Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRAKTIKUM 2.

Setiap praktikan diwajibkan hadir 10 menit sebelum praktikum


MEKANIKA FLUIDA dimulai pada waktu yang telah dijadwalkan. Praktikan yang
terlambat lebih dari 10 menit, tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum pada sesi tersebut, kecuali diizinkan atau
memiliki alasan yang jelas dan dapat diterima oleh asisten
praktikum yang bersangkutan.
3. Praktikan wajib menggunakan pakaian bebas, rapih, sopan, dan
sepatu sesu an membawa tugas pendahuluan, kartu kendali, buku
pre / post test, dan modul praktikum. Jika tidak membawa maka
praktikan tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum pada hari
Dosen Pengampu: itu / dapat mengganti jadwal lain.
4. Selama diadakan pre / post test, praktikan tidak diperkenankan
meminta / memberikan jawaban kepada praktikan lain. Bagi yang
terlambat mengikuti pre-test, tidak diberikan kompensasi kecuali
memiliki alasan yang dapat diterima oleh asisten praktikum. (Pre-
test tetap berlangsung dan praktikan mengerjakan sesuai nomor
pre-test yang dibacakan asisten).
5. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankan
makan, minum, menggunakan handphone, dan melakukan kegiatan
diluar kegiatan praktikum tanpa seizin asisten praktikum.
6. Setelah melakukan praktikum, diwajibkan membersihkan alat-alat
LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM DAN
yang digunakan dan disimpan kembali pada tempat semula dalam
LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN keadaan bersih. Sampah harus dibuang di tempat sampah dan
UNIVERSITAS BRAWIJAYA praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium.
MALANG 7. Setiap kelompok atau praktikan yang merusak atau menghilangkan
2019 alat-alat praktikum wajib mengganti alat tersebut.
8. Bagi praktikan yang ingin mengganti jadwal, harap konfirmasi ke
asisten yang bersangkutan maksimal H-1 sebelum praktikum
dilaksanakan dengan alasan yang jelas dan dapat diterima oleh
asisten praktikum.
9. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum, tidak
PERATURAN DAN TATA TERTIB PRAKTIKUM diperkenankan mengikuti Ujian Akhir Praktikum (UAP). Laporan
akhir harus disetujui oleh asisten dan dijiid, sebagai syarat
1. Praktikum dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan. mengikuti Ujian Akhir Praktikum.
10. Hal-hal lain yang diperlukan dan tidak terdapat pada peraturan di Fluida merupakan zat yang dapat mengalir. Fluida ada yang
atas akan ditentukan kemudian. berbentuk cair, adapula yang berbentuk gas. Fluida memiliki sifat
Untuk praktikan yang melanggar peraturan diatas maka dikenakan yang unik, bergantung pada jenisnya. Fluida juga berperan penting
bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Salah satu sifat fluida
sanksi sebagai berikut:
adalah memiliki gaya untuk menahan berat sebuah benda.
1. Terlambat lebih dari 10 menit, praktikan tidak bisa mengikuti Prinsip sifat fluida ini kemudian dikemukakan oleh ilmuwan
praktikum pada sesi tersebut dan wajib menggantinya pada waktu dari Yunani bernama Archimedes yang terkenal dengan Hukum
lain. Archimedes. Hukum Archimedes menyebutkan bahwa, berat suatu
2. Pakaian kurang atau tidak sopan, praktikan diwajibkan pulang benda sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Archimedes juga
untuk mengganti pakaian. menemukan bahwa setiap benda yang tercelup ke air, memiliki gaya
3. Apabila praktikan berhalangan hadir dalam praktikum tanpa ada angkat ke atas oleh air. Hal ini kemudian diterapkan pada pelampung.
keterangan yang jelas, praktikan tidak mendapat toleransi pindah ke Gaya angkat ke atas ini kemudian dikenal sebagai buoyancy.
kelompok lain dan tidak mendapat nilai praktikum. Buoyancy dipengaruhi oleh rapat massa benda, volume benda yang
4. Praktikan yang melakukan kecurangan pada saat pre / post test, tercelup serta percepatan gravitasi yang dialami oleh benda di dalam
akan diberikan pengurangan point sesuai kebijakan dari asisten fluida.
praktikum yang bersangkutan.
5. Apabila membuat keributan, makan, dan melakukan kegiatan di luar 2. Tujuan
kegiatan praktikum, asisten praktikum berhak mengeluarkan a. Mahasiswa mampu memahami prinsip tekanan keatas fluida cair
praktikan yang bersangkutan dari praktikum dan tidak mendapat terhadap benda terapung.
nilai praktikum. b. Mahasiswa mampu menentukan kerapatan (density) dari
6. Apabila terjadi kecurangan dalam pembuatan tugas pendahuluan, kemampuan berbagai macam fluida dalam menangkat suatu benda.
laporan ataupun screenshot dalam pembuatan laporan maka laporan
tersebut akan dikembalikan dan mendapat pengurangan nilai sesuai 3. Dasar Teori
kebijakan asisten praktikum. Seorang ahli fisika yang bernama Archimedes mempelajari cara
7. Bagi praktikan yang 2x melanggar peraturan praktikum wajib memasukkan dirinya pada bak mandi. Ternyata, ia memperoleh hasil,
menghadap asisten praktikum. yakni beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air. Gaya ini
8. Jika praktikan yang melanggar 3x tidak diperkenankan mengikuti disebut gaya apung atau gaya ke atas ( ). gaya apung sama dengan
UAP. berat benda di udara dikurangi dengan berat benda di dalam air.
9. Terlambat mengumpulkan laporan praktikum sesuai dengan waktu Persamaan Hukum Archimedes:
yang telah disepakati dengan asisten yang bersangkutan, maka nilai
praktikan pengurangan nilai sesuai kebijakan asisten praktikum.
MATERI I
BUOYANCY Dimana :
ρb = massa jenis benda
1. Latar Belakang ρl = massa jenis cairan yang tumpah
Vl = volume cairan yang tumpah
Vb = volume benda

Besarnya gaya apung ini bergantung pada banyaknya air yang


didesak oleh benda tersebut. Semakin besar air yang didesak maka
semakin besar pula gaya apungnya. Hasil penemuannya dikenal
dengan Hukum Archimedes yang menyatakan bahwa apabila suatu
benda dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya,
benda akan mendapat gaya apung (gaya ke atas) yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang didesaknya (dipindahkan) oleh benda
tersebut. Secara matematis ditulis (Putra, 2014):
Fa=ρ . g .V Sedangkan kerapatan massa (density) dari fluida didasarkan
pada rumus:
Dimana: m
Fa : Gaya apung (N) ρ=
V
ρ : Kerapatan (density) (kg/m3)
g : Percepatan gravitasi (m/s2) Dimana:
V : Volume fluida (m3) ρ = density fluida (kg/m3)
Bila benda dicelupkan ke dalam air maka ada tiga m = massa (kg)
kemungkinan yang akan dialami oleh benda tersebut, yaitu V = volume fluida (m3)
mengapung, melayang dan tenggelam. Suatu benda dapat dikatakan 4. Alat dan Bahan Praktikum
melayang apabila besarnya gaya ke atas (Fa) yang dialami benda
dalam zat cair sama dengan berat benda (w) tersebut. Pada benda
yang tenggelam , berat benda (w) lebih besar daripada gaya apung
(Fa). Sedangkan untuk benda yang terapung, gaya apung (Fa) lebih
besar daripada berat benda (w). Hal ini dapat dilihat seperti pada
gambar berikut:
4.1. Buoyancy 4.2. Density
a. Pipa Paralon a. Gelas Ukur
b. Penggaris b. Timbangan Digital
c. Gelas Ukur c. Termometer
d. Timbangan Digital d. Air
e. Air e. Minyak
f. Telur f. susu
g. Gabus g. stopwatch
h. Kayu
i. Mangga
j. Kentang
5. Langkah Kerja
5.1. Buoyancy
a. Siapkan alat dan bahan praktikum.
b. Ukur diameter luar dan dalam pipa paralon dengan menggunakan
mistar/penggaris.
c. Ukur massa semua bahan perlakuan dengan timbangan digital.
d. Masukan air ke dalam pipa paralon hingga setinggi 20 cm.
e. Masukan masing-masing bahan perlakuan kedalam pipa paralon.
f. Ukur penambahan ketinggian airnya dengan
penggaris sebagai ∆H1.
g. Lihat perubahan yang terjadi (melayang,
terapung, atau tenggelam). Untuk ∆H2 maka:
● Jika tenggelam maka ∆H1 = ∆H2.
● Jika terapung atau melayang maka perlu
dimasukkan besi untuk mengetahui ∆H2.
● Ukur ketinggian air setelah diberi
penambahan besi sebagai ∆H2.
h. Ulangi langkah diatas untuk jenis bahan perlakuan yang berbeda.
i. Catat hasil.
5.1. Density
a. Siapkan alat dan bahan praktikum.
b. Timbang gelas ukur dalam keadaan kosong dengan timbangan
digital.
c. Ukur fluida sebanyak 50 ml dengan gelas ukur.
d. Timbang gelas ukur yang sudah terisi fluida dengan timbangan
digital.
e. Ukur suhu fluida selama 3 menit.
f. Ulangi langkah diatas untuk jenis fluida lainnya.
g. Catat hasil.

Tabel dan Data Perhitungan


MATERI II a. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik aliran laminar
GESEKAN ALIRAN MELALUI PIPA (KARENA PANJANG dan aliran turbulen
PIPA) b. Mahasiswa mampu menganalisis besarnya kehilangan head karena
gesekan aliran pada dinding dalam pipa
1. Latar Belakang
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir yang mempunyai 3. Dasar Teori
partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan Fluida adalah zat-zat yang mampu mengalir dan menyesuaikan
massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil diri dengan bentuk wadah tempatnya atau zat yang akan berdeformasi
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Zat terus menerus selama dipengaruhi oleh suatu tegangan geser. Bila
tersebut dapat berupa cairan maupun gas. Untuk mengerti aliran berada dalam keseimbangan, fluida tidak dapat menahan gaya
fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Sifat–sifat tangensial atau gaya geser. Selama fluida memiliki suatu derajat
dasar fluida tersebut yaitu; kerapatan, berat jenis, tekanan, kompresibilitas dan memberikan tahanan kecil terhadap perubahan
temperatur, kekentalan. Pompa merupakan mesin fluida yang bentuk. Fluida dapat digolongkan ke dalam cairan dan gas (Karyono,
digunakan untuk memindahkan fluida cair dari suatu tempat ke 2008).
tempat lainnya melalui sistem perpipaan. Aliran fluida dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu aliran laminar,
Dalam suatu aliran fluida dalam saluran tertutup, baik itu jenis aliran transisi, dan aliran turbulen. Aliran dikatakan laminar jika
aliran laminer maupun turbulen, pasti mengalami kerugian head. partikel-partikel fluida yang bergerak teratur mengikuti lintasan yang
Kerugian head ini disebabkan oleh kerugian gesek di dalam pipa- sejajar pipa dan bergerak dengan kecepatan sama. Aliran ini terjadi
pipa, reduser, katup dan lain-lain. Faktor-faktor yang diperhitungkan apabila kecepatan kecil dan atau kekentalan besar. Aliran disebut
tidak hanya kecepatan dan arah partikel, tetapi juga pengaruh turbulen jika tiap partikel fluida bergerak mengikuti lintasan
sembarang di sepanjang pipa dan hanya gesekan rata-rata saja yang
kekentalan (viscosity) yang menyebabkan gaya geser antara partikel-
mengikuti sumbu pipa. Aliran ini terjadi apabila kecepatan besar dan
partikel zat cair dan juga antara zat cair dan dinding batas. Gerak zat kekentalan zat cair kecil (Poerboyo, 2013).
cair tidak mudah diformulasikan secara matematik, sehingga
diperlukan anggapan-anggapan dan percobaan-percobaan untuk
mendukung penyelesaian secara teoritis.Persamaan energi yang
menggambarkan gerak partikel diturunkan dari persamaan gerak.
Persamaan energi ini merupakan salah satu persamaan dasar untuk
menyelesaikan masalah yang ada dalam hidraulika. Persamaan energi
dapat ditunjukkan oleh persamaan Euler dan persamaan Bernoulli.
Pada fluida nyata (riil) aliran yang terjadi akan mengalami gesekan
dengan dinding pipa, sehingga akan mengalami kehilangan energi.

2. Tujuan Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya
inersia (vsp) terhadap gaya viskos (µ/L) yang mengkuantifikasikan
hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tersebut. 0.316
f=
Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis aliran yang ℜ
0.25

berbeda, misalkan laminar, transisi maupun turbulen. Dalam


menganalisa aliran di dalam salurn tertutup, sangatlah penting untuk
mengetahui tipe aliran yang mengalir dalam pipa tersebut. Untuk itu 4. Alat dan Bahan Praktikum
harus dihitung besarnya bilangan Reynold dengan mengetahui a. Rangkaian pipa
parameter-parameter yang diketahui besarnya. Besarnya Reynold (Re)
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: b. Gelas ukur
ρ∗v∗d c. Stopwatch
ℜ= d. Piezometer
μ
e. Pompa
Dimana: f. Stop kontak
Re : Reynold Number g. Pipa input
ρ : Massa Jenis fluida (kg/m3)
h. Pipa output
v : Kecepatan aliran fluida (m/s)
i. Tempat manometer dan skala
d : Diameter dalam pipa (m)
µ : Viskositas dinamik fluida/kekentalan fluida (Pa.s) j. Manometer
Untuk kondisi normal aliran akan laminar untuk Re < 2300, k. Tandon input
turbulen untuk Re > 4000 dan transisi untuk 2300 < Re < 4000 l. Tandon output
(Karyono, 2008). m. Kran input
Menurut Sagala (2008), untuk aliran laminar dimana bilangan n. Kran output
Reynold kurang dari 2300, faktor gesekan dihubungkan dengan o. Kran kontrol
bilangan Reynold, dinyatakan dengan rumus:
64 p. Air raksa
f= q. Skala/mistar

r. Selang
Untuk aliran turbulen dimana bilangan Reynold lebih besar dari s. Sambungan mengecil lurus
4000, maka hubungan antara bilangan Reynold, faktor gesekan dan t. Sambungan membesar lurus
kekasaran relative menjadi lebih kompleks. Faktor gesekan untuk u. Sprinkle besar
aliran turbulen dalam pipa didapatkan dari hasil eksperimen, antara
v. Sprinkle kecil
lain:
a. Untuk daerah Complete Roughness, Rough Pipes yaitu: w. Sambungan mengecil menyudut 90°
1 x. Sambungan membesar menyudut 90°
√❑ y. Belokan 90°
z. Air
b. Untuk daerah halus, hubungan antara bilangan Reynold dan
Faktor gesekan dirumuskan sebagai: 5. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan Alat
● Siapkan alat dan bahan praktikum.
● Pancing pompa dengan air hingga meluber.
● Buka penuh kran input, keran output, dan keran kontrol secara
berturut-turut.
● Hubungkan stop kontak pada pompa dengan sumber arus
listrik, nyalakan pompa dan tunggu hingga air pada rangkaian
mengalir stabil.
● Putar kran kontrol sebanyak 4 kali kearah stop

b. Perlakuan
● Amati beda tinggi Air Raksa pada setiap manometer selama 5
detik, catat hasil.
● Tampung air dengan gelas selama 5 detik ukur, hitung volume
air yang ditampung, kemudian catat hasil.
● Lakukan 10 kali pengulangan dengan menutup keran output
sebanyak 1 x 360o tiap pengulangan.
● Catat hasil pengamatan

6. Tabel Data dan Perhitungan


1. Latar Belakang
Air yang mengalir dalam saluran tertutup memiliki tekanan.
Tekanan yang ditimbulkan oleh aliran tersebut juga menimbulkan
energi. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber
energi alternatif. Aplikasi pemanfaatan energi yang ditimbulkan oleh
tekanan aliran air diterapkan dalam PLTA (Pembangkit Listrik
Tenaga Air).
Aliran air dibedakan menjadi tiga macam, yaitu aliran laminer,
aliran transisi, dan aliran turbulen. Aliran laminer adalah gerakan
aliran air yang searah dengan saluran, sehingga koefisien gesek yang
ditimbulkan dari aliran ini juga kecil. Aliran turbulen adalah gerakan
aliran air yang memutar sehingga koefisien yang ditimbulkan juga
besar. Aliran transisi adalah peralihan dari aliran laminer menuju
aliran turbulen.
Aliran turbulen menyebabkan banyak kerugian dalam industri.
Koefisien gesek yang besar pada aliran turbulen menyebabkan aliran
turbulen memiliki gaya gesekan yang tinggi. Gaya gesek ini
menimbulkan kerusakan pada pipa bahkan menurunkan efisiensi
energi dari tekanan aliran air.

2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu memahami konsep kehilangan tekanan dan
perhitungan headloss pada berbagai perlakuan dalam sistem
perpipaan.
b. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh kehilangan head dalam
pipa terhadaap pengaliran fluida di dalamnya.

3. Dasar Teori
Apabila fluida dilewatkan ke dalam pipa, maka akan terjadi
gesekan antara pipa dengan fluida tersebut (friction losses) dan
perubahan pola aliran karena fluida harus mengikuti bentuk dari
dindingnya. Penerapan prinsip-prinsip mekanika fluida dalam
penggunaannya selalu terjadi kerugian tekanan (head loss) atau
penurunan tekanan (pressure drop). Dengan mengetahui kerugian
tekanan pada pada suatu sistem yang memanfaatkan fluida mengalir
MATERI III
KEHILANGAN HEAD PADA BERBAGAI SAMBUNGAN
sebagai media, akan menentukan tingkat efisiensi penggunaan energi VD
ℜ=
(Munson, 2011). v
Head loss sangat merugikan di dalam sistem perpipaan karena
head loss dapat menurunkan tingkat efisiensi aliran fluida. Salah satu Dimana:
penyebab head loss adalah konstruksi desain dari sistem perpipaan Re : Bilangan Reynold
tersebut. Jika konstruksi memiliki percabangan yang lebih banyak V : Kecepatan rata-rata (m/s)
maka akan memperbesar rugi alirannya, selain itu aliran yang semula D : Diameter dalam pipa (m)
dalam keadaan laminar pada saat melalui pipa lurus yang koefisien v : Viskositas (kg/ms)
gesekannya besar akan berubah menjadi aliran turbulen. Kondisi Apabila aliran laminar (Re < 2100), faktor gesekan (f) dapat
aliran turbulen inilah yang dapat merugikan dalam sistem perpipaan dicari dengan pendekatan rumus:
tersebut, seperti akan menimbulkan getaran dan juga pengelupasan 64
f=
dinding pipa. Selain itu akibat yang paling mendasar dengan adanya ℜ
rugi-rugi aliran (head loss) ialah dapat menyebabkan besarnya energi
yang dibutuhkan untuk menggerakan aliran fluida yang berdampak dan bila aliran turbulen ( Re > 4000 ), faktor gesekan (f) dapat dicari
meningkatnya penggunaan listrik pada mesin penggerak fluida dengan Diagram Moody.
seperti pompa (Helmizar, 2010).
Menurut Zainudin (2012), kerugian Headloss meliputi:
a. Kerugian Mayor
di Kerugian head akibat dari gesekan dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan Darcy-Weisbach yaitu:
2
LV
hf =f
d2 g

Dimana:
Hf : Mayor loss (m)
F : Faktor gesekan pada pipa
L : Panjang pipa (m)
V : Kecepatan fluida dalampipa (m/s)
d :Diameter dalam pipa (m)
g : percepatan gravitasi (9,81)
Harga f (faktor gesekan) didapat dari diagram Moody sebagai
fungsi dari bilangan Reynold (Reynolds Number), yang nilainya
dapat dilihat pada grafik sebagai fungsi dari nominal diameter pipa
dan kekasaran permukaan dalam pipa yang tergantung dari jenis
material pipa. Untuk Re < 2300 aliran bersifat laminar, 2300 < Re <
4000 maka aliran bersifat transisi dan untuk Re > 4000 aliran bersifat
turbulen.
v2
hm=k
2g

Dimana:
hm : Minor loss (m)
k : koefisien kerugian
v : kecepatan (m/s)
g : percepatan gravitasi (9,81)
Jenis-jenis Minor Losses seperti kehilangan akibat perubahan
penampang atau belokan. Untuk kehilangan akibat perubahan
penampang Kl dapat dicari dari nilai perbandingan A1/A2 kecuali
perubahan penampang menyudut yang dapat dilihat pada tabel dan
untuk belokan dapat dilihat pada diagram belokan.

b. Kerugian Minor
Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang
terjadi pada katup-katup,sambungan belokan, dan perubahan
penampang yang tidak konstan. Pada aliran yang melewati belokan
dan katup head loss minor yang terjadi dapat dihitung dengan
rumusan Darcy-Weisbach yaitu:
4. Alat dan Bahan Praktikum
a.         Rangkaian pipa
b.         Penyangga ● Ukur beda tinggi Air Raksa setiap 5 detik sekali pada tiap
c.         Tandon input perlakuan sebagai besarnya tekanan.
d.        Tandon output ● Lakukan pengulangan sebanyak 5 kali pengulangan.
e.         Air ● Catat hasil
f.          Stop kontak
● Lakukan Perhitungan besarnya kehilangan energi tekanan pada
g.         Selang
h.         Pompa tiap perlakuan.
i.           Pipa input
j.           Pipa output 6. Tabel dan Data Pengamatan
k.         Kran input
l.           Kran kontrol
m.       Kran output
n.         Piezometer
o.         Sambungan mengecil lurus
p.         Sambungan membesar lurus
q.         Sambungan mengecil menyudut
r.          Sambungan membesar menyudut
s.          Sprinkle kecil
t.          Sprinkle besar
u.         Belokan 90o
v.         Tussen klep
w.       Papan
x.         Air raksa
y.         Mistar

5. Langkah Kerja
a. Mempersiapkan AlatSiapkan alat dan bahan praktikum.
● Pancing pompa dengan air hingga meluber.
● Buka penuh keran input, keran output, dan keran kontrol secara
berturut-turut.
● Hubungkan stopkontak pada pompa dengan sumber arus listrik,
nyalakan pompa dan tunggu hingga air pada rangkaian mengalir
stabil.
● Putar keran kontrol sebanyak 4 kali kearah stop
b. Perlakuan
MATERI IV Bila yang digunakan pertama Manning maka besarnya aliran (Q) adalah
DIMENSI SALURAN TERBUKA A 2/ 3 1 /2
Q= AV = R S
n
1. Pendahuluan
Aliran terbuka adalah aliran fluida cair dalam saluran dengan
permukaan bebas. Aliran ini terjadi disebabkan oleh adanya kemiringan
saluran dan kemiringan cairannya. Pemecahan aklurat masalah aliran
sulit dan tergantung dari data eksperimen yang berlaku untuk kisaran
kondisi. Aliran saluran terbuka dapat terjadi pada kondisi aliran steady,
seragam (uniform), tidak seragam (non uniform), atau aliran laminer.

2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menghitung besarnya koefisien manning
b. Mahasiswa mampu menentukan kedalaman dan jumalah aliran
pada berbagai debit aliran dan berbagai kemiringan saluran Gambar 2.3 Garis gaya pada aliran searah saluran terbuka
c. Mahasiswa mampu menentukan dimensi/penampang lintang
terbaik /termurah pada berbagai debit aliran untuk saluran segi Koefisien kekasaran manning dapat diperoleh dengan rumus Chezy
empat dan saluran trapezoidal Manning :
2 1
A 3 2
n= . R .S
3. Dasar Teori Q
Persamaan aliran steady; uniform dirumuskan oleh Chezy : V =C √ ❑ dimana bila nilai n ini sangat dipengaruhi oleh lapisan dasar dan
Dimana : V = kecepatan rata-rata (m/s) samping dalam saluran.
C = koefisien Chezy Aliran dengan koefisien kekasaran yang sama dengan menggunakan
R = jari-jari hidraulik rumus Chezy Manning dapat digunakan untuk menghitung dimensi
S = kemiringan dasar saluran
penampang saluran untuk mengalirkan Q tertentu dengan ketentuan:
Nilai dapat diperoleh dari salah satu rumus berikut:
C=√ ❑ 1. Energi spesifik terkendali.
C=23+¿ ¿ ¿ (Kuttens) 2. Penampang lintang yang terbaik (biaya termurah).
R 1/ t
C= (Manning) Hubungan E dan Y
n
87 Hubungan energi (E) dan kedalaman (Y) dapat dijelaskan dengan
C= (Bazin)
¿¿ gambar grafik berikut

( )
1

( )
2
ft C ε (Powell)
C =−42 log ⁡ +
5 RE R
Gambar 3.2 Grafik Hubungan energi (E) dan kedalaman (Y) Saluran
Gambar 3.1 Grafik Hubungan energi (E) dan kedalaman (Y) Saluran Sembarang
Segi Empat
Pada Gambar 3.2 digunakan untuk Saluran Segiempat, maka:
Pada Gambar 3.1 digunakan untuk Saluran Segiempat, maka:
( )
2
dE Q2 −2 dA Q dA
= 1+ = 1- =0

()
Q 2 y A dy
3
dy A g dy
3

E=y+
V2
2g
=¿ y +
1
2g
b =y+
y
1 q 2
2g y () '
Jika b =
dA
dy
maka,

[ ( )]
2 2 3
dE 1 q
2
q
2
Q b' Q Ac
=1− 3 =0 ,q =gy c , y c = √ q / g
2 3 3 2
= y+ 3
=1atau =
dy 2g y gy g Ac g b'
3
gy c 3
y
Eliminasi q, maka E = c + 2
= yc V 2c A c
2 gy c 2 = atauV c = √❑
2 2 g b'
2
y V
Jika q=yV, maka y 3c = q = c c , V c =√❑
g g Q= A √❑

( )
2
V 2
1 Q
E=y+ =¿ y + V c = √❑
2g 2g A
2
Sedangkan padan saluran sembarang dapat dilihat pada grafik berikut Vc 1
Emin = y c + = y c + y m
2g 2

Penampang Lintang Terbaik (Biaya Termurah)


Suatu penampang saluran terbuka dikatakan penampang hidrolik P=2 √❑
terbaik atau paling efisien apabila keliling basah mempunyai harga
minimum. Suatu aliran yang baik merupakan saluran buatan dengan B=2 √ ❑
dimensi saluran yang direncanakan sedemikian sehingga mampu ❑
mengalirkan air sebesar mungkin untuk suatu luas penampang (A) dan
kemiringan aliran (S) tertentu. Dari persamaan berikut: 4. Alat dan Bahan
A
Q= AV = R 2/ 3 S1 /2 1. Set saluran Hydraulic
n
2. Air dalam bak penampung
3. Pengukur debit (current meter)
Untuk saluran terbuka berpenampang segi empat: 4. Alat tulis
5. Meteran (pengukur kedalaman)
5. Cara Kerja
A.Pengukuran Koefisien Manning (n)
1. Siapkan saluran pendek yang diperlukan
2. Alirkan air dalam saluran
3. Ukur besarnya debit (Q)
4. Ukur kemiringan permukaan air (s)
A=B ∙ y 5. Ukur kedalaman aliran (y)
2 1
P=B+2 y A
6. Hitung nilai n dengan menggunakan rumus n = . R 3 . S 2
Q
A B∙ y 7. Ulangi penentuan sebanyak 3x dengan kemiringan yang berbeda
R= =
P B+2 y 8. Hitung rata-rata nilai n
9. Hasil akhir nilai n

√ √
2
(Q/ B) 3 q2
3
yc= =
g g
B. Desain Berdasarkan E minimal dan Penampang Terkecil
Untuk saluran terbuka berpenampang trapezoidal: 1. Tentukan dimensi saluran segi empat dan trapezoidal drainase.
2. Mengalirkan debit aliran (Q)= 500L/detik dengan kemiringan
permukaan (s)= 0,01 dan n sama dengan hasil pengukuran pada
point A.
3. Hasil.

C. Desain Berdasarkan Penampang Terbaik


1. Tentukan dimensi saluran segi empat dan trapezoidal drainase.
2
A= y √❑
2. Mengalirkan debit aliran (Q)= 500L/detik dengan kemiringan
permukaan (s)= 0,01 dan n sama dengan hasil pengukuran pada
point A.
3. Hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah ALiran Sungai.
Yogyakarta: UGM Press.
Giles, V Ranald., Liu, Cheng., Evett, B Jack, 2009. Fluid Mechanics
and Hydraulic, 3th Edition. New York : McGraw-Hill Education.
Helmizar. 2010. Studi Eksperimental Pengukuran Head Losses Mayor
(Pipa PVC Diameter ¾) dan Head Losses Minor (Belokan KNEE
90o Diameter ¾) Pada Sistem Instalasi Pipa. Dinamika Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin Vol. 1, No. 2, Mei 2010. Bengkulu:
Universitas.
Hidayat, Acep. 2011. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta :
Universitas Mercu Buana.
Ibnu Pamungkas, Azam, Aditya Priambodo. 2014. Modul Praktikum
Hidrologi. Purwokerto: Fakultas Pertanian. Universitas Jenderal
Soedirman.
Karyono, Iwan Yudi. 2008. Analisa Aliran Berkembang. Depok:
Universitas Indonesia.
Kuswadin. 2015. Laporan Praktikum Mekanika Fluida. Mataram:
Universitas Muhammadiyah Mataram. Fakultas Pertanian.
Munson, Bruce R dan Donald F. Young. 2011. Mekanika Fluida Jilid 2.
New York : Department of Mechanichal Engineering.
Poerboyo, Sigit. 2013. Perhitungan Kebutuhan Pompa Untuk
Perpipaan Penyalur Bahan Bakar Solar Dari Balongan Sampai
Jakarta. Semarang: Universitas Diponegoro.
Putra, Ino Gutama. 2014. Perancangan dan Penerapan Neraca Digital
untuk Percobaan menentukan Massa Jenis Zat Padat. Jurnal
Fisika. Volume 03 Nomor 03, hal 16-20. Surabaya: Universitar
Negeri Surabaya.
Rahayu S, Widodo RH, van Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist B.
2009. Monitoring Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor, Indonesia.
World Agroforestry Centre - Southeast Asia Regional Office. 104
p.
Sagala, Anthonyster. 2008. Perancangan Instalasi Pendistribusian Air
Minum Pada Perumnas Taman Putri Deli, Namorambe –
Kabupaten Deli Serdang. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Zainudin. 2012. Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan
terhadap HeadLosses Aliran Pipa. Jurnal Dinamika Teknik
Mesin. Vol. 2, No. 2, Juli 2012.

Anda mungkin juga menyukai