Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nur Anjlina Muktar

NPM : 19144600022
Kelas : A1-19

FENOMENA SOSIAL KENAKALAN REMAJA DAN DAN PERAN PENDIDIK SEBAGAI


PENCEGAH KENAKALAN REMAJA

ABSTRAK
Remaja sebagai asset negara berperan sangat penting dalam proses pembangunan negara, dalam
upaya peningkatan kualitas remaja dan pencegahan kenakalan remaja pemerintah membuat
Perpres 87 No. 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Menanggapi hasil
atau output pendidikan, secara filosofi semua remaja mempunyai kesamaan dalam
mental resources. Anak-anak belajar dengan waktu dan materi yang sama tetapi menghasilkan
nilai yang berbeda. Hal ini bukan dikarenakan mereka tidak mampu, tetapi hal ini hanya masalah
skill dan strategi pembelajaran (lack an effective strategy). Mungkin mereka membutuhkan
tujuan yang jelas dalam bersekolah dan good role models. Terkadang seseorang melakukan
aktivitas dengan biasa tanpa ada goal yang di-planning-kan ke depan dan mereka cenderung
mengikuti arus pembelajaran yang diajarkan oleh tenaga didik. Berdasarkan UU RI No.20/2003
pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti ada kesinambungan antara spiritual dan
intelektual dari output yang diharapkan. Pendidikan berkualitas ialah pendidikan yang ditentukan
oleh banyak faktor yang saling terkait, yaitu lingkungan fisik sekolah, kurikulum,
kepemimpinan, organisasi dan budaya internal sekolah, penjaminan mutu, sekolah dan
masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru, mekanisme pertanggungjawaban dan tata kelola
sekolah yang efektif dan efisien. Faktor-faktor ini saling bertautan dan mempengaruhi
kesuksesan sebuah pendidikan.
ABSTRACT
Adolescents as state assets play a very important role in the country's development process, in
an effort to improve the quality of adolescents and prevent juvenile delinquency, the government
made Presidential Decree 87 No. 2017 concerning Strengthening Character Education.
Responding to the results or outputs of education, philosophically all teenagers have the same
mental resources. Children learn with the same time and material but produce different grades.
This is not because they are not capable, but it is only a matter of skills and learning strategies
(lack an effective strategy). Maybe they need clear goals in school and good role models.
Sometimes a person does activities normally without any goals planned for the future and they
tend to follow the flow of learning taught by the students. Based on RI Law No. 20/2003 article 1
paragraph 1 concerning the National Education System, education is a conscious and planned
effort to create a learning atmosphere and learning process so that students actively develop
their potential to have religious spiritual strength, self-control, personality, intelligence. noble
character, and skills needed by himself, society, nation and state. This means that there is
continuity between spiritual and intellectual of the expected output. Quality education is
education that is determined by many interrelated factors, namely the school's physical
environment, curriculum, leadership, school internal organization and culture, quality
assurance, schools and communities, student motivation, teacher availability, accountability
mechanisms and effective school governance and efficient. These factors are interrelated and
affect the success of an education.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Remaja sebagai asset negara berperan sangat penting dalam proses pembangunan negara,
dalam upaya peningkatan kualitas remaja dan pencegahan kenakalan remaja pemerintah
membuat Perpres 87 No. 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Menanggapi hasil
atau output pendidikan. Secara filosofi semua remaja mempunyai kesamaan dalam
mental resources. Anak-anak belajar dengan waktu dan materi yang sama tetapi menghasilkan
nilai yang berbeda. Hal ini bukan dikarenakan mereka tidak mampu, tetapi hal ini hanya masalah
skill dan strategi pembelajaran (lack an effective strategy). Mungkin mereka membutuhkan
tujuan yang jelas dalam bersekolah dan good role models. Terkadang seseorang melakukan
aktivitas dengan biasa tanpa ada goal yang di-planning-kan ke depan dan mereka cenderung
mengikuti arus pembelajaran yang diajarkan oleh tenaga didik. Remaja adalah masa peralihan
dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanakkanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda
coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya,
orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering
disebut sebagai kenakalan remaja

Berdasarkan UU RI No.20/2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti ada
kesinambungan antara spiritual dan intelektual dari output yang diharapkan. Pendidikan
berkualitas ialah pendidikan yang ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait, yaitu
lingkungan fisik sekolah, kurikulum, kepemimpinan, organisasi dan budaya internal sekolah,
penjaminan mutu, sekolah dan masyarakat, motivasi siswa, ketersediaan guru, mekanisme
pertanggungjawaban dan tata kelola sekolah yang efektif dan efisien. Faktor-faktor ini saling
bertautan dan mempengaruhi kesuksesan sebuah pendidikan. Peranan SDM dalam
memanajemen pendidikan juga menjadi titik temu secara langsung antara anak didik dengan
pendidik. Dalam melahirkan SDM yang berkualitas memang tidaklah mudah. Diperlukan
perubahan yang mendasar dalam menghasilkan output yang unggul. Sehingga diperlukan
pembentukan kerangka pemikiran yang mendasar tentang tujuan pendidikan. Agar siswa-siswi
didik dapat mengetahui langkah- langkah yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan di
sekolah. Sehingga tidak akan ada lagi remaja yang yang hedonis, malas dan tak bermoral.

Tentu saja dalam menghasilkan generasi yang demikian peran negara sangat sentral
dibidang pendidikan. Faktor-faktor untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas harus
dijamin oleh negara bukan fakta yang terjadi saat ini yaitu kapitalisasi pendidikan. Oleh karena
itu setiap generasi berhak dan wajib untuk mendapatkan pendidikan untuk menempuh kehidupan
mereka yang panjang. Sehingga SDM yang berkualitas akan benar-benar muncul dalam
membangun bangsa ini.

Identifikasi Masalah

Agar penelitian menjadi terarah dan jelas tujuannya maka perlu dijelaskan identifikasi
masalah. Jika suatu masalah sudah diidentifikasi tentu penelitian akan dapat dilakukan secara
lebih mendalam. Ali (2004:234) mengatakan untuk keperluan karya ilmiah suatu hal yang perlu
diperhatikan masalah penelitian sedapat mungkin dapat diusahakan tidak terlalu luas masalah
yang akan menghasilkan analisa sempit, sebaliknya bila ruang lingkup masalah dipersempit
dapat diharapkan analisa secara lebih mendalam dan luas”. Dengan demikian yang menjadi
identifikasi masalah dalam tulisan ini adalah:

1. Makna fenomena sosial kenakalan remaja


2. Bentuk-bentuk kenakalan remaja
3. Penyebab dari kenakalan remaja
4. Dampak dari kenakalan remaja
5. Solusi mengatasi kenakalan remaja
6. Peran pendidik dalam mengatasi kenakalan remaja

Makna Fenomena Sosial Kenakalan Remja


Daftar Pustaka
http://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/18369
https://www.its.ac.id/news/2010/07/31/fenomena-remaja-dan-pendidikan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja

Anda mungkin juga menyukai