Pedoman Iva Test
Pedoman Iva Test
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian
Hampi rsemua (99,7%) kanker leher rahim secara langsung berkaitan dengan infeksi
sebelumnya dari salah satu atau lebih virus Human Papilloma (HPV), salahsatu IMS yang
paling sering terjadi di dunia ( Judson 1992; Walboomers et al. 1999).dari 50 jenis HPV
yang menginfeksi saluran reproduksi, 15 sampai 20 jenis terkait dengan kanker leher
rahim. Empat dari jenis tersebut -16,18,31,dan 45- adalah yang paling umum terdeteksi
pada kasus kanker lehe rrahim, dan jenis ke 16 merupakan penyebab dari setengah
jumlah kasus yang terjadi diseluruh dunia.
Infeksi HPV sering kali tidak menimbulkan gejala.Tanda-tanda infeksi yang paling
umum adalah bintik-bintik kecil berwarna merah muda yang muncul disekitar kelamin
dan terasa gatal atau panas seperti terbakar.Setelah seorang wanita terinfeksi HPV,
infeksi bisa stabil local, bisa membaik secara spontan, atau jika leher rahim terkena, bisa
berkembang menjadi lesiderajat terendah atau di plasi awal.Sebagian besar lesi derajat
rendah dapat hilang tanpa pengobatan atau tidak berkembang, terutama yang terjadi pada
wanita muda.Diperkirakan dari setiap satu juta wanita yang terinfeksi, 10% ( sekitar
seratusr ibu akan berkembang menjadi pra kanker lehe rrahim. Perubahan pra kanker ini
di amati seeringkali terjadi pada wanita berusia 30 dan40 tahun.
IVA dapat mengidentifikasi keganasan serviks pada stadium dini, pemeriksaan IVA
memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah, praktis, murah, sederhana,tidak infasif
dan dapat dilakukan pada tingkat pelayanan kesehatan dengan sarana yang terbatas.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh semua tenaga kesehatan terutama Bidan. Bidan
adalah tenaga kesehatan yang dekat dengan masalah kesehatan wanita sehingga
potensinya perlu dioptimalkan, khusus nya untuk program deteksi dini lesipra kanker
serviks dengan pemeriksaan IVA yang sederhana ini diharapkan cakupan pemeriksaan
bisa lebih luas.Penemuan di nilai lesipra kanker serviks lebih banyak, sehingga angka
kematian akibat kanker serviks dapat ditekan.
B. Tujuan Pedoman
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dari IVA dalam
mendeteksi secara dini lesipra kanker serviks.
Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan :
1.mengetahui sensitivitas IVA
2.mengetahui spesifisitas IVA
3.mengetahui nilai duga positif IVA
4.mengetahui nilai duga negative IVA
C. Sasaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan ( dokter, bidan, perawat) yang
terkait dengan pelayanan IVA di UPT. Puskesmas Industri.
E. Batasan Operasional
a. Payudara
b. Abdomen
c. IVA
4. Rentang Nilai
No JENIS PEMERIKSAAN RENTANG NILAI
b. Abdomen 30 menit
c. IVA 30 menit
6. Pemeriksaan IVA Cito
Untuk pasien gawat darurat (cito) biasanya dokter memberi pengantar kepada keluarga
pasien dan langsung diberikan pada petugas IVA tanpa antri terlebih dahulu dan
petugas segera melakukan anamnesa dan pemeriksaan IVA sesuai dengan pengantar
pemeriksaan dari dokter pengirim hasil pemeriksaan segera diberikan kepada keluarga
pasien untuk diberikan kepada dokter pengirim.
2. Kalibrasi Alat
Alat IVA (speculum) dikalibrasi setahun sekali oleh perusahaan produsennya.
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan kegiatan IVA dikoordinir penanggung jawab program
YANIS dan Pengelola Program IVA di sesuaikan dengan tugas dan penanggung jawab
desa.
C. Jadwal Kegiatan
-Setiap hari Kamis pelayanan IVA
-Senin s/d Sabtu pelayanan KIA (ANC,PNC) dan KB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
RUANG
RUANG RUANG
ANAMNESA/PENCATAT-
TUNGGU AN DAN PELAPORAN TINDAKAN
B. STANDAR FASILITAS
Poli IVA berlokasi di gedung puskesmas Industri,dan hanya terdiri dari 1 ruangan dimana ruang
IVA masih menjadi satu dengan ruang pemeriksaan KIA. Mempunyai fasilitas air mengalir untuk
cuci tangan dan Alat.
Peralatan IVA adalah sejumlah alat pemeriksaan yang dipergunakan untuk melaksanakan
pelayanan IVA .
C. Perlengkapan
1. Tempat sampah medis yang dilengkapi dengan injakan pembuka dan penutup
2. Tempat sampah non medis tertutup
3. Tempat tidur pemeriksaan
D. Mebeler
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
3. Meja tulis 1/2 biro
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan program IVA meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi hasil pelayanan.
1. Perencanaan IVA
Perencanaan merupakan salah satu unsur manajemen yang penting dalan
pengelolaan IVA. Pada dasarnya perhitungan kebutuhan untuk pelayanan IVA
harus berasal dari unit puskesmas (battom up) dengan dasar besaran jumlah
sasaran tiap jenis pelayanan IVA untuk menghindari terjadi kelebihan,
kekurangan atau tidak sesuai dengan situasi di puskesmas. Termasuk dalam
perencanaan IVA :
1) Menentukan Jumlah Sasaran IVA
Dalam menghitung sasaran untuk setiap jenis kegiatan pelayanan IVA
berdasarkan pada angka jumlah penduduk, pertambahan penduduk serta
angka kelahiran dari hasil sensus penduduk maupun Survey Penduduk
Antar Sensus (SUPAS).
Menghitung Jumlah Sasaran IVA
No Sasaran Target
1 Wanitausia 30-50 30%
tahun.
a. Ketentuan Umum
Syarat – syarat pemeriksaan IVA : pasien sudah menikah, tidak dalam keadaan haid,
pasien tidak dalam keadaan hamil, post partum lebih dari 6 bulan.
Untuk pasien BPJS PBI dan Non PBI harus menyerahkan foto copy kartu BPJS dan dicatat
di buku register
2) Pelaksanaan
A. Penyuluhan
Penyuluhan dimaksudkan agar seluruh sasaran dan keluarga, memahami
manfaat IVA , mengetahui waktu dan tempat IVA dan datang ke pos
pelayanan IVA untuk mendapatkan IVA.
Penyuluhan dapat dilakukan secara langsung dengan pendekatan
perorangan yaitu pada saat pendataan, maupun penyuluhan kelompok
( pertemuan) atau melalui media komunikasi massa yang tersedia.
Penyuluhan dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan, kader atau
pemuka masyarakat.
Pesan-pesan penyuluhan antara lain, tentang manfaat IVA, siapa sasaran
IVA, kapan dan dimana pelaksanaan IVA
B. Penggerakan masyarakat
Kegiatan penggerakkan sasaran IVA mulai dilaksanakan sebelum
pelaksanaan IVA.
C. Pelaksanaan IVA
Melaksanakan kegiatan IVA sesuai dengan jadwal yang disusun di
wilayah kerja UPT.PuskesmasIndustri.
Sebelum pelayanan dimulai, dilakukan penyuluhan singkat tentang
manfaat dan kemungkinan yang terjadi setelahpemeriksaan.
3) Pencatatan dan Pelaporan
Setiap unit yang melakukan kegiatan IVA mulai dari puskesmas pembantu,
puskesmas dan rumah sakit, mencatat hasil kegiatan IVA/ cakupan IVA dan
dilaporkan kepada puskesmas
Cakupan IVA rutin dilaporkan setiap bulan dari puskesmas ke kabupaten/kota
paling lambat tanggal 5
4) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi meliputi:
Pemantauan Cakupan IVA
BAB V
LOGISTIK
- Rancangan penelitian
- Tempat penelitian
- Waktu penelitian
- Subyek penelitian
- Proses penelitian
Penanggung Jawab poli IVA wajib memastikan logistik Poli IVA terpenuhi. Penyediaan
asam asetat dan bahan habis pakai dilakukan melalui dinas kesehatan dan Anggaran
JKN. Kebutuhan asam asetat, bahan habis pakai dihitung tiap 1 bulan berdasarkan
analisi kebutuhan asam asetat dan bahan habis pakai satu bulan yang lalu.
BAB VI
- Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan
kebidanan lebih awal. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolahan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya implementasi solusi untuk menimbulkan timbulnya resiko. System
ini mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
A. Identifikasi Potensi
Kemungkinan terjadinya alergi asam asetat setelah dilakukan pemeriksaan .
B. Pencegahan Terjadinya Kesalahan
Petugas dalam melakukan pemeriksaan jangan sampai salah mendiagnosa negative atau
positif
C. Pelaporan
Melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan
D. Penanganan atau Tindak Lanjut
Jika ada yang positif dirujuk ke Rumah Sakit
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Tujuan
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya, untuk menghindarkan
paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip Universal Precaution
B. Tindakan yang berisiko terpajang
- Cuci tangan yang kurang benar
- Masker
C. Prinsip keselamatan kerja
- Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga hygience sanitasi indivudu, hygience sanitasi ruangan.
- Ke dua prinsip tersebut di jabarkan menjadi 2 kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung di antaranya pemakaian masker.
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan limbah sanitasi dan ruangan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di poli IVA Puskesmas Industri dalam memberikan
pelayanan adalah kunjungan IVA hasil 100%. Kunjungan IVA yang dimaksud adalah tertulisnya
hasil pemeriksaan pasien pada form hasil poli IVA dengan benar. Indikator mutu akan dipantau
oleh Tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator
mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Poli IVA adalah poli yang bertujuan untuk memeriksa adanya kanker leher rahim secara
dini dengan menggunakan asam asetat 5% pada permukaan leher rahim. Di poli IVA
menghendaki pelayanan IVA sesuai target. Kunjungan IVA dikehendaki mencapai 100% dari
target 30% dari jumlah WUS
BAB IX
Pemantapan mutu poli IVA adalah suatu keadaan tentang kualitas pemeriksaan IVA yang meliputi
pelayanan dan akurasi hasil pemeriksaan. Pemantapan Mutu poli IVA ada 2 yaitu :
1. Payudara
2. Abdomen
3. IVA
A. TATA LAKSANA
PraAnalitik
PersiapanPasien
Analitik
MutuHasil
Pemeriksaan
pasien Pemeriksaan
M
Pemeliharaan/ IVA
U KalibrasiAlat
T PascaAnalitik
U PencatatanHasil
Pemeriksaan
PelaporanHasil
1. PRA ANALITIK
Tahap Pra-Analitikmeliputi :
a. Blanko Pemeriksaan
Cek identitas pasien, identitas pengirim, tanggal permintaan, permintaan pemeriksaan sudah
lengkap dan jelas.
b. PersiapanPasien
pemeriksaan IVA berupa bahan asam asetat yang dioleskan pada permukaan leher rahim.
2.ANALITIK
b. Speculum
Semua peralatan IVA yang digunakan harus bersih, memenuhi persyaratan. Speculum
yang digunakan sudah dikalibrasi, dilakukan dengan benar, urutan prosedur diikuti
dengan benar.
c. Inkubasi
Suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan dan waktu inkubasi tepat.
d. Pemeriksaan
KalibrasiAlat
Peralatan IVA merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Untuk itu alat perlu dipelihara dan dikaliberasi secara teratur.
Untuk meningkatkan mutu pemeriksaan IVA juga diperlukan pemilihan alat yang tepat.
Setiap peralatan yang ada harus dibuat protap dan pengoperasiannya serta dipantau
penggunaannya dan diuji mutu secara berkala.
3.PASCA ANALITIK
a.PELAPORAN HASIL
Hasil harus dapat dibaca tanda kesalahan dalam tulisan, dan dilaporkan kepada orang yang
diberi wewenang untuk menerima dan menggunakan informasi medis.
1. Identifikasi dari pemeriksaan yang jelas dan tidak ragu-ragu, termasuk prosedur pengukuran
bila perlu
2. Identifikasi iva yang menerbitkan laporan
3. Identifikasi khas dan bila mungkin lokasi pasien serta tujuan dari laporan
4. Tanggal dan waktu penerbitan laporan harus dapat diperoleh dengan segera jika diperlukan
5. Nama, umur, alamat pasien
6. Identifikasi dari petugas yang diberi wewenang mengeluarkan hasil
7. Tanda tangan atau otoritas dari petugas yang memeriksa atau menertibkan laporan.
b.DOKUMENTASI
Dalam Pemantapantan Mutu poli IVA harus ad Dokumentasi Mutu antara lan yaitu :
1. Formulir permintaan pemeriksaan
2. Formulir chek list
3. Formulir pengambilan hasil
4. Formulir hasil pemeriksaan
1. Hasil Pemantapan Mutu Internal
2. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal
BAB X
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dalam
pelaksanaan kegiatan upaya IVA di UPT. Puskesmas Industri.
Keberhasilan kegiatan upaya IVA merupakan keberhasilan upaya menekan angka
kematian akibat Kanker leher rahim yang dapat dicegah dengan pemeriksaan IVA.