Anda di halaman 1dari 19

PT SUGUS

CATATAN ATAS LAPORAN


KEUANGAN 31 DESEMBER 2018 DAN
2017

1. UMUM
PT Sugus didirikan berdasarkan akte notaris James, SH pada tanggal 23 April 2011. Akte
pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkeh) Republik Indonesia dengan
surat keputusan No. C2-11.462.HT.01.01.TH2011 tanggal 28 April 2011.
Seperti yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
meliputi antara lain usaha dalam bidang industri farmasi. Perusahaan memulai operasi
komersial pada 1 Oktober 2011.
Perusahaan berkedudukan di Indonesia, kantor dan pabrik berlokasi di Jl. Danau No.
89, Bekasi, Jawa Barat.
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, susunan komisaris dan direksi perusahaan
adalah sebagai berikut:
Presiden Komisaris : Bapak Emil
Komisaris-komisaris : Bapak Edson
Ibu Melinda
Presiden Direktur : Ibu Diestri

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING YANG DITERAPKAN


Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Perusahaan menetapkan SAK-ETAP sebagai basis penyusunan laporan keuangan dan
penentuan kebijakan akuntansi penting yang diterpakan untuk mengakui dan mengukur
transaksi dan peristiwa yang relevan dengan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Perusahaan menyajikan laporan
laba rugi dan laporan perubahan ekuitas scara tersendiri.
Laporan keuangan disusun berdasarkan basis kesinambungan usaha dan biaya historis.
Laporan keuangan juga disusun berdasarkan basis akrual, kecuali laporan arus kas yang
disusun berdasarkan basis kas.
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas
entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Cerukan bank pada umumnya termasuk aktivitas
pendanaan sejenis dengan pinjaman. Namun, jika cerukan bank dapat ditarik sewaktu-waktu
dan merupakan bagian yang terpisahkan dari pengelolaan kas entitas, maka cerukan tersebut
termasuk komponen kas dan setara kas. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
dengan menggunakan metode langsung.

b. Mata Uang Pelaporan, Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Mata uang pelaporan yang digunakan oleh entitas adalah mata uang rupiah, sekaligus sebagai
mata uang fungsional. Semua jumlah-jumlah transaksi dan saldo akun disajikan dalam
rupiah.
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang rupiah. Sedangkan transaksi
dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah dengan kurs tunai (spot rate) pada saat
terjadinya transaksi.
Pada tanggal pelaporan, saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
dijabarkan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan atau dikreditkan pada laporan
laba rugi tahun berjalan.

c. Pendapatan dan Beban


Pendapatan dicatat sebesar nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus
diterima secara bruto, tidak termasuk diskon penjualan dan potongan volume. Jumlah yang
menjadi bagian pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai dikeluarkan dari pendapatan.
Jika terjadi pembayaran tangguh, maka entitas mengakui pendapatan sebesar nilai wajar yaitu
sebagai nilai kini dari seluruh penerimaan masa depan yang ditentukan berdasarkan tingkat
bunga terkait (imputed interest rate).
Pendapatan terdiri dari penjualan barang. Penjualan barang diakui ketika semua kondisi
berikut telah terpenui, yaitu:
a) Risiko dan manfaat signifikansi terkait dengan barang tersebut telah dialihkan kepada
pembeli;
b) Perusahaan tidak mempertahankan atau meneruskan keterlibatan manajerial sampai
kepada tingkat di mana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan maupun kontrol
efektif atas barang yang terjual;
c) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir masuk ke perusahaan; dan
e) Biaya yang telah terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur
secara andal. Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

d. Imbalan Kerja
Perusahaan mengakui kewajiban imbalan pascakerja sebagaimana diatur dalam SAK-ETAP
Bab 23 “Imbalan Kerja”. Pengakuan kewajiban didasarkan pada ketentuan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam ketentuan tersebut
perusahaan diwajibkan untuk membayarkan imbalan kerja kepada karyawannya pada saat
berhenti bekerja dalam hal mengundurkan diri, pensiun normal, meninggal dunia, dan cacat
tetap. Besarnya imbalan pascakerja tersebut terutama berdasarkan lamanya masa kerja dan
besarnya kompensasi karyawan pada saat penyelesaian hubungan kerja. Pada dasarnya
imbalan kerja berdasarkan UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah
program imbalan pasti.
Perusahaan mampu untuk menggunakan metode project unit credit untuk mengukur
kewajiban imbalan pasti dan beban terkait. Sehingga perusahaan dalam menghitung
kewajiban tersebut menggunakan asumsi aktuarial dan asumsi keuangan dalam menentukan
kewajiban imbalan pascakerja, biaya jasa kini, bunga atas kewajiban imbalan, dan
keuntungan atau kerugian aktuarial. Tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga
pasar obligasi pemerintah pada tanggal pelaporan. Keuntungan atau keruugian aktuarial
diakui dalam laporan laba rugi, perusahaan tidak menyelenggarakan aset program imbalan
pasti.
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terjadinya.

e. Pajak Penghasilan
Perusahaan mengaku kewajiban atas seluruh pajak penghasilan periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar. Jika jumlah yang telah dibayar untuk periode berjalan dan
periode sebelumnya melebihi jumlah yang terutang untuk periode tersebut, perusahaan harus
mengakui kelebihan tersebut sebagai aset. Perusahaan tidak mengakui pajak tangguhan.

f. Kas dan Setara Kas


Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi
likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Kas dan deposito berjangka yyang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai “Aset yang
dibatasi penggunaannya” yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo yaitu pada
saat selesai pembatasan penggunaannya.

g. Investasi pada Efek Tertentu


Investasi pada efek tertentu diklasifikasikan sebagai efek yang dimiliki untuk diperdagangkan
(trading). Klasifikasi ini tergantung pada tujuan pada saat investasi tersebut diperoleh.
Perusahaan menentukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan.
Investasi pada efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat
diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dicatat pada laporan laba rugi.
Harga pokok efek yang dijual dengan metode rata-rata tertimbang.
Efek yang diperdagangkan, diperjualbelikan pada pasar yang aktif dan dinilai
berdasarkan harga pasar pada saat penutupan perdagangan pada tanggal 31 Desember denga
mengacu pada kutipan harga di bursa saham.
Efek yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai aset lancar karena investasi tersebut
diharapkan dapat direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan.
Dalam laporan arus kas, kas yang diperoleh dan (digunakan untuk) efek yang diperdagangkan
disajikan dalam aktivitas operasi sebagai bagian dari perusahaan modal kerja. Dalam laporan
laba rugi, perubahan nilai wajar efek yang diperdagangkan dicatat sebagai bagian dari
pendapatan operasional lainnya.

h. Piutang Usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah neto tanpa dikurangi dengan penurunan nilai yang
dibentuk sebesar estimasi penyisihan piutang tak tertagih. Piutang usaha disajikan menurut
piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan piutang pihak ketiga.

i. Persediaan
Persediaan dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah.
Penilaian biaya ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP).
Nilai realisasi bersih ditentukan sebesar harga jual dikurangi dengan biaya untuk
menyelesaikan dan menjual. Entitas mengakui kerugian penurunan nilai ketika nilai realisasi
bersih lebih rendah daripada biaya perolehan dengan membentuk penyisihan untuk
penurunan nilai persediaan.

j. Investasi pada Entitas Asosiasi


Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture.
Perusahaan mencatat investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metode biaya
(costmethod). Dalam metode ekuitas perusahaan mengakui bagian laba atau rugi pada entitas
anak sesuai dengan porsi kepemilikan dalam laporan laba rugi. Dividen yang diterima dari
entitas asosiasi diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi.

k. Aset Tetap
Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan
penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi harga beli aset tetap termasuk biaya. Biaya yang
dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang siap digunakan
serta estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan biaya restorasi
relokasi. Pajak-pajak yang dikreditkan dan semua diskon dikurangkan dalam menentukan
biaya perolehan revaluasi aset tetap tidak diperkenankan, kecuali dilakukan berdasarkan
ketentuan pemerintah. Penyusutan dimulai pada saat aset telah tersedia untuk digunakan dan
berhenti ketika aset tetap dihapuskan. Penyusutan tidak berhenti ketika aset tidak digunakan.
Penyusutan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali memenuhi syarat untuk
dikapitalisasi sebagai perolehan suatu aset berdasarkan SAK-ETAP.
Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line
method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dengan rincian sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Mesin dan peralatan 10
Kendaraan bermotor 5
Peralatan kantor 5
Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada
saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat
ekonomis di masa yang akan datang bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau
peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset
tetap yang bersangkutan, dan laba atau rugi yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada
operasi tahun berjalan.

l. Sewa
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara
substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai
sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko
kepemilikan aset. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
selama masa sewa.

3. INFORMASI YANG MENDUKUNG POS-POS LAPORAN KEUANGAN


Jumlah transaksi atau saldo akun dalam bagian ini diungkapkan dalam rupiah, kecuali
dijelaskan lain.
1. KAS DAN SETARA KAS
2018 2017
Kas besar 3.000.000 8.000.000
Kas kecil 1.650.000 2.000.000
Bank CAB 24.391.410 57.000.000
Bank LOPPO 7.092.640 695.350
Jumlah 36.134.050 67.695.350

2. ASET LANCAR YANG DIBATASI PENGGUNAANYA


2018 2017
PT Bank CAB, Jakarta 1.450.000.000 1.000.000.000
Suku bunga per tahun 2,5% pada tahun 2018, dan 8% pada tahun 2017 untuk deposito
berjangka dalam mata uang rupiah memiliki jatuh tempo 3 bulan; dan 1% pada tahun 2018,
dan 6% pada tahun 2017 untuk deposito berjangka dalam mata uang Dollar AS jatuh tempo 3
bulan.

3. INVESTASI PADA SAHAM


2018 2017
Saham yang diperdagangkan
PT Gudang, Jakarta - -
PT Garam, Jakarta 105.000.000 -
Jumlah 105.000.000

4. PIUTANG USAHA
2018 2017
Piutang Usaha pada pihak ketiga 12.187.673.240 8.497.922.298
Manajemen berkeyakinan bahwa semua piutang dapat tertagih sehingga penyisihan piutang
ragu-ragu nihil.
5. PERSEDIAAN
2018 2017
Barang Jadi 1.762.171.000 1.134.315.235
Barang dalam proses 305.107.800 334.980.300
Bahan baku 527.156.300 202.045.300
Bahan pembantu 126.843.600 136.826.195
Jumlah 2.721.278.700 1.808.167.030
Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat digunakan dalam kegiatan usaha
normal.
6. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Nama Entitas Lokasi Kepemilikan Nilai Tercatat
(%) 2018 2017
PT Pooh Jakarta 10 100.000.000 -
PT Piglet Jakarta 30 352.200.000 -
Jumlah 425.200.000 -
Perusahaan mendapat dividen atas investasi yang dilakukan pada entitas asosiasi, adapun
dividen tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
2018 2017
PT Pooh 20.000.000 -
PT Piglet 16.000.000 -
Jumlah 36.000.000

7. ASET TETAP
Nilai Perolehan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Tanah 2.000.000.000 - - 2.000.000.000
Bangunan 1.350.000.000 1.600.000.000 - 2.950.000.000
Mesin dan 420.000.000 400.000.000 - 820.000.000
peralatan
Kendaraan 550.279.000 400.629.000 - 950.908.000
Peralatan kantor 83.391.000 106.490.000 1.000.000 188.881.000

Akumulasi Penyusutan
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Tanah - - - -
Bangunan 135.000.000 147..500.000 - 282.5000.000
Mesin dan 84.000.000 62.000.000 - 146.000.000
peralatan
Kendaraan 220.111.600 300.237.400 - 520.349.000
Peralatan kantor 33.356.400 54.454.400 - 87.810.800

Nilai Buku
2018 2017
Tanah 2.000.000.000 2.000.000.000
Bangunan 2.667.500.000 1.215.000.000
Mesin dan peralatan 674.000.000 336.000.000
Kendaraan 430.559.000 330.167.400
Peralatan kantor 101.070.200 50.034.600

Beban penyusutan yang dibebankan dalam beban pokok produksi dan beban usaha masing-
masing sebesar Rp209.500.000 dan Rp354.691.800 untuk tahun 2018 dan sebesar
Rp109.500.000 dan Rp116.727.800 untuk tahun 2017.
Aset tetap dijamin dengan asuransi kerugian kecuali kendaraan bermotor dengan asuransi all
risk. Nilai jaminan sebesar Rp3.000.000.000 dan untuk tahun 2018 dan Rp1.000.000.000
untuk tahun 2017. Perusahaan berpendapat bahwa asuransi tersebut cukup untuk menutupi
kemungkinan kerugian yang terjadi dari risiko tersebut.
8. UTANG USAHA
2018 2017
Utang usaha pada pihak ketiga 1.278.926.100 1.068.203.500

9. PERPAJAKAN
1) Utang pajak terdiri dari:
2018 2017
PPh Pasal 21 19.884.109 6.977.923
PPh Pasal 23 3.127.273 -
PPh Pasal 25 1.562.894.690 110.881.200
PPh Pasal 29 - -
Pajak Pertambahan Nilai 47.806.503 15.894.624
Jumlah 1.633.672.575 133.753.747

2) Perhitungan pajak penghasilan


Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perhitungan laba menurut laporan
keuangan sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
2018 2017
Laba sebelum pajak penghasilan badan 4.530.030.536 1.896.068.242
Koreksi fiskal
Pendapatan bunga yang telah dikenakan (9.928.491) (8.654.500)
pajak final
Selisih penyusutan aset tetap menurut (181.245.858) (306.521.120)
fiskal atas penyusutan aset tetap menurut
laporan keuangan
Selisih beban sewa pembiayaan menurut (32.015.533) -
fiskal atas beban sewa pembiayaan
menurut laporan keuangan
Biaya yang tidak dapat dikurangkan
Laba kena pajak
Pajak penghasilan badan
Kredit pajak
Pajak penghasilan Pasal 25
Utang pajak penghasilan badan – PPh 29

3) Beban pajak penghasilan


2018 2017
Pajak penghasilan final
Pajak penghasilan non final

Berdasarkan self-assessment system, perusahaan menghitung, membayar dan melaporkan


sendiri kewajiban perpajakan. Kantor Pajak berwenang untuk melakukan pemeriksaan atas
kewajiab perpajakan tersebut dalam kurun waktu 5 tahun setelah tanggal laporan.
10. UTANG BANK
2018 2017
Utang bank jangka pendek
Rupiah
PT Bank CAB Tbk
Utang bank jangka panjang
Rupiah
PT Bank CAB Tbk
Dikurangi : Bagian jatuh tempo dalam
setahun
Jumlah

Utang bank ini mendapat fasilitas dari bank CAB dengan tingkat bunga 2,25%.
Utang jangka panjang dan fasilitas penarikan dari Bank CAB berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut:
• Tanah dan mesin pabrik
• Jaminan personal dari seluruh pemegang saham
Beban bunga yang dibebankan dalam laporan laba rugi tahun berjalan untuk tahun 2018
dan 2017 masing-masing sebesar Rp2.101.607.415 dan Rp1.886.400.000.

11. MODAL SAHAM


Rincian pemilikan saham pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham Jumlah Saham Persentase Pemilikan Nilai Nominal
PT SWAT 500 lembar 50% 1.110.000.000
PT TAPE 450 lembar 45% 999.000.000
Ibu Melinda 50 lembar 5% 111.000.000
Jumlah 1000 lembar 100% 2.220.000.000

12. BEBAN POKOK PENJUALAN


2018 2017
Bahan baku dan penolong yang digunakan:
Persediaan awal, 1 Januari 338.871.495 400.371.535
Pembelian selama tahun berjalan 31.844.677.000 23.605.968.655
Tersedia untuk digunakan 32.183.548.495 24.006.340.190
Dikurangi: Persediaan akhir,
31 Desember (666.349.900) (338.871.495)
Bahan baku dan penolong yang digunakan 31.517.198.595 23.667.468.695
Tenaga kerja 1.991.158.900 1.731.652.780
Overheads 284.633.729 160.313.487
Jumlah beban produksi 33.792.991.224 25.559.434.962
Ditambah: Barang dalam proses produksi 334.980.300 420.525.870
awal, 1 Januari
34.127.971.524 25.979.960.832
Dikurangi : Barang dalam proses produksi (305.107.800) (334.980.300)
akhir, 31 Desember
Beban pokok produksi 33.822.863.724 25.644.980.532
Ditambah: Barang jadi awal,
1 Januari 1.134.315.235 372.866.171
Barang jadi tersedia untuk dijual 34.957.178.959 26.017.846.703
Dikurangi: Barang jadi akhir,
31 Desember (1.778.081.000) (1.134.315.235)
Beban pokok penjualan 33.179.097.959 24.883.531.468

13. BEBAN USAHA


2018 2017
Gaji 1.056.074.000 990.946.540
Kesejahteraan karyawan 354.351.000 254.500.000
Iklan 200.342.000 123.572.920
Beban perjalanan 356.539.770 155.075.800
Imbalan jasa konsultan 20.000.000 20.000.000
Premi asuransi 21.750.000 5.552.000
Representasi dan jamuan 66.465.000 25.600.500
Sumbangan 21.500.000 18.600.000
Alat tulis dan biaya kantor 70.851.500 62.515.000
Pos, telepon dan komunikasi 32.500.600 20.350.060
Listrik dan air 12.500.600 10.500.600
Penyusutan 291.375.634 116.727.080
Piutang tak tertagih 11.000.000 2.500.000
Beban pokok produksi 33.822.863.724 25.644.980.532
Sewa 6.893.939 40.000.000
Beban bank - -
Lain-lain 51.950.545 12.511.000
Jumlah 36.126.097.145 27.503.932.032

4. PENGUNGKAPAN LAINNYA
a. Informasi Kurs Mata Uang Asing
Nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah pada tanggal 31 Desember 2018 dan
2017 berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia adalah sebesar Rp15.000 dan Rp13.000 untuk
USD 1.
b. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
Direksi bertanggung jawab atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2018 yang disusun dan diotorisasi pada tanggal 30 Maret 2019.
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
KRISANTI & REKAN
Izin Usaha No.123/KM.4/2002
Tanjung No. 2R
Jakarta Barat
Telp.021 5632808
Fax. 021 5632808
Email: kapkris@yahoo.com

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Laporan No. : 007/D-2018/Kris

Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan Direksi Utama


PT SUGUS

Kami telah mengaudit neraca/laporan posisi keuangan PT Sugus tanggal 31 Desember 2017
dan 2018, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti – bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi
penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh
manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami
yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Sugus tanggal 31 Desember 2017 dan
2018, dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal
tersebut sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Dr. Krisanti, S.E., Ak., M.Si., CPA.


Nomor Izin Akuntan Publik: 12.34.56

Jakarta, 12 Maret 2019


Jakarta, 12 Maret 2019
No : ML/0013/1247/2018
Hal : Management letter
Kepada Yth,
Pemegang Saham
Dewan Komisaris Direksi PT Sugus
Jln. Danau No.89
Bekasi
Jawa Barat

Kami telah melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan PT Sugus untuk tahun buku yang
berakhir tanggal 31 Desember 2018 dan telah mengeluarkan laporan pemeriksaan tertanggal
30 Maret 2019.
Sebagai bagian dari pemeriksaan tersebut, kami telah melakukan studi dan evaluasi terhadap
pengendalian internal perusahaan, seperti yang diharuskan daam Standar Profesional Akuntan
Publik. Tujuannya adalah untuk menentukan sifat dan luasnya ruang lingkup pemeriksaan
serta jenis auditor yang harus dilakukan.
Evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan ini bukanlah merupakan pemeriksaan
khusus terhadap pengendalian internal perusahaan, dan laporan yang kami buat ini
merupakan suatu laporan dari laporan pemeriksaan kami.
Keadaan administrasi serta pengendalian internal perusahaan secara umum cukup baik, akan
tetapi selaman pemeriksaan berlangsung, kami menebukan beberapa kelemahan-kelemahan
yang perlu mendapat perhatian manajemen untuk diperbaiki.
Untuk tercapainya pengendalian internal yang lebih baik lagi, berikut ini kami sampaikan
beberapa kelemahan dalam pengendalian internal perusahaan beserta saran perbaikannya.

1. Anggaran
Perusahaan belum menggunakan anggaran dalam menjalankan kegiatan operasinya.

Kami sarankan agar perusahaan mulai menggunakan anggaran sebagai alat perencanaan dan
pengawasan/pengendalian dalam menjalanlan kegiatan operasinya.

Dengan demikian, setiap saat bisa dimonitor apakah ada kegiatan yang menyimpang dari
rencana dan jika ada, bisa segera diambil tindakan untuk mengatasi penyimpangan tersebut.
Pada akhir periode bisa dibuat perbandingan antara anggaran dengan actual dan dianalisis
varians yang terjadi, dan bisa diketahui bagian mana yang bekerja secara efisien dan bagian
mana yang tidak efisien.

Komentar Manajemen:

Kami akan mencoba menggunakan sistem anggaran di tahun 2019.

2. Auditor Internal
Perusahaan belum mempunyai auditor internal yang mempunya tanggung jawab atas
penyediaan informasi mengenai cukup dan efektifnya suatu pengendalian internal dan mutu
pekerjaan organisasi perusahaan.

Kami sarankan agar perusahaan mempunyai bagian audit internal untuk membantu setiap
anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, serta
menyediakan analisis analisi, penelitian-penelitian, rekomendasi, nasihat, dan informasi
mengenai kegiatan objek yang diperiksa.

Juga untuk memeriksa ketelitian dan keandalan data, informasi akuntansi yang dihasilkan
bagian akuntansi, serta memeriksa apakah kebijaksanaan yang telah ditetapkan manajemen
sudah ditaati oleh setiap bagian.

Komentar Manajemen:

Tahun 2019 akan diadakan bagian audit internal, apabila memungkinkan.

3. Uang Kas
Dari hasil perhitungan kas terdapat selisih antara kas secara fisik dengan kas di buku kasir,
hal ini disebabkan karena adanya uang milik PT Pelita (perusahaan afiliasi) tergabung dengan
PT Sugus.

Kami menyarankan agar lebih baik kedua tugas tersebut dipegang oleh dua orang secara
terpisah dan perusahaan dapat melakukan perhitungan kas setiap bulan secara konsisten
untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan.
Komentar Manajemen:

Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.

4. Penagihan Piutang
Pemberitahuan bahwa piutang telah dilunasi hanya dilakukan secara lisan oleh kasir kepada
bagian administrasi piutang karena bukti penerimaan bank (BPnB) dan Daftar Piutang
Ditagih (DPD) diserahkan langsung ke bagian akuntansi. Akibatnya bagian administrasi
piutang mempunyai informasi yang kurang update terhadap tagihan langganan.

Komentar Manajemen:

Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.

5. Laporan Akun bulanan dari Piutang Usaha


Selama ini perusahaan belum mengirimkan laporan akun bulanan (monthly statement of
account) kepada masing-masing pelanggan. Akibatnya banyak jawaban konfirmasi piutang
yang hasilnya berbeda.

Kami sarankan agar perusahaan mengirimkan laporan akun bulanan kepada masinh-masing
pelanggan agar piutang yang tercatat di pembukuan perusahaan menggambarkan tagihan
yang sesungguhnya kepada masing-masing pelanggan.

Komentar Manajemen:

Setuju, tahun 2019 kami akan menugaskan bagian auditor internal untuk mengirimkan
monthly statement of account.

6. Perangkapan Tugas
Kami melihat adanya perangkapan tugas, seperti salesman yang merangkap sebagai pengirim
barang dan kasir kas besar yang merangkap kasir kas kecil juga.
Untuk mencegah terjadinya kecurangan oleh salesman dan kasir, karena adanya perangkapan
tugas tersebut, kami sarankan agar tugas pengiriman barang dilakukan oleh petugas yang
terpisah dari petugas yang menjual demikian pula untuk kasir.

Komentar Manajemen:

Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.

7. Inventarisasi Aset Tetap


Perusahaan tidak pernah melakukan inventarisasi atas aset tetap yang dimilikinya.
Kami sarankan agar, minimal setahun sekali, perusahaan melakukan inventarisasi
(pemeriksaan fisik) atas seluruh aset tetap yang dimilikinya, untuk memeriksa kelengkapan
asset tetap perusahaan (ada yang hilang atau tidak) dan bagaimana kondisi fisiknya (apakah
dalam keadaan baik atau rusak).

Selain itu seluruh aset tetap perusahaan perlu diberi nomor kode, untuk mempermudah
pengawasannya.

Komentar Manajemen:

Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.

8. Prosedur Pembelian
Dalam melakukan pembelian, bagian pembelian tidak melakukan seleksi pemasok,
Akibatnya, perusahaan tidak memiliki harga yang kompetitid dan tidak bisa membandingkan
kualitas barang yang diperoleh apakah sudah bagus atau belum. Selain itu pada saat bagian
gudang menerima barang, tidak langsung dicocokkan dengan Order Pembelian, Surat
Permintaan Bahan dan Laporan Pembelian. Akibatnya ada kemungkinan barang yang diminta
tidak sama dengan barang yang diterima.

Komentar Manajemen:
Setuju dan akan diperbaiki tahun depan.
9. Penyimpanan Barang di Gudang
Pada waktu pemeriksaan fisik persediaan, kami melihat bahwa penyimpanan barang kurang
teratur, banyak barang yang berlainan jenisnya, sehingga mempersulit perhitungan
persediaan.

Kami sarankan agar barang disimpan secara teratur, jangan tercampur aduk, agar perhitungan
fisik bisa mendapat hasil yang akurat.

Komentar Manajemen:
Hal tersebut terjadi karena luas gudang tidak seimbang dengan jumlah bawang, akan kami
usahakan untuk memperluas gudang.

Surat komentar ini ditujukan hanya untuk memberikan informasi kepada manajemen
perusahaan, dan bukan untuk disajkian kepada pihak-pihak diluar perusahaan, untuk
mencegah kemungkinan timbulnya salah pengertian dari pihak – pihak yang kurang
memahami mengenai tujuan dan keterbatasan dari suatu pengendalian internal dan evaluasi
serta uji yang kami lakukan atas pengendalian internal tersebut.

Seandainya ada hal yang kurang jelas atau memerlukan penjelasan lebih lanjut, kami bersedia
untuk mendiskusikan hal tersebut. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
manajemen dan seluruh staf perusahaan yang telah memberikan banyak dan kerja sama yang
baik selama pelaksanaan audit.

Kantor Akuntan Publik


Krisanti & Rekan

(Dra. Krisanti, M.M.)


Reg. Neg. No. D-241188

Anda mungkin juga menyukai