Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS


TENTANG PERAWATAN LUKA GANGGREN SECARA
MANDIRI DI KLINIK NIKO WOUND CARE
LUBUK PAKAM KABUPATEN
DELI SERDANG

Nama : Geby Naila Zanuba

Nim : P07520119068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
PROPOSAL

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS


TENTANG PERAWATAN LUKA GANGGREN SECARA
MANDIRI DI KLINIK NIKO WOUND CARE
LUBUK PAKAM KABUPATEN
DELI SERDANG

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma III Keperawatan

Nama : Geby Naila Zanuba

Nim : P07520119068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN PASEN DIABETES MELITUS


TENTANG PERAWATAN LUKA GANGGREN SECARA MANDIRI DI
KLINIK NIKO WOUND CARE LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2022.

NAMA : Geby Naila Zanuba

NIM : P07520119068

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diuji Dihadapan Penguji

Medan, 25 Februari 2022

Menyetujui Pembimbing

(Elny Lorensi Silalahi, S.Kep, Ns, M.Kes.)


NIP. 196910081993032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

(Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes.)


NIP.196505121999032001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“GAMBARAN PENGETAHUAN PASEN DIABETES MELITUS TENTANG
PERAWATAN LUKA GANGGREN SECARA MANDIRI DI KLINIK NIKO WOUND
CARE LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2022”
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
dukungan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terima kasih pada Ibu Elny Lorensi Silalahi, S.Kes, Ns, M.Kes.
selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis.
Ucapan terimakasih ini penulis juga sampaikan kepada :
1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
2. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes. selaku ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
3. Ibu Afniwati, S.Kep, Ns, M.Kes. selaku Ketua Prodi DIII Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
4. Ibu Marlisa, S.Kep, Ns, M.Kes. selaku ketua penguji
5. Bapak Juliandi,S.Kep, Ns, M.Kes. selaku penguji II.
6. Orangtua tua yang paling hebat dan selalu bersabar dalam membesarkan
dan mendidik Penulis sampai penulis bias derada di titik ini.
7. Terimkasih kepada saudara dan teman – teman selaku support system
Penulis yang selalu memberikan dukungan positif dan memberikan arahan
dalam penyusunan Proposal ini.

Medan, 2022
Penulis,

(Geby Naila Zanuba)


NIM: P07520119068

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Perumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan.............................................................................5
1. Tingkat Pengetahuan........................................................................5
2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan.............................6
B. Diabetes Melitus.....................................................................................7
1. Definisi ............................................................................................7
2. Etiologi ............................................................................................8
3. Patofisiologi......................................................................................8
4. Tanda dan Gejala.............................................................................9
5. Jenis-Jenis Diabetes Melitus..........................................................10
6. Faktor–Faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes Melitus. 11
7. Komplikasi Diabetes Melitus.........................................................12
C. Konsep Luka Ganggren........................................................................12
1. Pencegahan Luka Ganggren..........................................................13
2. Penatalaksanaan Luka Ganggren...................................................14
3. Terapi..............................................................................................14
D. Konsep Luka Ganggren........................................................................16
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................17
C. Populasi dan Sampel............................................................................17
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data......................................................18
E. Pengelolaan dan Analisa Data..............................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Diabetes adalah
masalah kesehatan yang sangat penting, Jumlah kasus dan prevalensi
diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. (WHO Global
Report, 2018).
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya (Kemenkes RI 2020).
Dampak yang paling serius dari penyakit Diabetes Melitus ini yaitu
luka ganggren. Ganggren adalah penyakit pada penyandang diabetes
melitus yang disebabkan oleh penyakit vaskuler perifer atau neuropati.
Luka ganggren merupakan luka terbuka pada permukaan kulit yang
disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi
dan neuropati. Luka ganggren adalah keadaan adanya ulkus, infeksi, dan
atau kerusakan dari jaringan, yang berhubungan dengan kelainan
neurologi dan penyakit pembuluh darah perifer pada ekstremitas bawah,
Jadi dapat disimpulkan luka ganggren adalah luka terbuka yang terjadi
pada kaki penderita Diabetes Melitus yang disebabkan oleh tekanan
berulang pada kaki dan disertai dengan adanya neuropati perifer, kelainan
bentuk kaki serta perkembangan infeksi yang sering mempersulit
penyembuhan akibat berkurangnya sirkulasi arteri. (IWGDF,2019).
Prevalensi Diabetes Melitus di dunia mengalami peningkatan yang
sangat besar. Pada 2021, International Diabetes Federation (IDF)
mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang
hidup dengan Diabetes Melitus di seluruh dunia . (IDF tahun 2021)
Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus Diabetes Melitus
terbesar di dunia. Saat ini Indonesia menempati posisi ke lima dalamm
daftar daftar negara kasus diabetes tertinggi di dunia. Tercatat bahwa 537
2

juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes, termasuk


diabetes tipe 1 dan tipe 2, serta didiagnosis dan diabetes yang tidak
terdiagnosis. Angka ini diprediksi akan meningkat menjadi 643 juta pada
2030 dan 784 juta pada 2045. (IDF tahun 2021).
Lima tingkatan Negara dengan kasus Diabetes Melitus tertinggi di
Dunia yang pertama yaitu China dengann kasus diabetes tertinggi di Dunia
dengan jumlah 140,9 juta kasus diabetes dan diprediksi meningkat jadi
174,4 juta pada 2045, Selanjutnya India dengan jumlah 74,2 juta kasus
diabetes dan diprediksi meningkat jadi 124,9juta pada 2045, Pakistan
dengan jumlah 33 juta kasus diabetes dan diprediksi meningkat jadi 62,2
juta pada 2045, Amerika Serikat dengan jumlah 32,2 juta kasus diabetes
dan diprediksi meningkat jadi 36,3 juta pada 2045, dan pada urutan kelima
yaitu Indonesia dengan jumlah19,5 juta kasus diabetes dan diprediksi
meningkat jadi 28,6 juta pada 2045.
Hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes
melitus pada tahun 2013-2018, kecuali provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terdapat 4 provinsi dengan prevalensi diabetes melitus tertinggi pada
tahun 3013 dan 2018, yaitu DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Utara,
dan Kalimantan Timur. Adapun beberapa provinsi yang mengalami
peningkatan prevalensi sebesar 0,9%, yaitu Riau, DKI Jakarta, Banten,
Gorontalo dan Papua Barat. (Infodatin Diabetes Melitus, 2020)
Penderita penyakit diabetes melitusdi Sumatera Utara setiap tahun
mengalami peningkatan.Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes
Sumut disebutkan sejak Januari 2015 sampai April 2016, jumlah penderita
diabetes melitus tipe 1 sebanyak 18.358 orang dan tipe 2 berjumlah 54.843
orang (DINKES SUMUT, 2016).
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan Klinik Niko Wound Care
Lubuk Pakam di Kabupaten Deli Serdang, tahun 2022 sebanyak 120
pasien. Yang mengalami Diabetes Melitus di sertai dengan adanya luka
ganggen. Berdasarkan hasil survey awal di dapati pasien kurang
mengetahui tentang Diabetes mellitus dal luka ganggren. Berdasarkan
uraian pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti
judul:Gambaran pengetahuan pasien Diabetes Melitus tentang Perawatan
3

Luka Gangren Secara Mandiri di Klinik Niko Wound Care Lubuk Pakam
Kabupaten Deli Serdang.
B. Perumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam hal ini adalah: Gambaran Pengetahuan
Pasien Diabetes Melitus Tentang Perawatan Luka Ganggren secara Mandiri di
Klinik Niko Wound Care Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien Diabetes Melitus
tenteng perawatan luka ganggren secara mandiri di Klinik Niko Wound Care
Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien mengenai diabetes
dan perawatan luka ganggren berdasarkan usia di Klinik Niko Wound
Care lubukpakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022
b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien mengenai diabetes
dan perawatan luka ganggren berdasarkan jenis kelamin di Klinik Niko
Wound Care lubukpakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien mengenai diabetes
dan perawatan luka ganggren berdasarkan pendidikan di di Klinik Niko
Wound Care lubukpakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022
d. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien mengenai diabetes
dan perawatan luka ganggren berdasarkan Pekerjaan di Klinik Niko
Wound Care lubukpakam Kabupaten Deli Serdang tahun 2022.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti terutama
pada penyakit Diabetes Melitus dan Luka ganggren
2. Bagi Pasien
Bagi pasien agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit
Diabetes Melitus dan perawatan Luka ganggren.
3. Bagi Klinik Niko Wound Care
Sebagai masukan dan tolak ukur dalam meningkatkan mutu pelayanan yang
lebih mandiri dan komprehensif.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi referensi di perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh manusia melalui mata dan
telinga (A.Wawan dan Dewi M. 2020).
1. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan :
a. Tahu (Know).
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
menggingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi sebenarnya (real).
d. Analisis (Analysis)
Analisis artinya suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain.
6

e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis artinya suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi
Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi
atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu. (A.Wawan dan
Dewi M. 2020).
2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Usia
Usia adalah Umur individu yang terhitung mulai dari saat dia
dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Huclok (1998) semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang
yang belum tinggi kedewasaanya.
2) Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah determinan perbedaan kedua yang paling
signifikan didalam peristiwa kesehatan atau dalam faktor risiko suatu
penyakit. Jenis kelamin adalah suatu konsep analisis yang
digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial,
budaya, maupun psikologis.
3) Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan
pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
7

4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya, tetapi
lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan (A.Wawan dan Dewi M 2021:17).
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitr individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Menurut Ann.
Marriner yang dikutip dari Nursalam 3 lingkungan merupakan
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang
dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
2) Faktor Sosial Budaya
Sistem budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (A.Wawan dan
Dewi M 2021:18)
3) Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang yang dapat diketahui dan
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif (A.Wawan
dan Dewi M 2021:18) yaitu:
a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%
b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%
c. Kurang : Hasil presentase <56%

B. Diabetes Melitus
1. Definisi
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi karena
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula
darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkannya (Kemenkes RI 2019).
Dampak yang paling serius dari penyakit Diabetes Melitus ini yaitu
komplikasi luka ganggren. Luka ganggren adalah penyakit pada
8

penyandang diabetes melitus yang disebabkan oleh penyakit vaskuler


perifer atau neuropati keduanya (IDF tahun 2021).

2. Etiologi
Diabetes terjadi ketika sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin
sebagaimana mestinya sehingga insulinmenjadi resisten, Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin, Diabetes
Melitus dapat disebabkan karena terjadinya resistensi pada hormon insulin
yang diproduksi oleh pankreas yang mengakibatkan glukosa yang diolah
tubuh tidak dapat diproduksi dengan baik, sehingga kadar glukosa yang
ada dalam tubuh akan meningkat. Kurangnya insulin dapat disebabkan
karena terjadi kerusakan sel beta dalam pankreas (Smeltzel 2015).
3. Patofisiologi
Patofisiologi diabetes melitus tipe 2 terjadi sebagai akibat kombinasi
beberapa aspek yang berlangsung lama, dapat bertahun-tahun secara
subklinis. Aspek-aspek tersebut adalah penurunan sekresi insulin,
resistensi insulin, dan ominous octet.
a. Penurunan Sekresi Insulin
Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β
pankreas. Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel
pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi
insulin.
b. Resistensi Insulin
Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang
bertugas memaksimalkan efisiensi penggunaan energi terpapar terus
menerus dengan surplus energi. Surplus energi ini akan menurunkan
sensitifitas insulin. Paparan surplus energi dalam jangka panjang akan
menyebabkan sensitifitas insulin semakin menurun hingga terjadi
resistensi insulin, terutama pada jaringan otot, hepar, dan lemak.
Resistensi insulin akan menyebabkan penurunan asupan glukosa
perifer diiringi dengan peningkatan endogen produksi glukosa oleh
hepar melalui proses glukoneogenesis. Selain itu, jaringan tubuh yang
tidak mendapat energi juga akan memecah lipid dalam jaringan sel
lemak sehingga terjadi katabolisme lemak tubuh atau lipolisis.
9

c. Ominous Octet
Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan
menyebabkan terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya
hiperglikemia ominus octet adalah gabungan dari kondisi berikut:
1) Penurunan sekresi insulin pancreas
2) Penurunan efek inkretin
3) Peningkatan lipolysis
4) Peningkatan reabsorpsi glukosa
5) Penurunan uptake glukosa perifer
6) Disfungsi neurotransmitter
7) Peningkatan produksi glukosa oleh hepar
8) Peningkatan sekresi glucagon dari sel-sel alfa pulau Langerhans
(Fatmawati Desi, 2019)
4. Tandan Gejala
Beberapa gejala dari diabetes tipe 2 adalah:
a. Sering buang air kecil, terutama saat malam hari.
b. Sering merasa haus
c. Sering merasa lapar
d. Berat badan turun
e. Luka yang sulit sembuh
f. Mudah terserang infeksi
g. Kulit gatal.
h. Pandangan kabur
i. Kelelahan.
j. Nyeri atau mati rasa pada kaki dan tangan
k. Kesemutan
l. Gatal di kemaluan pada Wanita
m. Gangguan ereksi pada pria
(Hans Tandra 2017)
10

5. Jenis-Jenis Diabetes Melitus


a. Diabetes Melitus tipe I (Insulin dependent Diabates Melitus)
Diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin
tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Diabetes Melitus I
juga di sebut sebaigai insulin dependent diabetes karena pasien sangat
bergantung pada insulin. Ia membutuhhkan suntikan insulin setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan insulin dalam tubuhnya.
b. Diabetes Melitus tipe II (NonInsulin dependent Diabetes Melitus)
Diabetes Melitus ini adalah diabetes yang paling sering di jumpai.
Biasanya terjadi saat usia telah menginjak 40 tahun ke atas, namun
dapat juga muncul pada usia 20 tahun. Sekitar 90% - 95 % penderita
Diabetes Melitus adalah tipe II. Pada diabetes tipe II, pankreas masih
bisa membuat insulin tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat
berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan gula ke dalam
sel, akibatnya gula di dalam darahpun meningkat. Pasien biasanya tidak
perlu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya.
c. Diabetes Melitus pada Kehamilan (Gestasi)
Diabetes yang muncul pada saat masa kehamilan disebut diabetes
tipe Gestasi atau sering di sebut dengan gestational diabetes. Hal ini
terjadi karena efek dari pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil
yang menyebabkan resistensi insulin.
Catatan IDF tahun 2015 ada20,9 juta orang yang terkena diabetes
gestasi, 16,2% dari ibu hamil dengan persalinan hidup. Kasus diabetes
gestasi paling banyak ditemukan di Negara Negara di Asia.
Di Indonesia, statistik menegani Diabetes Melitus tipe I belum ada,
diperkirakan lebih dari 2%. Mungkin ini disebabkan karena sebagian
tidak terdiagnosis atau tidak diketahui sampai si pasien sudah
mengalami komplikasi dan terlanjur meninggal.
11

6. Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya Diabetes Melitus


a. Keturunan, yaitu apabila pada saudara identical twins anada mengidap
penyakit diabetes maka kemungkinan anda terkena diabetes juga
adalah 90%, namun apabila salah satu orang tua yang mengidap
diabetes maka kemungkinan anda terkena diabetes adalah 40%, dan
jika kedua orang tua yang terkena diabetes maka kemungkinan anda
terkena diabetes adalah lebih dari 50%.
b. Obesitas, mungkin kegemukan ini adalah factor resiko yang paling
penting untuk diperhatikan, sebab melonjak ke angka kejadian diabetes
tipe II yang cukup banyak. Lebih dari 8 dari 10 penderita diabetes tipe II
adalah mereka yang kelewat gemuk. Makin banyak jaringan lemak,
jaringan tubuh dan otot akan makin resisten terhadap kerja insulin
c. Metabolik Sistem, sekitar 25 tahun yang lalu di sebut sebagai
syndrome x yaitu keadaan orang yang gemuk, menderita tekakan
darah tinggi, dan mempunyai kandungan gula dan lemak yang tinggi
dalam darahnya.
d. Kurang berolahraga, dengan kurang nya berolahraga seseorang akan
lebih mudah terkena diabetes mellitus sebbab dengan olahraga atau
melakukan aktifitas fisik membantu kita mengontol berat badan dan
gula darah akan di bakar menjadi energi. Sel – sel tubuh menjadi lebuh
sensitif terhadapinsulin, peredaran darah lebih baik, dan terjadinya
diabetes tipe II akan turun hingga 50%.
e. Penyakit Lain, beberapa penyakit tertentu dalam prosesnya cenderung
diikuti dengan tingginya kadar gula darah di kemudiann hari. Akibatnya
pasien juga bias terkena penyakit diabetes. Penyakit – penyakit itu
antara lain adalah: hipertensi, radang sendi akibat kadar asam urat
dalam darah yang tinggi, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit
pembuluh darah perifer, atau infeksi kulit yang berulang.
f. Usia, resiko terkena Diabetes Melitus akan meningkat dengan
bertambahnya usia terutama diatas 40 tahun.
g. Riwayat Diabetes Melitus pada kehamilan, ibu hamil dengan diabetes
dapat melahirkan bayi besar dengan bb lebih dari 4 kg. Apa bila ini
12

terjadi maka besar kemungkinan si ibu akan mengidap Diabetes


Melitus tipe II kelak
h. Pemakaian Obat – Obatan, beberapa obat dapat meningkatkan kadar
gula darah dan bahkan bias menyebabkan Diabetes Melitus berikut
contoh bat yang mampu menaikkan kadar gula darah: hormone steroid,
beberapa obat hipertensi, dan obat untuk menurunkan kolesterol. Jika
anda memiliki resiko terkena Diametes Melitus maka anda harus
berhati hati saat menggunakan obat ini.
7. Komplikasi Diabetes Melitus
a. Kerusakan Saraf (Neuropati)
Kerusakan saraf adalah komplikasi diabetes yang paling sering
terjadi, penderita Diabetes Melitus tipe I atau tipe II bias terkena
neuropati, hal ini biasanya terjadi ketika gula darah terus tinggi tidak
terkontrol dengan baik dan berlangsung selama 10 thn atau lebih.
b. Neuropati Perifer
Kerusakan ini mengenai saraf perifer atau saraf tepi yang
biasanya berada di anggota gerak bawah, sering kali pasien datang
dengan keluhan ini dan saat di cek oleh dokter baru di ketahui bahwa
ia mengidap diabetes.
c. Luka ganggren (Ulkus Diabetikum)
Memberikan dampak negatif terhadap Health-Related Quality of
Life (HRQoL) yang dirasakan pasien karena penurunan mobilitas serta
mengakibatkan penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas
sehari hari. Hal ini dapat meningkatkan ketergantungan pada orang
lain dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Komorbidi
psikologis yang dapat terjadi pada pasien dengan pasien yang
mengalami luka ganggren seperti kecemasan, perasaan takut, harga
diri rendah, malu, putus asa, tidak berdaya dan depresi. (Hans
Tandra,2017)
C. Konsep Luka Ganggren
Luka kaki ganggren merupakan luka terbuka pada permukaan kulit
yang disebabkan adanya makroangiopati sehingga terjadi vaskuler insufisiensi
dan neuropati., Luka ganggren adalah keadaan adanya ulkus, infeksi, dan atau
kerusakan dari jaringan, yang berhubungan dengan kelainan neurologi dan
13

penyakit pembuluh darah perifer pada ekstremitas bawah, Jadi dapat


disimpulkan luka ganggren adalah luka terbuka yang terjadi pada kaki
penderita Diabetes Melitus yang disebabkan oleh tekanan berulang pada kaki
dan disertai dengan adanya neuropati perifer, kelainan bentuk kaki serta
perkembangan infeksi yang sering mempersulit penyembuhan akibat
berkurangnya sirkulasi arteri. (IWGDF,2019).

1. Pencegahan Luka Ganggren


a. Pemeriksaan kondisi kaki penderita Diabetes Melitus perlu dilakukan
sehari sekali untuk melihat adanya kelainan seperti kemerahan, lecet,
kulit pecah-pecah, bengkak dan nyeri. Gangguan sensitivitas pada
penderita Diabetes Melitus dapat mengakibatkan pasien tidak sensitive
merasakan luka kecil di kaki.
b. Mencuci kaki bertujuan untuk mencegah infeksi pada kaki, yang
dilakukan dengan menggunakan sabun dan washlap. Jangan
menggunakan air yang terlalu panas dan merendam kaki lebih dari 3
menit karena akan menimbulkan maserasi. Menggosok kaki harus
dilakukan dengan berhati-hati dan menggunakan sikat yang lembut
karena luka gores dapat memicu terjadinya luka ganggren.
c. Perawatan kuku-kuku yang panjang dan kurang terawat dapat menjadi
sarang kuman dan hal ini sangat berbahaya karena penderita Diabetes
Melitus memiliki kekebalan tubuh yang rendah dibandingkan dengan
orang yang sehat.
d. Perawatan kulit dilakukan dengan memberikan pelembab dua kali
sehari pada bagian kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak,
sehingga dapat mencegah terjadinya luka ganggren.
e. Pemilihan alas kaki alas kaki yang digunakan harus sesuai dengan
ukuran kaki jangan terlalu sempit dan terlalu longgar. Sebelum
menggunakan alas kaki cek terlebih dahulu apakah ada benda asing
agar tidak menimbulkan lecet saat memakainya. Menggunakan sandal
jepit harus berhati-hati agar tidak menimbulkan lecet pada sela- sela
ibu jari.
14

f. Senam kaki, Fungsi senam kaki Diabetes Melitus adalah memperkuat


otot-otot kaki seperti otot betis dan otot paha serta dapat mengatasi
keterbatasan gerak sendi.
15

2. Penatalaksanaan Luka ganggren


Penatalaksanaan luka ganggren dilakukan secara komprehensif
melalui upaya mengatasi penyakit komorbid, menghilangkan atau
mengurangi tekanan beban (offloading), menjaga luka agar selalu lembab,
penanganan infeksi, debridement, revaskularisasi dan tindakan bedah
elektif, profilaktik, kuratif atau emergency. Debridement adalah proses
pengangkatan jaringan avital atau jaringan mati dari suatu luka dapat
berwarna lebih pucat, cokelat muda atau hitam dan dapat kering atau
basah. Tujuan tindakan debridement adalah menghilangkan jaringan yang
terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing sehingga klien dilindungi
terhadap kemungkinan infeksi bakteri dan menghilangkan jaringan yang
sudah mati atau dalam persiapan penyembuhan luka (Antono, 2019).
3. Terapi
a. Membalut dengan perban
Untuk merawat luka diabetes sekaligus mencegah dan
mengatasi infeksi pada luka, perawat akan melakukan salah satu
langkah yang umum dilakukan untuk luka ganggren yaitu menutup
luka ganggren dengan perban dan menggantinya secara rutin.
b. Memberikan obat-obatan
Pemberian obat antibiotik untuk mencegah atau mengatasi
infeksi, serta antiplatelet untuk melancarkan aliran darah. Dan juga
dapat memberikan obat-obatan untuk membantu mengendalikan kadar
gula darah, yaitu obat antidiabetes atau insulin.
c. Menghilangkan kulit dan jaringan mati (debridement)
Debridement adalah prosedur untuk membuang kulit dan
jaringan yang mati. Ada banyak metode debridement yang dapat
dilakukan, salah satunya adalah dengan metode bedah. Terapi yang
dilakukan bisa berupa terapi oksigen hiperbarik. Jika dirasa perlu,
perawat dapat menyarankan penggunaan sepatu atau alas kaki
khusus untuk mengurangi tekanan pada kaki serta penggunaan
tongkat atau kursi roda untuk sementara.
16

d. Amputasi
Dalam kasus ganggren yang sudah amat parah, kadang bagian
tubuh yang terinfeksi harus diamputasi sebagai cara terakhir untuk
mencegah ganggren menyebar ke bagian tubuh lain. (Antono,2019).
e. Penyuluhan
Melakukan penyuluhan mengenai perawatan kaki dengan luka
ganggren memberi tahu bahwa merawat luka itu sangat penting bagi
penderita Diabetes Melitus tipe II agar dapat terhindar dari infeksi dan
amputasi. Edukator bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan
pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan
menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman
pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan
sehat yang optimal. Penyesuaian keadaan psikologik kualitas hidup
yang lebih baik. (Soegondo, 2019).
17

D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan yang berkaitan antara
beberapa konsep yang akan diteliti dan diukur melalui suatu penelitian dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui : Gambaran pengetahuan pasien
Diabetes Melitus tentang Perawatan Luka Gangren Secara Mandiri di Klinik
Niko Wound Care Lubuk Pakam berdasarkan pendidikan dan usia, dengan
menggunakan 2 variabel yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen.

Variabel Independen Variabel Dependen


Pengetahuan Pasien :

Upaya pencegahan terjadinya luka a. Umur


ganggren pada penderita Diabetes b. Jenis Kelamin
Melitus c. Pendidikan
d. Pekerjaan

a. Variabel Independen
Variabel Independen adalah sebuah perubahan atau timbulnya
Variabel Dependen (terikat). Variabel ini dikenal dengan nama variabel
bebas di pengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel independen pada
penelitian ini adalah Upaya pencegahan terjadinya luka ganggren pada
penderita Diabetes Melitus.

b. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi
akibat dari variabel bebas. Variabel dependen dari penelitian ini adalah
pendidikan dan usia.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karekteristik,
rancangan ini mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi
saat itu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Gambaran pengetahuan
pasien Diabetes Melitus tentang Perawatan Luka Gangren Secara Mandiri di
Klinik Niko Wound Care Lubuk Pakam.
Desain pada penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu
suatu metode rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian untuk kasus ini adalah di klinik Niko Wound Care jl
pembangunan 1, desa skip, lubuk pakam. Adapun waktu penelitian adalah
mulai dari bulan februari tahun 2022.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi, adalah keseluruhan dari objek penelitian. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Melitus di Klinik Niko Wound
Care, yang berjumlah sebangak 120 orang.
2. Sampel, adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti
Pengambilan sampel jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya
diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat
diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 2010).
Adapun teknik pengambilan sampel yang di gunakan adalah purposive
sampling dikarenakan purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria-kriteria tertentu dan dengan berbagai
pertimbangan, dalam pengambilan sampel diggunaan prosedur pemilihan
acak (random).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien yang
menderita penyakit Diabetes Melitus di Klinik Niko Wound Care Lubuk
pakam dengan jumlah 30 orang jika melakukan pengambilan sampel
sebanyak 25% dari total populasi.
17
18

Dari hasil di atas maka sampel yang di ambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 30
orang dengan kriteria inklusi :
a. Pasien Diabetes Melitus yang memiliki luka ganggren di Klinik Niko Wound Care
lubuk Pakam kabupaten Deliserdang
b. Bersedia menjadi responden
c. Dapat berkomunikasi, membaca dan menulis
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis pengumpulan data
Adapun jenis dalam penelitian ini adalah :
a. Data perimer
Data perimer adalah data yang di peroleh peneliti langsung saat
observasi yang berdasarkan lembar kuesioner responden.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di kumpulkan dari Klinik Niko
Wouncare Lubuk Pakam.
2. Jenis dan Cara pengumpulan data
a. Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
primer yaitu data yang langsung di peroleh peneliti terhadap sasaran
(responden) dan data sender yaitu data yang di peroleh dari Klinik Niko
Wound Care Lubuk Pakanm.
b. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang di gunakan adalah dengan menyebarkan
kuesioner dan menggunakan format observasi dengan terlebih dahulu
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan penelitian, dan membagikan
kuesioner yang berbentuk pilihan ganda dan akan di kumpulkan oleh
peneliti untuk di periksa kelengkapannya.
E. Pengelolaan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul di olah dengan cara manual dengan lagkah
langkah sebagai berikut :
a. Editing
Editing untuk pengecekan atau pengoreksian data yang telah
terkumpul.
19
20

b. Coding
Coding untuk memberikan kode pada semua variabel
c. Tabulating
Tabulating unuk mengisi kolom kolom lembar kode atau kartu sesuai
dangan masing masing pertanyaan.
2. Analisa data
Pada analisa deskriptif dalam bentuk table distribusi denggan
menggunakan rumus:

(Arikunto, 2020)
Keterangan:
X = Nilai rata-rata yang dicari
N = Banyaknya Subjek
Σx = Jumlah Skor
3. Metode Pengukuran
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus
tentang perawatan luka, peneliti mengunakan cara kuesioner, dengan 20
pertanyaan. Setiap jawaban yang benar akan di beri nilai 5 sedangkan
jawaban yang salah akan di beri nilai 0. Maka jika semua jawaban benar
responden akan mendapat nilai 100. Berikut jenis nilai yang akan di berikan
pada responden menurut jawaban yang di jawab dengan benar:
a. Baik = Responden dapat menjawab pwrtanyaan
dengan benar 76 – 100%, dengan total pertanyaan 16
– 20.

b. Cukup = Responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar 56


– 75% dengan total pertanyaan 12 – 15
c. Kurang = Responden dapat menjawab pertanyaan dengan benar 56%
dengan total pertanyaan 11 soal
DAFTAR PUSTAKA
Antono, (2019). Manajemen Ulkus Kaki Diabetik
(http://drdonoantonosppdkkv.com/manajemen_ulkus_kaki_diabetik/)
Diakses pada tanggal 18 Desember 2021

Arikunto Suharsimi,(2020). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta;


Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, (2018). Pedoman Pengendalian Diabetes Mellitus dan Penyakit
Metabolik. Jakarta (http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1358/1/
BK20 08-Sep13.pdf). Diakses pada tanggal 25 Desember2021

Fatmawaty, Desi (2019) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal bedah Diabetes Melitus


Dengan Masalah Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit ; Ponorogo.

Hans Tandra (2017). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

IDF. (2021).Diabetes Atlas (9th ed.). BELGIUM:


(https://www.diabetesatlas.org/en/resources/).
Diakses Pada tanggal 16 Desember 2021

IWGDF (2021). Guideline on the classification of diabetic foot ulcers.


(https://iwgdfguidelines.org/wpcontent/uploads/2019/05/07-IWGDF-classification-guideline-
2019.pdf).
Diakses Pada tanggal 23 Desember 2021

Kementerian Kesehatan RI,(2020). Infodatin Diabetes Melitus. Jakarta:


(https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/20111800001/diabetes-melitus.html ).
Diakses pada 30 Desember 2021

Smeltzer, S.C dan B,G Bare.(2015). Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.

Soegondo, dkk (20019). Perawatan kaki Diabetes, Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Wawan. A dan M.Dewi, (2020). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku
manusia, Nuha Medika; Yogyakarta.

WHO.(2018). Global Report on Diabetes. Perancis:


(https://www.who.int/publications/i/item/9789241565257).
Diakses pada 10 Desember 2021.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan
2. Surat Persetujuan Menjadi Responden
3. Kuesioner Penelitian
SURAT PERSETUJAN MENJADI RESPONDEN

Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang sudah di sampaikan
kepada saya, bahwa akan melakukan penelitian tentang: “GAMBARAN PENGETAHUAN
PASEN DIABETES MELITUS TENTANG PERAWATAN LUKA GANGGREN
SECARA MANDIRI DI KLINIK NIKO WOUND CARELUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2022”. Demi membantu terlaksananya
penelitian tersebut saya akan bersedia berperan sebagai responden dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, 2022

GEBY NAILA ZANUBA Responden


NIM. P07520119068

( )
KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASEN DIABETES MELITUS TENTANG


PERAWATAN LUKA GANGGREN SECARA MANDIRI DI KLINIK
NIKO WOUND CARE LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG

Petunjuk:

1. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian yaitu karakteristik responden, kuisioner tenteng
penPengetahuan pasien Diabetes Melitus tentang perawatan luka ganggren secara
mandiri.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya beri tanda cheklist () pada jawaban yang dianggap benar

A. DATA IDENTITAS RESPONDEN

No Responden :

Inisial Responden :

Usia :

Jenis Kelamin : 1. Laki laki

2. Perempuan

Agama : 1. Islam 4. Kristen Protestan

2. Hindu 5. Kristen Katolik

3. Budha

Tingkat Pendidikan : 1. Tidak Sekolah 4. SMA

2. SD 5. D3

3. SMP 6. S1
B. Kuisioner Pengetahuan

1. Pengertian diabetes mellitus …


a. Kelainan metabolism glukoslukosa, dimana glukosa darah todak sanggup dipakai
dengan baik.
b. Kelainan glukosa yang menimbulkan hiperbilirubin.
c. Suatu keadaan dimana badan mengalami kelainan metabolism.
d. Penyakit kronis yang terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin
(hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat
secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya.
2. Komplikasi pada Diabetes mellitus adalah …
a. Penyakit jantung
b. Asam urat
c. Asma
d. Infeksi paru paru
3. Penghasil insulin dalam tubuh adalah ...
a. Otak
b. Hati
c. Pankreas
d. Jantung
4. Salah satu tanda dan gejala yang terjadi pada penderita Diabetes melitus adalah …
a. Sering buang air kecil, terutama saat malam hari.
b. Mual
c. Sakit di bagian perut
d. Diare
5. Salahsatu faktor penyebab terjadinya Diabetes melitus adalah …
a. Kurang tidur
b. Genetik / keturunan
c. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
d. Faktor kelelah
6. Gaya hidup yang dapat menjadi faktor penyebab Diabetes melitus adalah …
a. Bergadang
b. Banyak minum air putih
c. Kurang berolahraga
d. Sering mengonsumsi makanan yang berlemak
7. Salah satu cara pencegahan diabetes adalah …
a. Menjaga berat badan ideal
b. Mengonsumsi makanan cepat saji
c. Merokok dan minum alcohol
d. Mengonsumsi makanan yang manis
8. Cara mencegah terjadinya diabetes sejak usia muda adalah dengan cara …
a. Menerapkan pola makan sehat dan rajin berolahraga
b. Mengonsumsi obat batan
c. Istirahat yang cukup
d. Makan tepat waktu
9. Hal pertama yang di lakukan ketika mengalami gejala diabetes adalah …
a. Melakukan cek Kadar gula darah (KGD) secara berkala
b. Minum obat
c. Istirahat tepat waktu
d. Mengonsumsi makanan sehat
10. Komplikasi kronik pada penderita Diabetes Melitus adalah …
a. Maag
b. Asma
c. Luka ganggren
d. Anemia
11. Salah satu tanda dan gejala munculnya luka ganggren adalah …
a. Terjadinya pembengkakan berisi nanah atau berbau busuk
b. Demam
c. Timbul rasa kesemutan
d. Kepala sering pusing
12. Salah satu cara mencegah terjadinya luka ganggren adalah …
a. Istirahat yang cukup
b. Menjaga kebersihan
c. Melakukan pemeriksaan kaki dan memakai alas kaki yang sesuai
d. Tidak Begadang
13. Pemeriksaan kondisi kaki penderita Diabetes Melitus perlu dilakukan sehari sekali
untuk …
a. Melihat adanya kelainan seperti kemerahan, lecet, kulit pecah-pecah, bengkak dan
nyeri.
b. Menghindari kuku kaki panjang
c. Menjaga kebersihan kaki
d. Memastikan kulit tidak kering
14. Fungsi senam kaki Diabetes Melitus adalah …
a. Memastikan kaki kuat
b. Menjaga keseimbangan
c. Memperkuat otot-otot kaki seperti otot betis dan otot paha serta dapat mengatasi
keterbatasan gerak sendi.
d. Untuk melakukan latihan gerak kaki
15. Salah satu terapi yang di lakukan pada luka ganggren adalah …
a. Memotong kuku
b. Membalut luka dengan perban
c. Memakai pelembab
d. Menjaga kebersihan kaki
16. Tujuan memakai alas kaki yang sesuai pada penderita luka ganggren adalah …
a. Agar kaki terhindar dari luka lecet dan tergores yang dapat memicu munculnya
ganggren
b. Menjaga kaki agar tetap rileks
c. Melindungi kaki agar tetap berish
d. Menghindari kaki dari ebu dan kotoran
17. Tujuan dari pembaluta luka ganggren adalah …
a. Agar tidak terlihat oleh orang lain
b. Agar bau tidak tercium
c. Agar luka tidak kotor
d. Mencegah dan mengatasi infeksi pada luka
18. Tujuann di lakukan amputasi pada penderita luka ganggren adalah …
a. Untuk mencegah ganggren menyebar ke bagian tubuh lain
b. Untuk menjaga kebersihan kaki
c. Untuk menghilangkan bau yang kurang sedap akibat luka ganggren
d. Untuk mencegah infeksi
19. Salah satu obatanyang di gunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah
adalah …
a. Paracetamol
b. Amoxilin
c. Insulin
d. Ambroxol
20. Tujuan dari perawatan kulit kaki pada penderita diabetes melitus adalah …
a. Agar kulit tidak menjadi retak, sehingga dapat mencegah terjadinya luka ganggren
b. Agar kaki tidak kaku
c. Agar kaki tidak terasa gatal
d. Agar membuat kaki menjadi licin dan halus.

Anda mungkin juga menyukai