DI SUSUN OLEH:
HESRIANI (50800119036)
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
taufiknya sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu tak lupa pula salam serta
salawat tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan hingga zaman yang penuh teknologi seperti sekarang ini.
Dan saya meminta saran dan kritik dari teman-teman karena kami sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna jadi kami sangat membutuhkan kritik
san saran agar dapat membuat yang lebih baik kedepannya.
Prnulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN……..……………………………………………….. 4
A. LATAR BELAKANG………………………………………………..... 4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………. 4
C. TUJUAN………………………………………………………………... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………. 5
A. KESIMPULAN…………………………………………………………. 8
B. SARAN………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. RUMUSAN MASALAH
Ibadah haji adalah ibadah fisik.Karenanya membutuhkan stamina
tubuh yang sehat dan prima.Untuk bisa menjalankan ibadah tersebut,
jamaah dianjurkan untuk istirahat sejenak, untuk memulihkan kembali
kesehatan fisik dan mental agar tetap terjaga.
Dalam buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umrah, karya Gus Arifin,
disebutkan bahwa Mabit berasal dari kata baata seperti dalam kalimat fii
makaani baata, yang artinya bermalam. Sedangkan kata al-mabit berarti
tempat menetap atau menginap di malam hari, bermalam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna mabit di musdalifah?
2. Apa jenis dan berapa jumlah batu yang di ambil?
3. Apa filosofi engambil di musdalifah?
C. TUJUAN
1. Agar dapat mengerti dan memahami makna dan filosofi mabit di
musdalifah?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Muzdalifah sebelum terbit fajar, jamaah haji harus membayar dam, kecuali
ada alasan syar’i, seperti sakit, maka tidak apa-apa.
Bagi jamaah haji yang mengambil nafar awal, jumlah batu yang
dibutuhkan untuk melempar jumrah yaitu 49 batu. Sementara bagi yang
mengikuti nafar tsani membutuhkan 70 batu.
6
Melawan pasukan syetan haruslah dengan kekuatan hati yang
penuh dengan iman dan tawakkal kepada Allah SWT serta do’a.
Rasulullah mengajarkan ketika melempar Jumrah satu dengan takbir
(AllahuAkbar) dan disini pula kita tahu mana dan arti do’a taawudz :
”aku berlindung kepada Allah dari (segala godaan) syetan yang terkutuk.”
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mabit di Muzdalifah dilakukan pada malam 10 Dzulhijjah selepas
wukuf di Arafah. Di bagian sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak
Masy’aril Haram, yaitu Jabal Quzzah.Sebagian Mufassir mengatakan,
Masy’aril Haram adalah Muzdalifah seluruhnya.
Bagi jamaah haji yang mengambil nafar awal, jumlah batu yang
dibutuhkan untuk melempar jumrah yaitu 49 batu. Sementara bagi yang
mengikuti nafar tsani membutuhkan 70 batu.
B. SARAN
Makalah ini di buat hanya untuk pembelajaran dan kami sadar bahwah
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami minta kritik dan
saran dari teman-teman agar dapat kami ambil pembelajaran agar
kedepannya bias lebih baik lagi.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://haji.okezone.com/read/2018/08/20/398/1939228/jamaah-haji-mabit-di-
muzdalifah-dan-tak-lagi-ambil-kerikil-ini-maknanya
https://www.labbaik.id/rincian-batu-yang-harus-disiapkan-untuk-lempar-jumroh
https://ririnariyantiblog.wordpress.com/2016/05/11/hikmah-mabit-di-muzdalifah-
dan-mina/