Anda di halaman 1dari 14

Assalamu'alaikum

Beranda ▼

Jumat, 07 Februari 2014

Makalah Ekonomi Politik Brazil

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam makalah kami kali ini, kami akan membahas tentang sistem ekonomi politik di
Negara brazil guna memenuhi tugas dalam mata kuliah perbandingan politik sekaligus
menambah wawasan kami tentang perbandingan sisten ekonomi politik yang ada di Negara
lain selain Indonesia. Untuk mengawali pembahasan dalam makalah ini, mungkin sebaiknya
kita awali dulu tentang apa itu ekonomi politik. Sering kali di asumsikan bahwa ekonomi
politik adalah integrasi antara ilmu ekonomi dengan ilmu politik. Satu hal yang ingin kamu
ungkapkan disini adalah, bahwa sebenarnya ide ekonomi politik itu sendiri berasal dari
pemisahan antara ilmu politik dengan ilmu ekonomi. Dimana dalam tahapan pemisahannya
tidak dapat ilmu politik itu dipisahkan secara mentah-mentah dengan ilmu ekonomi, karena
memang keduanya saling berkaitan sebagai contoh, alokasi barabg dan jasa bisa terjadi
dalam struktur pasar atau struktur politik. Sementara organisasi-organisasi yang konkrit
seperti bank, perusahaan, kelompok kepentingan serikat pekerja bisa bersifat politik atau
ekonomis tergantung pada kegiatan yang mereka lakukan dan juga tergantung pada
kategori analistis yang digunakan peneliti. [1]
Selain itu, sebelum ilmu ekonomi berkembang seperti saat ini, sebenarnya ilmu
ekonomi berinduk pada ilmu ekonomi politik yang merupakan bagian dari ilmu filsafat.
Seperti yang dijelaskan oleh john stuart mill dalam bukunya yang berjudul Principles of
Political Economy, yang di dalamnya menjelaskan tentang bermacam-macam isu yang
menjadi dasar penting dari perkembangan ilmu ekonomi, seperti teori nilai dan distribusi,
pertukaran, produksi, tenaga kerja, peran Negara, pajak, utang Negara laizzes-faire dan
sosialisme. [2] sayangnya pendekatan ekonomi politik itu kian lama kian pudar hingga
tergantikan oleh ekonomi murni. Perbedaan terpenting dari pendekatan ekonomi politik dan
ilmu ekonomi murni adalah dalam pandangannya tentang struktur kekuasaan yang ada di
dalam masyarakat. Ekonomi politik percaya bahwa struktur kekuasaan akan mempengaruhi
pencapaian ekonomi, sebaliknya pendekatan ekonomi m,urni menganggap struktur
kekuasaan di dalam masyarakat adalah given.[3]
Di lain pihak, ekonomi politik sebagai suatu sistem mengandung arti adanya tatanan
ekonomi politik yang dibangun di atas asas yang khas dengan unit-unit yang saling
terhubung dan terpadu sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. [4]
Setelah memahami sedikit tentang makna ekonomi politik itu sendiri kita akan lanjut
pada tema bahasan utama kita pada kali ini, yaitu sisten ekonomi politik ekonomi brazil.
Pada akhir tahun 1980 an dan awal tahun 1990 an Negara- Negara di amerika latin
dihadapkan pada permasalahan ekonomi yang yang cukup mengawatirkan dimana pada
masa itu terjadi inflasi yang mengangkasa, pertumbuhan ekonomi minus, dan deficit neraca
transaksi berjalan. [5] hal ini memaksa pemerintahan disana guna memformulasikan
dengan segera kebijakan apa yang akan diambil guna mengatasi krisis ekonomi tersebut,
yang juga harus ada penyusunan focus kebijakan.
Dalam hal ini, brazil yang juga termasuk dalam Negara yang terkena krisis
mengambil kebijakan dengan mengurangi anggaran pengeluaran dan meningkatkan
penerimaan Negara lewat pajak sambil dengan sekaligus memperbaiki neraca pembayaran.
Sehingga melalui kebijakan-kebijakn yang diambil oleh pemerintah itulah kini brazil berhasil
keluar dari krisisnya dan men jadi salah satu Negara yang memiliki kekuatan di bidang
ekonominya dengan berbagai komoditas yang mereka tawarkan.
2.2 Rumusan Masalah
1.      Seperti apa Negara brazil itu ?
2.      Bagaimana perekonomian di Negara brazil ?
3.      Apakah sistem ekonomi yang dianut oleh Negara brazil ?
4.      Apa komoditas utama Negara brazil ?
2.3 Tujuan
1.      Mengetahui seperti apa Negara brazil itu.
2.      Mengetahui perekonomian di Negara brazil.
3.      Mengetahui sistem ekonomi yang di anut brazil.
4.      Mengetahui komoditas utama brazil.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Negara Brazil


Brazil adalah salah satu Negara Dunia Ketiga yang termasuk Negara besar. Brazil
memainkan peran yang penting dalam hubungan internasional di kawasan Selatan Benua
Amerika. Meski negeri ini mewarisi tradisi Portugal, di mana sebagian Amerika Latin adalah
bekas koloni Spanyol, namun keberadaan dan posisinya akan sangat berpengaruh dalam
trend maraknya ide-ide sosialisme. Sosialisme pemerintah Brazil berbeda dengan yang lebih
dahulu diterapkan di Kuba dan sosialisme yang belakangan diserukan oleh Hugo Chavez
dan Evo Morales. Banyak kalangan menilai sosialisme pemerintah Brazil lebih moderat.
Transisi Brazil dari koloni menjadi Negara yang merdeka tidak seperti yang dialami oleh
banyak Negara Amerika Latin lainnya yang melaluinya dengan praktek bersenjata, transisi
yang dialami Brazil berjalan dengan damai.
Cenderung berbeda dengan Indonesia, dimana transisi demokrasinya mengalami
proses kekerasan, di Brazil transisi menuju kehidupan yang demokrasi berjalan dengan
aman dan damai. Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena adanya pertumbuhan ekonomi
Brazil yang cenderung cepat yang telah terbentuk sebelumnya, sehingga menjadikannya
dapat digunakan sebagai basis demokratisasi.
Kaum militer Brazil mempunyai pengaruh dan posisi yang menentukan dalam
pemerintahan. Sejak tahun 1964, para militer itulah yang memnentukan arah politik Negara
tersebut. Keadaan seperti ini jelas berbeda setelah sebelumnya para militer tersebut
berperan hanya sebatas menangani masa transisi di antara pemerintahan sipil saja. Kaum
militer Brazil saat itu mendapatkan pendidikan dari Amerika yang menekankan pada
pentingnya pemeliharaan keamanan dalam negeri yaitu harus terbebas dari berbagai
ancaman yang datang lebih banyak dari dalam negeri daripada luarnegeri. Oleh sebab
paham ini, militer Brazil sangat menguasai pemerintahan dan tidak mau bergantian dengan
warga sipil. Dalam kekuasaannya, kaum militer melaksanakan pembubaran partai-partai
lama dan membentuk partai mereka sendiri. Dan dalam menjalankan roda pemerintahan
mereka lebih bergantung pada keahlian para teknokrat daripada para politisi partai.
Sebaliknya kaum buruh dan tani sangat dibatasi organisasinya, terbatas pada
organisasi yang diciptakan Negara atas nama mereka, apabila kaum buruh dan tani tersebut
mencoba menciptakan organisasi sendirir, maka mereka akan ditindas. Para kaum militer
yang berkuasa memiliki dukungan penuh dari suatu partai politik yang dibentuk oleh politisi-
politisi sipil yang konservatif, disebut dengan ARENA (Alianca Renovadora Nacional), selain
itu juga terdapat partai oposisi bentukan negara yang hanya digunakan sebagai
pendudkung kebijaksanaan pemerintah saja yaitu MBD (Movimento Democratico Brasileiro),
namun pada akhir 1970an yaitu saat reformasi kepartaian berjalan, MBD beraktivitas
sebagai partai oposisi yang sebenarnya.
Pada 1980an kepercayaan terhadap militer mulai berkurang. Tahun 1984 ribuan
orang Brazil turun ke jalanan untuk menuntut pemilihan presiden secara langsung.
Pemerintahan militer kemudian segera mengatur untuk memenuhi tuntutan publik dan
segera melakukan pemilihan presiden secara langsung. Kebijakan yang diambil pada
awalnya adalah dengan membentuk sistem Electoral College, sebagaimana diterapkan juga
pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Sistem pemilihan ini sebetulnya terdiri dari dua
tahapan. Tahap pertama adalah pemilihan yang dilakukan oleh seluruh rakyat yang telah
memiliki hak. Tahap kedua, hasil dari pemilihan pertama kemudian dikalkulasikan di setiap
negara bagian untuk kemudian berlaku the winner takes all untuk suara Electoral dimana
delegasi-delegasi kongresional lah yang memilih presiden. Jadi bukan pemilihan presiden
yang benar-benar dilakukan secara langsung. Itulah sebabnya, kekecewaan publik yang
tereprentasikan dengan reli-reli unjuk rasa tetap marak dilakukan untuk menekan
pemerintahan. Hasilnya, demonstrasi publik yang masif memecah kekuatan politik
pemerintah. Banyak pendukung pemerintah dalam Electoral College yang melakukan
penghianatan dengan tidak memilih calon yang diajukan rezim militer. Rezim militer
dikalahkan dalam pemilihan umum 1984. Kandidat yang terpilih dalam Electoral college
adalah Tancredo Neves, Gubernur Negara Bagian Minas Gerais. Tancredo Neves menjadi
presiden Brazil pertama dari kalangan sipil sejak 1964. Kubu sipil ini kemudian menunjuk
José Sarney sebagai wakil pejabat wakil presiden. Sayangnya Tancredo Neves, yang saat
itu berusia 74 meninggal pada bulan April 1985. Sarney sendiri adalah pemimpin partai
pemerintah di Senat. Dia memegang peranan penting untuk meyakinkan para pendukung
rezim berkuasa untuk berbalik mendukung kekuatan sipil. José Sarney diambil sumpahnya
sebagai Presiden. Segera setelahnya, ia berhadapan dengan dua permasalahan utama; yaitu
krisis ekonomi dan kewajiban untuk mengawal transisi menuju demokrasi.
Organisasi-organisasi buruh muncul kembali saat kekuasaan kembali ke tangan sipil
pada 1985, dan pusat organisasi buruh dilegalkan. Selama dekade 1990-an, organisasi
buruh ini tumbuh hingga ribuan jumlahnya termasuk di pedesaan dan para profesional.
Untuk memayungi organisasi-organisasi ini dibentuk Central Única dos Trabalhadore (Pusat
Organisasi Pekerja) dan the General Confederation of Workers, keduanya dibentuk pada
1983. Presiden Lula da Silva adalah salah satu aktivis pekerja yang turut mendirikan Central
Única dos Trabalhadore. Sedangkan organisasi lain adalah organisasi yang bergerak di
bidang yang spesifik, seperti organisasi para pekerja pabrik baja, dan sektor-sektor ekonomi
lainnya seperti perdagangan, transportasi, dan pendidikan

2.2  Perekonomian Brazil

Brasil adalah perekonomian nasional terbesar di Amerika Latin , yang keenam


ekonomi dunia terbesar pada nilai tukar pasar dan terbesar ketujuh dalam paritas
daya beli (PPP), menurut Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Brasil
memiliki ekonomi campuran dengan sumber daya alam yang melimpah. Ekonomi
Brasil telah diprediksi menjadi salah satu dari lima terbesar di dunia dalam
beberapa dekade ke depan, PDB per kapita mengikuti dan berkembang. PDB saat ini
(PPP) per kapita adalah $ 10.200, menempatkan Brasil di posisi ke-64 menurut data
Bank Dunia. Ini memiliki besar dan dikembangkan pertanian , pertambangan ,
manufaktur , dan sektor jasa , serta kolam tenaga kerja yang besar.
Sebuah Embraer ERJ-135 jet komersial. Brasil adalah ketiga terbesar produsen
pesawat komersial di dunia, dan keempat terbesar pesawat produser ketika
termasuk jet bisnis ke rekening. Ekspor Brazil yang booming, menciptakan generasi
baru taipan. Produk ekspor utama termasuk pesawat, peralatan listrik, mobil, etanol,
tekstil, alas kaki, bijih besi, baja, kopi, jus jeruk, kedelai, dan daging kornet. Negara
ini telah memperluas kehadirannya di keuangan internasional dan pasar komoditas,
dan merupakan salah satu dari kelompok empat negara berkembang yang disebut
negara-negara BRIC . Sebagai tanda kemajuan ekonomi, Brasil kini pasar mobil
terbesar keempat di dunia.
Brasil dipatok mata uangnya, yang nyata , dengan dolar AS pada tahun 1994.
Namun, setelah krisis keuangan Asia Timur, yang standar Rusia pada tahun 1998 dan
serangkaian peristiwa yang merugikan keuangan yang mengikutinya, dengan Bank
Sentral Brasil sementara mengubah nya kebijakan moneter untuk skema dikelola-
float saat menjalani krisis mata uang , sampai definitif mengubah rezim tukar
mengambang bebas pada bulan Januari 1999.
Brasil menerima paket penyelamatan Dana Moneter Internasional pada
pertengahan-2002 dari $, 30,4 miliar maka jumlah rekor. Bank sentral Brasil
membayar kembali pinjaman IMF pada tahun 2005, meskipun itu bukan karena
dibayar sampai tahun 2006. Salah satu isu Bank Sentral Brasil baru-baru ini
berurusan dengan itu kelebihan spekulatif jangka pendek arus masuk modal ke
negara , yang mungkin telah berkontribusi terhadap penurunan nilai dolar AS
terhadap nyata selama periode tersebut. Meskipun demikian, investasi asing
langsung (FDI), terkait dengan jangka panjang, investasi kurang spekulatif dalam
produksi, diperkirakan $ 193.800.000.000 untuk tahun 2007. Inflasi monitoring dan
kontrol saat memainkan bagian penting dalam peran bank Central dari menetapkan
jangka pendek suku bunga sebagai ukuran kebijakan moneter.
Antara tahun 1993 dan 2010, 7012 merger & akuisisi dengan nilai yang dikenal
total $ 707.000.000.000 dengan keterlibatan perusahaan Brazlian telah diumumkan.
Tahun 2010 merupakan rekor baru dalam hal nilai dengan 115 miliar USD dari
transaksi. Transaksi terbesar dengan keterlibatan perusahaan Brasil telah: Cia Vale
do Rio Doce diperoleh Inco dalam penawaran tender senilai $ 18900000000 USD.
Daya beli di Brasil terkikis oleh apa yang disebut biaya Brazil .
Ekonomi Brazil adalah dunia terbesar ketujuh dengan nominal PDB . Brasil memiliki
cukup pasar bebas dan ekonomi yang berorientasi ke dalam. Ekonominya merupakan yang
terbesar di Amerika Latin negara dan kedua terbesar di belahan bumi barat. Brazil adalah
salah satu yang tumbuh paling cepat ekonomi utama di dunia dengan rata-rata
pertumbuhan PDB tahunan lebih dari 5 persen. Dalam real Brasil , PDB diperkirakan R $
4403000000000 pada tahun 2013. Perekonomian Brasil telah diprediksi menjadi salah satu
dari lima negara terbesar di dunia dalam beberapa dekade ke depan. Brazil adalah anggota
dari organisasi ekonomi yang beragam, seperti Mercosur , Unasul , G8 +5 , G20 , WTO , dan
Kelompok Cairns . Perdagangan nomor mitra dalam ratusan, dengan 60 persen dari ekspor
sebagian besar dari manufaktur atau setengah jadi . barang mitra dagang utama Brasil di
tahun 2008 adalah: Mercosul dan Amerika Latin (25,9 persen dari perdagangan), Uni Eropa
(23,4 persen), Asia ( 18,9 persen), yang Amerika Serikat (14,0 persen), dan lain-lain (17,8
persen).
Menurut World Economic Forum, Brasil adalah negara teratas dalam evolusi ke atas
daya saing pada tahun 2009, memperoleh delapan posisi di antara negara-negara lain,
mengatasi Rusia untuk pertama kalinya, dan sebagian menutup kesenjangan daya saing
dengan India dan China di antara BRIC ekonomi. Langkah-langkah penting yang diambil
sejak 1990-an menuju keberlanjutan fiskal, serta langkah-langkah yang diambil untuk
meliberalisasi dan membuka ekonomi, telah secara signifikan meningkatkan fundamental
saing negara, menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi pengembangan sektor swasta.
Pemilik sektor teknologi canggih , Brasil mengembangkan proyek-proyek yang berkisar dari
kapal selam ke pesawat dan terlibat dalam penelitian ruang angkasa: negara memiliki
sebuah pusat peluncuran satelit dan satu-satunya negara di belahan bumi selatan untuk
mengintegrasikan tim yang bertanggung jawab untuk pembangunan dari Stasiun Luar
Angkasa Internasional (ISS). Ini juga merupakan pelopor dalam berbagai bidang, termasuk
etanol produksi.
Brazil, bersama dengan Meksiko , telah berada di garis depan Amerika Latin
perusahaan multinasional fenomena dimana, berkat teknologi tinggi dan organisasi,
perusahaan lokal telah berhasil berubah global. Ini perusahaan multinasional telah
membuat transisi ini terutama dengan berinvestasi besar-besaran di luar negeri, di wilayah
ini dan sekitarnya, dan dengan demikian mewujudkan suatu porsi peningkatan pendapatan
mereka secara internasional. Brasil juga merupakan pelopor dalam bidang penelitian air
minyak mendalam dari mana 73 persen cadangan yang diambil. Menurut statistik
pemerintah, Brasil adalah negara kapitalis pertama yang menyatukan sepuluh perusahaan
terbesar perakitan mobil di dalam wilayah nasional.Tahunan Brasil Investment Summit
berlangsung di São Paulo dan merupakan yang terbesar berkumpul di Brasil pakar investasi
internasional yang meliputi peluang dalam kendaraan alternatif, infrastruktur, dan strategi
perdagangan canggih.
Selama Presiden Luiz Inacio Lula da Silva istilah 's jabatan bahwa pemerintah Brasil
telah mengambil tugas kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi menjadi reformasi sosial
yang luas dan mata pencaharian masyarakat yang umumnya membaik. Dengan masih
tingkat pendapatan yang tinggi ketimpangan dalam distribusi sosial kekayaan, meskipun
telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi Brasil telah menjadi salah satu
negara besar di dunia. BM & F Bovespa , indeks pasar saham Brasil telah mencapai 60.959
poin 26 Desember 2012. Menurut Forbes 2011, Brasil memiliki jumlah terbesar ke-8 miliuner
di dunia, jumlah yang jauh lebih besar daripada apa yang ditemukan di lain Amerika Latin
negara , dan bahkan di depan Jepang . Pada akhir 2011, ekonomi Brazil telah menjadi dunia
terbesar keenam.

2.3  Sistem Ekonomi Liberal Kapitalis


Sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sitem ekonomi yang aset-aset
produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor
individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk
memperoleh laba.
Sistem perekonomian/tata ekonomi liberal kapitalis merupakan sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam perekonomian liberal kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya
sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis
untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk
memenangkan persaingan bebas.
 2.3.1 Ciri-ciri sistem ekonomi liberal kapitalis
Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
a.    Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
b.     Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan
ekonomi.
c.     Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
d.     Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari
keuntungan.
e.    Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
f.     Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
g.    Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
2.3.2 Institusi-institusi dalam Ekonomi Liberal Kapitalis.
Ada lima institusi pokok yang membangun sitem ekonomi liberal kapitalis,
yakni :
a.    Hak kepemilikan.
Sebagian besar hak kepemilikan dalam sistem ekonomi liberal kapitalis
adalah hak kepemilikan swasta/individu (private/individual property),
sehingga individu dalam masyarakat liberal kapitalis lebih terpacu untuk
produktif.
b.    Keuntungan.
Keuntungan (profit) selain memuaskan nafsu untuk menimbun
kekayaan produktif, juga merupakan bagian dari ekspresi diri, karena itu
keuntungan dipercaya dapat memotivasi manusia untuk bekerja keras dan
produktif.
c.     Konsumerisme.
Konsumerisme sering diidentikkan dengan hedonisme yaitu falsafah
hidup yang mengajarkan untuk mencapai kepuasan sebesar-besarnya
selama hidup di dunia.  Tetapi dalam arti positif, konsumerisme adalah gaya
hidup yang sangat menekankan pentingnya kualitas barang dan jasa yang
digunakan. Sebab tujuan akhir dari penggunaan barang dan jasa adalah
meningkatkan nilai kegunaan (utilitas) kehidupan. Sehingga masyarakat
liberal kapitalis terkenal sebagai penghasil barang dan jasa yang
berkualitas.
d.    Kompetisi.
Melalui kompetisi akan tersaring individu-individu atau perusahaan-
perusahaan yang mampu bekerja efisien. Efisiensi ini akan menguntungkan
produsen maupun konsumen, atau baik yang membutuhkan (demander)
maupun yang menawarkan (supplier).
e.    Harga.
Harga merupakan indikator kelangkaan, jika barang dan jasa semakin
mahal berarti barang dan jasa tersebut semakin langka. Bagi produsen,
gejala naiknya harga merupakan sinyal untuk menambah produksi agar
keuntungan meningkat.
2.3.3  Keuntungan dan Kelemahan sistem ekonomi liberal kapitalis.
 Sistem ekonomi liberal kapitalis selain memilki keuntungan juga mempunyai
kelemahan, antara lain :
 a.    Keuntungan :
1)   Menumbuhkan inisiatif dan kerasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi,
karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah dari
pemerintah.
2)        Setiap individu bebas memiliki untuk sumber-sumber daya produksi,
yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam
perekonomian.
3)    Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat.
4)        Mengahsilkan barang-barang bermutu tinggi, karena adanya
persaingan semangat antar masyarakat.
5)        Efisiensi dan efektifitas tinggi, karena setiap tindakan ekonomi
didasarkan motif mencari keuntungan. 
b.    Kelemahan :
1)    Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
2)    Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3)    Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
4)        Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi sumber daya oleh individu.
5)          Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas
tersebut.
2.3.4 Keberhasilan Liberalisasi
Keputusan pemerintah Brazil dalam melakukan privatisasi sektor migas
memberikan dampak positif bagi perekonomian Brazil secara keseluruhan.
Beberapa contohnya yakni, PETROBRAS menjadi perusahaan minyak dan gas
terbesar kedelapan di dunia (Forbes, April 2011); Brazil menjadi salah satu negara
penghasil minyak non-OPEC terbesar  di dunia; Pada tahun 2006 berhasil memenuhi
kebutuhan energi dalam negeri Brazil. Tahun 2008 dianugerahi sebagai World Most
Sustainable Oil Companies. Prestasi diatas dikatakan Hardya sebagai hasil kerja keras
pemerintah yang bisa ditelusuri kedalam dua faktor, internal dan eksternal.
Faktor Internal
Industri minyak dan gasnya cukup siap menerima transisi dan perubahan
struktur ekonomi.
Kompensasi yang diberikan oleh Petrobras kepada stakeholder cukup
tepat sasaran dan berbasis riset.

Mengembangkan teknik eksplorasi deep water offshore yang menjadi aset


berharga perusahaan.

Mengembangkan energi alternatif (Biodiesel dan Bioethanol)


Mengalami proses internasionalisasi terlebih dahulu sebelum
diprivatisasi.

Faktor Eksternal
Pemerintah Brazil yang ikut mendesain skema FDI dan perdagangan
dalam urusan minyak dan gas / energi di Brazil.
Memiliki National Development Council dan National Petroleum Agency
yang bertujuan mendukung kinerja Petrobras.

Hak suara yang secara masih dimiliki oleh Pemerintah Brazil menjadi
modal penting dalam mengendalikan kepentingan Petrobras, khususnya
dalam Ekonomi Politik Global.

Mengacu pada pengalaman Brazil, sedikit banyak bisa menjadi pembelajaran


bagi Indonesia untuk memperlakukan situasi politik ekonomi internasional secara
bijak, dengan kata lain, jika neoliberalisme memang tidak bisa dihindari, harus ada
mekanisme pertahanan dalam negeri yang cerdas dalam pembuatan kebijakan
sampai dengan implementasinya. Meskipun perlu diingat bahwa privatisasi yang
dibicarakan memang sangat berbeda dengan Indonesia. Privatisasi Petrobras yang
berhasil dilakukan ternyata membawa kemajuan bagi Brazil sebagai negara,
terutama dalam aspek ekonomi politik global. Ini membuktikan bahwa
Neoliberalisme sebetulnya bukan masalah yang paling utama dalam soal
pengelolaan perusahaan migas. Jauh di akar, masalah yang paling serius adalah
kemampuan dan akuntabilitas pemerintah sebagai agen untuk mereproduksi sistem
dalam globalisasi ekonomi  yang sedang berjalan.
2.4 Komoditas ekonomi brazil
Komoditas perekonomian Brazil dapat kami gambarkan sebagai urutan siklus,
misalnya, kayu pada awal kolonial, gula tebu pada abad ke 16 dan 17, logam-logam
berharga (emas dan perak) serta batu permata (intan dan zamrud) pada abad ke 18,
dan pada akhirnya, setelah serangkaian ekspedisi di pedalaman, kopi pada abad ke
19 dan awal abad ke 20. Pekerja budak digunakan dalam proses produksi, situasi
yang berlanjut sampai seperempat terakhir abad ke 19. Bersamaan dengan siklus-
siklus ini, pertanian dan peternakan skala kecil dikembangkan dalam memenuhi
konsumsi lokal. Pabrik-pabrik kecil, kebanyakan pabrik tekstil, mulai berkembang
pada pertengahan abad ke 19.
Dibawah kekuasaan Raja Pedro II, teknologi baru diperkenalkan, cikal bakal
mendasar industri yang semakin besar. Praktek-praktek keuangan modern
diterapkan pula. Dengan runtuhnya perekonomian budak (karena lebih murah
membayar upah imigran-imigran baru dibandingkan membiayai budak), maka
perbudakan dihapuskan pada tahun 1888 dan penggantian monarkhi oleh rezim
republik dilakukan pada tahun 1889. Sayangnya, perekonomian Brasil mengalami
kemunduran yang sangat parah. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah
republik pertama dalam menstabilisasikan lingkungan keuangan dan menghidupkan
kembali produksi hampir berhasil, ketika pengaruh depresi dunia.
Pada tahun 1929 memaksa negara ini melakukan penyesuaian baru kembali.
Gelombang pertama industrialisasi berlangsung selama tahun-tahun Perang Dunia I,
namun baru tahun 1930, Brazil mencapai tingkat perilaku perekonomian modern.
Pada tahun 1940 pabrik baja pertama dibangun di negara bagian Rio de Janeiro , di
Volta Redonda , di danai oleh US Exim bank.
Proses industrialisasi pada tahun 1950-1970 mengutamakan perluasan sektor
industri otomotif, petrokimia dan baja maupun inisiasi dan penyelesaian proyek-
proyek prasarana besar. Pada masa setelah Perang Dunia II, angka pertumbuhan
Produk Nasional Bruto (GNP) untuk Brazil adalah diantara yang tertinggi di dunia
sebesar 7,4% sampai tahun 1974.
Proses industrialisasi pada tahun 1950-1970 mengutamakan perluasan sektor
industri otomotif, petrokimia dan baja maupun inisiasi dan penyelesaian proyek-
proyek prasarana besar. Pada masa setelah Perang Dunia II, angka pertumbuhan
Produk Nasional Bruto (GNP) untuk Brazil adalah diantara yang tertinggi di dunia
sebesar 7,4% sampai tahun 1974.
Selama tahun 1970, Brazil seperti banyak negara lainnya di Amerika Latin,
mendapat bantuan dari bank-bank Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Aliran modal
tersebut masuk ke investasi infrastruktur dan badan-badan negara bagian yang
dibentuk di area-area yang tidak menarik bagi investor swasta. Hasil dari
pemasukan modal sangat impresif.
Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat menjadi 8,5% per tahun, dari 1970-
1980, berlawanan dengan dampak krisis minyak dunia 1970. Pendapatan per kapita
meningkat 4 kali lipat selama dekade tersebut sampai tingkat US$2.200 pada tahun
1980.
pada awal 1980-an, kenaikan yang mendadak dan substansial dalam suku
bunga ekonomi dunia, harga rendah pada komoditas menimbulkan krisis hutang di
negara-negara Amerika Latin. Brazil melakukan penyesuaian ketat, yang membawa
laju pertumbuhan negatif. Penundaan sementara pemasukan modal yang tidak
diharapkan ini mengurangi pendapatan Brazil dalam investasi. Beban hutang
berdampak pada keuangan umum, dan mempercepat inflasi.
Pada tahun 1987 pemerintah menunda sementara pembayaran bunga Brazil
terhadap hutang-hutang luar negerinya. Krisis tahun 1980-an memberikan isyarat
mengenai berakhirnya model “substitusi impor” Brasil dan membuka peluang
keterbukaan perekonomian negara. (“Substitusi impor” adalah kebijakan yang
dimaksudkan untuk menyuburkan indstri lokal, memproduksi barang-barang yang
sebelumnya diimpor dengan melarang pembelian dari beberapa manufaktur luar
negeri). Pada awal tahun 1990 kebijakan perekonomian Brazil terpusat pada
stabilisasi perekonomian, membuka perdagangan internasional dan investasi, dan
normalisasi hubungan-hubungan dengan komunitas keuangan internasional. Yang
terakhir, dua diantaranya dengan segera tercapai: Tarif impor berkurang (ratarata
menjadi 12%), dan pembatasan kuantitatif juga berkurang, membuat Brasil menjadi
salah satu dari sangat sediit negara di dunia uang tidak mengenakan kuota pada
impornya. Pada tahun 1992 Brasil berhasil mencapai kesepakatan, baik dengan
kreditor pemerintah maupun komersial, untuk menjadwal ulang pembayaran
hutang luar negerinya dengan mempertukarkan hutang-hutang lamanya dengan
obligasi baru. Penjadwalan ulang ini menandai kembalinya Brasil pasar keuangan
internasional. Titik balik dalam proses stabilisasi initerjadi dengan peluncuran Real
Plan pada Juni 1994 (Unit mata uang Brasil yang baru adalah Real, yang disebut ree-
ál ). Real Plan mempunyai tiga tujuan utama:
(1) Menjaga inflasi dibawah kendali
(2) Mengurangi secara tepat dan substansial ketidakseimbangan sosial
(3) Mencapai pertumbuhan PDB, investasi, peluang kerja dan produktivitas jangka
panjang.
Pada tahun 1998 kenaikan harga adalah terendah pada empat dekade, sekitar
2%, lebih rendah dari 2,1 % di tahun 1993 sebelum peluncuran rencana tersebut.
Pada periode 1996-2000, pertumbuhan GDP kumulatif adalah 15%, ratarata4%
pertahun, sementara pertumbuhan rata-rata per kapita adalah 2,6%. Kenaikan
produktivitas industri yang mempunyai rata-rata 7% setahun pada tahun 1990-an,
sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
Karena implementasi Real Plan tersebut, aliran masuk investasi langsung melonjak
15 kali lipat, dari US$2,2 milyar pada tahun 1994 mencapai lebih dari US$33,5milyar
pada tahun2000. Dengan GDP sebesar US$600 milyar pada tahun 2000,
perekonomian Brasil nampak dinamis dan beragam. Antara tahun 1992-2002 nilai
ekspor Brasil meningkat dari US$35,7 milyar menjadi US$60,4 milyar. Lebih dari 70%
hasil ekspor merupakan produk industri manufaktur. Uni Eropa menyerap 25,8%
dari ekspor Brasil, Amerika Serikat 17,9%, Pasar Bersama Amerika Latin
(MERCOSUL) 5,5%, Asia menyerap 14,5%, Amerika Latin (non-MERCOSUL) 17,6% dan
sisanya didistribusikan keberagam pasar yang lebih kecil.
Pada tanggal 26 Maret 1991 MERCOSUL, Pasar Bersama Selatan didirikan atas
prakarsa Brasil, Argentina, Paraguay dan Uruguay dengan menanda-tangani
Perjanjian Asunción. Pasar bersama ini dilaksanakan dalam bentuk perlakuan bea
masuk yang sama dan sebagian zona perdagangan bebas pada tanggal 1 Januari
1995. Sasaran yang ingin dicapai MERCOSUL adalah pergerakan bebas atas modal,
tenaga kerja dan jasa diantara para negara anggota.
Sejak didirikannya, MERCOSUL kini telah memperluas cakupan kegiatannya
antara lain dengan menanda-tangani pakta perjanjian perdaganganbebas dengan
Cile dan Bolivia yang ditanda-tangani tahun 1996 dan perundingan dengan Pakta
Negara-Negara Andean sedang berlangsung. Saat ini MERCOSULtengah  menjajagi
kerjasama melalui perundingan dengan Uni Eropa dalam kaitan dengan zona
perdagangan bebas maupun antara lain dengan CER (Perjanjian Kerjasama dan
Hubungan Ekonomi Australia-New Zealand) dan SADC (Masyarakat Pembangunan
Afrika Selatan).
Program pasar bersama ini telah mendorong pertumbuhan luar biasa di
wilayah ini dimana perdagangan intra-regional diantara keempat negara anggota
tumbuh sebanyak 300% antara tahun 1990 dan 1998 dengan volume perdagangan
sebesar US$ 21 milyar. Perdagangan Brasil sendiri dengan negara-negara anggota
MERCOSUL tumbuh sebanyak 20% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dalam
kurun waktu mana sebanyak 400 perusahaan joint venture Brazil dan Argentina
telah menanamkan modalnya sejumlah kurang lebih US$ 2 milyar.
Sebelum tahun 2003 ekonomi Brazil selalu diguncang keadaan ekonomi dan
politik yang tidak menentu terlebih - lebih pada tahun 1997 yaitu pada saat krisis
keuangan dunia telah mengguncang perekonomian Brazil yang cukup serius.
Sejak terpilihnya Presiden Lula pada bulan Januari tahun 2003 keadaan
ekonomi Brasil mulai pulih dan stabil. Pada tahun 2004 perdagangan luar negeri
Brasil telah meningkat dengan tajam dimana nilai perdagangan Brasil tahun 2004
mencapai US$ 159,254 milyar yang terdiri dari ekspor US$ 96,475 milyar dan impor
US$ 62,779 milyar atau surplus sebesar US$ 33,696 milyar. Surplus perdagangan yang
terjadi pada tahun 2004 ini adalah merupakan yang terbesar dicapai Brasil dalam 10
tahun belakangan ini. Pada tahun 1996 nilai ekspor US$ 47,747 milyar, tahun 2000
nilai ekspor sebesar US$ 55,223 milyar dan tahun 2003 nilai ekspor sebesar US$
73,084 milyar.
Berdasarkan hasil pengamatan kenaikan nilai perdagangan ini ditunjang oleh
kenaikan nilai ekspor yang mencapai 32% dari tahun sebelumnya dan kenaikan nilai
impor sebagai dampak dari naiknya impor barang-barang modal dan bahan baku
industri sebagai akibat dari kenaikan pertumbuhan produksi industri nasional pada
tahun 2004 yang mencapai 8,3%. Naiknya nilai ekspor terutama ditunjang oleh daya
saing produk ekspor yang sangat tinggi, kesiapan suplai ekspor dan kestabilan nilai
Real terhadap US$ pada kisaran 1 US$ = R$ 2,80- 2,90.
Brazil memilih memperbesar dan memperluas industri Bio-Ethanol untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya berdasarkan salah satu poin kebijakan
yang diambil lula, yaitu perundang-undangan tentang Bio-security : Peraturan yang
mengatur aktivitas yang berkaitan dengan material rekayasa genetika. Salah satunya
mengolah hasil limbah tebu menjadi sumber bahan bakar alternatif yang disebut
Bio-Ethanol .

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi politik sebagai suatu sistem mengandung arti adanya tatanan ekonomi
politik yang dibangun di atas asas yang khas dengan unit-unit yang saling terhubung dan
terpadu sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Brazil adalah salah satu Negara Dunia Ketiga yang termasuk Negara besar. Brazil
memainkan peran yang penting dalam hubungan internasional di kawasan Selatan Benua
Amerika. Brasil juga merupakan perekonomian nasional terbesar di Amerika Latin , yang
keenam ekonomi dunia terbesar pada nilai tukar pasar dan terbesar ketujuh dalam paritas
daya beli (PPP), menurut Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia. Brasil memiliki
ekonomi campuran dengan sumber daya alam yang melimpah. Ekonomi Brasil telah
diprediksi menjadi salah satu dari lima terbesar di dunia dalam beberapa dekade ke depan,
PDB per kapita mengikuti dan berkembang.
Brazil menganut Sistem ekonomi liberal kapitalis dimana sitem ekonomi yang
aset-aset produktif dan faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor
individu/swasta. Sementara tujuan utama kegiatan produksi adalah menjual untuk
memperoleh laba. Sistem perekonomian/tata ekonomi liberal kapitalis merupakan
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi barang, menjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Brazil dikenal dengan komoditas kopinya tetapi itu dulu, kini yang lebuh
menjadi komoditas utama di brazil adalah produksi ethanolnya.

DAFTAR PUSTAKA
Caporaso, james A, 2008, teori-teori ekonomi politik, Yogjakarta : PUSTAKA PELAJAR
Maier, Charles S, 1987, introduction, Changing Boundaries Of The Political, Cambridge :
Cambridge University Press.
Yustika, Ahmad erani, 2009, ekonomi politik, Yogjakarta : PUSTAKA PELAJAR
Alwyni, Farouk Abdullah, 2013, Mengurai Sistem Ekonomi Politik, diunduh dari
www.terkesima.com pada tanggal 14 desember 2013

[1] Charles S Maier, 1987, introduction, Changing Boundaries Of The Political,


Cambridge : Cambridge University Press, hal 1-24
[2] Ahmad erani yustika, 2009, ekonomi politik, hal 1.
[3] Ibid, hal 2.
[4] Farouk Abdullah Alwyni, 2013, Mengurai Sistem Ekonomi Politik, diunduh dari
www.terkesima.com
[5] Ibid, hal 114

Huda Candra baskara di 23.58


Berbagi

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Contributors

Huda Candra baskara


Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai