Anda di halaman 1dari 33

BOD DAN COD

ZAT ORGANIK

Zat organik, selain berasal dari alam, sebagian


besar di sistem perairan berasal dari produk
peruraian sampah domestik atau drainase
pertanian.

SIFATNYA BIODEGRADABLE
DAN NON BIODEGRADABLE
ZAT ORGANIK YANG DAPAT
DIDAUR ULANG OLEH
MIKROORGANISME

amilum, lemak, protein, alkohol,


aldehid, ester
PROSES DEKOMPOSISI
MIKROBA

REDUKSI OKSIDASI
(Anaerob) (Aerob)
BOD

menunjukkan jumlah oksigen dalam satuan


ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk memecahkan bahan-bahan organik yang
terdapat di dalam air

BOD merupakan parameter yang umum


dipakai untuk menentukan tingkat
pencemaran bahan organik pada air
limbah
STANDART BAKU BOD

1.SK GUB

2.SNI

3.KEPMEN LH
SOP PEMERIKSAAN BOD

ALAT

1. PIPET VOLUME
2. INKUBATOR
3. BURET
4. PIPUMP
5. ERLENMEYER
6. TIMBANGAN ANALITIK
BAHAN

1. Air Limbah

2. Larutan penyangga (buffer) fosfat


Larutkan 8,5g KH 2 PO 4 + 21,75g K 2 HPO 4 + 33,4g Na 2 HPO 4.7H 2 O
dan 1,7g NH 4 Cl ke dalam 500mL air suling kemudian encerkan menjadi
1L. Nilai pH larutan ini harus 7,2

3. Larutan Magnesium Sulfat Larutkan 22,5g MgSO 4.7H 2 O kedalam air


suling lalu encerkan sampai 1L.

4. Larutan kalsium klorida. LarutaTkan 27,5g CaCl 2 kedalam air suling lalu
encerkan sampai 1L.

5. Larutan feri klorida Larutkan 0,25g FeCl 3.6H 2 O kedalam air suling lalu
encerkan sampai 1L.

6. H 2 SO 4

7. Larutan Natrium Sulfit Larutkan 1,575g Na 2 SO 3 kedalam 1 L air


suling. Larutan ini dibuat pada saat akan dipergunakan.

8. Amylum (kanji)
PRINSIP PEMERIKSAAN BOD

PRINSIP PEMERIKSAAN BOD Pada titrasi


iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator
yang dapat bereaksi dengan I- (iodide) untuk
menghasilkan iod, iod yang terbentuk secara
kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat.
Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri
adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali
PROSEDUR

 1. Lakukan teknik pengenceran ke dalam botol BOD


# Untuk air limbah yang belum diolah maka
pengencerannya berkisar antara 0,0 – 1,0%
\
# Untuk air limbah yang telah mengalami
pengendapan pengenceran berkisar 1,0 – 5,0%

# untuk air limbah yang sudah mengalami


pengolahan secara biologis pengencerannya : 5 –
25%
 2. Sampel dibagi menjadi 2, sampel pertama
dimasukkan ke dalam incubator dengan temperatur
20 o C dan sampel kedua dititrasi untuk mengetahui
nilai DO atau sering disebut dengan kadar oksigen
pada 0 hari (hari pertama) Dalam hal mencari nilai
DO nya, dapat dilakukan titrasi dengan metode
iodimetri atau menggunakan alat DO meter
3. Dimasukkan air pengenceran (mengandung MgSO
4 ;CaCl 2 ;FeCl 2 dan buffer fosfat serta jasad renik)
yang jenuh oksigen sampai air penuh kedalam 3 botol
BOD 150 mL.
4. Kemudian segera dipipet masing-masing sebanyak 1
mL larutan mangan sulfat dan 1 mL larutan alkali iodida-
azida kedalam botol BOD
5. Ditutup dan dikocok hingga terbentuk endapan flok,
biarkan endapan selama beberapa menit.
6. Buka tutup botol BOD dan dipipet 1 mL H2SO4
kedalam botol BOD dan tutup kembali.
7. Kocok kembali botol BOD hingga larutan larut
sempurna.
8. Tutup botol BOD dibuka lalu pipet masing-masing 50
ml kedalam erlenmeyer
9. Dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,025 N
sehingga terjadi warna cokelat muda
10. Ditambahkan 1-2 mL larutan kanji hingga
timbul warna biru. Titrasi dilanjutkan hingga
warna biru hilang.
11. Diukur volume BOD yang digunakan untuk
mengonversi volume contoh dititrasi.
12. Setelah diketahui nilai DO o nya, ditunggu
5 hari kedepan untuk mengetahui nilai DO pada
hari kelima atau disebut DO 5, Perlakuan yang
sama untuk mendapatkan nilai DO 5 nya
SINGKAT CERITA
1. Pengambilam sampel air menggunakan botol
winkler tanpa gelembung
2. Tambahkan 2ml larutan MnSO4 40 % dan
diamkan beberapa menit untuk
menghomogenkan
3. Tambahkan 2 ml alkali iodida azida, kemudian
diamkan hingga muncul endapan coklat dan
pindahkan larutan kegelas kimia kemudian kocok
4. Tambahkan 2ml H2SO4 pekat hingga endap
larut, lalu ambil 100ml dan pidahkan larutan
kedalam erlenmeyer
5. Tambahkan indikator amilum dan titrasi
larutan Na2S2O3 0,025N dengan hingga warna
biru hilang, kemudian catat volume titrasi
REAKSI KIMIA YANG
TERJADI

MnSO 4 + 2KOH Mn(OH) 2 + k2so4

Mn(OH) 2 + ½ O 2 MnO 2 + H 2 O

MnO 2 + 2I + H 2 O H 2 SO 4 Mn(OH) + I 2 + 2KOH

I 2 + 2 Na 2 S 4 O 3 Na 2 S 4 O 6 + 2 NaI
BOD PROGRESSION
PENGHITUNGAN KADAR BOD
MENGHITUNG PENURUNAN BOD
GANGGUAN DALAM
PENENTUAN BOD

1. NITRIFIKASI
2. ZAT BERACUN
3. MASUK DAN KELUARNYA 02 DARI
BOTOL SAMPEL
4. KEKURANGAN NUTRIEN
COD
KELEBIHAN TES BOD
Kelebihan Metode Winkler dalam
menganalisis BOD adalah teliti dan akurat.
 Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi
iodometri ialah penentuan titik akhir
titrasinya, standarisasi larutan tio dan
penambahan indikator amilumnya. Dengan
mengikuti prosedur yang tepat dan
standarisasi tio secara analitis, akan
diperoleh hasil penentuan BOD yang lebih
akurat.
KELEMAHAN TES BOD

dimana dengan cara Winkler penambahan indikator


amylum harus dilakukan pada saat mendekati titik akhir
titrasi agar amilum tidak membungkus iod karena akan
menyebabkan amilum sukar bereaksi untuk kembali ke
senyawa semula. Proses titrasi harus dilakukan sesegera
mungkin, hal ini disebabkan karena I2 mudah menguap.
Dan ada yang harus diperhatikan dari titrasi iodometri
yang biasa dapat menjadi kesalahan pada titrasi
iodometri yaitu penguapan I2, oksidasi udara dan adsorpsi
I2 oleh endapan.

Anda mungkin juga menyukai