Anda di halaman 1dari 14

KANDUNGAN KADMIUM PADA

TANAH DAN BERAS SERTA RISIKO


KADMIUM BAGI KESEHATAN
PENDUDUK DI KELURAHAN TARUS
Kelompok 7 Sub Tanah 2

Berlinda Rekta Putri Januariska ( P27833319007 )


Tengku Hendrawan Al Ubaidah ( P27833319034 )
Vildiviya Maufiriyawati ( P27833319036 )
KASUS PERMASALAHAN
Tanah merupakan sumberdaya alam yang digunakan pada aktivitas manusia seperti kegiatan
pertanian. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ketersediaan hara adalah dengan memberikan
pupuk . pupuk anorganik yang ditambahkan dalam tanah dapat menimbulkan dampak terhadap penurunan
kualitas tanah oleh polutan dari pupuk tersebut. Polutan yang dapat berada di dalam tanah contohnya kadmium
(Cd). Unsur polutan tersebut dapat berada dalam tanah karena adanya pemakaian pupuk P jenisTSP atau SP-
36.Dalam produk pertanian juga ditetapkan tingkat maksimum kandungan logam berat dan batas toleransi
konsumsi harian logam berat ditetapkan sebesar 0,1 mg/kg berat basah hasil (Codex Alementarius Commission,
2001; Corrosion-doctors,), sedangkan menurut SNI 7387:2009, batas maksimum kandungan Cd dalam beras dan
tepung beras adalah 0,4 mg/kg.
Penggunaan pupuk anorganik terjadi pada petani-petani yang berada di Kelurahan Tarus Kabupaten
Kupang. Kebutuhan beras penduduk Kabupaten Kupang secara khusus, dan Kota Kupang pada umumnya
dipasok dari daerah ini. Pola tanam padi di Kelurahan Tarus adalah sawah irigasi yang mengandalkan air dari
mata air di sekitar lahan. Keberadaan mata air yang tidak pernah kering pada musim kemarau ini,
mengakibatkan para petani dapat mengusahakan sawahnya dua kali dalam satu tahun. Pertanian pada lahan
sawah tersebut tidak ada sistem bera, karena setelah selesai panen padi, sawah tersebut ditanami sayur-sayuran
dan diberi pupuk.
Kadar Cd Pada Tanah Sawah dari Kelurahan Tarus

Kandungan Cd dalam tanah


berkisar antara 0,01 sampai Kadmium dalam tanah dapat
dengan 7,00 mg kg-1 (Pendias, dipilah menjadi beberapa bentuk Apabila tanah sebagai media
2000 dikutip IPB, 2006). Tanah atau fraksi, yaitu larut dalam air tanam telah mengandung Cd,
merupakan bagian dari siklus atau berada dalam larutan tanah, maka tidak dipungkiri bahwa
logam berat, termasuk Cd. tertukarkan atau terikat pada tanaman yang dibudidayakan
Masuknya Cd ke dalam tanah tapak-tapak jerapan pada koloid pada tanah tersebut akan
apabila melebihi kemampuan tanah dan dapat dibebaskan oleh menyerap Cd, sehingga beras
tanah dalam mencerna limbah reaksi pertukaran kation, terikat yang dihasilkan dari lahan
tersebut dapat mengakibatkan dengan senyawa organik dan tersebut juga mengandung Cd
pencemaran tanah. Kadmium berasosiasi dengan senyawa yang berbahaya bagi makhluk
merupakan logam non esensial humus yang tidak terlarutkan, dan hidup, khususnya manusia yang
dan pada tingkat tertentu dapat terjerat dalam oksida besi dan mengkonsumsinya.
menimbulkan keracunan mangan.
(Charlena, 2004).
Kadar Cd Pada Tanah Sawah dari Kelurahan Tarus

Tabel 2.A.1 Kadar Cd Pada Tanah Sawah dari Kelurahan Tarus

Konsentrasi Cd
No Kode Sampel Berdasarkan tabel di atas terlihat dengan jelas
(mg/kg)
1 TB1 0.77 kandungan Cd yang ada dalam tanah sawah di
2 TB2 0.69
3 TB3 0.54
Kelurahan Tarus Kabupaten Kupang. Kandungan Cd
4 TB4 1.56 tertinggi terdapat pada sampel TA1, TB4, TA4, TA3
5 TT1 0.7
6 TT2 0.36 dan TB1 yaitu masing-masing 1,79 mg/kg, 1,56
7 TT3 0.1
mg/kg, 1,35 mg/kg, 1,12 mg/kg, 0,77 mg/kg. Sampel
8 TT4 0.31
9 TA1 0.37 dengan kandungan Cd terendah terdapat pada sampel
10 TA2 1.79
11 TA3 1.12 TT3 yaitu 0,10 mg/kg.
12 TA4 1.35
Kadar Cd Pada Beras
Berdasarkan hasil analisis Cd terhadap beras yang
Tabel 2.B.1 Kadar Cd Pada Beras Sawah dari Kelurahan Tarus berasal dari lahan sawah di Kelurahan Tarus menunjukkan
Kode Konsentrasi Cd Standar SNI kandungan beberapa sampel beras tidak terdeteksi pada
No.
Sampel (mg/kg) (mg/kg)
alat analisis kandungan logam berat (AAS) hal ini terjadi
1 BB1 TD 0.4
2 BB2 TD 0.4 karena kandungan Cd berada dibawah kemampuan deteksi
3 BB3 TD 0.4
alat, namun apabila dihubungkan antara kandungan logam
4 BB4 0.05 0.4
5 BT1 TD 0.4 berat pada tanah dan tanaman sangat mempunyai
6 BT2 0.15 0.4
hubungan, karena apabila Cd dalam tanah rendah (sedikit)
7 BT3 TD 0.4
8 BT4 TD 0.4 maka Cd yang diserap tanamanpun rendah, yaitu pada
9 BA1 0.19 0.4
sampel tanah TB1, TB2, TB3, TT1, TT3 dan TT4
10 BA2 0.05 0.4
11 BA3 0.051 0.4 mengandung Cd dalam tanah yang rendah hal ini
12 BA4 0.048 0.4
menyebabkan kadar Cd dalam beras tidak terdeteksi pula
pada sampel beras dengan kode BB1, BB2, BB3, BT1,
BT3 dan BT4 (lihat tabel 4.3)
Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan
01 Identifikasi Bahaya
Berdasarkan permasalahan diatas bahaya yang akan dianalisis adalah Cd (Kadmium) yang diukur sebagai Cd
dalam tanah. Pada kasus permasalahan tidak disebutkan adanya bahaya dari agen risiko yang lain, sehingga hanya
kandungan Cd pada tanah sebagai media tanam yang akan dianalisis. Apabila tanah sebagai media tanam telah
mengandung Cd, maka tidak dipungkiri bahwa tanaman yang dibudidayakan pada tanah tersebut akan menyerap Cd,
sehingga beras yang dihasilkan dari lahan tersebut juga mengandung Cd yang berbahaya bagi makhluk hidup, khususnya
manusia yang mengkonsumsinya.
Media Konsentrasi Terukur
Sumber Lingkungan Agen Resiko Maksima
Minimal Rata-Rata
Potensial l
Penggunaan
Pupuk Tanah Cd (Kadmium) 0.048 0.090 0.190
Anorganik

Tabel 3.A.1 Identifikasi Bahaya


02 Analisis Dosis Responden

Berdasarkan berbagai literatur diketahui Cd dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui ingesti.
Akan tetapi dari permasalahan di atas, Cd pada tanah masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur ingesti
(sistem pencernaan).
Tabel 3.A.2 Analisis Dosis Responden

No. Agent Dosis Respon Efek Kritis dan Referensi


Cd Proteinuria pajanan kronik manusia
1 5E-4 mg/kg/hari
(Kadmium) (US-EPA, 1985)

Kadmium yang masuk ke dalam tubuh akan terakumulasi, sehingga kadarnya akan jauh lebih tinggi
dari kadar logam berat tersebut pada sumbernya. Hal ini membahayakan kesehatan manusia, karena dapat
menyebabkan toksisitas kronis bila dikonsumsi terus-menerus.
03 Analisis Pajanan
Analisa pajanan dilakukan untuk menentukan dosis diketahui jumlah nasi yang dikonsumsi responden terbanyak
risk agent Cd yang diterima individu sebagai asupan adalah 581,1 g atau 0,584 kg nasi. Untuk jenis asupan sesuai
atau intake (I). Nilai Frekuensi pajanan (fE) dengan tetapan yang telah dibuat untuk Cd adalah bahwa
diperoleh dari nilai default yaitu dengan unsur tersebut termasuk dalam golongan non karsinogenik
pertimbangan pemilik lahan sawah yang termasuk (Ink) dengan frekuensi paparan 30 tahun x 365 hari/tahun
dalam Kelompok Rukun Tani yang berada di daerah (nilai tavg). Keseluruhan nilai prediksi risiko dari adanya
Tarus tergolong dalam penduduk menetap. konsentrasi Cd pada beras yang dihasilkan dari tanah sawah
di Kelurahan Tarus dapat dilihat pada tabel 3.A.3 distribusi
rumus perhitungan intake untuk jalur nilai intake.
pajanan ingesti:
C × R × 𝑇𝐸 × 𝐷𝑡
𝐼=
𝑊𝑏 × 𝑡𝑎𝑣𝑔 Intake Cd (Kadmium)
Konsentrasi (C), laju asupan (R), Konsentrasi Cd
Berat Badan
frekuensi pajanan (Fe) dan durasi
pajanan (Dt) berbanding lurus dengan Minimal Rata-Rata Maksimal
intake sedangkan berat badan (Wb) 55 Kg 0.00049 0.00091 0.002
dan periode rata-rata waktu (tavg)
berbanding terbalik.
Tabel 3.A.3 Distribusi Nilai Intake
04 Karakteristik Risiko

Untuk karakterisasi risiko nilai intake dibandingkan Tingkat risiko dari konsentrasi Cd yang ada
dengan RfD Cd (0,0005) mg/kg hari menggunakan rumus dalam beras dari Kelurahan Tarus Kabupaten Kupang,
perhitungan RQ untuk jalur pajanan ingesti dan efek
nonkarsinogenik : jika dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia
𝐼𝑛𝑘 (SNI) maka terdapat empat sampel beras yang masih
𝑅𝑄 =
𝑅𝑓𝐷
berada di bawah standar kelayakan yang ditetapkan
Hasil dari karakterisasi risiko Cd dapat dilihat oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang
pada tabel di bawah ini : ditetapkan karena nilai default masa waktu 30 tahun
menunjukkan RQ < 1, namun kadar Cd pada dua
Berat RQ Cd (kadmium)
Badan Konsentrasi Cd sampel lainnya menunjukkan bahwa beras tersebut
0.05 0.15 0.19 0.05 0.051 0.048 telah berisiko untuk dikonsumsi (nilai RQ >1. Risiko
55 Kg 0.51 1.49 1.97 0.51 0.52 0.49
tersebut ditunjukan oleh batasan-batasan yang ada,
Tabel 3.A.4 Distribusi Nilai RQ
baik baku mutu di SNI maupun nilai RQ.
05 Estimasi Risiko

Berdasarkan estimasi risiko, Cd yang terdapat dalam beras sangat berisko bagi individu dengan berat
badan 55 kg bila beras ( nasi) tersebut dikonsumsi sebanyak 0,584 kg/hari selama 350 hari/tahun dalam jangka
waktu 30 tahun karena RQ jauh di atas 1. Estimasi tersebut dihitung untuk durasi default sepanjang hayat (lifetime)
30 tahun sehingga efek-efek toksisitas Cd mungkin baru dirasakan dalam masa 30 tahun ke depan. Hal ini dapat
terlihat pada sampel beras T6 dan T9, karena menunjukkan nilai RQ jauh di atas satu.

Samp Konsentrasi RQ RQ RQ RQ RQ Berdasarkan tabel 3.A.5 di


Ink 10 Ink 20 Ink 40 Ink 50 Ink 60
el Cd (mg/kg) 10 20 40 50 60 atas dapat dilihat bahwa
terdapat perubahan batasan
BB4 0.05 0.0002 0.2 0.0003 0.3 0.0007 0.7 0.0009 0.9 0.0010 1.0
aman ketika durasi waktu
BT2 0.15 0,0005 0.5 0.0010 1.0 0.0020 2.0 0.0025 2.5 0.0030 3.0 diubah. Prediksi risiko dengan
BA1 0.19 0.0007 0.7 0.0013 1.3 0.0026 2.6 0.0035 3.3 0.0039 3.9 durasi waktu 30 tahun
(default) memberi informasi
BA2 0.05 0,0002 0.2 0.0003 0.3 0.0007 0.7 0.0009 0.9 0.0010 1.0
bahwa, dua sampel beras di
BA3 0.051 0,0002 0.2 0.0003 0.3 0.0007 0.7 0.0009 0.9 0.0010 1.0 Kelurahan Tarus Kabupaten
BA4 0.048 0,0002 0.2 0.0003 0.3 0.0007 0.7 0.0009 0.9 0.0010 1.0 Kupang telah berisiko untuk
dikonsumsi.

Tabel 3.A.5 Interpretasi risiko Cd jangka waktu 10, 20, 40,50 dan 60 Tahun
06 Manajemen Risiko

Manajemen risiko dirumuskan tanpa mengurangi (menurunkan) konsentrasi Cd


dalam beras yang menjadi baku mutu pangan (beras). managemen risiko dibuat dari kisaran
berat badan konsumen beras (nasi) yang menjadi sampel. Berat badan tersebut adalah yang
paling banyak ditemukan dari para konsumen yaitu 40 kg, 45 kg dan 50 kg dan 55 kg.
Sehingga managemen risiko ini menggunakan persamaan:

RfD × Wb × 𝑡𝑎𝑣𝑔 𝑘𝑔
𝑅=
C × 𝑓𝐸 × 𝐷𝑡 𝑕𝑎𝑟𝑖

Persamaan di atas, dapat memberi informasi tentang beras (nasi) yang seharusnya
dikonsumsi setiap harinya oleh para konsumen, dengan memanfaatkan nilai RfD yang telah
ditetapkan untuk Cd 0.0001, konsentrasi kadmium sesuai hasil analisis, frekuensi paparan
sesuai nilai default serta durasi waktu default. Maka informasi yang diperoleh adalah seperti
yang tersaji pada tabel 3.A.6 .
Kode Konsentrasi Cd
RQ default R40 R45 R50 R55
Sampel (mg/kg)
BB4 0.05 0.51 0.82576 0.92898 1.0322 1.13542
BT2 0.15 1.49 0.28514 0.32078 0.35642 0.39206
BA1 0.19 1.97 0.21536 0.24228 0.2692 0.29612
BA2 0.05 0.51 0.83215 0.93617 1.04019 1.14421
BA3 0.051 0.52 0.81473 0.91657 1.01841 1.12025
BA4 0.048 0.4 0.86951 0.9782 1.08689 1.19558

Tabel 3.A.6 Banyaknya beras anjuran untuk dikonsumsi (kg/hari)

Berdasarkan tabel 3.A.6 tersebut di atas maka terlihat hubungan konsentrasi Cd,
tingkat risiko dan banyaknya beras yang harus dikonsumsi, yaitu hubungan berat badan dan
banyaknya nasi yang dapat dikonsumsi. Semakin bertambah berat badan individu, maka
tingkat risiko ketika mengkonsumsi beras (nasi) dengan kadar Cd yang sama lebih rendah
dari orang yang memiliki berat badan yang lebih kecil. Jadi semakin bertambah berat badan
seseorang maka beras (nasi) yang dikonsumsipun dapat semakin banyak, dengan tingkat
risiko yang lebih kecil.
KESIMPULAN
1. Tanah sawah yang berada di Kelurahan Tarus tersebut telah terkontaminasi dengan logam berat
Cd dengan dosis tertinggi 1,79 mg/kg dan dosis terendah 0,10 mg/kg
2. Beras yang dihasilkan dari lahan sawah di Kelurahan Tarus Kabupaten Kupang belum
terkontaminasi oleh Cd yang melebihi ambang batas yang ada di dalam SNI 7387:2009 tentang
batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan sebesar 0,4 mg/kg.
3. Prediksi risiko terhadap Cd pada beras menunjukan bahwa, Cd yang ada pada semua sampel
beras sudah berisiko dikonsumsi selama tiga puluh tahun, sedangkan untuk durasi pajanan 20
tahun terdapat satu sampel beras yang sudah berisiko dan untuk durasi pajanan 15 tahun
menunjukkan satu sampel beras yang masih aman untuk dikonsumsi karena nilai RQ kurang dari
satu. Sampel lainnya yang terdeteksi Cd dalam beras masih berada di atas durasi default yaitu 30
tahun.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai