Anda di halaman 1dari 4

BELAJAR

1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi sampai akhir hayatnya. Ada juga yang
mengatakan belajar sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
individu dengan lingkugan. Menurut Rusman, belajar merupakan suatu aktivitas yang
dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat
psikologis yaitu aktivitas yang berkaitan dengan proses mental, misalnya aktivitas
berpikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan,
membedakan, mengungkapkan, dan menganalisis. Sedangkan yang bersifat fisiologis
yaitu aktivitas yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktek, misalnya
melakukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktek, membuat karya, dan
apresiasi (Rusman, 2017, hlm. 76). Menurut Surya, belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya (dikutip oleh Rusman, hlm. 76-77). Rusman juga mengutip
pendapat dari James O.Whitaker, bahwa belajar adalah proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Kata “diubah” merupakan kata
kunci, berarti bahwa makna belajar adalah suatu perubahan yang direncanakan secara
sadar melalui suatu program yang disusun untuk menghasilkan perubahan perilaku positif
tertentu (hlm. 77).
2. Makna dan Ciri Belajar
Secara singkat dari berbagai pandangan oleh Syamsudin Makmun (2003, hlm.
159) dapat dirangkumkan bahwa yang dimaksud dengan perubahan dalam konteks
belajar itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material, dan behavioral, serta
keseluruhan pribadi (Gestalt atau sekurang-kurangnya multidimensional). Pendapat ini
sejalan dengan pendapat Hilgard dan Bower (1981) yang mengemukakan bahwa belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan yang
merupakan hasil proses pembelajaran bukan disebabkan oleh adanya proses kedewasaan.
Dalam pengkondisian klasikal proses asasi yang tercakup di dalamnya adalah
pengulangan berpasangan yaitu yang dipasangkan dari suatu perangsang yang
dikondisioning (yang harus dipelajari), dan satu perangsang yang tidak dikondisionir atau
dipersyaratkan (berkenaan dengan penguatan). Untuk memahami konsep belajar lebih
mendalam berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli yang diintrodusir oleh
Dimyati dan Mudjiono (1999, hlm. 9-16) berikut ini.
Dari pembahasan tersebut ditegaskan bahwa ciri khas belajar adalah perubahan,
yaitu belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam diri peserta didik. Belajar
menghasilkan perubahan perilaku yang secara relatif tetap dalam berpikir, merasa, dan
melakukan pada diri peserta didik. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan,
pengalaman, dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung.
3. Tujuan Belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam
rangka perubahan perilaku peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, dan akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa, dan Negara.

PEMBELAJARAN
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan yang telah
ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, dengan maksud agar terjadi belajar pada
diri seseorag. Dalam pasal 1 butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang sikdiknas “pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar pada suatu
limgkungan belajar”. Sementara menurut Wingkel dalam Elveline Siregar dkk (2010, hlm. 12),
mendefinisikan “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, deng memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dan dialami oleh siswa. Menurut aliran
behavioristik, pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan
menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran koginitif mendefinisikan belajar sebagai cara
guru memberikan kesempatan kepada siswauntuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu
yang sedang dipelajari. Adapun aliran humanistik mendeskripsikan pembelajaran adalah
memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan mempelajarinya sesuai
dengan minat dan kemampuannya (Hamdani, 2011, hlm. 23).

Pembelajaran menurut Gagne dalam Eveline Siregar (2010, hlm. 12) “Instruction is
intended to promote learning, external situation need to be arranged to activate, support and
maintain the internal processing that constitutes aech learning event”. Pembelajaran dimaksud
untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk
mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap
peristiwa belajar.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan pembelajaran merupakan upaya sadar yang
dilakukan pendidik, peserta didik dan sumber belajar di lingkungan.

1. Ciri-Ciri Pembelajaran

Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem
pembelajaran, yaitu:
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur
sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
2. Saling ketergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu
keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial,dan masing-masing memberikan sumbangannya
kepada sistem pembelajaran.
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini
menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem
pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem
kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain,
disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa
belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan
prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menurut Bloom (2003) tujuan pembelajaran mencakup tiga


aspek yaitu aspek kognitif, afektif, spikomotor. Aspek kognitif meliputi pengenalan,
pengetahuan, pemahaman analisa, sintesa dan evaluasi. Aspek afektif meliputi sikap,
perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang merupakan aspek psikologis peserta didik.
Sedangkan aspek psikomotor adalah penguasaan keterampilan dengan didukung oleh
keutuhan anggota badan yang akan terlibat dalam berbagai jenis kegiatan. Aspek
psikomotor meliputi persepsi, kesiapan, kemanisme, imitasi, keterampilan dan adaptasi.
Berdasarkan pendapat diatas tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama
yang harus diterapkan dalam proses pengajaran yang berfungsi sebagai indikator
keberhasilan pengajaran. Tujuan ini pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan
kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan
pengalaman dalam kegiatan belajar. Isi tujuan pengajaran pada hakekatnya adalah hasil
belajar yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai