Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI – TEORI PENUAAN

Kelompok I :

Adriani Zahara (1721001)

Athiya Yumna Fadila (1721003)

Fauzia Hasbi (1721004)

Juli Nur Safitri (1721005)

Larassati (1721006)

M Rafi (1721007)

Rizky Ismiadi (1721010)

Nadya Fitri Ritonga (1921020)

Dosen Pengampu Ns. M Irwan, S.Kep, M.Kep


Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Tengku Maharatu
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat, dan

anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan judul “ Teori-teori Menua ” yang

diberikan oleh dosen pengampu yaitu Ns. M Irwan S.Kep, M.Kep.

Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan makalah ini. Namun

berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait akhirnya makalah ini dapat

diselesaikan. Tidak lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada

Dosen yang telah membimbing saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

Kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki makalah di

waktu yang akan datang. Harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 9 April 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

C. Manfaat Penulisan.........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Proses Penuaan...........................................................................3

1. Teori Biologi...........................................................................................3

2. Teori Psikoligi.........................................................................................4

3. Teori Aktivitas........................................................................................7

4. Teori Kesinambungan.............................................................................7

5. Teori Perkembangan...............................................................................8

6. Teori Stratifikasi usia..............................................................................9

7. Teori Spiritual.........................................................................................9

8. Teori Program.........................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................11

B. Saran..............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam masa kehidupan manusia, mengalami suatu masa pertumbuhan dan
perkembangan. Dalam masa tersebut didalamnya terjadi proses penyempurnaan baik fisik
maupun mental makhluk tersebut. Proses ini terus berlanjut dari mulai manusia itu lahir
sampai meninggal. Dimana proses tersebut sudah mencapai maksimal maka akan terjadi
kemunduran secara perlahan dari organ dan fungsinya, perubahan fisik dan tingkah laku
yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia
tahap perkembangan kronologis tertentu. Hal ini merupakan proses multidimension dan
merupakan fenomena yang kompleks yang dapat di observasi di dalam suatu sel dan
berkembang pada seluruh system, walaupun pada kenyataannya terjadi pada tingkat
kecepatan yang berbeda didalam parameter yang cukup sempit.
Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh . walaupun demikian,
memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum
lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan
lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang
mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik
dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya keadaan itu cenderung berputensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa swcara khusus
pada lansia. Oleh karena itulah dibuat makalah ini yaitu untuk mengetahui kelainan atau
masalah apa yang terjadi pada system tubuh tersebut.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas dari Mata Kuliah Keperawatan Komunitas II
Tentang Keperawatan Gerontik serta mengetahui Teori-teori.

1
C. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untuk masyarakat: sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan kesehatan
2. Untuk Mahasiswa: di harapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan
pembanding tugas serupa.

2
BAB II
TINJAU PUSTAKA

A. Teori-teori Proses Penuaan


Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
serta memperbaiki keerusakan yang diderita (constantinides, 1994). Seiring dengan
proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang
biasa disebut penyakit degeneratif.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho,
2006).
1. Teori Biologi
Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology slow theory, teori
stress, teori radikal bebas dan teori rantai silang.
a. Teori genetik dan mutasi
Menurut teori genetik dan mutasi menua terprogram secara genetik untuk
spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel
kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsi sel).
b. Immunology slow theory

3
Menurut immunology slow theory, sistem imun menjadi efektif dengan
bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
c. Teori stress
Teori stress mengungkapkan terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa yang
biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan
sel-sel tubuh lelah dipakai.
d. Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas
(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik
seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat
melakukan regenerasi. Radikal bebas yang terdapat dilingkungan seperti :
1) Asap kendaraan bermotor
2) Asap rokok
3) Zat pengawet makanan
4) Radiasi
5) Sinar UV yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen dan kolagen
pada proses menua.
e. Teori rantai silang
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua atau
usang menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini
menyebabkan kurangnya elastisitas, kekacauan dan hilangnya fungsi sel.
2. Teori Psikologi
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara ilmiah seiring dengan
penambahan usia. Perubahan psikologis yang terjadi dapat dihubungkan pula
dengan keakuratan mental dan keadaan fungsional yagn efektif.
Adanya penurunan dari inteletualitas yang meliputi persepsi, kemampuan
kognitif, memori dan belajar pada usia lanjut menyebabkan mereka sulit dipahami
dan berinteraksi. Persepsi merupakan kemampuan interpretasi pada lingkungan.
Dengan adanya penurunan kemampuan fungsi sistem sensorik, maka akan terjadi

4
pula penurunan kemampuan untuk menerima, memproses dan merespon stimulus
sehingga terkadang akan muncul aksi atau reaksi yang berbeda dari stimulus yang
ada.
Kemampuan kognitif dapat dikaitkan dengan penurunan fisiologis organ
otak. Namun untuk fungsi-fungsi positif yang dapat dikaji ternyata mempunyai
fungsi yang lebih tinggi, seperti simpanan informasi usia lanjut, kemampuan
memberi alasan secara abstrak dan melakukan penghitungan.
Memori adalah kemampuan daya ingat lansia terhadap suatu kejadian atau
peristiwa baik jangka pendek maupun jangka panjang. Memori terdiri dari atas
tiga komponen sebagai berikut:
 Ingatan paling singkat dan segera. Contohnya pengulangan angka.
 Ingatan jangka pendek. Contohnya peristiwa beberapa menit hingga beberapa
hari yang lalu.
 Ingatan jangka panjang.
a. Teori Sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan yaitu teori interaksi
sosial (social exchange theory), teori penarikan diri (disengagement theory), teori
aktivitas (activity theory), teori perkembangan (development theory) dan teori
stratifikasi usia ( age stratification theory).
1. Teori interaksi sosial
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954),
Homans (1961) dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial terjadi
berdasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa. Sedangkan pakar lain
Simmons (1945), mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus
menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status
sosialnya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar menukar.
Pokok-pokok teori interaksi sosial adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat terdiri atas faktor-faktor sosial yang berupaya mencapai
tujuannya masing-masing.

5
b. Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan
waktu.
c. Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor harus
mengeluarkan biaya.
d. Aktor senantiasa mencari keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian.
e. Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.
2. Teori penarikan diri
Teori ini merupakan teori sosial tentang penuaan yang paling awal dan pertama
kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henry (1961). Kemiskinan yang diderita
lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia secara
perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan disekitarnya.
Selain hal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar para
lansia tidak menarik diri. Proses penuaan mengakibatkan interaksi sosial lansia
mulai menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss),yaitu:
a. Kehilangan peran (loss of roles)
b. Hambatan kontak sosial (restriction of contacts and relationship)
c. Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social moralres ad values)
Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses penuaan
yang berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat
memusatkan diri pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam
menghadapi kematiannya.
Pokok-pokok teori menarik diri adalah sebagai berikut:
a. Pada pria, kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa pensiun.
Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam keluarga
berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa serta meninggalkan rumah
untuk belajar dan menikah.
b. Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini, karena
lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang, sedangkan kaum
muda memperoleh kerja yang lebih luas.

6
c. Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses yang menarik diri yang
terjadi sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta hal ini harus
diterima oleh lansia dan masyarakat.
3. Teori aktivitas
Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al (1972) yang
menyatakan bahwa penuaan yang suskses bergantung dari bagaimana seorang
lansia merasakan kepuasaan dalam melakukan aktivitas tersebut lebih penting
dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu sisi aktivitas lansia
dapat menurun, akan tetapi disisis lain dapat dikembangkan, misalnya peran baru
lansia sebagai relawan, kakek atau nenek, ketua RT, seorang duda atau janda serta
ditinggal wafat oleh pasangan hidupnya.
Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan
merupakan suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk
mempertahankan perilaku mereka semasa mudanya.
Pokok-pokok teori aktiivitas adalah:
a. Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan
sepenuhnya dari lansia di masyarakat.
b. Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.
Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam penyususnan kebijakan terhadap
lansia, karena memungkinkan para lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di
masyarakat.
4. Teori kesinambungan
Teori ini dianut oleh pakar sosial. Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan
dalam siklus kehiduupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat
merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat
bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah
meskipun ia telah menjadi lansia.
Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu
pergerakan dan proses yang searah, akan tetapi pada teori kesinambungan
merupakan pergerakan dan proses banyak arah, bergantung dari bagaimana
penerimaan seseorang terhadap status kehidupannya.

7
Kesulitan untuk menerapkan teori adalah bahwa sulit untuk memperoleh gambaran
umum tentang seseorang karena kasus tiap orang sangat berbeda.
Pokok-pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut :
a. Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses
penuaan, tetapi berdasarkan pada pengalamannya di masa lalu, lansia harus
memilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilalngkan.
b. Peran lansia yang hilang tak perlu diganti.
c. Lansia berkesempatan untuk memilih berbagai macam cara untuk beradaptasi
5. Teori perkembangan
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia
pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud,
Buhler, Jung dan Erickson. Sigmund Freud meniliti tentang psikonalisis saerta
perubahan psikososial anak dan balita. Erickson (1930), membagi kehidupan
menjadi delapan fase, yaitu:
a. Lansia yang menerima apa adanya
b. Lansia yang takut mati
c. Lansia yang merasakan hidup penuh arti
d. Lansia yang menyesali diri
e. Lansia yang bertanggung jawab dengan merasakan kesetiaan
f. Lansia yang kehidupannya berhasil
g. Lansia yang merasa terlambat untuk memperbaiki diri
h. Lansia yang perlu menemukan integritas diri melawan keputusasaan(ego
integrity vs despair)
Joan Birchenall, R. N., Med. Dan Mary E. Streight R. N . (1973),
menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna memahami
perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase kehidupannya.
Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan
suatu tantangan dan bagaimana jawaban lansia terhadap berbagai tantangan tersebut
yang dapat bernilai positif maupun negatif. Akan tetapi, teori ini tidak
menggariskan bagaimana cara menajdi tua yang diinginkan atau yang seharusnya
diterapkan oleh lansia tersebut.

8
Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.
b. Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang
baru, yaitu pensiun atau menduda/menjanda.
c. Lansia harus menyesuaikan diri sebagai akibat perannya yang berakhir di dalam
keluarga, kehilangan identitas, dan hubungan sosialnya akibat pensiun, serta
ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temanya.
6. Teori stratifikasi usia
Wiley (1971) menyusun stratifikasi usia berdasarkan usa kronologisyang
menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kakpasitas, peran, kewajiban
dan hak mereka berdasarkan usia.
Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah strruktur dan
prosesnya
a. Struktur mencakup hal-hal sebagai berikut: bagaimanakah peran dan harapan
menurut penggolongan usia; bagaimanakah penilaian strata oelh strata itu
sendiri dan strata lainnya; bagaimanakah penyebaran peran dan kekuasaan yang
tak merata pada masing-masing strata, yang didasarkan pada pengalaman dan
kebijakan lansia.
b. Proses mencakup hal-hal berikut: bagaimanakah menyesuaikan kedudukan
seseorang dengan peran yang ada; bagaimanakah cara mengatur transisi peran
secara berurutan dan terus menerus.
Keunggulan teori stratifikasi usia adalah sebagai berikut:
1. Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakat
2. Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompok
3. Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran diantara penduduk.
7. Teori Spiritual
Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada jpengertian
hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti
kehidupan.

9
James Fowler mengungkapkan tujuh tahap perkembangan kepecayaan
(Wong, et .al, 1999). Fowler juga meyakini bahwa kepercayaan atau demensia
spiritual adalah suatu kekuatan yang memberi arti bagi kehidupan seseorang.
Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk
pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya,
kepercayaan adalah suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif
antara seseorang dengan orang lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta
kasih dan harapan.
Fowler meyakini bahwa perkembangan kepercayaan antara orang dan
lingkungan terjadi karena adanya kombinasi antara nilai-nilai dan pengetahuan.
Fowler juga berpendapat bahwa perkembangan spiritual pada lansia berada pada
tahap penjelmaan dari prinsip cinta dan keadilan.
8.  Teori program
Teori program, menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia
terdapat suatu jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian dalam
suatu model yang memiliki program yang sudah “tercetak”. Peristiwa ini
terprogram mulai dari tingkat sel sampai embrio, janin, masa bayi dan anak-
anak, remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya meninggal. Teori Program
meliputi pembatasan replikasi sel, proses imun, dan mekanisme neuroendokrin
dari penuaan.
Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki
kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal
inilah yang terjadi pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua
dan lemah, teori ini menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel.
Mekanisme neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua,
tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuh
terganggu dan muncul berbagai keluhan

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur
tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
Adapun teori-teori terdiri dari : teori biologi,teori psikologi, teori aktivitas, teori
kesinambungan, teori perkembangan, teori stratifikasi usia, teori soiritual, teori program.

B. Saran
Kami selaku penulis sangat menyadari dalam pembuatan makalah kami pada kesempatan
ini mungkin banyak menemukan kesalahan dan kekeliruan oleh karna itu kami
mengharap kan saran dan kritikan nya agar pembuatan makalah kami selanjut nya lebih
baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Beare, Stanley. 2012. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi ke-2. Jakarta: ECG
http://miracleofnursing.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html?m=1
http://yenitarosaria.blogspot.com/2012/01/masalah-masalah-pada -lanjut-usia.html?m=1
Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

12

Anda mungkin juga menyukai