Anda di halaman 1dari 10

ISSN 1978-3787 (Cetak) 2571

ISSN 2615-3505 (Online)


………………………………………………………………………………………………………
KAJIAN PELAKSANAAN PERHUTANAN SOSIAL DI NAGARI SIRUKAM KECAMATAN
PAYUNG SEKAKI KABUPATEN SOLOK

Oleh
Firdan Grita Sukma1), Osmet2) & Faidil Tanjung3)
1,2,3
Universitas Andalas
Email: 1firdan3001@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran yang dijalankan oleh LPHN Sirukam dalam
mengelola Hutan Nagari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci. Untuk memperkuat tujuan
penelitian dilakukan analisa citra perubahan penggunaan lahan dari 2013 dan 2018. Hasil kajian
menunjukkan LPHN Sirukam dari 4 seksi dari struktur lembaga dalam menjalankan peran dengan baik
dan sudah berdasarkan ketentuan pada peraturan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Lingkungan yang tertuang pada P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016. Bentuk kegiatan yang dijalankan
adalah patroli dan pengamanan kawasan hutan yang rutin dilakukan, pengembangan kerajinan dari
HHBK, pengembangan budidaya tanaman kopi, pengelolaan jasa pohon asuh, dan reboisasi kawasan
hutan. Perubahan penggunaan lahan di Nagari Sirukam dimana lahan semak belukar yang merupakan
lahan bekas penebangan kayu dan kebakaran lahan sudah menjadi hutan lahan kering sekunder serta
pertanian lahan kering sudah menjadi pertanian lahan kering campur yang mana pertanian lahan kering
campur adalah pertanian lahan kering yang ditanami juga dengan tanaman – tanaman tua seperti kopi,
alpukat, dan durian . Hal ini juga mempertegas dampak dari peran yang dijalankan oleh LPHN
Sirukam.
Kata Kunci: Lembaga Pengelola Hutan Nagari, Peran & Penggunaan Laha.

PENDAHUALUAN Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran


Hutan merupakan suatu kesatuan bahwa dalam pengelolaan hutan sebagai
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam dengan status public property
sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh bermanfaat untuk kemakmuran rakyat sehingga
pepohonan dalam persekutuan alam perlu adanya kerjasama dengan masyarakat
lingkungannya yang satu dengan yang lainnya dalam pengelolaan hutan secara lestari. Karena
tidak dapat dipisahkan. Menurut Suharjito dalam praktiknya penyelenggara negara
(1998), kepemilikan sumberdaya alam hutan ditangani oleh lembaga milik negara, maka
memiliki status public property. Sesuai dengan lembaga milik negara itulah yang memegang
UUD 1945 bahwa bumi, air dan kekayaan yang mandat rakyat dan mempertanggungjawabkan
terkandung didalamnya adalah rahmat Tuhan penyelenggaraan kegiatan terhadap rakyat. Oleh
dan dikuasai oleh Negara untuk sebesar- karena itu, kerjasama antara pihak negara dan
besarnya kemakmuran rakyat. Menurut UU No. swasta seperti LSM (Lembaga Swadaya
41 Tahun 1999, salah satu penyelenggaraan Masyarakat) untuk mendampingi masyarakat
kehutanan bertujuan sebesar-besarnya untuk desa hutan dalam rangka pengelolaan hutan dan
kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan pemanfaatan hasil hasil hutan bukan kayu agar
berkelanjutan dengan mengoptimalkan aneka bisa menjadi jadi good business. Salah satu
fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, contohnya adalah kegiatan yang berbasis sistem
fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat
mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, (PHBM) atau yang lebih dikenal dengan
dan ekonomi, yang seimbang dan lestari. perhutanan sosial.
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2572 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
Perhutanan sosial bertujuan membuka metode penelitian deskriptif kualitatif untuk
kesempatan bagi masyarakat desa hutan untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan,
terlibat aktif dalam pengelolaan hutan. Terdapat mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
5 skema yang perhutanan sosial yaitu Hutan Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk
Desa/Nagari, Hutan Kemasyarakatan, Hutan memahami interaksi sosial, misalnya dengan
Tanaman Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan wawancara mendalam (indepth – interview)
Kehutanan. Dalam hal ini, Nagari Sirukam selaku sehingga akan ditemukan pola – pola yang jelas.
Nagari yang sudah mendapatkan hak pengelolaan Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh
hutan mengadopsi skema Hutan Nagari yang gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
mana Surat Keputusan (SK) Penetapan Areal pandangan manusia yang diteliti. Penelitian
Kerja Hutan Nagari Sirukam oleh Kementerian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi,
Kehutanan Republik Indonesia seluas 3.398 Ha pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti
Nomor : SK.701/Menhut-II/2014 tanggal 20 dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka
Agustus 2014. Hutan Nagari Sirukam dikelola (Moleong, 2007).
oleh Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Untuk mendalami tujuan penelitian, maka
yang dibentuk dengan musyawarah Nagari pada dilakukan wawancara mendalam serta
tanggal 11 Oktober 2013. mengamati dan mengobservasi mengenai LPHN
Areal Hutan Nagari Sirukam yang berada Sirukam serta mengunjungi langsung lokasi
pada kawasan Hutan Lindung dengan kondisi kegiatan LPHN Sirukam. Untuk Informan kunci
tutupan lahan masih bagus yang didominasi kayu yang akan diwawancarai adalah Pemerintahan
– kayuan (Hutan Sekunder kerapatan tinggi) Nagari Sirukam, anggota LPHN Sirukam, dan
sehingga keanekaragaman hayati areal kerja kelompok – kelompok tani yang menjadi mitra
Hutan Nagari masih heterogen. Kondisi tutupan dari LPHN Sirukam, serta pihak – pihak yang
lahan tersebut juga menjadi acuan tindakan untuk berkaitan dan terkena dampak dari peran LPHN
melakukan perencanaan pengelolaan Hutan Sirukam.
Nagari oleh LPHN Sirukam supaya hutan dapat Analisa Data
menjalankan fungsinya seperti fungsi ekologi, Analisa data yang dilakukan adalah untuk
ekonomi, dan sosial. Pada umumnya kondisi mendeskripsikan peran LPHN Sirukam secara
tutupan lahan hutan yang masih baik dan lebat kualitatif dengan data primer berupa data sesuai
didominasi oleh pohon atau kayu seperti Kasiah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhutanan
Baranak, Dama, Tampasan, Tembesu, dan lain – Sosial dan Kemitraan Lingkungan Nomor
lain. Namun demikian, masih ada terdapat masih P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 yang
ada terdapat sebagian kecil lahan kritis yang menjelaskan tentang penyusunan rencana
ditumbuhi pakis dan alang – alang disebabkan pengelolaan hutan desa. Kemudian akan di
sekitar 5 tahun lalu sering terbakar, namun analisis dari peran, aturan peran, dan performa
semenjak adanya LPHN Sirukam kejadian – peran yang dijalankan. Bentuk dari Peraturan
kejadian seperti kebakaran tersebut sudah tidak tersebut adalah :
ada lagi dan sudah mulai naik tumbuhan – a. Konservasi, perlindungan dan pengamanan
tumbuhan kayu kecil. Jumlah lahan kritis tersebut hutan berupa kegiatan konservasi flora fauna,
tidak lebih dari 10% dari total areal kerja Hutan pencegahan pembalakan liar, pencegahan
Nagari Sirukam. perambahan dan pencegahan kebakaran hutan
b. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu meliputi
METODOLOGI PENELITIAN persemaian, pembibitan, penanaman,
Metode Penelitian pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, dan
Permasalahan yang akan dikaji oleh penliti pemasaran.
merupakan masalah bersifat dinamis. Oleh c. Pemanfaatan kawasan hutan meliputi budidaya
karena itu, peneliti memilih menggunakan tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah,
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2573
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
penangkaran satwa liar atau budidaya hijauan Pada tanggal 14 November 2012 sosialisasi
makanan ternak, agroforestry, silpasture, Hutan Nagari di Nagari Sirukam dilaksanakan
silvofishery oleh LSM KKI Warsi. Sosialisasi ini penting
d. Pemanfaatan jasa lingkungan melalui kegiatan dilaksanakan agar pemahaman masyarakat
ekowisata, jasa tata air, serta penyimpanan dan tentang manfaat Hutan Nagari bisa dicapai. Pada
penyerapan karbon tahap ini KKI Warsi melakukan sosialisasi
e. Pengembangan kelembagaan, berupa kegiatan dengan mengundang Pemerintah Nagari, Badan
penyusunan anggaran dasar/anggaran rumah Musyawarah Nagari, Kerapatan Adat Nagari, dan
tangga, pelatihan manajemen korporasi, Tokoh Masyarakat untuk mencapai suatu
penyusunan administrasi kelompok, serta kesepakatan bahwasanya Nagari Sirukam
peningkatan kapasitas lembaga. bersedia mengusulkan Hutan Nagari dan
Untuk memperkuat hasil data primer yang kesepakatan tersebut langsung hari ini didapatkan
didapatkan, perlu disertai dengan data sekunder sebagai salah satu dokumen syarat pengusulan
berupa peta penggunaan lahan kawasan Nagari Hutan Nagari.
Sirukam mulai dari awal pengusulan legalitas Kemudian pembuatan Peraturan Nagari
Hutan Nagari ditahun 2013 dan peta penggunaan Sirukam terkait pengelolaan hutan dan pemetaan
lahan kawasan Nagari Sirukam ditahun 2018. areal kerja pengusulan Hutan Nagari dengan luas
Disini nanti akan dilihat perubahan penggunaan areal 4.317 Ha. Pada Juni 2013 tim dari
lahan dan kondisi lahan kawasan Nagari Kementerian Kehutanan melakukan verifikasi ke
Sirukam. Nagari Sirukam terkait usulan Hutan Nagari dan
melihat kondisi dari Nagari Sirukam. Selama
HASIL DAN PEMBAHASAN proses menunggu SK Penetapan Areal Kerja dari
A. Gambaran Umum Nagari Sirukam Kementerian Kehutanan, LPHN Sirukam
Gambar 1. Peta kawasan hutan di Nagari dibentuk pada tanggal 11 Oktober 2013 melalui
Sirukam SK Wali Nagari Sirukam No. 522 – 31 – 2013.
SK Penetapan Areal Kerja dari
Kementerian Kehutanan keluar pada tanggal 20
Agustus 2014 dengan luas 3.398 Ha. Terdapat
pengurangan areal kerja dari usulan, hal ini
dikarenakan Nagari Sirukam mengusulkan areal
penggunaan lain yang ada di kawasan Aia
Langang yang merupakan kawasan bukan Hutan
Lindung namun kawasan ini perlu dijaga karena
sumber mata air untuk Nagari Sirukam yang
diikat dengan Peraturan Nagari Sirukam No. 02
Tahun 2002. Areal penggunaan lain tidak bisa
diusulkan karena bukan kawasan Hutan Lindung SEKSI PATR
Luas kawasan Hutan di Nagari Sirukam dan hak untuk mengelola adalah bebas untuk DAN
PENGAMAN
KAWASAN
menurut data Pemerintah Nagari Sirukam seluas masyarakat Nagari Sirukam.
11.200 Ha dari luas Nagari Sirukam sekitar Selanjutnya dilakukannya permohonan
19.900 Ha. Oleh karena itu, sangat penting jika Hak Pengelolaan Hutan Nagari (HPHN) ke
Nagari Sirukam mengusulkan Hutan Nagari agar Gubernur Sumatera Barat. Tanpa HPHN,
akses kelola dan menjaga kawasan hutan dapat masyarakat atau LPHN Sirukam belum bisa
diperoleh tanpa merusak fungsi hutan sendiri mengelola kawasan mereka secara langsung.
untuk mendapatkan manfaat dari ekologi, Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor
ekonomi, dan sosial dari hutan. 522.4 – 934 – 2016 memberikan HPHN seluas
1.789,83 Ha pada tanggal 12 Juli 2016. Proses
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2574 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
yang membuat kurang lebih selama dua tahun Nomor P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 dalam
dari keluarnya SK PAK dari Kementerian hal acuan pengelolaan Hutan Desa, LPHN
Kehutanan dan SK HPHN dari Gubernur Sirukam mengelola Hutan Nagari menjalankan
Sumatera Barat adalah tata batas dengan Nagari peran dari 5 fungsi pengelolaan Hutan Desa, yaitu
Supayang. Belum adanya titik batas administrasi :
yang jelas antar Nagari membuat pengurangan Tabel 1. Peran LPHN Sirukam dalam
areal Hutan Nagari. Nagari Supayang yang menjalani acuan pengelolaan Hutan Nagari
mengklaim kawasan pengusulan HPHN Nagari berdasarkan P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016
Sirukam merupakan wilayah Nagari Supayang. No Acuan Peran LPHN
Setelah mengikuti proses mediasi selama dua kali Pengelolaan Sirukam
namun belum bertemu titik terang sehingga 1 Konservasi, Patroli Hutan
HPHN Nagari Sirukam berkurang menjadi perlindungan, dan Nagari dan
1.789,83 Ha. Tanggapan dari LPHN Sirukam pengamanan hutan Reboisasi kawasan
tidak ada masalah dalam pengurangan ini, dengan hutan
luas 1.789,83 Ha sudah cukup luas untuk 2 Pemanfaatan hasil Pengembangan
mendapatkan fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial hutan bukan kayu kerajinan hasil
dari Hutan Nagari. hutan bukan kayu
2. Peran yang dijalankan oleh LPHN Sirukam dan buah – buahan
Gambar 2. Struktur organisasi Lembaga yang ada di dalam
Pengelola Hutan Nagari Sirukam dan sekitar hutan
3 Pemanfaatan Pengembangan
KETUA kawasan hutan budidaya tanaman
kopi
SEKRETARIS WAKIL KETUA 4 Pemanfaatan jasa Jasa pohon asuh
lingkungan
WAKIL
SEKRETARIS
5 Pengembangan Mengikuti pelatihan
kelembagaan – pelatihan
BENDAHARA peningkatan
SEKSI
kapasitas
SEKSI PATROLI
DAN
PENGAMANAN
SEKSI
PENGEMBANGA
SEKSI
PELESTARIAN
PENGEMBANGA
N SUMBER Adapun Peran LPHN Sirukam tersebut
N EKONOMI LINGKUNGAN DAYA MANUSIA
KAWASAN
(SDM) dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Patroli Hutan Nagari
Peran (role) adalah konsep tentang apa Patroli merupakan aktivitas pengawasan
yang harus dilakukan oleh individu dalam pengamanan hutan yang dilakukan dengan cara
masyarakat dan meliputi tuntutan – tuntutan gerakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
prilaku dari masyarakat terhadap seseorang dan oleh dua atau tiga orang atau lebih di wilayah
merupakan prilaku individu yang penting bagi hutan yang menjadi tanggung jawabnya atau
struktur sosial masyarakat (Dewi Wulan Sari, daerah tertentu dimana sering terjadi pelanggaran
2009). Maurice Duverger, (2010) berpendapat atau kejahatan bidang kehutanan. Patroli
bahwa istilah peran dipilih secara baik karena dia dilaksanakan secara teratur dan selektif atau
menyatakan bahwa setiap orang adalah pelaku tergantung situasi dan kondisi kemanan hutan
didalam masyarakat dimana dia hidup, juga dia dengan tujuan mencegah gangguan terhadap
adalah seorang actor yang harus memainkan hutan dan hasil hutan, mengetahui situasi
beberapa peranan seperti aktor – aktor lapangan serta melakukan tindakan terhadap
profesional. pelaku pelanggaran/kejahatan yang ditemukan
Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal pada saat patroli.
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2575
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Patroli dilakukan rutin satu kali dalam dua dari daun pandan dan bambu ini berjalan dengan
bulan, namun jadwal sebenarnya tentatif sesuai baik dengan terlatihanya 7 orang masyarakat
dengan aktifitas manusia dan laporan masyarakat Nagari Sirukam dalam mengelola daun pandan
yang merusak di dalam hutan. Misalnya jika ada menjadi tas, dompet, kotak tisu, tikar, dan sendal
orang yang melakukan aktifitas merusak hutan serta 4 orang mengelola bambu menjadi mebel.
ataupun menjerat burung di dalam kawasan Kendala dalam pengelolaan HHBK untuk
hutan, tim patroli hutan nagari sirukam langsung komoditi daun pandan adalah sulitnya membuat
bergerak di lokasi yang ditunjukkan masyarakat daun pandan menjadi daun pandan kering sebagai
yang melihat aktifitas tersebut. Pelarangan bahan baku untuk kerajinan. Selama ini, 7 orang
aktifitas selain illegal logging di dalam kawasan pengrajin daun pandan kering ini selalu
hutan seperti menjerat burung tadi menjadi hal mendatangkan bahan baku dari Tasikmalaya
yang mengkhawatirkan jika orang yang yang mana kalau dihitung proftinya tidak
beraktifitas tersebut bisa membuat hutan menemukan titik terang antara modal dan hasil
kebakaran dengan membuang puntung rokok, penjualan. Untuk komoditi bambu, jenis bambu
membuang sampah, dan hal yang semacamnya yang terdapat di Hutan Nagari Sirukam tidak
yang bisa merusak ekosistem hutan. bagus dalam hal ketahanan, walaupun sudah
Jalur penyelesaian masalah dengan pelaku dilakukan teknik – teknik pengawetan bambu
perusak hutan dilakukan dengan penanganan dengan merendam di dalam genangan solar dan
sendiri oleh tim patroli dengan memberi pengasapan, mebel yang dibuat dari bahan baku
peringatan dan dicegat langsung dilokasi ini tetap terkena bubuk dimana suatu ketika
kejadian. Jika terjadi hal – hal yang tidak bisa dan dalam waktu beberapa bulan mebel dari bambu
diluar kendali tim patrol maka akan didiskusikan terdapat kerusakan.
dengan Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari Peran dalam memproduksi produk
(LPHN) Sirukam. Jika tidak bisa dikondisikan kerajinan dari HHBK memang sudah tidak
lagi maka akan dilanjutkan dengan pelaporan ke berjalan lagi dengan kendala – kendala tersebut,
pihak Polisi Hutan. Koordinasi yang baik dengan namun dua orang perwakilan LPHN Sirukam
Dinas Kehutanan melalui Polisi Hutan membuat yang memiliki kapasitas dalam membuat
tindakan cepat Polisi Hutan dalam bertindak kerajinan sering diundang dibeberapa Nagari
membantu Tim Patroli Hutan Nagari Sirukam untuk menjadi pelatih membuat kerajinan.
untuk memberantas aktifitas merusak Seperti halnya kerajinan dari daun pandan, tahun
biodiversity kawasan hutan. 2017 diundang Wali Nagari Simanau untuk
b. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu mengajarkan kelompok PKK dalam pembuatan
Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu kerajinan dari daun pandan. Begitu juga untuk
(HHBK) yang dilakukan sebagai salah satu peran bambu, beberapa Nagari mengundang
LPHN Sirukam adalah untuk unit usaha yang ada perwakilan LPHN Sirukam untuk melatih
di LPHN sebagai pemanfaat hasil hutan bukan beberapa masyarakat Nagari di Kabupaten Solok
kayu. Pemanfaatan daun pandan dan bambu Selatan pada tahun 2017 dan Februari 2018 di
menjadi produk kebutuhan rumah tangga diawali Nagari Sariak Alahan Tigo. Peran sebagai pelatih
dengan pelatihan dan studi banding dengan kerajinan HHBK ini selain Pemerintahan Nagari
mengajak dua orang anggota LPHN Sirukam yang mengundang langsung LPHN Sirukam,
melihat dan praktek membuat produk – produk LSM KKI Warsi juga memakai jasa pelatih
olahan daun pandan kering dan bambu. kerajinan HHBK ini untuk melatih beberapa
Kemudian dua orang ini selepas pelatihan dan masyarakat dampingan KKI Warsi.
studi banding mengajak dan melatih beberapa c. Pengembangan budidaya tanaman kopi
masyarakat untuk belajar apa yang didapatkan Peran yang dijalankan oleh LPHN Sirukam
selama proses studi banding. Pembagian peran dimulai dari pembibitan kopi, perawatan bibit,
dalam rencana pengelolaan dua unit usaha yaitu pembuatan demplot tanam, pendistribusian bibit
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2576 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
ke masyarakat dan kelompok, penanaman di yang notabene merupakan lahan kritis yang sudah
demplot tanam yang berada di lokasi lahan – ditumbuhi semak belukar. Dari sini tergambar
lahan kritis dan Hutan Nagari Sirukam. Ini peforma peran LPHN Sirukam dalam distribusi
merupakan program atau peran pertama LPHN bibit kopi untuk ekonomi alternatif masyarakat
Sirukam yang diprakarsai dari awal oleh LPHN Nagari Sirukam dan pemanfaatan lahan.
yang dimulai dari pembelian kebutuhan d. Jasa pohon asuh
pembibitan dari beli benih kopi jenis robusta, Program pohon asuh merupakan program
waring, paranet, polybag, plastic terpal, selang yang diprakarsai oleh KKI Warsi sebagai upaya
plastic, pupuk kandang, dan pupuk NPK cair menjaga lingkungan dan mendukung
dengan total biaya Rp 5.820.000,- hingga pembangunan masyarakat desa sekitar hutan.
pembersihan demplot dilakukan dari dana kas Dalam hal ini, masyarakat desa sekitar hutan
LPHN Sirukam dan swadaya mereka sendiri yang yang telah menjaga hutan dan ekosistem terutama
diinisiasi pada Bulan Oktober 2017. Selain itu, pohon mereka perlu diberikan hadiah.
peran besar dari pengembangan budidaya kopi ini Mekanisme pohon asuh itu sendiri adalah
adalah untuk merangkul masyarakat nagari hutan masyarakat mensurvey potensi pohon minimal
Sirukam untuk mengembangkan kopi di lahan memiliki keliling 190 cm dengan tinggi 30 m dan
mereka masing – masing yang cenderung kritis menitik lokasi dengan GPS calon pohon yang
dan untuk alternatif ekonomi masyarakat Nagari akan diasuh oleh pengasuh pohon. Pengasuh
Sirukam pasca berhentinya beberapa masyarakat pohon akan dikenakan biaya Rp 200.000,- per
Nagari Sirukam yang berkegiatan di dalam hutan batang pohon yang mereka asuh selama durasi 1
untuk illegal logging dan perusakan ekosistem tahun yang bisa diakses melalui website
hutan. pohonasuh.org. Program pohon asuh ini di
Dari 14.000 benih kopi yang dibibitkan, Kabupaten Solok sudah masuk dalam program
sebanyak 11.750 batang berhasil menjadi bibit. inovasi desa oleh P3MD di tahun 2017.
Bibit ini selain dimanfaatkan oleh LPHN Nagari Sirukam memiliki potensi pohon
Sirukam dan anggotanya sendiri, bibit tersebut asuh yang besar. Hingga saat ini, total pohon asuh
juga diperjualbelikan ke masyarakat Nagari yang sudah dititik lokasi sebanyak 100 batang.
Sirukam yang ingin berbudidaya kopi dengan Peran LPHN Sirukam dimulai dari survey,
harga lebih murah dari pasar. Biasanya bibit kopi penitikan GPS lokasi pohon asuh, pemasangan
dibeli dengan harga Rp 3.000,-, bibit kopi dari plat pengasuh pohon, dan menjaga pohon
LPHN Sirukam bisa didapatkan dengan harga Rp tersebut tetap tegak dan tidak ditebang sampai
1.000,- saja. tidak ada batas walaupun pengasuh pohon tidak
Gambar 3. Grafik distribusi manfaat melanjutkan mengasuh pohon tersebut. Sampai
pembibitan kopi oleh LPHN Sirukam tahun 2018, sudah 54 batang pohon yang diasuh
dengan total dana yang didapatkan oleh LPHN
Dikelola LPHN
Sirukam
Sirukam sebesar Rp 10.800.000,- yang dana ini
dikelola dengan mekanisme yang sudah disusun
Dimanfaatkan
masyarakat
bersama.
Dimanfaatkan oleh
anggota LPHN
Sirukam

Gambar grafik di atas menunjukkan data


distribusi bibit kopi hasil pembibitan partisipatif
oleh LPHN Sirukam. Terlihat dari grafik bahwa
bibit kopi paling banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar untuk ditanam di lahan pribadi
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2577
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
Tabel 2. Mekanisme pengelolan dana jasa kelompok yang diklaim sebagai latar belakang
pohon asuh dari munculnya tindakan yang dilakukan
Pengelolaan Dana Jasa Pohon Asuh kelompok secara massal (Zomeren & Louis,
80% 20% 2017).
 Tagging dan  Pembangunan e. Reboisasi kawasan hutan
pemasangan masjid dan Untuk kegiatan reboisasi dan rehabilitasi ,
plat mushalla LPHN Sirukam mendapatkan 2 kali kerjasama
 Pembuatan  Beasiswa pada tahun 2013 dan 2017. Pada tahun 2013
posko dan murid ketika awal pembentukan LPHN, bersama Dinas
papan berprestasi Kehutanan Kabupaten Solok dan tahun 2017
informasi bersama FAO. Dinas Kehutanan dan FAO
terkait pohon memberikan bantuan berupa bibit kayu – kayuan
asuh dan seperti mahoni dan surian serta buah – buahan
hutan nagari berupa petai, jengkol, alpokat, dan durian.
 Pembersihan Peran LPHN Sirukam diprogram ini
jalur menuju berjalan sangat baik dengan semua tahapan
lokasi pohon dilalui mulai dari penyediaan lubang tanam,
asuh penanaman, hingga perawatan. Namun, setelah
 Patroli dan program berakhir pengawasan dan perawatan
pengamanan pada bibit yang ditanam tidak berjalan dengan
kawasan baik. Hal ini disebabkan oleh pendanaan program
 Edukasi dan ini sudah tidak ada lagi, Beberapa demplot
promosi terlihat mati dan masih ada juga yang hidup.
Selain itu, yang membuat tidak bersemangatnya
 Kas lembaga
LPHN Sirukam pasca program ini adalah kualitas
Peran LPHN Sirukam untuk jasa pohon
bibit yang diberikan tidak memuaskan. Mereka
asuh ini berjalan baik dengan ditandakan pohon
menganggap dengan menanam bibit alpukat
yang telah dijadikan untuk pohon asuh tetap
misalnya sama saja dengan menanam kayu –
tegak. Selain itu, peran untuk survey pohon asuh,
kayuan di kawasan hutan karena bibit tidak bisa
penitikan lokasi dengan GPS, dan pemasangan
menghasilkan buah nantinya. Dengan arti kata
plat pengasuh pohon juga selesai dilaksanakan
lain, kegiatan ini berhasil dilakukan untuk
dengan baik. Namun, peruntukkan dana jasa
reboisasi dan restorasi kawasan hutan namun
pohon asuh ini belum maksimal dilaksanakan.
kurang berhasil dari segi peningkatan ekonomi
Beberapa peruntukkan yang 80% sudah
masyarakat nagari sekitar hutan Sirukam.
dijalankan seperti survey penambahan pohon
asuh, kegiatan budidaya kopi di Hutan Nagari.
Jasa pohon asuh yang 20% belum terlaksana
sama sekali. Penyebab dari belum terlaksananya
kegiatan yang didanai oleh 20% dari jasa pohon
asuh adalah belum adanya penanggung jawab
kegiatan. Lalu kegiatan ini belum jadi prioritas
kegiatan LPHN yang mana saat ini yang menjadi
prioritas adalah pengembangan tanaman kopi.
Dari kasus ini terlihat bahwa kekuatan collective
action masih menjadi penggerak utama LPHN
Sirukam dalam berkegiatan. Bahwasanya
kesamaan budaya dalam hal ini tujuan dari suatu
http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019
Open Journal Systems
2578 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....
3. Perubahan penggunaan lahan tahun 2013 4 Pertanian Lahan 541 786
dengan 2018 di Nagari Sirukam Kering Campur
Gambar 4. Peta penggunaan lahan Nagari 5 Sawah 1.014 951
Sirukam hasil analisis citra satelit Google Berdasarkan hasil analisa citra google earth
Earth 2013 tahun 2013 dan 2018 terdapat 5 jenis penggunaan
lahan, yaitu 1. Hutan lahan kering sekunder, 2.
Semak belukar, 3. Pertanian lahan kering, 4.
Pertanian lahan kering campur, 5. Sawah. Pada
tahun 2013 banyak terdapat semak belukar di
bagian timur Nagari Sirukam yang merupakan
sisa – sisa kegiatan illegal logging dan
pembukaan lahan secara besar – besaran di
Nagari Sirukam. Untuk pertanian lahan kering
merupakan menjadi penghasilan utama dengan
dibuktikan dengan luasnya penggunaan lahan
untuk pertanian lahan kering. Sedangkan untuk
penggunaan lahan sawah terdapat disekitaran
pemukiman masyarakat dan pertanian lahan
Gambar 5. Peta penggunaan lahan Nagari
kering berada disepanjang jalur menuju
Sirukam hasil analisis citra satelit Google
Kecamatan Lembah Gumanti dan Tigo Lurah.
Earth 2013
Pada tahun 2018, semak belukar yang berada di
jalan menuju Kecamatan Tigo Lurah mengalami
penurunan ditandai dengan tumbuhnya pohon –
pohon dengan batang yang kecil dan menjadi
hutan lahan kering sekunder seluas 50% dan 50%
lainnya tetap menjadi semak belukar dan
pertanian lahan kering campur masyarakat.
Pertanian lahan kering yang diisi dengan
tanaman bawang, semangka, dan cabe. Untuk
pertanian lahan kering campur tanaman kopi,
manggis, dan alpukat. Berkurangnya luas
Pertanian Lahan Kering disebabkan karena
Dari peta penggunaan lahan 2013 dan 2018 beberapa lokasi sudah menjadi Pertanian Lahan
di atas, dapat dilihat : Kering Campur yang mana tanaman tua yang
Tabel 3. Luas lahan Nagari Sirukam dahulunya ditanam sudah mulai besar dan
berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan hasil sebagian kecil menjadi Hutan Lahan Kering
dari analisa citra Google Earth tahun 2013 Sekunder. Dari hasil observasi lapangan, Hutan
dan 2018 Lahan Kering Sekunder ini merupakan kawasan
No. Jenis Penggunaan Luas Lahan (Ha) yang juga dimanfaatkan oleh masyarakat Nagari
Lahan 2013 2018 Sirukam. Terdapat beberapa tanaman alpukat,
1 Hutan Lahan 4.734 5.234 durian, dan sirsak yang sudah besar.
Kering Sekunder Pola perubahan lahan yang terjadi di Nagari
2 Semak Belukar 889 452 Sirukam menunjukkan bukti dari peran dari
3 Pertanian Lahan 2.794 2.504 LPHN Sirukam baik. Baik itu, peran patroli dan
Kering pengamanan kawasan yang mengamankan Hutan
Nagari dari kegiatan pembalakan kayu liar, peran
pengembangan ekonomi yang dapat
Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI
Open Journal Systems
ISSN 1978-3787 (Cetak) 2579
ISSN 2615-3505 (Online)
………………………………………………………………………………………………………
PENUTUP [3] Republik Indonesia, Peraturan Direktorat
Kesimpulan Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan
Dari hasil penelitian, peran yang dijalankan Lingkungan Nomor
oleh LPHN Sirukam sudah dikatakan baik dan P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016 tentang
sudah berdasarkan ketentuan pada peraturan Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan
Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Hutan Desa, Rencana Kerja Usaha Izin Usaha
Kemitraan Lingkungan yang tertuang pada Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan dan
P.16/PSKL/SET/PSL.0/12/2016. Bentuk Rencana Kerja Usaha Izin Usaha
kegiatan yang dijalankan adalah patroli dan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan
pengamanan kawasan hutan yang rutin Tanaman Rakyat.
dilakukan, pengembangan kerajinan dari HHBK, [4] Suharjito D., Khan A., Djatmiko W.A., Sirait
pengembangan budidaya tanaman kopi, M.T., Evelyna S. 2000. Karakteristik
pengelolaan jasa pohon asuh, dan reboisasi Pengelolaan Hutan Berbasiskan Masyarakat.
kawasan hutan. Perubahan penggunaan lahan di Yogyakarta : Aditya Media.
Nagari Sirukam dimana lahan semak belukar [5] Wulansari, Dewi. 2009. Sosialogi (Konsep
yang merupakan lahan bekas penebangan kayu dan Teori). Bandung: PT. Refika Aditama.
dan kebakaran lahan sudah menjadi hutan lahan [6] Zomeren, M, V., & Louis, W, R.
kering sekunder serta pertanian lahan kering (2017).Culture meets collective action:
sudah menjadi pertanian lahan kering campur exciting synergies and some lessons to learn
yang mana pertanian lahan kering campur adalah for the future. Group Processes & Intergroup
pertanian lahan kering yang ditanami juga dengan Relations.
tanaman – tanaman tua seperti alpukat. Hal ini
juga mempertegas dampak dari peran yang
dijalankan oleh LPHN Sirukam.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, perlu adanya pengawalan ketat dan
support dari berbagai pihak serta LPHN Sirukam
sendiri untuk pengembangan komoditi pertanian
atau perkebunan. Seperti pengembangan kopi
agar program ini menjadi berkelanjutan dan
ekonomi alternatif masyarakat Nagari Sirukam.
Saat ini sudah ada beberapa masyarakat yang
sudah menghasilkan biji kopi. Diharapkan bisa
kopi ini bisa diproduksi dari hulu ke hilir dari
pembibitan kopi hingga menghasilkan produk
hilir berupa bubuk kopi dan pengemasan kopi.
Begitu juga untuk komoditi pertanian lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Duverger, Maurice, 2010. Sosiologi Politik.,
terjemahan Daniel Dhakidae. PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
[2] Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja
Rosdakarya Offset, Bandung.

http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI Vol.14 No.4 Nopember 2019


Open Journal Systems
2580 ISSN No. 1978-3787 (Cetak)
ISSN 2615-3505 (Online)
……………………………………………………………………………………………………....

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Vol.14 No.4 Nopember 2019 http://ejurnal.binawakya.or.id/index.php/MBI


Open Journal Systems

Anda mungkin juga menyukai