Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

CENTRAL STERIL SUPPLY DEPARTMEN (CSSD)

RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI


HUSADA 2018
HALAMAN PENGESAHAN DAN PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
TIM CODE BLUE
RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA

Jabatan Nama Manajer Tanda Tangan


Disiapkan oleh Pelayanan dr. Aji Darundriyo S. Medis

Diperiksa oleh Ketua Komite dr. Akhmad


Ikhsan
PMKP
Prafita Putra

Disahkan oleh Direktur dr. Dedi Adnan Fauzi, Sokaraja, 18 Agustus


MM. 2017
RUMAH SAKIT UMUM
WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Jl. Menteri Supeno No. 25 Telp. (0281) 6846225
Fax. (0281) 6846371 E-mail:rswiradadi@yahoo.co.id
SOKARAJA-BANYUMAS

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA
NOMOR :…./PER/DIR/RSWH/08/2017
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM CODE BLUE

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM WIRADADI HUSADA SOKARAJA


RUMAH SAKIT UMUM
WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Jl. Menteri Supeno No. 25 Telp. (0281) 6846225
Fax. (0281) 6846371 E-mail:rswiradadi@yahoo.co.id
SOKARAJA-BANYUMAS
RUMAH SAKIT UMUM
WIRADADI HUSADA SOKARAJA
Jl. Menteri Supeno No. 25 Telp. (0281) 6846225
Fax. (0281) 6846371 E-mail:rswiradadi@yahoo.co.id
SOKARAJA-BANYUMAS

dr. Dedi Adnan Fauzi, MM


NIPRS 01.10.634

Tembusan Yth:
1. Tim Code Blue
2. Manajer Pelayanan Medis
3. Manajer Penunjang Medis
4. Manajer Pelayanan Umum
5. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
6. Kepala Instalasi di RSU Wiradadi Husada
7. Arsip
Lampiran Surat Keputusan Direktur RSU Wiradadi Husada
Nomor : …/SK/DIR/RSWH/08/2017
Tentang : Pedoman Pengorganisasiam Tim Code Blue

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman Pengorganisasian Tim
Code Blue RSU Wiradadi Husada ini dapat selesai disusun. Pedoman Pengorganisasian Tim
Code Blue Rumah Sakit ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dengan
code blue di Rumah Sakit.
Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian Tim Code Blue.

Sokaraja, Agustus 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
BAB II. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT........................................................................3
BAB III. VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT.................6
BAB IV. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT............................................................8
BAB V. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA.................................................................9
BAB VI. URAIAN JABATAN............................................................................................................10
BAB VII. TATA HUBUNGAN KERJA............................................................................................13
BAB VIII. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.................................14
BAB IX. KEGIATAN ORIENTASI.................................................................................................15
BAB X. PERTEMUAN/ RAPAT..........................................................................................................16
BAB XI. PELAPORAN..........................................................................................................................17
1

BAB I
PENDAHULUAN

Penyebab tersering dari cardiac arrest adalah penyakit jantung koroner. WHO
menerangkan bahwa penyakit jantung, bersama-sama dengan penyakit infeksi dan kanker
masih tetap mendominasi peringkat teratas penyebab utama kematian di dunia. Cardiac arrest
dapat dipulihkan jika tertangani segera dengan cardiopulmonary resuscitation dan defibrilasi
untuk mengembalikan denyut jantung normal. Kesempatan pasien untuk bisa bertahan hidup
berkurang 7 sampai 10 % pada tiap menit yang berjalan tanpa cardiopulmonary resuscitation
(CPR) dan defibrilasi.
Inti dari penanganan cardiac arrest adalah kemampuan untuk bisa mendeteksi dan
bereaksi secara cepat dan benar untuk sesegera mungkin mengembalikan denyut jantung ke
kondisi normal untuk mencegah terjadinya kematian otak dan kematian permanen.
Penanganan secara cepat dapat diwujudkan jika terdapat tenaga yang memiliki kemampuan
dalam melakukan chain of survival saat cardiac arrest terjadi. Keberadaan tenaga inilah yang
selama ini menjadi masalah/pertanyaan besar, bahkan di rumah sakit yang notabene banyak
terdapat tenaga medis dan paramedis. Tenaga medis dan paramedis di Rumah Sakit
sebenarnya sudah memiliki kemampuan dasar dalam melakukan life saving, akan tetapi belum
semuanya dapat mengaplikasikannya secara maksimal. Dan seringkali belum terdapat
pengorganisian yang baik dalam pelaksanaannya. Masalah inilah yang kemudian
memunculkan terbentuknya tim reaksi cepat dalam penanganan arrest segera,yang disebut
Code Blue.
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan
jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardio respiratory arrest di dalam area rumah sakit.
Code Blue Response Team atau Tim Code Blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh rumah
sakit yang bertugas merespon kondisi code blue di dalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari
dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan
hidup setelah terjadinya henti jantung. Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung
paru ini dapat bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan
sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi
jantung paru sedini mungkin dan efektif.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi
dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas
2

bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression-airway-
breathing) ini dengan pertimbangan segera mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi
jaringan dapat terjaga.
Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of survival) adalah mendeteksi
segera kondisi korban dan meminta pertolongan (early access), rantai kedua adalah resusitasi
jantung paru (RJP) segera (early cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga adalah
defibrilasi segera (early defibrillation), rantai keempat adalah tindakan bantuan hidup lanjut
segera (early advanced cardiovascular life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska
henti jantung (post cardiac-arrest care).
3

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. DESKRIPSI RUMAH SAKIT


Rumah Sakit Umum (RSU) Wiradadi Husada merupakan RSU swasta dibawah
naungan Yayasan Amrah Sokaraja. RSU Wiradadi Husada memberikan pelayanan rawat
inap dilengkapi dengan empat unit operating theatre/ kamar bedah, Central Sterile Supply
Department (CSSD), serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostik, dan
layanan penunjang lainnya.
Area prioritas rumah sakit adalah Instalasi Rawat Inap dengan area pelayanan utama
yaitu pelayanan penyakit dalam, anak, kebidanan dan kandungan, bedah, dan saraf. RSU
Wiradadi Husada juga telah mampu memberikan pelayanan Onkologi Ginekologi yang
didukung oleh tenaga ahli yaitu Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan
Onkologi. Sampai saat pedoman ini dibuat, RSU Wiradadi Husada telah melaksanakan
beberapa kali pembedahan surgical staging untuk kasus Onkologi Ginekologi.
4

1. Pelayanan medis didukung oleh spesialis yang telah kompeten dan memiliki
kewenangan di bidangnya. Pelayanan spesialistik yang dapat ditangani oleh RSU
Wiradadi Husada di antaranya: Penyakit Dalam
2. Anak
3. Obstetri dan Ginekologi
4. Bedah Umum
5. Bedah Ortopaedi dan Traumatologi
6. Bedah Urologi
7. Telinga-Hidung-Tenggorok dan Bedah Kepala Leher
8. Kedokteran Jiwa
9. Paru
10. Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
11. Saraf
12. Jantung dan Pembuluh Darah
Pelayanan medis didukung oleh penunjang medis di Instalasi Radiologi (oleh Dokter
Spesialis Radiologi) dan Instalasi Laboratorium (oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik).
Pelayanan Patologi Anatomi bekerja sama dengan Dokter Spesialis Patologi Anatomi.
Pelayanan Gigi di RSU Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis. Pelayanan Dokter Gigi Spesialis dilakukan oleh Dokter Gigi Spesialis
Prostodhonsi.
Pelayanan Dokter Umum di Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap dilakukan
oleh dokter jaga. RSU Wiradadi Husada bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional
Kabupaten Banyumas dalam penanganan pasien NAPZA. Pelayanan BNN di RSU
Wiradadi Husada dilakukan oleh Dokter Umum yang telah mengikuti pelatihan dari BNN.
Dari sisi finansial seluruh kegiatan rumah sakit dibedakan menjadi ”profit centre” dan
”cost centre”. Profit centre dibagi menjadi lima instalasi, yaitu:
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Terapi Intensif dan Recovery Room
5. Instalasi Maternal dan Perinatal
6. Instalasi Bedah Sentral.
7. Instalasi Laboratorium.
8. Instalasi Radiologi.
5

9. Instalasi Farmasi.
Sedangkan cost centre terdiri dari:
1. Departemen Pendukung
a. Instalasi Kesling, CSSD, dan Laundry
b. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
c. Instalasi Gizi
d. Bagian Kerohanian
e. Instalasi Rekam Medik
2. Departemen Administrasi dan Umum
a. Bagian Administrasi
b. Bagian Keuangan dan Akuntansi
c. Bagian Humas dan Marketing
d. Bagian PSDI dan Diklat
e. Bagian Rumah Tangga

B. SEJARAH RUMAH SAKIT


RSU Wiradadi Husada Sokaraja semula berawal dari Praktek Dokter Umum yaitu dr.
N. Husein Amrah, kemudian berkembang menjadi Klinik Umum dan Spesialis yang
diselenggarakan oleh sebuah Yayasan bernama YAYASAN AMRAH yang didirikan
berdasarkan Akta Notaris tertanggal 6 Mei 1997 di Purwokerto. Yayasan tersebut diketuai
oleh dr. N. Husein Amrah Sp.B. Pada tahun 2001, Klinik Umum dan Spesialis berubah
nama menjadi Rumah Bersalin dan Klinik Wiradadi Husada, kemudian pada pada tanggal
17 Maret 2003 berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah Wiradadi Husada
berdasarkan Surat Ijin SementaraPpendirian Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah No. 503/4025/2009/5.2. Pada tanggal 19 September
2010, Rumah Sakit Khusus Bedah Wiradadi Husada berubah menjadi Rumah Sakit
Umum Wiradadi Husada berdasarkan Surat Ijin Sementara penyelenggaraan Sarana
Kesehatan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas nomor
445/34/IX/2010, dan selanjutnya tanggal tersebut ditetapkan menjadi tanggal berdirinya
Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada. Pada tanggal 21 Juni 2016, Rumah Sakit Umum
Wiradadi Husada telah mendapatkan ijin tetap penyelenggaraan Sarana Kesehatan dan
Penetapan Kelas C berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor :
440/057/SK/ VI/2016.
6

Dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan


masyarakat di Sokaraja pada khususnya dan Kabupaten Banyumas pada umumnya dalam
rangka ikut membantu program pemerintah di bidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, RSU Wiradadi Husada ikut berpartisipasi untuk mewujudkan tujuan berbagai
Program Kesehatan Nasional melalui upaya kesehatan seperti penyelenggaraan kerjasama
dengan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Jasa
Raharja) dan asuransi kesehatan lain, penurunan AKI-AKB melalui Program EMAS,
Program Tuberculosis Directly Observe Treatment Shortcourse (TB-DOTS) dan Klinik
Voluntary Counseling Test (VCT), Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis),
Program Pap Smear dan upaya-upaya kesehatan lain.
Sampai pedoman pengorganisasian ini dibuat, Selama lebih dari 7 tahun kiprahnya
Rumah Sakit Umum Wiradadi Husada selalu mengembangkan dan meningkatkan
kualitas maupun kuantitas pelayanan kesehatan melalui pengembangan Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Pra Sarana rumah Sakit. Saat ini RSU Wiradadi Husada memiliki
lebih dari 250 karyawan, dengan berbagai latar belakang pendidikan profesi, seperti
Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Bidan, Fisioterapi, Radiografer, Analis
Kesehatan, Ahli Gizi, Apoteker, dan profesi-profesi lainnya yang mendukung Pelayanan
RSU Wiradadi Husada.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
7

A. VISI RUMAH SAKIT


Rumah Sakit Umum dengan Pelayanan yang Bermutu dan Terpercaya.

B. MISI RUMAH SAKIT


1. Mengembangkan kualitas kompetensi dan kuantitas SDM kesehatan secara
berkesinambungan.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan standar.
3. Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan berbasis teknologi dan informasi.
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara utuh, islami dan paripurna.
5. Mengembangkan sistem pengelolaan keuangan yang mandiri.
6. Menjalin dan mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan dengan institusi
dan organisasi terkait.
7. Memaksimalkan peran dan fungsi organisasi rumah sakit.

C. FALSAFAH RUMAH SAKIT


Menjunjung Tinggi Nilai – Nilai Kemanusiaan dalam Pelayanan

D. NILAI RUMAH SAKIT


1. Nilai-nilai Disiplin
Operation Excellence dan Customer Intimacy.
2. Filosofi dan Budaya Kerja
a. Memberikan pelayanan terbaik bagi customer
b. Mengutamakan kerjasama, dan saling menghargai untuk mencapai tujuan bersama
c. Berlaku jujur dan peduli, tulus dan rendah hati
d. Disiplin, bekerja giat dan bermoral tinggi
e. Belajar dari kesalahan untuk meningkatkan kinerja secara berkesinambungan
8

3. Nilai-nilai Pelayanan
a. Profesionalism: memberikan pelayanan sesuai standard sehingga menghasilkan
layanan yang berkualitas, aman, akurat, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
b. Intimacy: wujud perhatian pada pelanggan secara ikhlas, tulus dan berkesan.
c. Communicative: proses interaksi dua arah secara efisien, efektif dan informatif
dengan sopan dan ramah.

E. TUJUAN RUMAH SAKIT


1. Tujuan Umum
a. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanaan kesehatan pasien yang utuh dalam arti
peduli terhadap pasien dan lingkungannya dan menyeluruh dalam arti preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan mutu yang tinggi, terukur dan
memuaskan pengguna.
b. Ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah bagian Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai rumah sakit yang mempunyai
keunikan pelayanan dalam arti pembeda yang bermakna dan dapat melayani
Pangsa pasar yang ditetapkan.
b. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai rumah sakit unggulan di dalam
bidang – bidang medik tersier tertentu yang belum/ tidak dimiliki rumah Sakit lain
dan menjadi alamat rujukan bagi yang memerlukan.
c. Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai komplemen Pemerintah dalam
bidang medik tertentu dan berpartisipasi dalam bidang pendidikan
Mengembangkan RSU Wiradadi Husada sebagai Wealth Creating Institutions yang
mampu menjamin kesejahteraan karyawannya.

BAB IV
9

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT


10
11

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

KEPALA INSTALASI CSSD DAN LAUNDRY


Alfi Noor Anggani, S. kep., Ns

KEPALA LAUNDRY KEPALA CSSD

Eko Karyoto
PELAKSANA

Sumanto
PELAKSANA

Arianto
PELAKSANA

Risky Edi P
PELAKSANA
12

BAB VI
URAIAN TUGAS

1. Kepala Instalasi CSSD


Uraian Tugas dan Tanggung Jawab:
- Mengarahkan semua aktifitas staff yang berkaitan dengan supply alat medis yang
steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
- Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan pengembangan diri /
personel lainya
- Bertanggung jawab agar staff mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin
sterilisasi secara benar
- Kerja sama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yang bersifat
intern dan ekstern
- Membuat perencanaan kerja dan membuat laporan kinerja pusat sterilisasi
Kualifikasi Tenaga :
- Pendidikan terakhir D3 di bidang kesehatan, atau D3 umum dengan minimal masa
kerja 5 tahun di bidang CSSD
- Telah mendapat kursus tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi
- Telah mendapat kursus tambahan tentang manajemen
- Berpengalaman di bidang kamar operasi dan pengsterilan
- Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi
2. Koordinator CSSD
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab:
- Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi CSSD
- Bertanggung jawab sebagai kepala Instalasi CSSD apa bila kepala Instalasi CSSD
berhalangan hadir
- Membantu Kapala Instalasi CSSD dalam pengendalian dan penaganan alat, mengajar,
merevisi prosedur baru, mengevaluasi staff dan melaporkanya kepada kepala Instalasi
CSSD
- Membuat program orientasi untuk tenaga tenaga baru
- Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
- Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan di CSSD dan
ruangan terkait
13

Kualifikasi Tenaga:
- Pendidikan minimal D3 dibidang kesehatan dengan masa kerja 3 tahun di bidang
CSSD
- Pernah mengikuti kursus tambahan tentang CSSD
- Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi

3. Staff CSSD
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab:
- Bertanggung jawab terhadap kepala CSSD
- Tidak alergi terhadap bahan – bahan yang digunakan di CSSD
- Dapat mengerti perintah dan menerapkanya menjadi aktivitas
- Dapat menerapkan apa yang sudah di ajarkan
- Mengikuti Standart Operasional Prosedur yang telah dibuat
- Dapat menjalankan pekerjaan baik perintah langsung maupun tidak langsumg / telepon
- Dapat mengerjakan pekerjaan rutin / berulang – ulang yang relatif “membosankan”
- Dapat menerima tekanan kerja dan kadang – kadang lembur
- Memakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala, sandal khusus, kaca mata
pelindung dan sarung tangan.
- Memelihara peralatan yang ada di CSSD, alat dan bahan steril
Kualifikasi Tenaga :
- Minimal Llulusan SMA / SMU / SMEA yang berpengalan atau tidak berpengalaman
- Harus mengikuti pelatiahan CSSD yang bersertifikat
- Dapt bekerja dengan cepat
- Mempunyai keterampilan yang baik
- Mempunyai sikapyang baik
- Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian
Kesimpulanya bahwa tenaga yang bertugas di pusat sterilisasi pada rumah sakit
harus mampu untuk memberikan pelatiha teknis tentang pelayanan CSSD di rumah sakit

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

1. Logistik Farmasi
Kebutuhan penunjang alat kesehatan CSSD diperoleh dari bagian logistik farmasi dengan
menggunakan form permintaan
14

2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di CSSD, diperoleh dari
logistik umum dengan menggunakan form permintaaan
3. Kamar Operasi ( O K )
Sebagian besar Alat yang di gunakan untuk kebutuhan operasi, semuanya di
sterilkan di CSSD dengan cara serah terima untuk dekumentasi dari mulai alat kotor
sampai alat steril yang kembalkan lagi ke ruangan operasi untuk di gunakan kembali
4. Ruangan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Kebutuhan alat atau instrumen habis pakai seperti set Angkat jahitan, Set angkat
perban, dan set ganti balut dibersihkan dan disterilkan di CSSD, dengan cara
pendokumentasian menggunakan buku ekspedisi atau buku serah terima alat dan
instrumen.
15

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

A. Pola Ketenagaan dan kualifikasi CSSD adalah:


1. KEPALA Instalasi CSSD, minimal S1 Kesehatan dengan masa kerja 5 thn di
CSSD
2. KOORDINATOR CSSD, minimal D3 Keperawatan dengan masa kerja 3 tahun
di CSSD
3. STAFF PELAKSANA SMA / SMU / SMEA Harus mengikuti pelatihan
CSSD
B. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi tenaga yang bekerja di CSSD RSU Wiradadi Husada dibedakan
sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga
manajer dan teknis pelayanan sterilisasi.CSSD RSU Wiradadi Husada dari Kamar
Bedah, dan ada dibawah Departemen Pelayanan Penunjang Medis, dan staff CSSD
meliputi : 1 Orang PJS ( Penanggung Jawab Shift ) dan 5 staff Pelaksana dengan
pengalaman di bidang CSSD, dengan format 2 shift pagi,1 shift siang dan 1 sift
malam.
C. Distribusi Ketenagaan
Dalam memberikan pelayanan, ketenagaan di bagian CSSD dibagi dalam 3
(tiga) shift. Shift pagi dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00, shift
siang dimulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 21.00, shift 21.00 sampai dengan
pukul 07.00. Pengaturan ketenagaan di CSSD disesuaikan dengan beban kerja.
Apabila ada permintaan diluar jam kerja tersebut diatas maka staff CSSD akan lembur
atau on call apabila di hari libur.
16

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Program Orientasi Karyawan Baru CSSD di RSU Wiradadi Husada

1. Pengenalan Visi-Misi Tujuan CSSD


2. Pengenalan Pengelolaan CSSD
2.1. Struktur Organisasi
2.2. Uraian Tugas, Formulir-formulir yang di gunakan
2.3. Hubungan Kerja dengan unit lain
3. Orientasi Mesin Sterilisasi dan Kegiatan Rutin
4. Melakukan Prosedur CSSD sesuai dengan SOP
5. Diikut sertakan dalam dinas / gilir jaga sore dan kegiatannya
6. Pemantapan pelaksanaan prosedur dasar
7. Diikut sertakan dalam dinas / gilir jaga dan jaga Oncall serta
kegiatannya
8. Pemantapan prosedur dasar , lanjut, CSSD dengan bimbingan minimal
9. Melaksanakan Perawatan dan Penaganan alat – alat CSSD dasar

dengan bimbingan penuh


10. Evaluasi Perawatan dan Penaganan alat – alat CSSD dasar
11. Melakukan prosedeur CSSD dengan bimbingan minimal
12. Perawatan dan Penanganan alat – alat CSSD dasar dengan bimbingan
minimal
13. Evaluasi Hasil Bimbimgan
17

BAB X
PERTEMUAN RAPAT

A. Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu.CSSD melakukan Rapat setiap akhir bulan dengan materi membahas kinerja mutu,
masalah dan pemecahanya dan evaluasi.
B. Tujuan
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan Sterilisasi yang propesional di CSSD
C. Tujuan khusus
- Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di CSSD
- Dapat menemukan jalan keluar atau pemecahan permasalahan
18

BAB XI
PELAPORAN

A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan dokumentasi yang ada terkait dengan pemberian pelayanan
Sterilisasi CSSD.
B. Jenis Laporan
- Laporan di buat oleh Penanggung Jawab CSSD
- Jenis laporan yang dikerjakan terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan ini dibuat secara tertulis oleh Penanggung Jawab shift setiap hari dan
pada setiap shift.mengenai : Jumlah Operasi , Jumlah Cycle mesin, jumlah item
steril ,Serta keadaan yang terjadi pada pasien pada shift Pagi dan siang Laporan
Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan
diserahkan kepada Kepala Departemen Pelayanan Medik , paling telat setiap
tanggal 10 bulan berjalan. Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah
- Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes selama 1 bulan
- Perbandingan Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes dengan
periode sebelumnya
- Masalah dan tindakan evaluasi
- Rencana CSSD
2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab CSSD dalam bentuk
tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada Kepala Departemen Pelayanan Medik
tiap tanggal 5 Adapun hal-hal yang dilaporkan adalah :

- Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes selama 1 Tahun
- Perbandingan Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes dengan
periode sebelumnya
- Masalah dan tindakan evaluasi
- Rencana CSSD
19

BAB XII
PENUTUP

Sterilisasi merupakan salah satu bagian dari pencegahan infeksi nosokomial, karena
saat ini infeksi nosokomial merupakan persoalan serius bagi rumah sakit dan bagi
pasien. Dimana dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian
pasien. Memang beberapa kejadian menunjukkan bahwa infeksi nosokomial tidak
menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama sehingga
harus mengeluarkan biaya lebih banyak.
Oleh karena itu pelayanan sterilisasi sangat dibutuhkan dan berperan dalam
menekan kejadian infeksi nosokomial. Dengan adanya pedoman ini diharapkan
personel di CSSD dapat bekerja secara profesional, karena di dalam pedoman ini
terdapat ketentuan – ketentuan pelayanan sterilisasi. Selain itu personel di CSSD
hendaknya selalu mengasah diri dan mau berkembang dengan mengikuti pelatihan –
pelatihan sehingga tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan tentang CSSD.

Anda mungkin juga menyukai