Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan sperma di

dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi dan plasenta

melalui jalan lahir (Salmah U, 2017).

Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari

(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Pembagian kehamilan

dibagi dalam 3 trimester: trimester I, dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan

(0-12minggu); trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan

(13-28minggu); trimester III dari bulan tujuh sampai sembilan bulan

(29-42minggu) (Salmah U, 2017).

Antenatal care (ANC) adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui

kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyertai

kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

risiko kehamilan (Fatkhiyah & Izzatul, 2019).

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka

Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

1
beberapa indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di

Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut

data SDKI 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1.00

kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000

kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Sustainable Development

Goals/ SDGs, 2015) pada tahun 2030 yaitu mengurangi 70 per 100.000 KH,

mengakiri kematian bayi yang dapat dicegah, dengan menurunkan AKN

hingga 12 per 1.000 KH dan AKABA 25 per 1.000 KH (Fatkhiyah & Izzatul,

2019).

Pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS (Survey Penduduk Antar

Sensus) 2015 baik AKI maupun AKB menunjukkan penurunan (AKI 305/

100.000 KH; AKB 22,23/1.000KH). Dari uraian diatas menunjukkan bahwa

Indonesia belum mencapai target dalam hal menurunkan AKI namun telah

mencapai target dalam menurunkan AKB (DirKesKel, 2016). Salah satu

penyebab Angka Kematian Ibu diantaranya yaitu kematian ibu karena

komplikasi kehamilan maupun persalinan sebesar kurang lebih 830 wanita di

seluruh dunia setiap harinya. Wanita meninggal akibat komplikasi selama dan

setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang

selama kehamilan dan sebagian besar dapat dicegah dan diobati. Komplikasi

utama yang menyebabkan hampir 75% kematian maternal adalah perdarahan,

pre eklamsia/eklamsia, infeksi, komplikasi persalinan dan unsafe abortion

(Renityas et al., 2017).

2
ANC merupakan kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk

mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam

hal ini, istilah kunjungan tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang

datang ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap ibu hamil yang melakukan kontak

dengan tenaga kesehatan, baik di posyandu, pondok bersalin desa, dan

kunjungan rumah dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI,

2008). Tujuan utama antenatal care adalah menurunkan/mencegah kesakitan

dan kematian maternal dan perinatal. Sehingga dapat menurunkan AKI dan

AKB (Tejo Putri & Margaretta, 2020)

Pada kehidupan perempuan terdapat fase kehamilan yang merupakan

masa-masa terjadinya perubahan yang besar. Perubahan ini tidak hanya

berhubungan dengan perubahan fisik, namun juga perubahan biokimia,

fisologis, bahkan psikologis yang merupakan konsekuensi dari pertumbuhan

janin dalam rahim. Terjadinya perubahan pada ibu hamil ini untuk menjaga

metabolisme tubuh, mendukung pertumbuhan janin, serta persiapan

persalinan dan menyusui dengan tingkatan yang bervariasi di setiap

trisemesternya (Putri et al., 2020).

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester. Ketika memasuki trimester

III atau umur kehamilan semakin bertambah, semakin banyak keluhan yang

dirasakan oleh ibu baik keluhan yang bersifat psikis maupun fisik dan

memiliki dampak pada kualitas tidur ibu hamil. Beberapa faktor seperti

semakin membesarnya ukuran perut ibu, gerakan janin di dalam kandungan

3
yang semakin aktif, yang membuat ibu hamil kesulitan untuk tidur di malam

hari (Sukorini, 2019)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sukorini (2019) dengan judul

“Hubungan Gangguan Kenyamanan Fisik dan Penyakit dengan Kualitas Tidur

Ibu Hamil Trimester III” didapatkan hasil penelitian menunjukkan sebagian

besar responden mempunyai kualitas tidur buruk (53%). Hasil uji statistik

didapatkan adanya hubungan yang rendah (0,363) antara gangguan

kenyamanan fisik dan kualitas tidur ibu hamil. Selain itu penyakit yang

diderita ibu hamil juga menunjukkan hubungan yang rendah (0,334).

Kenyamanan merupakan perasaan yang sifatnya subjektif dan

dirasakan seseorang terhadap lingkungan yang dinilai berdasarkan persepsi

masing-masing individu. Pada ibu hamil trimester III dapat terjadi

perubahan fisik yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama

kehamilan seperti timbul masalah pada saluran pencernaan, kelelahan,

bengkak pada kaki, sesak nafas, sensitifitas kandung kemih dan nyeri

punggung. Ketidaknyamanan fisik yang dirasakan ibu ini umumnya akan

semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur kehamilan (Renityas

et al., 2017).

Ibu hamil membutuhkan tenaga lebih banyak daripada ibu yang tidak

sedang hamil. Penting bagi ibu hamil untuk memulihkan tenaga setelah

beraktivitas dengan istirahat atau tidur. Ibu hamil memerlukan sekitar delapan

jam untuk tidur di malam hari, selain itu tidur siang juga dibutuhkan oleh ibu

hamil. Ibu hamil terutama bila sudah memasuki Trimester III memerlukan

4
istirahat seperti duduk dan bersantai disela-sela melakukan kegiatan rutinnya.

Ketika memasuki trimester III semakin banyak keluhan-keluhan yang

dirasakan ibu sehingga akan mengganggu istirahat dan tidur (Sukorini, 2019)

Dengan melihat pentingnya tindakan Antenatal Care maka diperlukan

intervensi yang berbasis bukti sehingga perlu dilakukan studi kasus terkait

dengan “Asuhan Keperawatan pada Ny. N Dengan ANC Di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ny. N

Dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Laporan seminar ini bertujuan sebagian acuan bagi Rumah Sakit dan

perawatan pasien dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan pengkajian pada Ny. N Dengan ANC di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi.

b. Memaparkan hasil analisa data pada Ny. N Dengan ANC Di Puskesmas

Biromaru Kabupaten Sigi.

c. Mendiskripsikan masalah keperawatan yang ditemukan pada Ny. N

Dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.

5
d. Menggambarkan perencanaan untuk memecahkan masalah yang

ditemukan pada Ny. N Dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten

Sigi.

e. Mendiskripsikan tindakan untuk memecahkan masalah yang ditemukan

pada Ny. N Dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.

f. Mendiskripsikan evaluasi pencapaian tujuan asuhan keperawatan Ny. N

Dengan ANC Di Puskesmas Biromaru Kabupaten Sigi.

D. Manfaat Penulisan

1. Penulis

Dapat melaksanakan dan memperdalam keterampilan asuhan

keperawatan pada Antenatal Care.

2. Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan pustaka dan bahan pertimbangan

dalam menyusun materi pembelajaran tentang ilmu keperawtaan khususnya

asuhan keperawatan pada Antenatal Care.

3. Rumah Sakit & Perawatan

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan

khususnya bagi pasien Antenatal Care.

4. Pasien dan Keluarga

Agar pasien dan keluarga bisa mengetahui tentang Antenatal Care dan

manfaatnya pada ibu hamil untuk mengontrol kehamilan dan mencegah

faktor resiko yang bahaya bagi ibu dan janin.

6
7

Anda mungkin juga menyukai