Anda di halaman 1dari 2

Covid-19 Dampak Kepada Sector Keuangan serta respon Pemerintah dan Regulator

Dampak Covid-19 Kepada Sektor Keuangan antara lain :

- perekonomian dunia akan mengalami kontraksi ekonomi yang sangat dalam di 2020. Pertumbuhan
ekonomi global di 2020 diproyeksi terkontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukkan masih
adanya risiko downside pada proyeksi

- Respons kebijakan moneter yang cukup besar : Bank Sentral telah mereda dan QE

- Bank Sentral Mencetak Uang Untuk Pulih

- BERBAGAI NEGARA MEMBERIKAN DUKUNGAN FISKAL YANG BESAR

- Beban Bunga Berusaha Dikendalikan Dalam APBN

- Indonesia Memerlukan Modal Luar Negeri Untuk pembiayaan CAD dan APBN

- Kepemilikan SBN : Asing Menurun, BI Meningkat

- Ketahanan Keuangan Negara Berkembang : Indonesia Relatif Cukup Baik

- pertumbuhan Ekonomi Kuartal 1/2020 Jatuh, Pengangguran di AS Meningkat Drastis

- Indonesia : PDB TW I/2020 : 2,97%. Manufaktur Hanya Tumbuh 2,06 % dan Perdagangan 1,6

- Beberapa Sub Sektor Manufaktur Turun Drastis. Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh
5,59 persen didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan untuk memenuhi
permintaan luar negri dan melonjaknya permintaan domestik akibat mewabahnya virus covid-19

- Konsumsi Rumah Tangga Hanya Tumbuh 2,84% dan Investasi (PMTB) 1,70 %

- KW I/2020 : Jawa Tumbuh 3,42%, Kalimantan 2,49 %, Bali & Nusa Tenggara Hanya Tumbuh 0, 94%.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan 1-2020 masih didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 59,14 persen.

- Volume Jalan Tol Jasamarga signifikan. Pendapatan jalan tol yang telah jatuh tempo; Pendapatan tol
akhir pekan turun signifikan (-56%) setelah pemberlakuan PSBB. Jalan tol anak perusahaan: lebih parah,
karena beberapa jalan tol (seperti Trans Jawa) biasanya ditopang oleh durasi pendek juga mengalami
penurunan.

- Penjualan Semen turun 11% di Jawa (April)

- keuangan global sudah mulai mereda, namun kewaspadaan masih harus terjaga di tengah pandemi
yang belum usai

- KETAHANAN SEKTOR INDUSTRI (BERBASIS IMPOR). Industri yang paling bertahan adalah industri
makanan sedangkan industri yang tertekan dalam ada di industri pakaian jadi dan sepatu. Sebagian
besar perusahaan masih mampu menjaga kinerja dimana 654 perusahaan hanya mengalami penurunan
sebesar 0-10%, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan di atas 50% hanya ada sebanyak 233
perusahaan.

- SURVEI DJBC: DAMPAK COVID-19 TERHADAP EKSPOR

Dampak COVID 19 Terhadap Ekspor

Penurunan Eksportasi sebesar 65%, Eksportasi Tetap sebesar 31%, dan Kenaikan Eksportasi sebesar 4%

40% Rata-Rata Penurunan Ekspor Ke Seluruh Negara Tujuan Ekspor

Industri yang paling bertahan adalah industri makanan dan minuman, sedangkan industri yang tertekan
paling dalam ada di industri tekstil dan pakaian Jadi.

Dampak covid lebih besar terhadap Ekspor daripada impor.

Sebagian besar perusahaan masih mampu menjaga kinerja Ekspor (547 perusahaan namun lebih kecil
impor 654 perusahaan)

perusahaan yang mengalami penurunan prod diatas 50% sebanyak 365 perusahaan, lebih banyak
dibandingkan impor, 233 perusahaan

Respon Pemerintah dan Regulator :

Bauran kebijakan dioptimalisasi untuk menangani pandemi COVID-19 serta menjaga kesinambungan
perekonomian

KEBIJAKAN FISKAL

- refocusing & realokasi anggaran

Program Dukungan Ekonomi Nasional untuk melindungi sektor riil dan sektor keuangan akibat tekanan
pandemi

PROGRAM DUKUNGAN EKONOMI NASIONAL

Program tersebut bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan


ekonomi para pelaku usaha dari sektor ril dan sektor keuangan dalam menjalankan usaha

Beberapa prinsip pelaksanaan program

- untuk menbantu pelaku usaha dengan track record yarg baik anpelau usaha yang bermanalah Vem
gan t terdampa, aa terdampah setr stateg dante penera pemuihen eherem E Mencegah merel haand 4
Re bee den sharing

Anda mungkin juga menyukai