RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang diampu oleh Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd., M.Si.
Disusun Oleh:
1703577
Pendidikan Sejarah 2A
2018
RESUME KEHIDUPAN DEMOKRASI MASYARAKAT INDONESIA
Pemilu yang bebas, jujur, dan adil akan terjadi billa terdapat kebebasan
berpendapat, berkumpul, dan pers. Dengan proses demokrasi di tingkat daerah, maka
diharapkan agar pemimpin di daerah juga mencerminkan keinginan dan harapan daripada
rakyat yang sesungguhnya.
Pemilihan legislatif merupakan salah satu alat dan cara yang digunakan untuk
menentukan pemimpin yang dibutuhkan. Hal ini menjadikan peranan partisipasi
masyarakat sangat menentukan bagi keberhasilan dalam pembangunan. Oleh karena itu
peran masyarakat sangat penting dan perlu adanya motif juga motivasi untuk membuat
suatu dorongan agar masyarakat berpartisipasi di Pilkada agar terwujudnya demokrasi.
Demokrasi terkait erat dengan kompetisi, partisipasi dan kebebasan rakyat (civil
liberty) dari hal yang sudah dipaparkan diatas sistem demokrasi yang tercermin adalah
masyarakan baru berpartisipasi apabila adanya motivasi dan motif tertentu walaupun
sebagian sudah tidak berpikiran demikian. Adanya pemilihan paslon legislatif dilihat dari
satu desa, adanya hubungan dan partai politik. Adanya golongan putih atau Golput adalah
tindakan yang tentu merugikan diri sendiri dan orang lain sebab menjadi penghambat
terwujudnya dan berjalannya demokrasi di Indonesia. Sedangkan calon legislatif yang
sudah terpilih diharapkan agar menjadi pemimin yang amanah dan sesuai dengan harapan
dan aspirasi masyarakat sebab masyarakatlah yang menjadi penguasa.
Sumber
Model kaderisasi yang dipakai oleh Partai Keadilan Sejahtera yaitu model
kombinasi atau campuran dari dua model yang ada, berupa model hierarki atau
penjenjangan dan model spesialisasi. Kedua model ini dicampur agar para kader dari Partai
Keadilan Sejahtera menjadi kader yang memiliki kualitas. Pada dasarnya para kader ini
akan dinilai sesuai dengan keahlian dan tingkatan mereka. Apabila menurut tim penguji
bahwa sang kader terus naik dan keahliannya semakin bertambah maka dia akan
ditempatkan ke jenjang selanjutnya. Sebab dari itulah mengapa Partai Keadilan Sejahtera
memakai model kombinasi.
Model hierarki adalah sebuah perjenjangan kaderisasi sesuai dengan pelapisan yang
bertahap dimana setiap tinggkatan ini melakukan pentahapan materi masing- masing..
Adapun penjenjangan ini berdasarkan dengan AD/ART partai sehingga terdapan pelapisan
antara lain :
1. Anggota pemula yaitu tahap ke 1 dimana mereka mendaftarkan diri lalu dicatat
sebagai anggota oleh dewan pengurus cabang
2. Anggota muda adalah kader yang selesai dan lulus pada tahap ke 1 yaitu saat
ddaftarkan anggota di dewan pengurus daerah. Kedua anggota yaitu pemula dan
muda merupakan anggota pendukung
3. Anggota Madya merupakan tahap ke 3
4. Anggota Dewasa dimana anggota lulus pada tahap ke 3 yaitu tingkat lanjut dan
terdaftar lalu dicatat sebagai anggota di dewan pengurus wilayah
5. Anggota Ahli dimana mereka tercatat dalam keanggotaan dewan pengurus pusat
dan telah lulus pada tahap ke 4
6. Anggota Purna, Keempat anggota yaitu madya, dewasa, ahli dan purna merupakan
anggota inti.
Model spesialisasi adalah para kader dibina sehingga memiliki keahlian khusus
dimana materi kaderisasi di tonjolkan keahlian partai tersebut. Seperti yang ada adalah
kepengrusan partai terdapat pada bidang masing-masing kader. Contohnya: keahlian pada
bidang pengkaderan, keahlian pada bidang kebijakan publik dan lain-lain.
Sedangkan model kaderisasi yang dipakai oleh PDIP pun ada dua yaitu model
kaderisasi kelas dan kaderisasi gerakan. model kaderisasi kelas merupakan salah satu model
kaderisasi berjenjang berupa pemberian materi kepada para anggota PDIP
1. Dalam lingkup kabupaten atau kota yang dilakukan DPC yaitu kaderisasi
tingkat Pratama
2. Di tingkat provinsi yaitu DPD dilakukan kaderisasi tingkat Madya
3. Pada tingkat paling atas dilakukan kaderisasi tingkat Utama yang dilakukan
oleh DPP pada tingkat nasional.
Selain itu PDIP memakai model kaderisasi dengan sistem gerakan, diama moel
kaderisasi lebih terfokus di kinerja para kader saat berada di lapangan dalam menjalankan
program partai. Model kaderisasi ini dibagi menjadi tiga yaitu
Cara kinerjanya yaitu para kader dan anggota yang dikembalikan ke masyarakat dan
di tugaskan untuk mengabdi kepada masyarakat sehingga para kader mengetahui aspirasi
masyarakat dan isu-isu juga harapan dari masyarakat untuk pemerintah.
Sumber:
Gylang ,Drs. Suwarno dan Siti.. MODEL REKRUTMEN DAN KADERISASI PARTAI
DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DPC PDIP KOTA KEDIRI.
Universitas Malang: Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan. Dapat diakses di
http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelFDF5F46038FAC5C43ED5A13982
C9636E.pdf