0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan26 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan pentingnya data sebagai unsur statistika. Statistika awalnya berarti ilmu yang berkaitan dengan administrasi negara, namun maknanya berkembang menjadi ilmu yang melibatkan pengumpulan dan analisis data. Data dibedakan menjadi data internal, eksternal primer dan sekunder, serta dikumpulkan menggunakan metode seperti angket, wawancara dan observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan pentingnya data sebagai unsur statistika. Statistika awalnya berarti ilmu yang berkaitan dengan administrasi negara, namun maknanya berkembang menjadi ilmu yang melibatkan pengumpulan dan analisis data. Data dibedakan menjadi data internal, eksternal primer dan sekunder, serta dikumpulkan menggunakan metode seperti angket, wawancara dan observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan pentingnya data sebagai unsur statistika. Statistika awalnya berarti ilmu yang berkaitan dengan administrasi negara, namun maknanya berkembang menjadi ilmu yang melibatkan pengumpulan dan analisis data. Data dibedakan menjadi data internal, eksternal primer dan sekunder, serta dikumpulkan menggunakan metode seperti angket, wawancara dan observasi.
dalam konteks apa dan kapan. hal tersebut merupakan sesuatu yang telah dimakiumi oleh khalayak tanpa mempersoalkan bagaimana dan dalam konteks apa kata itu seharusnya diucapkan. Namun seandainya di antara kita ingin mengetahui bagaimana kata statistik itu dipergunakan secara luas untuk menggambarkan salah satu di antaranya data yang terinventarisasikan atau bahkan divisualisasikan dalam wujud angka atau grafik. maka penelusuran searah ke masa lampau kiranya perlu dilakukan. Sebenarnya, kata statistika (statistics) itu sendiri berasal dan bahasa Yunani “status”.Sepe rti telah banyak kita ketahui, negara Yunani merupakan salah satu tonggak perkembangan ilmu pengetahuan serta peradaban dunla yang dominan pada Jaman dulu. tentunya tanpa melupakan peran Mesir, Romawi, Cina. Mesopotamia. Babilonia. dan India. Dengan demikian. bukan merupakan sesuatu yang mengherankan apabila kata-kata dalam bahasa Yunani banyak terserap dalam bidang ilmu pengetahuan kata “status” memiliki arti sekaligus diserap dalam bahasa Inggris yang kemudian dimaknai sebagai negara (state). Pada awalnya, statistika diartikan uleh Godf tied Achenwall pada tahun 1749 sebagai ‘kumpulan data mengenai negara dan iumlah penduduknya untuk menunjang administrasi penwrintahan’ atau “ilmu politik dan beberapa negara”.
Pcmaknaan seperti ini tercipta karena pada
saat berjayanya peradaban Yunani, pencatatan data mengenai jumlah penduduk serta kepemilikan tanah telah mulai dilaksanakan secara sungguh-sungguh Memang, peradaban Yunani yang telah sedemikian maju pada masa itu menjadikan pengelolaan negara juga terlaksana dengan rapi. Masih terkait dengan pencatatan data untuk penyelenggaraan Negara, William Hooper memberikan batasan pengertian statistika sebagai “ilmu yang mengajarkan bagaimana penyelenggaraan negara secara modern dilaksanakan”. Dalam bukunya yang berjudul Statistical Account of Scotland. Sir John Sinclair menyebarluaskan istilah statistika ke negara Inggris Pemerintah negara lnggris pada abad kee XIV sudah merintis penerbitan catatan jumlah kematian yang terjadi pada penduduknya yang selanjutnya dikembangkan menjadi Bills of Mortality pada tahun 1632 oleh John Graunt.
Berdasarkan gambaran di atas, dapat kita
katakan bahwa pada mulanya statistika masih sebatas bagian dan ilmu politik penvelenggaraan pemerintahan suatu negara. Bidang kegiatan yang menjadi ruang lingkupnya pada umumnya juga merupakan aktivitas yang secara khusus menggambarkan penyelenggaraan pemerintahan, misalnya pencatatan jumlah penduduk. jumlah pegawai dan tentara, nilal pajak yang dapat dikumpulkan pada suatu kurun waktu. komposisi kepemilikan tanah oleh warga Negara daerah administratif yang secara sah memang menjadi bagian suatu negara, dan lain sebagainya. Karena masalah yang terjadi dalam penyelenggaraan negara semakin kompleks dan beragam, batasan pengertian mengenai statistika berkembang pula. Begitu pula selanjutnya statistika tidak hanva tergambar dalam angka saja, namun gambar dan objek yang dipandang dapat mewakili fakta, Sehingga, statistika juga meliputi kegiatan yang berhubungan dengan penampilan fakta. 1.2 Penerapan Statistika
Dalam penelitian ilmiah terutama
penelitian kuantitatif peran statistik sangatlah penting. Penelitian ilmiah merupakan upaya yang sangat ketat dan hati-hati untuk menjawab pertanyaan, memeriksa ide, dan menguji teori. Penelitian ilmiah membutuhkan metode-metode statistik tertentu dalam metode kuantitatif, atau ketika proses mengumpulkan informasi dalam bentuk angka atau data.
Walaupun dalam beberapa konsep/teori penting
dan mencerahkan dalam ilmu sosial tidak melibatkan statistik sama sekali serta adanya data atau angka-angka tidak menjamin apa-apa tentang kualitas penelitian ilmiah, namun data dapat menjadi informasi yang paling dapat dipercaya. Ketersediaan data dari proses pengumpulan data yang terukur dan valid perlu mendapat perhatian khusus. Pengumpulan data (data mining) merupakan topik tersendiri dalam statistik. Data yang telah dikumpulkan dan dianalisis dengan cermat dapat menjadi fondasi yang paling kuat dan paling objektif untuk membangun teori dan meningkatkan pemahaman kita tentang dunia sosial.
BAB II
Data Sebagai Unsur Statistika yang
Penting
2.1 Jenis Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data
itu sendiri merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui ataupun dianggap. Jadi dapat diartikan bahwa data itu adalah sebagai sesuatu yang diketahui atau yang dianggap (anggapan). Atas dasar sumber nya, data dibedakan menjadi 2 :
1. Data Internal
Yaitu data yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan suatu badan yang dikumpulkan sendiri dan hasil datanya digunakan oleh badan itu sendiri.
2. Data Eksternal
Yaitu data yang menggambarkan keadaan atau
kegiatan di luar badan dan data tersebut tidak terdapat dalam aktivitas intern suatu badan. Data eksternal memiliki 2 jenis yaitu :
- Data Eksternal Primer
adalah data yang berupa ucapan kata atau tulisan dari orang yang memiliki data itu sendiri, atau orang yang melakukan penelitian sendiri. - Data Eksternal Sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari orang lain yang melakukan penelitian, melainkan melalui seseorang atau beberapa orang lainnya.
2.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan
data adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, alat yang digunakan dalam pengambilan data, dan sumber data yang diperoleh.
Jenis sumber data adalah perihal dari mana data
diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (jenis data primer) atau sumber tidak langsung (jenis data sekunder). Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Metode ini memiliki instrumen atau alat dalam pengumpulan data, yaitu berupa pengamatan, tes, wawancara, angket, dokumentasi, dan sebagainya. Selain itu, terdapat tiga teknik pengumpulan data yang paling sering digunakan yaitu, angket, observasi dan wawancara.
2.2.1 Angket (Kuesioner)
Angket/kuesioner adalah metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Walaupun metode ini terlihat mudah, namun
jika respondennya besar dan terdiri dari berbagai wilayah tentu dalam mengolah datanya juga membutuhkan waktu. Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dalam penyusunan angket terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
1. Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan
ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. 2. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dan sebagainya. 3. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan. Apabila data yang dibutuhkan harus diperoleh melalui proses wawancara atau penyebaran kuesioner, berarti daftar pertanyaan di dalamnya harus dibuat. Untuk itulah kita perlu mengenal beberapa macam pertanyaan. Adapun jenis atau macam pertanvaan yang mungkin diberikan kepada para responden di antaranya adalah: a. Pertanyaan yang meminta jawaban bebas sehingga memberikan keleluasaan terhadap pers responden untuk menjawabnya. Jenis ini dinamakan pula pertanyaan terbuka (open question). Para responden boleh menjawab dengan kata.katanya ‘sendiri termasuk juga mengungkapkan sikap dan pendapat pribadi mereka
b. Pertanyaan yang mensyaratkan suatu jawaban
terarah berbeda dengan pertanyaan terbuka, jawaban untuk jenis pertanyaan semacam ini sudah difokuskan.
c. Pertanyaan dengan pilihan jawaban ganda
Untuk jenis pcrtanyaan ini, jawahanna telah disediakan dan para responden hanya perlu memilih salah satu jawaban yang dipandang paling tepat. d. Pertanyaan yang dipandu oleh semacam chck list. Bentuk ini rnerupakan pengembangan dari pilihan ganda di alas. Dalam hal ini, para responden memiliki kebebasan untuk memilih jawaban.
e. Pertanyaan dengan urutan prioritas jawaban.
MeIalui cara ini, para responden diminta untuk rnenyusun skala prioritas yang scsuai dengan kehendaknva.
f. Pertanyaan dengan hanya dua pIIhan jawaban.
Disini, para responden hanya bisa memilih salah satu di antara dua jawaban yang dikehendaki.
g. Pertanyaan dengan open-end question.
Jenis pertanyaan ini biasanva digunakan dalam penelitian yang bersifat kualitatif (qualitative res- earch). Biasanva, dimulai dengan salah satu subyck dan atas dasar jawaban terdahulu, maka diajukanlah pertanyaan yang merupakan kclanjutannva. 2.2.2 Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab secara langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap narasumber atau sumber data.
Wawancara yang menggunakan sampel
besar biasanya dilakukan sebagai studi pendahuluan, karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpul data (penelitian kualitatif) Wawancara terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1.Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur yaitu peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang ingin ditanyakan dari responden, sehingga pertanyaannya sudah dibuat secara tersusun dan sistematis. Biasanya peneliti dalam melaksanakan wawancara menggunakan alat bantuan seperti tape recorder, kamera, dan material lain yang dapat membantu kelangsungan wawancara.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara tersusun secara sistematis dan spesifik, dan hanya memuat garis- garis besar permasalahan yang akan ditanyakan oleh responden. 2.2.2 Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi berdasarkan situasi dan kondisi. Metode ini cocok digunakan apabila tujuan penelitian untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan dengan responden yang tidak terlalu besar.
2.3 Aplikasi Komputer
2.3.1 Mengaktifkan Program SPSS
SPSS merupakan program untuk olah data
statistik yang paling popular dan paling banyak pemakaiannya di seluruh dunia dan banyak digunakan oleh para peneliti untuk berbagai keperluan seperti riset pasar, untuk menyelesaikan tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya. Awalnya, SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences karena program ini mula-mula dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial. Namun, seiring perkembangannya dari waktu ke waktu penggunaan SPSS semakin luas untuk berbagai bidang ilmu seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi dan lain-lain
Bagaimana mengoperasikan suatu program
pcngolah data merupakan satu hal mcndasar yang harus diketahui oleh para pcngguna. BAB III
Distribusi Frekunesi dan Tabulasi
Serta Visualisasi Data
3.1 Distribusi Frekuensi
Keberadaan data dipandang mempunyai arti
yang sangat penting apabila kegiatan yang terkait dengan penggunaan analisis statistika dilaksanakan, Kegiatan yang dimaksudkan bisa berupa penelitian dalam berbagai bentuk dengan beragam tujuan atau dapat pula aktivitas selain penelitian yang memiliki tujuan menggali dan menampilkan informasi.
Karena Itulah, berbagai data yang sekiranya
dibutuhkan harus dikumpulkan. Berdasarkan data yang terhimpun itulah, serangkaian proses lanjutan bisa dilakukan. Mengingat bahwa upaya menghimpun data sering kaIi menjadi kegiatan yang mcmakan banyak waktu, tenaga. dan biaya, setelah data-data yang dinilai relevan dengan suatu tujuan tertentu bisa dikumpulkan, langkah selanjutnya yang perlu dilaksanakan adalah menyusun dan mengklasifikasikannya secara sistematis sehingga mudah diinterpretasikan serta mudah dipahami karakteristiknya.
Selain menjadi mudah diinterpretasikan dan
dipahami karakteristiknva, ada beberapa keuntungan lain yang bisa diperoleh, di antaranva adalah: a. Data yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu akan mudah diperbandingkan dengan yang lainnva. b. Analisis dan perlakuan melalui statistika menjadi lebih mudah dilakukan jika data tersebut telah diklasifikasikan. c. Bila karakteristik data yang ditampilkan cukup menonjol, data itu akan menjadi lebih mudah dipahami secara cepat. Sementara. klasifikasi data pada dasamya dilakukan dengan dua pertimbangan yakni atas dasar sifat (attribute) seperti halnya warna kulit, jenis kelamin, atau status perkawinan dan atas dasar bilangan (variabel) misalnya saja tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah, harga komoditas pada suatu saat, besarnya penghasilan tiap bulan, dan jumlah produksi pertanian suatu daerah. Masing.masing data, entah berupa jumlah produksi pertanian, harga barang, dan lain sebagainva perlu diurutkan secara sistematis. Penvusunan data secara sistematis tersebut bisa dilakukan atas dasar beberapa hal. misainva:
- Penyusunan data berdasarkan waktu
- Penyusunan data berdasarkan pertimbangan wilayah 3.2 Penyusunan Tabel Distribusi Frekuensi Secara Sistematis
Agar tampilan tabel distribusi frekuensi
dapat disusun lebih sistematis dan mudah dipahami, beberapa pedoman dasar berkaitan dengan hal mi perlu diperhatikan. Pada dasarnya, data yang telah terkumpul harus dibagi ke dalam kelompok atau kelas tertentu. Selanjutnya, kita menghitung frekuensi data dan memasukkan ke dalam kelas - kelas yang telah ada. Secara lebih rinci, beberapa tahapan yang harus dilampaui, antara lain:
a. Menentukan jumlah kelas
Jumlah kelas hendaknya ditentukan sedemikian
rupa sehingga seluruh data yang dikumpulkan tercakup di dalamnya. Kita perlu mengupayakan suatu kondisi di mana jumlah kelas yang ada tidak terlalu banyak ataupun sedikit. Apabila jumlah terlalu banvak mungkin jadi ada di antara mereka yang sama sekali tidak mempunyai frekuensi. Sebaliknya, jika jumlah kelas terlalu sedikit sebagian di antara keterangan yang terkandung di dalam data bisa jadi hilang. Untuk menentukannya. dalam khazanah ilmu statistik dikenal suatu aturan yang sudah sangat termashyur yakni dengan menggunakan apa yang disebut scbagai Kaidah Sturges (Sturges Rule). Memang, penggunaan kaidah ini tidak berarti pasti akan mrnghasilkan yang terbaik. Namun demikian, tetap akan sangat membantu. Adapun formula Kaidah Sturges adalah ebagai berlkut: C = 1 + 330 Log N di mana C adalah jumlah kelas, N adalah banyaknya frekuensi. 1 dan 3.30 merupakan konstanta. b. Menentukan Interval Kelas
Setelah jumlah kelas ditentukan, langkah
selanjutnya adalah menentukan interval (rentang skala) untuk masing.masing kelas. Interval kelas itu sendiri merupakan selisih antara batas atas nyata dengan batas bawah nyata.
Pada hakikatnya. interval kelas akan dipengaruhi
oleh jumlah frekuensi dan rentang (range) di mana data terkumpul. Hendaknya. kita berusaha menggunakan interval kelas yang sama agar lebih mudah menghitungnya. Demikian pula, agar lebih mudah menggambarkan dalam diagram, besamya Interval kelas sebaiknva berupa kelipatan lima (walaupun hal ini bukan suatu keharusan). Sekalipun demikian, penggunaan interval kelas yang sama bukanlah suatu keharusan yang berlaku mutlak karena kita juga bisa menvusun distribusi frekuensi dengan interval kelas yang ada. Hanya saja, apabila kita ingin menyusun suatu tabel disiribusi frekuensi yang runtut, penggunaan interval kelas yang sama sangat dianjurkan. Untuk menghitung besarnya interval kelas. rumus yang diterapkan berdasarkan Kaidah Sturges adalah: Range CI = C dl mana CI adalah interval kelas, range adalah selisah antara data terbesar dan terkecil, dan C adalah banyaknya kelas
3.3 Menggambarkan Data Statistika Melalui
Diagram
Dalam kenyataannya, data yang telah
terkumpul, dikiasifikasikan serta ditabulasikan sering kali perlu ditampilkan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga ia kelihatan menarik, dapat memberikan informasi yang mudah dipahami dalam waktu singkat, serta mudah untuk dilihat. Berkenaan dengan hal ini, penggambaran data statistik dalam wujud diagram sering kali mampu membantu mewujudkan tujuan tersebut. Apabila seseorang ingin memaparkan suatu hal dalam sebuah acara presentasi, visualisasi grafik dan diagram akan menjadikan penyampaian terasa lebih elegan. Mengingat kemajuan teknologi komputer telah berlangsung dengan sedemikian pesat dewasa ini, visualisasi grafik dan diagram guna menggamharkan inforrnasi tertentu secara mudah dapat kita lakukan melalui bantuan berbagai program aplikasi spreadsheet seperti halnya Lotus 123, Microsoft Excel. Shvmphony. Quattro-Pro serta beberapa program aplikasi lainnya.
Sehubungan dengan kcgunaan diagram datam
mempermudah pemaparan data inilah kita mengenal beberapa macam yang lazim digunakan untuk membantu visualisasi data statistic, tentu saja dengan berbagai variasinya. Tentang ragam diagram yang dimaksudkan, di antaranya adalah: a. Diagram Garis (Lin. Cha4) Diagram garis dinilai merupakan bentuk yang sangat tepat untuk menggambarkan data yang berhubungan dengan runtutan waktu.. Dengan kata lain, corak diagram ini paling sesuai digunakan untuk memvisualisasikan perkembangan dinamika keadaan dari satu kurun waktu ke rentang waktu berikutnya. Diagram garis itu sendiri dibedakan atas: 1) Diagram garis tunggal yang hanva terdiri dan satu garis untuk menggambarkan perkembangan suatu keadaan. 2) Diagram garis berganda, terdiri atas beberapa garis untuk memvisualisasikan beberapa kejadian sekaligus, misalnya saja perkembangan jumlah volume ekspor beberapa komoditas secara bersarnaan 3) Diagram garis komponen berganda yang hampir mirip dengan gralik berganda di mana garis teratas menggambarkan jumiah keseluruhan dan kornponen yang ada. Sementara garis lainnya menggambarkan masing-masing komponen. 4) Diagram garis presentase komponen berganda, yang juga serupa dengan diagram garis komponen berganda, namun tiap komponen dinyatakan sebagai persentase terhadap jumlah keseluruhan. 5) Diagram garis berimbang neto, merupakan grafik garis tunggal yang menggambarkan nilai selisih, misalnya saja antara ekspor dan impor, penerimaan dan pengeluaran, atau masukan dan keluaran