Oleh:
Erik Meidianto
190070300011022
A. DEFINISI
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari terjadinya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga akan terbentuk zigot
yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi pada saat pertemuan ovum
dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam perhitungan medis ± 40
minggu (Masriroh, 2013).
Menurut DepKes RI (2007) pelayanan antenatal merupakan pelayanan terhadap
individu yang bersifat preventive care untuk mencegah terjadinya masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin. Pelayanan antenatal merupakan upaya kesehatan
perorangan yang memperhatikan precisi dan kualitas pelayanan medis yang diberikan.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yg diberikan kepada ibu selama
masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal seperti yang
ditetapkan dalam buku Pedoman Pelayanan Antenatal bagi Petugas Puskesmas.
B. TUJUAN
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat serta
menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.
3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi yang dapat
muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberi asi secara eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian neonatal.
(Bobak, 2012).
C. STANDART ANTENATAL CARE
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7 T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adalah untuk mengetahui sesuai
tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap berkunjung
ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5
sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg
setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5
kg setiap minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
2. Ukur tekanan darah, tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah normal
atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan. Tekanan darah
yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat
bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang rendah
menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT), tujuannya untuk melindungi ibu
dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum. Imunisasi TT diberikan
pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat minggu setelah TT1, TT3
diberikan setelah enam bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5
diberikan setelah setahun TT4.
4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim, dilakukan
dengan cara meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui presentasi janin,
serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan
pngukuran tinggi puncak rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur
kehamilan. Jika diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan
maka direncanakan pemeriksaan lanjutan.
Usia Kehamilan sesuai minggu Jarak dari simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm
5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh puskesmas di
Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling. Untuk
menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan suami dan
keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya. Dengan manajemen
rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan janin akan memperoleh
pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan
angka kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang memadai.
7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS). Wanita yang
sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi terhadap penyakit
menular seksual yang dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin yang
dikandungnya (Bobak, 2012).
G. PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan kehamilan terbagi dalam:
a. Anamnesa
Anamnesa pada kunjungan pelayanan antenatal pertama dari ibu hamil meliputi:
1. Identifikasi ibu (nama, nama suami, usia, pekerjaan, agama & alamat ibu)
2. Keluhan utama atau apa yang diderita, apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan atau ada masalah lain
3. Riwayat haid, untuk mengetahui faal alat kandungan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi:
HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Gerak janin (kapan mulai dirasakan apakah ada perubahan)
Masalah atau tanda-tanda bahaya (termasuk pengelihatan kabur)
Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
Penggunaan obat-obatan (termasuk jamu-jamuan)
Kekhawatiran-kekhawatiran lain yang dirasakan
6. Riwayat kebidanan yang lalu, meliputi:
Berapa kali hamil, anak yang lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan
premature, keguguran atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan
tindakan (dengan forcep, vakum, ekstraksi atau operasi caesar)
Perdarahan pada kehamilan, persalinan, kelahiran atau paska persalinan
Persalinan yang lalu: spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, siapa yg menolong
Riwayat hipertensi
Melahirkan janin dengan BB <2,5 kg atau >4 kg
Nifas dan laktasi
Bayi yg dilahirkan: jenis kelamin, BB & panjang badan, hidup atau mati, bila
mati umur berapa & penyebabnya
Masalah-masalah lain yg dialami
7. Riwayat kesehatan (penyatkit yg pernah diderita), meliputi: penyakit
kardiovaskuler, TB paru, hepatitis B, diabetes, hipertensi, PMS atau HIV/AIDS,
malaria, status imunisasi TT, dll.
8. Riwayat keluarga meliputi penyakit keturunan, anak kembar, penyakit menular,
dll
9. Riwayat sosial ekonomi & budaya meliputi:
Status perkawinan
Riwayat KB
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap kehamilan ini
Dukungan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga
Kebiasaan makan dan gizi yang dikonsumsi (gizi seimbang), dengan
perhatian pada vitamin A dan zat besi
Kebiasaan hidup sehat meliputi kebiasaan merokok, minum
obat/alcohol/obat tradisional, & olahraga
Beban kerja & kegiatan sehari-hari
Tempat melahirkan & penolong yg diinginkan
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan antenatal pertama meliputi komonen:
1. Pemeriksaan Luar
a) Pemeriksaan umum
Keadaaan umum ibu, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
Adakah anemia, cyanose, icterus atau dyspnoe
Keadaan jantung dan paru, periksa suhu badan, TD, denyut nadi, dan
pernapasan
Oedema
TB
BB
Reflek
Pemeriksaan laboratorium sederhana bila ada, untuk kadar Hb, golongan
darah dan urine rutin
b) Pemeriksaan Kebidanan
Inspeksi
Kepala dan leher
Dada: bentuk payudara, pigmentasi putting susu, keadaan putting susu
(simetris atau tidak), keluarnya kolostrum (dilakukan pemeriksaan setelah
usia kehamilan >28 minggu)
Perut: membesar kedepan atau kesamping (acites), keadaan perut, linea
alba, ada gerakan anak atau tidak, kontraksi rahim, striae gravidarum, &
bekas luka operasi
Vulva: keadaan perineum, varices, tanda Chadwick, fluor dan condyloma
Anggota bawah: cari varises, oedema, luka
Palpasi
Periksa raba dilakukan untuk menentukan:
Besarnya rahim untuk menentukan tuanya kehamilan
Letak anak dalam rahim
Cara melakukan palpasi menurut Leopold terdiri atas 4 bagian, yaitu:
Leopold 1
Pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil
Menentukan tunggi fundus uteri dan bagian janin
dalam fundus
Konsistensi fundus
Leopold 2
Menemukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold 3
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau
masih goyang
Leopold 4
Pemeriksa menghadap ke kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan
berapa jauh janin sudah mask pintu atas panggul
Auskultasi
Digunakan stetoskop atau Doppler, untuk mendengan bunyi jantung janin,
bising tali pusat, gerakan janin, bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.
2. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan pada saat kunjungan pertama pemeriksaan
antenatal pada hamil muda dan sekali lagi pada kehamilan trimester III untuk
menentukan keadaan panggul.
Pemeriksaan Antenatal Ulangan
Yang dimaksud dengan kunjungan ulang yaitu setiap kunjungan pemeriksaan
antenatal yg dilakukan setelah kunjungan pemeriksaan antenatal pertama. Kunjungan
ulang lebih diarahkan untuk mendeteksi kompliaksi-komplikasi, mempersiapkan
kelahiran, dan mendeteksi kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terarah serta
penyuluhan bagi ibu hamil.
Pemeriksaan antenatal ulangan meliputi:
Riwayat kehamilan sekarang: gerak janin, setiap masalah atau tanda bahaya, keluhan-
keluhan lazim dalam kehamilan, kekhawatiran-kekhawatiran lain
Pemeriksaan fisik: BB, TD, pengukuran TFU, palpasi abdomen untuk mendeteksi
kehamilan ganda, maneuver Leopold, bunyi jantung janin, menghitung taksiran BB
janin
Pemeriksaan laboratorium:khususnya terhadap protein dalam urin, pemeriksaan
laboratorium lainnya dilakukan apabila ada indikasi
Konseling khusus Jika ada Jika ada Jika ada Jika ada indikasi
indikasi indikasi indikasi
Perencanaan - - √ √
persalinan
Perencanaan √ √ √ √
penanganan
komplikasi
c. Diagnosa
Setelah dilakukan anamesa & pemeriksaan fisik, maka dapat ditegakkan
diagnosa. Selain itu dapat pula diketahui:
Hamil atau tidak
Primi atau multigravida
Usia kehamilan
Janin hidup atau mati
Janin tunggal atau kembar
Letak anak
Anak intra atau extrauterin
Keadaan jalan lahir
Keadaan umum penderita
d. Prognosa
Prognosa atau ramalan persalinan dibuat setelah ditegakkan diagnose.
Prognosa persalinan dapat diperkirakan apakah akan berjalan normal dan lahir
spontan atau sulit dan berbahaya.
e. Terapi
Tujuan terapi pada ibu hamil adalah untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi tingginya dalam kehamilan & menjelang persalinan.Berikan konseling
pada ibu hamil mengenai kehidupan waktu hamil, hygiene dan gizi, pemeriksaan
antenatal, tanda-tanda bahaya, dll
(Terlampir)
I. PATHWAY ANC
Trimester I
TRIMESTER I
Konstipasi
Trimester I
TRIMESTER II
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Trimester III
TRIMESTER III
Pembesaran uterus Sistem endokrin Sistem urinaria Sistem GIT Persiapan melahirkan
1. Pengkajian Fokus
1. Aktivitas dan Istirahat
a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali pada
tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan volume
episode singkope.
d. Varises
e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada
trisemester akhir)
2. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi
b. Peningkatan frekuensi perkemihan
c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis
d. Hemoroid
4. Makanan/Cairan
- Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
- Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua
dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
- Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah berdarah
- Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
- Sedikit edema dependen
- Sedikit glikosuria mungkin ada
- Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.
7. Keamanan
a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b. Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12 minggu)
atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu. Sensasi gerakan
janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d. Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
a. Penghentian menstruasi
b. Perubahan respon /aktivitas seksual
c. Leukosa mungkin ada.
d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis (pada
10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke bawah
kartilago ensiform (pada 36 minggu)
e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan vaskularitas
lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi jaringan arcolar,
hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan (trisemester pertama dan
ketiga); kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12
minggu
f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi, strial
gravidarum.
g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9. Integritas Sosial
a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilan
c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/ Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
TRIMESTER II
a. Perubahan body image
b. Gangguan pola nafas
c. Ansietas
d. Perubahan peran
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
f. Resiko cidera janin dan maternal
g. Nyeri
h. Perubahan pola seksual
i. Kesiapan persalinan
TRIMESTER III
a. Nyeri akut
b. Gangguan eliminasi urin
c. Gangguan pola nafas
d. Resiko cedera janin dan maternal
e. Konstipasi
f. Risiko ketidakseimbangan cairan
g. Ansietas
h. Kelebihan volume cairan
i. Kesiapan persalinan
3. Intervensi Keperawatan
2. Ketidakefektifan Pola Nafas Setelah dilakukan intervensi selama ... Manajemen Jalan Napas
jam, maka pola napas membaik Observasi
dengan kriteria hasil sebagai berikut: 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,usaha napas)
Dispneu menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
Penggunaan otot bantu napas wheezing, ronchi kering)
menurun 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Pemanjangan fase ekspirasi Terapeutik
menurun 1. Pertahankan keptenan jalan napas dengan head-tilt dan
Frekuensi napas membaik chin lift (jaw-trust jika curiga trauma servikal)
Kedalaman napas membaik 2. Posisikan semi-fowler atau fowler
Subyektif
1. Mengeluh kemampuan Terapeutik
Obyektif istirahat
Pemantauan cairan:
Observasi
1. monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. monitor frekuensi napas
3. monitor tekanan darah
4. monitor BB
5. monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
6. identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (mis.
Perdarahan)
6. Ansietas Setelah dilakukan intervensi dalam….. Reduksi Ansietas (1.09314)
b.d: (penyebab) jam, ansietas akan menurun, dengan Observasi
1. Krisis situasional kriteria hasil: 1. Identifikasi saat ansietas berubah (kondisi, waktu, stressor)
2. Kebutuhan tidak Tingkat Ansietas (L.09093) 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
terpenuhi 1. Verbalisasi kebingungan 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
3. Krisis maturasional menurun Terapeutik
4. Ancaman terhadap 2. Verbalisasi khawatir akibat 1. Ciptakan suasana terapeuti untuk menumbuhkan
konsep diri kondisi yang dihadapi menurun kepercayaan
5. Ancaman terhadap 3. Perilaku gelisah menurun 2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika
kematian 4. Perilaku tegang menurun memungkinkan
6. Kekhawatiran 5. Konsentrasi membaik 3. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan
7. Disfungsi sitem keluarga 6. Pola tidur membaik penuh perhatian
8. Hubungan orang tua- 4. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
anak tidak memuaskan 1. Keluhan pusing menurun 5. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
9. Faktor keturunan 2. Anoreksi menurun 6. Diskusikan rencana realistis tentang peristiwa yang akan
(temperamen mudah 3. Palpitasi menurun datang
teragitasi sejak lahir) 4. Frekuensi pernafasan menurun Edukasi
10. Penyalahgunaan zat 5. Frekuensi nadi menurun 1. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
11. Terpapar bahaya 6. Tekanan darah menuruh 2. Informasi secara factual mengenai diagnosis, pengobatan
lingkungan (toksin, 7. Diaforesis menurun dan prognosis
polutan) 8. Tremor menurun 3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien jika perlu
12. Kurang terpapar 9. Pucat menurun 4. Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
informasi 10. Perasaan keberdayaan membaik sesuai kebutuhan
dd: (Gejala dan Tanda 11. Kontak mata membaik 5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan perssepsi
Mayor) 12. Pola berkemih membaik 6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Subjektif 13. Orientasi membaik 7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
1. Merasa bingung 8. Latih teknik relaksasi
2. Merasa khawatir dengan NB: Luaran tambahan (tergantung Kolaborasi
akibat dari kondisi yang kasus) 1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu
dihadapi 1. Dukungan Sosial (L.13113)
3. Sulit berkonsentrasi 2. Harga Diri (L.09069) Terapi Relaksasi (1.09326)
Objektif 3. Kesadaran Diri (L.09072) Observasi
4. Tampak gelisah 4. kontrol Diri (L.09076) 1. Identifikasi penurunan tingkat energy, ketidakmampuan
5. Tampak tegang 5. Proses Informasi (L.10100) berkonsentrasi atau gejal lain yang mengganggu
6. Sulit 6. Status Kognitif (L.09086) kemampuan kognitif
(Gejala dan tanda Minor) 7. Tingkat Agitasi (L.09092) 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Subjektif 8. Tingkat Pengetahuan 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan dan penggunaan
1. Mengeluh pusing (L.12111) teknik sebelumnya
2. Anoreksi 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah
3. Palpitasi dan suhu sebelum dan sesudah latihan
4. Merasa tidak berdaya 5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Objektif Terapeutik
5. Frekuensi nafas 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanda gangguan dengan
meningkat pencahayaan dan suhu diruangan jika memungkinkan
6. Frekuensi nadi meningkat 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur
7. Tekanan darah teknik relaksasi
meningkat 3. Gunakan pakaian longgar
8. Diaforesis
9. Tremor
10. Muka tampak pucat
11. Suara bergetar
12. Kontak mata buruk
13. Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
1. Cepat kenyang 15. Rambut rontok menurun 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
setelah makan 16. Diare menurun kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,jika perlu.
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap
terjangkau
2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan.
8. Gangguan citra tubuh b.d Setelah dilakukan intervensi dalam Promosi citra tubuh
(penyebab) waktu……. Persepsi tentang Observasi
1. perubahan fungsi tubuh: penampilan, struktur dan fungsi fisik 1. Identfikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
kehamilan individu meningkat perkembangan
Ditandai dengan Dengan kriteria hasil 2. Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur
DS: 1. verbalisasi perubahan gaya terkait citra tubuh
Mengungkapkan hidup menurun 3. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
terhadap tubuh berlebihan menurun 4. Monitor frekwensi pernyataan kritik terhadap diri
3. menunjukkan bagian tubuh sendiri
Mengungkapkan
berlebihan menurun 5. Monitor apakah pasien bias melihat bagian tubuh yang
perubahan gaya hidup
4. respon non verbal pada berubah
DO:
perubahan tubuho membaik Terapeutik
Fungsi tubuh berubah
5. hubungan social membaik 1. Diskusikan perubahan tubuh dan fngsinya
Menyembunyikan
2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga
bagian tubh secara
diri
berlebih 3. Diskusikan akibat perubahan kehamilan
Respon non verbal 4. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
pada perubhan dan perubahan citra tubuh
persepsi tubuh Edukasi
focus pada penampilan dan 1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
kekuatan masa lalu perubahan citra tubuh
2. Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra
tubuh
Latih peningkatan penampilan
Kartu Skor Poedji Rochjati
Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya disingkat dengan KSPR biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil. KSPR dibuat oleh Poedji
Rochjati dan pertama kali diguakan pada tahu 1992-1993.KSPR telah disusun dengan
format yang sederhana agar mempermudah kerja tenaga kesehatan untuk melakukan
skrning terhadap ibu hamil dan mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai ketetapan
sehingga dapat menentukan intervensi yang tepat terhadap ibu hamil berdasarka kartu
ini.dibawah ini akan ditamplkan tabel Kartu Skor Poedji Rochjati:
I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko SKOR
NO. I II III.1 III.2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a. Kurang Darah b. Malaria,
11 c. TBC Paru d. Payah Jantung 4
e. Kencing Manis (Diabetes) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
Interpretasi