PANCASILA
""
Sejarah Peristiwa G30SPKI
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam
peristiwa iniadalah:
Pasca Kejadian
Pada tahun 1984, film dokudrama propaganda tentang peristiwa ini yang
berjudulPenumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI dirilis. Film ini diproduksi
oleh Pusat Produksi FilmNegara yang saat itu dimpimpin Brigjen G.
Dwipayana yang juga staf kepresidenanSoeharto dan menelan biaya Rp
800 juta.Mengingat latar belakang produksinya, banyak yang menduga
bahwa film tersebut ditujukansebagai propaganda politik. Apalagi di era
Presiden Soeharto, film tersebut menjaditontonan wajib anak sekolah yang
selalu ditayangkan di TVRI tiap tanggal 30 Septembermalam.Sejak
Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998, film garapan Arifin C.
Noertersebut berhenti ditayangkan oleh TVRI. Hal ini terjadi setelah
desakan masyarakat yangmenganggap film tersebut tidak sesuai dengan
kejadian sebenarnya.
PKI mampu menguasai dua sarana komunikasi vital, yaitu studio RRI dan
Kantortelekomunikasi setelah tragedi pembunuhan beberapa perwira
Angkatan Darat. PKImenyiarkan pengumuman melalui RRI, bahwa
Gerakan 30 September yang ditunjukankepada para perwira tinggi anggota
“Dewan Jenderal” sudah merencanakan pengkudetaanterhadap
pemerintah. PKI juga mengumumkan bahwa sudah terbentuk “Dewan
Revolusi”yang diketuain oleh Letkol Untung Sutopo.
Selain itu pada sore hari tanggal 1 oktober 1965, PKI membunuh Kolonel
Katamso(Komandan Korem 072/Yogyakarta) dan Letnan Kolonel Sugiyono
(Kepala Staf Korem072/Yogyakarta) karena sudah menolak berhubungan
dengan Dewan Revolusi. PresidenSukarno dan Sekjen PKI Aidit
menanggapi pembentukan para Dewan Revolusioner
sebagaipembenrontakan. Dan memutuskan berpindah ke Pangkalan
Angkatan Udara Halim untukmencari perlindungan.
- Salah satu penipuan yang dilakukan oleh para pengikut komunis atau PKI
supayabisa diterima oleh Rakyat Indonesia sejak pertama kali di Indonesia
Merdeka adalah bahwakomunisme sesuai dengan jiwa Pancasila,
khususnya sila ke lima mengenai KeadilanSosial
- Cara cara komunis yang memecah belah rakyat non-komunis serta pasti
melakukanpemberontakan untuk merebut kekuasaan serta menolak
bermusyawarah jelasbertentangan dengan sila ke tiga dan ke empat
pancasila.