- perekonomian dunia akan mengalami kontraksi ekonomi yang sangat dalam di 2020. Pertumbuhan
ekonomi global di 2020 diproyeksi terkontraksi. Tingkat ketidakpastian yang tinggi menunjukkan masih
adanya risiko downside pada proyeksi
- Respons kebijakan moneter yang cukup besar : Bank Sentral telah mereda dan QE
- Indonesia Memerlukan Modal Luar Negeri Untuk pembiayaan CAD dan APBN
- Indonesia : PDB TW I/2020 : 2,97%. Manufaktur Hanya Tumbuh 2,06 % dan Perdagangan 1,6
- Beberapa Sub Sektor Manufaktur Turun Drastis. Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh
5,59 persen didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan untuk memenuhi
permintaan luar negri dan melonjaknya permintaan domestik akibat mewabahnya virus covid-19
- Konsumsi Rumah Tangga Hanya Tumbuh 2,84% dan Investasi (PMTB) 1,70 %
- KW I/2020 : Jawa Tumbuh 3,42%, Kalimantan 2,49 %, Bali & Nusa Tenggara Hanya Tumbuh 0, 94%.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan 1-2020 masih didominasi oleh kelompok
provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 59,14 persen.
- Volume Jalan Tol Jasamarga signifikan. Pendapatan jalan tol yang telah jatuh tempo; Pendapatan tol
akhir pekan turun signifikan (-56%) setelah pemberlakuan PSBB. Jalan tol anak perusahaan: lebih parah,
karena beberapa jalan tol (seperti Trans Jawa) biasanya ditopang oleh durasi pendek juga mengalami
penurunan.
- keuangan global sudah mulai mereda, namun kewaspadaan masih harus terjaga di tengah pandemi
yang belum usai
- KETAHANAN SEKTOR INDUSTRI (BERBASIS IMPOR). Industri yang paling bertahan adalah industri
makanan sedangkan industri yang tertekan dalam ada di industri pakaian jadi dan sepatu. Sebagian
besar perusahaan masih mampu menjaga kinerja dimana 654 perusahaan hanya mengalami penurunan
sebesar 0-10%, sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan di atas 50% hanya ada sebanyak 233
perusahaan.
Penurunan Eksportasi sebesar 65%, Eksportasi Tetap sebesar 31%, dan Kenaikan Eksportasi sebesar 4%
Industri yang paling bertahan adalah industri makanan dan minuman, sedangkan industri yang tertekan
paling dalam ada di industri tekstil dan pakaian Jadi.
Sebagian besar perusahaan masih mampu menjaga kinerja Ekspor (547 perusahaan namun lebih kecil
impor 654 perusahaan)
perusahaan yang mengalami penurunan prod diatas 50% sebanyak 365 perusahaan, lebih banyak
dibandingkan impor, 233 perusahaan
Bauran kebijakan dioptimalisasi untuk menangani pandemi COVID-19 serta menjaga kesinambungan
perekonomian
KEBIJAKAN FISKAL
Program Dukungan Ekonomi Nasional untuk melindungi sektor riil dan sektor keuangan akibat tekanan
pandemi
- untuk menbantu pelaku usaha dengan track record yarg baik anpelau usaha yang bermanalah Vem
gan t terdampa, aa terdampah setr stateg dante penera pemuihen eherem E Mencegah merel haand 4
Re bee den sharing