Anda di halaman 1dari 76

RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Ringkasan
Eksekutif
2021
HASIL AKREDITASI
SEKOLAH DAN
MADRASAH

BADAN AKREDITASI NASIONAL


SEKOLAH/MADRASAH

1
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

RINGKASAN EKSEKUTIF 2021


Hasil Akreditasi Sekolah dan Madrasah

Copyright © BAN-S/M, 2022


Hak cipta dilindungi undang-undang
All right reserved

Tim Penyusun:
Abdul Malik | Amat Nyoto | Arismunandar | Budi Susetyo | Capri Anjaya
Marjuki | Maskuri | Muchlas | Muhammad Nur | Muhammad Sayuti
Muhammad Yusro | Sumarna Surapranata | Sylvia P. Soetantyo | Toni Toharudin

Tim Editor:
Dinan Hasbudin AR | Fajarudin Irfan | Fatkhuri | Ichsan Ali | Janoko

ISBN: 978-623-99405-0-8
Cetakan I: Januari 2022

Diterbitkan oleh
BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH
Kompleks Kemendikbud, Gedung F, Lantai 2
Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan 12001
Telepon & Fax (021) 75914887
Situs Web: bansm.kemdikbud.go.id
Surel: sekretariat.bansm@kemdikbud.go.id

2
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

DAFTAR ISI

Daftar Isi................................................................................................. 3
Kata Pengantar ........................................................................................ 5

I. Pendahuluan ...................................................................................... 7

A. Latar Belakang .............................................................................. 7

B. Tujuan ........................................................................................ 11

II. METODE DAN HASIL REKRUTMEN ASESOR S/M...................................... 13

III. CAPAIAN HASIL AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2021 ............. 17

A. Hasil Akreditasi S/M Melalui Visitasi ................................................ 18

1. Perbandingan hasil akreditasi menurut jenjang ............................ 18

2. Perbandingan hasil akreditasi menurut status sekolah/ madrasah .. 20

3. Analisis Butir Hasil Akreditasi .................................................... 22

a. Hasil Analisis Butir dan Komponen Jenjang SD ...................... 23

b. Hasil Analisis Butir dan Komponen Jenjang MI ........................ 25

c. Analisis Butir dan Komponen Jenjang SMP ............................. 27

d. Analisis Butir dan Komponen Jenjang MTs ............................. 29

e. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang SMA .................... 31

f. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang MA ...................... 34

g. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang SMK .................... 37

h. Analisis Butir dan komponen Jenjang SLB ............................. 40

B. HASIL AKREDITASI SEKOLAH INDONESIA LUAR NEGERI (SILN) ......... 43

3
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

C. HASIL AUTOMASI AKREDITASI S/M BERBASIS DATA SEKUNDER ........ 46

1. Rekap Nasional Data Akreditasi S/M berbasis Data Sekunder ......... 47

2. Rekap Nasional untuk Seluruh Jenjang (Negeri dan Swasta) .......... 52

3. Hasil Akreditasi Jenjang SD Berdasarkan Status dan Peringkat ...... 54

4. Hasil Akreditasi Jenjang MI Berdasarkan Status dan Peringkat ....... 55

5. Hasil Akreditasi Jenjang SMP Berdasarkan Status dan Peringkat..... 56

6. Hasil Akreditasi Jenjang MTs Berdasarkan Status dan Peringkat ..... 58

7. Hasil Akreditasi Jenjang SMA Berdasarkan Status dan Peringkat .... 59

8. Hasil Akreditasi Jenjang MA Berdasarkan Status dan Peringkat ...... 60

9. Hasil Akreditasi Jenjang SMK Berdasarkan Status ........................ 62

10. Hasil Akreditasi Jenjang SLB Berdasarkan Status dan Peringkat ..... 63

IV. ANALISIS HASIL AKREDITASI SSEKOLAH/MADRASAH DENGAN SEM ......... 65

A. Analisis Model Pengukuran ............................................................. 65

B. Analisis Model Struktural ............................................................... 68

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................................ 71

A. Kesimpulan.................................................................................. 71

B. Rekomendasi ............................................................................... 74

4
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Kata Pengantar

P
uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Ringkasan Eksekutif
2021: Hasil Akreditasi Sekolah dan Madrasah telah diselesaikan
dengan lancar.
Ringkasan eksekutif 2021 ini merupakan laporan singkat hasil, analisis
dan rekomendasi akreditasi sekolah dan madrasah yang dilaksanakan oleh
BAN S/M pada tahun 2021. Capaian kinerja ini tidak lepas dari dukungan dan
kerja sama yang luar biasa dari seluruh komponen baik di tingkat BAN-S/M,
BAN-S/M Provinsi, dan seluruh asesor yang terlibat.
Ringkasan eksekutif 2021 ini diharap dapat bermanfaat bagi internal
BAN S/M maupun pemangku kepentingan lain; Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, dan institusi-
institusi lain yang memerlukan.

Jakarta, 30 Desember 2021

Ketua BAN S/M,

ttd

Dr. Toni Toharudin, M.Sc.

5
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

6
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem akreditasi baru yang ditandai dengan perubahan paradigma


dalam pelaksanaan akreditasi dari berbasis kepatuhan administratif
(compliance) menjadi berbasis kinerja (performance) merupakan titik tolak
reformasi akreditasi dan telah diimplementasikan dalam dua tahun terakhir
sejak 2020. Arus reformasi tersebut telah melahirkan instrumen akreditasi
satuan pendidikan yang lebih dikenal dengan istilah IASP2020. IASP2020
hadir dengan membawa kebaruan dalam proses penilaian satuan pendidikan.
Sebagai perangkat kebijakan publik, IASP2020 merupakan instrumen yang
bersifat diagnostik yang didesain dengan memerhatikan berbagai
karakteristik pada setiap tingkatan sekolah/madrasah. IASP2020 dirancang
untuk mampu menangkap atribut-atribut yang bersifat substansi yang
memberi informasi yang jelas (concrete) mengenai potensi yang dimiliki oleh
sekolah/madrasah dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang
berkualitas. Selanjutnya, keberadaan IASP2020 juga merupakan alat
asesmen yang mampu memperlihatkan aspek yang bersifat meaningful dan
discriminatory pada setiap satuan pendidikan sehingga keberadaannya
menjadi alat potret untuk membedakan sekolah/madrasah yang melakukan
hal-hal meaningful atau sebaliknya, dalam proses pembelajaran.
Pada tahun 2021, Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
menetapkan dua kebijakan penting dalam pelaksanaan program akreditasi
yaitu kebijakan peningkatan kualitas asesor dan kebijakan pelaksanaan
akreditasi. Terkait kebijakan peningkatan kualitas asesor, BAN-S/M
memfokuskan kebijakan pada usaha pemetaan distribusi asesor untuk setiap
daerah yang dilakukan melalui rekrutmen asesor baru, dan fokus pada
pengembangan kapasitas untuk asesor lama, dan peningkatan kualitas
pelatih asesor di setiap provinsi. Sementara untuk kebijakan pelaksanaan

7
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

akreditasi, tahun 2021 BAN-SM melaksanakan akreditasi yang lebih


menitikberatkan pada usaha untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
yang muncul di lapangan terkait Sekolah/Madrasah yang termasuk dalam
kategori:
1. Sekolah/madrasah yang belum memiliki status akreditasi atau
sekolah/madrasah dengan status Tidak Terakreditasi (TT) dan telah
memenuhi syarat untuk diakreditasi;
2. Sekolah/madrasah dengan status terakreditasi berdasarkan penilaian
data sekunder yang menunjukkan indikasi penurunan kinerja;
3. Sekolah/madrasah yang tidak termasuk dalam dua kategori di atas;
4. Sekolah/madrasah yang melanggar kode etik; dan
5. Sekolah/madrasah yang telah dinyatakan tutup berdasarkan keputusan
dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota.

Untuk mengatasi masalah sebagaimana diuraikan dalam kategori


tersebut di atas, solusi yang diimplementasikan yaitu: (1) melaksanakan
visitasi dan (2) melaksanakan automasi akreditasi berdasarkan analisis data
sekunder terkait kinerja Sekolah/Madrasah melalui sistem automasi yang
terintegrasi dengan Sistem Penilaian Akreditasi (Sispena). Untuk
pelaksanaan visitasi, pada tahun 2021 BAN-SM telah melaksanakan visitasi
terhadap 11.459 sekolah/madrasah (melebihi target yang ditetapkan).
Pelaksanaan visitasi tersebut dilakukan dengan menugaskan 4.847 asesor di
34 Provinsi. Rincian hasil pelaksanaan visitasi sekolah/madrasah
sebagaimana diuraikan dalam tabel 1.

8
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Tabel 1. Rekapitulasi Kuota dan Realisasi per Jenjang Hasil Akreditasi


melalui Visitasi
NO PROVINSI KUOTA REALISASI PRESENTASE

1 KALIMANTAN TIMUR 132 225 170,45%


2 SUMATERA SELATAN 212 306 144,34%
3 BALI 114 162 142,11%
4 SUMATERA UTARA 329 423 128,57%
5 PAPUA BARAT 70 90 128,57%
6 JAMBI 123 158 128,46%
7 KALIMANTAN UTARA 60 75 125,00%
8 BENGKULU 95 117 123,16%
9 JAWA BARAT 1567 1911 121,95%
10 SUMATERA BARAT 300 360 120,00%
11 NUSA TENGGARA BARAT 254 304 119,69%
12 SULAWESI TENGAH 214 255 119,16%
13 DKI JAKARTA 144 171 118,75%
14 KALIMANTAN TENGAH 238 281 118,07%
15 KALIMANTAN BARAT 276 323 117,03%
16 ACEH 232 270 116,38%
17 JAWA TENGAH 787 859 109,15%
18 RIAU 301 325 107,97%
19 DI YOGYAKARTA 97 104 107,22%
20 LAMPUNG 372 383 102,96%
21 SULAWESI TENGGARA 425 437 102,82%
22 PAPUA 449 455 101,34%
23 KEPULAUAN RIAU 108 108 100,00%
24 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 60 60 100,00%
25 JAWA TIMUR 1019 1019 100,00%
26 KALIMANTAN SELATAN 176 176 100,00%
27 SULAWESI UTARA 98 98 100,00%
28 GORONTALO 74 74 100,00%
29 SULAWESI BARAT 243 243 100,00%
30 SULAWESI SELATAN 350 350 100,00%
31 MALUKU UTARA 85 85 100,00%
32 BANTEN 529 489 92,44%
33 NUSA TENGGARA TIMUR 633 533 84,20%
34 MALUKU 283 230 81,27%
Total 10449 11459 109,67%

9
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Sedangkan untuk pelaksanaan automasi akreditasi, BAN-S/M


melakukan analisis data sekunder terkait kinerja Sekolah/Madrasah melalui
sistem automasi yang dirancang untuk menganalisis data dan informasi
secara longitudinal sehingga bisa memastikan sistem dasbor akan
memberikan informasi tentang kinerja mutu satuan pendidikan. Pada tahun
2021 jumlah sekolah/madrasah yang dilakukan automasi mencapai 91.870
sekolah/madrasah dengan rincian sebagaimana ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi per Jenjang Hasil Akreditasi melalui Sistem


Automasi

JENJANG Total
No PROVINSI
SD MI SMP MTs SMA MA SMK SLB
1 ACEH 1.588 277 525 162 155 79 42 8 2.836
2 BALI 975 33 201 18 32 2 1 3 1.265
3 BANTEN 1.727 419 433 376 134 119 3 3 3.214
4 BENGKULU 793 13 214 28 65 10 3 1.126
5 DI YOGYAKARTA 830 87 137 29 52 14 81 47 1.277
6 DKI JAKARTA 789 180 399 78 158 16 285 12 1.917
7 GORONTALO 367 16 132 5 17 14 551
8 JAMBI 504 115 181 140 133 100 57 1.230
9 JAWA BARAT 7.157 1.463 2.150 919 399 144 1.123 63 13.418
10 JAWA TENGAH 6.836 1.527 1.070 459 450 146 504 26 11.018
11 JAWA TIMUR 7.150 1.610 2.063 1.161 583 507 775 183 14.032
12 KALIMANTAN BARAT 2.435 236 508 185 88 32 35 7 3.526
13 KALIMANTAN SELATAN 1.134 178 255 136 59 27 21 5 1.815
14 KALIMANTAN TENGAH 1.121 65 298 45 56 11 39 1.635
15 KALIMANTAN TIMUR 792 27 213 37 77 15 78 5 1.244
16 KALIMANTAN UTARA 135 8 38 8 9 1 8 1 208
KEPULAUAN BANGKA
17 291 9 77 6 24 1 408
BELITUNG
18 KEPULAUAN RIAU 459 29 162 23 58 14 745
19 LAMPUNG 1.564 306 364 267 125 135 84 2 2.847
20 MALUKU 461 32 145 32 102 19 30 2 823
21 MALUKU UTARA 431 48 145 45 89 45 36 5 844
NUSA TENGGARA
22 1.255 334 385 349 109 171 125 16 2.744
BARAT
NUSA TENGGARA
23 418 7 89 2 7 4 5 532
TIMUR
24 PAPUA 626 5 247 10 64 10 1 3 966
25 PAPUA BARAT 333 18 110 15 33 8 10 527

10
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

JENJANG Total
No PROVINSI
SD MI SMP MTs SMA MA SMK SLB
26 RIAU 1.817 136 482 230 150 50 1 2.866
27 SULAWESI BARAT 431 32 82 42 21 23 8 2 641
28 SULAWESI SELATAN 2.767 150 584 183 197 112 154 14 4.161
29 SULAWESI TENGAH 1.111 62 295 65 85 28 70 1.716
30 SULAWESI TENGGARA 684 34 281 55 115 22 19 20 1.230
31 SULAWESI UTARA 621 34 201 19 61 9 1 1 947
32 SUMATERA BARAT 2.125 67 449 188 111 62 66 78 3.146
33 SUMATERA SELATAN 1.395 151 396 96 198 37 53 4 2.330
34 SUMATERA UTARA 2.207 212 758 366 328 166 38 10 4.085
Total 53.329 7.920 14.069 5.779 4.344 2.149 3.752 528 91.870

B. Tujuan

1. Menyampaikan garis besar kebijakan pelaksanaan akreditasi


sekolah/madrasah tahun 2021;
2. Menyajikan informasi tentang metode dan peningkatan kualitas asesor
yang dilakukan BAN S/M
3. Menyajikan data dan informasi tentang hasil akreditasi
sekolah/madrasah melalui visitasi;
4. Memberikan data dan informasi tentang hasil akreditasi melalui sistem
automasi berdasarkan analisis data sekunder;
5. Menyajikan analisis data hasil akreditasi secara deskriptif dan induktif;
dan
6. Memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan pendidikan
dasar dan menengah di lingkungan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan Kementerian Agama.

11
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

12
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

II. METODE DAN HASIL REKRUTMEN


ASESOR S/M

P
ada tahun 2021, BAN-S/M memiliki asesor S/M sebanyak 5.419 orang
yang terdiri atas 3.721 asesor lama dan 1.698 asesor baru. Dari data
tersebut, jumlah asesor dengan persentase terbanyak dari unsur
Pengawas yaitu 62,88% dan Dosen 30.49%. Sementara itu, jumlah asesor
dari unsur Widyaiswara, PNS Pendidikan/Kemenag, Praktisi Pendidikan, Guru
dan Purnabakti memiliki persentase sangat kecil (kurang dari 4%). Rincian
data asesor dan unsur sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 1.

Unsur Asesor
1.14% 0.30%
1.29%
0.17%
3.73%

30.49%
62.88%

Pengawas Dosen
Widyaiswara PNS Pendidikan/Kemenag
Praktisi Pendidikan Guru
Purnabakti

Gambar 1. Data asesor tahun 2021

Proses rekrutmen asesor pada tahun 2021 mengalami perubahan cukup


fundamental. Dengan pemberlakuan IASP-2020, ada kebutuhan bagi BAN-
S/M untuk melakukan rekrutmen para calon asesor yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi sesuai tuntutan instrumen akreditasi yang berlandaskan
performance based. Oleh karena itu, Asesor yang melaksanakan visitasi

13
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

merupakan asesor hasil penyaringan dari Uji Kompetensi Asesor dan


Pelatihan Asesor yang dilakukan secara ketat.
Pada tahun 2021 BAN-S/M melakukan rekrutmen asesor yang
dilaksanakan secara terbuka, selektif dan obyektif melalui informasi yang
dipublikasikan pada laman BAN-S/M dan Sosial Media. Dalam kegiatan
seleksi tersebut Calon Asesor harus mengikuti beberapa rangkaian kegiatan,
yakni: pendaftaran dan seleksi administrasi, tes substansi dan wawancara
yang dilaksanakan secara daring (online), dan pelatihan calon asesor.
Dalam rangka memenuhi kekurangan jumlah asesor S/M pada tahun
2021 untuk 26 Provinsi, BAN-S/M melaksanakan kegiatan seleksi calon
asesor baru. BAN-S/M telah menerima pendaftar calon asesor sebanyak
29.614 orang dan dari jumlah tersebut, sebanyak 10.700 orang lulus
administrasi. Semua pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi
mengikuti tes substansi (Uji Kompetensi Asesor) dan yang dinyatakan lulus
sebanyak 2.452 orang. Tahap selanjutnya, 1.749 orang dinyatakan lulus
seleksi wawancara dan berhak mengikuti pelatihan calon asesor baru. Hasil
pelatihan asesor baru pada tahun 2021 telah berhasil meluluskan sebanyak
1.698 orang yang tersebar di 26 provinsi, dan sebanyak 51 asesor tidak lulus
pelatihan. Dengan rekrutmen baru sebanyak 1.698 orang, BAN-S/M pada
tahun 2021 memiliki total asesor sebanyak 5.419 orang yang tersebar di 34
provinsi. Rincian data hasil seleksi asesor sebagaimana diuraikan dalam
gambar 2.

14
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Gambar 2. Data Hasil Seleksi Asesor

Selain pelaksanaan rekrutmen asesor, pada tahun 2021 BAN-S/M juga


melaksanakan kegiatan Penguatan dan Pelatihan Pelatih Asesor yang
bertujuan untuk menguatkan kembali pemahaman para Pelatih Asesor
tentang program dan kebijakan akreditasi terutama terkait penggunaan
IASP2020 dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah. Peserta
Penguatan dan Pelatihan Pelatih Asesor adalah Anggota BAN-S/M Provinsi
dan Asesor terpilih yang ditugaskan oleh BAN-S/M Provinsi. Peserta Kegiatan
Penguatan Pelatih Asesor adalah para Pelatih Asesor dari 34 BAN-S/M
dengan jumlah 371 peserta yang dilaksanakan dalam dua tahap kegiatan.
Sementara itu untuk kegiatan Pelatihan Pelatih Asesor diikuti oleh 38 peserta
dari 11 Provinsi. Rincian data hasil kegiatan penguatan pelatih asesor dan
pelatihan pelatih asesor sebagaimana ditunjukkan dalam tabel gambar 3.

15
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Gambar 3. Data Pelatih Asesor

16
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

III. CAPAIAN HASIL AKREDITASI


SEKOLAH/MADRASAH TAHUN 2021

P
ada tahun 2021, BAN-S/M menetapkan kuota akreditasi untuk visitasi
sekolah/madrasah sebanyak 10.449. Dalam implementasinya,
jumlah sekolah/madrasah yang divisitasi sebanyak 11.459 atau
melebihi target dari hasil penetapan kebijakan kuota awal. Dari jumlah
tersebut, distribusi hasil akreditasi untuk sekolah/madrasah yang divisitasi
dengan peringkat tiga ter banyak yaitu Jawa Barat (1.911
sekolah/madrasah), Jawa Timur (1.019 sekolah/madrasah), dan Jawa
Tengah (859 sekolah/madrasah). Sementara itu, untuk tiga provinsi dengan
jumlah hasil visitasi paling sedikit yaitu Bangka Belitung (60
sekolah/madrasah), Gorontalo (74 sekolah/madrasah), dan Kalimantan
Utara (75 sekolah/madrasah). Peta sebaran sekolah/madrasah yang
divisitasi untuk setiap provinsi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 4.

Gambar 4. Peta Sebaran Hasil Akreditasi

17
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

A. Hasil Akreditasi S/M Melalui Visitasi

1. Perbandingan hasil akreditasi menurut jenjang

Sebagaimana diuraikan di atas, jumlah sekolah dan


madrasah yang divisitasi pada tahun 2021 sebanyak 11.459,
melebihi target dari rencana awal sebanyak 10.449
sekolah/madrasah (109,7%). Secara nasional, hasil akreditasi
berdasarkan visitasi menunjukkan 33,31% sekolah/madrasah
memperoleh peringkat A; 33,22% peringkat B; 29,75% peringkat
C dan 4,29% berstatus Tidak Terakreditasi (Tabel 3). Dari hasil
tersebut, pola sebaran peringkat akreditasi sangat bervariasi
antar-jenjang. Pada jenjang SD, SMA, MI, dan MA mayoritas
terakreditasi A, untuk jenjang MTs mayoritas terakreditasi B,
sedangkan jenjang SMP, SLB, dan SMK mayoritas terakreditasi C
(Gambar 5).

Tabel 3. Sebaran peringkat akreditasi per jenjang

JENJAN A B C TT
Total
G N % N % n % N %
SD 1700 36,60% 1467 31,58% 1289 27,75% 189 4,07% 4645
MI 396 43,00% 296 32,14% 197 21,39% 32 3,47% 921
SMP 405 20,71% 694 35,48% 773 39,52% 84 4,29% 1956
MTs 572 31,99% 752 42,06% 420 23,49% 44 2,46% 1788
SMA 267 38,92% 185 26,97% 212 30,90% 22 3,21% 686
MA 454 52,30% 221 25,46% 183 21,08% 10 1,15% 868
SMK 18 4,17% 126 29,17% 250 57,87% 38 8,80% 432
SLB 5 3,07% 66 40,49% 85 52,15% 7 4,29% 163
29,75
Total 3817 33,31% 3807 33,22% 3409 426 3,72% 11459
%

18
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

SLB 3% 40% 52% 4%

SMK 4% 29% 58% 9%

MA 52% 25% 21% 1%

SMA 39% 27% 31% 3%

MTs 32% 42% 23% 2%

SMP 21% 35% 40% 4%

MI 43% 32% 21% 3%

SD 37% 32% 28% 4%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

A B C TT

Gambar 5. Peringkat akreditasi hasil visitasi berdasarkan jenjang

Terkait dengan sekolah/madrasah yang Tidak Terakreditasi


(TT) dengan jumlah 426 (TT), di mana persentase terbanyak
adalah jenjang SMK (8,8%), kemudian diikuti SMP dan SLB
masing-masing (4,29%) dan SD (4,07%), BAN-S/M memutuskan
memberikan rekomendasi baik dibina, digabung maupun ditutup.
Dari sejumlah sekolah/madrasah tersebut, sebanyak 88%
direkomendasikan dibina, 3% digabung dan 9% ditutup. Khusus
untuk pemberian rekomendasi penutupan, keputusan ini diambil
karena mutu seluruh komponen dari pelayanan dan proses
pembelajaran di sekolah/madrasah tersebut jauh di bawah standar
sehingga akan merugikan peserta didik. Di sisi lain, rekomendasi
penutupan ini juga telah mempertimbangkan bahwa masih

19
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

terdapat sekolah/madrasah lain di sekitarnya yang dapat melayani


mutu pendidikan lebih baik.

2. Perbandingan hasil akreditasi menurut status sekolah/


madrasah

Dari sebanyak 11.459 sekolah/madrasah yang divisitasi,


sebanyak 5.469 (47,7%) adalah sekolah/madrasah negeri dan
5.990 (52,3%) swasta, dan dari data sekolah/madrasah dengan
status negeri, sebanyak 70,4% adalah SD. Data ini juga
memperlihatkan bahwa mayoritas sekolah/madrasah yang
divisitasi tahun 2021 untuk semua jenjang adalah swasta kecuali
pada jenjang SD, bahkan untuk madrasah, lebih dari 80%
madrasah yang divisitasi berstatus swasta (gambar 6).

Gambar 6. Persentase sekolah/madrasah yang divisitasi berdasarkan status

Hasil dan pola sebaran peringkat akreditasi antara sekolah


dan madrasah dan antara sekolah/madrasah negeri dan swasta

20
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

sangat bervariasi (gambar 7). Perbandingan hasil akreditasi antara


sekolah dan madrasah dapat disarikan sebagai berikut:
1) Persentase madrasah yang memperoleh peringkat akreditasi
minimal B lebih tinggi dari sekolah di semua jenjang. Lebih
dari 70% madrasah terakreditasi minimal B, sedangkan
sekolah di bawah 70%.
2) Persentase madrasah negeri yang terakreditasi minimal B
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan madrasah swasta.
Lebih dari 90% madrasah negeri terakreditasi minimal B,
sedangkan untuk madrasah swasta, lebih dari 70%.
3) Berbeda dengan madrasah, pola sebaran hasil akreditasi
pada sekolah negeri dan swasta sangat bervariasi.
Persentase SD, SLB dan SMK negeri yang terakreditasi
minimal B lebih tinggi dari sekolah swasta, SMP negeri lebih
rendah dari SMP swasta, sedangkan SMA negeri dan swasta
relatif sama.
4) Tidak terdapat madrasah negeri yang Tidak Terakreditasi,
sedangkan di madrasah swasta terdapat madrasah Tidak
Terakreditasi di semua jenjang. Di seluruh jenjang sekolah,
baik di sekolah negeri maupun swasta, terdapat sekolah
dengan status Tidak Terakreditasi.

21
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Gambar 7. Persentase peringkat akreditasi berdasarkan jenjang, jenis dan status

3. Analisis Butir Hasil Akreditasi

Peringkat dan nilai akhir akreditasi diperoleh dari penilaian


asesor setiap butir, baik butir inti maupun butir kekhususan. Pada
semua jenjang pendidikan, terdapat 35 butir inti yang sama, akan
tetapi terdapat tambahan butir kekhususan pada jenjang SD/MI
(1 butir), SLB (5 butir) dan SMK/MAK (9 butir). Butir-butir tersebut
dikelompokkan dalam 4 (empat) komponen, yaitu Mutu Lulusan,
Proses Pembelajaran, Mutu Guru dan Manajemen dengan rincian
sebagai dalam Tabel 4.

Tabel 4. Nomor butir berdasarkan Komponen tiap jenjang

Proses
JENJANG Mutu Lulusan Mutu Guru Manajemen
Pembelajaran
19 s/d 22 dan
SD/MI 1 s/d 11 12 s/d 18 23 s/d 35
36
SMP/MTs/SMA
1 s/d 11 12 s/d 18 19 s/d 22 23 s/d 35
/MA
23 s/d 35, 38,
SLB 1 s/d 11 dan 36 12 s/d 18 dan 37 19 s/d 22
39 dan 40
1 s/d 11, 36 dan 12 s/d 18, 38 dan 19 s/d 22 dan 23 s/d 35, 41,
SMK
37 39 40 42, 43 dan 44

22
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Pada bagian ini akan dibahas hasil analisis butir per jenjang
dan jenis pendidikan dan dibandingkan hasilnya antar-status
sekolah/madrasah.

a. Hasil Analisis Butir dan Komponen Jenjang SD

Dari 36 butir untuk jenjang SD, lebih dari 75% sekolah


mencapai kinerja mutu minimal level 3 untuk semua butir,
baik di SD negeri maupun swasta. Namun demikian, terdapat
beberapa butir di mana hanya sebagian kecil sekolah yang
memperoleh kinerja level 4, yaitu butir 5 s/d 8 (kompetensi
siswa dalam hal ketrampilan abad ke-21), 9 (ekspresi diri dan
berkreasi dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat),
16 (budaya literasi membaca dan menulis), 19 s/d 21
(kompetensi guru dan pengembangan profesi guru) dan 34
(bimbingan dan konseling). Rata-rata skor keempat
komponen menunjukkan baik (di atas 75), baik pada SD
negeri maupun SD swasta, meskipun skor SD swasta lebih
rendah dari SD negeri tetapi tidak berbeda secara signifikan.

23
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan

Manajemen Proses
S/M Pembelajaran

Negeri
Swasta
Mutu Guru

Gambar 8. Hasil analisis butir dan komponen untuk SD

24
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

b. Hasil Analisis Butir dan Komponen Jenjang MI

Pola hasil penilaian beberapa butir antara MI negeri dan


MI swasta memiliki perbedaan. Untuk jenjang MI Swasta,
masih terdapat beberapa madrasah yang memperoleh
penilaian kinerja dengan skor 1 (terendah) di semua
komponen. Satu-satunya butir di mana masih sedikit
madrasah yang memperoleh nilai 4 baik di MI swasta maupun
negeri adalah butir 34, yaitu pengelolaan bimbingan dan
konseling. Sementara itu untuk MI Swasta, beberapa butir
dengan skor kinerja masih sedikit yang memperoleh level 4
adalah butir 5, 7, 8 dan 9 (kompetensi siswa dalam hal
ketrampilan abad ke-21), 16 (budaya literasi membaca dan
menulis), 20 dan 21 (pengembangan profesi guru). Rata-rata
skor ke empat komponen pada diagram laba-laba
menunjukkan kinerja baik (di atas 80), akan tetapi perbedaan
antara MI negeri dan swasta cukup besar (Gambar 9).

25
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Proses
Manajemen S/M 60
Pembelajaran

Mutu Guru
Negeri Swasta
Gambar 9. Analisis Butir dan Komponen MI

26
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

c. Analisis Butir dan Komponen Jenjang SMP

Berdasarkan hasil analisis butir SMP pada Gambar 10,


terdapat sekolah yang memperoleh skor kinerja level 1
( paling rendah) pada butir tertentu yang tersebar di empat
komponen, baik di SMP negeri maupun swasta. Pola sebaran
hasil penilaian butir antara SMP negeri dan swasta tidak
memiliki perbedaan. Butir-butir di mana hanya sedikit
sekolah yang memperoleh skor kinerja level 4 antara lain
pada butir 5 s/d 9 (kompetensi siswa dalam hal ketrampilan
abad ke-21), 16 (budaya literasi membaca dan menulis), 20
dan 21 (pengembangan profesi guru) dan 34 (bimbingan dan
konseling). Selain butir-butir tersebut, masih banyak butir
lain di mana kurang dari 50% sekolah yang memperoleh skor
kinerja level 4. Rata-rata skor kinerja keempat komponen
antara SMP negeri dan SMP swasta tidak berbeda. Dari ke
empat komponen tersebut, komponen mutu guru yang
memiliki skor paling rendah.

27
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70 Proses
Manajemen S/M 60
Pembelajaran

Mutu Guru Negeri Swasta

Gambar 10. Analisis Butir dan Komponen SMP

28
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

d. Analisis Butir dan Komponen Jenjang MTs

Pola hasil penilaian butir antara MTs negeri dan MTs


swasta memiliki perbedaan. Pada MTs Swasta, sebagaimana
pada MI swasta, masih terdapat beberapa madrasah yang
memperoleh penilaian kinerja dengan skor 1 ( paling rendah)
di semua komponen. Lebih dari 50% MTs negeri memperoleh
skor butir level 4 pada hampir di semua butir. Sedangkan
untuk MTs swasta masih banyak madrasah yang belum
memperoleh kinerja level 4, yaitu pada butir 5, 7, 8 dan 9
(kompetensi siswa dalam hal ketrampilan abad ke-21), 16
(budaya literasi membaca dan menulis), 19 s/d 22
(kompetensi guru, pengembangan profesi guru dan inovasi
dan kreativitas guru), dan butir 34 (bimbingan dan konseling).
Rata-rata skor ke empat komponen pada diagram laba-laba
menunjukkan kinerja baik (di atas 80), akan tetapi perbedaan
antara MTs negeri dan swasta cukup besar (Gambar 11).

29
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Manajemen S/M 60 Proses Pembelajaran

Mutu Guru Negeri Swasta

Gambar 11. Analisis Butir dan Komponen MTs

30
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

e. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang SMA

Pola hasil penilaian butir antara SMA negeri dan SMA


swasta tidak memiliki perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar 12, hasil penilaian kinerja untuk jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA) menunjukkan masih terdapat
beberapa sekolah dengan penilaian kinerja level 1 yang
tersebar di semua komponen. Namun demikian, lebih dari
75% sekolah (negeri dan swasta) memperoleh kinerja mutu
dengan capaian minimal level 3 untuk semua butir. Dari data
tersebut bahkan terlihat bahwa terdapat 6 (enam) butir di
mana lebih dari 60% sekolah memiliki perolehan kinerja
sangat baik, level 4 (baik SMA negeri/swasta) yakni pada
butir 2 (pengembangan karakter siswa dalam menunjukkan
perilaku relijius), butir 4 (pengembangan karakter siswa
dalam pencegahan perundungan/bullying), butir 15 (iklim
belajar yang menunjukkan partisipasi aktif dalam belajar ),
butir 17 (iklim belajar yang menunjukkan suasana belajar
yang aman, nyaman, bersih, dan memudahkan siswa untuk
belajar), butir 26 (budaya sekolah dengan terbangunnya
komunikasi dan interaksi antara warga sekolah, orang tua,
dan masyarakat yang harmonis), dan butir 27 (budaya
sekolah yang menunjukkan budaya bersih, indah, aman, dan
tertib).
Selanjutnya, terdapat 7 (tujuh) butir di mana hanya
sebagian kecil sekolah (SMA negeri/swasta) yang
memperoleh kinerja level 4, yaitu butir 5 (kompetensi siswa
dalam keterampilan abad ke-21 pada aspek berkomunikasi),
butir 7-8 (kompetensi siswa dalam keterampilan abad ke-21
pada aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah serta
kreativitas dan inovasi), butir 9 (kompetensi siswa dalam
menunjukkan ekspresi diri dan berkreasi dalam kegiatan
pengembangan minat dan bakat), butir 16 (iklim belajar
dengan budaya literasi membaca dan menulis), dan butir 20-

31
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

21 (pengembangan profesi guru dalam melakukan evaluasi


diri, refleksi dan perbaikan kinerja, serta pengembangan
profesi berkelanjutan).
Dari data tersebut secara umum dapat disimpulkan
bahwa beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian
untuk peningkatan kinerja sekolah baik untuk SMA negeri
maupun swasta adalah peningkatan kompetensi siswa abad
ke-21, budaya literasi membaca dan menulis dan
pengembangan profesi guru.
Sementara itu untuk analisis komponen jenjang SMA,
seperti ditunjukkan pada Gambar 12, memperlihatkan bahwa
rerata nilai keempat komponen menunjukkan kinerja baik (di
atas 80), baik pada SMA negeri maupun swasta. Pada
diagram tersebut terlihat nilai SMA swasta lebih rendah dari
SMA negeri tetapi tidak berbeda secara signifikan. Walaupun
keempat komponen tersebut memperoleh nilai di atas 80,
terlihat bahwa komponen mutu guru memperoleh nilai paling
rendah dibandingkan tiga komponen lainnya yakni mutu
lulusan, proses pembelajaran dan manajemen sekolah.

32
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Proses
Manajemen S/M 60
Pembelajaran

Negeri Swasta
Mutu Guru

Gambar 12. Analisis Butir dan Komponen IASP Jenjang SMA

33
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

f. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang MA

Pola hasil penilaian butir antara MA negeri dan MA


swasta tidak memiliki perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar 13, hasil penilaian kinerja untuk jenjang
Madrasah Aliyah (MA) menunjukkan masih terdapat
beberapa madrasah dengan penilaian kinerja level 1 yang
tersebar di semua komponen. Namun demikian, lebih dari
75% Madrasah Aliyah (MA) (baik negeri maupun swasta)
memperoleh kinerja mutu dengan capaian minimal level 3
untuk semua butir. Dari data tersebut bahkan terlihat bahwa
terdapat 6 (enam) butir di mana lebih dari 60% madrasah
memiliki perolehan kinerja sangat baik, level 4 yakni pada
butir 2 (pengembangan karakter siswa dalam menunjukkan
perilaku relijius), butir 4 (pengembangan karakter siswa
dalam pencegahan perundungan/bullying), butir 15 (iklim
belajar yang menunjukkan partisipasi aktif dalam belajar ),
butir 17 (iklim belajar yang menunjukkan suasana belajar
yang aman, nyaman, bersih, dan memudahkan siswa untuk
belajar), butir 26 (budaya sekolah dengan terbangunnya
komunikasi dan interaksi antara warga sekolah, orang tua,
dan masyarakat yang harmonis), dan butir 27 (budaya
sekolah yang menunjukkan budaya bersih, indah, aman, dan
tertib).
Selanjutnya, data tersebut juga menunjukkan terdapat
7 (tujuh) butir di mana hanya sebagian kecil madrasah
(negeri/swasta) yang memperoleh kinerja level 4, yaitu butir
5 (kompetensi siswa dalam keterampilan abad ke-21 pada
aspek berkomunikasi), butir 7-8 (kompetensi siswa dalam
keterampilan abad ke-21 pada aspek berpikir kritis dan
pemecahan masalah serta kreativitas dan inovasi), butir 9
(kompetensi siswa dalam menunjukkan ekspresi diri dan
berkreasi dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat),
butir 16 (iklim belajar dengan budaya literasi membaca dan

34
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

menulis), dan butir 20-21 (pengembangan profesi guru


dalam melakukan evaluasi diri, refleksi dan perbaikan kinerja,
serta pengembangan profesi berkelanjutan).
Dari data tersebut secara umum dapat disimpulkan
bahwa beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian
untuk peningkatan kinerja madrasah, baik pada MA negeri
maupun swasta adalah peningkatan kompetensi siswa abad
ke-21, budaya literasi membaca dan menulis dan
pengembangan profesi guru. Kondisi ini hampir sama dengan
yang terjadi pada SMA negeri dan swasta.
Sementara itu untuk analisis komponen jenjang MA
seperti ditunjukkan pada Gambar 13 memperlihatkan bahwa
rerata nilai keempat komponen pada MA negeri memperoleh
kinerja sangat baik (di atas 90), adapun untuk MA swasta
memperoleh kinerja baik (di atas 80). Pada gambar diagram
tersebut terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara MA
negeri dan swasta. Walaupun keempat komponen tersebut
memperoleh nilai kinerja baik dan amat baik, terlihat bahwa
komponen mutu guru memperoleh nilai paling rendah
dibandingkan tiga komponen lainnya yakni mutu lulusan,
proses pembelajaran dan manajemen sekolah.

35
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Proses
Manajemen S/M 60
Pembelajaran

Mutu Guru Negeri Swasta

Gambar 13. Analisis Butir dan Komponen IASP Jenjang Madrasah Aliyah

36
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

g. Hasil Analisis Butir dan komponen Jenjang SMK

Pola hasil penilaian butir antara SMK negeri dan swasta


ada perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 14,
hasil penilaian kinerja untuk jenjang SMK Negeri
menunjukkan terdapat beberapa sekolah dengan penilaian
kinerja level 1 yang tersebar di hanya di 3 komponen
sedangkan untuk SMK Swasta di semua komponen dan butir
kekhususan. Namun demikian, lebih dari 75% SMK (baik
negeri maupun swasta) memperoleh kinerja mutu dengan
capaian minimal level 3 pada semua butir inti. Dari data
tersebut bahkan terlihat bahwa terdapat 6 (enam) butir inti
di mana dari lebih dari 60% SMK memiliki perolehan kinerja
sangat baik, level 4 yakni pada butir 2 (pengembangan
karakter siswa dalam menunjukkan perilaku relijius), butir 4
(pengembangan karakter siswa dalam pencegahan
perundungan/bullying), butir 15 (iklim belajar yang
menunjukkan partisipasi aktif dalam belajar ), butir 17 (iklim
belajar yang menunjukkan suasana belajar yang aman,
nyaman, bersih, dan memudahkan siswa untuk belajar), butir
26 (budaya sekolah dengan terbangunnya komunikasi dan
interaksi antara warga sekolah, orang tua, dan masyarakat
yang harmonis), dan butir 27 (budaya sekolah yang
menunjukkan budaya bersih, indah, aman, dan tertib). Hal
yang sama terjadi di jenjang SMA (negeri/swasta) dan MA
(negeri/swasta).
Selanjutnya, data tersebut juga menunjukkan terdapat
11 (dua belas) butir di mana hanya sebagian kecil sekolah
(baik SMK negeri/swasta) yang memperoleh kinerja level 4.
Keduabelas butir tersebut terdiri dari 7 (tujuh) butir inti
ditambah dengan 5 (lima) butir kekhususan SMK, yaitu butir
5 (kompetensi siswa dalam keterampilan abad ke-21 pada
aspek berkomunikasi), butir 7-8 (kompetensi siswa dalam
keterampilan abad ke-21 pada aspek berpikir kritis dan

37
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

pemecahan masalah serta kreativitas dan inovasi), butir 9


(kompetensi siswa dalam menunjukkan ekspresi diri dan
berkreasi dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat),
butir 16 (iklim belajar dengan budaya literasi membaca dan
menulis), butir 20-21 (pengembangan profesi guru dalam
melakukan evaluasi diri, refleksi dan perbaikan kinerja, serta
pengembangan profesi berkelanjutan), butir 36 (kompetensi
siswa dengan memiliki kompetensi sesuai kompetensi
keahlian), butir 37 (kepuasan pemangku kepentingan yang
menunjukkan daya serap lulusan di dunia kerja/wirausaha),
butir 38 (kualitas pembelajaran di kelas dengan
menyelenggarakan unit produksi/business center/
technopark), butir 40 (pengembangan profesi guru dimana
guru melaksanakan kegiatan pelatihan asesor kompetensi
atau magang di dunia kerja), dan butir 44 (pengelolaan
kesiswaan dengan melakukan pengelolaan Bursa Kerja
Khusus/BKK).
Gambar 14 juga memperlihatkan bahwa terdapat 3 butir
kekhususan di mana mayoritas SMK memperoleh nilai kinerja
pada level 1 dan 2 yakni butir 38, butir 40 dan butir 44. Hal
ini menunjukkan bahwa untuk 3 butir kekhususan tersebut
perlu mendapat perhatian khusus dari Sekolah dan
Pemerintah (pusat maupun daerah).
Sementara itu untuk analisis komponen IASP jenjang
SMK seperti ditunjukkan pada Gambar 14, data menunjukkan
ada perbedaan yang cukup siginifikan antara SMK negeri dan
swasta. Untuk SMK negeri, rerata nilai keempat komponen
menunjukkan kinerja baik (di atas 80) kecuali nilai komponen
mutu guru yang mendapat nilai 76,48. Sedangkan untuk SMK
swasta, rerata nilai keempat komponen menunjukkan kinerja
cukup baik (di atas 75) kecuali nilai komponen mutu guru
yang mendapat nilai 71,69. Dari empat komponen IASP pada
jenjang SMK (baik negeri maupun swasta), maka dapat

38
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

disimpulkan bahwa komponen mutu guru mendapatkan nilai


paling rendah dibandingkan 3 komponen lainnya yakni mutu
lulusan, proses pembelajaran dan manajemen sekolah.

39
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Manajemen S/M 60 Proses Pembelajaran

Mutu Guru Negeri Swasta

Gambar 14. Analisis Butir dan Komponen IASP Jenjang SMK

h. Analisis Butir dan komponen Jenjang SLB

Pola hasil penilaian butir antara SLB negeri dan swasta


tidak ada perbedaan. Sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar 15, hasil penilaian kinerja untuk jenjang SMK Negeri
menunjukkan terdapat beberapa sekolah dengan penilaian
kinerja level 1 yang tersebar di semua butir dari 4 komponen
termasuk butir kekhususan. Namun demikian, lebih dari 75%
SLB (baik negeri maupun swasta) memperoleh kinerja mutu
dengan capaian minimal level 3 pada semua butir inti. Dari
data tersebut bahkan terlihat bahwa terdapat 5 (lima) butir
inti di mana dari lebih dari 50% SLB memiliki perolehan
kinerja sangat baik, level 4 yakni pada butir 2
(pengembangan karakter siswa dalam menunjukkan perilaku
relijius), butir 13 (kualitas pembelajaran dengan
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar serta
menggunakan hasilnya sebagai dasar perbaikan program
berikutnya.), butir 17 (iklim belajar yang menunjukkan
suasana belajar yang aman, nyaman, bersih, dan
memudahkan siswa untuk belajar), butir 26 (budaya sekolah
dengan terbangunnya komunikasi dan interaksi antara warga
sekolah, orang tua, dan masyarakat yang harmonis), dan

40
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

butir 27 (budaya sekolah yang menunjukkan budaya bersih,


indah, aman, dan tertib).
Data tersebut juga menunjukkan terdapat 5 (lima) butir
di mana hanya sebagian kecil sekolah (baik SLB
negeri/swasta) yang memperoleh kinerja level 4. Kelima butir
tersebut terdiri dari 4 (empat) butir inti ditambah dengan 1
(satu) butir kekhususan SLB, yaitu butir 5 (kompetensi siswa
dalam keterampilan abad ke-21 pada aspek berkomunikasi),
butir 7 (kompetensi siswa dalam keterampilan abad ke-21
pada aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah), butir 16
(iklim belajar dengan budaya literasi membaca dan menulis),
butir 34 (pengelolaan kesiswaan yakni melakukan pelayanan
Bimbingan dan Konseling) dan butir 40 (pengelolaan guru
dan tenaga kependidikan dengan melibatkan tenaga ahli
yang profesional untuk mendukung efektivitas pelaksanaan
pembelajaran). Khusus untuk butir 40 ini bahkan hampir 50%
sekolah baik SLB negeri maupun swasta, memperoleh kinerja
pada level 1-2.
Sementara itu untuk analisis komponen IASP jenjang
SLB seperti ditunjukkan pada Gambar 15, memperlihatkan
bahwa rerata nilai keempat komponen menunjukkan kinerja
baik (di atas 80), baik pada SLB negeri maupun swasta. Pada
diagram tersebut terlihat nilai SLB swasta lebih rendah dari
SLB negeri tetapi tidak berbeda secara signifikan. Walaupun
keempat komponen tersebut memperoleh nilai di atas 80,
data menunjukkan bahwa komponen mutu guru memperoleh
nilai paling rendah dibandingkan tiga komponen lainnya yakni
mutu lulusan, proses pembelajaran dan manajemen sekolah.

41
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Mutu Lulusan
100
90
80
70
Manajemen S/M 60 Proses Pembelajaran

Negeri Swasta
Mutu Guru

Gambar 15. Analisis Butir dan Komponen IASP Jenjang SLB

42
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

B. Hasil Akreditasi Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN)

Pada tahun 2021 BAN-S/M telah melaksanakan akreditasi Sekolah


Indonesia di Luar Negeri (SILN) yang masa berlaku akreditasinya habis
pada tahun 2021. Sebanyak 24 SILN dari 9 negara yang mencakup
jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK telah berhasil diakreditasi yang
meliputi: SI Bangkok (jenjang SD, SMP dan SMA), SI Davao (jenjang
SD, SMP dan SMA), SI Den Haag (jenjang SD, SMP dan SMA), SI Jeddah
(jenjang SD, SMP dan SMA), SI Riyadh (jenjang SD dan SMP), SI
Singapura (jenjang SD, SMP dan SMA), SI Tokyo (jenjang SD, SMP dan
SMA), SI Yangon (jenjang SD, SMP dan SMA) dan SI Kinabalu (jenjang
SMK).
Tahapan pelaksanaan akreditasi SILN di antaranya dilakukan
melalui: pertama, sebelum dilakukan visitasi secara daring terhadap
Sembilan SILN tersebut, BAN-S/M terlebih dahulu melaksanakan
Bimbingan Teknis Pelaksanaan Akreditasi pada tanggal 9-11 Juni 2021.
Kegiatan tersebut merupakan kerja sama antara Biro Kerja Sama dan
Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud RI dan Badan Akreditasi
Nasional Sekolah/Madrasah (BAN S/M) dalam mendukung peningkatan
kualitas layanan pendidikan bagi WNI di luar negeri melalui sistem
penjaminan mutu berstandar nasional. Tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan visitasi. Kegiatan akreditasi SILN dilaksanakan
sepenuhnya oleh seluruh anggota BAN-S/M yang bertugas sebagai
asesor, dan melibatkan tiga Ketua BAN-S/M Provinsi yaitu Banten, Jawa
Barat, dan Jawa Timur sebagai asesor. Kegiatan visitasi dilaksanakan
secara daring (online) dalam pada tanggal 27 September sampai 1
Oktober 2021 untuk 9 SILN dengan 24 jenjang satuan Pendidikan. Data
rincian SILN dan jenjang sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 5.

43
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Tabel 5. Data SILN Visitasi 2021

Selanjutnya, untuk hasil akreditasi yang diperoleh oleh SILN


sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6. Dari tabel tersebut terlihat
bahwa rerata SILN untuk setiap jenjang mendapatkan Nilai Akreditasi
A (unggul), kecuali untuk SI Makkah/Riyadh yang mendapat peringkat
akreditasi B untuk jenjang SD dan SMP; dan peringkat akreditasi B
untuk jenjang SMK pada SI Kinabalu/Malaysia.

44
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Tabel 6. Hasil Akreditasi SILN tahun 2021

PERINGKAT JUMLAH
NO NEGARA JENJANG
A B

1 JEDDAH SD V 1

2 JEDDAH SMP V 1

3 JEDDAH SMA V 1

4 MAKKAH SD V

5 MAKKAH SMP V

4 DEN HAAG SD V 1

5 DEN HAAG SMP V 1

6 DEN HAAG SMA V 1

7 DAVAO SD V 1

8 DAVAO SMP V 1

9 DAVAO SMA V 1

10 TOKYO SD V 1

11 TOKYO SMP V 1

12 TOKYO SMA V 1

13 KINABALU SMK V 1

14 YANGOON SD V 1

15 YANGOON SMP V 1

16 YANGOON SMA V 1

17 SINGAPURA SD V 1

18 SINGAPURA SMP V 1

19 SINGAPURA SMA V 1

20 BANGKOK SD V 1

21 BANGKOK SMP V 1

22 BANGKOK SMA V 1

JUMLAH 21 3 24

45
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

C. Hasil Automasi Akreditasi S/M Berbasis Data Sekunder

Automasi akreditasi merupakan bagian integral dari reformasi


akreditasi yang dilakukan oleh BAN-S/M untuk memastikan
pelaksanaan akreditasi lebih efektif dan efisien. Setelah
mengembangkan IASP2020, pada tahun 2021 BAN-S/M telah
menuntaskan pengembangan dasbor sebagai tools untuk melakukan
asesmen terhadap sekolah/madrasah berbasis analisis data sekunder.
Dasbor digunakan sebagai acuan untuk memantau kinerja satuan
pendidikan dan pengambilan keputusan apakah sekolah/madrasah
yang sudah habis masa berlaku sertifikat akreditasinya akan dilakukan
perpanjangan secara otomatis atau akan menjadi sasaran visitasi.
Dalam tahap selanjutnya, pengembangan dasbor pada akhirnya
memerlukan payung hukum sebagai basis dalam penyelenggaraan
program akreditasi khususnya untuk sekolah/madrasah yang sudah
pernah diakreditasi pada periode sebelumnya. Penggunaan dasbor
telah memperoleh legal formal dengan terbitnya Kepmendikbudristek
Nomor 209/P/2021 tentang Kriteria Perangkat Akreditasi Pendidikan
Dasar dan Menengah sebagai pengganti Kepmendikbud Nomor
1005/P/2020. Regulasi tersebut mengatur tentang proses pelaksanaan
akreditasi dengan menempatkan dasbor sebagai salah satu fokus utama,
di mana hal tersebut diatur pada diktum ketiga yang menguraikan
bahwa pelaksanaan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
menggunakan dasbor akreditasi.
Dalam implementasinya, kebijakan automasi akreditasi
menggunakan dasbor dilaksanakan oleh BAN-S/M dengan mengacu
pada Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
Nomor: 807/BAN-SM/SK/2021 Tentang Pelaksanaan Akreditasi
Sekolah/Madrasah. Regulasi ini secara teknis mengatur detail proses
pelaksanaan akreditasi untuk sekolah/madrasah yang termasuk dalam
kategori:

46
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

a. Diktum Satu: Sekolah/madrasah yang belum memiliki status


akreditasi atau sekolah/madrasah dengan status Tidak
Terakreditasi (TT) dan telah memenuhi syarat untuk diakreditasi;
b. Diktum Dua: Sekolah/madrasah dengan status terakreditasi
berdasarkan penilaian data sekunder yang menunjukkan indikasi
penurunan kinerja;
c. Diktum Ketiga: Sekolah/madrasah yang tidak termasuk dalam dua
kategori di atas;
d. Diktum Keempat: Sekolah/madrasah yang melanggar kode etik;
dan
e. Diktum Kelima: Sekolah/madrasah yang telah dinyatakan tutup
berdasarkan keputusan dari Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.

1. Rekap Nasional Data Akreditasi S/M berbasis Data


Sekunder

Sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional


Sekolah Sekolah/Madrasah Nomor 807/BAN-SM/SK/2021 Tentang
Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah, BAN-S/M melakukan
perpanjangan sertifikat akreditasi secara automatis bagi sebagian
sekolah/madrasah berdasarkan hasil analisis data sekunder
melalui sistem dasbor monitoring dan yang memenuhi syarat
lainnya. Beberapa kebijakan automasi perpanjangan sertifikat
akreditasi sebagaimana disajikan dalam Tabel 7.

47
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Tabel 7. Kebijakan automasi perpanjangan akreditasi berdasarkan SK


Ketua BAN-S/M

KEPUTUSAN HASIL
No DIKTUM SASARAN KONDISI
PERINGKAT MASA SKOR
1 I-D BT/TT Menolak divisit TT 2 Tahun
• AB
• B=85
2 II-D RE + KINERJA Menolak divisit • BC 5 Tahun
• C=75
MENURUN • C  TT
Tidak divisit karena keterbatasan Tetap seperti
3 II-F 1 Tahun Konversi
kuota sebelumnya
Mengajukan Re+Memenuhi
Tetap seperti
4 III-C Syarat+ tidak divisit karena 1 Tahun Konversi
RE + KINERJA sebelumnya
keterbatasan kuota
TETAP/
III-D Mengajukan Re+Tidak memenuhi Tetap seperti
5 MENINGKAT 5 Tahun Konversi
syarat+ tidak divisit sebelumnya
III-E Tidak Mengajukan Re Tetap seperti
6 5 Tahun Konversi
sebelumnya
7 IV RE S/M Melanggar kode etik TT 5 Tahun

Secara umum, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 16,


pada tahun 2021 BAN-S/M telah berhasil melakukan automasi
akreditasi sebanyak 91.870 sekolah/madrasah yang terbagi ke
dalam lima kategori dalam diktum kebijakan BAN-S/M dan satu
kasus khusus. Automasi terhadap sekolah/madrasah tersebut
dilakukan karena poin-poin berikut, yaitu:
1) Sekolah/madrasah yang menolak mengisi DIA dan/atau
meminta penundaan proses akreditasi sehingga ditetapkan
dengan status Tidak Terakreditasi (TT) dan
sekolah/madrasah tersebut dapat mengajukan akreditasi
ulang setelah 2 (dua) tahun (diktum 1D). Sekolah/madrasah
yang termasuk dalam diktum 1D sebanyak 141 satuan
pendidikan.
2) Sekolah/madrasah yang menolak mengisi DIA dan/atau
meminta penundaan proses akreditasi dan berdasarkan
penilaian data sekunder menunjukkan indikasi penurunan
kinerja, sehingga BAN-S/M menetapkan status akreditasinya
dengan penurunan peringkat akreditasi dari peringkat A

48
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

(Unggul) menjadi B (Baik) dengan nilai akhir sama dengan


85; dari peringkat B (Baik) menjadi C (Cukup) dengan nilai
akhir sama dengan 75 (diktum 2D). Sekolah/madrasah yang
termasuk dalam diktum 2D sebanyak 45 satuan pendidikan.
3) Sekolah/madrasah yang menjadi sasaran akreditasi tetapi
tidak divisitasi karena keterbatasan kuota akreditasi,
sehingga BAN-S/M memperpanjang sertifikat dengan masa
berlaku 1 (satu) tahun sesuai dengan status akreditasi yang
dimiliki sebelumnya (diktum 2F), dan nilai akhir dilakukan
konversi menyesuaikan ketentuan nilai dan peringkat
akreditasi dalam IASP2020. Sekolah/madrasah yang
termasuk dalam diktum 2F sebanyak 12.733 satuan
pendidikan.
4) Sekolah/madrasah yang mengajukan akreditasi ulang dan
dinyatakan memenuhi syarat berdasarkan hasil verifikasi
melalui penilaian data sekunder oleh BAN-S/M tetapi tidak
divisitasi karena kuota akreditasi terbatas, sehingga BAN-S/M
memperpanjang sertifikat akreditasinya dengan status yang
sama selama 1 (satu) tahun (diktum 3C), dan nilai akhir
dilakukan konversi menyesuaikan ketentuan nilai dan
peringkat akreditasi dalam IASP2020. Sekolah/madrasah
yang termasuk dalam diktum 3C sebanyak 2.734 satuan
pendidikan.
5) Sekolah/madrasah yang tidak mengajukan akreditasi ulang,
sehingga BAN-S/M memperpanjang sertifikat akreditasinya
dengan status yang sama selama 5 (lima) tahun (diktum 3E),
dan nilai akhir dilakukan konversi menyesuaikan ketentuan
nilai dan peringkat akreditasi dalam IASP2020.
Sekolah/madrasah yang termasuk dalam diktum 3E
sebanyak 76.113 satuan pendidikan.
6) Sekolah/madrasah yang telah menyatakan kesediaan untuk
divisitasi namun karena keadaan kahar/kejadian luar biasa
(force majeure) seperti: bencana alam (gempa, gunung

49
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

meletus), keamanan, dan lain-lain BAN-S/M menetapkan


kebijakan untuk memperpanjang status akreditasi
sekolah/madrasah tersebut selama 1 (satu) tahun.
Sekolah/madrasah yang termasuk dalam kategori kasus
khusus ini sebanyak 104.

Jumlah S/M
76,113

12,733

141 2,734 104


45

Diktum 1 Diktum 2 Diktum 2 Diktum 3 Diktum 3 Kasus


Poin D Poin D Poin F Poin C Poin E Khusus

Gambar 16. Hasil Automasi Akreditasi Berdasarkan Diktum

Hasil automasi akreditasi berdasarkan peringkat akreditasi


mengacu pada diktum Keputusan Ketua BAN-S/M sebagaimana
terlihat dalam tabel 8 dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Sebanyak 141 sekolah/madrasah (100%) memperoleh
peringkat TT sesuai ketentuan diktum 1D.
2) Dari 45 sekolah/madrasah yang memenuhi diktum 2D,
sebanyak 26 sekolah/madrasah (57,78%) memperoleh
peringkat B dan 19 sekolah/madrasah (42,22%) memperoleh
peringkat C.
3) Dari 12.733 sekolah/madrasah yang memenuhi diktum 2F,
sebanyak 12.277 sekolah/madrasah (96,42%) memperoleh
peringkat A, 346 sekolah/madrasah (2,72%) memperoleh
peringkat B, 110 sekolah/madrasah (0,86%) memperoleh
peringkat C.

50
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

4) Dari 2.734 sekolah/madrasah yang memenuhi diktum 3C,


sebanyak 733 sekolah/madrasah (26,81%) memperoleh
peringkat A, 1.607 sekolah/madrasah (58,78%) memperoleh
peringkat B, dan 394 sekolah/madrasah (14,41%)
memperoleh peringkat C.
5) Dari 76.113 sekolah/madrasah yang memenuhi diktum 3E,
sebanyak 12.893 sekolah/madrasah (16,94%) memperoleh
peringkat A, 49.857 sekolah/madrasah (65,50%)
memperoleh peringkat B, dan 13.363 sekolah/madrasah
(17,56%) memperoleh peringkat C.
6) Sebanyak 104 sekolah/madrasah (100%) yang mengalami
keadaan kahar (kasus khusus) memperoleh peringkat TT.

Tabel 8. Peringkat Akreditasi Berdasarkan Data Sekunder

A B C TT Total
JENJANG
n % n % n % n %
Diktum 1 Poin D - 0,00% - 0,00% - 0,00% 141 100% 141

Diktum 2 Poin D - 0,00% 26 57,78% 19 42,22% - 0,00% 45

Diktum 2 Poin F 12.277 96,42% 346 2,72% 110 0,86% - 0,00% 12.733
Diktum 3 Poin C 733 26,81% 1.607 58,78% 394 14,41% - 0,00% 2.734

Diktum 3 Poin E 12.893 16,94% 49.857 65,50% 13.363 17,56% - 0,00% 76.113

Kasus Khusus - 0,00% - 0,00% - 0,00% 104 100% 104


Total 25.903 28,20% 51.836 56,42% 13.886 15,11% 245 0,27% 91.870

Dilihat dari peringkat akreditasi tiap jenjang, hasil automasi


akreditasi sebagaimana terlihat dalam tabel 9 dapat diuraikan
sebagai berikut:
1) Hasil rata-rata akreditasi untuk semua jenjang menunjukkan
dominasi peringkat B sebanyak 51.836 sekolah/madrasah
(56,42%), sedangkan untuk peringkat A sebanyak 25.903
sekolah/madrasah (28,20%), dan selanjutnya peringkat C

51
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

dan TT sebanyak 13.886 sekolah/madrasah (15,11%) dan


245 sekolah/madrasah (0,27%) secara berturut-turut.
2) Jika dirinci ke dalam jenjang, hasil akreditasi menunjukkan
hanya jenjang SMA yang mayoritas memperoleh peringkat A
(53,61%), sementara untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, MA,
SMK maupun SLB sebagaimana terlihat dalam tabel 9
mayoritas memperoleh peringkat B.

Tabel 9. Peringkat Akreditasi Berdasarkan Jenjang

A B C TT Total
JENJANG
n % n % n % n %
SD 13.517 25,35% 32.162 60,31% 7.539 14,14% 111 0,21% 53.329
MI 1.667 21,05% 5.028 63,48% 1.208 15,25% 17 0,21% 7.920
SMP 5.642 40,10% 6.077 43,19% 2.301 16,36% 49 0,35% 14.069
MTs 1.063 18,39% 3.332 57,66% 1.358 23,50% 26 0,45% 5.779
SMA 2.329 53,61% 1.582 36,42% 422 9,71% 11 0,25% 4.344
MA 280 13,03% 1.352 62,91% 498 23,17% 19 0,88% 2.149
SMK 1.256 33,48% 2.017 53,76% 470 12,53% 9 0,24% 3.752
SLB 149 28,22% 286 54,17% 90 17,05% 3 0,57% 528
Total 25.903 28,20% 51.836 56,42% 13.886 15,11% 245 0,27% 91.870

2. Rekap Nasional untuk Seluruh Jenjang (Negeri dan Swasta)

Hasil automasi akreditasi berdasarkan status satuan


Pendidikan (Negeri dan Swasta) sebagaimana diuraikan dalam
tabel 10 dan gambar 17 menunjukkan bahwa mayoritas
sekolah/madrasah yang telah dilakukan akreditasi berasal dari
satuan pendidikan dengan status negeri dengan jumlah 62.363.
Sedangkan untuk sekolah/madrasah dengan status swasta
sebanyak 29.507. Untuk sekolah/madrasah dengan status negeri
yang memiliki jumlah terakreditasi terbanyak adalah SD (48.932),
disusul kemudian oleh SMP (8.807), SMA (2.383), SMK (783), MI
(587), MTs (550), MA (173) dan SLB (148). Sementara itu untuk

52
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

sekolah/madrasah dengan status swasta yang memiliki jumlah


terakreditasi terbanyak adalah MI (7.333), dan disusul oleh SMP
(5.262), MTs (5.229), SMK (2.969), MA (1.976), SMA (1.961), dan
SLB (380).

Tabel 10. Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah Berdasarkan Status


Sekolah/Madrasah

NO JENJANG NEGERI SWASTA JUMLAH


1 SD 48.932 4.397 53.329
2 MI 587 7.333 7.920
3 SMP 8.807 5.262 14.069
4 MTs 550 5.229 5.779
5 SMA 2.383 1.961 4.344
6 MA 173 1.976 2.149
7 SMK 783 2.969 3.752
8 SLB 148 380 528
JUMLAH 62.363 29.507 91.870

48,932

7,333 8,807
4,397 5,262 5,229
587 550 2,383
1,961 1731,976 7832,969 148380

SD MI SMP MTs SMA MA SMK SLB


Negeri Swasta

Gambar 17. Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah Berdasarkan Status

53
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

3. Hasil Akreditasi Jenjang SD Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang SD berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 53.329 sekolah, mayoritas SD yang terakreditasi
memiliki status negeri sebanyak 48.932. Sedangkan SD
dengan status swasta sebanyak 4.397 (lihat tabel 11).
2) Dari jumlah tersebut, hasil akreditasi sebagaimana terlihat
dalam gambar 18 memiliki perbedaan variasi peringkat
antara SD negeri dan swasta. Untuk SD negeri mayoritas
memperoleh peringkat B dengan jumlah 30.360, disusul
peringkat A sebanyak 11.683, peringkat C sebanyak 6.805,
dan memperoleh peringkat TT sebanyak 84. Untuk SD swasta,
hasil akreditasi menunjukkan mayoritas SD memperoleh
peringkat A sebanyak 1.834, peringkat B sebanyak 1.802,
peringkat C sebanyak 734, dan 27 memperoleh peringkat TT
(Gambar 18).

Tabel 11. Hasil Akreditasi Jenjang SD Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 39 15 54
2 Diktum 2 Poin D 14 6 20
3 Diktum 2 Poin F 7.758 1.025 8.783
4 Diktum 3 Poin C 832 89 921
5 Diktum 3 Poin E 40.244 3.250 43.494
6 Kasus Khusus 45 12 57
Jumlah 48.932 4.397 53.329

54
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

JENJANG SD

30,360

11,683 Negeri
6,805
Swasta
1,834 1,802 734
84 27

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 18. Hasil Akreditasi Jenjang SD Berdasarkan Peringkat

4. Hasil Akreditasi Jenjang MI Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang MI berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 7.920 madrasah, mayoritas MI yang terakreditasi
memiliki status swasta dengan jumlah 7.333. Sedangkan MI
dengan status negeri sebanyak 587 (lihat tabel 12).
2) Dari jumlah tersebut, tidak ada perbedaan variasi peringkat
akreditasi sebagaimana terlihat dalam gambar 19 antara MI
negeri dan swasta. Untuk MI negeri mayoritas memperoleh
peringkat B (305), disusul peringkat A sebanyak 254, dan
peringkat C sebanyak 28. Untuk MI swasta, hasil akreditasi
menunjukkan mayoritas MI memperoleh peringkat B
sebanyak 4.723, peringkat A sebanyak 1.413, peringkat C
sebanyak 1.180 dan 17 memperoleh peringkat TT (Gambar
19).

55
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Tabel 12. Hasil Akreditasi Jenjang MI Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 11 11
2 Diktum 2 Poin D 2 2
3 Diktum 2 Poin F 221 1.242 1.463
4 Diktum 3 Poin C 23 122 145
5 Diktum 3 Poin E 343 5.950 6.293
6 Kasus Khusus 6 6
Jumlah 587 7.333 7.920

JENJANG MI
4723

Negeri
1413
1180 Swasta

254 305
28 17

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 19. Hasil Akreditasi Jenjang MI Berdasarkan Peringkat

5. Hasil Akreditasi Jenjang SMP Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang SMP berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 14.069 sekolah, mayoritas SMP yang terakreditasi
memiliki status negeri dengan jumlah 8.807 sekolah.
Sedangkan SMP dengan status swasta sebanyak 5.262 (lihat
tabel 13).

56
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

2) Dari jumlah tersebut, hasil akreditasi sebagaimana terlihat


dalam gambar 20 memiliki perbedaan variasi peringkat
antara SMP negeri dan swasta. Mayoritas SMP negeri
memperoleh peringkat A dengan jumlah 3.783, sedangkan
untuk peringkat B sebanyak 3.385, peringkat C sebanyak
1.625, dan memperoleh peringkat TT sebanyak 14. Untuk
SMP swasta, hasil akreditasi menunjukkan mayoritas SMP
memperoleh peringkat B sebanyak 2.692, disusul peringkat
A sebanyak 1.859, peringkat C sebanyak 676, dan 35
memperoleh peringkat TT (Gambar 20).

Tabel 13. Hasil Akreditasi Jenjang SMP Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 7 30 37
2 Diktum 2 Poin D 2 4 6
3 Diktum 2 Poin F 547 583 1.130
4 Diktum 3 Poin C 432 198 630
5 Diktum 3 Poin E 7.812 4.442 12.254
6 Kasus Khusus 7 5 12
Jumlah 8.807 5.262 14.069

JENJANG SMP
3783
3385
2692
1859 1625
Negeri
676
Swasta
14 35

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 20. Hasil Akreditasi Jenjang SMP Berdasarkan peringkat

57
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

6. Hasil Akreditasi Jenjang MTs Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang MTs berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 5.779 madrasah, mayoritas MTs yang terakreditasi
memiliki status swasta dengan jumlah 5.229. Sedangkan MTs
dengan status negeri sebanyak 550 (lihat tabel 14).
2) Dari jumlah tersebut, ada perbedaan variasi peringkat
akreditasi sebagaimana terlihat dalam gambar 21 antara MTs
negeri dan swasta. Untuk MTs negeri mayoritas memperoleh
peringkat A sebanyak 360, disusul peringkat B sebanyak 174,
peringkat C sebanyak 15 dan 1 madrasah peringkat TT. Untuk
MTs swasta, hasil akreditasi menunjukkan mayoritas MTs
memperoleh peringkat B sebanyak 3.158, disusul peringkat
C sebanyak 1.343, peringkat A sebanyak 703 dan 25
madrasah memperoleh peringkat TT (Gambar 21).

Tabel 14. Hasil Akreditasi Jenjang MTs Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 16 16
2 Diktum 2 Poin D 15 15
3 Diktum 2 Poin F 123 425 548
4 Diktum 3 Poin C 52 179 231
5 Diktum 3 Poin E 374 4.585 4.959
6 Kasus Khusus 1 9 10
Jumlah 550 5.229 5.779

58
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

JENJANG MTs

3158

1343 Negeri
703
360 174 Swasta
15 1 25

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 21. Hasil Akreditasi Jenjang MTs Berdasarkan Peringkat

7. Hasil Akreditasi Jenjang SMA Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang SMA berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 4.344 sekolah, mayoritas SMA yang terakreditasi
memiliki status negeri dengan jumlah 2.383 sekolah.
Sedangkan SMA dengan status swasta sebanyak 1.961 (lihat
tabel 15).
2) Dari jumlah tersebut, hasil akreditasi sebagaimana terlihat
dalam gambar 22 memiliki perbedaan variasi peringkat
antara SMA negeri dan swasta. Mayoritas SMA negeri
memperoleh peringkat A dengan jumlah 1.534, disusul
peringkat B sebanyak 657, peringkat C sebanyak 188, dan
memperoleh peringkat TT sebanyak 4. Untuk SMA swasta,
hasil akreditasi menunjukkan mayoritas SMA memperoleh
peringkat B sebanyak 925, disusul peringkat A sebanyak 795,
peringkat C sebanyak 234, dan 7 sekolah memperoleh
peringkat TT (Gambar 22).

59
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Tabel 15. Hasil Akreditasi Jenjang SMA Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 1 5 6
2 Diktum 2 Poin D 1 1
3 Diktum 2 Poin F 88 119 207
4 Diktum 3 Poin C 331 123 454
5 Diktum 3 Poin E 1.960 1.711 3.671
6 Kasus Khusus 3 2 5
Jumlah 2.383 1.961 4.344

JENJANG SMA

1534

795 925
657
Negeri
188 234
4 7
Swasta

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 22. Hasil Akreditasi Jenjang SMA Berdasarkan Peringkat

8. Hasil Akreditasi Jenjang MA Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang MA berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 2.149 madrasah, mayoritas MA yang terakreditasi
memiliki status swasta dengan jumlah 1.976. Sedangkan MA
dengan status negeri sebanyak 173 (lihat tabel 16).
2) Dari jumlah tersebut, ada perbedaan variasi peringkat
akreditasi sebagaimana terlihat dalam gambar 23 antara MA
negeri dan swasta. Untuk MA negeri mayoritas memperoleh
peringkat A sebanyak 120, disusul peringkat B sebanyak 50,
dan peringkat C sebanyak 3. Untuk MA swasta, hasil

60
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

akreditasi menunjukkan mayoritas MA memperoleh peringkat


B sebanyak 1.302, disusul peringkat C sebanyak 495,
peringkat A sebanyak 160 dan 19 madrasah memperoleh
peringkat TT (Gambar 23).

Tabel 16. Hasil Akreditasi Jenjang MA Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 10 10
2 Diktum 2 Poin D 1 1
3 Diktum 2 Poin F 21 97 118
4 Diktum 3 Poin C 28 144 172
5 Diktum 3 Poin E 124 1.715 1.839
6 Kasus Khusus 9 9
Jumlah 173 1.976 2.149

JENJANG MA
1302

495 Negeri
Swasta
120 160
50 3 19

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 23. Hasil Akreditasi Jenjang MA

61
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

9. Hasil Akreditasi Jenjang SMK Berdasarkan Status

Hasil automasi akreditasi jenjang SMK berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 3.752 sekolah, mayoritas SMK yang terakreditasi
memiliki status swasta dengan jumlah 2.969 sekolah.
Sedangkan SMK dengan status negeri sebanyak 783 (lihat
tabel 17).
2) Dari jumlah tersebut, hasil akreditasi sebagaimana terlihat
dalam gambar 24 tidak memiliki perbedaan variasi peringkat
antara SMK negeri dan swasta. Mayoritas SMK negeri
memperoleh peringkat B dengan jumlah 363, disusul
peringkat A sebanyak 351, peringkat C sebanyak 68, dan
memperoleh peringkat TT sebanyak 1. Untuk SMK swasta,
hasil akreditasi menunjukkan mayoritas SMK memperoleh
peringkat B sebanyak 1.654, disusul peringkat A sebanyak
905, peringkat C sebanyak 402, dan 8 sekolah memperoleh
peringkat TT (Gambar 24).

Tabel 17. Hasil Akreditasi Jenjang SMK Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D 1 6 7
2 Diktum 2 Poin D - - -
3 Diktum 2 Poin F 56 416 472
4 Diktum 3 Poin C 20 155 175
5 Diktum 3 Poin E 706 2.390 3.096
6 Kasus Khusus 2 2
Jumlah 783 2.969 3.752

62
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

JENJANG SMK

1654

905
Negeri
351 363 402
68 1 8 Swasta

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 24. Hasil Akreditasi Jenjang SMK Berdasarkan Peringkat

10. Hasil Akreditasi Jenjang SLB Berdasarkan Status dan


Peringkat

Hasil automasi akreditasi jenjang SLB berdasarkan status


(negeri dan swasta) dan peringkat dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Dari total 528 sekolah, mayoritas SLB yang terakreditasi
memiliki status swasta dengan jumlah 380 sekolah.
Sedangkan SLB dengan status negeri sebanyak 148 (lihat
tabel 18).
2) Dari jumlah tersebut, hasil akreditasi sebagaimana terlihat
dalam gambar 25 tidak memiliki perbedaan variasi peringkat
antara SLB negeri dan swasta. Mayoritas SLB negeri
memperoleh peringkat B dengan jumlah 66, disusul peringkat
A sebanyak 54, peringkat C sebanyak 26, dan memperoleh
peringkat TT sebanyak 2. Untuk SLB swasta, hasil akreditasi
menunjukkan mayoritas SLB memperoleh peringkat B
sebanyak 220, disusul peringkat A sebanyak 95, peringkat C
sebanyak 64, dan 1 sekolah memperoleh peringkat TT
(Gambar 25).

63
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

Tabel 18. Hasil Akreditasi Jenjang SLB Berdasarkan Status

No Pasal Negeri Swasta Total


1 Diktum 1 Poin D - - -
2 Diktum 2 Poin D - - -
3 Diktum 2 Poin F 3 9 12
4 Diktum 3 Poin C 4 2 6
5 Diktum 3 Poin E 139 368 507
6 Kasus Khusus 2 1 3
Jumlah 148 380 528

JENJANG SLB

220

95
66 64 Negeri
54
26 Swasta
2 1

A B C TT
PERINGKAT

Gambar 25. Hasil Akreditasi Jenjang SLB Berdasarkan Peringkat

64
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

IV.ANALISIS HASIL AKREDITASI


SSEKOLAH/MADRASAH DENGAN SEM

M
odel Persamaan Struktural (Structural Equation Modelling) atau
lebih dikenal dengan SEM adalah metode analisis statistik
multivariat yang menggabungkan pendekatan analisis faktor
(model pengukuran) dan model struktural serta analisis jalur (path analysis).
Di dalam SEM terdapat 3 (tiga) kegiatan secara bersamaan, yaitu
pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen (analisis faktor), pengujian
model hubungan antara variabel (analisis jalur), dan mendapatkan model
yang cocok untuk prediksi (model struktural). Untuk melakukan olah data
SEM dengan lebih mudah dapat menggunakan bantuan software statistik,
salah satu di antaranya adalah Lisrel.
Analisis hasil akreditasi dengan menggunakan SEM bertujuan untuk
menganalisis bagaimana hubungan setiap komponen dibangun oleh butir-
butir pertanyaannya dan menggunakan 4 (empat) komponen/laten yaitu
komponen mutu lulusan (11 butir), proses pembelajaran (7 butir), mutu guru
(4 butir) dan manajemen sekolah/madrasah (13 butir) terdiri dari 35 butir
ini menghasilkan:

A. Analisis Model Pengukuran

Analisis model pengukuran digunakan untuk menguji


unidimensionalitas dari setiap butir (variable observasi) yang
merepresentasikan suatu variabel laten tertentu. Setiap butir akan diuji
kekuatan pengaruhnya secara simultan terhadap suatu variabel laten.
Evaluasi yang dipakai untuk tujuan tersebut adalah dengan melihat nilai
t hitung dari butir serta nilai signifikansi dari butir tersebut. Apabila nilai
t-hitung lebih dari atau sama dengan 1,96 menunjukkan bahwa butir
tersebut signifikan sebagai unidimensionalitas dari suatu variabel laten

65
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

yang diuji. Hasil berikut menunjukkan nilai t dari masing-masing butir


setiap komponen (latent):

Gambar 26. Statistik Uji t Model Pengukuran Komponen Kinerja dalam IASP2020

Dari Gambar 26 tersebut, semua butir dalam IASP2020 telah


signifikan sebagai unidimensionalitas dari setiap komponen (variabel
laten) yang diuji, karena semua loading factor (Gambar 27)
menunjukkan nilai yang signifikan dan semuanya positif bernilai di atas
0,6000.

66
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Gambar 27 Loading Factor Model Pengukuran Komponen Kinerja dalam


IASP2020

67
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

B. Analisis Model Struktural

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan aplikasi


LISREL 8.8 diperoleh hasil bahwa nilai pengaruh antar 4 (empat)
komponen, sebagai berikut:
a. Pengaruh langsung dari Proses Pembelajaran terhadap Kualitas
Lulusan;
b. Pengaruh langsung dari Mutu Guru terhadap Proses Pembelajaran;
c. Pengaruh langsung dari Manajemen Sekolah/Madrasah terhadap
Mutu Guru dan Proses Pembelajaran;
d. Pengaruh tidak langsung dari Manajemen Sekolah/Madrasah
terhadap Kualitas Lulusan melalui Proses Pembelajaran maupun
Mutu Guru

Sebelum diuraikan hasil perhitungan pengaruh antarkomponen,


dapat disimpulkan bahwa model structural menunjukkan bahwa model
persamaan struktural dalam analisis ini sudah fit dan memiliki
kesesuaian (RMSEA=0,08 dan GFI > 90%).
Secara umum, pengaruh dapat dibedakan menjadi pengaruh
langsung, tidak langsung, dan pengaruh keseluruhan (Schumacker dan
Lomax, 1996). Pengaruh langsung di antara dua komponen laten terjadi
ketika terdapat sebuah panah yang menghubungkan kedua variabel
tersebut, di mana pengaruh ini diukur dengan nilai estimasi standar
antar komponen. Pengaruh tidak langsung di antara kedua komponen
dapat terjadi ketika suatu komponen mempengaruhi komponen lain
dengan melalui satu atau lebih komponen laten sesuai dengan lintasan
yang terdapat dalam model structural. Hasilnya dapat digambarkan
dalam Gambar sebagai berikut:

68
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

Gambar 28 Model Struktural Komponen Kinerja dalam IASP 2020

Dari Gambar 28 terlihat bahwa (1) Pengaruh langsung dari Proses


Pembelajaran terhadap Kualitas Lulusan adalah sebesar 0,95, artinya
bahwa kualitas lulusan dari siswa di semua jenjang sangat dipengaruhi
oleh proses pembelajaran. Kebutuhan akan reformasi proses
pembelajaran di sekolah/madrasah sangat urgen untuk dilakukan.
Sesuai dengan subkomponen dalam IASP2020 bahwa proses
pembelajaran yang efektif, harus bisa meningkatkan kualitas dari lima
indikator, yaitu: iklim belajar, asesmen dan refleksi, semangat belajar
dan keterlibatan siswa, pembelajaran yang relevan dan bidang
pengetahuan/disiplin yang diajarkan; (2) Pengaruh langsung dari Mutu
Guru terhadap Proses Pembelajaran juga positif sebesar 0,68, ini
mengindikasikan bahwa kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran
harus ditunjang oleh Guru sebagai ujung tombak keberhasilan
pembelajaran dalam kelas; (3) Pengaruh langsung dari Manajemen
Sekolah/Madrasah terhadap Mutu Guru dan Proses Pembelajaran
masing-masing bernilai positif yaitu sebesar 0,89 dan 0,34. Ini juga
mengindikasikan bahwa sekolah/madrasah perlu melakukan reformasi
dalam proses pengelolaan sekolah/madrasah, Kepala
sekolah/madrasah sebagai pemimpin pembelajaran perlu memberikan
dukungan kepada guru agar dapat menjalankan fungsinya sebagai

69
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

pemimpin pembelajaran di kelas; (4) Sedangkan pengaruh tak


langsung dari manajemen sekolah/madrasah terhadap kualitas lulusan
melalui proses pembelajaran adalah sebesar 0,32. Sedangkan pengaruh
tak langsung manajemen sekolah/madrasah terhadap kualitas lulusan
melalui mutu guru dan proses pembelajaran adalah sebesar 0,57.
Pengaruh tak langsung lainnya adalah mutu guru terhadap kualitas
lulusan melalui proses pembelajaran adalah sebesar memberikan nilai
positif sebesar 0,65. Semua pengaruh tak langsung ini memberikan arti
bahwa semua komponen saling memberikan pengaruh positif terhadap
kualitas lulusan baik secara langsung maupun tak langsung. Sinyal
positif ini bisa diartikan bahwa misalnya ketika manajemen
sekolah/madrasah banyak program-program yang mendorong
peningkatan kualitas pada sisi kepala sekolah dan guru, maka kualitas
lulusan akan meningkat.

70
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Pada tahun 2021 BAN-S/M telah melakukan akreditasi untuk


sasaran visitasi sebanyak 11.459. Jumlah tersebut melebihi target
(109,7%) dari rencana awal sebanyak 10.449 sekolah/madrasah.
2. Berdasarkan peringkat, hasil akreditasi melalui visitasi
menunjukkan sekolah/madrasah yang memperoleh peringkat A
(33,31%), disusul peringkat B (33,22%); peringkat C (29,75%)
dan 4,29% berstatus Tidak Terakreditasi.
3. Hasil akreditasi tahun 2021 menunjukkan pola sebaran peringkat
akreditasi yang bervariasi antar-jenjang. Pada jenjang SD, SMA,
MI dan MA mayoritas sekolah/madrasah memperoleh peringkat A,
untuk jenjang MTs mayoritas terakreditasi peringkat B, sedangkan
jenjang SMP, SLB, dan SMK mayoritas terakreditasi dengan
peringkat C.
4. Terkait dengan sekolah/madrasah yang Tidak Terakreditasi (TT)
dengan jumlah 426 (TT), di mana persentase terbanyak adalah
jenjang SMK (8,8%), kemudian diikuti SMP dan SLB masing-
masing (4,29%) dan SD (4,07%). Terhadap sekolah/madrasah
yang memperoleh TT, BAN-S/M memutuskan memberikan
rekomendasi baik dibina, digabung maupun ditutup. Khusus untuk
pemberian rekomendasi penutupan, keputusan ini diambil karena
mutu seluruh komponen dari pelayanan dan proses pembelajaran
di sekolah/madrasah tersebut jauh di bawah standar sehingga
akan merugikan peserta didik. Di sisi lain, rekomendasi penutupan
ini juga telah mempertimbangkan bahwa masih terdapat
sekolah/madrasah lain di sekitarnya yang dapat melayani mutu
pendidikan lebih baik.

71
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

5. Hasil akreditasi 2021 memperlihatkan bahwa mayoritas


sekolah/madrasah yang divisitasi tahun 2021 untuk semua
jenjang adalah swasta kecuali pada jenjang SD, bahkan untuk
madrasah, lebih dari 80% madrasah yang divisitasi berstatus
swasta.
6. Pada tahun 2021 BAN-S/M telah melaksanakan automasi
akreditasi untuk sekolah/madrasah yang sudah pernah
diakreditasi sebelumnya, namun tidak menjadi sasaran visitasi.
Dalam implementasinya, kebijakan automasi akreditasi
menggunakan dasbor dilaksanakan oleh BAN-S/M dengan
mengacu pada Keputusan Ketua Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah Nomor: 807/BAN-SM/SK/2021 Tentang
Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah. Regulasi ini secara
teknis mengatur detail proses pelaksanaan akreditasi untuk
sekolah/madrasah yang termasuk dalam kategori:
a. Diktum Satu: Sekolah/madrasah yang belum memiliki status
akreditasi atau sekolah/madrasah dengan status Tidak
Terakreditasi (TT) dan telah memenuhi syarat untuk
diakreditasi;
b. Diktum Dua: Sekolah/madrasah dengan status terakreditasi
berdasarkan penilaian data sekunder yang menunjukkan
indikasi penurunan kinerja;
c. Diktum Ketiga: Sekolah/madrasah yang tidak termasuk
dalam dua kategori di atas;
d. Diktum Keempat: Sekolah/madrasah yang melanggar kode
etik; dan
e. Diktum Kelima: Sekolah/madrasah yang telah dinyatakan
tutup berdasarkan keputusan dari Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.
7. Pada tataran implementasinya, pada tahun 2021 BAN-S/M telah
berhasil melakukan automasi akreditasi sebanyak 91.870
sekolah/`madrasah yang terbagi ke dalam lima kategori dalam

72
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

diktum kebijakan BAN-S/M dan satu kasus khusus. Automasi


terhadap sekolah/madrasah tersebut dilakukan karena poin-poin
berikut, yaitu:
a. Sekolah/madrasah yang menolak mengisi DIA dan/atau
meminta penundaan proses akreditasi sehingga ditetapkan
dengan status Tidak Terakreditasi (TT) dan
sekolah/madrasah tersebut dapat mengajukan akreditasi
ulang setelah 2 (dua) tahun (diktum 1D). Sekolah/madrasah
yang termasuk dalam diktum 1D sebanyak 141 satuan
pendidikan.
b. Sekolah/madrasah yang menolak mengisi DIA dan/atau
meminta penundaan proses akreditasi dan berdasarkan
penilaian data sekunder menunjukkan indikasi penurunan
kinerja, sehingga BAN-S/M menetapkan status akreditasinya
dengan penurunan peringkat akreditasi dari peringkat A
(Unggul) menjadi B (Baik) dengan nilai akhir sama dengan
85; dari peringkat B (Baik) menjadi C (Cukup) dengan nilai
akhir sama dengan 75 (diktum 2D). Sekolah/madrasah yang
termasuk dalam diktum 2D sebanyak 45 satuan pendidikan.
c. Sekolah/madrasah yang menjadi sasaran akreditasi tetapi
tidak divisitasi karena keterbatasan kuota akreditasi,
sehingga BAN-S/M memperpanjang sertifikat dengan masa
berlaku 1 (satu) tahun sesuai dengan status akreditasi yang
dimiliki sebelumnya (diktum 2F), dan nilai akhir dilakukan
konversi menyesuaikan ketentuan nilai dan peringkat
akreditasi dalam IASP2020. Sekolah/madrasah yang
termasuk dalam diktum 2F sebanyak 12.733 satuan
pendidikan.
d. Sekolah/madrasah yang mengajukan akreditasi ulang dan
dinyatakan memenuhi syarat berdasarkan hasil verifikasi
melalui penilaian data sekunder oleh BAN-S/M tetapi tidak
divisitasi karena kuota akreditasi terbatas, sehingga BAN-S/M
memperpanjang sertifikat akreditasinya dengan status yang

73
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

sama selama 1 (satu) tahun (diktum 3C), dan nilai akhir


dilakukan konversi menyesuaikan ketentuan nilai dan
peringkat akreditasi dalam IASP2020. Sekolah/madrasah
yang termasuk dalam diktum 3C sebanyak 2.734 satuan
pendidikan.
e. Sekolah/madrasah yang tidak mengajukan akreditasi ulang,
sehingga BAN-S/M memperpanjang sertifikat akreditasinya
dengan status yang sama selama 5 (lima) tahun (diktum 3E),
dan nilai akhir dilakukan konversi menyesuaikan ketentuan
nilai dan peringkat akreditasi dalam IASP2020.
Sekolah/madrasah yang termasuk dalam diktum 3E
sebanyak 76.113 satuan pendidikan.
f. Sekolah/madrasah yang telah menyatakan kesediaan untuk
divisitasi namun karena keadaan kahar/kejadian luar biasa
(force majeure) seperti: bencana alam (gempa, gunung
meletus), keamanan,, dan lain-lain BAN-S/M menetapkan
kebijakan untuk memperpanjang status akreditasi
sekolah/madrasah tersebut selama 1 (satu) tahun.
Sekolah/madrasah yang termasuk dalam kategori kasus
khusus ini sebanyak 104.

B. Rekomendasi

1. Pelaksanaan visitasi pada tahun 2021 masih menghadapi


beberapa hambatan terkait profesionalisme asesor seperti:
penilaian akreditasi yang kurang akurat, catatan/rekomendasi
hasil visitasi akreditasi yang kurang tajam dan komprehensif,
sampai pada pelanggaran norma dan kode etik asesor. Oleh
karena itu, perlu meningkatkan pengembangan kapasitas dan
integritas asesor melalui pelatihan asesor yang ketat yang
bertujuan meningkatkan skills dan integritas asesor.
2. Perlunya tindaklanjut (follow-up) rekomendasi hasil visitasi
akreditasi yang disusun oleh Asesor dan BAN-S/M. Tindaklanjut

74
RINGKASAN EKSEKUTIF 2021

rekomendasi tersebut dapat dilaksanakan oleh sekolah/madrasah,


dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, dan instansi terkait
lainnya.
3. Perlunya peningkatan kualitas dan kelengkapan data sekunder
yang bersumber dari Dapodik/EMIS dan di-entri oleh sekolah dan
madrasah ke dalam sistem yang tersedia.
4. Pengembangan sistem monitoring dashboard berbasis data
sekunder untuk mendukung reformasi akreditasi khusus untuk
menjangkau data/indikator berbasis performance perlu dilakukan
dalam rangka menyempurnakan dasbor.
5. Data hasil asesmen nasional (AKM, Survei Karakter dan Survei
Lingkungan Belajar) ke depan perlu dijadikan sebagai indikator
input untuk penyempurnaan sistem monitoring dashboard.
6. Keterbatasan anggaran mengharuskan BAN-S/M melaksanakan
automasi akreditasi dalam rangka membantu pemerintah
menyelesaikan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Oleh karena itu perlu ada alokasi anggaran sesuai kebutuhan riil
visitasi sebab automasi tetap meniscayakan adanya pelaksanaan
visitasi bagi sekolah/madrasah yang mengalami peningkatan
kinerja dan mengajukan reakreditasi dan sekolah/madrasah yang
terindikasi mengalami penurunan kinerja berdasarkan penilaian
data sekunder.

75
HASIL AKREDITASI SEKOLAH DAN MADRASAH TAHUN 2021

76

Anda mungkin juga menyukai