate
Febrianti & Wahidin, 2019). yang menghasilkan distriusi frekuensi variabel.
Provinsi Jawa Tengah merupakan Provinsi
yang berada pada urutan ke tiga terbanyak
kasus AIDS dan kasus HIV yang mencapai HASIL
6.531 kasus. Perincian kasus HIV di Jawa 1. Hasil Karakteristik Responden
Tengah sebanyak 18.038 kasus sedangkan Distribusi responden menurut umur, jenis
kasus AIDS mencapai 6.531 kasus kelamin dan informasi ditampilkan pada
(Kemenkes,2017). Sejak kasus HIV/AIDS tabel 1 sebagai berikut:
ditemukan Kabupaten Karanganyar tahun Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
2000, jumlah kasus terus bertambah. Pada Responden
tahun 2010 terdapat 72 kasus, tahun 2011 Karakteristik Frekuensi Persentase
meningkat menjadi 92 kasus, peningkatan (f) (%)
kasus HIV/AIDS terus terjadi sampai tahun Umur
2013 yaitu sebanyak 179 kasus dan proporsi 12 tahun 3 4,61
penderita HIV/AIDS berdasarkan kondisi dari 13 tahun 8 12,30
tahun 2010-2013 terdapat 57 kasus meninggal 14 tahun 54 83,09
(Dinkes Karanganyar, 2013). Jenis kelamin
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Laki-laki 37 56,93
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar Perempuan 28 43,07
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa Media informasi
pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja Elektronik 39 60
usia 14-24 tahun, 79% remaja kurang Cetak 26 40
memahami dengan benar mengenai HIV/AIDS Total 65 100
dan sebanyak 21% memahami dengan benar
HIV/AIDS (Dinkes Karanganyar 2013). Dari tabel 1 menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang karakteristik responden berdasarkan usia 14
telah dilakukan pada 5 orang siswa dimana 4 tahun sebanyak 7 kali lipat dari usia 13 tahun
siswa tidak mengerti tentang HIV/AIDS dan yaitu dengan presentase (83,09%).
mereka tidak memahami apa itu HIV/AIDS. Karakteristik responden berdasarkan jenis
Rata-rata dari mereka juga tidak tahu cara kelamin sebagian besar laki-laki sebanyak 37
pencegahan dan penularan penyakit responden (56,93%). Karakteristik responden
HIV/AIDS. Oleh sebab itu, peneliti tertarik berdasarkan media informasi sebanyak 39
untuk mengadakan penelitian dengan judul responden (60%) mendapatkan informasi
“Gambaran pengetahuan remaja tentang melalui elektronik dan sebanyak 26 responden
penyakit HIV/AIDS di SMP Muhammadiyah 2 (40%) mendapatkan infromasi dari media
Karanganyar. cetak.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan
pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif
dan desain cross sectional. Penelitian ini

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 46


2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja (Muharmansyah, 2011). Hasil penelitian
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Martilova (2020) menunjukkan bahwa remaja
Pengetahuan laki-laki lebih banyak tahu tetang HIV-AIDS
Pengetahuan Frekuensi Persentase dibandingkan remaja perempuan. Remaja laki-
(f) (%) laki mempunyai mobilitas yang tinggi
Baik 12 18,5 dibandingkan remaja perempuan sehingga
Cukup 19 29,2 akses informasi pada remaja laki-laki lebih
Kurang 34 52,3 tinggi. Rendahnya tingkat pengetahuan remaja
Total 65 100 laki-laki tentang bahaya dan penularan HIV /
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa AIDS akan mendukung meningkatkan angka
pengetahuan responden tentang penyakit kejadian HIV/AIDS karena terbuka peluang
HIVAIDS sebagian besar responden memiliki bagi kaum remaja laki-laki untuk terlibat dalam
pengetahuan kurang sebanyak 34 responden hubungan seks.
(52,3%). Sedangkan sebanyak 12 responden Menurut Berek et al (2019) menyatakan
(18,5%) memiliki pengetahuan baik dan bahwa remaja perempuan cenderung memiliki
sebanyak 19 responden (29,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang
pengetahuan cukup. HIV/AIDS jika dibandingkan dengan laki-laki.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena remaja
PEMBAHASAN wanita memiliki lebih banyak waktu untuk
Berdasarkan tabel 1 didapatkan sebagian membaca atau berdiskusi dengan teman sebaya
besar responden yaitu berusia 14 tahun terkait penyakit HIV/AIDS. Berbeda dengan
sebanyak 54 responden (83,09%). Usia 14 hasil penelitian Aini & Agustina (2018) yang
tahun disebut pula dengan masa remaja dalam menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya
usia ini mulai memahami konsep yang bersifat siswa yang berjenis kelamin laki-laki memiliki
abstrak dan dapat mempertanyakan orang pengetahuan kurang tentang HIV/AIDS
dewasa melakukan penilaian (judgment). (53,5%). Sedangkan siswa yang berjenis
Perkembangan pubertas biasanya lengkap dan kelamin perempuan memiliki pengetahuan
disertai pula dengan hasrat seksual. Berkencan kurang tentang HIV/AIDS sebanyak 46,7%.
menjadi aktivitas selama usia remaja, tingkat Hasil penelitian juga menunjukkaan
aktivitas seksual sangat bervariasi seperti bahwa sumber informasi yang diperoleh
hubungan seksual, melakukan pegang- responden tentang HIV/AIDS, dimana melalui
pegangan (petting) dan berciuman sebagai satu- media elektronik lebih tinggi (60%)
satunya perilaku seksual yang artinya dapat dibandingkan dengan informasi yang didapat
berdampak pada bertambahnya penyakit responden melalui media cetak (40%). Hasil
menular HIV/AIDS (Muharmansyah, 2011). penelitian ini sejalan dengan Wasludin (2019)
Hasil penelitian Martilova (2020) menunjukkan nilai rata-rata pengetahuan responden dengan
bahwa responden dengan Umur < 17 tahun media elektronik lebih tinggi (76,54%)
berpeluang 3,4 kali memiliki pengetahuan dibandingkan dengan media cetak (76,32%).
kurang dalam pencegahan HIV AIDS Sedangkan hasil penelitian Putri et al (2021)
dibandingkan dengan responden dengan umur juga didapatkan mayoritas responden
> 17 tahun. mendapatkan informasi tentang HIV/AIDS dari
Hasil penelitian menunjukkan jumlah media elektronik sebanyak 108 orang (67,1%)
responden laki-laki lebih banyak yaitu sebesar dimana media elektronik yang ddimaksud
37 responden (56,93%). Pada dasarnya berasal dari internet dan televisi.
hubungan antara penyakit dengan jenis kelamin Hasil penelitian Mardiyah et al (2019)
ditunjukkan melalui perbedaan angka penyakit, menunjukkan sebagian besar responden
yaitu perbandingan insidensi dan prevalensi memperoleh sumber informasi dari televisi 41
penyakit antara laki-laki dan perempuan. orang (48,24%). Menurut Martilova (2020)
Perempuan pada umumnya memiliki derajat Responden yang mendapatkan sumber
masalah kesehatan mental yang lebih tinggi informasi dari non nakes berpeluang 3,9 kali
dibandingkan dengan laki-laki sedangkan laki- memiliki pengetahuan kurang dalam
laki lebih banyak mengalami masalah dalam pencegahan HIV AIDS dibandingkan
kecelakaan lalu lintas dan terjangkit penyakit responden yang mendapatkan sumber
menular seksual khususnya penyakit AIDS informasi dari nakes.

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 47


Sedangkan hasil penelitian Kumalasary pengetahuan kurang 44 orang (51,76%) dan
(2021) menunjukkan dari 60 remaja yang yang memiliki pengetahuan baik hanya 5 orang
mendapatkan informasi terkait HIV/AIDS (5,88%). Hal ini terlihat dari cara mereka dalam
mayoritas sumbernya adalah dari menjawab kuesioner yang meliputi pengertian,
sekolah/pelajaran sebesar 46 orang (76,67%), penyebab, patofisiologi HIV/AIDS dan lain-
sementara itu hanya ada 1 orang (1,67%) yang lain yang dirasa masih kurang baik.
sumber informasinya diperoleh dari Pengetahuan merupakan hasil
penyuluhan. penginderaan manusia, atau hasil tahu
Pengetahuan responden diperoleh melalui seseorang terhadap objek melalui indra yang
pertanyaan kuesioner yang berjumlah 27 butir dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
pertanyaan tentang pengertian, penyebab, sebagainya). Dengan sendirinya waktu
gejala, penularan, pencegahan, fase penginderaan sehingga menghasilkan
perkembangan, pemeriksaan, terapi dan mitos pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
HIV/AIDS. Hasil pengetahuan tentang intensitas perhatian dan persepsi terhadap
HIV/AIDS dari 65 responden yang dijadikan objek.Sebagian besar pengetahuan seseorang di
sampel penelitian, sebanyak 34 responden peroleh melalui indera pendengaran (telinga),
(52,3%) memiliki pengetahuan kurang, dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan
pengetahuan baik sebanyak 12 orang (18,5%), seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
dan pengetahuan cukup sebanyak 19 orang atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo,
(29,2%). 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian Putri et al (2021) yang
Baderiah (2019) menunjukkan dari 90 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
reponden terdapat 28 remaja (31,11%) yang berpengetahuan kurang sebanyak 66 responden
memiliki pengetahuan baik, dan yang memiliki (41%), pengetahuan cukup sebanyak 52
pengetahuan kurang sebanyak 62 remaja responden (32,3%) dan pengetahuan baik
(68,88%) tentang HIV/AIDS. Selain itu hasil sebanyak 43 responden (26,7%). Hal ini
penelitian Tora (2017) juga menunjukkan dari dikarenakan kurangnya minat dan ketertarikan
65 responden sebagian besar responden remaja untuk mendapatkan informasi mengenai
memiliki pengetahuan dalam kategori kurang, HIV/AIDS.
yakni sebanyak 31 orang (47,7%), dan terendah Menurut Putri et al (2021) kurangnya
memilikipengetahuan dalam kategori baik informasi yang didapatkan oleh remaja seperti
sebanyak 10 orang (15,4%). Febrianti & penyuluhan dari lembaga pendidikan atau
Wahidin (2019) menyatakan bahwa kesehatan, keterpaparan informasi melalui
pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS dalam media massa dan internet berpengaruh terhadap
kategori kurang dikarenakan kurangnya pemahaman remaja tentang pentingnya
kesadaran dan kurangnya minat dalam perlindungan diri terhadap HIV/AIDS dan
mendapatkan sumber informasi tentang berdampak pada sikap remaja dalam menyikapi
HIV/AIDS. pergaulan remaja terhadap HIV/AIDS. Sumber
Hasil penelitian Pratiwi & Basuki (2011) informasi yang benar dan tepat serta cara
menunjukkan bahwa pengetahuan remaja menerima informasi tentang HIV/AIDS
tentang pencegahan HIV-AIDS kategori baik menjadi saalah satu poin penting dalam upaya
persentasenya 56,0%. Sedangkan pengetahuan menghindari penularan HIV.
mengenai pencegahan HIV-ADS kategori Pengetahuan orang terhadap HIV/AIDS
kurang 44,0% remaja. Masih perlu sosialisasi akan mempengaruhi sikap dan perilaku, orang
pengetahuan yang benar tentang pencegahan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS yang
HIV-AIDS pada kelompok remaja usia 15–24 kurang maka akan bersikap dan berperilaku
tahun. Berbeda dengn penelitian Kumalasary menjauhi orang yang terinfeksi penyakit
(2021) menunjukkan mayoritas remaja tersebut,bahkan ada yang beranggapan
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 92 penyakit tersebut tidak berbahaya dan tidak
remaja (64,78%), pengetahuan baik sebanyak mematikan. Sebaliknya apabila
36 remaja (25,36%), dan pengetahuan kurang pengetahuannya cukup maka sikap yang
sebanyak 14 remaja (9,86%). diberikan pada penderita berbeda, mereka
Hasil penelitian Mardiyah et al (2019) dalam hal ini masyarakat akan lebih menerima
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kehadiran penderita. Padahal bila pengetahuan
Kelas 2 di SMKN 3 Mataram memiliki dan pemahaman tentang HID/AIDS benar

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 48


maka penularannya dapat dicegah (Nurwati & Timur 2018. Jurnal Sahabat
Rusyidi, 2018) Keperawatan, 1(01), 4-13.
Desy Indra Yani, Neti Juniarti, dan Mamat
SIMPULAN
Lukman. (2017). Gambaran Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Dan Sikap Tentang HIV/ AIDS pada
pada 65 responden mengenai pengetahuan
Remaja di Pangandaran. Jurnal
remaja tentang HIV/AIDS disimpulkan bahwa
Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 1,
sebagian besar responden memiliki
No. 1, Februari 2017: 1 – 5
pengetahuan kurang sebanyak 34 responden
(52,3%), sebanyak 12 responden (18,5%) Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 19 (2013). Profil Kesehatan Kabupaten
responden (29,2%) memiliki pengetahuan Karanganyar Tahun 2013. Dinas
cukup. Kesehatan : Karanganyar

SARAN Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.


Saran penelitian ini diharapkan kepada (2017). Profil Kesehatan Kabupaten
lembaga pendidikan dan petugas kesehatan Karanganyar Tahun 2017. Karanganyar :
agar terus berupaya memberikan pendidikan Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
kesehatan tentang bahaya HIV/AIDS dengan Febrianti, R., & Wahidin, M. (2019). Gambaran
menggunakan metode-metode pendidikan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja
kesehatan yang semenarik mungkin sehingga Tentang HIV/AIDS di SMK Negeri 3
dapat meningkatkan pengetahuan remaja dan Jambi Tahun 2018. UNES Journal Of
mencegah berbagai faktor yang dapat Social and Economics research, 4(1), 042-
menyebabkan terjadinya risiko HIV/AIDS. 047.

DAFTAR PUSTAKA Hidayah, U., Sari, P., Susanti, A.I. (2018).


Agustina, F. (2018). Hubungan Karakteristik Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai
Dengan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS HIV/AIDS Setelah Mengikuti Program
Pada Siswa-Siswi Kelas X-XI di SMA Al- Hebat di SMP Negeri Kota Bandung. JSK,
Ishlah Kota Cilegon Tahun 2017. Journal Volume 3 Nomor 3 Maret Tahun 2018
Of Applied Health Research And
Husaini, H., Panghiyangani, R., & Saputra, M.
Development, 4(2), 135-178.
(2017). Pengaruh Penyuluhan HIV/AIDS
Ariyanti, K. S. (2020). Gambaran Pengetahuan terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang
Remaja tentang HIV/AIDS di SMA HIV/AIDS Mahasiswi Akademi
Negeri 1 Baturiti. Jurnal Medika Kebidanan Banjarbaru Tahun
Usada, 3(2), 54-59. 2016. Indonesian Bulletin of Health
Research, 45(1), 11-16.
Asdriyanti Tora, P. (2017). Gambaran
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Hiv/Aids Disma Negeri 2 Kendari Provinsi Jakarta : Badan Penelitian dan
Sulawesi Tenggara Tahun 2017 (Doctoral Pengembangan Kesehatan Kementerian
dissertation, Poltekkes Kemenkes Kesehatan Republik Indonesia
Kendari).
Kementerian kesehatan RI (2015).
Baderiah. (2019). Gambaran Pengetahuan Dan INFODATIN Pusat Data dan Informasi
Sikap Remaja Tentang HIV/AIDS di Kementerian Kesehatan RI Situasi
SMA 24 Bone Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Remaja.
Kesehatan Diagnosis. Volume 14 Nomor
Kementerian kesehatan RI. (2015). Statistic
2 Tahun 2019
kasus HIV/AIDS di Indonesia.tersedia
Berek, P. A., Be, M. F., Rua, Y. M., & pada :
Anugrahini, C. (2019). Hubungan Jenis http://spiritia.or.id/Stats/StatsCurr.pdf
Kelamin Dan Umur Dengan Tingkat (Dinkes tgl 11 januari 2016
Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS
di SMAN 3 Atambua Nusa Tenggara

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 49


Kementerian Kesehatan RI. Stop HIV AIDS. Nurwati, N., & Rusyidi, B. (2019).
Kementerian Kesehatan Republik Pengetahuan Remaja Terhadap HIV-
Indonesia. 2017; 1–3. Available from : AID. Prosiding Penelitian dan
https://promkes.kemkes.go.id/?p=7430. Pengabdian kepada Masyarakat, 5(3),
288-293.
Kumalasary, D. (2021). Pengetahuan Remaja
Tentang HIV/AIDS. Midwifery Pratiwi, N. L., & Basuki, H. (2011). Hubungan
Journal, 1(2), 101-106. Karakteristik Remaja Terkait Risiko
Penularan HIV-AIDS dan Perilaku Seks
Mardiyah, S.W.D., Pamungkas, C. E., & tidak Aman Diindonesia. Buletin
Amilia, R. (2019). Gambaran Tingkat Penelitian Sistem Kesehatan, 14(4),
Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS 20975. Putri, D. M. F. S. (2021).
di SMKN 3 Mataram. Midwifery Journal: Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja
Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 2(2), Tentang HIV Aids Di SMA N 1
24-26. Selemadeg. Jurnal Medika Usada, 4(2),
33-39.

Martilova, D. (2020). Faktor Yang UNAIDS.(2018). Global HIV & AIDS


Mempengaruhi Pengetahuan Remaja statistics 2018 facts sheet. Available from:
Dalam Pencegahan HIV AIDS dI SMA N http://www.unaids.org/en/resources/factsh
7 Kota Pekanbaru Tahun 2018. JOMIS eets.
(Journal of Midwifery Science), 4(1), 63- Wasludin, W. (2019). Efektifitas Media
68. Elektronik Dan Media Cetak Terhadap
Muharmansyah, M., & Hendarsih, S. Pengetahuan Hiv/Aids Pada Siswa Smp
(2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Negeri 4 Kota Tangerang. Jurnal Medikes
Melalui Small Group Discussion terhadap (Media Informasi Kesehatan), 6(1), 11-18.
Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Penyakit Menular Seksual di SMA Islam 1
Sleman Yogyakarta (Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).
Notoatmodjo S. (2014). Pengantar Pendidikan
Kesehatan Dan Ilmu Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 50

Anda mungkin juga menyukai