Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ANALISIS PEMBELAJARAN INKUIRI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Model Pembelajaran


Dosen Pengampu : Yuvita Oktarisa, M.Pd., Ph.D.

Oleh :
Kelompok 3

Qurotul Aini (2280190001)

Sartiyah (2280190009)

Riska Prameswari Putri (2280190030)

Fatimah (2280190046)

Cahya Dara Lalita (2280190055)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
A. Pembelajaran Inkuiri
Sanjaya (2008:196) berpendapat bahwa pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Menurut paget (mulyasa, 2008:108), model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen
sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri, menghubungkan penemuan yang
satu dengan penemuan yang lain, serta membandingkan apa yang ditemukannya dengan
ditemukan siswa yang lain.
Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri
adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan
eksperimen sendiri sehingga dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Pembelajaran inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif yang pada
hakikatnya adalah proses mental dan berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang
dimiliki setiap individu secara optimal. Teori belajar lain yang mendasari pembelajaran
inkuiri adalah teori belajar kontruktivistik yang mengedepankan kegiatan mencipta serta
membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Menurut Muslich (2008), ada beberapa hal
yang menjadi karakteristik atau ciri-ciri utama pembelajaran inkuiri, yakni sebagai
berikut:
1. Menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
dimana siswa sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri sesuatu
yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3. Membuka intelegensi dan mengembangkan daya kreativitas siswa.
4. Memberikan kebebasan ke siswa untuk berinisiatif dan bertindak.
5. Mendorong siswa berpikir intensif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
6. Proses interaksi belajar mengajar mengarahkan pada perubahan dari teacher centered
kepada student centered.

Model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan kemampuan


berpikir sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual siswa
sebagai bagian dari proses mental. Dalam pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut
agar menguasai materi pelajaran, tapi mereka juga dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya secara optimal. Adapun manfaat model pembelajaran inkuiri adalah
meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk mencari dan menemukan sendiri materi
yang dipelajarinya, melatih kepekaan diri, mengurangi rasa kecemasan, menumbuhkan
rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, dan partisipasi belajar, meningkatkan tingkah
laku yang positif, serta meningkatkan prestasi dan hasil belajar. Sama halnya seperti
model pembelajaran yang lain, model pembelajaran inkuiri juga memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan
1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang sehingga pembelajaran dianggap lebih bermakna
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka masing-masing.
3) Model pembelajaran inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
4) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, itu
berarti siswa yang memiliki kemampuan belajar yang bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Kelemahan
1) Butuh waktu yang panjang
2) Kurang efektif untuk mengajar siswa dengan jumlah yang banyak
3) Memerlukan fasilitas yang memadai
4) Kebebasan yang diberikan kepada peserta didik tidak selamanya dapat
dimanfaatkan secara optimal
B. Sintaks Pembelajaran Inkuiri
Berdasarkan buku “Models of Teaching” by Bruce Joyce Marsha Well, sintaks
model pembelajaran inquary antara lain yaitu:

Tahap 1 : Konfrontasi Siswa dengan Situasi yang Membingungkan

Pada tahap satu ini mengharuskan guru menyajikan situasi masalah dan
menjelaskan prosedur inkuiri kepada siswa (tujuan dan prosedur pertanyaan ya/tidak)
yang tujuan akhirnya adalah agar siswa, terutama pada siswa yang lebih tua mengalami
penciptaan pengetahuan yang baru, seperti yang telah dilakukan oleh para sarjana.
Namun, pertanyaan awal dapat didasarkan pada ide-ide yang sangat sederhana.

Tahap 2 dan 3: Operasi Pengumpulan Data Verifikasi dan Eksperimen

Pada kedua tahap ini, siswa mengajukan serangkaian pertanyaan yang dijawab
oleh guru (ya/tidak) dan mereka melakukan serangkaian eksperimen pada lingkungan
situasi masalah. Tahap ke-2 : verifikasi adalah proses dimana siswa mengumpulkan
informasi tentang suatu peristiwa yang mereka lihat atau alami. Kemudian pada tahap 3,
dalam eksperimen memperkenalkan unsur-unsur baru ke dalam situasi untuk melihat
apakah peristiwa itu terjadi secara berbeda. Walaupun kedua tahapan ini digambarkan
sebagai model yang terpisah, akan tetapi pemikiran siswa dan jenis pertanyaan yang
mereka hasilkan biasanya bergantian antara dua aspek pengumpulan data ini.

Tahap 4 : Siswa Mengorganisasi Informasi yang Mereka Peroleh Selama


Pengumpulan Data dan Mencoba Menjelaskan Ketidaksesuaian Tersebut

Pada tahap 4 ini, guru meminta siswa untuk mengorganisasikan data dan
merumuskan penjelasan. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam membuat lompatan
intelektual antara memahami informasi yang telah mereka kumpulkan dan membangun
penyampaian yang jelas. Mereka mungkin memberikan penjelasan yang tidak memadai,
menghilangkan rincian penting. Terkadang beberapa teori atau penjelasan dimungkinkan
berdasarkan data yang sama. Dalam kasus seperti itu, seringkali berguna untuk meminta
siswa menyatakan penjelasan mereka sehingga kisaran hipotesis yang mungkin menjadi
jelas. Bersama-sama kelompok dapat membentuk penjelasan yang sepenuhnya
menanggapi situasi masalah.

Tahap 5 : Siswa Menganalisis Strategi Pemecahan Masalah yang Mereka Gunakan


Selama Penyelidikan

Pada tahap 5, siswa diminta untuk menganalisis pola penyelidikan mereka.


Kemudian, mereka juga dapat menentukan pertanyaan yang paling efektif, dengan baris
pertanyaan yang produktif ataupun yang tidak, dan jenis informasi yang mereka butuhkan
dan tidak mereka peroleh. Tahapan ini sangat penting untuk membuat proses
penyelidikan menjadi sadar dan secara sistematis mencoba memperbaikinya. Terdapat
beberapa sintaks model Inkuiri menurut Eggen & Kauchak (1996), yakni sebagai berikut:
1) Menyajikan pertanyaan atau masalah
2) Membuat hipotesis
3) Merancang percobaan
4) Melakukan percobaan untuk memproleh informasi
5) Mengumpulkan dan menganalisis data
6) Membuat kesimpulan.

Hosnan (2014: 342-344) mengemukakan langkah pembelajaran dengan metode


inkuiri, yakni sebagai berikut:

1. Orientasi
Langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif. Dimana guru
mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru
merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah
2. Merumuskan Masalah
Langkah yang membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka- teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan masalah dan mencari jawaban yang tepat.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji dan
perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan Data
Aktivitas menjaring informasi yang dubutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan.
5. Menguji Hipotesis
Proses menentukan jawaban yang dianggap diterima dengan data atau informasi
yang diproleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan Kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis.
Berdasarkan sumber dari buku dan pandangan orang lain, dapat disimpulkan
bahwa sintaks pembelajaran inkuiri terdiri dari:
1. Orientasi
Dalam tahapan ini, guru mengkondisikan peserta didik untuk siap melaksankan
proses pembelajaran, menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar dalam
rangka memberikan motivasi belajar kepada peserta didik.
2. Konfrontasi Siswa dengan Keadaan yang Membingungkan (Situasi Masalah)
Peserta didik dihadapkan situasi yang memiliki teka-teki dan mereka mulai
bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Hal ini dilakukan agar peserta didik tersebut
dapat berpikir memecahka masalah dan mencari jawaban yang tepat.
3. Hipotesis
Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan berhipotesis dengan menyampaikan beberapa pertanyaan yang dapat
mendorong peserta didik untuk merumuskan jawaban sementara dari permasalahan
yang dikaji.
4. Operasi Pengumpulan Data Verifikasi dan Eksperimen (Pengumpulan Data dan
Pengolahan Data)
Guru membimbing peserta didik untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik tersebut untuk berpikir mencari informasi yang
dibutuhkan.
5. Pengujian Hipotesis
Mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan.
6. Menentukan Kesimpulan
Mendeskripsikan temuan yang diproleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

C. Tahapan Pembelajaran Inkuiri


KD Indikator Sintaks Kegiatan Contoh Kegiatan Real
Pembelajaran
3.11.  Menganalisis  Orientasi  Mengamati  Guru
Menganalisisis besaran-besaran peragaan atau mengilustrasikan
hubungan antara gelombang  Merumuskan simulasi beban yang
gaya dan getaran Masalah dan getaran
digantung
dalam kehidupan  Menganalisis Membuat harmonik
sehari-hari karakteristik Hipotesis sederhana pada diujung bawah
gejala getaran ayunan bandul pegas kemudian
4.11. Melakukan  Mengumpulkan atau getaran ditarik dan lalu
percobaan getaran  Mengumpulkan, data dan pegas dilepaskan
harmonis pada menganalisis, mengolah data
ayunan sederhana dan menyajikan  Melakukan  Peserta didik
dan/atau getaran data hasil  Menguji percobaan mencatat hasil
pegas berikut praktikum gerak Hipotesis getaran
pengamatannya
presentasi serta harmonik pada harmonis pada
makna fisisnya ayunan bandul  Membuat ayunan bandul
dan getaran Kesimpulan  Peserta didik
sederhana atau
pegas. getaran pegas melakukan
percobaan seperti
 Mengolah data yang telah
dan diilustrasikan oleh
menganalisis guru
hasil percobaan
kedalam grafik,  Peserta didik
menentukan Mengolah data dan
persamaan menganalisis hasil
grafik, dan percobaan kedalam
menginterpreta grafik, menentukan
si data dan persamaan grafik,
grafik untuk dan
menentukan menginterpretasi
karakteristik data dan grafik
getaran untuk menentukan
harmonik pada karakteristik getaran
ayunan bandul harmonik pada
sederhana atau ayunan bandul
getaran pegas sederhana atau
getaran pegas
 Mempresent-
asikan hasil
percobaan  Peserta didik
tentang getaran menyampaikan hasil
harmonis pada percobaa
ayunan bandul  Guru memberikan
sederhana atau penilaian dari hasil
getaran pegas percobaan dan
presentasi peserta
didik
D. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Dari pengertian, sintaks, dan tahapan yang telah dipaparkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan model inkuiri adalah
pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL (Student Centered Learning) atau
pembelajaran yang seluruh rangkaian kegiatannya berpusat pada siswa.
SCL merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang
sebelumnya lebih mengarah pada sistem hafalan, standarisasi, penilaian, dan
pemeringkatan serta antar persaingan dalam pembelajaran di kelas. Pedagogi yang
digunakan adalah melalui pembelajaran aktif kolaboratif sehingga tidak hanya
mentransfer pengetahuan guru kepada siswa saja. Namun, secara langsung mendukung
proses belajar siswa untuk membangun pengetahuannya, berpikir kritis, meningkatkan
prestasi siswa, mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan motivasi intrinsik
siswa, dan membantu tercapainya efektivitas belajar.
SCL berangkat dari pembelajaran aktif yang dilakukan siswa sehingga mereka
dapat melakukan pembelajaran sepanjang hayat. Pembelajaran aktif ini dapat dilakukan
secara mandiri ataupun kolaboratif dengan teman sebaya dimana guru berperan sebagai
fasilitator.
SCL perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan dan melatih individu agar
lebih orisinil dan meningkatkan pembelajaran sesuai minat siswa. SCL menuntut siswa
untuk aktif mencari tahu sendiri, serta harus mampu mengonstruksi pengetahuan yang
dinamis mulai dari hal-hal yang sederhana ke yang kompleks dan dari yang konkret ke
yang abstrak. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan (SCL)
Student Centered Learning, yaitu sebagai berikut:
1) Guru harus memberikan kesempatan belajar kepada siswa untuk menaiki tangga ke
pemahaman yang lebih tinggi berdasarkan pengalaman belajar yang beragam
2) Guru dapat memberikan inovasi dan cara-cara untuk mendukung proses pembelajaran
siswa
3) Guru dapat menggunakan multimedia untuk mendukung media pembelajaran
mengikuti isi materi yang akan dipelajari oleh siswa
4) Guru merangsang siswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilannya
5) Guru perlu mempertimbangkan latar belakang, pengalaman, kerangka persepsi, dan
gaya belajar siswa
6) Guru perlu memperhatikan kebutuhan khusus siswa dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (n.d.). Bab II Kajian Pustaka. digilibuinsby.com, 1-26.


http://digilib.uinsby.ac.id/674/5/Bab%202.pdf. (Diakses pada Rabu, 30 Maret Pukul
17.22 WIB).
Karim, N. (2021, Juli 26). Ppengertian dan Sintak Model Pembelajaran Inquiry Learning.
sambimatika.my.id, pp. 1-2. https://www.sambimatika.my.id/2021/07/pengertian-dan-
sintak-model_26.html?m=1. (Diakses pada 30 Maret 2022 Pukul 14.35 WIB).
Karya Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifuikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda.
Muslich Masnur . 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Prasetyo, T. (2021). Pendekatan Pembelajaran Berpusat Pada Siswa.
researchgate.net/publication, 1-23.
https://www.researchgate.net/publication/353162628_Pendekatan_Pembelajaran_Berpus
at_Pada_Siswa. (Diakses pada 28 Maret 2021 Pukul 14.18 WIB).
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta:
Kencana Perdana media Group
Sinaga, D. (2016, Novermber 17). Manfaat Pendekatan Inkuiri dalam Proses Belajar di Sekolah.
CNN Indonesia, pp. 1-2. https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20161114103830-445-
172452/manfaat-pendekatan-inkuiri-dalam-proses-belajar-di-sekolah. (Diakses pada
Senin, 28 Maret 2022 Pukul 11.00 WIB).
Thabroni, G. (2021, Januari 31). Model Pembelajaran Inquiry Learning (Penjelasan Lengkap).
Serupa.id, pp. 1-2. https://serupa.id/model-pembelajaran-inquiry-learning-penjelasan-
lengkap/. (Diakses pada 28 Maret Pukul 12.03 WIB) .
Weil, B. J. (2003). Models of Teaching Fifth Edition. New Delhi: Prentice HaII of India.

Anda mungkin juga menyukai