9/Nov/2017
92
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
hak ini adalah hak milik, hak pakai, hak (5) Benda yang diperdagangkan dan benda
memungut hasil dan sebagainya. Sementara itu yang tak diperdagangkan.9
hak kebendaan yang diberikan untuk dijadikan
jaminan utang adalah hak kebendaan yang B. Hak Kebendaan Yang Bersifat Jaminan
memberikan kekuasaan langsung atas suatu Pada dasarnya hak kebendaan dapat dibagi
benda, tidak untuk dipakai tetapi untuk menjadi 2 (dua) yaitu: (1) Hak Kebendaan yang
dijadikan jaminan pelunasan utang, misalnya, memberikan kenikmatan (zakelijkgenotsrecht);
hak tanggungan dan fidusia.5 dan (2) Hak kebendaan yang memberikan
Hak perseorangan adalah hak yang jaminan (zakelijk zakerheidsrecht).
memberikan suatu tuntutan atau penagihan a. Hak kebendaan yang memberikan
terhadap seseorang. Hak perseorangan harus kenikmatan (zakelijk genotsrecht)
dapat dipertahankan terhadap orang tertentu Hak kebendaan yang memberikan
saja atau terhadap suatu pihak tertentu saja. kenikmatan, yaitu hak dari subyek
Dengan demikian hak perseorangan hukum untuk menikmati suatu benda
melahirkan hak penuntutan perseorangan secara penuh . Hak kebendaan ini dibagi
(actions in personam).6 menjadi dua yaitu: (1) hak kebendaan
Istilah benda merupakan terjemahan dari yang memberikan kenikmatan atas
kata zaak (Belanda). Benda dalam arti Ilmu bendanya sendiri, misalnya; Hak milik
pengetahuan hukum adalah segala sesuatu atas tanah yang kesemuanya diatur
yang dapat menjadi objek hukum, yaitu sebagai dalam UUPA, sedangkan yang diatur
lawan dari subjek hukum. Objek hukum ialah dalam KUH Perdata misalnya, hak milik
segala sesuatu, yaitu berguna bagi subjek atas benda bergerak /benda yang bukan
hukum (manusia atau badan hukum) dan yang tanah, bezit atas benda bergerak/benda
dapat menjadi pokok (objek) suatu hubungan yang bukan tanah; (2) hak kebendaan
hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh yang memberikan kenikmatan atas
subjek hukum.7 benda milik orang lain, misalnya Hak
Pengertian benda (zaak) secara yuridis Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak
menurut Pasal 499 BW, adalah segala sesuatu Sewa, Hak Memungut Hasil dan Hak
yang dapat dihaki atau menjadi objek hak milik, Pengelolaan Atas tanah yang
oleh karena itu yang dimaksud dengan benda kesemuanya diatur dalam UUPA. Adapun
menurut undang-undang hanyalah segala yang diatur dalam KUHPerdata misalnya
sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat bezit atas benda bergerak/benda yang
dimiliki orang bukanlah termasuk pengertian bukan tanah, hak memungut hasil bezit
benda, seperti bulan, matahari, bintang, laut, atas benda bergerak/benda yang bukan
udara dan lain-lain.8 tanah. Hak Pakai bezit atas benda
Menurut sistem Hukum Perdata Barat bergerak/benda yang bukan tanah dan
sebagaimana diatur dalam BW benda dapat lain-lain.10
dibeda-bedakan sebagai berikut:
(1) Benda tak bergerak dan benda bergerak; b. Hak kebendaan yang memberikan
(2) Benda yang musnah dan benda yang tetap jaminan (zakelijkzakerheidsrecht).
ada; Jaminan, yaitu harta yang ditempatkan
(3) Benda yang dapat diganti dan benda yang sebagai angunan untuk pembayaran atau
tidak dapat diganti; kesanggupan atas suatu kewajiban.11
(4) Benda yang dapat dibagi dan benda yang Pada dasarnya jenis Jaminan dapat
tak dapat dibagi. dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Jaminan materiil (kebendaan) dan
9
Ibid. hal. 155-157.
5 10
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas, Op.Cit, hal. Ibid, hal. 167.
11
16. Rocky Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan Nusya
6
Ibid, hal. 16. A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah Hukum &
7
Ibid, hal. 154. Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan Pertama,
8
Ibid. Visimedia, Jakarta. 2012. hal. 143.
93
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
94
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
1131 tersebut KUH Perdata hanya mengatur Hak-hak dan kewajiban pemegang gadai
dua macam jaminan, yaitu jaminan terhadap Hak pemegang gadai adalah:
benda bergerak yang disebut gadai dan jaminan 1. Pemegang gadai berhak menjual benda yang
benda tidak bergerak yang disebut hipotik.18 digadaikan atas kekuasaannya sendiri
1. Gadai (eigenmachtige verkoop) apabila pemberi
Gadai menurut Pasal 1150 KUH Perdata, gadai wanprestasi (Pasal 1155 ayat 1);
adalah: suatu hak yang diperoleh seorang 2. Pemegang gadai berhak mendapatkan
berpiutang atas suatu barang bergerak yang pengembalian ongkos-ongkos untuk
diserahkan kepadanya oleh seorang yang menyelamatkan barang gadaiannya;
berutang atau oleh seorang lain atas namanya 3. Pemegang gadai mempunyai hak retensi.21
dan yang memberikan kekuasaan kepada si Kewajiban pemegang gadai:
berpiutang itu untuk mengambil pelunasan 1. Pemegang gadai bertanggung jawab atas
dari barang tersebut secara didahulukan hilangnya benda yang digadaikan karena
daripada orang-orang berpiutang lainnya, kelalaiannya (Pasal 1157 ayat 1);
dengan kekecualian biaya untuk melelang 2. Pemegang gadai tidak boleh memakai
barang tersebut dan biaya yang telah barang yang digadaikannya untuk
dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah kepentingan sendiri.
barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus Hapusnya gadai:
didahulukan. Dari pengertian gadai tersebut 1. Apabila hutangnya sudah dibayar lunas
dapat disimpulkan bahwa gadai mempunyai 2. Apabila barang yang digadaikan keluar dari
ciri-ciri antara lain: kekuasaan pemegang gadai (Pasal 1152 ayat
a. jaminan gadai benda-benda bergerak; 3).22
b. mempunyai sifat yang didahulukan; Hak gadai menurut KUHPerdata diatur
c. mempunyai sifat droit de suite yaitu selalu dalam Buku II Bab XX Pasal 1150 s/d 1161.
mengikuti bendanya di manapun atau di Pihak yang menggadaikan dinamakan “pemberi
tangan siapapun benda itu berada; gadai” dan yang menerima gadai, dinamakan
d. memberikan kekuasaan langsung terhadap “penerima atau pemegang gadai”. Kadang-
benda jaminan dan dapat dipertahankan kadang di dalam gadai terlihat tiga pihak, yaitu
terhadap siapapun juga; pihak yang menyerahkan benda gadai dan
e. adanya pemindahan kekuasaan dari benda pemegang gadai, yaitu kreditur yang menguasai
yang dijadikan jaminan (unsur benda gadai sebagai jaminan piutangnya.
inbezitstglling) dan pemberi gadai kepada Lembaga gadai menurut KUHPerdata ini masih
pemegang gadai; banyak dipergunakan di dalam praktek.
f. gadai merupakan perjanjian accessoir yaitu Kedudukan pemegang gadai di sini lebih kuat
perjanjian tambahan yang tergantung dari dari pemegang fidusia, karena benda jaminan
perjanjian pokok; berada dalam penguasaan kreditur. Dalam hal
g. gadai tidak dapat dibagi-bagi.19 ini kreditur terhindar dari itikad jahat (te
Unsur inbezitstelling ini dinyatakan dalam kwader trouw) pemberi gadai, sebab dalam
Pasal 1152 ayat (2) KUH Perdata yang gadai benda jaminan sama sekali tidak boleh
menyebutkan: tak sah hak gadai atas segala berada dalam penguasaan (inbezitstelling)
benda yang dibiarkan tetap dalam kekuasaan pemberi gadai.23
ini si berutang atau si pemberi gadai ataupun
yang kembali atas kemauan si berpiutang. 2. Hipotik
Benda bergerak yang dapat menjadi jaminan Jaminan terhadap benda tidak bergerak
gadai adalah: disebut hipotik. Pasal 1162 KUH Perdata,
1. Benda bergerak berwujud; menyebutkan: Hipotik adalah suatu hak
2. Benda bergerak tak berwujud;
a. surat piutang tak berwujud; 20
b. surat piutang aan order; Ibid, hal. 79.
21
Ibid.
c. surat piutang op naam.20 22
Ibid.
23
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab Tentang
18
Ibid, hal. 77-78. Creditverband, Gadai dan Fiducia, Cetakan ke IV Penerbit
19
Ibid, hal. 78. Alumni, Bandung.Tahun 1987, hal. 55-56.
95
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
24
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas, Op.Cit, hal.
80.
96
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
dengan tegas di dalam Akta Pemberian Hak Pasal 1 angka 1 menyebutkan: Fidusia
Tanggungan yang bersangkutan.25 adalah pengalihan hak kepemilikan suatu
Hukum membagi benda atas beberapa benda atas dasar kepercayaan dengan
macam, namun yang terpenting adalah ketentuan bahwa benda yang hak
pembagian benda atas benda bergerak dan kepemilikannya dialihkan tetap dalam
benda tidak bergerak. Hal ini penting penguasaan pemilik benda. Jaminan Fidusia
disebabkan karena masing-masing benda adalah jaminan atas benda bergerak baik yang
tersebut mempunyai akibat-akibat penting pula berwujud maupun tidak berwujud dan benda
dalam hukum (khususnya hukum bisnis), tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak
terutama yang berkaitan dengan cara dibebani hak tanggungan menurut UU No.
penyerahannya.26 Hak kebendaan adalah 4/1996 (Pasal 1 angka 2).29
sesuatu hak yang memberikan kekuasaan UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
langsung atas suatu benda yang dapat Fidusia tidak berlaku bagi:
dipertahankan terhadap setiap orang. Ada 1. Hak tanggungan yang berkaitan dengan
beberapa macam hak kebendaan yang dikenal, tanah dan bangunan;
yaitu hak milik (Eigendom), hak kedudukan 2. Hipotik atas kapal yang terdaftar dengan isi
berkuasa (Bezit) dan hak kebendaan yang kotor berukuran 20 m3 atau lebih;
memberikan jaminan.27 3. Hipotik atas pesawat terbang dan
4. Gadai (Pasal 3).
3. Fidusia Pembebanan benda dengan jaminan Fidusia
Pada mulanya lembaga jaminan Fidusia ini harus dibuat dengan akta notaris dalam bahasa
untuk menutupi kesulitan lembaga jaminan Indonesia dan merupakan akta jaminan Fidusia
gadai, karena dalam gadai benda yang (Pasal 5 ayat 1). Benda yang dibebani dengan
digadaikan itu berpindah kekuasaannya kepada jaminan Fidusia wajib didaftarkan (Pasal 11 ayat
pemegang gadai. Apabila seseorang hanya 1).
mempunyai satu-satunya barang untuk Penjelasan Undang-Undang Republik
menopang hidupnya dijadikan jaminan gadai, Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 tentang
maka orang tersebut akan jatuh mskin. Oleh Jaminan Fidusia. Bagian I. Umum
karena itu kita mengadopsi bentuk jaminan 1. Pembangunan ekonomi, sebagai bagian dari
baru di mana benda bergerak yang dijadikan pembangunan nasional, merupakan salah
objek jaminan tidak diserahkan kekuasaannya satu upaya untuk mencapai masyarakat yang
kepada si berpiutang, yaitu bentuk “fiduciare adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
eigendomsoverdracht” (penyerahan hak milik UUD1945. dalam rangka memelihara dan
atas dasar kepercayaan) berdasarkan Arrest meneruskan pembangunan yang
Hoge Raad 1929. Dalam perjalanannya Fidusia berkesinambungan,para pelaku
semakin dibutuhkan untuk meningkatkan dunia pembangunan baik pemerintah maupun
usaha yang memerlukan dana harus diimbangi masyarakat, baik perseorangan maupun
dengan adanya ketentuan hukum yang jelas badan hukum, memerlukan dana yang
dan lengkap yang mengatur mengenai lembaga besar. Seiring dengan meningkatnya
jaminan. Selain itu kita masih mempergunakan kegiatan pembangunan, meningkat pula
yurisprudensi (Bagian menimbang UU No. kebutuhan terhadap pendanaan, yang
42/1999), maka dibentuklah Undang-Undang sebagian besar dana yang diperlukan untuk
No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.28 memenuhi kebutuhan tersebut diperoleh
melalui kegiatan pinjam-meminjam.
2. Selama ini, kegiatan pinjam meminjam
25
Sanusi Bintang dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum dengan menggunakan hak tanggungan atau
Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hak jaminan telah diatur dalam Undang-
hal. 72.
26
undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis (Prinsip dan Tanggungan yang merupakan pelaksanaan
Pelaksanaannya di Indonesia), Rajawali Pers PT.
RajaGrafindo Persada, Edisi Revisi, Cet. 5. 2011, hal. 13.
dari pasal 51 Undang-undang Nomor 5
27
Ibid, hal. 14.
28
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas, Op.Cit, hal.
29
82. Ibid, hal. 82.
97
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
98
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
1. Hak kebendaan merupakan hak yang secara “ponds-ponds gelijk” seimbang dengan
bersifat mutlak yaitu dapat dipertahankan besarnya piutang masing-masing. Kecuali jika
terhadap siapapun juga; undang-undang untuk perjanjian mereka
2. Hak kebendaan mempunyai menetapkan lain, maka azas kesamaan tersebut
zaaksgevolg/droit de suit yaitu hak itu terus dapat diterobos (contoh pada privilegi, hipotik,
mengikuti bendanya di manapun berada gadai). Jika terjadi tumbukan antara hak
atau di tangan siapapun berada; kebendaan dan hak perorangan pada azasnya
3. Hak kebendaan yang lebih dulu terjadi hak kebendaan lebih kuat dari hak perorangan.
mempunyai tingkatan yang lebih tinggi Jika terjadi tumbukan antara kedua macam hak
daripada hak terjadi kemudian; tersebut karena menyangkut benda yang sama,
4. Hak kebendaan mempunyai sifat droit de maka hak kebendaan dimenangkan dari hak
preference yaitu hak yang lebih didahulukan perorangan, tak peduli apakah hak kebendaan
5. Gugatan hak kebendaan disebut gugat itu terjadinya lebih dulu atau lebih belakangan
kebendaan. dari hak perorangan. Dengan pembatasan,
Hukum perdata mengenal jaminan kecuali jika orang yang mempunyai hak
yang bersifat hak kebendaan dan hak kebendaan itu sendiri terikat oleh hak
perorangan. Jaminan yang bersifat kebendaan perorangan yang diadakannya.32
ialah jaminan yang berupa hak mutlak atas
sesuatu benda yang mempunyai ciri-ciri: PENUTUP
mempunyai hubungan langsung atas benda A. Kesimpulan
tertentu dari debitur, dapat dipertahankan 1. Hak kebendaan adalah hak mutlak atas
terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya sesuatu benda di mana hak itu memberikan
(droit de siute) dan dapat diperalihkan kekuasaan langsung atas benda tersebut dan
(contoh hipotik; gadai dan lain-lain).31 dapat dipertahankan terhadap siapapun.
Jaminan yang bersifat perorangan ialah Hak kebendaan dapat dibedakan antara hak
jaminan yang menimbulkan hubungan langsung kebendaan yang memberikan kenikmatan
pada perorangan tertentu, hanya dapat baik atas bendanya sendiri maupun benda
dipertahankan terhadap debitur tertentu, milik orang lain, misalnya hak eigendom/hak
terhadap harta kekayaan debitur sepenuhnya, milik, bezit dan hak kebendaan yang bersifat
contoh Borgtocht). Selain sifat-sifat tersebut di jaminan, misalnya gadai, hipotik dan fidusia.
atas yang membedakan hak kebendaan dari 2. Hak kebendaan yang bersifat jaminan dalam
hak perorangan ialah azas prioriteit yang lingkup pembedaan hak kebendaan, yaitu
dikenal pada hak kebendaan dan azas hak gadai yang merupakan suatu hak yang
kesamaan pada hak perorangan. Jadi pada hak diperoleh seorang berpiutang atas suatu
kebendaan mengenal azas bahwa hak barang bergerak yang diserahkan kepadanya
kebendaan yang lebih tua (lebih dulu terjadi) oleh seorang yang berutang atau oleh
lebih diutamakan daripada hak kebendaan yang seorang lain atas namanya dan yang
terjadi kemudian, sedangkan pada hak memberikan kekuasaan kepada si
peorangan mengenai azas kesamaan (Pasal berpiutang itu untuk mengambil pelunasan
1131, 1132 KUH Perdata). Dalam arti bahwa dari barang tersebut secara didahulukan
tidak membedakan mana piutang yang lebih daripada orang-orang berpiutang lainnya,
dulu terjadi dan piutang yang terjadi kemudian. dengan kekecualian biaya untuk melelang
Semuanya mempunyai kedudukan yang sama barang tersebut dan biaya yang telah
tak mengundahkan urutan terjadinya semua dikeluarkan untuk menyelamatkannya
mempunyai kedudukan yang sama terhadap setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya
harta kekayaan debitur. Jika kemudian terjadi mana harus didahulukan. Sedangkan hipotik
kepailitan, hasil penjualan benda-benda merupakan hak kebendaan atas benda-
tersebut di bagi-bagi antara mereka bersama benda tak bergerak untuk mengambil
penggantian daripada bagi pelunasan suatu
31
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Jaminan Di
perikatan.
Indonesia Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan
Peorangan, Cetakan Pertama. Liberty Yogyakarta, 1980,
32
hal. 46-47. Ibid, hal. 47.
99
Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017
DAFTAR PUSTAKA
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. ILyas,
Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Salemba
Empat, Jakarta. 2011.
Asyhadie Zaeni , Hukum Bisnis (Prinsip dan
Pelaksanaannya di Indonesia), Rajawali
Pers PT. RajaGrafindo Persada, Edisi Revisi,
Cet. 5. 2011.
Badrulzaman Darus Mariam, Bab-Bab Tentang
Creditverband, Gadai dan Fiducia, Cetakan
ke IV Penerbit Alumni, Bandung.Tahun
1987.
Bintang Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok
Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000.
HS, Salim. Pengantar Hukum Perdata Tertulis
(BW) Cetakan Keenam, Sinar Grafika,
Jakarta, 2008.
100