Abstrak : Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat manusia
dikarenakan stres sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakkan. Seseorang yang
rentan mengalami stres salah satunya adalah perawat terutama perawat yang bekerja di
Rumah Sakit Jiwa karena pasien yang ditangani bukan pasien yang sakit secara fisik
melainkan secara psikis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban
kerja dengan stres kerja pada perawat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Populasi penelitian berjumlah 78 perawat.
Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria perawat
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara yang berusia 26 sampai 35 tahun dengan masa
kerja 1 sampai 4 tahun sehingga diperoleh 40 subjek. Instrumen penelitian menggunakan
skala beban kerja dan skala stres kerja. Teknik analisis data menggunakan formula korelasi
Product Moment Pearson dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) versi 23.0. Hasil uji statistik menunjukkan beban kerja dengan kategori sedang
sebanyak 75% sedangkan stres kerja kategori sedang sebanyak 67,5%. Koefisien korelasi yang
diperoleh sebesar 0,450 dengan nilai signifikansi 0,004. Nilai korelasi yang diperoleh
bertanda positif menunjukkan ada hubungan positif antara beban kerja dengan stres kerja pada
perawat Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga hipotesis penelitian diterima.
Abstract : Stress is a common problem that occurs in human life, because stress has become
an inevitable part of life. One person who is prone to experiencing stress is a nurse,
especially a nurse who works in a Mental Hospital, because the patient is not only serving
physically but psychologically. This study aims to see the relationship between workload and
work stress on nurses at the Mental Hospital in Southeast Sulawesi Province. This type of
quantitative research with a correlational design. The study population was probably 78
nurses. The research subjects were selected using a purposive sampling technique with
criteria as criteria for nurses at the Mental Hospital of Southeast Sulawesi Province aged 26
to 35 years with 1 to 4 years working period in order to obtain 40 subjects. The research
instrument used a workload scale and a work stress scale. The data analysis technique used a
formula using Pearson's Product Moment using SPSS (Statistical Package for Social
Sciences) version 23.0. The results of statistical tests showed that the workload in the medium
category was 75% while the work stress in the moderate category was 67.5%. The coefficient
obtained is 0.450 with a significance value of 0.004. The value obtained which is obtained is
positive indicating that there is a positive relationship between workload and work stress in
the Southeast Sulawesi Province Mental Hospital nurses so that they are accepted.
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan pasien dengan standar 1:10 tidak seimbang
dapat menyebabkan stres kerja. Hal ini karena akan menyebabkan perawat
didukung oleh penelitian Purbaningrat memiliki beban kerja yang lebih banyak
(2015) bahwa ada hubungan yang sehingga memicu stres kerja.
signifikan antara beban kerja dengan stres Wawancara dilakukan di Rumah
kerja artinya jika beban kerja rendah maka Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
stres kerja juga memiliki nilai yang rendah pada tanggal 3 Oktober 2019, tepatnya
dan sebaliknya apabila beban kerja tinggi dilakukan terhadap 3 perawat di ruang
maka akan mengakibatkan stres kerja yang Flamboyan. Berdasarkan hasil wawancara
tinggi pula. tersebut diketahui bahwa salah satu
Data yang diperoleh dari admin perawat ruang Flamboyan mengeluhkan
ruang kepegawaian pada bulan Oktober asuhan keperawatan yang dilakukan cukup
2019 diketahui perawat Rumah Sakit Jiwa berat sebab pasien yang ditangani bukan
Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki pasien yang mengalami gangguan
uraian tugas-tugas yang terdiri dari; kesehatan secara fisik melainkan secara
melakukan pengkajian keperawatan dasar, psikis. Perawat tersebut mengaku stres
melakukan massage pada kulit tertekan karena menangani pasien yang agresif
serta memfasilitasi keluarga untuk sebab terkadang mendapat perlakuan yang
mengekspresikan perasaan. Selain itu, tidak menyenangkan seperti disiram
perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan air, diludahi bahkan dipukul oleh
dalam pemberian asuhan keperawatan, pasien. Bentuk stres perawat dapat dilihat
melakukan restrain/fiksasi pada pasien dari seringnya perawat berbicara kepada
dalam rangka melakukan upaya preventif, pasien dengan intonasi suara yang tinggi,
melakukan dokumentasi proses sedangkan 2 perawat lainnya mengaku
keperawatan pada tahap pengkajian mendapat perlakuan agresif dari pasien,
keperawatan. Adapun tugas lainnya adalah tetapi hal itu dijadikan sebagai tantangan
melakukan dokumentasi pelaksanaan dalam diri sehingga dapat terhindar dari
tindakan keperawatan, memfasilitasi stres. Selain itu, perawat di ruang
suasana lingkungan yang tenang dan aman, flamboyan berjumlah 11 orang dengan
memfasilitasi kebutuhan spiritual klien dan pasien sebanyak 32 orang. Shift kerja yang
memberikan dukungan dalam kehilangan diterapkan ialah tiga rotasi yaitu shift pagi
ataupun berduka serta kematian. pukul 08.00-14.00 WITA dengan jumlah
Berdasarkan data jumlah pasien perawat 4-5 orang karena pasien rawat
yang diperoleh dari admin ruang Rekam inap lebih banyak masuk saat pagi hari.
Medik Rumah Sakit Jiwa pada bulan Shift sore dimulai pukul 14.00-21.00
Oktober 2019, jumlah rata-rata pasien WITA dengan jumlah perawat 2-3 orang
rawat jalan dari bulan Januari sampai dan shift malam mulai pukul 21.00-08.00
Oktober 2019 adalah 839 pasien WITA dengan jumlah perawat adalah 2-3
sedangkan jumlah rata-rata pasien rawat orang.
inap dari bulan Januari sampai Oktober Begitu pula hasil wawancara yang
2019 adalah 276 pasien. Dapat dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2019
disimpulkan ada rasio antara jumlah kepada 3 perawat ruang UGD (Unit Gawat
perawat dan jumlah pasien. Biasanya 1 Darurat). Dari 3 perawat yang di
perawat Rumah Sakit Jiwa melakukan 1 wawancara, 2 orang perawat mengaku
sampai 2 tugas kepada 10 sampai 14 biasa saja saat merawat pasien agresif.
pasien karena kurangnya jumlah perawat Ketika perilaku agresif muncul, perawat
yang tersedia dalam setiap shift. Tugas- mengikat pasien dan memberikan suntikan
tugas perawat harus diselesaikan dalam obat. Perawat mengaku stres apabila ada
satu hari kerja. Menurut Febriani (2017) pasien yang sudah dipulangkan tetapi
bahwa rasio antara jumlah perawat dan bersamaan dengan datangnya pasien
keperawatan pada tahap pengkajian September 2020, aspek stres kerja dari
keperawatan. Adapun tugas lainnya perilaku juga ditemukan pada perawat
adalah melakukan dokumentasi Rumah Sakit Jiwa. Ditunjukkan dengan
pelaksanaan tindakan keperawatan, adanya perawat yang sering datang
memfasilitasi suasana lingkungan yang terlambat tidak sesuai dengan jam kerja
tenang dan aman, memfasilitasi yang ditentukan. Selain itu, wawancara
kebutuhan spiritual klien dan memberikan juga dilakukan pada bulan September
dukungan dalam kehilangan ataupun 2020 kepada 3 perawat ruang akut yang
berduka serta kematian. berusia 27-29 tahun. Hasilnya diketahui
Banyaknya tuntutan tugas yang bahwa perawat tersebut sering merasakan
diberikan dan ketidaksesuaian antara gejala stres kerja seperti kebosanan kerja,
jumlah pasien dan jumlah perawat yang sakit kepala, ketegangan otot dan
tersedia dalam setiap shift menjadi kelelahan selama menangani pasien. Hal
penyebab munculnya stres pada perawat ini disebabkan karena karakteristik pasien
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi yang berbeda dengan pasien di Rumah
Tenggara. Hal ini didukung oleh pendapat Sakit Umum. Karakteristik pasien yang
Runtu, Pondaag & Hamel (2018) bahwa berbeda tersebut menambah beban
banyaknya pekerjaan yang melebihi tersendiri bagi perawat karena sulitnya
kapasitas menyebabkan kondisi fisik berkomunikasi dengan pasien saat
perawat akan mudah lelah dan mudah melakukan tindakan keperawatan dan
tegang. perilaku agresif pasien yang tidak dapat
Shift kerja yang diterapkan ialah diprediksi. Biasanya penyakit yang
tiga rotasi yaitu shift pagi pukul 08.00- dialami pasien memiliki diagnosa sama
14.00 WITA dengan jumlah perawat 4-5 tetapi terkadang respon pasien berbeda
orang karena pasien rawat inap lebih sehingga membuat perawat selalu merasa
banyak masuk saat pagi hari. Shift sore waspada saat menangani pasien.
dimulai pukul 14.00-21.00 WITA dengan Selain itu, terdapat hubungan yang
jumlah perawat 2-3 orang dan shift malam signifikan antara beban kerja dan stres
mulai pukul 21.00-08.00 WITA dengan kerja juga disebabkan oleh tuntutan kerja
jumlah perawat adalah 2-3 orang. pada shift malam. Pekerja shift malam
Sementara jumlah pasien sebanyak 10-15 lebih sering mengeluh tentang kelelahan
orang setiap ruangan. Biasanya 1 perawat Hurrel (Munandar, 2014). Hal ini sesuai
Rumah Sakit Jiwa melakukan 1 sampai 2 dengan pernyataan perawat Rumah Sakit
tugas kepada 10 sampai 14 pasien karena Jiwa bahwa pada shift malam, perawat
kurangnya jumlah perawat yang tersedia dituntut harus selalu mengawasi pasien.
dalam setiap shift. Tugas-tugas perawat Pada malam hari sering terdapat pasien
harus diselesaikan dalam satu hari kerja. yang melakukan percobaan bunuh diri dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Febriani sering terjadi pertengkaran sesama pasien
(2017) bahwa rasio antara jumlah perawat di dalam sel terutama pasien yang
dan pasien dengan standar 1:10 tidak sebelumnya telah dipulangkan dan
seimbang karena akan menyebabkan kembali lagi ke Rumah Sakit Jiwa. Pasien
perawat memiliki beban kerja yang lebih tersebut biasanya membawa benda-benda
banyak sehingga memicu stres kerja. yang diperlukan untuk melakukan
Keterbatasan kapasitas perawat percobaan bunuh diri. Perawat harus
dibandingkan jumlah pasien mengurangi waktu istirahatnya untuk
menyebabkan perawat akan mengalami mengawasi pasien sehingga menyebabkan
kelelahan dalam bekerja karena kebutuhan kelelahan. Apabila hal tersebut terus
pasien terhadap asuhan keperawatan lebih terjadi, maka akan menimbulkan stres
besar dari standar kemampuan perawat. bagi diri perawat sendiri.
Berdasarkan observasi yang Penelitian ini sejalan dengan hasil
peneliti lakukan pada tanggal 15 penelitian terdahulu yang dilakukan oleh